04.03.2013 Views

Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc. Ph.D - Universitas Sumatera Utara

Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc. Ph.D - Universitas Sumatera Utara

Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc. Ph.D - Universitas Sumatera Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EVALUASI LAHAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN DANAU TOBA SEBAGAI<br />

DASAR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN<br />

BERKELANJUTAN<br />

Pidato Pengukuhan<br />

Jabatan Guru Besar Tetap<br />

dalam Bidang Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas Pertanian,<br />

diucapkan di hadapan Rapat Terbuka <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> Terbuka<br />

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 26 Mei 2005<br />

OLEH:<br />

ZULKIFLI NASUTION<br />

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA<br />

MEDAN<br />

2005


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Yang terhormat,<br />

Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,<br />

Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>,<br />

Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>,<br />

Bapak Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>.<br />

Bapak Rektor <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>,<br />

Bapak/Ibu para Pembantu Rektor <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>, para Dekan,<br />

Ketua Lembaga dan unit kerja, para Dosen dan Karyawan di lingkungan <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>,<br />

Bapak dan Ibu para undangan, keluarga, teman sejawat, mahasiswa dan hadirin yang<br />

saya muliakan.<br />

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />

Tiada cukup perbendaharaan kata, untuk mengucapkan rasa syukur ke hadirat<br />

ALLAH Swt atas nikmat dan karunianya yang dilimpahkan kepada kami,<br />

hingga pada hari ini Insya Allah dapat menyampaikan pidato ilmiah sebagai<br />

Guru Besar Tetap Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas<br />

Pertanian <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>.<br />

Atas izin dan ridhonya perkenanlah saya dihadapan Bapak/Ibu dan hadirin<br />

sekalian membacakan pidato ilmiah yang berjudul<br />

EVALUASI LAHAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN DANAU TOBA<br />

SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN<br />

UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN<br />

1. Pendahuluan<br />

Danau Toba dengan luas permukaan 800 kilometer persegi merupakan danau<br />

terluas di Asia. Dengan cepatnya pembukaan lahan untuk pertanian dan hutan<br />

tanaman industri, berpotensi untuk terjadinya konflik penggunaan lahan. Oleh<br />

sebab itu diperlukan evaluasi lahan agar pengembangan lahan dan<br />

manajemen hutan dapat berjalan dengan baik.<br />

Pengembangan lahan merupakan proses penting dalam perubahan suatu<br />

penggunaan lahan ke penggunaan lainnya. Batasan pengembangan lahan<br />

sangat luas karena termasuk di dalamnya beberapa kegiatan seperti konversi<br />

lahan hutan menjadi lahan pertanian intensif dan pemukiman. Dewberry<br />

(1996) menyatakan bahwa desain pengembangan lahan merupakan proses<br />

1


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

sistematik dari pengumpulan data, studi, ekstrapolasi data dan analisis agar<br />

didapatkan hasil yang lebih baik.<br />

Evaluasi lahan merupakan suatu proses analisis untuk mengetahui potensi<br />

lahan untuk penggunaan tertentu yang berguna untuk membantu<br />

perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan. Evaluasi lahan meliputi<br />

interpretasi data fisik kimia tanah, potensi penggunaan lahan sekarang dan<br />

sebelumnya (Jones et al., 1990), yang bertujuan untuk memecahkan masalah<br />

jangka panjang terhadap penurunan kualitas lahan yang disebabkan oleh<br />

pengunaannya saat ini, memperhitungkan dampak penggunaan lahan,<br />

merumuskan alternatif penggunaan lahan dan mendapatkan cara pengelolaan<br />

yang lebih baik (Sys, 1985; Rossiter, 1994).<br />

Leuschner (1984) menyatakan bahwa pengelolaan lahan dan hutan<br />

merupakan hasil integral dari seluruh komponen lingkungan baik fisik, kimia,<br />

biologi sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kepututusan perencanaan<br />

penggunaan lahan dengan mempertimbangkan kerusakan lingkungan dan<br />

konservasi lahan.<br />

Konservasi lahan tidaklah bermaksud untuk tidak menggunakan lahan tetapi<br />

memanfaatkan lahan sebaik mungkin sehingga resiko terhadap kerusakan<br />

lahan seminimal mungkin (Margules and Pressey, 2000). Penggunaan lahan<br />

tanpa memperhatikan faktor kerusakan lingkungan akan menyebabkan<br />

kehilangan hutan, pertukaran iklim, erosi tanah dan banjir (Pearce, 2000).<br />

Saat ini pembangunan berkelanjutan sudah menjadi konsep dasar untuk<br />

pengelolaan lahan baik lahan pertanian, kehutanan dan pemukiman agar<br />

diperoleh kualitas hidup yang lebih baik (TAG, 1988), walaupun metoda<br />

tentang pembangunan berkelanjutan tersebut belum sepenuhnya difahami<br />

(Fresco et al., 1994).<br />

Menurut Tzschupke (1998), kata berkelanjutan (Sustainability) pertama sekali<br />

ditulis oleh seorang Jerman Hanns von Carlowiz dalam “Sylvicultura<br />

oeconomica” pada tahun 1713 yang beberapa dekade kemudian menjadi<br />

dasar manajemen sumberdaya alam. Sekarang ini pengertian berkelanjutan<br />

mengikuti batasan yang dibuat oleh Bruntland Commission dalam laporannya<br />

kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Pembangunan yang<br />

memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang<br />

akan datang.<br />

2


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

2. Perencanaan Penggunaan Lahan dan Evaluasi Lahan<br />

Konsep lahan haruslah tidak disamakan dengan tanah. Dalam pengertian<br />

lahan sudah termasuk tanah dengan segala sifat-sifatnya serta keadaan<br />

lingkungan sekitarnya. Jika sifat-sifat tersebut sama dalam segala aspek<br />

dikatakan unit lahan (Drissen and Koninj, 1992). Unit lahan ini biasanya di<br />

petakan dengan karakteristik yang spesifik dan merupakan dasar untuk<br />

mengevaluasi lahan (FAO, 1976; 1983).<br />

Tujuan utama mendefenisikan unit lahan adalah agar diperoleh hasil maksimal<br />

dalam penilaian kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu dan<br />

mendapatkan cara yang tepat dalam pengelolaannya (FAO, 1983). Untuk<br />

mendeskripsikan unit lahan haruslah merujuk kepada karakteristik lahan<br />

seperti kemiringan lahan, ketersediaan air dan sifat-sifat fisik dan kimia tanah<br />

(<strong>Nasution</strong>, 1989).<br />

Menurut FAO (1985) perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian<br />

yang sistematik terhadap lahan untuk mendapatkan alternatif penggunaan<br />

lahan dan memperoleh opsi yang terbaik dalam memanfaatkan lahan agar<br />

terpenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga agar lahan tetap dapat<br />

digunakan pada masa yang akan datang. Sedangkan evaluasi lahan<br />

merupakan penilaian terhadap lahan untuk penggunaan tertentu.<br />

2.1. Konsep Dasar dan Perkembangan Evaluasi Lahan<br />

Dent and Young (1987) menyatakan bahwa evaluasi lahan suatu proses untuk<br />

memprakirakan potensi lahan untuk penggunaan tertentu termasuk<br />

didalamnya penggunaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, daerah<br />

turis, pemukiman dan daerah konservasi. Dengan demikian dalam<br />

mengevaluasi lahan diperlukan banyak ahli dalam bidangnya masing-masing,<br />

sebagai contoh dalam evaluasi lahan untuk pertanian memerlukan ahli dalam<br />

bidang tanah, agronomi, hidrologi, biologi dan ekologi yang dibentuk menjadi<br />

satu tim yang akan mengambil keputusan dalam menentukan kesesuaian<br />

lahan (<strong>Nasution</strong>, 2003). Hasil dari evaluasi lahan merupakan dasar bagi<br />

pengambil keputusan untuk menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan<br />

(management) yang dperlukan.<br />

Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan<br />

menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan<br />

merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau<br />

diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air,<br />

sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks,<br />

seperti kesesuaian kelembaban tanah, ketahanan terhadap erosi dan bahaya<br />

banjir (FAO, 1977).<br />

3


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

Beberapa sistem evaluasi lahan (Klingebiel and Montgomery, 1976; Chan et<br />

al., 1975) menyarankan klasifikasi berdasarkan jumlah dan tingkat keragaman<br />

dan faktor penghambat produksi. The FAO Framework for Land Evaluation<br />

tidak dimaksudkan untuk mengevaluasi lahan secara parametrik (Purnell,<br />

1977). Hal ini disebabkan oleh kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan<br />

terhadap kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi, tetapi bukan berarti<br />

FAO Framework tidak dapat digunakan untuk pendekatan parametriks hanya<br />

perlu pengembangan pada parameter yang akan digunakan.<br />

Keunggulan sistem parametriks ini tidak saja menghitung klas kesesuaian<br />

lahan berdasarkan sifat-sifat tanah saja akan tetapi memperhitungkan seluruh<br />

faktor iklim dan memetakannya dalam satu peta kesesuaian lahan.<br />

Dalam penilaian parametriks, data iklim dibagi menjadi empat kelompok yaitu<br />

karakteristik iklim yang berhubungan dengan 1) curah hujan, 2) Suhu, 3)<br />

Kelembaban udara dan 4) Sinar mata hari. Untuk menghitung indeks iklim<br />

digunakan persamaan:<br />

CI<br />

4<br />

k<br />

Π<br />

i= 1 = k−1<br />

Ri<br />

( 100)<br />

dengan: CI = indeks iklim<br />

Ri = rating ke dari karakteristik iklim<br />

k = jumlah karakteristik iklim<br />

Π = simbol matematika untuk perkalian.<br />

Indeks yang diperoleh dikonversikan ke dalam seluruh rating iklim dengan<br />

persamaan empiris (<strong>Nasution</strong>, 2003): CR = 13,999 + 0,897 CI r = 0,99. Nilai<br />

inilah yang digunakan untuk evaluasi lahan dengan menggabungkannya<br />

dengan indeks lahan.<br />

Metoda yang digunakan untuk mengevaluasi lahan untuk penggunaan tertentu<br />

telah mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan<br />

keilmuan dan analisis terhadap hasil dari evaluasi itu sendiri.<br />

Sejak tahun 1930-an Storie telah membuat penilaian terhadap lahan untuk<br />

pengembangan pertanian (Storie, 1954). Konsep dasar dari penilaian ini<br />

didasarkan pada perkalian karakteristik lahan yang mempengaruhi<br />

pertumbuhan tanaman yang dihitung dalam persen. Penilaian ini dinamakan<br />

SIR (Storie Index Rating) dengan persamaan<br />

SIR = A x B x C<br />

A = Karakteristik profil tanah


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

B = tekstur permukaan tanah<br />

C = faktor-faktor yang mempengaruhi (seperti drainase, kemiringan<br />

lahan dan kemasaman tanah<br />

Ablaiter (1937) telah mengemukakan suatu alternatif untuk mengevaluasi<br />

lahan secara parametriks. Beliau mengelompokkan tanah menjadi 10<br />

kelompok berdasarkan indeks tanaman. Standar penilaian diberikan nilai 100<br />

untuk lahan-lahan yang sangat produktif untuk hasil tanaman tertentu.<br />

Kemudian lahan yang dinilai didasarkan atas hasilnya dalam persen terhadap<br />

standar hasil yang mungkin diperoleh secara maksimal.<br />

Selanjutnya Fitzpatrick (1937) menilai tanah untuk tanaman tertentu menurut<br />

hasil (produksi). Produksi rata-rata tahunan tertinggi diberi nilai 100 dan yang<br />

gagal panen dinilai 0, dari sini persamaan linier sederhana digunakan untuk<br />

mengkonversi nilai lahan yang dievalusi.<br />

Pada tahun 1948, Storie mengemukakan suatu “Rating Chart” berdasarkan<br />

penilainan terhadap tanah kemudian ternyata sangat penting untuk menilai<br />

pertumbuhan kayu (timber). Sebagai tambahan penilaian ini juga telah<br />

memperhitungkan faktor iklim (Storie and Wieslander, 1948). Selanjutnya<br />

Storie and Harradine (1950) menilai tanah untuk produksi hutan kayu<br />

berdasarkan produksi kayu, sedangkan untuk jenis kayu yang belum diketahui<br />

(belum ada data) berapa produksi maksimal yang dapat diperoleh evaluasinya<br />

didasarkan atas penilaian terhadap karakteristik tanah dan iklim dan dinilai<br />

menurut Indeks Storie.<br />

Mitchell (1950) pertama sekali mengemukakan suatu tabulasi cara penilaian<br />

produksi tanah pada suatu areal. Penilaian ini harus merujuk kepada salah<br />

satu tanaman utama yang ditanam pada areal tersebut. Clarke (1950)<br />

mengembangkan Indeks Produksi berdasarkan atas formula perkalian yang<br />

sederhana dari data percobaan di lapangan. Formula ini dikembangkan atas<br />

dasar asumsi ciri sifat fisik tanah yang sangat mempengaruhi produktifitas<br />

yaitu: tekstur, ke dalam tanah dan kondisi drainase. Sedangkan Blagovidove<br />

(1960) menghasilkan tabel evalusi produksi dimana penilaian berdasarkan<br />

penjumlahan dari nilai sifat tanah.<br />

Storie (1964) mengklasifikasikan lahan menurut kesesuaiannya untuk<br />

pertanian beririgasi ke dalam 6 tingkatan (I s/d VI) dengan menggunakan<br />

Storie Rating Index dengan menghitung 10 (sepuluh) karakteristik tanah yang<br />

terpenting yaitu: kedalaman tanah, permeabilitas profil tanah, tekstur,<br />

kemiringan, drainase, kegaraman atau alkalinitas, pH, kondisi erosi, nutrisi<br />

tanah dan relif mikro.<br />

Riquier et al. (1970) mengusulkan suatu indeks untuk produktifitas tanah<br />

dengan hanya mempertimbangkan 9 karakteristik tanah yaitu kedalaman<br />

efektif tanah, tekstur dan struktur tanah, kejenuhan basa, kelarutan garam-<br />

5


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

garam, kandungan bahan organik, kapasitas tukar kation mineral liat,<br />

cadangan mineral, drainase dan kelembaban tanah.<br />

Riquier (1974) menekankan bahwa metoda parametriks terdiri dari tiga<br />

komponen yaitu: 1) Evaluasi secara terpisah terhadap ciri-ciri tanah sesuai<br />

dengan kepentingannya, 2) Mengkombinasikan secara numerik sesuai kaedah<br />

matematika, dengan tidak melupakan hubungan antar faktor dan 3) Indeks<br />

akhir digunakan untuk membuat tingkatan (rank) lahan untuk tujuan<br />

penggunaannya. Sedangkan Allgood and Gray (1978) telah menggunakan dua<br />

metoda untuk menentukan Indeks Produksi Tanaman yaitu: 1) Model sifat<br />

tanah, yang didasarkan atas tanggap tanaman terhadap sifat dan ciri tanah<br />

dan 2) Model klasifikasi tanah, yang didasarkan atas diagnosa terhadap<br />

karakteristik tanah, klasifikasi tanah dan dapat digunakan untuk<br />

memprakirakan indek produksi. Kedua model ini telah menggunakan model<br />

“multiple regression” untuk memprakirakan hasil atau produksi tanaman.<br />

Dalam sistem parametriks, kriteria diagnosa dinilai secara numerik dan<br />

klasifikasi kesesuaian lahan didapatkan dengan perhitungan matematika<br />

(Require and <strong>Sc</strong>hwarz, 1972). Bertentangan dengan pendapat Purnell,<br />

pendekatan parametriks telah sukses digunakan untuk mengevaluasi lahan<br />

untuk pertanian secara umum (Requer et al., 1970) termasuk<br />

pengembangannya di daerah arid dan semi arid (Sys and Verheye, 1972) dan<br />

telah dicobakan untuk daerah tropika (Sys nad Fankart, 1972; Sys, 1978,<br />

<strong>Nasution</strong>, 1989; <strong>Nasution</strong> 2003).<br />

2.2. Prinsip-prinsip Evaluasi Lahan<br />

Dasar prinsip dari kerangka kerja evalusi lahan adalah : 1) Kesesuaian lahan<br />

dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan penggunaan lahan yang<br />

direncanakan, 2) Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara<br />

keuntungan yang akan diperoleh dan masukan yang diberikan terhadap lahan,<br />

3) Pendekatan multi disiplin 4) Evalusi dilaksanakan dengan pertimbangan<br />

berbagai faktor fisik, kimia tanah, ekonomi dan sosial, 5) Kesesuaian telah<br />

memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan dan 6) Evaluasi meliputi<br />

berbagai pilihan penggunaan lahan.<br />

2.3. Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan<br />

Klasifikasi terdiri dari 4 katagori (FAO, 1976): 1) Ordo kesesuian lahan,<br />

menunjukkan kesesuaian lahan yang dinilai, 2) Klas kesesuaian lahan,<br />

menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo, 3) Sub klas kesesuaian<br />

menunjukkan faktor pembatas yang ada pada lahan tersebut dan merupakan<br />

faktor yang harus dikelola dan 4) Unit kesesuaian lahan, menunjukkan<br />

perbedaan-perbedaan kecil dalam sub klas terutama berdasakan manajemen<br />

yang diperlukan.<br />

6


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Ordo kesesuaian tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu Sesuai (S) dan<br />

Tidak sesuai (N). Walaupun tidak ada pembatasan terhadap jumlah klas dalam<br />

satu ordo, telah direkomendasikan hanya menggunakan tiga klas untuk “S”<br />

dan dua klas untuk “N” (FAO, 1976; Mc Rae and Burnham, 1981; Drissen and<br />

Koninj, 1992). Struktur klasifikasi ini seperti tertera pada Tabel 1.<br />

Table 1: Struktur klas kesesuain lahan (Drissen and Koninj, 1992)<br />

Ordo C A T E G O R I<br />

Klas Sub klas Unit<br />

S1 S2m S2e-1<br />

S2e S2e-2<br />

S (Sesuai) S2 S2me etc<br />

S3<br />

N1<br />

Etc<br />

N1m<br />

N (Tidak sesuai) N1e<br />

N2 dll<br />

Ordo S (Sesuai): satuan lahan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat faktor<br />

pembatas baik ringan maupun sedang dalam pemanfaatan lahan. Nilai Indeks<br />

lahan biasanya > 25. Terdapat tiga klas untuk ordo ini yaitu S1 (Sangat<br />

sesuai): adalah satuan lahan dengan tanpa, atau hanya tiga sampai empat<br />

faktor pembatas ”ringan”, Indeks lahan biasanya > 75. S2 (Kesesuaian<br />

sedang): satuan lahan dengan lebih dari empat faktor pembatas ”ringan”; dan<br />

atau lebih dari saru sampai tiga faktor pembatas ”sedang”; Nilai Indeks lahan<br />

antara 50 dan 75. S3 (Kesesuaian marginal): Satuan lahan dengan lebih dari<br />

dua sampai tiga faktor pembatas ”sedang” dan/atau tidak terdapat faktor<br />

pembatas ”berat” sehingga lahan masih dapat digunakan.Nilai Indeks lahan<br />

antara 25 dan 50.<br />

Ordo N (tidak sesuai): satuan lahan dengan beberapa faktor pembatas ”berat”<br />

dan/atau mempunyai satu faktor pembatas ”sangat berat” sehingga lahan<br />

tidak dapat dimanfaatkan. Nilai Indeks lahan < 25. Satuan lahan ini<br />

mempunyai dua Klas yaitu N1: satuan lahan yang masih dapat digunakan<br />

7


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

setelah perbaikan (diberikan beberapa Input) dan N2: satuan lahan yang tidak<br />

dapat dimanfaatkan lagi walaupun telah dilakukan perbaikan.<br />

Tabel 2 menunjukkan Ordo, Sub Ordo dan Klas kesesuaian lahan berdasarkan<br />

jumah dan tingkat faktor pembatas.<br />

8<br />

Tabel 2: Ordo, Sub Ordo dan Klas Kesesuaian Lahan, Nilai Indeks,<br />

Berdasarkan Jumah dan Tingkat Faktor Pembatas.<br />

Ordo<br />

S<br />

N<br />

Klas<br />

+: beragam<br />

*: tidak dapat diperbaiki<br />

Tingkat pembatas<br />

0 1 2 3 4<br />

Nilai<br />

S1 + 3-4 0 0 0 ≥ 75<br />

S2 + >4 1-3 0 0 50 - 1 0<br />

N2 + + + >1* ≥ 1*<br />

2.4. Perhitungan Indeks Lahan (Land Index)<br />

< 25<br />

Untuk evaluasi karakteristik lahan pada pendekatan parametrik, perhitungan<br />

indeks lahan dari maksimum (100) ke minimum (0). Indeks lahan ini dihitung<br />

dari setiap parameter kualitas/karakteristik lahan yang menjadi parameter<br />

evaluasi. Idealnya penilaian harus menunjukkan keadaan optimal dalam<br />

persen. Hubungan antara faktor pembatas dan nilai lahan seperti tertera pada<br />

Tabel 3.<br />

Simbol<br />

Tabel 3. Tingkat Faktor Pembatas dan Nilai Lahan<br />

Intensitas pembatas Nilai<br />

0<br />

Tidak ada<br />

95 – 100<br />

1<br />

Sedikit<br />

85 – 95<br />

2<br />

Sedang<br />

60 – 85<br />

3<br />

Banyak<br />

40 – 60<br />

4<br />

Sangat banyak<br />

40 – 0<br />

- mungkin untuk diperbaiki<br />

40 – 20<br />

- tidak mungkin untuk diperbaiki<br />

20 – 0


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Nilai ini diinterpolasi dari suatu skala yang dibuat dari tabel kebutuhan<br />

tanaman atau suatu hal yang akan dievaluasi. Interpolasi linier sederhana<br />

digunakan untuk menghitung nilai karakteristik/kualitas lahan berdasarkan<br />

Tabel kebutuhan tersebut.<br />

Indeks lahan dihitung dari setiap parameter. Nilai iklim yang telah dihitung<br />

sebelumnya dimasukkan ke dalam sistem perhitungan. Indeks lahan dihitung<br />

sesuai persamaan (<strong>Nasution</strong>, 1989):<br />

LI = R min<br />

n−1<br />

Π*<br />

0,<br />

01*<br />

Ri<br />

i−1<br />

dengan:<br />

LI = Indeks lahan.<br />

Rmin = Nilai minimal karakteristik lahan (termasuk nilai iklim secara<br />

keseluruhan).<br />

Ri = rating ke i selain rating minimal<br />

Π = simbol matematik untuk perkalian.<br />

Perkalian 0,01 untuk menjadikan keseluruhan nilai dalam persen.<br />

Evaluasi lahan dengan pendekatan parametrik dilaksanakan dengan asumsiasumsi<br />

sebagai berikut: 1) Jumlah karakteristik/kualitas lahan harus dibuat<br />

seminimum mungkin untuk menghindari pengulangan dari karakteristik yang<br />

ada kaitannya, sehingga menurunkan nilai indeks lahan. 2) Karakteristik/<br />

kualitas lahan yang penting dinilai dalam rentang yang luas (misalnya 100<br />

sampai 20), yang kurang penting lebih sempit (misalnya 100 sampai 60).<br />

3) Nilai 100 dipakai untuk karakteristik yang terbaik. 4) Harus<br />

dipertimbangkan nilai horizon tanah dengan memberi nilai lebih besar<br />

terhadap horizon yang dekat ke permukaan.<br />

Kedalaman tanah harus dipertimbangkan sesuai dengan kedalaman perakaran<br />

yang normal. Untuk Pinus merkusii dan Eucalyptus misalnya 4 bagian ke<br />

dalam tanah untuk setiap 20 cm dengan koreksi indeks 1,75 – 1,25 – 0,75 –<br />

0,25. Untuk padi, jagung dan bawang merah koreksi terhadap kedalaman<br />

tanah memakai indeks 1,2 dan 0,8. Gambar 1 menunjukkan Bagan alir dari<br />

metodologi evaluasi lahan.<br />

9


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

10<br />

Data survei tanah<br />

Karakteristik/Kuali<br />

tas lahan<br />

Kebutuhan tanaman<br />

(tanah dan lanskap)<br />

Nilai<br />

Indeks lahan<br />

Gambar 1. Diagram Alir Metoda Evaluasi Lahan<br />

2.5. Klas Kesesuaian Lahan<br />

Klas kesesuaian lahan diklasifikasikan berdasarkan indeks lahan dengan<br />

mempertimbangkan produksi yang umum didapatkan pada jenis tanah yang<br />

sama. Hasil optimal merupakan produksi yang diperoleh pada lahan yang baik<br />

dengan manajemen yang memadai seperti pusat-pusat penelitian. Untuk padi<br />

misalnya produksi optimum pada 7 ton/ha, sedangkan marginal produksi<br />

diperoleh dari nilai produksi yang biaya produksinya sama dengan hasil yang<br />

diperoleh atau hanya untung sedikit saja.<br />

3. Kesesuaian Iklim dan Lahan untuk Beberapa Tanaman Utama di<br />

Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba<br />

Klas kesesuaian lahan<br />

Iklim<br />

Agro-Kilmatik<br />

Indeks iklim<br />

Nilai seluruh faktor iklim<br />

Tingkat pembatas<br />

Tanaman yang dihitung kesesuaiannya di daerah tangkapan hujan Danau<br />

Toba terdiri dari tanaman padi dan jagung untuk pewakil tanaman pangan,<br />

bawang merah untuk tanaman hortikultura, pinus dan eukaliptus untuk


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

tanaman kehutanan. Pemilihan pewakil ini didasarkan kepada tanaman utama<br />

dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di daerah tersebut.<br />

3.1. Daerah Iklim dan Kesesuaian Iklim<br />

Daerah tangkapan hujan Danau Toba jika dihitung berdasarkan metoda<br />

Thiessen, dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2. Pembagian ini<br />

berdasarkan atas curah hujan.<br />

Tabel 4. Rerata Curah Hujan dan Luas Daerah Hujan Daerah<br />

Tangkapan Hujan Danau Toba Berdasarkan Metoda Thiessen<br />

No Stasiun<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

Siborong-Borong<br />

Dolok Sanggul<br />

Balige<br />

Porsea<br />

Pangururan<br />

Mogang<br />

Ambarita<br />

Parapat<br />

Sidamanik<br />

Aek Nauli<br />

Situnggaling<br />

Rerata curah<br />

hujan<br />

(mm/tahun)<br />

2,795.04<br />

1,807.20<br />

934.44<br />

1,114.56<br />

1,368<br />

1,658.64<br />

1,592<br />

1,928.64<br />

2,347.2<br />

2,341.2<br />

1,908<br />

Intensitas<br />

hujan<br />

(mm/hari)<br />

22.6<br />

14.5<br />

10.2<br />

12.9<br />

14.0<br />

13.5<br />

14.2<br />

15.4<br />

14.4<br />

15.7<br />

13.9<br />

Hari<br />

hujan<br />

124<br />

125<br />

92<br />

85<br />

96<br />

123<br />

112<br />

125<br />

163<br />

149<br />

137<br />

Luas daerah<br />

hujan (Ha)<br />

7,691<br />

24.785<br />

27.064<br />

41.806<br />

42.571<br />

45.137<br />

20,327<br />

22,632<br />

5,089<br />

2,728<br />

19,764<br />

Total 259,594<br />

Dari Tabel 1, terlihat luas Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba yang hanya<br />

259,594 Ha dibagi menjadi 11 (sebelas) daerah hujan, yang berarti harus<br />

dilakukan 11 macam pengelolaan air untuk produksi tanaman. Tabel 5<br />

menunjukkan kesesuaian iklim untuk pertumbuhan padi, jagung, bawang<br />

merah, pinus dan eukaliptus<br />

11


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

12<br />

Gambar 2: Daerah Curah Hujan Berdasarkan Metoda Thiessen


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Tabel 5: Kesesuaian Iklim untuk Pertumbuhan Padi, Jagung, Bawang<br />

Merah, Pinus dan Eukaliptus<br />

Lokasi<br />

Siborong-<br />

Borong<br />

Padi*<br />

Mt 1 Mt2<br />

Kesesuaian iklim untuk tanaman terpilih<br />

Jagung<br />

Bawang Merah<br />

Pinus<br />

Eukaliptus<br />

S3 S3 S1 N1 S1 S1<br />

Dolok Sanggul S3 S3 S2 S1 S2 S1<br />

Balige S3 S3 N1 S1 S3 S3<br />

Porsea S3 S3 N1 S1 S3 S3<br />

Pangururan S3 S3 N1 S1 S2 S1<br />

Mogang S3 S3 S3 N1 S2 S1<br />

Ambarita S3 S3 S3 S1 S2 S1<br />

Parapat S3 S3 S3 S1 S2 S1<br />

Sidamanik S3 S3 S3 S1 S1 S1<br />

Aek Nauli S3 S3 N1 S1 S3 S2<br />

Situnggaling S3 S3 S3 N1 S2 S1<br />

Mt1: Musim tanam pertama<br />

Mt2: Musim tanam kedua<br />

* Hanya untuk padi sawah, teras, dan irigasi, tidak disarankan untuk padi<br />

ladang tadah hujan.<br />

Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa iklim di Daerah Tangkap Air<br />

(DTA) Danau Toba hanya marginal untuk pertanaman padi. Jagung baik<br />

dikembangkan di Siborong-borong dan Dolok Sanggul, sedangkan untuk<br />

bawang merah baik dikembangkan di Pangururan, Ambarita dan Parapat,<br />

sedangkan untuk pinus dan eukaliptus dapat dikembangkan di seluruh areal<br />

DTA Danau Toba.<br />

3.2. Tanah, Kesesuaian Lahan dan Pengelolaan yang diperlukan.<br />

Taksonomi tanah di daerah DTA Danau Toba terdiri dari dari 14 (empat belas)<br />

Great Group yang terletak pada 33 satuan lahan seperti tertera pada Gambar<br />

3 dan Tabel 6.<br />

13


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

14<br />

Gambar 3. Satuan Lahan dan Jenis Tanah di Daerah Tangkapan Air Danau Toba


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Tabel 6. Great Group tanah dan luasannya di DTA Danau Toba<br />

No Great Group Tanah<br />

Luas<br />

Ha %<br />

1 Fluvaquents 8.973,41 3<br />

2 Tropopsamments 2.030,85


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

16<br />

Tabel 7. Ringkasan kesesuaian lahan untuk Padi, Jagung, Bawang merah, Pinus dan Eukaliptus di Daerah Tangkapan Air Danau Toba


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Tabel 7, Lanjutan<br />

17


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

18<br />

Table 8. Pengelolaan lahan yang diperlukan untuk Padi, Jagung, Bawang merah, Pinus and Eukaliptus


Table 8. Lanjutan<br />

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Catatan: Non = Tidak diperlukan pengelolaan lahan<br />

ND = Tidak direkomendasikan untuk dikembangkan<br />

19


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

UCAPAN TERIMA KASIH<br />

Jabatan Guru Besar Tetap pada <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> adalah suatu<br />

kehormatan yang tinggi, yang diperoleh melalui suatu persyaratan yang ketat<br />

dan jalan yang panjang. Sepanjang perjalanan itu kami telah bertemu dengan<br />

banyak orang yang telah memberikan bekal dan semangat bagi kami, bahkan<br />

pada saat-saat yang sangat sekalipun. Untuk itu sewajarnyalah apabila pada<br />

kesempatan ini kami sekeluarga mengungkapkan rasa syukur dan terima<br />

kasih kepada mereka.<br />

Pertama-tama pekenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak<br />

Rektor USU beserta jajarannya atas kepercayaan dan kehormatan<br />

mengusulkan saya memangku jabatan Guru Besar dan memberi kepercayaan<br />

kepada saya untuk memangku jabatan sebagai Dekan Fakultas Pertanian USU.<br />

Ucapan terima kasih selanjutnya secara khusus dan tulus saya sampaikan<br />

kepada Bapak <strong>Prof</strong>. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) yang saya kenal jauh<br />

hari sebelumnya, (pada saat saya tidak terpikir pun untuk mampu menjadi<br />

Sarjana), atas bantuan dan dorongan yang tiada henti-hentinya kepada saya<br />

untuk sampai ke jenjang jabatan Guru Besar yang terhormat ini.<br />

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh anggota Dewan Guru<br />

Besar dan Anggota Senat Akademik USU yang telah berkenan memberikan<br />

kepercayaan dan kehormatan kepada saya sebagai Guru Besar Tetap dalam<br />

Ilmu Suvei Tanah dan Evaluasi Lahan. Pada Fakultas Pertanian USU. Khusus<br />

kepada Bapak <strong>Prof</strong>. Dr. Fanani Lubis Sp.D, <strong>Prof</strong>. Dr. Hemat Brahmana dan<br />

<strong>Prof</strong>. Dr. Sorimuda Sarumpaet <strong>Prof</strong>. Dr. <strong>Ir</strong>. JA. Napitupulu, M<strong>Sc</strong> <strong>Prof</strong>. Dr. Alfi<br />

Syahrin, SH. MS, Abanganda Hasnil Basri Siregar, SH, Drg. Saidina Hamzah<br />

danDalimunthe, SpPerio terima kasih atas bantuannya.<br />

Ucapan terima kasih yang tulus juga saya sampaikan kepada para Pembantu<br />

Rektor USU, DR. <strong>Ir</strong>. A. Faiz Albar, M<strong>Sc</strong>, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Drs.<br />

Jhon Tafbu Ritonga, MEc, <strong>Ir</strong>. Gembira Sinuraya, MS dan Abanganda <strong>Ir</strong>. Isman<br />

Nuriadi, <strong>Ir</strong>. MK. Bangun, MS atas bantuannya dan kebersamaannya selama ini.<br />

Kepada Senat Fakultas Pertanian USU, terutama kepada Bapak <strong>Prof</strong>. MPL.<br />

Tobing dan Bapak <strong>Prof</strong>. DR. <strong>Ir</strong>. SJ. Damanik, M<strong>Sc</strong>, saya mengucapkan terima<br />

kasih atas bantuan dan dukungannya mengusulkan saya menjadi Guru Besar<br />

Tetap di Fakultas Pertanian USU.<br />

Ucapan terima kasih yang tulus juga kami sampaikan kepada para Guru saya<br />

di Sekolah Dasar Tjokroaminoto Kisaran, Sekolah Menengah Pertama Negeri I-<br />

Kisaran, Sekolah Menengah Atas Negeri I-Kisaran, Madrasah Ibtidaiyah,<br />

Tsanawiah dan Aliah Al-Islamiah Kisaran, Para Dosen saya di Fakultas<br />

Pertanian USU, Geologische Institute Rijksuniversiteit Ghent, Belgie dan<br />

<strong>Sc</strong>hool of Biological <strong>Sc</strong>iences, Universiti Sains Malaysia yang telah mendidik<br />

dan membekali saya ilmu pengetahuan yang sangat banyak, yang tidak dapat<br />

saya bayangkan sebagai seorang anak dari ayah saya yang hanya<br />

menyelesaikan sekolah dasar sampai klas III Sekolah Rakyat di Singengu Julu<br />

Kotanopan.<br />

20


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada guru mengaji saya Bapak<br />

Imran Lubis, Alm. Almukarram Abd Hamid Andak, Al Ustadz Ruslan Daud dan<br />

Alm. Almukarram Alhafidh Syech Maksum Abdullathief yang telah mendidik<br />

saya sehingga tidak menjadi anak yang terlalu nakal. Secara khusus, ucapan<br />

terima kasih saya sampaikan kepada Bapak <strong>Ir</strong>. Lahudin, MS, <strong>Prof</strong>. Dr. C. Sys<br />

dan <strong>Prof</strong>. Dr. Mashhor Mansor masing-masing sebagai Ketua pembimbing dan<br />

promotor saya mulai pada jenjang pendidikan S1, S2 dan S3.<br />

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Rektor USU Alm<br />

<strong>Prof</strong>. Dr. AP. Parlindungan, SH, mantan dekan Fakultas Pertanian USU <strong>Prof</strong>.<br />

DR. <strong>Ir</strong>. Abu Dardak, M<strong>Sc</strong> dan Alm <strong>Ir</strong>. Sutedjo, M<strong>Sc</strong> yang telah menerima saya<br />

sebagai staf pengajar di USU, dan kepada mantan Rektor USU <strong>Prof</strong>. dr. M.<br />

Jusuf Hanafiah Sp OG dan <strong>Prof</strong>. Moenaf Hamid Regar, MA.<strong>Sc</strong> yang memberi<br />

kesempatan bagi saya untuk mengikuti program Pasca sarjana di Belgia.<br />

Kepada Abanganda <strong>Prof</strong>. dr. Darwin Dalimunthe, <strong>Ph</strong>.D, <strong>Prof</strong>.Dr. <strong>Ir</strong>. Sumono,<br />

MS, <strong>Prof</strong>. Dr. <strong>Ir</strong>. Abd Rahim Matondang, MSIE dan kakanda <strong>Prof</strong>. Dr. <strong>Ir</strong>.<br />

Khairunnisa Haris, M<strong>Sc</strong>, <strong>Ir</strong> Syamsinar Yusuf, MS saya ucapkan terima kasih<br />

atas tegoran-tegorannya sehingga hidup saya selalu pada jalan yang benar.<br />

Demikian pula kepada <strong>Prof</strong>. dr. T. Bahri Anwar Johan, Sp.J(K), dr. Chairul<br />

Yoel, Sp.A(K), <strong>Ir</strong>. <strong>Ir</strong>sal dan dr. Gontar Siregar Sp.D saya ucapkan atas<br />

perhatiannya yang sangat khusus.<br />

Ucapan terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya<br />

yang selalu bersama melakukan survei dilapangan terutama kepada <strong>Ir</strong>. Agus<br />

Sunaryadi, MSi dan <strong>Ir</strong> Gomal Gehardi yang membuka jalan bagi saya<br />

mengikuti survei Rencana Teknik Satuan Pemukiman Transmigrasi di hampir<br />

seluruh Indonesia. Kepada Abanganda Dr. Usman Rasyid, Adinda <strong>Ir</strong>.<br />

Syarifuddin, MP, <strong>Ir</strong>. Rahmat, <strong>Ir</strong>. Mukhlis, MS, Drs. Khairuddin, M<strong>Sc</strong> Ibu <strong>Ir</strong>.<br />

Menauli Tarigan, MS, Drs. Iskandar Syarif, MA, <strong>Ir</strong>. Hardi Guchi, MS, Bapak<br />

<strong>Prof</strong>. Dr. Jazanul Anwar, <strong>Ir</strong>. Dartius, MS dan Dr. Ternala Alexander Barus<br />

terima kasih atas kerjasamanya semasa kita bekerja di Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan USU. Kepada sahabat saya <strong>Ir</strong>. Supriadi,<br />

MS, <strong>Ir</strong>. Sudaryanto, Dra, Julia Reveni, MSi, <strong>Ir</strong> Nasir, yang selalu setia<br />

membantu saya sejak dari awal kuliah di USU sampai pada pekerjaan seharihari.<br />

Khusus kepada <strong>Ir</strong>. Kasmal Aripin Lubis MSi saya ucapkan banyak terima<br />

kasih atas jasanya mengajar saya Bahasa Mandailing dan hidup lebih sabar.<br />

Kepada abang Zainal Fikri <strong>Nasution</strong>, SH juga saya ucapkan terima kasih atas<br />

segala bantuannya.<br />

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. David Parry, Mr. <strong>Ph</strong>ilip<br />

Ashton, Mr. Godwin Singham, Nyrth Cabance, M<strong>Sc</strong>, Dr. CK. John dan Mr. A.<br />

Maheswaran yang telah mengajak saya bekerja pada World Bank Project dan<br />

banyak memberikan jalan bagi saya untuk mengenal negara-negara asing di<br />

luar negara tercinta ini.<br />

Kepada sahabat-sahabat saya di Jurusan Tanah terutama kepada Dr. <strong>Ir</strong>. Abdul<br />

Rauf, MP Dr. <strong>Ir</strong>. Masri Sitanggang, <strong>Ir</strong>. Bintang Sitorus, MP dan seluruh staf<br />

Pengajar dan Pegawai Fakultas Pertanian USU saya ucapkan banyak terima<br />

kasih atas kritik, saran dan koreksi kepada sahabat kalian ini yang lebih<br />

banyak khilafnya daripada benarnya, sebab sejak kita sama-sama mahasiswa<br />

saya lebih takut dengan kebingungan daripada kesalahan karena aku sangat<br />

21


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

setuju dengan dalil Francis Bacon, ” kebenaran lebih gampang muncul dari<br />

kesalahan daripada dari kebingungan”. Saya tidak dapat menyebutkannya<br />

satu persatu bukan karena kurang usaha untuk mengingat jasa saudara<br />

sekalian tetapi nama yang ingin saya tuliskan seluruhnya tidak muat ditulis<br />

dalam buku Pidato Pengukuhan Guru Besar ini. Inilah kenyataannya hanya<br />

ALLAH yang maha besar yang dapat menampung segala hasrat.<br />

Rasa hormat dan syukur saya yang sedalam-dalamnya ingin saya haturkan<br />

kepada kedua orangtua Alm. Abdul Wahid <strong>Nasution</strong> dan Hj. Halimah yang<br />

walaupun hanya berpendidikan tidak tamat sekolah dasar, tiada hentihentinya<br />

mendoakan dan menasihati ananda sehingga mencapai karir<br />

tertinggi sebagai seorang guru, yang belum tentu ananda mampu<br />

melakukannya untuk cucu-cucu ayah dan emak. Kepada kakak-kakak saya<br />

Nuraisyah <strong>Nasution</strong>, Erlina <strong>Nasution</strong> dan Khairani <strong>Nasution</strong> serta abang-bang<br />

ipar, saya ucapkan terima kasih atas kemesraan keluarga kita yang sampai<br />

saat ini dan Insya ALLAH seterusnya telah berjalan tanpa perselisihan apapun.<br />

Saya memahami semasa hidupnya Almarhum emak ingin melihat putranya<br />

tumbuh menjadi seorang Ustadz sehingga selalu dimarahi karena tidak ke<br />

madrasah untuk mempelajari Bahasa Arab, walaupun semasa kecil saya jika<br />

ditanya emak hanya bercita-cita menjadi tukang lampu (tukang perbaiki<br />

listrik), pada hari ini sebenarnya keinginan emak telah saya penuhi karena<br />

terminologi Al Ustadz sebenarnya hanya diberikan kepada seorang Guru<br />

Besar. Bukan seperti Ustadz yang sering kita fahami di masyarakat awam<br />

yang sebenarnya hanya seorang Muallim.<br />

Kepada isteri tercinta Herlina Simatupang, yang dengan penuh kesabaran,<br />

ketabahan dan pengertian dalam suka dan duka, terutama semasa saya<br />

mengikuti Pendidikan Pasca Sarjana di State University of Gent, Belgia yang<br />

penuh dengan cobaan sampai meninggalnya anak kita dan harus dikebumikan<br />

di negeri orang, saya sampaikan rasa kasih dan penghargaan yang tulus.<br />

Kepada anak-anak tercinta Alm. Ahmad Muhajir <strong>Nasution</strong>, Syifa Khairunnisa<br />

<strong>Nasution</strong>, Nurul Adha <strong>Nasution</strong> dan Muhammad Ikram <strong>Nasution</strong>, ayah<br />

sampaikan rasa sayang. Semoga kita dapat lebih bermanfaat untuk orang lain.<br />

Kita mesti berusaha agar mampu membantu dan menyenangkan orang lain,<br />

bukan berbuat yang sebaliknya. Seperti dikatakan oleh Yahya bin Muadz: Jika<br />

tidak bisa memberi manfaat pada orang lain, maka jangan<br />

membahayakannya. Jika tidak bisa membahagiakannya, maka jangan<br />

membuatnya sedih. Jika tidak bisa memujinya, maka jangan mencacinya.<br />

Akhirnya, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT<br />

diiringi dengan ucapan terima kasih perkenankanlah saya mengakhiri<br />

penyampaian pidato ilmiah ini.<br />

Wabillahi taufik walhidayah<br />

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.<br />

22


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Ableaiter, J.K. (1937). Productivity ratings in the soil survey report. Proc. Soil<br />

<strong>Sc</strong>i. Am. 2, 415-422.<br />

Allgood, F.P. & F. Gray. (1978). Utilization of soil characteristics in computing<br />

productivity ratings of Oklahoma soil. J. Soil <strong>Sc</strong>i. 123,359-366.<br />

Bacon Francis (1620).Novum Organum Chicago: Open Court, 1994 dalam<br />

Donald B Calne : Batas Nalar. Rasionalitas dan Prilaku Manusia.<br />

Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.<br />

Blagovidove, N.L. (1960). Principles of soil and land evaluation. Trans. 7 th Int.<br />

Cong. Soil <strong>Sc</strong>i. vol. 4, 457-464.<br />

Dewbery, S.O. (1996). Introduction. In Land development Handbook.<br />

Planning, Engineering, and Surveying. (Dewberry, O.S, 1996., ed). New<br />

York. Mc Graw-Hill. 1013p.<br />

Driessen, P.M. & Konijn, N.T. (1992). Land-use Sysytems Analysis. The<br />

Netherland. Wageningen Agricultural University. 230 p.<br />

Clarke, G.R. (1950). Productivity ratings. Trans.4 th Int. Cong.Soil <strong>Sc</strong>i. vol.<br />

1,345-348.<br />

FAO. ( 1976). A Framework for land evaluation. FAO Soil Bulletin, 32. Rome.<br />

FAO 79 p.<br />

FAO. (1977). Guidelines for soil profile description (2 nd edition). Soil Resources<br />

Development and Conservation Service. Rome. Land and Water<br />

Devlopment Division. FAO of the United Nations. 66 p.<br />

FAO. (1983). Guidelines : Land evaluation for Rainfed Agriculture. FAO Soil<br />

Bull. No 52.Food and Aagric. Rome. Organization of the United Nation.<br />

273 p.<br />

FAO. (1985 ) Guidelines: Land evaluation for irrigated agriculture. FAO Soils<br />

Bulletin 55. Rome. FAO of the United Nations. 231 p.<br />

Fitzpatrick, E.G. (1937). Land utilization in relation to soil rating. Soil. <strong>Sc</strong>i.<br />

Proc. Am., 483-487.<br />

Fresco, O.L., Herman, G.J.H. Van kenlen, H. Henk, A.L & Robert, A.S. (1994).<br />

Land evaluation and farming systems analysis for land use planning.<br />

Rome. FAO Working Document. 209 p.<br />

Jones, G., Robertson, A., Forbes, J & Hollier, G. (1990). Collins Dictionary of<br />

Environmental <strong>Sc</strong>ience. Glasgow. Harper Collins Publishers. p 243-245.<br />

Leuschner, W.A. (1984). Introduction to forest resource management. New<br />

York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore. John Willey & Sons.<br />

Margules. C.R. & Pressey, R.L (2000). Systematic conservation planning.<br />

Nature. Vol 405. p 243-253.<br />

Mitchell, J. (1950). Productivity ratings and their importance in the soil survey<br />

report. Trans. 4th Int. Cong. Soil <strong>Sc</strong>i. vol. 1 356-360.<br />

<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (1989). Evaluatie van Enkele Typische Bodems van de Aceh<br />

Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent. Belgie.<br />

23


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (2003). Land and Forest Management in the Lake Toba<br />

Catchment Area. Universiti Sains Malaysia.<br />

Pearce, F. (2000). Poverty and corruption are rapidly destroying the great<br />

tropical forests. Setting up reserves will only rescue a few fragments.<br />

Could farming and mining prove the real saviour. New <strong>Sc</strong>ientist No. 2242<br />

p 16-17.<br />

Purnell, M. F. (1977). Introduction to the framework for land evaluation. Proc.<br />

CLAMATROPS Conf. Kuala Lumpur. Mal. Soc. Soil. <strong>Sc</strong>i., pp. 585-593.<br />

Riquier, J., Bramo D. L & Cornet, J. P. (1970). A new system of soil appraisal<br />

in terms of actual and potential productivity. Rome, Italy. FAO. AGL.<br />

TESR/70/6.<br />

Riquier, J. & <strong>Sc</strong>hwaar, D. C. (1972). Parametric approach to evaluation of soil<br />

productivity. The 2 nd ASEAN Soil Conf. Proceedings. Bogor. Vol 1 The Soil<br />

Res. Inst. p. 317-328.<br />

Riquier, J. (1974). A summary of parametric methods of soil and land<br />

evaluation. FAO Sumatra and Bali. Arch. Hydrobiol. Suppl. 8: 197-454.<br />

Rossiter, D.G. (1994). Land evaluation lecture notes. Adapted from: Lecture<br />

Notes: “Land Evaluation”. College of Agriculture & Life <strong>Sc</strong>iences.<br />

Department of Soil. Crop,& Atmospheric sciences.<br />

http://wwwscas.cit.cornell.edu/landeval/le_notes/ lecnot.htm p. 14.<br />

Storie, R. E & Wieslander, A.E. (1948). Rating soils for timber siter. Proc. Soil<br />

<strong>Sc</strong>i. Soc. Am. 13. 499-509.<br />

Stroe, R. E. (1954). Land classification as used in California for the appraisal of<br />

land for taxation purposes. Trans. 5 th Int. Cong. Soil. <strong>Sc</strong>i. Vol. III, 407-<br />

12.<br />

Storie, R. E & Harradine, F. (1950). Soil survey data as a basis for the<br />

assessment of irrigation district lands. Proc. Soil Sei. Soc. Am. 14, 327-<br />

329.<br />

Storie, R. E. (1964). Soil and land classification for irrigation development.<br />

Trans. 8 th Int. Cong. Soil <strong>Sc</strong>i. Vol. V, 873-881.<br />

Sys, C. (1978b). The outlook for the practical application of land evaluation in<br />

developed countries. In Land evaluation standards for rainfed<br />

agriculture. FAO Rome. World Soil Resource Report 49, 97-111.<br />

Sys, C. (1985). Land Evaluation. Part I to III. Intern. Train. Centre for Post-<br />

Graduate Soil <strong>Sc</strong>ientist. State University of Ghent, Belgium. 334 p.<br />

Sys, C & Frankart, R. (1972). Land capability classification in humic tropics.<br />

Afr. Soils, XVI (3), 153-175.<br />

TAG. (1988). Sustainable agriculture production for international agricultural<br />

research. Rome. TAG.<br />

Tzschpuke, W. (1998). Forest sustainability – A contribution to conserving the<br />

basis of our existence. In: Plant Research and Development. Focus:<br />

Forest Management and Sustainability. Institute for <strong>Sc</strong>ientific Cooperation,<br />

Tubingen. Vol. 47/48. p. 13-28.<br />

24


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

RIWAYAT HIDUP<br />

Nama : <strong>Prof</strong>. <strong>Ir</strong>. <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>, M<strong>Sc</strong>. <strong>Ph</strong>.D.<br />

NIP : 131 570 478<br />

Tempat / tanggal lahir : Kisaran 15 Agustus 1959<br />

Nama Orang Tua<br />

Ayah : Abdul Wahid <strong>Nasution</strong><br />

Emak : Hj. Halimah<br />

Nama Istri : Herlina Simatupang<br />

Anak : 1. Ahmad Muhajir <strong>Nasution</strong> (Alm). Dikebumikan di<br />

Ghent, Belgia, 6 Juni 1989.<br />

2. Syifa Khairunnisa <strong>Nasution</strong> (Siswi SMP Negeri I<br />

Medan)<br />

3. Nurul Adha <strong>Nasution</strong> (Siswi SMP Negeri I Medan)<br />

4. Muhammad Ikram <strong>Nasution</strong> (Siswa SD<br />

Dharmawanita Medan)<br />

Pendidikan<br />

SD Tjokroaminoto Kisaran (1972). Kepala Sekolah: Alm. Mentho<br />

SMP Negeri I Kisaran (1975). Kepala Sekolah: B. Sihite<br />

SMA Negeri I Kisaran (1979). Kepala Sekolah: Muhammad Adjam.<br />

Sarjana Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian USU-Medan,<br />

1984. Judul Tesis: Pengaruh Unsur Mikro Cu, Zn, Mn, dan B pada Tahnah<br />

Berpasir. Pembimbing Utama : <strong>Ir</strong>. Lahudin, MS<br />

Master of <strong>Sc</strong>ience in Soil <strong>Sc</strong>ience. 1989 Judul Thesis: Evaluatie van Enkele<br />

Typische Bodems van de Aceh Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent.<br />

Belgie. Promotor Utama : <strong>Prof</strong>. Dr. <strong>Ir</strong>. Carolus Sys.<br />

Doctor of <strong>Ph</strong>ilosophy in Land Management. Universiti Sains Malaysia 2003.<br />

Judul Disertasi: Land and Forest Management in the Lake Toba<br />

Catchment Area. Universiti Sains Malaysia. Promotor Utama: <strong>Prof</strong>. Dr.<br />

Mashhor Mansor.<br />

Jabatan/Pekerjaan<br />

1. 1985 s/d sekarang : Dosen Fakultas Pertanian USU<br />

2. 1985 s/d 1992 : Staf peneliti pada Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

3. 1993 s/d 1995 : Deputy Director of The Pollution and Monitotoring<br />

Control Unit of Western Indonesia. World Bank<br />

Project.<br />

4. 1995 s/d sekarang : Dosen Program Pasca Sarjana USU<br />

5. 1996 – 1999 : Ketua Jurusan Tanah<br />

6. 1999 - Sekarang : Sekretaris Program studi Sumberdaya Alam dan<br />

Lingkungan Program Pasca sarjana USU<br />

7. 2003 – sekarang : Dekan Fakultas Pertanian USU<br />

8. 2004 – Sekarang : Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Propinsi<br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

25


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

Pelatihan dan Penataran<br />

1. Environmental Impact Analysis on Coastal Zone Habitats Issues and Case<br />

Studies. Muca Head Marine and Coastal Research Station. 2004<br />

2. Ziel Orienterte Projekt Planung (ZOPP) Training. GTZ. 1998<br />

3. Wetland Management, Department Resource Development of Western<br />

Australia. Mandurah. Australia 1994<br />

4. Training for Trainers on Environmental Impact Analysis. Mott Mac Donald<br />

Cooperation with World Bank Project. Ciloto. 1991.<br />

5. Soil Concervation. ISRIC Wageningen. The Netherland 1989.<br />

6. Land for Development. ITC and Landbow Watenschapen. Ghent. Belgium.<br />

1988.<br />

7. Fotogrammetry and Remoute Sensing. UNDP Project. ITB Bandung. 1987<br />

8. Penataran Peneliti Bidang Sains dan Teknologi. Lembaga Penelitian USU<br />

Medan.1987<br />

9. Kursus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan. USU. Medan. 1987<br />

10.Pra- Departure Training English Course. PPS IKIP Malang 1986<br />

Perkuliahan<br />

1. Program Sarjana Fakultas Pertanian USU<br />

• Survei Tanah dan Evaluasi Lahan<br />

• Klasifikasi Tanah<br />

• Tanah Hutan<br />

• Pengelolaan Lahan<br />

2. Program Pasca Sarjana<br />

• Pengelolaan Sumber daya Alam<br />

• Pengelolaan Daerah Aliran Sungai<br />

• Perencanaan Tata Ruang<br />

• Sumber Daya Fisik Wilayah<br />

• Sistem Informasi Geography.<br />

Publikasi<br />

1. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor, M. (2004). River System and Disturbance<br />

Factors in The Lake Toba. Wetland <strong>Sc</strong>ience 2: 104-109.<br />

2. <strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor, M. (2002). The Use of Water Quality Index<br />

for the Calssification and Operational Management of Peatland. Proc.<br />

Symp. The Asian Wetland. University Sains Malaysia.<br />

3. Sarifuddin, <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> dan Isnina Arafah. (2002). Perubahan<br />

Beberapa Sifat Kimia Serasah Tanaman Hutan yang Dikomposkan.<br />

Kultura Vol. 37-1: 6 – 13.<br />

4. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Sumono. (2001). Evaluasi Lahan Kawasan Tangkap<br />

Hujan Danau Toba Untuk Pengembangan Gandum (Studi Kasus<br />

Daerah Parapat). Stigma IX.2: 131-136<br />

26


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

5. Anwar, J dan <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>. (1998). Penentuan Kadar Pb Tanaman yang<br />

Dapat Berbahaya Terhadap Tubuh Manusia. Nusantara XXVIII.3: 143-<br />

148.<br />

6. <strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> (1998). Penentuan Ketidak Selarasan Bahan Induk<br />

(Lithologic Discontinuity) Berdasarkan Perbandingan Pasir Halus<br />

Dengan Fraksi Lain Bebas Liat. Kultura No 146/147 Tahun ke XXIX. 1-<br />

5.<br />

7. Ritonga, M.D. dan <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>. (1998). Pengaruh Penutup Tanah dan<br />

Kemiringan Terhadap Tanah terkikis Aliran Permukaan dan Kehilangan<br />

Unsur Hara. Kultura No 145 Tahun ke XXIX. 31-36.<br />

8. <strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong>, Supriadi, G. Sitanggang dan J. saragih. (1997). Prakiraan<br />

Kapasitas Penempatan Pemukiman Transmigrasi. Kultura No 140<br />

tahun ke XXVIII. 1-4.<br />

9. Lahudin, <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>, B.E.hasibuan dan Rizal Sagala. (1996).<br />

Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Serapan Fosfor Oleh Tanaman<br />

Kedelai (Glycine max L. Merril) dari Berabagai Jenis Pupuk P. Kultura<br />

No 138 tahun ke XXVII. 5-9<br />

10.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> (1995). Indonesian Draws on WA Environmental Skills.<br />

Prospect. Western Australian’s International Magazine of Resource<br />

Development. . 23-24.<br />

11.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> dan Abdul Rauf (1995). Pengaruh Penggunaan Lateks<br />

sebagai Soil conditioner terhadap Sifat Fisik Tanah. Kultura No135<br />

Tahun ke XXVI. 23-31.<br />

12.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong>, Hardy Guchi dan Lahudin (1995). Evaluasi Kesuburan<br />

tanah Kebun Gergas Utama Kabupaten Langkat. Kultura, No 136.<br />

Tahun ke XXVI. 7-12<br />

13.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong>, Mukhlis dan Supriadi (1994). Dampak Pencemaran Tanah<br />

oleh Logam Hg, Pb, Cd dan Ni Terhadap tanaman jagung. Kultura No<br />

131 Tahun ke XXV. 30 – 32.<br />

14.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> dan Sarifuddin. (1993). Pengaruh Buangan Pembakaran<br />

Bahan Bakar Kenderaan Bermotor Terhadap Pb Tanah dan Tanaman.<br />

Kultura No 130 Tahun ke XXIV. 39 - 42<br />

15.Hardy Guchi, <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>, Lahudin dan H. Hutabarat. (1992).<br />

Klasifikasi Kebun Percobaan Paya Gajah berdasarkan USDA- Soil<br />

Taxonomy dan Beberapa Masalahnya. Kultura No 127 Tahun ke XXIII .<br />

37-45<br />

16.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> dan Rahmat (1992). Efek Pemanasan terhadap Nilai Zero<br />

Point of Charge (ZPC) Tanah. Kultura No. 124 Tahun ke XXIII 40-47<br />

17.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> dan Alida Lubis (1991). Pengerutan Gambut Calon Lokasi<br />

Transmigrasi Teluk Panji. Kultura No 123 Tahun ke XXIII. 14-19.<br />

27


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

18.<strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong>, Lahudin, H. Hutabarat, M.M. Damanik dan M.D. Ritonga.<br />

(1990). Evaluasi Lahan Kebun Percobaan Paya Gajah untuk Tanaman<br />

Kelapa. Kultura No 120 tahun ke XXII.. 61-72.<br />

19.Lahudin, Damanik, MMB dan <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> (1986). Beberapa Perspektif<br />

Penelitian Boron. Kultura No. 115/116.<br />

Pemakalah pada Seminar Internasional<br />

1. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (2004). The Forest Ecology in the Lake Toba Catchment<br />

Area. Japan Society for Promoting <strong>Sc</strong>iences Conference. Kyoto. Japan.<br />

2. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong>, Mashhor, M and Sabrina, T (2004). Land and Soil<br />

Characteristics of Lake Toba Catchment Area. Soils 2000 Conference.<br />

Penang Malaysia.<br />

3. Setiado, H, <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>, Tan Sai Tee and Kamaruzaman (2004). Study<br />

Embryogenesis in the Soybean Breeding in Vitro. International<br />

Biotechnology Conference. Recent Advances in Biotechnology for Human<br />

Health and Food Sustainability. Denpasar Bali.<br />

4. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor M (2002). Eucalypt Domestication and Land<br />

Management Necessary in the Lake Toba Catchment Area. The Fourth<br />

Regional IMT-GT Uninet Conference. Penang. Malaysia.<br />

5. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor M. (2001). The Use of the Water Quality<br />

Index for the Classification and Operational Management of Peatland. The<br />

Asian Wetlands: Bringing Partnership into Good Wetland Practices. Penang,<br />

Malaysia.<br />

6. Setiado, H., <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> and John, K. (2001). Identification and<br />

Characterization of the Differences Between The male and female Salacca<br />

sumtrana Beccari Plants under 1 Year Old by DNA Finger Printing.<br />

International Biotechnology Conference. Advancing Biotechnology in the<br />

21 st Century: Ensuring Sustainability and Safety in the Persuit of<br />

Biotechnolgy’s Economic Benefits. Yogyakarta.<br />

7. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Sumono (2000). Potential of Wheat (Triticum<br />

aestivum) Cultivartion in The Lake Toba Plateau. International Congress<br />

and Symposium on South east Asian Agricultural <strong>Sc</strong>iences. International<br />

Society for Southeast Asian Agricultural <strong>Sc</strong>iences (ISSAAS). Bogor.<br />

8. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong>, Sumono, Rahmat dan M.D. Ritonga (2000). Identification<br />

of Factors Caused in Decreasing of Lake Toba Water Level. The Third<br />

Regional IMT-GT Uninet Conference. Land Development and Sustainable<br />

Bio Resources 10 – 12 October Medan- Indonesia.<br />

9. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor Mansor (2000). The Ecology of Pinus<br />

Merkusii in the Lake Toba Catchment Area. The Third Regional IMT-GT<br />

Uninet Conference. Land Development and Sustainable Bio Resources 10 –<br />

12 October Medan- Indonesia.<br />

28


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

10.Zuluchu, F, Anwar, J, <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> dan Barus, N. (2000). Socio-<br />

Demography and Sosio <strong>Ph</strong>ysichology Factors Wich Influence Environment<br />

of Malaria in Guningsitoli, Nias Region, North Sumatra. The Third Regional<br />

IMT-GT Uninet Conference. Land Development and Sustainable Bio<br />

Resources 10 – 12 October Medan- Indonesia.<br />

11.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor, M. (1999). The Effects of Maining on<br />

Highland Peats of Toba Plateau North Sumatra. International Conference &<br />

Workshop on Tropical Peat Swamps. Jointly Organized by: <strong>Sc</strong>hool of<br />

Biologica <strong>Sc</strong>iences and International Peat Swamps Reseach Group. Penang,<br />

Malaysia.<br />

12.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> and Mashhor, M. (1998). Evaluation of Land Limitation for<br />

Agriculture Development in Samosir Island. Second IMT-GT Uninet<br />

Conference. Towards the Sustainable Use of Bioresources and<br />

Enviranment. Prinnce of Sonkla University, Hat Yai, Songkhla. Thailand.<br />

13.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (1996). The Water Quality of Blumai River. The First IMT-<br />

GT Uninet Conference. Penang. Malaysia.<br />

14.Widiastuti, R, <strong>Nasution</strong> <strong>Zulkifli</strong> (1996). The effect Palm Oil Mill Effluent<br />

(POME) on Soil Macrofauna Diversity. The First IMT-GT Uninet Conference.<br />

Penang. Malaysia.<br />

15.Ashton, P and <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> (1994). Monitoring of Air pollution.<br />

International Clean Air Conference. Perth. Australia.<br />

Pemakalah pada Seminar Nasional<br />

1. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (2003). Paradigma Baru dalam Pengelolaan Daerah Aliran<br />

Sungai. Lokakarya dan Penyebaran Informasi Kegiatan RLPS (<br />

Rehabilitasi Lahan dan Perhunanan Sosial) di Tingkat Propinsi. Medan.<br />

2. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Qomarul Fattah (2003). Analisis Ruang Terbuka<br />

Hujau (Green Open Space) dalam Upaya Mendukung Kota Medan<br />

Sebagai Kota Metropolitan. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan<br />

Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VIII. Padang.<br />

3. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Hotman Manurung. (2003). Perubahan Penggunaan<br />

Lahan Kawasan Pesisir di Kabupaten Deli Serdang. <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>.<br />

Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI)<br />

VIII. Padang.<br />

4. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Supriadi (2002). Pengembangan Kawasan Pertanian<br />

daan Perkebunan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Seminar Nasional<br />

Bidang Ilmu Pertanian. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri<br />

(BKS-PTN) Wilayah Indonesia Barat. Medan.<br />

5. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (1999). Potensi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau<br />

Toba Untuk Produksi Beras. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri<br />

29


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

30<br />

Wilayah Barat (BKS-PTN) Bidang Ilmu-ilmu Pertanian. Fakultas<br />

Pertanian-Fakultas Perikanan. <strong>Universitas</strong> Riau. Pekan Baru.<br />

6. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong>. (2000). Pemakaian Metoda Indeks Kualitas Air untuk<br />

Menilai Keberhasilan Program Kali Bersih. Seminar Nasional<br />

Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI). Medan<br />

7. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Sumono. 2000. Karakteristik dan Kebutuhan<br />

Konservasi Lahan Gambut Dataran Tingi Lintong Nihuta. Kongres<br />

Nasional IV dan Seminar Nasional MKTI. Medan.<br />

8. <strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong>, Titin Prihatin dan Bintang Sitorus (1999). Analisis Tata<br />

Guna Lahan di Kawasan Tangkapan Hujan Danau Toba. Seminar dan<br />

Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VII.<br />

Bandung.<br />

9. Ritonga, M.D., <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong>, Rosita Siagian dan Mahyudin Dalimunthe.<br />

(1999). Pengaruh Pupuk Kandang dan Inokulan EM4 terhadap Laju<br />

Pengomposan Limbah Padat Industri Tapioka. Seminar dan Kongres<br />

Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VII. Bandung.<br />

10.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Sarifuddin (1995). Dampak Kenderaan Bermotor<br />

terhadap Kandungan Timah Hitam Tanah dan Tanaman. Seminar dan<br />

Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VI. Jakarta.<br />

11.Riyanti, M.D. Ritonga dan <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> (1995). Erodibilitas dan<br />

Prakiraan Tingkat Erosi Tanah Ultisols Kebun Percobaan Tambunan-A.<br />

Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI)<br />

VI. Jakarta.<br />

12.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong>, M.D. Ritonga dan G. Ritonga (1993). Perbandingan<br />

antara Lahan Gambut dan Lahan Bergelombang untuk Pengembangan<br />

Kebun Kelapa Sawit. Seminar dan Kongres Nasional Gambut II.<br />

Jakarta.<br />

13.<strong>Nasution</strong>, Zukifli (1993). Alternatif Penanganan Limbah Pabrik Kelapa sawit<br />

dan Karet. Konferensi Nasional XI Pusat Studi Lingkungan. <strong>Universitas</strong><br />

Sriwijaya. Palembang.<br />

14.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan J. Anwar (1992). Paradigma Baru dalam Pengelolaan<br />

Pusat Studi Lingkungan. Seminar Nasional Pengelolaan Pusat Studi<br />

Lingkungan Hidup. Pekan Baru.<br />

15.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> dan Syamsinar Yusuf dan Darsiman, B. (1991).<br />

Kesesuaian Iklim Untuk Beberapa Tanaman di <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>.<br />

Seminar Hari Meteorologi Dunia tentang Peranan Meteorologi dan<br />

Geofisika dalam rangka Menyongsong Era Tinggal Landas. Medan<br />

16.<strong>Nasution</strong>, <strong>Zulkifli</strong> (1989) Pemanfaatan Beberapa Metoda untuk<br />

Mengevaluasi Lahan. Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah<br />

Indonesia (HITI) ke V, Medan.


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Buku<br />

1. Singham, G., <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> and Ashton, P (1994). Waste Water<br />

Treatment for Palm Oil Factory. The Pollution Monitoring and Control<br />

Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.<br />

2. Singham, G., <strong>Zulkifli</strong> <strong>Nasution</strong> and Ashton, P (1995). Waste Water<br />

Treatment for Rubber Factory. The Pollution Monitoring and Control<br />

Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.<br />

Pengalaman Penelitian<br />

1. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada<br />

Tanah (Land Application Trial) Kebun Bagerpang. PT.PP London Sumatra<br />

Indonesia Tbk (2005).<br />

2. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada<br />

Tanah (Land Application Trial) Kebun Turangi. PT.PP London Sumatra<br />

Indonesia Tbk (2005).<br />

3. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada<br />

Tanah (Land Application Trial) Kebun Tasik Raja Labuhan Batu. PT. AEP.<br />

Group.<br />

4. Ketua Tim Penilaian Bibit untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GN-<br />

RHL) Propinsi <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. Departemen Kehutanan. 2004.<br />

5. Ketua Tim Penilaian Penanaman Hutan untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi<br />

Lahan (GN-RHL) Propinsi <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. Departemen Kehutanan. 2004.<br />

6. Anggota Tim Lake Toba Ecosystem Management Plant. Kerjasama Provinsi<br />

<strong>Sumatera</strong> dan Otorita Asahan. 2004.<br />

7. Ketua Tim Preleminary Survei PT. Kayung Agro Lestari Ketapang.<br />

Kalimantan Barat. PT. Eka Pendawa Sakti. 2004.<br />

8. Ketua Tim Peneliti Studi Potensi Pengembangan Wisata Bahari di Pantai<br />

Barat <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. Kerjasama Lembaga Penelitian <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi <strong>Sumatera</strong><br />

<strong>Utara</strong> 2004.<br />

9. Ketua Tim Survei Tanah dan Evaluasi Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit<br />

Sihondop. Kabupaten Tapanuli Selatan. PT. Ondop Perkasa Makmur. 2004<br />

10.Ketua Tim Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu<br />

Deli. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan<br />

Perhutanan Sosial. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei<br />

Ular. 2003.<br />

11.Ketua Tim Penilaian Bibit untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GN-<br />

RHL) Propinsi <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. Departemen Kehutanan. 2003.<br />

31


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

12.Anggota Tim Evaluasi Program Penghijauan dan Pembibitan di Daerah<br />

Tangkapan Hujan (DTA) Danau Toba. Otorita Asahan 2003.<br />

13.Ketua Tim Analisis Dampak Sosial Ekonomi Akibat Kegiatan Pengusahaan<br />

Pasir laut di Kota Batam, Kepulauan Riau dan Karimun. Departemen<br />

Kelautan dan Perikanan. 2003<br />

14.Ketua Tim Pembuatan dan Penyusunan Rencana Studi Kelayakan<br />

Agrobisnis Serta Penentuan KSP (kawasan Sentra Produksi) Kabupaten<br />

Mandailing Natal. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal<br />

dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong><br />

<strong>Utara</strong>. 2002.<br />

15.Ketua Tim Peneliti Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Land<br />

Application) dan Penelitian Pengaruhnya Terhadap Lahan. PT. Eka Pendawa<br />

Sakti. 2002.<br />

16.Anggota Tim Penelitian Informasi Potensi Ekonomi Kabupaten Tapanuli<br />

<strong>Utara</strong>. Kerjasama Yayasan Pembangunan Bonapasogit dengan Lembaga<br />

Pengabdian Pada Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 2002.<br />

17.Anggota Tim Pengkajian dan Inventarisasi Peluang Investasi di Dati II Se<br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> untuk Kepada Calon Investor Dalam Maupun Luar Negeri<br />

Kerjasama Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD-SU)<br />

dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong><br />

<strong>Utara</strong>. 2001.<br />

18.Ketua Tim Penyusunan Rencana Kawasan Strategis Bidang Pertanian,<br />

Perkebunan, Perikanan, Parawisata, Industri, Pendidikan dan Perhubungan.<br />

Kerjasama Pemrintah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Lembaga<br />

Pengabdian pada Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 2001.<br />

19.Ketua Tim Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya<br />

Pemantauan Lingkungan (UPL) Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang<br />

dan Sei Merah. PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk.2001.<br />

20.Anggota Tim Peneliti Analisis Kelayakan Pemasaran Ubi Kayu Untuk<br />

Industri Tapioka. Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>Sumatera</strong><br />

<strong>Utara</strong> dengan Lembaga Penelitian <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 2001<br />

21.Anggota Tim Peneliti Studi Agribisnis, Produktivitas dan Teknologi Dalam<br />

Rangka Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Andalan dan Pendapatan<br />

Masyarakat di Kawasan Danau Toba. Kerjasama Dinas Pendapatan Daerah<br />

Propinsi <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> (DISPENDASU) dengan Lembaga Pengabdian Pada<br />

Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 2000.<br />

22.Ketua Tim Peneliti Studi Identifikasi Faktor Penyebab Penurunan Muka Air<br />

Danau Toba. Kerjasama Bappeda TK I <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PPs – USU.<br />

1999.<br />

23.Anggota Tim Peneliti Studi Manajemen Operasional Sistim dan Tatalaksana<br />

Administrasi Menunggal dibawah Satu Atap Pengelolaan Potensi Kelautan<br />

32


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

Perikanan (Samsat Kelautan). Kerjasama Dinas Pendapatan Daerah<br />

Propinsi Dati I <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan Lembaga Pengabdian Pada<br />

Masyarakat (LPPM) USU 1999.<br />

24.Anggota Tim Peneliti Identifikasi dan Karakteristik Perbedaan Pohon Salak<br />

Jantan dan Betina pada Umur Dibawah Satu Tahun Melalui Sidik Jari DNA.<br />

Kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pembinaan Kelembagaan<br />

Penelitian dan Pengembangan Pertanian/ARM-II dengan Lembaga<br />

Penelitian <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1998/1999.<br />

25.Ketua Tim Peneliti Analisis Dampak Lingkungan Kebun Sei Lekitan, Belani<br />

Elok dan Pabrik Pengolahannya. Musi Rawas <strong>Sumatera</strong> Selatan. PT. PP.<br />

London Sumatra Indonesia Tbk. 1998<br />

26.Anggota Tim Kaji Tindak Perancangan Pengembangan Kelembagaan<br />

Perdagangan Lokal Komoditas Sayur Mayur di <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. Kerjasama<br />

Badan Pelaksana Bursa Komoditi Departemen Perdagangan dengan<br />

Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> 1998.<br />

27.Anggota Tim Peneliti Kajian Penggunaan Lahan yang Optimal di Daerah<br />

Tangkapan Hujan Danau Toba untuk Menjamin Kelestarian Lingkungan dan<br />

Keteraturan Tata Air. Kerjasama Balai Penelitian Kehutanan Pematang<br />

Siantar dengan Lembaga Penelitian <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1997.<br />

28.Peneliti Penanganan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Secara Penyebaran<br />

Lapangan (Land Applicaion) Serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan<br />

Kelapa Sawit dan Air Tanah. (Dana Bank Dunia 21 (Loan No. 331-<br />

IND).1994.<br />

29.Anggota Peneliti Pengukuran Kandungan Logam Berat Pada Debu di<br />

Ibukota Daerah Tingkat II se <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> ((Dana Proyek Peningkatan<br />

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Departemen Pendidikan dan<br />

Kebudayaan) tahun 1994.<br />

30.Ketua Tim Fisik Kimia Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Depot<br />

Integreted BBM Kabil Pulau Batam. 1994.<br />

31.Ketua Penelti Penelitian Erodibilitas dan Perkiraan Tingkat Erosi Kebun<br />

Percobaan USU Tambunan-A (Dana Proyek Peningkatan Penelitian dan<br />

Pengabdian Masyarakat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) tahun<br />

1993.<br />

32.Ketua Peneliti Studi Pendahuluan Untuk Penetapan Baku Mutu Tanah (Dana<br />

Men-KLH) tahun 1992.<br />

33.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun<br />

Seunagan dan Seumayam Aceh Barat. Kerjasama Pusat Penelitian<br />

Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT.<br />

Socfindo 1992<br />

34.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Tanah<br />

Besih. Kabupaten Deli Serdang. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

33


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

34<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Socfindo<br />

1992<br />

35.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Lae<br />

Butar. Kabupaten Aceh Selatan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Socfindo<br />

1992<br />

36.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Lima<br />

Puluh. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam<br />

dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Socfindo 1992<br />

37.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei<br />

Liput, Seumadam dan Mapoli Aceh Timur. Kerjasama Pusat Penelitian<br />

Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan. PT.<br />

Socfindo. 1992<br />

38.Ketua Tim Kimia Fisik Studi Evaluasi Lingkungan Kebun Negeri Lama.<br />

Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam<br />

dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Socfindo 1992<br />

39.Anggota Tim Peneliti Pemilihan Metoda Analisis P-Tersedia Tanah Ultisol<br />

Kebun Percobaan USU Tambunan – A. 1992.<br />

40.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Turangi,<br />

Pulau Rambung, Bungara dan Kebun Namu Tongan Kabupaten Langkat.<br />

Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992<br />

41.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Dolok<br />

dan Sei Bejangkar. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian<br />

Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT.<br />

PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992<br />

42.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei<br />

Merah dan Begerpang dan Batu Lokong. Kabupaten Deli Serdang.<br />

Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992<br />

43.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Gunung<br />

Melayu. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam<br />

dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. PP. London<br />

Sumatra Indonesia Tbk 1992<br />

44.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun<br />

Rambung Sialang. Kabupaten Deli Serdang. Kerjasama Pusat Penelitian<br />

Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT.<br />

PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992<br />

45.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei<br />

Rumbia dan Nagodang. Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat<br />

Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992.


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

46.Peneliti Dampak Polutan Pb Yang Berasal Dari Pembakaran Kenderaan<br />

Bermotor Terhadap kandungan Pb Udara, Tanah dan Tanaman Hortikultura<br />

Dataran Tinggi Karo (Dana SPP/DPP USU) tahun 1991.<br />

47.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Manna<br />

Alicia Sanna <strong>Sumatera</strong> Selatan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan. PT. Sipeff Tolan<br />

Tiga 1991<br />

48.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Simpang<br />

Kiri Kabupaten Aceh Timur. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam<br />

dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Sipeff Tolan Tiga<br />

1991<br />

49.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Bukit<br />

Maraja. Kabupaten Simalungun. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Sipeff Tolan<br />

Tiga 1991<br />

50.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Aek<br />

Nabara. Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan PT. Sipeff Tolan<br />

Tiga 1991<br />

51.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Pabrik Asphalt<br />

Pangkalan Susu. Kerjasama Pertamina Unit Pengolahan I Daerah <strong>Sumatera</strong><br />

Bagian <strong>Utara</strong> dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1991.<br />

52.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Lapangan Minyak dan<br />

Gas Bumi EP. Rantau dan P. Susu. Kerjasama Pertamina Unit Eksplorasi<br />

dan Produksi Daerah <strong>Sumatera</strong> Bagian <strong>Utara</strong> dengan Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1991.<br />

53.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun-Kebun<br />

Torgamba, Sei Baruhur, Sei Meranti dan Sei Putih. Kerjasama PTPN-III<br />

dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1991.<br />

54.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Calon<br />

Lokasi Pemukiman Kerjasama PT. Jati Masindo dengan Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1991.<br />

55.Ketua Peneliti Penelitian Pengaruh Pemanasan Terhadap Beberapa Sifat<br />

Fisik Tanah. (Dana Penunjang Pendidikan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>)<br />

tahun 1990.<br />

56.Ketua Peneliti Pengklassifikasian Kebun Percobaan USU Tambunan-A<br />

berdasarkan USDA Soil Taxonomy dan Evaluasi Lahan Untuk Kelapa Sawit<br />

(Dana Operasi Perawatan dan Fasilitas USU) tahun 1990.<br />

57.Anggota Peneliti Pemupukan Dolomit Menggantikan Kieserit pada kelapa<br />

Hibrida (Dana Operasi Perawatan dan Fasilitas USU) tahun 1990.<br />

35


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

58.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan<br />

Agronusa Raflesia. Propinsi Bengkulu. Kerjasama PT Sipeff Tolan Tiga<br />

dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1990.<br />

59.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lin gkungan (PEL) Pabrik<br />

Lem Kayu. Kerjasama PT. Superfin dengan Pusat Penelitian Sumber Daya<br />

Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1990.<br />

60.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun Pabatu dan<br />

Pabrik Pengolahannya. Kerjasama PTPN. VI dengan Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1990.<br />

61.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun Adolina dan<br />

Pabrik Pengolahannya. Kerjasama PTPN. VI dengan Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1990.<br />

62.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Kilang Pangkalan<br />

Brandan. Kerjasama Pertamina Unit Pengolahan I Daerah <strong>Sumatera</strong> Bagian<br />

<strong>Utara</strong> dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1990.<br />

63.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan<br />

Agromuko. Propinsi Bengkulu. Kerjasama PT Sipeff Tolan Tiga dengan<br />

Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong><br />

<strong>Utara</strong>. 1989.<br />

64.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan<br />

UMADA Kabupaten Asahan. Kerjasama PT. UMADA dengan Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>. 1987.<br />

65.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangkit<br />

Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sicanang Belawan tahap 3&4. Proyek Induk<br />

Pembangkit dan Jaringan PLN Suatera <strong>Utara</strong>. Kerjasama Pusat Penelitian<br />

Sumber Daya Alam dan Lingkungan <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong> dengan<br />

PLN 1987.<br />

66.Ketua Tim Studi Sumberdaya Lahan. Kajian Potensi Parawisata Pulau<br />

Poncan. Kerjasama Pemda Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ecologi<br />

Development Centre. 1986.<br />

67.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) Pabrik<br />

Bahan Aktif Chloropyrifos PT. Pacific Chemical Indonesia. Kerjasama Pusat<br />

Penelitian Sumberdaya Alam dengan PT. PCI. 1986<br />

68.Anggota Tim Pengakajian dan Pengembangan PIR di Daerah Transmigrasi.<br />

Kerjasama USU dengan Departemen Pertanian. 1986.<br />

69.Anggota Tim Studi Evaluasi Lahan kebun Batu Mandi untuk Pertanaman<br />

Coklat. Kerjasama PT. Perkebunan Wampu Jaya dengan Fakultas Pertanian<br />

USU. 1985.<br />

36


Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan<br />

untuk Pembangunan Berkelanjutan<br />

70.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP<br />

X Peureulak. SKP C Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen<br />

Transmigrasi.1985<br />

71.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP<br />

X Peureulak. SKP D. Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen<br />

Transmigrasi 1985.<br />

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 1987 - 2004:<br />

No.<br />

1.<br />

2.<br />

3.<br />

4.<br />

5.<br />

6.<br />

7.<br />

KEGIATAN PENGABIDAN<br />

PADA MASYARAKAT<br />

Pemanfaatan Lahan Perkarangan<br />

dengan Budidaya Pohon Jati Unggul<br />

(tectona grandis) di Desa Helvetia<br />

Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.<br />

Pemanfaatan Lahan Pekarangan<br />

dengan Budidaya Kedondong<br />

Unggul (spondias dulcis) di Kel.<br />

Tanjung Sari Kec. Medan Selayang.<br />

Temu Wicara Penyuluhan dan<br />

Pemakaian Pupuk TNF pada Bibit<br />

Okulasi Durian di Desa Lumban<br />

Garaga, Kecamatan Pahae Julu,<br />

Kab. Tapanuli <strong>Utara</strong>.<br />

Penggunaan Azolla untuk Mengurangi<br />

Pemakaian Pupuk Buatan<br />

Urea (N) pada Tanaman Padi<br />

Sawah<br />

Sosialisasi Teknologi Pertaian<br />

Berkelanjutan pada Skala Lahan<br />

Pekarangan di Desa Sei Semayang<br />

Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.<br />

Penyuluhan dan Pembuatan Demplot<br />

Tentang Teknik Konservasi<br />

Tanah dan Air di Kec. Kutalimbaru<br />

Kab. Deli Serdang.<br />

Penyuluhan dan Pembuatan Demplot<br />

Budidaya Pertanian Vertikal di<br />

Daerah Kawasan Industri, Sunggal<br />

Kab. Deli Serdang.<br />

BENTUK<br />

Penyuluhan<br />

Penyuluhan<br />

Penyuluhan<br />

Penyuluhan<br />

Penyuluhan<br />

TEMPAT/<br />

INSTANSI<br />

Desa Helvetia<br />

Kec. Sunggal<br />

Kel. Tanjung<br />

Sari Kec. Medan<br />

Selayang<br />

Desa Lumban<br />

Garoga Kec.<br />

Pahae Julu.<br />

Kec. Sungai<br />

Suka Kab.<br />

Asahan<br />

Desa Sei Semayang<br />

Kec.<br />

Sunggal<br />

Penyuluhan Deli Serdang<br />

Penyuluhan Deli Serdang<br />

Waktu<br />

Maret<br />

2003<br />

Jan<br />

1999<br />

Feb<br />

1999<br />

Maret<br />

2000<br />

Feb<br />

1998<br />

Des<br />

1997<br />

37


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />

38

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!