TERUSAN KAMIS, 17 MEI 2018 7
Anwar Ibrahim Akhirnya Dibebaskan
KUALA LUMPUR-Politisi
Malaysia, Anwar Ibrahim telah
bebas dari penjara. Ini mem buka
jalan baginya kembali ke pangung
politik. Ia dilihat sebagai calon
pemimpin masa depan.
Anwar telah menjalani
hukuman penjara 5 tahun atas
tuduhan sodomi dan korupsi
setelah perselisihannya dengan
pemerintah. Perdana Menteri
Malaysia Mahathir Mohamad
meminta pengampunan untuk
Anwar yang telah dikabulkan
pada Rabu pagi, (16/5).
Mahathir berjanji akan pergi
agar Anwar menjadi perdana
menteri menggantikan dirinya
dalam kurun waktu dua tahun.
Keempatnya pun sempat
datang ke Mako Brimob pasca
kerusuhan bersama dua terduga
teroris lainnya yang berasal
dari Sumatera Selatan (Sumsel).
Namun karena situasi sudah
kondusif, mereka kembali lagi
ke Pekanbaru, Riau.
“Dua pulang ke Sumsel sudah
ditangkap. Nah ini empat ke
Pekanbaru melakukan penyerangan
ke Mapolda Riau,
kami patahkan,” kata anak
buah Kapolri Jenderal Tito
Karnavian itu.
Mereka juga diduga satu
kelompok dengan Wawan
Kur niawan alias Abu Afif yang
me rupakan provokator dari
keru suhan di Mako Brimob.
“Wawan juga dari Pekanbaru.
Satu kelompok,” pungkas
Setyo.
Terpisah, suasana di Polda
Riau, Jalan Jenderal Sudirman,
Pekanbaru, Riau masih terasa
mencekam setelah penyerangan
terduga teroris kemarin
pagi. Kendati empat pelaku
dinyatakan tewas ditembak
Bukannya menjawab, tiga
orang itu, seorang dewasa dan
dua anak-anak, malah kian
mempercepat langkah menuju
pintu gereja di Jalan Diponegoro,
Surabaya, tersebut.
Bahkan sudah setengah
berlari.
Melihat gelagat mencurigakan
itu, dengan segera Yesaya yang
bertugas bersama Antonius
mengejar ketiganya. Namun,
tetap saja tiga orang yang berpakaian
serbagelap, longgar,
dan hanya memperlihatkan
kedua mata tersebut tak mau
berhenti.
Yesaya pun spontan langsung
memegang si dewasa. Yang
dipegang berontak. Karena
mendapatkan perlawanan,
Yesaya pun memegang lebih
erat. Saat itulah ledakan keras
langsung terdengar.
“Daarrr...!”
***
Tak ada yang dirasakan tak
lazim oleh Yeni Widiastuti
pada Minggu pagi kemarin
itu. Semua berjalan seperti
biasa. Saat suaminya, Yesaya,
hendak pergi ke GKI, tempat
dia bekerja 12 tahun terakhir,
Yeni pun mencium tangan
Anwar selama ini memimpin
gerakan oposisi Malaysia
selama bertahun-tahun.
Untuk pertama kalinya dalam
sejarah Malaysia, akhirnya
koalisi Mahathir mampu menyingkirkan
partai yang berkuasa
sebelumnya. Kemenangan
pemilu yang mengejutkan
pekan lalu kemudian diikuti
rekonsiliasi antara Anwar dan
Mahathir.
Mahathir pernah memecat
Anwar saat menjalankan tugas
pertamanya sebagai perdana
menteri. Anwar bebas dari rumah
sakit di Ibu Kota Kuala Lumpur
yang merupakan tempatnya
menjalankan perawatan.
Kabar ini disampaikan Kepala
Staf Kepresidenan Moeldoko
di Istana Negara, Jakarta,
Rabu (16/5). “Untuk komando
operasi khusus gabungan TNI
sudah direstui oleh presiden,
dan diresmikan kembali oleh
panglima TNI,” ucapnya.
Terkait tugas-tugas Koopssusgab
TNI ini, lanjut Moeldoko,
dipastikan pasukan yang
tergabung di dalamnya telah
dipersiapkan baik infra struuktur
maupun kapasitasnya,
mereka setiap saat bisa
digerakkan ke mana pun dalam
tempo secepat-cepatnya.
“Tugasnya seperti apa, akan
dikomunikasikan antara kapolri
dan panglima TNI,” tukas
mantan panglima TNI ini.
Ketika disinggung apakah
Sempat Tanya Pengebom, ’’Ibu Mau ke Mana?’’
dan mendoakannya. Seperti
yang sudah bertahun-tahun
dia lakukan.
Pasangan tersebut telah
dikaruniai dua anak: Gerrard
Cillion, 12, dan Pavel Cillion,
13. “Papanya anak-anak itu
disiplin dan suka berolahraga.
Dia sering olahraga bareng
anak-anak,” kata Yeni tentang
suaminya yang berusia 40
tahun dan berasal dari Alor,
Nusa Tenggara Timur, itu.
Sekitar dua jam setelah sang
suami berangkat, barulah Yeni
mendapat kabar yang merobek
hati tersebut. “Sekitar jam
08.00 dikabarin kalau suami
saya kena bom dan dilarikan
ke rumah sakit,” katanya.
Di RSAL dr Ramelan Surabaya
Yeni mendapati sang
suami mengalami luka bakar
di kaki dan tangan sebelah
kanan serta pipi. Dirawat di
instalasi gawat darurat dan
hanya boleh dijenguk istri dan
anak. Itu pun dibatasi waktunya.
“Semoga suami saya
baik-baik saja,” harap perempuan
39 tahun tersebut.
***
Sekitar semenit setelah ledakan
pertama, terdengarlah
ledakan kedua. Jemaat di dalam
gereja pun panik. Lang sung
Para pendukung Anwar yang
berkumpul di rumah sakit
mengikutinya ke Istana untuk
bertemu dengan Mahathir. Para
pendukung yang mengendarai
sepeda motor berteriak, “Hidup
Anwar.” Mereka berangkat dari
kompleks kerajaan untuk
mendukung pemimpin mereka
yang baru agar dibebaskan.
Salah seorang pendukung
Anwar, Ahmad Samsuddin,
59 tahun, mengatakan, bebasnya
Anwar rasanya seperti
gelombang perubahan yang
berputar-putar di Malaysia
setelah tidak adanya keadilan
selama bertahun-tahun. Kisah
hubungan Mahathir dan
menunggu peraturan presiden
(Perpres) sebagai payung
hukum menggerakkan Koopssusgab
TNI, Moeldoko menjawab
itu tidak diperlukan.
“Nggak perlu nunggu. Bahwa
sekarang ini pasukan itu sudah
disiapkan. Nggak perlu payung
hukum. (Satuan ini) di bawah
panglima TNI, jadi itu inisiasi
penuh dari panglima TNI,”
tegas dia.
semburat keluar. Men coba
mencari tahu apa yang terjadi.
“Saya kira tadi ban mobil meletus,”
kata Octavia nus Rewah,
salah seorang jemaat.
Saat itu Rewah melihat ada
beberapa orang yang tergeletak.
Di antaranya seorang berpakaian
serbahitam dengan
posisi tengkurap. Rewah
sebenarnya ingin menolong
orang yang hanya terlihat
kakinya tersebut.
Namun, tindakan menolong
itu dia urungkan. Sebab, dia
takut melihat banyak asap yang
keluar di sekitar orang yang
tergeletak. Teriakan jemaat
gereja lain agar tetap berada di
dalam ruang gereja juga membuatnya
ragu me nolong.
Persis saat hendak masuk
gereja, ledakan ketiga terdengar.
Rewah mengaku melihat
sumber ledakan itu dari
orang yang tergeletak tersebut.
Ledakan membuat tubuh
orang yang memakai baju
hitam dan sepatu hitam itu
terpelanting ke atas. “Sampai
4 meter.”
Suasana area parkir tempat
ledakan itu terjadi sudah
berserak tidak keruan. Asap
putih membumbung tinggi.
Beberapa orang terlihat
Anwar kemudian menjadi
salah satu tikungan dan belokan
yang luar biasa.
Selama 1990-an mereka
merupakan sekutu politik saat
keduanya masing-masing menjabat
sebagai perdana menteri
dan wakilnya. Namun Anwar
dipecat pada 1998 silam setelah
berselisih dengan men tor
politiknya dan dipen jarakan
karena penyalahgunaan kekuasaan
setahun kemudian.
Seperti dilansir BBC, pada
2004 lalu, keyakinannya di balik
memimpin oposisi untuk mendapat
keuntungan yang belum
pernah terjadi sebelumnya.
(ina/iml/trz/JPC)
NII Bangkit Lagi
polisi, tetapi seorang lainnya
masih belum tertangkap.
Menurut Kabid Humas Polda
Riau AKBP Sunarto, saat itu
kondisi Mapolda dalam
keadaan siaga.
Adapun kondisi itu sudah
berlangsung sejak penyerangan
Mapolres Surabaya belum lama
ini. “Kondisi dalam keadaan
siaga,” katanya dalam jumpa
pers pada Rabu (16/5).
Sunarto kemudian membeberkan
kronologi penyerangan
para pelaku teroris di Polda
Riau. Kala itu, katanya, petugas
jaga yang dilengkapi dengan
senjata laras panjang sedang
melakukan penjagaan di pagar
depan Mapolda Riau.
Kemudian tepat pukul 09.00
WIB, ada kendaraan minibus
Avanza warna putih yang
menerobos masuk.
Petugas sempat menutup
pagar, tetapi mobil itu berhasil
masuk setelah menabrak pagar
berwarna hitam.
“Ada beberapa orang di
dalamnya, kemudian sampai
di halaman Polda, penumpang
turun dan melakukan penyerangan
kepada anggota
dengan senjata tajam jenis
samurai,” terangnya.
Selanjutnya, dua orang penum
pang turun di depan Intel
Polda Riau. Keduanya mengayunkan
pedangnya kepada
petugas. Dua petugas mengalami
luka akibat tebasan itu.
“Dua anggota mengalami luka
bacok. Satu Brigadir Jhon Hendrik
luka pada jarinya. Kom pol
Farid Abdullah Bidkum, luka
belakang kepala,” jelasnya.
Petugas yang terdesak dengan
situasi tersebut langsung
melumpuhkan pelaku dengan
timah panas.
Saat itu, terdengar puluhan
kali suara tembakan dari
halaman Polda Riau. Tak lama
berselang, setelah turunnya
dua pelaku di pagar depan,
mobil yang dikendarai pelaku
langsung melaju cepat ke arah
lobi Mapolda dan menurunkan
seorang pelaku.
Saat itu di Mapolda Riau
akan digelar ekspose pengungkapan
narkoba sekitar 40
kilogram sabu-sabu.
Pelaku satu itu berhasil dilum
puhkan. Kemudian mobil
kembali melaju dan menabrak
dua jurnalis televisi, Ryan
Rahman dan Rahmadi.
Mereka juga menabrak anggota
polisi Ipda H Auzar
hingga meninggal dunia.
Kemudian sopir mobil itu
menginjak gas ke pagar
samping Mapolda. Dua pelaku
turun, dilakukan peng ejaran
dan satu berhasil dilumpuhkan.
Namun satu lain nya
berhasil melarikan diri.
“Kami dalam kondisi siaga,
kita lakukan tindakan tegas
berhasil melumpuhkan empat
orang pelaku. Tewas. Kemudian
pelaku yang diduga
sopir masih dalam pengejaran,”
tegasnya.
Pelaku yang lolos dari kejaran
petugas diduga melarikan diri
ke sekitar rumah dinas
Wakapolda Riau dan kantor
Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Polda Riau.
Ketika mengetahui satu
orang melarikan diri, polisi
bersenjata lengkap langsung
melakukan pengejaran. (ce1/
ica/jpnn/dna/ce1/JPC)
Pasukan Elite TNI Siap Bergerak
Nantinya pasukan pasukan
elite yang tergabung dalam
satuan itu antara lain, Komando
Pasukan Khusus atau Kopassus
dari TNI AD, Detasemen
Jalamangkara (Denjaka), dan
Detasemen Bravo 90 dari TNI
AU. “Unsur-unsur di dalamnya
kekuatan dari pasukan khusus
darat, laut dan udara yang
terpilih terbaik,” tambahnya.
(fat/jpnn)
bersimbah darah. Tergeletak
di lantai. Salah satunya Yesaya.
“Tolong saya, tolong saya.
Tolong saya, Tuhan Yesus,”
teriak Yesaya yang terdengar
Anton, sapaan Antonius.
Namun, Anton tidak berani
mendekat untuk menolong
Yesaya. Sejak ledakan pertama
terdengar, lelaki 38 tahun itu telah
menjauh dari lokasi. Setelah
ledakan ketiga terdengar, dia
baru kembali ke lokasi. Dilihatnya
rekan kerjanya tersebut bersimbah
darah di telinga, tangan, dan kaki.
“Kalau tidak ada Bang Yesaya,
mungkin saya bakal jadi korban,”
kata Anton.
Seniornya itu dikenal Anton
sangat disiplin. Tiap bertugas,
siapa saja yang tak dikenal akan
langsung dia tanyai. Itu pula
yang dilakukannya saat melihat
tiga orang yang hanya terlihat
bagian matanya tersebut.
Belakangan diketahui, tiga orang
itu adalah ibu (Puji Kuswati)
dan dua anaknya (Fadhila Sari
dan Pamela Riskika).
Anton tak membayangkan
seandainya Yesaya gagal
mencegah ketiganya masuk
ke gereja. “Mungkin bakal
banyak jatuh korban jika bom
meledak di dalam,” terangnya.
(*/c9/ttg)
BEROBAT: Peserta pengobatan gratis yang diselenggarakan PT Cikarang Listrindo di
Wangunharja, Cikarang Utara, Selasa (15/5).
Ratusan Warga Wangunharja
Berobat Massal
CIKARANG UTARA-Kembali
PT CL melakukan aksi bakti
sosial pada Selasa (15/5) untuk
periode bulan Mei 2018.
Kegiatan ini merangkul Puskesmas
Mekarmukti sebagai
tim medis, Babinsa dan Bi maspol
sebagai keamanan dan aparat
Desa Wangunharja sebagai
Bupati Pengatur Negara
Sudah tidak ada harapan. Sudah
ada kesimpulan bahwa
me ninggal akan lebih baik. Biar
saja meninggal dengan tenang.
Tapi Enthus kan baru 51 tahun.
Masih segar. Bahkan menjabat
bupati Tegal. Kok di biar kan
begitu? Ternyata yang di video
itu bukan Enthus.
Alhamdulillah. Saya dapat
kepastian dari teman saya di
Radar Tegal. Katanya: yang
di video itu pejabat sementara
bupati Tegal: Sinoeng Rahmadi.
Yang lagi kesurupan. Setelah
nyadran menjelang bulan
puasa. Di makam Ki Gede
Sebayu. Pendiri Tegal. Kebetulan
hari itu HUT Tegal.
Tapi Enthus memang juga
meninggal. Hari itu. Siang itu
Enthus ke satu madrasah di
kecamatan Jatinegara. Perbatasan
Tegal-Pemalang. Menghadiri
acara penutupan masa
sekolah tahun ini.
Dengan membawa beberapa
wayang golek. Pentas kecilkecilan:
wayang santri.
Setelah makan siang Enthus
jalan lagi. Akan menghadiri
pengajian. Di tengah jalan
Enthus merasa sulit nafas.
Lalu dimampirkan ke puskesmas
Jatinegara. Diperiksa.
Tekanan darahnya tinggi. Gula
darahnya: 400.
Enthus koma. Dilarikan ke
rumah sakit Tegal. Di tengah
jalan meninggal dunia: Senin,
pukul 7 malam.
Terlalu muda untuk meninggal.
Terlalu banyak yang masih
harus diperbuat. Baik di kesenian
maupun di pemerintahan.
Enthus memang menjabat
Bupati Tegal. Dia harus cuti
karena mencalonkan diri lagi.
Untuk sementara diganti
pejabat yang kesurupan itu.
Posisi pencalonannya sangat
kuat. Berpasangan dengan
wakilnya yang sekarang: Umi
Azizah. Hampir pasti akan
terpilih lagi.
Enthus memang dekat dengan
masyarakat. Kepopulerannya
sebagai dalang terkemuka
sangat membantunya
pelaksana. Pengobatan kali ini
dilakukan di Kantor Desa Wangunharja,
Kecamatan Cikarang
Utara, Kabupaten Bekasi.
Kegiatan kali ini dihadiri
sebanyak 129 pasien yang
me lakukan pemeriksaan, termasuk
pemeriksaan Gula
Darah 30, Kolesterol 34 dan
9.000 Miras Digilas
Indarto mengatakan menjelang
Ramadan ini pihaknya
akan terus mengintensifkan
razia miras oplosan dan juga
narkoba. Polisi telah mencanangkan
zero miras di
wilayah Bekasi. “Kita tadi sudah
sepakat, semua lapisan masyarakat
itu support, semua
antimiras, jadi jangan sampai
ada miras,” tuturnya.
Indarto menambahkan, pihakn
ya tidak hanya akan menindak
penjual miras tetapi juga
pengguna. “Peminum kita akan
terapkan karena mengganggu
ketertiban umum, kita nggak
ada toleransi,” katanya.
terpilih. Tapi juga ada unsur
nasib baiknya: pesaingnya,
bupati yang lama yang juga
mencalonkan diri, tiba-tiba
meninggal dunia. Persis seperti
Enthus sekarang.
Selama masa kampanye ini
Enthus seperti kipas angin:
muter terus. Pagi, siang, sore,
malam. Tengah malam pun
masih menerima tamu. Ia baru
tidur menjelang subuh.
Kebiasannya melek malam
(saat mendalang) terbawa.
Dan memang Enthus tetap
mendalang. Jumat-Sabtu-
Minggu Enthus melayani order.
Termasuk dari luar kota.
Mendalang semalam suntuk.
Suatu saat Enthus bilang
kepada saya: gaji saya sebagai
bupati tidak ada apa-apanya
dibanding pendapatan saya
dari mendalang.
Memang Enthus, sebagai
bupati, dikenal bersih. Terbuka.
Mudah dijadikan tempat
curhat warganya. Suatu saat
saya nonton pagelarannya.
Sampai pagi.
Saya pun bertanya: apakah jadi
bupati itu berat. Inilah jawabnya:
Saya kan sudah biasa ngatur
negara, apa susah nya ngatur
hanya kabupaten…hahahhaa.
Kami pun tertawa-tawa.
Sebagai dalang Enthus
memang sudah biasa ngatur
negara: Amarta, Astina,
Mandura, Ndworowati ….
Yang saya suka dari Enthus
adalah: semuanya. Suaranya
yang bulat-merdu-mantab.
Yang bisa mewakili karakter
suara puluhan tokoh wayang
yang berbeda. Yang bisa
menangis sesenggukan dengan
trenyuhnya. Yang bisa tertawa
ngakak dengan naturalnya.
Yang bisa marah dengan
garangnya. Yang bisa merayu
dengan mendayunya.
Bahkan bisa mencampur tawa
ngakak dengan tangis sedih.
Seperti dalam adegan Petruk-
Bagong menghadapi ancaman
Gatutkaca. Dalam lakon ‘Semar
Membangun Kayangan’. Bisa
dilihat youtubenya.
Dan Enthus sangat bangga
dengan kemampuannya itu.
Dengan sabetannya. Di adegan
Asam Urat 36.
Pengobatan massal ini sebagai
komitmen PT CL melakukan
CSR yang bersinergis
dengan warga masyarakat di
sekitar perusahaan berada.
“Ini komitmen kami dengan
masyarakat sekitar,” tutup
Anes, humas PT CL. (zar)
Ia tegaskan, pihaknya tidak
akan mentolerir penjualan mi ras
baik dalam jumlah kecil maupun
partai besar. “Mau jual minuman
oplosan atau ke masan, barangbarang
alkohol tanpa izin, mau
itu satu botol ataupun satu gudang
tetap kita kenakan (tindakan).
Kota Bekasi harus zero minu man
keras,” tegasnya. (neo)
perangnya.
Yang juga saya kagumi. Kadang
muncul kegilaannya: ia berdiri,
berperang dengan wayangnya
sendiri. Enthus lebih dari
sekedar dalang. Ia seniman.
Dengan kreativitasnya. Dengan
kebebasannya. Dengan daya
ciptanya.
Ia ciptakan wayang-wayang
baru: Wayang Gus Dur, wayang
George Bush, wayang Usamah
bin Laden dan wayang yang jadi
idola orang tegal: Si Lupit. Si Lupit
mewakili karakter orang Tegal.
Ceplas-ceplos, kasar, bego-pintar,
polos dan apa adanya.
Lewat wayang Si Lupit itulah
Enthus bisa mengkritik siapa
saja. Dengan kejamnya, dengan
sinisnya dan dengan lucunya.
Ia ciptakan lagu-lagu. Gendinggending.
Dia ajari sinden
bagaimana harus menyanyikannya.
Ia ciptakan seragam
wiyogo: penabuh gamelan. Mirip
pakaian para wali.
Dan Enthus sangat menguasai
masalah agama. Dia demonstrasikan
itu dalam wejanganwejangan
filsafatnya. Tidak
mungkin dilakukan dalang lain.
Terlalu sensitif. Enthus juga sangat
bangga dengan ke-Ansor-annya,
keahlisunnah walja maahnya.
Dan Enthus bisa mendalang
wayang Sunda. Wayang golek.
Dengan sempurnanya. Tidak
dimiliki dalang lainnya di
seluruh dunia.
Kemampuannya itu ia peroleh
secara otodidak. Belajar sendiri.
Dari ayahnya. Yang juga dalang.
Dari kakeknya. Yang juga dalang.
Dari leluhurnya: yang juga
dalang.
Darahnya: dalang. Dagingnya:
dalang. Nafasnya: dalang. Dan
Enthus, harus saya akui, sangat
ganteng. Hidungnya, pipinya,
dagunya, dahinya, telinganya,
seperti kumpulan semua
onderdil ganteng dikumpulkan
di wajah Enthus.
Suatu saat saya kemukakan
kegantengannya itu. Apa ia
bilang? ”Rasanya memang
sayalah dalang paling ganteng
sedunia,” katanya. Hahahaa…
Hanya satu yang saya sayangkan:
ia tidak bisa lagi membaca
tulisan saya ini. (dis)
General Manager/Penanggung Jawab: Andi Ahmadi. Pemimpin Redaksi: Zaenal Aripin. Redaktur Eksekutif: Bisman Pasaribu. Redaktur Pelaksana:
Irwan. Korlip: Antonio J. S. Bano. Redaktur: Irwan, Miftakhudin, Eko Iskandar, Antonio J. S. Bano. Sekretaris Redaksi: Sondang. Staf Redaksi: Andi
Mardani, Syahrul Ramadhan, Ahmad Pairudz, Dani Ibrahim, Karsim Putra Pratama. Komisaris: Hazairin Sitepu. Direktur: Hetty, Faturohman S Kanday.
Ombudsman JPG: M.Choirul Shodiq, Rohman Budijanto. Fotografer: Arisanto, Raiza Septianto. Pracetak: Yudhi Handoko, Mahmud Amsori, Bambang
Joko Prakoso, Tio Ardiansyah, M. Indra Negara. Desain Iklan: Denis Arfian. Editor: Muhammad Qithfi Rul Aziz. Teknologi Informasi: Beni Irawan, Alvin.
Pemasaran/Sirkulasi: Asep Rachmat (Koordinator), Eti Cahyanih. Manager Iklan: Hafidz. Iklan: Flora Pangestika. Manager Keuangan: Imam Hidayat.
Keuangan: Rizky Marcella, Niki Ayu Minofi, Linda Rose Iskandar. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Perkantoran Suncity Square, Jl M Hasibuan Blok
A40-41, Bekasi. Telp. Redaksi: 021-88863639. Telp Iklan: 021-88863640 (FO & PEMASARAN): 021-88966203. Telp. Keuangan: 021-88863641, Faks:
021-88863641, 021-88863639. Telp: 021-88966203, 88863641. Bank: Bank CIMB Niaga Bekasi. No.Rek: 925-01- 00699-00-0 a.n PT BEKASI EKSPRES
MEDIA. Diterbitkan oleh: PT Bekasi Ekspres Media. Percetakan: PT Bogor Media Grafika Jalan Siliwangi Kav 1 No 34 Komplek Puslitbang Intel Desa
Ciujung, Kabupaten Bogor, Sentul Bogor. No.Telp: (0251) 8655 365. (isi diluar tanggung jawab percetakan).
Warna FC : Rp. 50.000,-
Halaman 1 FC : Rp. 65.000,-
Advertorial FC : Rp. 30.000,-
Hitam Putih BW : Rp. 35.000,-
Halaman 1 BW : Rp. 50.000,-
Advetorial BW : Rp. 20.000,-
Pengumunan BW : Rp. 30.000,-
Iklan Baris : Rp. 15.000,-
Wartawan Radar Bekasi selalu dibekali identitas dan tidak menerima uang atau barang berharga lainnya dari narasumber.