26.04.2013 Views

download - Harian detik

download - Harian detik

download - Harian detik

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

FOTO ANTARA/WIDODO S. JUSUF/ED/PD/13<br />

JUMAT, 15 MARET 2013<br />

INVESTASI 8<br />

JAKARTA — Pemerintah<br />

optimistis bakal mencapai<br />

target investasi tahun<br />

ini sebanyak Rp 390 triliun.<br />

Badan Koordinasi Penanaman<br />

Modal (BKPM) menyatakan<br />

dalam tiga bulan ini<br />

sudah ada enam investor<br />

asing yang telah meneken<br />

kontrak atau memberi<br />

komitmen investasi di Indonesia<br />

dengan nilai mencapai<br />

sekitar Rp 35 triliun.<br />

Deputi Kepala Badan Koordinasi<br />

Penanaman Modal<br />

Bidang Promosi Investasi,<br />

Himawan H. Djojokusumo,<br />

kemarin mengatakan bahwa<br />

investasi sektor manufaktur<br />

selalu terbesar. “Kalau<br />

investasi untuk pertambangan,<br />

sekitar 17 persen<br />

penanaman modal asing,<br />

sementara manufacturing<br />

itu bisa mencapai 50 persen,”<br />

katanya kemarin.<br />

Tahun lalu Indonesia memasang<br />

target investasi Rp 283<br />

triliun tapi yang masuk jauh<br />

di atasnya, yakni Rp 313 triliun.<br />

Dari jumlah itu, modal<br />

lokal sebesar Rp 92 trilun dan<br />

DUA BULAN<br />

SUDAH RP 35 TRILIUN<br />

asing Rp 221 triliun.<br />

Awal tahun ini, BKPM mencatat<br />

sudah ada enam investor<br />

asing yang sudah teken<br />

kontrak dan berkomitmen<br />

investasi dalam berbagai<br />

sektor seperti industri petrokimia,<br />

hotel, jasa dan pelayanan,<br />

migas, otomotif dan<br />

semen. Karena itu, BKPM<br />

optimistis target investasi<br />

Rp 390 trilun bakal tercapai<br />

tahun ini.<br />

Himawan mengatakan<br />

iklim investasi di Tanah Air<br />

dianggap makin mampu<br />

menarik minat para investor<br />

untuk menanamkan modal<br />

karena Indonesia punya<br />

keunggulan komparasi dan<br />

kompetitif. “Dalam hal ini<br />

the size does matter, ukuran<br />

menentukan,” kata Himawan<br />

menyebut Indonesia<br />

dibanding sejumlah negara<br />

lain seperti Malaysia, Thailand,<br />

atau Vietnam.<br />

Ukuran yang dimaksud ini<br />

adalah jumlah penduduk<br />

yang besar, terutama pertumbuhan<br />

kelas konsumen.<br />

Mereka dipandang bisa<br />

INVESTASI KE INDONESIA<br />

Pemerintah optimistis capai target investasi tahun ini Rp 390 triliun.<br />

menjadi pangsa pasar yang<br />

menguntungkan dan acuan<br />

untuk berinvestasi.<br />

Merujuk pada data lembaga<br />

suvey McKinsey, Himawan<br />

mengatakan kelas<br />

menengah ini mencapai 45<br />

juta orang. “Kalau orang<br />

luar itu, yang diperhatikan<br />

uang (profit), bisnis, pasar,<br />

keamanan dan kenyamanan,”<br />

katanya. “Yang paling<br />

penting keuntungan karena<br />

investasi itu kan untuk<br />

meningkatkan kapastitas<br />

produksi dan nanti produksinya<br />

harus dijual.”<br />

Selain itu, kondisi demokrasi<br />

Indonesia lebih stabil.<br />

“Orang kan enggak membayangkan<br />

ada demo di<br />

Singapura, tapi sekarang<br />

kan orang sudah mulai khawatir,”<br />

katanya. “Ini sudah<br />

menjadi tren demokratisasi<br />

dan tidak bisa dihindari.<br />

Kita sudah pernah mengalaminya<br />

dan dianggap sudah<br />

cukup stabil,” kata dia.<br />

Himawan juga menyebut<br />

dua titik lemah yang sering<br />

disebut mengganggu inves-<br />

Enam Yang Sudah Teken Kontrak<br />

Dalam dua bulan, sudah enam perusahaan berkomitmen<br />

mengucurkan dana untuk berinvestasi di Indonesia. Nilai<br />

investasi itu mencapai total sekitar Rp 35 triliun.<br />

1. FERROSTAAL<br />

Bidang: Petrokimia<br />

Lokasi: Papua Barat<br />

Nilai: US$ 1.800-2.000 juta (Rp 17,5-19 triliun)<br />

2. ACCOR GROUP<br />

Bidang: Perhotelan<br />

Lokasi: 47 hotel baru di berbagai kota<br />

Nilai: US$ 723 juta (Rp 7 triliun)<br />

3. CARLSON REZIDOR HOTEL-PANORAMA GROUP<br />

Bidang: Perhotelan<br />

Lokasi: 20 hotel di berbagai kota<br />

Nilai: US$ 200 juta (Rp 2 triliun)<br />

4. TUV SUD<br />

Bidang: Servis manufaktur<br />

Nilai: 60-200 juta euro (Rp 750 miliar-2 triliun)<br />

5. LINDE AG<br />

Bidang: Gas alam cair<br />

Nilai: 150 juta euro (Rp 1,9 triliun)<br />

6. HEIDELBERG CEMENT<br />

Bidang: industri semen<br />

Lokasi: Jawa Timur<br />

Nilai: Rp 3,5 triliun.<br />

tasi ke Indonesia, yakni<br />

korupsi dan infrastruktur.<br />

“Tapi itu tidak masalah ,”<br />

kata Himawan.<br />

Lewat program kerjasama<br />

pemerintah dan swasta,<br />

kurangnya infrastruktur bisa<br />

dipandang sebagai peluang<br />

usaha dan digunakan untuk<br />

merangsang investor. Sehingga<br />

, “Para investor itu tidak<br />

hanya mengeluh tentang itu<br />

tapi menjadikanya sebagai<br />

business opportunity.”<br />

Senada, Direktur Regional<br />

Bank Dunia di Indonesia<br />

Stefan Koeberle pun menyatakan<br />

ada tren kebangkitan<br />

Indonesia secara ekonomi.<br />

“Dengan adanya transformasi<br />

ekonomi, Indonesia<br />

telah bangkit sebagai raksasa<br />

baru di Asia Tenggara.<br />

Sekarang tinggal bagaimana<br />

membuat kebijakan yang<br />

mendukung dan mengakomodir<br />

para investor,” kata<br />

Stefan. ROPESTA SITORUS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!