01.05.2013 Views

(BPR) DAN WAKTU MILLING TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN ...

(BPR) DAN WAKTU MILLING TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN ...

(BPR) DAN WAKTU MILLING TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terbentuk sempurna. Namun terbentuk ZnO<br />

yang merupakan salah satu oksida seng<br />

dalam intensitas yang kecil. Diperkirakan<br />

hal ini terjadi akibat Zn yang berikatan<br />

dengan oksigen yang terjebak dalam milling<br />

chamber.<br />

Fasa a<br />

Fasa a<br />

Fasa a<br />

Gambar 3.3 Hasil Uji XRD Pada Sampel<br />

<strong>BPR</strong> 100:1 Dengan Waktu Milling (a) 1 jam<br />

(b) 5 jam (c) 10 jam<br />

Gambar 3.3 menunjukkan hasil uji<br />

XRD pada sampel yang menggunakan <strong>BPR</strong><br />

100:1 dengan waktu milling 1, 5, dan 10<br />

jam. Fasa a sudah mulai terbentuk sejak<br />

awal yakni pada waktu milling 1 jam seperti<br />

yang ditunjukkan Gambar 3.3a. Namun<br />

masih belum berubah menjadi fasa a secara<br />

keseluruhan. Hal ini di tandai karena masih<br />

adanya fasa b yang terbentuk dan memiliki<br />

intensitas yang cukup besar. Fasa a baru<br />

terbentuk secara sempurna pada waktu<br />

milling 5 jam dan 10 jam seperti yang kita<br />

lihat pada Gambar 3.3b dan 3.3c dan juga<br />

terbentuk ZnO dengan intensitas yang kecil<br />

sama dengan pada Gambar 3.2c.<br />

Pengaruh <strong>BPR</strong> terhadap perubahan<br />

fasa sangat erat kaitannya dengan waktu<br />

milling. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar<br />

3.1c, 3.2b, dan 3.3a. Pada <strong>BPR</strong> 5:1 fasa<br />

a baru mulai terbentuk pada waktu milling<br />

10 jam (Gambar 3.1c). Untuk <strong>BPR</strong> 20:1 fasa<br />

a terbentuk pada waktu milling 5 jam<br />

(Gambar 3.2b). Sedangkan pada <strong>BPR</strong> 100:1<br />

fasa a sudah mulai terbentuk sejak awal<br />

yakni pada waktu milling 1 jam (Gambar<br />

3.3a). Dengan kata lain semakin besar <strong>BPR</strong><br />

yang kita gunakan maka waktu milling untuk<br />

pembentukan fasa a juga semakin singkat.<br />

Perubahan fasa akibat pengaruh <strong>BPR</strong><br />

dan waktu milling lebih jelasnya dapat kita<br />

lihat pada Tabel 3.2 berikut ini.<br />

Tabel 3.2 Identifikasi Fasa Pada MA Paduan<br />

Cu-30%Zn<br />

<strong>BPR</strong> /<br />

waktu<br />

1 jam 5 jam 10 jam<br />

5:1 g+e+Cu+Zn b+e+Cu a+b+Cu<br />

20:1 g+Cu α+β α+ZnO<br />

100:1 α+β α+ZnO α+ZnO<br />

Pada Tabel 3.2 jika dilihat secara<br />

keseluruhan proses, hal ini sesuai dengan<br />

penelitian (S.K. Pabi, B.S. Murty, 1996)<br />

dimana proses pembentukan fasa a seiring<br />

dengan bertambahnya waktu milling untuk<br />

Cu70Zn30 adalah e + g → β → a + ZnO. Dan<br />

sebagai tambahan bahwa semakin besar<br />

<strong>BPR</strong> yang digunakan maka pembentukan<br />

fasa a juga semakin cepat.<br />

3.2 Analisa Morfologi Serbuk<br />

Menggunakan Uji SEM-EDX<br />

Analisa serbuk hasil mechanical<br />

alloying menggunakan SEM bertujuan untuk<br />

mengetahui ukuran butir dan penampakan<br />

melintang serbuk hasil MA. Uji SEM-EDX<br />

juga bertujuan untuk melihat distribusi<br />

partikel dan terbentuk atau tidaknya paduan<br />

pada serbuk hasil MA. Hasil dari EDX yang<br />

memperlihatkan komposisi %atom dan<br />

%massa yang terdapat pada serbuk nantinya<br />

dibandingkan dengan hasil uji XRD apakah<br />

sudah match atau tidak hasil yang<br />

didapatkan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!