12.04.2013 Views

leaflet pandu kunti

leaflet pandu kunti

leaflet pandu kunti

SHOW MORE
SHOW LESS

Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!

Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.

Untuk memudahkan penyebutan, induk Nila<br />

Merah Strain Singapura (SS) disebut induk Nila Putih<br />

Janti (SS) dan induk Nila Hitam Strain Gift (GG) disebut<br />

induk Nila Hitam Janti (GG).<br />

Pada tahun 2010 dan 2011, dihasilkan induk dan<br />

benih Larasati generasi keempat (F4) dan kelima (F5).<br />

Selama triwulan III tahun 2011 – triwulan III tahun 2012,<br />

dilakukan berbagai uji untuk mengetahui performa,<br />

ketahanan dan kemampuan beradaptasi terhadap<br />

kondisi lingkungan. Pada tanggal 11 Oktober 2012,<br />

induk Nila Putih Janti (SS) jantan dan induk Nila Hitam<br />

Strain Gift (GG) betina dievaluasi oleh Badan Penelitian<br />

dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pada<br />

tanggal 27 Desember 2012, kedua induk tersebut<br />

dilepas dengan nama Induk Ikan Nila Jantan PANDU dan<br />

Induk Ikan Nila Betina KUNTI melalui Keputusan Menteri<br />

Kelautan dan Perikanan KEP. 48/MEN/2012.<br />

Secara yuridis, induk Pandu dan Kunti telah resmi<br />

menjadi milik seluruh masyarakat perikanan Indonesia.<br />

Dalam rangka meningkatkan produksi Nila Nasional<br />

untuk mendukung Industrialisasi Perikanan Budidaya,<br />

induk Pandu dan Kunti siap digunakan untuk<br />

memproduksi benih Larasati dan siap didistribusikan ke<br />

seluruh wilayah Indonesia.<br />

Saat ini, induk Pandu dan Kunti sudah<br />

dikembangkan oleh BBI Lokal dan UPR di Jawa tengah.<br />

Selain di Jawa Tengah, induk Pandu dan Kunti juga telah<br />

dikembangkan di daerah lain di Pulau Jawa dan luar<br />

Pulau Jawa, terutama di Sumatera dan Kalimantan.<br />

Teknik pembenihan yang digunakan pada umunya<br />

menggunakan teknik Sapih Benih. Kegiatan pendederan<br />

benih Larasati umumnya dilakukan di kolam air tenang<br />

dan minapadi, sedangkan untuk pembesaran dapat<br />

dilakukan di kolam air tenang, kolam air deras,<br />

minapadi, keramba jaring apung, keramba tancap,<br />

tambak air payau, dsb.<br />

Kegiatan budidaya Nila Larasati telah membuka<br />

lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan<br />

kepada para pembenih (UPR), penggelondong,<br />

pembesaran, bakul benih, bakul ikan konsumsi, bakul<br />

pakan, membuka rumah makan dan pancingan dengan<br />

menu serba ikan, pabrik pengolahan, eksportir, dsb.<br />

Diharapkan pengembangan induk Pandu dan<br />

Kunti untuk menghasilkan benih Larasati mampu<br />

berkontribusi nyata secara khusus terhadap<br />

peningkatan produksi Nila Nasional guna mendukung<br />

Industrialisasi Perikanan Budidaya, dan secara umum<br />

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat<br />

Indonesia.<br />

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :<br />

1. Satker PBIAT Janti<br />

Ds. Janti, Kec. Polanharjo, Kab. Klaten, Prov. Jawa<br />

Tengah. Telp./Fax. (0272) 552 947<br />

2. Email : pbiatjanti@yahoo.com<br />

3. Web. : satkerpbiatjantiklaten.wordpress.com<br />

4. Contact Person :<br />

Ir. Sutarno (0856 4220 3402),<br />

Toni Kuswoyo, S.Pi., M.P.<br />

(0856 4314 6859 / 0813 9202 5819)<br />

PUSAT PENGEMBANGAN<br />

IINDUK IIKAN NIILA REGIIONAL ((PPIIIINR))<br />

SATUAN KERJA<br />

PERBENIIHAN DAN BUDIIDAYA IIKAN AIIR<br />

TAWAR JANTII<br />

Induk PANDU Induk KUNTI<br />

Benih LARASATI<br />

BALAI PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR<br />

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN<br />

PROVINSI JAWA TENGAH<br />

2013


TAHAPAN PROSES PEMULIAAN<br />

Tahap I. Seleksi Benih Nila<br />

Merah Hibrida Terbaik<br />

Kegiatan seleksi individu telah dimulai sejak tahun<br />

2004 melalui kegiatan hibridisasi Nila Merah untuk<br />

mendapatkan gambaran performa benih hibrida dan<br />

induknya.<br />

Pada tahun 2005 diketahui bahwa benih hibrida<br />

terbaik dihasilkan dari persilangan antara induk betina Nila<br />

Hitam Strain GIFT (GG) dan induk jantan Nila Merah Strain<br />

Singapura (SS). Benih hibrida (GS) inilah yang dijadikan<br />

benih Nila Merah Strain Janti sebagai Benih Sebar.<br />

Tahap II. Pemuliaan Induk dengan Metode<br />

Seleksi Individu dan Perbaikan Benih<br />

Hibrida Nila Merah Strain Janti<br />

Pada tahun 2006, dihasilkan induk dan benih hibrida<br />

generasi kesatu (F1). Pada tahun 2007 dan 2008, dihasilkan<br />

induk dan benih hibrida generasi kedua (F2) dan ketiga (F3).<br />

Pada tahun 2008, dilakukan berbagai uji untuk<br />

mengetahui performa benih hibrida dan induknya, Pada<br />

tanggal 29 Juni 2009, benih hibrida F3 dievaluasi oleh Pusat<br />

Riset Perikanan Budidaya DKP dan tanggal 23 Nopember<br />

2009 secara seremonial dilepas di Janti oleh Menteri<br />

Kelautan dan Perikanan dengan nama LARASATI (Nila<br />

Merah Strain Janti) sebagai Benih Bermutu (Keputusan<br />

Menteri Kelautan dan Perikanan KEP 79/MEN/2009 tanggal<br />

23 Oktober 2009).<br />

Tahap III. Pemuliaan Induk dengan Metode<br />

Seleksi Individu dan Perbaikan Benih<br />

Larasati (lanjutan)<br />

Kegiatan pemuliaan induk menggunakan metode<br />

seleksi individu dan kegiatan hibridisasi terus dilakukan.<br />

Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan performa<br />

pertumbuhan induk dan benih Larasati, serta untuk<br />

memurnikan warna induk Nila Merah Strain Singapura (SS).<br />

Peningkatan performa pertumbuhan induk dapat<br />

digambarkan dengan peningkatan genetic gain, sedangkan<br />

untuk benih Larasati dengan peningkatan efek heterosis.<br />

Pemurnian warna induk Nila Merah Strain Singapura<br />

(SS) secara fenotip dapat dilihat dari warna Nila Merah<br />

Strain Singapura (SS) yang sudah menjadi putih, tanpa ada<br />

bintik hitam.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!