12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

aktivitas berbagi tersebut. Hal tersebut jelas sekali bisa kita lihat<br />

hanya dari kasus Napster saja. Ketika Napster mengatakan kepada<br />

pengadilan distrik bahwa ia telah mengembangkan teknologi untuk<br />

memblokir transfer 99,4 persen materi yang teridentifikasi sebagai<br />

pelanggaran atas materi, pengadilan distrik mengatakan kepada<br />

Napster bahwa 99,4 persen tidak cukup bagus. Napster harus menekan<br />

pelanggaran “sampai ke angka nol.” 17<br />

Jika 99,4 persen masih dianggap tidak cukup bagus, maka ini<br />

adalah perang melawan teknologi berbagi-file, bukannya perang<br />

melawan pelanggaran hak cipta. Tidak mungkin untuk memastikan<br />

100 persen bahwa penggunaan sistem p2p dapat berjalan sesuai<br />

hukum. Ini sama tidak mungkinnya dengan memastikan bahwa 100<br />

persen alat pemutar video, 100 persen mesin fotokopi Xerox atau 100<br />

persen senjata api digunakan sesuai hukum. Tidak ada toleransi berarti<br />

tidak ada p2p. Keputusan pengadilan tersebut menyatakan bahwa<br />

kita sebagai masyarakat harus kehilangan manfaat dari p2p, bahkan<br />

ketika ia digunakan secara sah dan membawa manfaat, yang mereka<br />

layani, semata-mata demi memastikan p2p tidak akan menyebabkan<br />

pelanggaran hak cipta.<br />

Toleransi nol bukanlah bagian dari sejarah kita. Industri konten<br />

yang kita alami hari ini tidak dilahirkan dari kondisi yang demikian.<br />

Sejarah hukum Amerika adalah sejarah tentang proses keseimbangan.<br />

Seiring dengan perubahan cara pendistribusian konten yang dibawa<br />

teknologi, hukum pun pada gilirannya melakukan penyesuaian dengan<br />

teknologi baru ini. Dalam penyesuaian ini, hukum berupaya untuk<br />

menjamin hak yang sah bagi para pencipta sembari melindungi<br />

inovasi. Kadang, upaya ini memberikan lebih banyak hak kepada si<br />

pencipta. Kadang lebih sedikit.<br />

Jadi, seperti yang telah kita lihat, ketika “reproduksi mekanis”<br />

mengancam kepentingan para komposer, Kongres menyeimbangkan<br />

hak para komposer tersebut dengan kepentingan industri rekaman.<br />

Kongres menjamin hak untuk para komposer, dan juga para artis<br />

rekaman: Komposer dibayar, tetapi dengan tarif harga yang ditentukan<br />

oleh Kongres. Akan tetapi ketika radio mulai menyiarkan rekaman<br />

90 BUDAYA BEBAS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!