26.09.2015 Views

HTTP://WWW.TEMPOINTERAKTIF.COM

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LIPUTAN KHUSUS<br />

Indonesianis<br />

Turun dengan<br />

Beragam Alasan<br />

MINAT STUDI TENTANG INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT MENURUN.<br />

SEJUMLAH LEMBAGA MENCOBA MENGEREKNYA KEMBALI.<br />

JULI silam, James Bourk<br />

Hoesterey mengutarakan<br />

rencananya. Pada bulan<br />

mendatang, Agustus, ujarnya,<br />

dia akan bertemu dengan<br />

orang-orang USAID-Indonesia.<br />

Presiden Indonesia East Timor<br />

Studies Council Lake Forest College<br />

Chicago ini akan mendiskusikan perihal<br />

potensi peneliti baru dan kerja<br />

sama dengan universitas-universitas<br />

di Indonesia. Selain itu, ”Meningkatkan<br />

daya tarik Indonesia di mata<br />

mahasiswa di universitas-universitas<br />

dan masyarakat Amerika pada<br />

umumnya,” kata Hoesterey.<br />

Minat warga Amerika mempelajari<br />

Indonesia memang sedang menukik.<br />

Penurunan tersebut mengundang<br />

keprihatinan sejumlah pihak,<br />

termasuk kampus-kampus yang memiliki<br />

program Asia Tenggara, dan<br />

pemerintah Amerika sendiri. ”Penurunan<br />

40 persen arus siswa pendidikan<br />

tinggi Amerika-Indonesia dalam<br />

12 tahun terakhir cukup mengganggu,”<br />

demikian bunyi laporan<br />

misi pemimpin pendidikan tinggi<br />

Amerika ke Indonesia yang dikeluarkan<br />

dua tahun silam. Laporan tersebut<br />

juga menyebutkan sejumlah rekomendasi<br />

untuk peningkatan kerja<br />

sama di sektor pendidikan tinggi<br />

yang berada di bawah program kemitraan<br />

komprehensif yang gencar<br />

dilaksanakan pemerintah Amerika<br />

Serikat belakangan ini.<br />

Laporan tersebut menulis, sekitar<br />

12 tahun lalu mahasiswa Amerika<br />

yang belajar ke Indonesia sebanyak<br />

213. Sedangkan dua tahun<br />

lalu hanya 130 orang. Lalu, tercatat<br />

13 ribu mahasiswa Indonesia mengambil<br />

pendidikan jangka panjang di<br />

Amerika pada 1997. Dua tahun silam,<br />

angka itu turun hampir separuh,<br />

menjadi sekitar 7.500 orang.<br />

Associate professor Departemen<br />

Studi Asia Selatan dan Tenggara<br />

Universitas California di Berkeley,<br />

Jeffrey Hadler, mengakui jumlah<br />

mahasiswanya yang mengambil studi<br />

tentang Indonesia menurun. Tapi,<br />

katanya, secara umum yang mempelajari<br />

Asia Tenggara terus meningkat<br />

setiap tahun.<br />

Penurunan juga terlihat dari kelas<br />

bahasa Indonesia di kampus anggota<br />

Consortium for the Teaching of<br />

Indonesia (COTI) yang menawarkan<br />

kelas bahasa Indonesia untuk<br />

tingkat mahir setiap semester atau-<br />

Perpustakaan<br />

Kroch yang<br />

menyediakan<br />

data dan<br />

dokumentasi<br />

tentang Asia<br />

di Universitas<br />

Cornell.<br />

Mahasiswa<br />

tak lagi<br />

dipenuhi minat<br />

mengetahui<br />

Indonesia.<br />

Kelas<br />

semester<br />

kedua pada<br />

musim semi<br />

di Cornell<br />

University<br />

pada 2009.<br />

pun Southeast Asian Studies Summer<br />

Institute (SEASSI), yang menawarkan<br />

kelas bahasa Indonesia pada<br />

musim panas.<br />

Menurut Presiden COTI yang juga<br />

pengajar bahasa dan budaya Asia Selatan<br />

dan Tenggara Universitas California<br />

di Los Angeles, Juliana Wijaya,<br />

dulu banyak peminat untuk kelas-kelas<br />

di bawah COTI, yang biasa<br />

membawa siswanya belajar ke Indonesia.<br />

Sehingga, ujarnya, penyeleksian<br />

saat itu cukup berat. Kini keadaannya<br />

jauh berbeda. ”Saat ini hanya<br />

tercatat sekitar 20 pelamar,” katanya.<br />

Padahal, untuk itu semua, yang<br />

diterima per tahun 10-12 orang.<br />

Koordinator Program Indonesia di<br />

SEASSI, Amelia Joan Liwe, menyatakan<br />

hal senada. Pada 1990-an, kata<br />

Amelia, banyak mahasiswa Amerika<br />

berminat mengikuti pelajaran bahasa<br />

Indonesia pada SEASSI di University<br />

of Wisconsin-Madison. ”Bisa<br />

mencapai lebih dari 50 orang,” katanya.<br />

Pada 2.000-an, angka tersebut<br />

menurun drastis. Menurut Amelia,<br />

sejak ia menjabat koordinator enam<br />

tahun silam, jumlahnya naik-turun.<br />

”Tapi belum kembali pada dekade sebelum<br />

2000.” Jumlah tertinggi yang<br />

tercatat selama Amelia menjadi koordinator<br />

adalah pada 2007. Pada<br />

tahun itu jumlah mahasiswa setahun<br />

62 | TEMPO 20 NOVEMBER 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!