03.05.2013 Views

DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN POTENSI ANAK dan ...

DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN POTENSI ANAK dan ...

DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN POTENSI ANAK dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>DESAIN</strong> <strong>INTERIOR</strong> <strong>PUSAT</strong> <strong>PENGEMBANGAN</strong> <strong>POTENSI</strong><br />

<strong>ANAK</strong> <strong>dan</strong> REMAJA P.G. KREMBOONG dengan NUANSA<br />

KERETA API KOLONIAL <strong>dan</strong> RAMAH LINGKUNGAN<br />

R. Ayu Firdausi N.R.<br />

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.<br />

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147<br />

ABSTRAK<br />

Proyek Perencanaan desain interior perpustakaan <strong>dan</strong> Pusat Pengembangan<br />

Potensi Anak <strong>dan</strong> Remaja ini adalah sebuah program Kepedulian Sosial<br />

PTPN X. Mengambil lokasi di Komplek perumahan dalam Pabrik Gula<br />

Kremboong. Nuansa kolonial masih banyak terdapat pada bagian interiornya.<br />

Dua ruang akan di pilih untuk di angkat dalam materi riset yakni ruang<br />

perpustakaan <strong>dan</strong> studio kriya. Dan didesain dengan mengaplikasikan nuansa<br />

kereta kolonial <strong>dan</strong> ramah lingkungan. Nuansa kolonial umumnya bersifat<br />

kaku <strong>dan</strong> kurang diminati anak remaja pada umumnya. Karena Kereta api<br />

adalah transpostasi yang sangat disukai anak <strong>dan</strong> remaja maka nuansa<br />

dikemas dalam bentuk kereta api model kolonial. P.G Kremboong <strong>dan</strong> pabrik<br />

tua lain memiliki reputasi yang tidak ramah terhadap lingkungan, maka dari itu<br />

desain ramah lingkungan dihadirkan untuk mengangkat citra baik dari kesan<br />

pabrik yang buruk. Penerapan ramah lingkungan terdapat pada material,<br />

penghawaan <strong>dan</strong> energi alternatif listrik yang dibutuhkan. Hal ini selain<br />

ekonomis juga bertujuan untuk menciptakan kesadaran ramah terhadap<br />

lingkungan sejak dini.<br />

ABSTRACT<br />

Project of Planning library interior design and Center Development Potency<br />

Child and this Adolescent is a Social Caring program of PTPN X. Taking<br />

location in Complex housing in Sugar Mill Kremboong. Nuance Colonial still<br />

many there are part of its interior. Two room will selecting to lifting in items<br />

research into namely library room and craft studio. and designed with colonial<br />

cart nuance application and environmental friendliness. Colonial nuance<br />

generally have the character of stiff and less enthused by adolescent in<br />

general. Because Train is transpotation which is very taken a fancy to child<br />

and adolescent hence tidy nuance in the form of train model colonial. P.G<br />

Kremboong and other old factory have inhospitable reputation to environment,<br />

hence from that friendly design of environment attended to lift image either<br />

from impression [of] ugly factory. Friendly applying environment there are<br />

material, required electrics alternative energi and atmosphere. This matter<br />

besides economic also aim to to create friendly awareness to environment<br />

early on.<br />

KATA KUNCI<br />

Keyword:P.G. Kremboong,kereta api kolonial, ramah lingkungan


PENDAHULUAN<br />

Latar Belakang<br />

Perkembangan pengetahuan <strong>dan</strong> teknologi sudah sangat pesat di negara-negara<br />

maju. Di karenakan oleh wawasan <strong>dan</strong> skill / kemampuan yang kuat, sehingga<br />

mereka dapat mengembangkan potensi mereka dengan baik. Selain itu mereka<br />

didukung oleh fasilitas yang menunjang kebutuhan mereka. Seperti perpustakaan <strong>dan</strong><br />

studio kriya yang di kemas dengan interior yang menarik.<br />

Sebagai sebuah ba<strong>dan</strong> usaha milik negara, PTPN X dikenal sebagai salah satu<br />

perusahaan peninggalan Belanda yang merupakan sebuah sektor penting dalam<br />

membangun perekonomian <strong>dan</strong> kesejahteraan bangsa. Sebagai perusahaan yang<br />

bergerak di bi<strong>dan</strong>g pengolahan perkebunan negara, PTPN X memiliki beberapa<br />

cabang pengolahan hasil perkebunan di antaranya tebu <strong>dan</strong> tembakau yang tersebar<br />

di berbagai daerah terpencil di pelosok nusantara. Dari hal tersebut PTPN X di tunjuk<br />

sebagai salah satu jalur sosialisasi pemerintah dalam meningkatkan tingkat kreatifitas<br />

<strong>dan</strong> pendidikan anak <strong>dan</strong> remaja di berbagai pelosok nusantara yang umumnya<br />

masih kurang termotivasi dalam belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka<br />

PTPN X memiliki program penting yang diwujudkan dalam salah satu program<br />

Corporate Social Responsibility yakni membangun sebuah standart hidup dalam<br />

aspek kehidupan sosial pada level masyarakat midle low yang mengangkat masalah<br />

kurangnya daya minat terhadap hal- hal yang bersifat edukatif <strong>dan</strong> kreatif di<br />

lingkungan sekitar, dengan mendirikan sebuah fasilitas Pusat Pengembangan Potensi<br />

Anak <strong>dan</strong> Remaja sebagai wadah yang dapat menggabungkan antara standar hidup<br />

<strong>dan</strong> fungsi yang dapat meningkatkan semangat dalam membangun sebuah kreatifitas<br />

yang ditujukan untuk anak – anak <strong>dan</strong> remaja di sekitar perusahaan.<br />

P.G Kremboong adalah bangunan peninggalan jaman Belanda pada tahun 1847,<br />

dimana semua desain bangunan yang dibangun pada jaman itu bergaya kolonial.<br />

Bangunan eksisting yang dulu adalah sebuah perpustakaan yang sudah tidak<br />

beroperasi lagi selama 5 tahun. Gaya bangunannya tidak mengikuti gaya kolonial P.G<br />

Krembung, selain itu luasannya kurang memadai apabila mengikuti fasilitas yang<br />

diinginkan. Maka dari itu lokasi lama diganti ke lokasi baru yang lebih luas <strong>dan</strong><br />

memiliki gaya kolonial.<br />

Nuansa kolonial pada bangunan kurang disukai oleh anak-anak karena karakter<br />

kolonial yang kaku. Maka dari itu nuansa kolonial diwujudkan dalam bentuk kereta api<br />

kolonial, karena kereta api merupakan transportasi yang disukai anak maupun remaja<br />

sejak jaman dulu hingga sekarang. Kereta api kolonial adalah kereta api peninggalan


jaman penjajahan Belanda <strong>dan</strong> ada di Indonesia sejak tahun 1864. Cikal bakal kereta<br />

api adalah kerta api dengan lokomotif uap. Kereta api model ini sering ditemukan<br />

pada film anak <strong>dan</strong> remaja seperti pada film polar express <strong>dan</strong> Harry Potter. Selain itu<br />

kendaraan pengangkut utama P.G Kremboong adalah lori, yakni kereta lokomotif uap<br />

dengan gerbong terbuka untuk mengangkut barang produksi. Jadi selain disukai anak<br />

<strong>dan</strong> remaja, kereta api disini juga dapat menunjukkan identitas P.G Krembung<br />

sebagai benda yang sama-sama peninggalan jaman penjajahan Belanda.<br />

P.G Krembung <strong>dan</strong> pabrik-pabrik yang lain memiliki reputasi yang tidak ramah<br />

terhadap lingkungan, hal tersebut di karenakan sisa pembuangan pabrik yang berupa<br />

asap polusi <strong>dan</strong> limbah. Oleh karena itu desain yang ramah lingkungan diharapkan<br />

dapat mengangkat citra baik P.G Kremboong di mata masyarakat. Selain itu Global<br />

warming sudah menjadi isu seluruh dunia, dimana selayaknya para desainer saat ini<br />

juga perlu untuk memperhatikan hal tersebut dalam mendesain terutama desain<br />

interior. Desain yang ramah lingkungan tersebut dikategorikan dalam penghematan<br />

energi <strong>dan</strong> pemilihan material yang digunakan. Penghematan energi dapat berupa<br />

penerapan solar sell sebagai sumber tenaga listrik tambahan yang bersal dari tenaga<br />

matahari, menggunakan pendingin watter cooling system yang hemat energi <strong>dan</strong><br />

ramah terhadap lingkungan (ozon). Dalam pemilihan material ramah lingkungan<br />

dikenal sebagai 3 R yakni: Reduce adalah mengurangi pemakaian sesuatu yang bisa<br />

menyebabkan limbah baru. Bisa juga dengan tidak membeli <strong>dan</strong> mengonsumsi<br />

sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan. Contohnya dengan mengurangi konsumsi<br />

kertas print <strong>dan</strong> mengurangi bahan bakar fosil. Reuse adalah menggunakan kembali<br />

sesuatu yang sudah tidak di gunakan. contohnya dengan memakai benda - benda<br />

lama, membuat cover / sarung bantal dengan menggunakan kain perca/ sisa. Dan<br />

Recycle adalah mendaur ulang barang yang sudah tidak bisa lagi di reuse. Contohnya<br />

dengan mengumpulkan kertas-kertas usang yang sudah tidak bisa dipakai, untuk<br />

kemudian diberikan kepada lembaga yang menyelenggarakan pendaurulangan<br />

kertas. Lalu finishing yang ramah <strong>dan</strong> aman terhadap lingkungan .<br />

Tujuan<br />

Memperoleh kesimpulan tentang kereta api kolonial <strong>dan</strong> ramah lingkungan yang di<br />

dapat dari studi <strong>dan</strong> analisa. Mengaplikasikan hasil riset pada interior Pusat<br />

Pengambangan Potensi Anak <strong>dan</strong> Remaja yang mempunyai nuansa kereta api<br />

kolonial <strong>dan</strong> ramah lingkungan. Melakukan aplikasi riset terhadap desain interior<br />

Pusat Pengembangan Potensi Anak <strong>dan</strong> Remaja, sesuai dengan nuansa yang


diinginkan, maka dapat memberikan daya tarik bagi anak <strong>dan</strong> remaja, agar dapat<br />

meningkatkan minat baca <strong>dan</strong> berkreasi.<br />

Permasalahan<br />

Pemindahan eksisting dari bangunan perpustakaan lama ke lokasi baru yakni sebuah<br />

rumah tua. Tinggi plafon 6 meter sehingga saat berbicara suara terdengar<br />

menggaung. Dalam satu ruangan hanya terdapat 1 titik lampu, sehingga kurang<br />

dalam penerangan. Lapisan luar dinding sudah mulai lapuk <strong>dan</strong> berlubang. Sehingga<br />

di perlukan pelapisan dinding lagi. Lantai terbuat dari acian semen bewarna hitam.<br />

Sebagian sudah retak – retak <strong>dan</strong> berlubang. Kusen, daun pintu <strong>dan</strong> angin-angin<br />

bergaya kolonial. Jendela memiliki gaya yang senada dengan pintu, sehingga kurang<br />

cocok dengan tema kereta api. Elemen estetis terdapat di beberapa bagian dalam<br />

bangunan. Seperti pada pilar / struktur bangunan <strong>dan</strong> tepian antara plafon <strong>dan</strong><br />

dinding, yakni detail dari lies berbahan gipsum. Kurang cocok dengan nuansa kereta<br />

api kolonial.<br />

Perancangan meliputi ruang perpustakaan <strong>dan</strong> studio kriya. Pengguna adalah anak-<br />

anak <strong>dan</strong> remaja yang berkisar antara umur 8 - 17 tahun. Bangunan bukan<br />

merupakan cagar budaya. Tapi seyogyanya perubahan dalam desain <strong>dan</strong> layout<br />

masih memasukkan unsur bangunan aslinya, yakni Kolonial. Studi kereta api kolonial<br />

hanya bersumber dari literature <strong>dan</strong> browsing di Internet.<br />

METODOLOGI<br />

Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting sebagai bahan pertimbangan<br />

untuk memperkuat kebutuhan riset. Survey dilakukan dengan mengamati elemen<br />

interior yang ada pada bangunan eksisting baru yang akan dijadikan bangunan pusat<br />

pengembangan potensi anak <strong>dan</strong> remaja P.G Kremboong. Selain itu juga, mengamati<br />

letak strategis bangunan agar target penggunanya tepat.<br />

Dan pengambilan Foto <strong>dan</strong> Denah Eksisting Bangunan.Digunakan sebagai<br />

pembanding dengan foto bangunan lain yang ada di internet, atau sumber lainnya.<br />

Data yang diperoleh akan dibandingkan <strong>dan</strong> diamati seluruh elemen interiornya yang<br />

digunakan pada foto yang satu dengan yang lain. Hingga pada hasil akhir nanti akan<br />

ditemukan sebuah perpaduan yang menjadi kesimpulan tentang nuansa yang akan<br />

diterapkan pada arsitektur <strong>dan</strong> desain interior bangunan pusat pengembangan<br />

potensi anak <strong>dan</strong> remaja Tersebut.<br />

PEMBAHASAN


Lokasi Site<br />

Keterangan :<br />

Pada site letak perpustakaan P.G Kremboong sudah sangat strategis dengan<br />

terdapatnya banyak sekolahan mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA baik Negeri<br />

maupun Swasta tercatat terdapat 3 TK, 6 SD Negeri <strong>dan</strong> Swasta, 5 SMP Negeri <strong>dan</strong><br />

Swasta, 4 SMA/SMK Negeri <strong>dan</strong> Swasta dalam radius 4 kilometer. Sehingga cukup<br />

hanya bersepeda anak <strong>dan</strong> remaja di lokasi-lokasi tersebut sudah dapat menjangkau<br />

lokasi objek perancangan dengan mudah.<br />

Lay out Eksisting Baru<br />

Taman Depan<br />

Area P.G Kremboong<br />

Teras<br />

R. Tamu<br />

K. Tidur 2<br />

K. Tidur 3<br />

K. Tidur 3<br />

R. Keluarga<br />

Km/<br />

Wc<br />

Gambar 1<br />

Lokasi Pada Site Map<br />

Area sekolahan, mulai dari TK, SD, SMP Negeri <strong>dan</strong><br />

swasta SMA Negeri <strong>dan</strong> Swasta<br />

Taman Kecil<br />

Gambar 2<br />

Garasi<br />

Lay Out Eksisting<br />

Teras<br />

Belakang<br />

Gu<strong>dan</strong>g<br />

Gu<strong>dan</strong>g Gu<strong>dan</strong>g<br />

Taman Belakang<br />

Dapur<br />

Km/<br />

Wc<br />

Area Cuci<br />

Toilet<br />

Kolam<br />

B<br />

S<br />

T


Fasade<br />

Tampak luar bangunan tersebut telah mengalami banyak perombakan walaupun<br />

begitu gaya kolonial tetap terasa di berbagai sudutnya. Seperti pemilihan jendela <strong>dan</strong><br />

lubang angin – anginnya.<br />

Pengguna<br />

Tempat ini akan di operasikan pada :<br />

Hari : selasa – Minggu.<br />

Gambar 3<br />

Tampak Depan Bangunan<br />

Dokumen Pribadi (3/1/2009)<br />

Jam : 09.00 – 12.00 untuk anak usia 8-12 th<br />

13.00 – 16.00 untuk anak usia 13-19 th<br />

Buka dari jam 07.00 di hari minggu<br />

Keberadaan obyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak <strong>dan</strong> remaja.<br />

Akses masuk yang mudah dengan fasilitas gratis diharapkan dapat semakin<br />

meningkatkan antusias anak <strong>dan</strong> remaja sekitar. Yang menjadi sasaran obyek ini<br />

adalah anak <strong>dan</strong> remaja dengan kategori sebagai berikut:<br />

Anak-anak :Anak-anak yang dimaksud adalah kategori usia 6-12 tahun ( TK <strong>dan</strong> SD ).<br />

Remaja <strong>dan</strong> pemuda : Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak - anak<br />

menuju dewasa.Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak <strong>dan</strong> masa<br />

dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dari bahasa inggris<br />

"teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.


Konsep Makro<br />

Pusat Pengembangan Potensi: Sebagai fasilitas baru yang mempunyai beberapa<br />

fasilitas yang diperuntukkan bagi anak – anak <strong>dan</strong> remaja untuk mengembangkan<br />

bakat mereka.<br />

Anak <strong>dan</strong> Remaja : Sebagai bangunan peninggalan jaman belanda yang didirikan<br />

sejak tahun 1847 P.G Kremboong ingin menghadirkan keasilian karakter kolonial<br />

yang di wujudkan dalam bentuk kereta api kolonial sebagai kendaraan yang di<br />

gemari oleh anak <strong>dan</strong> remaja.<br />

P.G. Kremboong : Sebagai kepedulian sosial P.G Kremboong terhadap lingkungan<br />

<strong>dan</strong> masyarakat sekitar, akan dibuat sebuah sarana untuk mengembangkan potensi<br />

anak <strong>dan</strong> remaja. Dengan desain yang ramah lingkungan yang ekonomis.<br />

Kesimpulan : Sebuah konsep baru fasilitas umum yang dengan nuansa kereta api<br />

kolonial yang ekonomis <strong>dan</strong> ramah lingkungan diharapkan agar dapat meningkatkan<br />

motifasi anak <strong>dan</strong> remaja untuk mengembangkan potensi mereka. Selain itu juga<br />

mengangkat citra Pabrik Gula Kremboong di mata masyarakat .<br />

Konsep Mikro<br />

Hubungan ruang


Sirkulasi<br />

Zoning <strong>dan</strong> Blocking<br />

Perencanaan Ruang<br />

Aplikasi Bentuk<br />

Berikut adalah alternatif sketsa dari pengaplikasian bentuk elemen interior yang di<br />

dapat dari bentukan <strong>dan</strong> unsur yang terdapat pada kereta api kolonial.<br />

Terinspirasi dari bentuk gerbong penyimpan bahan bakar, beserta ro<strong>dan</strong>ya.<br />

Diaplikasikan pada meja resepsionis.


Terinspirasi dari rel kereta. Berfungsi sebagai bangku tanpa sandaran. Untuk studio<br />

kriya.<br />

Terinspirasi dari bagian belakang lokomotif. Berfungsi sebagai rak pajangan. Untuk<br />

studio kriya.<br />

Warna<br />

Gambar 4<br />

Transformasi alternative meja<br />

resepsionis<br />

Gambar 5<br />

Transformasi rel pada alternative<br />

bangku<br />

Gambar 6<br />

Transformasi lokomotif pada<br />

alternative braket rak pajangan


Rel :Termasuk dalam waran Cool (dingin) Chic (cantik). Yang memiliki makna Quiet<br />

(tenang, sepi).<br />

Gerbong : ermasuk dalam warna Warm (hangat) gabungan dari Classic (klasik) <strong>dan</strong><br />

Gogeous (indah). Yang memiliki makna Rich (kaya), Reminiscent (mengingatkan),<br />

Old fashioned (gaya lama).<br />

Gambar 7<br />

Colorist Shigenobu<br />

Gambar 8<br />

Color Chart Kereta api kolonial<br />

Lokomotif :Termasuk dalam warna Hard (keras) Classic and Dandy (klasik <strong>dan</strong><br />

pesolek/ bagus). Dan memiliki makna Heavy and Deep (berat <strong>dan</strong> dalam)


Warna - warna di atas merupakan warna - warna yang dapat mewakili setiap detail<br />

dari tema yang di angkat, yakni kereta api kolonial. seperti warna primer yang yang<br />

mewakili warna rel kerata memiliki makna tenang <strong>dan</strong> sepi. Warna ini sangat cocok di<br />

gunakan sebagai warna primer karena lebih terkesan monokrom.<br />

Pengaplikasiannya pada : Dinding, Lantai <strong>dan</strong> Plafon.<br />

Pemilihan warna sekunder diangkat dari warna lokomotif yang cenderung memiliki<br />

warna lebih kuat <strong>dan</strong> tajam. Warna ini di harapkan dapat mempertegas warna primer<br />

(utama).<br />

Pengaplikasiannya pada : Elemen interior lain selain elemen utama, misalnya<br />

furnitura.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan warna aksentuasi diambil dari warna gerbong kereta, yang memiliki warna<br />

cerah <strong>dan</strong> memberikan detail yang lebih atraktif pada ruangan<br />

Pengaplikasiannya pada : Benda yang di jadikan Aksentuasi.<br />

Lighting<br />

Sistem pencahayaan :<br />

General Lighting : untuk menerangi ruangan secara menyeruluh dengan dengan<br />

intensitas yang cukup terang. Jenis : Fluorescent, TL <strong>dan</strong> lampu Pijar<br />

Local Lighting : untuk penerangan setempat / sebagian area, seperti kamar mandi,<br />

lobby <strong>dan</strong> selasar. Jenis : Memakai lampu 18 watt<br />

Accent Lighting : untuk meng aksentuasikan obyek / elemen estetis maupun hasil<br />

prakarya. Jenis : Memakai lampu halogen.<br />

Konsep Pencahayaan :<br />

Down Lamp :Sebagai pencahayaan general / penyinaran menyeruluh dengan<br />

intensitas yang cukup tinggi.<br />

Hanging Lamp : Membawa karakter kereta api kolonial. Sebagai aksen / elemen<br />

estetis / art program.<br />

Spot Lamp : Untuk menerangi elemen estetis, <strong>dan</strong> untuk menerangi hasil karya.<br />

Hidden Lamp : Memberi kesan dramatis, <strong>dan</strong> memberi batas pada ruangan.<br />

sebagai elemen estetis.<br />

Bentuk Lampu Lampu menggunakan bentuk dari penerangan yang biasa digunakan<br />

dalam kereta api kolonial. Selainitu bentuk lampu juga diambil dari unsur - unsur<br />

kereta api kolonial.


4.3.5. Furniture<br />

Bentuk desain Furniture memasukkan unsur nuansa kereta api kolonial dengan<br />

pengaplikasian bahan yang ekonomis <strong>dan</strong> ramah akan lingkungan.<br />

Interior <strong>dan</strong> furniture gerbong kereta api kolonial umumnya :<br />

Memiliki bentuk yang sederhana / simple <strong>dan</strong> kokoh.<br />

Tatanan tempat duduk berbaris.<br />

Gambar 9<br />

Unsur <strong>dan</strong> Lampu pada kereta api kolonial<br />

Terdapat juga tempat duduk yang berhadap - hadapan baik berhadapan<br />

secara bersebrangan maupun berdekatan.<br />

Material furniture terbuat dari kayu solid, rangka baja, kain beludru, <strong>dan</strong> kulit.<br />

Letak Kursi selalu berdekatan dengan jendela.<br />

Gambar 10<br />

Furniture pada interior gerbong kereta<br />

Berikut adalah contoh – contoh furniture <strong>dan</strong> material ramah lingkungan :<br />

Cover / pembungkus busa <strong>dan</strong> sarung bantal di bawah terbuat dari label kain bekas.<br />

Gambar 11<br />

Material ramah lingkungan dari kain perca<br />

Kursi santai di bawah menggunakan bahan tutup kaleng <strong>dan</strong> ban dalam bekas.


Finishing ramah lingkungan<br />

Art Program<br />

Art program ruangan pada perancangan ini akan memasukkan karakter – karakter<br />

khas dari kereta api kolonial misalnya :<br />

Gambar 12<br />

Material ramah lingkungan dari cincin<br />

tutup kaleng<br />

Gambar 13<br />

Finishing ramah lingkungan produksi<br />

propan<br />

Pada lokomotif : Cerobong, Lonceng, Lampu, Roda, Alat kendali<br />

Pada rel : Rel, Penyambung rel, Pengalih jalur<br />

Pada Gerbong : Rak tempat barang, Gantungan tangan<br />

Lain – lain : Rambu-rambu kereta api, Palang kereta api


Selain itu juga dapat memasukkan miniatur kereta api, yang mana sangat di gemari<br />

oleh banyak orang.<br />

Lantai, Dinding <strong>dan</strong> Plafon<br />

Gambar 14<br />

Karakter khas kereta api kolonial<br />

Gambar 15<br />

Miniature kereta api kolonial<br />

Lantai : Menggunakan bahan seman aci yang di beri warna, hardener <strong>dan</strong> epoxy.<br />

Bahan ini adalah karakter khas dari bangunan kolonial yang ada di P.G. Kremboong.<br />

Dinding : Menggunakan cat dengan top coat yang dapat memberikan perlindungan<br />

pada dinding dari noda-noda. Kebiasaan anak – anak yang sering membuat dinding<br />

kotor menjadi alasan utamanya. Selain itu untuk dinding extension, terbuat dari


erbagai macam material yang diinginkan pada desain akhir nantinya. Bisa<br />

menggunakan bahan plywood dengan rangka kayu ataupun logam.<br />

Plafond : Plafond akan didesain atraktif seperti pada plafond kereta api kolonial<br />

dengan sedikit improvisasi.<br />

HASIL<br />

Furniture pada hasil desain menggunakan bentukan-bentukan yang mudah di pahami<br />

anak <strong>dan</strong> remaja bahwa bentuk tersebut terinspirasi dari bentuk – bentuk pada kereta<br />

api kolonial.<br />

Gambar 16<br />

Dari atas kiri ke kanan bawah : Rak buku besar, Rak buku se<strong>dan</strong>g, Rak<br />

pajangan, Kursi resepsionis, Kursi baca, Meja resepsionis, area baca<br />

santai, <strong>dan</strong> Meja <strong>dan</strong> kursi kerja untuk studio kriiya.


Final desain studio kriya memasukkan karakter kereta api kolonial dalam desain<br />

interiornya. Warna yang di pilih adalah warna yang dapat menstimulis anak <strong>dan</strong><br />

remaja dalam berkreasi seperti merah, oranye <strong>dan</strong> kuning.<br />

Ide desain yang terpilih ini juga memasukkan CCTV yang di pasanga pada kereta api<br />

miniature yang dapat mengelilingi ruangan.<br />

Wall extention <strong>dan</strong> hidden lamp pada dinding didesain menyerupai kepulan asap uap<br />

pada kereta api kolonial.<br />

Gambar 17<br />

3D Studi kriya


Perpustakan didesain berlantai 2 agar koleksi buku dapat maksimal. Semua elemen<br />

estetisnya bernuansa kereta api colonial termasuk garis- garis pada dinding yang<br />

menggembarkan terntang peman<strong>dan</strong>gan yang kita lihat dari dalam kereta api.<br />

Jalur CCTV ini mengelilingi seluruh ruangan. tidak hanya pada ruang terpilih. Video<br />

nya sendiri diputar di Televisi yang ada di Hall sehingga dapat diawasi oleh orang<br />

yang ada di resepsionis.<br />

KESIMPULAN & SARAN<br />

Laporan Tugas Akhir pusat pengembangan potensi anak <strong>dan</strong> remaja ini membahas tentang<br />

tema kereta api kolonial <strong>dan</strong> ramah lingkungan. Menerangkan secara ringkas hal-hal yang<br />

berkenaan pada tema tersebut, juga rancangan konsep <strong>dan</strong> ide di angkat dalam Tugas Akhir.<br />

Dua ruang terpilih yang dibahas yakni ruang perpustakaan <strong>dan</strong> studio kriya.<br />

Saran pada Tugas Akhir Desain Interior Pusat Pengembangan Potensi Anak <strong>dan</strong> Remaja ini<br />

adalah:<br />

1. Pengadaan loker pada hall, membuat hall menjadi seperti ruang loker.<br />

2. Kapasitas duduk perpustakaan kurang terutama lantai 1<br />

3. Meja resepsionis perpustakaan harus menghadap dalam untuk memudahkan sirkulasi<br />

kegiatan administratif <strong>dan</strong> keamanan.<br />

Gambar 18<br />

Perpustakaan<br />

Gambar 19<br />

Garis jalur CCTV


4. Gambar teknik kurang lengkap.<br />

Gambar tersebut adalah hasil revisi pada hall perpustakaan, dengan memasukkan<br />

bangku sebagai area baca tambahan. Didesain masuk ke dalam agar pengadaan<br />

bangku tersebut tidak menghalangi a<strong>dan</strong>ya rak buku besar berbentuk lokomotif<br />

sebagai vocal point dalam ruangan.<br />

DAFTAR RUJUKAN/PUSTAKA<br />

Panero Julius, Zelnik Martin, 1979, Human Dimension & Interior Space, Erlangga, Jakarta.<br />

National Geographic, September 2009, PT Gramedia Percetakan, Jakarta<br />

Serial Rumah Spesial, Kamar anak, PT Gramedia, Jakarta<br />

www.inhabitat.com<br />

www.inhabitot.com<br />

www.wikipedia.com<br />

www.anekasurya.com<br />

www.kbbi.com<br />

Gambar 20<br />

Penambahan bangku pada hall<br />

Perpustakaan<br />

AnakaSurya2007http://AnekaSurya__SolarCellListrikTenagaSurya-ListrikKincirAngin.htm<br />

Kompas 2009 http://bangunan-hemat-energi-<strong>dan</strong>-ramah.html<br />

Haxim2009http://Haxims_Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia.html<br />

AnekaSurya2007http://Interior.Design.Advicefor.Home.Office.and.Library.Designs.html<br />

Surya Online 2009 http://memasukkan-unsur-ramah-lingkungan.html<br />

KeretaApi2009http:///Situs.Resmi.PT.Kereta.Api(Persero).mht.htm

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!