03.05.2013 Views

Desain Interior View Rotation Sushi Tei dengan Nuansa Modern ...

Desain Interior View Rotation Sushi Tei dengan Nuansa Modern ...

Desain Interior View Rotation Sushi Tei dengan Nuansa Modern ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Desain</strong> <strong>Interior</strong> <strong>View</strong> <strong>Rotation</strong> <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> <strong>dengan</strong><br />

<strong>Nuansa</strong> <strong>Modern</strong> Japanese<br />

Aditya Wira Hardi<br />

Jurusan <strong>Desain</strong> Produk Industri FTSP-ITS<br />

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111, Telp/Fax. (031) 5931147<br />

Abstrak<br />

Perkembangan gaya hidup manusia semakin meningkat seiring juga <strong>dengan</strong><br />

berkembangnya tempat hiburan di Surabaya . Banyak bermunculan restoran-restoran<br />

yang tidak hanya menjual makanan tetapi juga menjual suasana desain. Selain itu<br />

masyarakat Surabaya mulai sadar akan pentingnya kesehatan, mereka mulai melirik<br />

masakan Jepang.<br />

Masakan Jepang salah satunya sushi, yang berbahan dasar ikan memiliki kandungan<br />

gizi tinggi serta rendah lemak sehingga mulai diminati. Salah satu ciri khas penyajian<br />

sushi <strong>dengan</strong> conveyor belt yaitu penyajian sushi <strong>dengan</strong> ban berjalan memutari meja<br />

bar. Resto <strong>dengan</strong> <strong>dengan</strong> berbagai konsep desain mulai bermuculan di kota-kota<br />

besar seperti Surabaya, <strong>dengan</strong> menyajikan sensasi desain yang berbeda<br />

masyarakat mulai tertarik. Sehingga sebagai objek desain interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> yang<br />

hendak dihadirkan <strong>dengan</strong> nuansa berbeda, <strong>dengan</strong> penerapan ciri khas penyajian<br />

conveyer belt sushi, yaitu display sushi yang disajikan dipantry <strong>dengan</strong> cara berputar.<br />

Yaitu suatu konsep pada desain lantai yang dapat berputar. Lokasi dipilih di areal<br />

surabaya barat.<br />

Hasil desain interior berupa origami yang merupakan salah satu ciri khas Jepang akan<br />

diterapkan pada elemen-elemen estetika. Selain itu <strong>dengan</strong> diberikan taman zen<br />

Jepang yang memiliki filosofi tinggi terhadap orang Jepang juga akan dihadirkan pada<br />

desain tersebut <strong>dengan</strong> tujuan pengunjung juga dapat mendapatkan informasi tentang<br />

kebudayaan Jepang itu sendiri.<br />

Dalam mendesain interior resto yang baik diperlukan metode khusus yaitu melalui<br />

pengumpulan data, studi pustaka, penelusuan masalah dan analisa. studi pustaka<br />

diperoleh dari literatur, buku, majalah, serta informasi melalu internet. Dari metode<br />

tersebut diharapkan akan menghasilkan desain interior view rotation <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> <strong>dengan</strong><br />

nuansa modern Japanese yang dapat mencapai sebuah pendekatan terhadap<br />

sentuhan budaya Jepang.<br />

Hasil yang diharapkan adalah sebuah desain view rotation sushi tei <strong>dengan</strong> nuansa<br />

modern Japanese, ini merupakan daya tarik bagi pengunjung yang ingin nuansa<br />

berbeda. Tujuannya agar memberikan inovasi desain karena semakin lama<br />

masyarakat mulai menuntut adanya inovasi desain interior<br />

Kata kunci: view rotation, modern Japanese, conveyor belt sushi


Pendahuluan<br />

Latar Belakang<br />

Perkembangan gaya hidup manusia semakin meningkat seiring juga <strong>dengan</strong><br />

berkembangnya tempat hiburan di Surabaya sebagai kota metropolis kedua setelah<br />

Jakarta. Banyak bermunculan lokasi-lokasi restoran yang tidak hanya menjual<br />

makanan tetapi juga menjual suasana, sebagai contoh konsep resto tower seperti di<br />

Kuala Lumpur yang dapat berputar, juga mulai ada di Surabaya, Jakarta, Bandung<br />

dan Semarang.<br />

Tujuan<br />

Menciptakan sebuah interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> <strong>dengan</strong> mewujudkan Visi dan Misi <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong><br />

dalam konsep view rotation untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan Memberikan<br />

nuansa baru dalam menikmati resto sushi pada konsep view rotation yang terbilang<br />

baru di Surabaya. Selain itu Pengunjung juga mendapatkan informasi tentang<br />

kebudayaan Jepang didalam suatu desain tersebut<br />

Masalah<br />

Konsumen <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> yang beragam yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan<br />

teknologi yang menuntut selalu ada inovasi dalam desain.<br />

Metode <strong>Desain</strong><br />

Pengumpulan Data<br />

- Data Premier<br />

- Survei lapangan melihat eksisting untuk mencari data yang dan memperkuat desain.<br />

Survei yang dilakukan mengamati langsung kegiatan yang dilakukan oleh staf kantor<br />

dan pelanggan, mengamati eksisting <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> dan pembandingnya untuk<br />

mengetahui kebutuhan ruang dan fasilitas yang digunakan.<br />

- Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada manager resto, pegawai dan juga<br />

pengunjung . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan latar belakang dan mengetahui<br />

permasalahan yang sering dialami pengguna dalam ruang kantor.<br />

- Data Sekunder<br />

Studi tentang segala sesuatu yang berhubungan <strong>dengan</strong> modern Japanese demi<br />

membuat desain yang sesuai <strong>dengan</strong> keinginan dan kebutuhan pada kantor. Studi ini<br />

dilakukan <strong>dengan</strong> cara mengambil informasi dari buku, majalah, internet yang<br />

digunakan sebagai referensi. Data sekunder ini akan menjadi data pembanding<br />

<strong>dengan</strong> data premier agar terciptanya hasil akhir yang menarik.<br />

Analisa Data<br />

Tahap analisa memerlukan sebuah ketelitian dalam mengamati dan membandingkan<br />

ciri-ciri style modern dan jawa. Pada tahap ini akan dianalisis mengenai tema dan<br />

lighting yang mendukung konsep. Ini didapat melalui pembelajaran obyek desain serta<br />

segala sesuatu yang berhubungan <strong>dengan</strong> desain interior kantor travel beserta<br />

fasilitasnya.<br />

Pengembangan <strong>Desain</strong><br />

Setelah diperoleh pemikiran desain, selanjutnya akan dikembangkan menjadi sebuah<br />

hasil desain yang sesuai <strong>dengan</strong> konsep yang direncanakan dan diterapkan sejak<br />

awal.<br />

<strong>Desain</strong> Akhir<br />

Pada tahap desain akhir ini merupakan keputusan desain yang final dan sesuai<br />

<strong>dengan</strong> konsep sehingga dapat diaplikasikan kedalam interior.


Pembahasan<br />

Kajian Pustaka<br />

Resto<br />

Resto, menurut wikipedia, adalah tempat yang melayani dan menyiapkan makanan<br />

dan minuman untuk dikonsumsi dan terdapat beragam jenis resto sesuai <strong>dengan</strong><br />

beragam jenis makanan yang dihidangkan. Sedangkan resto menurut ensiklopedia<br />

umum, adalah tempat yang menyediakan makanan dan minuman / tempat untuk<br />

makan.<br />

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara harfiah resto adalah tempat yang melayani,<br />

meyiapkan dan menjual makana minuman untuk dikonsumsi oleh konsumen, juga<br />

merupakan tempat untuk memperoleh penyegaran melalui sistem pelayanan dan<br />

suasana ruang.<br />

<strong>Sushi</strong><br />

<strong>Sushi</strong> (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi<br />

yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah<br />

atausudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena<br />

dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.<br />

Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis <strong>dengan</strong> huruf<br />

kanji sushi (酸し). Pada awalnya, sushi yang ditulis <strong>dengan</strong> huruf kanji 鮓 merupakan<br />

istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤) yang membaluri<br />

ikan <strong>dengan</strong> garam dapur, bubuk ragi (麹koji) atau ampas sake (糟kasu). Dari proses<br />

ini bisa dilihat kalau sebenarnya <strong>Sushi</strong> adalah makanan hasil proses fermentasi yang<br />

memiliki ciri khas berasa masam. Tapi karena mengikuti perkembangan jaman,<br />

nantinya tidak lagi semua sushi memiliki cita rasa seperti ini tetapi disesuaikan<br />

<strong>dengan</strong> selera konsumen.<br />

<strong>Sushi</strong> pada jaman sekarang ini banyak sekali jenisnya, tidak hanya dibuat dari nasi<br />

dan ikan, tetapi juga dikombinasikan <strong>dengan</strong> banyak bahan lainnya baik yang mentah<br />

maupun telah dimasak.<br />

Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司yang dimulai pada zaman Edo periode<br />

pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis <strong>dengan</strong> huruf kanji lain yang<br />

berbunyi yang sama).<br />

Kaiten <strong>Sushi</strong><br />

Kaiten sushi (回転寿司) adalah model penjualan sushi siap saji yang meletakkan sushi<br />

dalam piring-piring kecil yang beredar <strong>dengan</strong> bantuan ban berjalan searah jarum jam<br />

sehingga pengunjung restoran dapat mengambil sendiri piring sushi yang diinginkan. \<br />

Sejarah Kaiten <strong>Sushi</strong><br />

Meja ini dikenal sebagai kaiten sushi (kuru kuru sushi atau yasu sushi juga sushi train)<br />

sering kali terdapat pada restoran cepat saji di Jepang. Kaiten sushi ini pada<br />

mulanaya diciptakan oleh Yoshiaka Shiraishi Toshiaki ditahun 1958. Shiraishi Toshiaki<br />

yang membuka warung yang pengunjungnya makan sushi sambil berdiri mendapat<br />

gagasan untuk menggunakan ban berjalan untuk restoran sushi setelah melihat ban<br />

berjalan yang digunakan pabrik bir Asahi. Pesanan pengunjung yang terdiri dari<br />

beraneka ragam sushi diharapkan bisa dipenuhi <strong>dengan</strong> sistem ban berjalan,<br />

sekaligus dapat menekan biaya operasi sampai serendah-rendahnya.<br />

Pada tahun 1958, Genrokuzushi yang merupakan restoran Kaitenzushi pertama di<br />

dunia dibuka di dekat stasiun Fuse milik Kintetsu yang terletak di kota Fuse (sekarang<br />

kota Higashi Osaka, Prefektur Osaka). Restoran Genrokuzushi memegang merek


dagang untuk istilah mawaru (廻る, berputar) dan kaiten (廻る, beredar), sehingga<br />

restoran sushi yang sejenis tidak dapat menggunakan istilah Kaitenzushi sampai<br />

tahun 1997.<br />

Teknologi RFID pada resto sushi<br />

Belakangan ini tempat makan sushi yang menyediakan makanan dalam bentuk<br />

conveyor sudah banyak kita temui di Indonesia (disebut <strong>dengan</strong> Kaiten <strong>Sushi</strong>) tetapi<br />

kalau di Jepang, teknologi untuk restoran jenis Kaiten <strong>Sushi</strong> ini sudah jauh lebih maju<br />

dibandingkan yang ada disini dan bahkan sudah dimulai sejak beberapa tahun yang<br />

lalu.<br />

Berbeda <strong>dengan</strong> disini, Kaiten <strong>Sushi</strong> sudah mengimplementasikan teknologi RFID ke<br />

dalam restoran ini.<br />

Penggunaan teknologi RFID (Radio Frequency Identifications) ini dapat digunakan<br />

untuk beberapa hal yaitu seperti:<br />

fresh (segar)<br />

tidak perlu menghitung secara manual seperti disini. Bahkan kita bisa mengetahui<br />

jumlah uang yang akan dibayar secara real-time sehingga bila anda hanya<br />

mempunyai uang terbatas bisa menghitung apakah uang anda masih cukup atau<br />

tidak.<br />

-time kepada koki, jenis sushi apa yang sedang banyak<br />

dimakan orang dan berapa jumlah piring yang sedang tersedia di conveyor berjalan<br />

tersebut.<br />

Untuk hal tersebut, setiap piring yang digunakan akan ditempel sebuah chip RFID d<br />

bagian bawah sehingga semua piring bisa dimonitor melalui kompter dan sistim yang<br />

ada.<br />

Banyak teknologi modern yang digunakan oleh resto–resto dijepang, mulai dari layar<br />

sentuh untuk memesan sushi dan memberitahu pengunjung bahwa sushi yang<br />

dipesan hampir tiba, ban berjalan khusus untuk minuman, sampai pada piring-piring<br />

kosong yang bisa dikumpulkan secara otomatis berikut perhitungan harga makanan<br />

yang harus dibayar<br />

Japanese<br />

Jepang adalah negara yang berbeda dari banyak negara lain di sebagian besar<br />

karena unik dan budaya dan tradisi yang luar biasa. Orisinalitas budaya Jepang pergi<br />

dari isolasi panjang Jepang selama sejarah dunia. Itu sebabnya Japanese people<br />

bahkan berbeda dari orang-orang Cina dan Korea.<br />

Masyarakat jepang seperti kesederhanaan dan ketertiban dalam segala hal. Orangorang<br />

yang berkomunikasi <strong>dengan</strong> Jepang dan mengenal budaya mereka cukup<br />

dapat mengatakan bahwa masyarakat jepang sangat terkendali dan sopan orang dan<br />

mereka dapat <strong>dengan</strong> mudah mendapatkan malu. Memberi aksesoris pada rumah<br />

<strong>dengan</strong> sentuhan gaya Jepang tentunya membuat suasana rumah menjadi berbeda.<br />

<strong>Interior</strong> Jepang memang memiliki ciri khas tersendiri yang tak pernah lekang oleh<br />

waktu.<br />

Gaya Jepang yang sederhana, alami dan memiliki bentuk-bentuk yang khas,<br />

membuat banyak orang memakainya pada interior rumah sebagai nilai seni yang<br />

menambah estetika rumah.


Mengingat bahwa kebudayaan yang berbeda saling mengenal satu sama lain, tetapi<br />

juga sesuai unsur tradisional dan modern desain interior lokal. Pengaruh Jepang di<br />

antara yang pertama menemukan cara ke dalam repertoar multi-kultural adalah<br />

desain, dan mudah untuk melihat mengapa. Budaya Jepang dikenal <strong>dengan</strong> garisgaris<br />

yang bersih dan penggunaan struktur alami yang terbuat dari bambu dikenal<br />

kertas beras tipis. Tirai bambu, kayu nada, yang dikenal sebagai kain halus dan<br />

menjalankan cara sederhana. Tidak hanya melayani estetika dan mudah digunakan,<br />

tetapi juga menawarkan cahaya tinggi kontrol dan privasi. Populer lainnya kayu untuk<br />

dekorasi jendela jepang. Tatami adalah jaringan padat dilihat <strong>dengan</strong> hangat, tekstur<br />

alami. Kedua tirai berwarna kayu dapat melengkapi palet warna dalam. Meskipun<br />

tidak inheren tirai Jepang, banyak desainer tekstil di Jepang tradisional cetak untuk<br />

inspirasi. Cetakan ini, yang sering ditemukan pada kimono dan pakaian lainnya, mulai<br />

dari desain geometrik adegan<br />

Imajiner ikan atau elang. Zat ini pada umumnya sangat rendah ditempati tirai<br />

menggantung, dan dapat dirancang dalam sebuah cafe. Kalau diperhatikan orang<br />

jepang jarang menggunakan perabotan2 yang tinggi dalam menata ruangannya.<br />

Karena untuk menghindari barang berjatuhan karena jepang dikenal <strong>dengan</strong><br />

gempanya.. Selalu kita lihat meja makan <strong>dengan</strong> tipe bersila, perabotan yang tidak<br />

terlalu banyak pada suatu ruangan, tempat tidur yang tidak terlalu tinggi, malahan<br />

langsung <strong>dengan</strong> lantainya. Kita bisa merasakan kesan luas dan lapang walaupun<br />

ruangan kecil.<br />

<strong>Interior</strong> gaya Jepang ringan dan mudah serta fungsional pada saat yang sama, itu<br />

seperti perisai yang menyerap unsur-unsur kehidupan rewel dari mencegah dari luar<br />

masuk ke dalam.<br />

Gaya Jepang mirip <strong>dengan</strong> minimalisme. Sameperti di atas, konsep ini adalah bahwa<br />

hal-hal yang tidak perlu dan aksesoris terlihat jelek dan tidak berfungsi. Menawarkan<br />

built-in furniture yang menyembunyikan pakaian dan buku-buku, sebagai gantinya.<br />

Pakaian cukup modern dilengkapi <strong>dengan</strong> niche khusus di dinding yang berfungsi<br />

untuk memesan barang-barang diletakkan, dan mencapai tampilan alami akomodasi.<br />

Oleh kebijakan Jepang, tempat untuk relaksasi harus berada di tengah ruangan.<br />

Sebagai aturan, itu adalah kasur - kasur Jepang dari kapas. Ini adalah tempat tidur<br />

yang sempurna yang sangat nyaman dan mudah untuk membongkar.<br />

Warna timur tampak dan muncul lebih cepat daripada warna barat, seperti krem,<br />

merah, emas dan beberapa warna hitam. <strong>Nuansa</strong> hangat dan bahan-bahan alami<br />

sangat cocok satu sama lain dan pedalaman, terutama emas hancur, terakota batu<br />

bata tanah liat, bambu, meliputi karpet di dasar rami.<br />

Aksesoris interior yang digunakan adalah vas, kipas kertas <strong>dengan</strong> cabang-cabang<br />

pohon ceri Jepang cetakan, patung netsuke, boneka kayu, keramik megah ware, dan<br />

kurcaci anakan bonsai. Anak pohon bonsai di Cina oleh para biksu Budha mengingat<br />

hobi ini sebagai latihan spiritual untuk mencapai kesempurnaan, sementara di<br />

Jepang, hobi ini diadopsi oleh kaisar pada abad ke-12. Filsafat dan estetika dari<br />

bonsai cukup rumit karena setiap bonsai pohon atau buatan sendiri (pada nampan)<br />

bonkeyi lansekap melambangkan beberapa keutamaan atau prinsip-prinsip<br />

mencontohkan pepatah bijak.


Konsep <strong>Desain</strong><br />

“ <strong>Desain</strong> <strong>Interior</strong> <strong>View</strong> <strong>Rotation</strong> <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> <strong>dengan</strong> nuansa modern Japanese ”<br />

Konsep makro<br />

Atmofser yang ingin ditampilkan pada interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> adalah interior <strong>dengan</strong> nuansa<br />

Jepang yang digabungkan <strong>dengan</strong> modern. <strong>Desain</strong> interior view rotation <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong><br />

<strong>dengan</strong> konsep modern Japanese, konsep Japanese sendiri diambil dari Negara asal<br />

sushi. Dengan aplikasi bentukan-bentukan desain yang minimalis <strong>dengan</strong> tidak terlalu<br />

banyak ornament pada interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong>. Pemilihan warna berdasarkan warna<br />

material alam. Bentukan-bentukan yang akan dipakai diantaranya dari ciri khas<br />

Jepang yaitu seni melipat kertas yang dapat diaplikasikan didinding maupun ceiling,<br />

kemudian akan banyak ditemui bentukan lingkaran yang diambil dari bentukan ciri<br />

khas taman Jepang yaitu taman zen.<br />

<strong>View</strong> rotation, dimana konsep ini memberikan sensasi desain <strong>dengan</strong> adanya Lantai<br />

yang dapat berputar menggunakan teknologi conveyor belt.


Definisi Konsep<br />

Dari penjelasan tema diatas dihasilkan konsep yang berjudul “ <strong>Desain</strong> <strong>Interior</strong> view<br />

rotation <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> <strong>dengan</strong> nuansa modern Japanese“.<br />

<strong>Desain</strong> <strong>Interior</strong><br />

Mendesain interior resto <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> melalui elemen interior seperti material, warna,<br />

lighting dan juga furniture yang dapat menggambarkan kesan Japanese modern.<br />

Analisa konsep <strong>Desain</strong><br />

Analisa konsep Japanese<br />

Style Japanese terkenal <strong>dengan</strong> desainnya yang minimalis yang tidak banyak<br />

menggunakan bentukan yang penuh <strong>dengan</strong> ornamen. Warna – warna yang<br />

digunakan pun memakai warna alami, seperti warna material bambu, penggunaan<br />

tatami, serta shojiscreen sebagai penyekat ruang atau bisa digunakan untuk dinding.<br />

Analisa konsep modern<br />

Pecinta sushi yang beragam, berasal dari usia dan kalangan apapun memiliki karakter<br />

modern, dinamis, pekerja keras, inovatif, menyukai hal-hal baru dan memiliki percaya<br />

diri yang tinggi. Saat ini trend restoran menyesuaikan <strong>dengan</strong> perkembangan<br />

kehidupan kota yaitu menampilkan desain interior yang simple, modern, dan<br />

minimalis. Sehingga didapat suatu konsep restoran yang bergaya <strong>Modern</strong> sesuai<br />

<strong>dengan</strong> kehidupan dan tren saat ini serta menyesuaikan target pasar yaitu kalangan<br />

professional muda. Pencapaian konsep <strong>Modern</strong> ini melalui pemilihan materialnya<br />

yang sedang tren pada saat ini dan up to date serta tata pencahayaan yang modern.<br />

Aplikasi Konsep<br />

Aplikasi konsep akan diterapkan pada beberapa ruang terpilih yaitu area pantry, area<br />

makan tangga, area lantai berputar.<br />

Elemen pembentuk ruang<br />

Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya fisik sebuah ruang dalam<br />

bangunan yang masing-masing memberikan fungsi dan manfaat tersendiri adalah<br />

elemen pembentuk ruang seperti lantai, dinding, dan plafon. Berikut adalah faktorfaktor<br />

pembentuk fisik suatu ruang dalam bangunan :<br />

Lantai<br />

Lantai merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendesain interior rumah<br />

makan Anjungan Indah, karena lantai merupakan bagian yang menunjang kegiatan<br />

atau aktivitas di atasnya. Selain itu, lantai juga dapat membedakan ruang menurut<br />

fungsinya.<br />

Pemilihan material pada lantai dapat memberikan karakter dan kesan yang ingin<br />

dimunculkan pada interior sebuah ruangan. Selain material, finishing dan pola<br />

pemasangan juga dapat membantu menciptakan kesan tersendiri pada lantai.<br />

Lantai pada interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> banyak menggunakan vinyl floor bermotif parket agar<br />

memberikan kesan hangat dan natural. penggunaan parket dihindari karena ada<br />

beberapa aspek yang perlu diperhitungkan, salah satunya parket memiliki beban yang<br />

cukup berat. <strong>Desain</strong> <strong>dengan</strong> style Japanese sendiri lebih bersifat ke bahan – bahan<br />

alami. Selain itu terdapat lantai <strong>dengan</strong> menggunakan material batu alam sebagai<br />

aksentuasi pada lantai.


Gambar 5.17<br />

Area tengah<br />

Layout area tengah diusung dari bentuk lingkaran taman zen, mulai dari lantai<br />

berputar, pantry, area makan bar mengusung bentuk lingkaran. Peletakan lokasi<br />

pantry ditengah selain sebagai point of view pada interior <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong> tetapi juga<br />

dimaksudkan agar pengunjung menikmati open bar.<br />

Penutup untuk cooker hood ditengah mengusung konsep floating selain sebagai<br />

cover, berfungsi juga sebagai brand signing <strong>Sushi</strong> <strong>Tei</strong>.<br />

Pengunjung yang ingin langsung melihat cara memasak sushi, terdapat 20 kursi pada<br />

area bar.<br />

Gambar 5.18<br />

Familiy room


Dengan menghadirkan sentuhan area makan khas Jepang yaitu tatami yang<br />

bertujuan agar memberikan kesan pada pengunjung dan juga informasi tentang<br />

kebudayaan Jepang. Lokasi area tatami dekat pintu masuk, agar memberikan daya<br />

tarik bagi calon pengunjung yang melihat dari luar bahwa resto tersebut mengusung<br />

konsep <strong>Modern</strong> Japanese.<br />

Gambar 5.19<br />

Menggunakan pintu Gese<br />

Gambar 5.20<br />

Familiy room

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!