You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
1. Pendahuluan<br />
2. <strong>Orbital</strong> atom<br />
3. <strong>Orbital</strong> molekul<br />
4. Ikatan sigma<br />
5. Ikatan pi<br />
6. <strong>Orbital</strong> hibrida<br />
7. Panjang dan kekuatan ikatan
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS<br />
Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan <strong>Orbital</strong>,<br />
mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan orbital<br />
elektron dalam atom maupun molekul
2. ORBITAL ATOM<br />
Pada tahun 1923 Lousis de Broglie menyatakan bahwa sifat<br />
elektron dalam atom dapat dijelaskan dengan lebih baik<br />
dengan memperlakukan elektron sebagai gelombang<br />
daripada sebagai materi.<br />
Ada 2 macam gelombang:<br />
Traveling wave : gelombang air<br />
Standing wave : getaran senar gitar<br />
Elektron dalam orbital mengalami vibrasi pada daerah<br />
tertentu, sehingga elektron dapat dianggap sebagai standing<br />
wave.
Standing wave: senar gitar yang bergantian bergerak ke<br />
atas dan ke bawah
ORBITAL S<br />
Bentuk gelombang dari orbital 1s adalah seperti senar<br />
gitar, kecuali bahwa bentuknya adalah tiga dimensi.<br />
<strong>Orbital</strong> dapat digambarkan dengan wave function, ,<br />
yang merupakan pernyataan matematis dari bentuk<br />
gelombang ketika bervibrasi.<br />
Semua gelombang memiliki tanda positif pada saat<br />
tertentu, sesaat kemudian menjadi negatif.<br />
Densitas elektron pada satu titik dinyatakan dengan 2 .<br />
<strong>Orbital</strong> 1s berbentuk bola simetris, sering digambarkan<br />
dengan lingkaran atau bola dengan nukleus pada<br />
pusatnya dan dengan tanda positif atau negatif untuk<br />
menunjukkan tanda sesaat dari wave function.
<strong>Orbital</strong> 1s
• Untuk elektron dalam orbital 1s: kemungkinan > 90%<br />
elektron berada dalam ruangan yang berbentuk bola.<br />
• Karena jarak rata-rata dari inti atom untuk orbital 2s<br />
lebih besar daripada untuk orbital 1s, maka orbital 2s<br />
digambarkan dengan bola yang lebih besar.<br />
• Akibatnya, densitas elektron rata-rata dalam orbital 2s<br />
lebih kecil daripada densitas elektron rata-rata dalam<br />
orbital 1s.
Bentuk tiga dimensi orbital 1s dan 2s
• Elektron dalam orbital 1s bisa berada dimana saja di<br />
dalam bola 1s.<br />
• <strong>Orbital</strong> 2s memiliki satu daerah dimana probabilitas<br />
untuk menemukan elektron = 0.<br />
• Ini disebut node, atau tepatnya radial node.<br />
• Jadi elektron 2s bisa berada dimana saja di dalam<br />
bola 2s – termasuk di dalam bola 1s – kecuali di<br />
node.
<strong>Orbital</strong> 2s dengan 1 radial node
ORBITAL p<br />
• Jika kita letakkan jari kita di tengan senar gitar sementara kita<br />
memetiknya, maka jari-jari kita mencegah titik tengah tersebut<br />
untuk bergerak.<br />
• Pergeseran (gerakan + atau – ) di titik tengah tersebut selalu nol;<br />
titik ini disebut node.<br />
• Sekarang ada dua bagian senar yang bergetar dengan arah<br />
getaran yang saling berlawanan.<br />
• Kedua bagian senar itu disebut out of phase (fasanya tidak sama);<br />
ketika yang satu bergerak ke atas, maka yang lain bergerak ke<br />
bawah.
First harmonic dari senar gitar.
First harmonic dari senar gitar menggambarkan orbital 2p.<br />
<strong>Orbital</strong> 2p digambarkan sebagai dua lobe yang terpisahkan<br />
oleh satu node (planar node).<br />
Kedua lobe orbital p saling out of phase.<br />
Jika wave function pada satu lobe bertanda positif, maka pada<br />
lobe yang lain bertanda negatif.
<strong>Orbital</strong> 2p
Bentuk tiga dimensi orbital 2p
3. ORBITAL MOLEKUL<br />
Bagaimana atom-atom bergabung dalam suatu ikatan<br />
kovalen untuk membentuk satu molekul?<br />
Model Lewis menggambarkan bagaimana atom<br />
memperoleh konfigurasi oktet dengan cara berbagi<br />
elektron.<br />
Drawback: model Lewis hanya memperlakukan<br />
elektron sebagai partikel, dan tidak memperhitungkan<br />
sifat elektron sebagai gelombang.
• Teori orbital molekul menggabungkan kecenderungan<br />
atom untuk mengisi konfigurasi oktet dengan<br />
cara berbagi elektron (model Lewis) dengan sifat<br />
elektron sebagai gelombang.<br />
• Menurut teori orbital molekul, ikatan kovalen<br />
terbentuk akibat penggabungan orbital-orbital atom<br />
menjadi orbital molekul – yaitu orbital yang dimiliki<br />
oleh molekul, bukan oleh individu atom.<br />
• <strong>Orbital</strong> molekul menggambarkan volume ruangan/<br />
space yang melingkupi molekul dimana probabilitas<br />
untuk menemukan elektron sangat besar.<br />
• <strong>Orbital</strong> molekul memiliki ukuran, bentuk, dan energi<br />
tertentu.
Stabilitas ikatan kovalen disebabkan oleh adanya densitas<br />
elektron yang besar di bonding region.<br />
Di daerah ini elektron berada dekat dengan kedua inti atom,<br />
sehingga menurunkan keseluruhan energi.<br />
Bonding electron tersebut juga menghalangi kedua inti atom<br />
yang bermuatan positif sehingga keduanya tidak saling<br />
menolak.<br />
Desnitas elektron di bonding region
Jika kedua inti berjarak terlalu jauh, maka gaya tarik<br />
dengan bonding elektron menjadi sangat kecil atau<br />
bahkan hilang.<br />
Jika keduanya terlalu dekat, maka gaya tolak<br />
elektrostatik akan menyebabkan keduanya saling<br />
menjauh.<br />
Jadi ada jarak antar nukleus yang optimum dari suatu<br />
ikatan kovalen, dimana gaya tarik seimbang dengan<br />
gaya tolak.<br />
Pada jarak optimum, energi senyawa yang terbentuk<br />
minimum (ikatan terkuat).<br />
Jarak optimum ini disebut panjang ikatan.
• Perhatikan ikatan yang terjadi dalam molekul H 2.<br />
• Jika kedua atom saling mendekat, maka kedua fungsi<br />
gelombang 1s dapat bergabung secara konstruktif sehingga<br />
keduanya saling menguatkan ketika terjadi overlap dan<br />
dihasilkan bonding molecular orbital (bonding MO).<br />
• Ikatan yang dihasilkan memiliki elektron yang terkonsentrasi<br />
di sepanjang garis penghubung kedua inti atom.<br />
• Ikatan type ini disebut ikatan simetris silinder atau ikatan<br />
sigma ().
Pembentukan orbital molekular dengan ikatan
• Jika kedua orbital 1s dari kedua atom yang overlap saling out<br />
of phase, maka akan dihasilkan antibonding molecular<br />
orbital.<br />
• Kedua fungsi gelombang 1s tersebut memiliki tanda yang<br />
berlawanan, sehingga akan saling melemahkan ketika<br />
overlap.<br />
• Yang dihasilkan adalah node (nodal plane) yang memisahkan<br />
kedua atom.<br />
• Keberadaan node yang memisahkan dua nukleus biasanya<br />
menunjukkan bahwa orbital tersebut adalah antibonding *.
• Pada pembentukan ikatan, jika dua orbital mulai saling<br />
overlap, energi dilepaskan, karena elektron di tiap<br />
atom bukan hanya ditarik oleh intinya masing-masing,<br />
tetapi juga ditarik oleh inti yang bermuatan positif dari<br />
atom kedua.<br />
• Jadi yang membuat kedua atom terikat menjadi satu<br />
adalah gaya tarik antara elektron yang bermuatan<br />
negatif dengan inti yang bermuatan positif.<br />
• Semakin banyak overlap, semakin berkurang energinya<br />
sampai kedua atom cukup dekat sehingga kedua<br />
inti atom yang bermuatan positif mulai saling tolak.<br />
• Stabilitas maksimum (energi minimum) dicapai jika<br />
kedua inti terpisah oleh jarak tertentu, yang disebut<br />
panjang ikatan.
Overlap ujung-dengan-ujung antara 2 orbital p membentuk satu<br />
bonding molecular orbital dan satu * antibonding molecular<br />
orbital.
• Ikatan pi () terbentuk karena adanya overlap antara 2<br />
orbital p dengan orientasi tegak lurus garis penghubung<br />
kedua nukleus.<br />
• Kedua orbital yang sejajar ini overlap sisi-dengan sisi,<br />
densitas elektronnya terpusat di atas dan di bawah garis<br />
penghubung kedua nukleus.<br />
• Overlap ini paralel, bukan linier (sebagaimana pada ikatan<br />
sigma), sehingga orbital molekular pi tidak simetris silinder.
Overlap sisi-dengan-sisi antara 2 orbital p membentuk satu <br />
bonding molecular orbital dan satu * antibonding molecular<br />
orbital.
Hibridisasi orbital (L. Pauling)<br />
Kombinasi dari dua atau lebih orbital atomik<br />
membentuk serangkaian orbital atomik baru,<br />
disebut orbital hibrida<br />
Ada 3 tipe orbital hibrida<br />
sp 3 (satu orbital s + tiga orbital p)<br />
sp 2 (satu orbital s + dua orbital p)<br />
sp (satu orbital s + satu orbital p)
ORBITAL HIBRIDA sp 3<br />
Bagaimana bentuk orbital sp 3 ?<br />
• Seperti halnya orbital p, orbital sp 3 berbentuk lobe.<br />
• <strong>Orbital</strong> s akan memperbesar satu lobe dari orbital p, tapi<br />
akan memperkecil satu lobe lainnya (yang fasanya<br />
berlawanan), sehingga ukuran kedua lobe orbital sp 3<br />
menjadi tidak sama.<br />
• <strong>Orbital</strong> sp 3 lebih stabil daripada orbital p, tapi kurang<br />
stabil dibandingkan sorbital s.<br />
• Lobe orbital sp 3 yang lebih besar digunakan dalam<br />
pembentukan ikatan kovalen.
<strong>Orbital</strong> s<br />
<strong>Orbital</strong> p<br />
hibridisasi<br />
<strong>Orbital</strong> s<br />
memperbesar lobe<br />
orbital p<br />
<strong>Orbital</strong> s<br />
memperkecil lobe<br />
orbital p
<strong>Orbital</strong> hibrida sp 3 terjadi karena adanya penggabungan<br />
1orbital s dan 3 orbital p, sehingga orbital hibrida yang<br />
dihasilkan berjumlah 4.<br />
Ujung dari keempat orbital hibrida sp 3 akan saling menjauh<br />
dan akan mengarah ke sudut-sudut tetrahedron beraturan<br />
dengan sudut 109,5°.
IKATAN DALAM METANA<br />
• Metana memiliki 4 ikatan kovalen.<br />
• Ke-4 ikatan memiliki panjang dan sudut yang sama<br />
• Ke-4 ikatan identik.<br />
109,5<br />
ball-and-stick<br />
model<br />
of methane<br />
space-filling<br />
model<br />
of methane<br />
electrostatic<br />
potential<br />
map for<br />
methane
Bagaimana pembentukan ikatan dalam CH 4?<br />
• Struktur elektron karbon:<br />
1s 2 2s 2 2p x 1 2py 1<br />
berarti hanya ada 2 elektron yang tidak<br />
berpasangan yang dapat di-share<br />
dengan hidrogen, bukan 4!<br />
• Supaya jelas, digunakan notasi<br />
electrons-in-boxes.<br />
• Hanya elektron level 2 yang digambar,<br />
karena elektron 1s 2 letaknya terlalu<br />
dalam untuk bisa terlibat dalam pembentukan<br />
ikatan.<br />
• Elektron yang tersedia untuk sharing<br />
adalah elektron 2p.<br />
• Mengapa metana bukan CH 2?
• Pada saat ikatan terbentuk, energi dilepaskan<br />
dan sistem menjadi lebih<br />
stabil.<br />
• Jika karbon membentuk 2 ikatan, energi<br />
yang dilepaskan adalah 210 kkal/mol.<br />
• Hanya ada sedikit beda energi antara<br />
orbital 2s and 2p, sehingga karbon<br />
hanya memerlukan sedikit energi (96<br />
kkal/mol) untuk meningkatkan (promote)<br />
satu elektron dari 2s ke tempat kosong<br />
di 2p sehingga dihasilkan 4 elektron<br />
yang tak berpasangan.<br />
• Energi yang dilepas pada saat pembentukan<br />
4 ikatan = 420 kkal/mol.<br />
• Dengan hanya menggunakan 96<br />
kkal/mol, energi yang dilepaskan<br />
bertambah 210 kkal/mol.
Dalam senyawa metana, semua ikatan karbon-hidrogen identik,<br />
tapi elektron kita berada dalam 2 orbital yang berbeda ( 2s dan 2p)<br />
masalah!!!<br />
• Elektron mengatur lagi dirinya dalam satu proses yang disebut<br />
hibridisasi.<br />
• Proses ini akan mengatur kembali elektron-elektron menjadi 4<br />
orbital hibrida yang identik yang disebut hibrida sp 3 .<br />
• Setiap orbital sp 3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p.<br />
• Keempat orbital sp3 memiliki energi yang sama.
Keempat orbital hibrida sp 3<br />
mengatur dirinya dalam ruangan<br />
sedemikian rupa sehingga<br />
masing-masing berjarak sejauh<br />
mungkin.<br />
Kita dapat menggambar inti atom<br />
sebagai pusat dari satu tetrahedron<br />
(piramid dengan alas<br />
segitiga) dengan orbital yang<br />
mengarah ke sudut-sudut<br />
tetrahedron.<br />
Keempat ikatan dalam metana<br />
terbentuk akibat overlap orbital<br />
sp 3 dari C dengan orbital s dari H.
IKATAN DALAM ETANA<br />
• Kedua atom karbon dalam etana adalah tetrahedral.<br />
• Tiap karbon menggunakan 4 orbital sp 3 untuk membentuk 4<br />
ikatan kovalen:<br />
H H<br />
׀ ׀<br />
H – C – C – H<br />
׀ ׀<br />
H H<br />
• Satu orbital sp 3 dari atom satu C overlap dengan orbital sp 3 dari<br />
atom C yang lain membentuk ikatan C – C (ikatan ).<br />
• Ketiga orbital sp 3 yang lain dari masing 2 atom C overlap dengan<br />
orbital s dari atom H membentuk ikatan C – H (ikatan ).
Gambar orbital dari etana. Ikatan C – C terbentuk karena overlap sp 3<br />
– sp 3 , dan tiap ikatan C – H terbentuk karena overlap sp 3 – s
• Semua ikatan dalam metana dan etana adalah ikatan<br />
sigma () karena semuanya terbentuk akibat overlap<br />
orbital atomik ujung-dengan-ujung<br />
• Semua ikatan tunggal dalam senyawa organik adalah<br />
ikatan sigma.
s<br />
<br />
<br />
ORBITAL HIBRIDA sp 2<br />
Bagaimana bentuk orbital sp 3 ?<br />
<br />
p p p<br />
Tiga orbital yang<br />
mengalami hibridisasi<br />
hibridisasi<br />
<br />
<br />
sp 2 sp 2<br />
<br />
sp 2<br />
orbital hibrida<br />
• Untuk meminimalkan gaya tolak elektron, ketiga orbital harus<br />
saling menjauh.<br />
• Sumbu ketiga orbital terletak pada satu bidang datar,<br />
mengarah ke ujung-ujung segitiga samasisi dengan atom C<br />
sebagai pusatnya.<br />
• Hal ini berarti bahwa sudut ikatan mendekati 120°.<br />
<br />
p
Sumbu dari tiga orbital hibrida sp 2 terletak pada satu<br />
bidang datar dan mengarah ke sudut-sudut segitiga sama<br />
kaki.<br />
<strong>Orbital</strong> 2p yang tak terhibridisasi terletak tegak lurus<br />
pada bidang datar tersebut
• Karena atom C yang terhibridisasi terikat pada tiga atom yang<br />
membentuk bidang datar, maka atom C tersebut dinamakan<br />
trigonal planar carbon.<br />
• <strong>Orbital</strong> p yang tak terhibridisasi tegak lurus terhadap bidang<br />
yang terbentuk oleh ketiga orbital.<br />
sp 2<br />
sp 2<br />
p<br />
Pandangan samping<br />
sp 2<br />
120<br />
Pandangan atas
IKATAN DALAM ETENA<br />
• Tiap atom karbon dalam etena membentuk 4 ikatan,<br />
tapi masing-masing hanya terikat dengan 3 atom.<br />
H H<br />
C = C<br />
H H<br />
• Agar terikat pada 3 atom, tiap atom karbon menghibridisasi<br />
3 orbital atomiknya terbentuk orbital<br />
hibrida sp 2 .<br />
• Setelah hibridisasi, masing-masing atom C memiliki 3<br />
orbital hibrida sp 2 dan satu orbital p.
Ikatan karena<br />
overlap sp 2 – s Ikatan <br />
C C<br />
Ikatan karena<br />
overlap sp 2 – sp 2<br />
Ikatan <br />
H<br />
H<br />
C C<br />
H<br />
H<br />
Ikatan <br />
Ikatan
• Kedua orbital p yang overlap untuk membentuk ikatan harus<br />
saling sejajar agar terjadi overlap maksimum.<br />
• Ini akan mendorong segitiga yang terbentuk oleh 1 C dan 2 H<br />
terletak pada bidang datar yang sama dengan segitiga lain<br />
yang terbentuk oleh 1 C dan 2 H.<br />
• Keenam atom pada senyawa etena terletak pada satu bidang<br />
datar, dan elektron pada orbital p menempati ruangan di atas<br />
dan di bawah bidang datar tsb.<br />
• Electrostatic potential map untuk etene menunjukkan bahwa<br />
etena merupakan senyawa nonpolar dengan akumulasi<br />
muatan negatif (daerah berwarna orange) berada di atas<br />
kedua atom C.
all-and-stick<br />
model<br />
space-filling<br />
model<br />
electrostatic<br />
potential map<br />
• Empat elektron mengikat 2 atom karbon dengan ikatan<br />
rangkap C-C, sedangkan dua elektron mengikat 2 atom<br />
karbon dengan ikatan tunggal C-C.<br />
• Ikatan rangkap lebih kuat (152 kkal/mol) daripada ikatan<br />
tunggal (88 kkal/mol).<br />
• Ikatan rangkap lebih pendek (1,33 Å) daripada ikatan tunggal<br />
(1,54 Å).
s<br />
<br />
<br />
ORBITAL HIBRIDA sp<br />
<br />
p p p<br />
Dua orbital yang<br />
mengalami hibridisasi<br />
sp<br />
p<br />
hibridisasi<br />
p<br />
<br />
<br />
sp 2 sp 2<br />
orbital hibrida<br />
sp<br />
<br />
p<br />
<br />
p
Dua lobe yang ukurannya tidak sama pada sudut 180°<br />
orbital 2p yang tak terhibridisasi saling tegak lurus dan<br />
tegak lurus pada garis yang terbentuk oleh sumbusumbu<br />
dari dua orbital hibrida sp
IKATAN DALAM ETHYNE<br />
• Tiap atom karbon dalam ethyne (acetylene) hanya<br />
terikat dengan 2 atom: H dan C lainnya.<br />
H – C C – H<br />
• Karena tiap atom karbon membentuk ikatan kovalen<br />
dengan 2 atom, maka hanya ada 2 orbital (satu s dan<br />
satu p) yang terhibridisasi menjadi 2 orbital hibrida.<br />
• Jadi tiap atom karbon dalam senyawa ethyne memiliki<br />
2 orbital hibrida sp dan 2 orbital p tak terhibridisasi.
• Satu orbital sp dari satu atom karbon overlap dengan satu<br />
orbital sp dari atom karbon yang lain membentuk ikatan <br />
karbon–karbon.<br />
• <strong>Orbital</strong> sp yang lain dari masing-masing atom karbon<br />
overlap dengan orbital s dari atom hidrogen membentuk<br />
ikatan .<br />
• Untuk meminimumkan gaya tolak antara elektron, kedua<br />
orbital sp mengarah pada 2 arah yang berlawanan <br />
membentuk sudut 180°.<br />
• Kedua orbital p yang tak terhibridisasi saling tegak lurus,<br />
dan masing-masing juga tegak lurus dengan orbital sp.<br />
• Masing-masing orbital p yang tak terhibridisasi overlap<br />
sisi-dengan-sisi dengan orbital p yang sejajar dari atom<br />
lainnya, sehingga dihasilkan 2 ikatan .<br />
• Hasil secara keseluruhan adalah ikatan rangkap 3.
180<br />
H C C H<br />
Ikatan karena<br />
overlap sp – ps<br />
Ikatan karena<br />
overlap sp – s<br />
H<br />
C<br />
+<br />
H<br />
C<br />
C<br />
H<br />
C<br />
H
• Ikatan rangkap 3 terdiri dari 1 ikatan dan 2 ikatan .<br />
• Karena kedua orbital p yang tak terhibridisasi saling tegak<br />
lurus, maka ada daerah dengan densitas elek-tron yang besar<br />
di atas dan bawah, serta di depan dan belakang sumbu<br />
molekul (internuclear axis).<br />
• Potential map untuk ethyne menunjukkan bahwa muatan<br />
negatif terakumulasi pada silinder yang membungkus<br />
molekul yang berbentuk telur.<br />
• Karena 2 atom karbon dalam suatu ikatan rangkap 3 diikat<br />
oleh 6 elektron, maka ikatan rangkap 3 lebih kuat (220<br />
kkal/mol) dan lebih pendek (1,2 Å) daripada ikatan rangkap<br />
2.
all-and-stick<br />
model<br />
space-filling<br />
model<br />
electrostatic<br />
potential map
Groups<br />
Bonded<br />
to Carbon<br />
4<br />
2<br />
2<br />
<strong>Orbital</strong><br />
Hybridization<br />
sp 3<br />
ORBITAL HIBRIDA<br />
Types of<br />
Bonds<br />
to Carbon Example<br />
4 sigma bonds<br />
2<br />
sp 120°<br />
3 sigma bonds<br />
and 1 pi bond<br />
sp<br />
Predicted<br />
Bond<br />
Angles<br />
109.5°<br />
180°<br />
2 sigma bonds<br />
and 2 pi bonds<br />
H<br />
H-C-C-H<br />
H<br />
H<br />
H<br />
H H<br />
C C<br />
H H<br />
H-C C-H<br />
Name<br />
Ethane<br />
Ethylene<br />
Acetylene
7. PANJANG DAN KEKUATAN IKATAN<br />
COVALENT RADIUS<br />
Covalent radius, r cov, adalah ukuran atom yang membentuk<br />
ikatan kovalen.<br />
Satuannya picometer (pm) atau Ångströms (Å), dengan<br />
1 Å = 100 pm.<br />
Pada dasarnya, jumlah dua covalent radii = panjang<br />
ikatan antara dua atom.<br />
Polar covalent bonds cenderung lebih pendek daripada<br />
yang diperkirakan.
Covalent radius untuk beberapa atom<br />
Z Simbol r (Å)<br />
1 H 0,31<br />
2 He 0,28<br />
3 Li 1,28<br />
4 Be 0,96<br />
5 B 0,84<br />
6 C (sp 3 ) 0,76<br />
C (sp 2 ) 0,73<br />
C (sp) 0,69<br />
7 N 0,71<br />
8 O 0,66<br />
9 F 0,57
Name<br />
Ethane<br />
Panjang dan kekuatan ikatan pada beberapa senyawa<br />
Ethylene<br />
Acetylene<br />
Formula Bond<br />
H<br />
H-C-C-H<br />
H<br />
H<br />
H<br />
H H<br />
C C<br />
H H<br />
H-C C-H<br />
C-C<br />
C-H<br />
C-C<br />
C-H<br />
C-C<br />
C-H<br />
<strong>Orbital</strong><br />
Overlap<br />
sp 3 -sp 3<br />
sp 3 -1s<br />
sp 2 -sp 2 , 2p-2p<br />
sp 2 -1s<br />
sp-sp, tw o 2p-2p<br />
sp-1s<br />
1 pm = 1 picometer = 10 -2 Å<br />
Bond Length<br />
(pm)<br />
153.2<br />
111.4<br />
133.9<br />
110.0<br />
121.2<br />
109.0<br />
Bond Strength<br />
[kJ (kcal)/mol]<br />
376 (90)<br />
422 (101)<br />
727 (174)<br />
464(111)<br />
966 (231)<br />
556 (133)
8. EFEK INDUKTIF<br />
• Dalam suatu ikatan kovalen antara 2 atom yang berbeda,<br />
elektron dalam ikatan tidak terbagi sama.<br />
• Elektron lebih tertarik pada atom yang elektronegativitasnya<br />
lebih besar.<br />
• Ini diwakili dengan tanda panah.<br />
• Polaritas overall suatu molekul ditentukan oleh polaritas masingmasing<br />
ikatan, formal charge, dan kontribusi lone pair, yang<br />
kesemuanya dapat diwakili dengan pengukuran dipole moment<br />
(μ).<br />
• Semakin besar dipole moment, semakin polar senyawa tersebut.
• Dalam suatu ikatan kovalen antara 2 atom yang berbeda,<br />
elektron dalam ikatan tidak terbagi sama.<br />
• Elektron lebih tertarik pada atom yang elektronegativitasnya<br />
lebih besar.<br />
• Ini diwakili dengan tanda panah.<br />
• Polaritas overall suatu molekul ditentukan oleh polaritas masingmasing<br />
ikatan, formal charge, dan kontribusi lone pair, yang<br />
kesemuanya dapat diwakili dengan pengukuran dipole moment<br />
(μ).<br />
• Semakin besar dipole moment, semakin polar senyawa tersebut.
9. HIPERKONJUGASI<br />
• Suatu ikatan σ dapat menstabilkan karbokation di dekatnya<br />
dengan cara mendonasikan elektron ke orbital p yang kosong.<br />
• Muatan positif berpindah atau ‘menyebar’.<br />
• Efek menstabilkan ini disebut resonansi.<br />
Elektron dalam ikatan σ<br />
menghabiskan sebagian<br />
waktunya dalam orbital p<br />
yang kosong.
10. EFEK MESOMERIK<br />
• Elektron dapat bergerak melalui jaringan ikatan π.<br />
• Ikatan π dapat menstabilkan muatan negatif, muatan positf,<br />
sepasang non-bonding electron (lone pair), atau ikatan di<br />
dekatnya melalui mekanisme resonansi.<br />
• Tanda anak panah panah melengkung digunakan sebagai simbol<br />
perpindahan elektron pada ikatan π atau lone pair sehingga<br />
dihasilkan resonansi bentuk lain.<br />
• Hanya elektron, bukan nukleus, yang berpidah dalam resonansi.
EFEK MOSOMERIK POSITIF<br />
• Jika suatu sistem π mendonasikan elektron , maka sistem π<br />
tersebut memiliki efek mesomerik positif, +M.<br />
Jika satu lone pair didonasikan, maka gugus yang mendonasikan<br />
tersebut memiliki efek mesomerik positif, +M.
EFEK MOSOMERIK NEGATIF<br />
Jika suatu sistem π menerima elektron , maka sistem π tersebut<br />
memiliki efek mesomerik negatif, – M.
• Struktur sebenarnya dari kation dan anion adalah antara kedua<br />
bentuk resonansi di atas.<br />
• Semua bentuk resonansi harus memiliki muatan overall yang<br />
sama dan mengikuti aturan valensi yang sama.
Dalam senyawa netral, selalu ada gugus +M dan −M : satu gugus<br />
mendonasikan elektron (+M) dan gugus yang lain menerima<br />
elektron (−M).<br />
Tidak semua bentuk resonansi berada pada tingkat energi yang<br />
sama. Dalam fenol, yang dominan adalah resonansi dengan cincin<br />
benzena aromatik.