27.05.2013 Views

Download - Repository Universitas Andalas - Unand

Download - Repository Universitas Andalas - Unand

Download - Repository Universitas Andalas - Unand

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SKRIPSI<br />

PENGARUH BEBERAPA JENIS BAHAN ORGANIK<br />

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI<br />

(Oryza sativa L) METODE SRI (the System of Rice Intensification)<br />

OLEH<br />

MUHAMMAD NIZAR H<br />

06 111 042<br />

Skripsi<br />

Sebagai Syarat Untuk<br />

Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian<br />

FAKULTAS PERTANIAN<br />

UNIVERSITAS ANDALAS<br />

PADANG<br />

2011


PENGARUH BEBERAPA JENIS BAHAN ORGANIK<br />

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI<br />

(Oryza sativa L) METODE SRI (the System of Rice Intensification)<br />

ABSTRAK<br />

Penelitian tentang pengaruh beberapa jenis bahan organik terhadap<br />

pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L) metode SRI (the System of<br />

Rice Intensification) telah dilaksanakan di Sungai Bangek, Kelurahan Balai<br />

Gadang, Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai<br />

dengan bulan Januari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis<br />

bahan organik yang berpengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil<br />

tanaman padi metode SRI.<br />

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri<br />

dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari : sampah kota,<br />

kotoran ayam, thitonia dan jerami padi. Dosis masing-masingnya adalah 5 ton/ha.<br />

Data penelitian, dianalisis secara statistik dengan uji F dan F hitung yang lebih<br />

besar dari nilai F tabel 5 % maka dilanjutkan dengan Duncan`s Multiple Range<br />

Test (DNMRT) pada taraf nyata 5 %.<br />

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan jenis bahan organik sampah kota,<br />

kotoran ayam, thitonia dan jerami padi memberikan pengaruh yang sama terhadap<br />

pertumbuhan dan hasil tanaman padi dengan metode SRI, kecuali jumlah anakan<br />

minggu ke 8 setelah tanam. Pengaruh yang paling baik terhadap jumlah anakan<br />

pada minggu ke 8 adalah thitonia dibandingkan dengan sampah kota, kotoran<br />

ayam dan jerami padi.


I. PENDAHULUAN<br />

Tanaman padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras.<br />

Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk<br />

Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat<br />

digantikan/disubtitusi oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri<br />

bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan<br />

dengan bahan makanan yang lain (AAK, 2003).<br />

Konsumsi beras masyarakat Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS<br />

2008) mencapai 139 kg per kapita per tahun atau merupakan tertinggi di dunia.<br />

Kemudian BPS merilis lagi angka produksi padi 2010 sebanyak 66,4 juta ton.<br />

Angka ini merupakan angka sementara dan diramalkan untuk tahun 2011 angka<br />

produksi bisa mencapai 67,3 juta ton. Dengan demikian untuk mencapai angka<br />

tersebut parlu adanya usaha dalam produksi pertanian.<br />

Dalam peningkatan produksi kita mengenal adanya ekstensifikasi dan<br />

intensifikasi. Cara peningkatan produksi dengan intensifikasi antara lain dengan<br />

penggunaan varietas unggul, pemberian pupuk dengan takaran yang tepat dan<br />

pengairan yang cukup. Salah satu cara peningkatan produksi dengan intensifikasi<br />

adalah dengan menerapkan metode baru. Penerapan teknologi yang populer saat<br />

ini adalah teknik budidaya metode SRI (the System of Rice Intensification).<br />

Menurut Barkelaar (2001), metode SRI minimal menghasilkan panen 2 kali lipat<br />

dibandingkan metode konvensional karena telah terbukti di Madagaskar di mana<br />

pada beberapa tanah tidak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha dapat<br />

meningkat menjadi lebih dari 8 ton/ha bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha.<br />

Awalnya SRI dikembangkan dengan menggunakan pupuk kimia untuk<br />

meningkatkan hasil panen pada tanah-tanah kritis/marginal di Madagaskar, tetapi<br />

saat subsidi pupuk dicabut pada akhir tahun 1980, petani disarankan untuk<br />

menggunakan bahan organik, dan ternyata hasilnya lebih tinggi dibandingkan<br />

dengan yang konvensional (Barkelaar, 2001).<br />

Salah satu upaya untuk menigkatkan hasil pertanian adalah dengan<br />

menggunakan varietas unggul. Salah satu padi unggul adalah varietas IR 42,


varietas ini berdasarkan deskripsinya termasuk tipe tegak. Keunggulan dari<br />

varietas padi ini adalah ketika memasuki panen padi tersebut tidak mudah rebah<br />

atau bahkan tidak mengalami rebah sehingga mengurangi resiko kelihangan hasil<br />

Pemanfaatan varietas unggul saja belum cukup dalam upaya meningkatkan<br />

hasil padi, tetapi harus diimbangi pula dengan pemberian pupuk yang tepat baik<br />

sumber, jenis dosis dan waktu pemberiannya. Selain itu sumber pupuk sebagai<br />

sumber hara utama sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik<br />

kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan<br />

meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan harus mendapat perhatian. Hal<br />

itu disebabkan karena sumber bahan untuk pupuk sangat beranekaragam, dengan<br />

karakteristik fisik dan kandungan kimia/hara yang sangat beragam sehingga<br />

pengaruhnya juga akan bervariasi menurut metode budidaya yang diterapkan<br />

seperti SRI dan konvensional.<br />

Salah satu komponen dalam pola SRI adalah penambahan pupuk dengan<br />

bahan organik sesuai dengan kebutuhan tanaman. Upaya pemupukan dengan<br />

bahan organik, merupakan satu tindakan untuk mempertahankan kesuburan dan<br />

pro-duktivitas tanah baik secara fisika, kimia maupun biologi tanah.<br />

Ketersediaan pupuk kimia saat ini masih terbatas, sehingga mengakibatkan<br />

harganya menjadi mahal dan sebahagian besar petani tidak dapat menjangkau<br />

harganya. Ketergantungan terhadap pupuk kimia memang sudah sangat tinggi<br />

sesuai dengan apa yang di sampaikan Yuwono, (2005) banyak yang beranggapan<br />

semakin banyak pupuk kimia yang digunakan terhadap tanaman maka hasilnya<br />

akan semakin banyak. Akibatnya para petani cenderung berlebihan dalam<br />

memberikan pupuk kimia sehingga tanah menjadi berubah warna dan keras,<br />

kondisi fisik menjadi buruk, hasil panen menurunt dari hasil sebelumnya, tanaman<br />

menjadi tidak normal pertumbuhannya, meracuni tanah dan mencemari<br />

lingkungan, serta berbahaya bagi kesehatan manusia.<br />

Alternatif untuk mengatasi ketergantungan terhadap pupuk kimia yaitu<br />

dengan memberikan bahan organik. Bahan organik cenderung mampu<br />

meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang


tersedia bagi tanaman. Bahan organik juga sebagai sumber energi bagi jasad<br />

mikro dan tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti. Sejalan<br />

dengan apa yang disampaikan Yuwono (2005) berapa pun banyaknya unsur hara<br />

yang diberikan kedalam tanah tidak akan pernah menjadikan tanaman menjadi<br />

tumbuh subur karena efektifitas penyerapan unsur hara sangat dipengaruhi oleh<br />

kadar bahan organik dalam tanah.<br />

Menurut Barkelaar (2001) kompos dapat dibuat dari bermacam-macam<br />

sisa tanaman (seperti jerami, serasah tanaman, dan bahan dari tanaman lainnya).<br />

Salah satu bahan organik yang sering diabaikan oleh sebagian besar petani ketika<br />

selesai panen adalah jerami padi. Hasil penelitian Mursida (2005) menunjukan<br />

bahwa pemberian kompos jerami padi dapat memberikan pengaruh yang lebih<br />

baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Menurut Arifin et al (1993),<br />

pemberian 5,0 ton/ha jerami dapat menghemat pemakaian pupuk KCl sebesar 100<br />

kg/ha dan penggunaan kompos jerami sebanyak 5 ton/ha selama 4 musim tanam<br />

dapat menyumbang hara sebesar 170 kg K, 160 kg Mg, dan 200 kg Si.<br />

Saat ini masyarakat masih kurang menyadari akan pentingnya upaya<br />

pengelolaan limbah peternakan salah satunya kotoran ayam. Berdasarkan hasil<br />

penelitian menyatakan bahwa kotoran ayam memiliki kandungan N dan P paling<br />

besar diantara kotoran ternak lainnya (Wibowo, 2009).<br />

Begitu juga dengan sampah organik dari hasil penelitian menunjukkan<br />

bahwa pupuk kompos sampah organik dan pupuk kandang dapat menyediakan<br />

separuh kebutuhan hara bagi budidaya padi, sementara sisanya disediakan oleh<br />

pupuk kimia. Temuan ini selaras dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa<br />

penggunaan pupuk organik dapat mengurangi dosis penggunaan pupuk kimia<br />

hingga 50% yang dilakukan pada satu kali musim tanam padi saja (Sulistyawati<br />

dan Nugraha, 2010).<br />

Bahan organik lainnya adalah tithonia. Hasil penelitian Rahayu (2007)<br />

menyatakan bahwa pemberian 5 ton/ha kompos tithonia dapat meningkatkan<br />

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Dengan demikian pupuk kimia<br />

tidak dapat menggantikan fungsi bahan organik karena masing-masing memiliki


peranan yang berbeda di dalam tanah. Apabila bahan organik diberikan dengan<br />

berkelanjutan maka akan dengan cepat memulihkan kondisi tanah yang<br />

ksesuburannya hilang akibat penggunaan bahan kimia pertanian.<br />

Dari berbagai hasil penelitian di atas, tampak bahwa pemberian beberapa<br />

bahan organik untuk berbagai tanaman budidaya dapat meningkatkan<br />

pertumbuhan dan hasil pada tanaman. Dalam aplikasinya bahan organik tidak bisa<br />

langsung 100% tetapi harus secara bertahap dan berkelanjutan, minimal 5 ton /ha<br />

karena Metode SRI lebih diarahkan pada perbaikan kesuburan tanah.<br />

Untuk mengetahui potensi yang terbaik dari keempat jenis bahan organik<br />

tersebut telah diujikan pada tanaman padi dengan metode SRI dengan<br />

judul ”Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan<br />

dan Hasil Tanaman Padi Metode SRI (the System of Rice Intensification)”.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan organik yang berpengaruh<br />

lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi metode SRI.


BAB V<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

5.1. Kesimpulan<br />

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian beberapa<br />

jenis bahan organik jenis sampah kota, kotoran ayam, thitonia dan jerami padi<br />

memberikan pengaruh yang sama terhadap tanaman padi Metode SRI, kecuali<br />

jumlah anakan minggu ke 8 setelah tanam. Pengaruh yang paling baik terhadap<br />

jumlah anakan pada minggu ke 8 setelah tanam adalah thitonia dibandingkan<br />

kotoran ayam, jerami padi dan sampah kota.<br />

5.2. Saran<br />

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilakukan interaksi antara jenis<br />

bahan organik yang berbeda dengan dosis yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA<br />

AAK. 2003. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta. 43 hal.<br />

Anonim. 2002. Bahan Organik. http://www.Situshijau.co.id. Diakses: 31 Oktober<br />

2009.11:05, WIB.<br />

Arifin, Z., Suprapto dan A. M. Fagi. 1993. Pengaruh Kalium Dan Organik<br />

Terhadap Hasil Padi Sawah. Reflektor 6 (1-2) : 13-17. Balittan<br />

Sukamandi.<br />

Balai Pengkajiam Teknologi Pertanian. 2001. Teknologi Pengomposan Cepat<br />

Menggunakan Tricoderma harzianum. Badan Penelitian dan<br />

Pengembangan pewrtanian, Sukarami. Solok, Sumatera Barat. 18 hal.<br />

Bantul, W. 2008. Penanaman padi dengan SRI. www.google.com, diakses : 20<br />

November 2009. 21.05 WIB.<br />

Barkelaar, D. 2001. EDN Stories: SRI, The System of Rice Intensification: Less<br />

Can be More.http://www.echonet.org. Diakses : 18 November 2009. 20:18<br />

WIB.<br />

Darwis, S. N. 1979. Agronomi Tanaman Padi. Lembaga Penelitian Tanaman Padi..<br />

Perwakilan Padang. Jilid I.<br />

Departemen Pertanian Badan Pengendali Bimas. 1977. Pedoman Bercocok Tanam<br />

Padi, Palawija dan Sayur – sayuran. Departemen Pertanian Badan<br />

Pengendali Bimas. Jakarta.<br />

Djaja, W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak & Sampah.<br />

PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 86 hal<br />

Djuarnani, N. Kristian. dan B. Susilo. 2004. Cara Cepat Membuat Kompos.<br />

Agromedia Pustaka. Jakarta.74 hal<br />

Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia. Pustaka<br />

Utama. Jakarta.<br />

Fiza, N. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L)<br />

de-ngan Pemberian Kompos Titonia (Tithonia diversifolia) Hasil<br />

Pelapukan Trichoderma harzianum. Skripsi Fakultas Pertanian<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>. Padang. 40 hal.<br />

Gardner, F. R., R. B. Pearce dan R. L. Mitchel. 1991. Physiology of Crop Plant<br />

(Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa H. Susilo). UI Press. Jakarta.


Gustav. 1985. Sekilas Pupuk Kompos. Departemen Perindustrian Sumatera Barat.<br />

Karya Ilmiah dimuat pada harian singgalang tanggal 24 oktober 1985. hal<br />

3 kolom 4-6.<br />

Hakim N. M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B<br />

Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. <strong>Universitas</strong><br />

<strong>Andalas</strong>. Padang. 448 hal.<br />

Hakim,N. 2001. Kemungkinan penggunaan Tithonia (Tithonia diversifolia)<br />

sebagai sumber bahan organik dan nitrogen. Laporan Penelitian Pusat<br />

Penelitian Pemanfaatan Iptek Nuklir (P3IN),UNAND.Padang. 123 hal<br />

Harran, S. 1975. Fisiologi Tanaman Padi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian<br />

Bogor. Bogor. 318 hal.<br />

Indriani, Y. H. 2005. Membuat kompos secara kilat. PT. Penebar swadaya, Jakarta.<br />

62 hal<br />

Isroi. 2009. Pemanfaatan Jerami sebagai Pupuk Organik In Situ untuk<br />

Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk.<br />

www.google.com. Diakses : 31 januari 2010. 00:05 WIB<br />

Jumin, H.B. 2002. Agroekologi : Suatu Pendekatan Fisiologi. Raja Grafindo<br />

Persada. Jakarta.<br />

Kasim, M. 2004. Manajemen Penggunaan Air : Meminimalkan Penggunaan Air<br />

untuk meningkatkan Produksi Padi Sawah Melalui Sistem Intensifikasi<br />

Padi (The System of Rice Intensification-SRI). Padang. 42 hal.<br />

Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.<br />

Manurung, S. O. dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Dalam Padi<br />

buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal<br />

55-102.<br />

Mursida. 2005. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Kompos Jerami Padi Hasil<br />

Pelapukan Trichoderma harzianum Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil<br />

Tanaman Cabai (Capsicum annum). [Skripsi]. Padang. Fakultas Pertanian<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>. 55 hal.<br />

Prabowo.2007. Penanaman padi dengan SRI.www.google.com.Diakses : 20<br />

november 2009. 21.05 WIB.<br />

Purwono dan Heni, P. 2007. 8 Jenis tanaman pangan unggul. Swadaya. Jakarta.<br />

139 hal.<br />

Pusat Pelatihan dan Kewirausahaan Sampoerna. 2010 Tekhnik dan Budidaya<br />

Penanaman Padi SRI. www.google.com. Diakses : 30 januari 2010. 23:19<br />

WIB


Rahayu, S. 2007. Pengaruh Beberapa Takaran Kompos Titonia terhadap Pertumbuhan<br />

dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt).<br />

Skripsi Fakultas Pertanian <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>. Padang. 45 hal<br />

Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.<br />

Bandung. 182 hal.<br />

Setyamidjaja, B. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. Simplex. Jakarta. 121 hal.<br />

Setyono dan Suparyono. 1993. Padi. penebar swadaya. Jakarta. 118 hal.<br />

Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian.<br />

www.google.com. Diakses : 31 januari 2010. 23:46 WIB<br />

Simanungkalit R. D. M.; D.A Suriadikarta; R. Saraswati; D.Setyorini; W. Hartatik<br />

(ed). 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. bogor. Balai Besar Penelitian<br />

dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal : 6<br />

Sinar Tani. 2010. Kenaikan Produksi Padi 2009 Mengesankan dan Berpeluang<br />

Untuk Ekspor. www.google.com, diakses : 12 Oktober 2010. 06:45 WIB.<br />

Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan dari The Nature and Properties of Soils<br />

oleh Buckman and Brady. Barata Karya Aksara. Jakarta. 788 hal.<br />

Soemartono, Samad, dan Hardjono. 1984. Bercocok Tanam Padi. Yasaguna.<br />

Jakarta.<br />

Soemartono. 1977. Bercocok Tanam Padi. CV. Yasaguna. Jakarta<br />

Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. PT Agromedia Pustaka.<br />

Jakarta. 52 hal<br />

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. C.V.<br />

Andi. Yogyakarta.<br />

Sulistyawati, E. dan R. Nugraha. 2010. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan<br />

Sebagai Pupuk Organik dalam Meningkatkan Produktivitas dan<br />

Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi. www.google.com. Diakses<br />

31 Januari. 00.14.WIB<br />

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik; Pemasyarakatan Dan Pengembangannya.<br />

Kanisius. Yogyakarta.<br />

Veco Indonesia. 2007. Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam<br />

budidaya padi). www.google.com. Diakses : 30 Januari 2010.23:16 WIB<br />

Vergara. 1980. Bercocok Tanam Padi. Terjemahan oleh Mahyuddin Syam dkk.<br />

Gema Penyuluh Pertanian. Jakarta.


Wardhana, B. 2006. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa<br />

L) dengan Sistem Intensifikasi Padi (The System of Rice Intensification).<br />

Skripsi Fakultas Pertanian <strong>Universitas</strong> <strong>Andalas</strong>. Padang. 45 hal.<br />

Wibowo, S. A. 2009. Pemanfaatan limbah peternakan untuk kesuburan tanah.<br />

www.google.com. Diakses : 19 November 2009. 20.20 WIB.<br />

Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. 90 hal

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!