12.05.2013 Views

budaya-bebas

budaya-bebas

budaya-bebas

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

hak kekayaan intelektual tersebut. Sebagaimana yang sudah diketahui<br />

oleh para ekonom dan pengacara, persoalan tersulit dalam hukum<br />

undang-undang kekayaan intelektual adalah bagaimana menemukan<br />

keseimbangannya. Tapi bahwasanya batasan itu harus ada, saya kira,<br />

tidak dapat diperdebatkan lagi. Orang mungkin ingin bertanya kepada<br />

Nona Boland, apakah obat generik (obat yang dikembangkan dari<br />

obat yang patennya telah kadaluwarsa) bertolakbelakang dengan<br />

misi WIPO? Apakah ranah publik melemahkan properti intelektual?<br />

Apakah akan lebih baik jika protokol internet dipatenkan?<br />

Ketiga, bahkan ketika seseorang yakin bahwa tujuan WIPO<br />

adalah memaksimalkan hak kekayaan intelektual, dalam tradisi kita,<br />

hak kekayaan intelektual dipegang oleh perorangan dan korporasi.<br />

Mereka lah yang memutuskan mau diapakan hak-hak tersebut karena,<br />

sekali lagi, ini adalah hak mereka. Jika mereka ingin “melepaskan” atau<br />

“menolak” hak mereka, itu sudah sewajarnya terjadi dalam tradisi kita.<br />

Ketika Bill Gates menyumbangkan 20 juta milyar dolar untuk beramal<br />

di dunia, maka itu tidak bertolakbelakang dengan tujuan dari sistem<br />

properti. Sebaliknya, itu lah sistem properti yang seharusnya berjalan:<br />

memberikan hak kepada individu untuk memutuskan apa yang akan<br />

mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki.<br />

Ketika Nona Boland berkata bahwa ada yang salah dengan<br />

pertemuan “yang bertujuan untuk menolak atau melepaskan hakhak<br />

tersebut”, dia mengatakan bahwa WIPO punya kepentingan<br />

dalam turut campur dengan pilihan-pilihan individu yang memiliki<br />

hak kekayaan intelektual. Bahwa entah bagaimana, tujuan WIPO<br />

seharusnya adalah mencegah individu agar tidak “melepaskan” atau<br />

“menolak” hak kekayaan intelektual mereka. Bahwa kepentingan<br />

WIPO bukan hanya memaksimalkan hak kekayaan intelektual, namun<br />

juga langkah-langkah yang mereka tempuh untuk mewujudkannya<br />

harus dilakukan dengan cara yang seekstrem dan seketat mungkin.<br />

Ada sejarah sistem properti yang sama benar dengan itu dalam<br />

tradisi Anglo-Amerika. Yaitu yang disebut “feodalisme”. Dalam<br />

feodalisme, bukan hanya properti saja yang dimiliki oleh kelompok<br />

kecil individu ataupun entitas. Bukan saja hak yang terkandung di<br />

316 BUDAYA BEBAS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!