Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bab 8 Bagaimana kita menjamin penurunan emisi permanen <strong>dan</strong> menunjuk penanggung gugat?<br />
‘sistem debit’, misalnya, nilai emisi di atas tingkat referensi akan dipotong<br />
dari pendapatan kredit emisi di masa mendatang (mungkin ditambah bunga<br />
atau denda tambahan lainnya). Kemudian, emisi tambahan tersebut harus<br />
diturunkan sebelum masa pendapatan kredit berikutnya (Schlamadinger <strong>dan</strong><br />
Johns 2006).<br />
Namun demikian, risiko dalam perdagangan kredit <strong>REDD</strong> harus dihadapi<br />
sebelum suatu negara mau menerima pertanggunggugatan secara penuh, atau<br />
sebelum kredit <strong>REDD</strong> dapat diperjualibelikan secara penuh <strong>dengan</strong> kredit<br />
dari upaya mitigasi lain. Tersedia <strong>pilihan</strong> berikut:<br />
1. Pemberian kredit sementara (Temporary crediting) yang mensyaratkan<br />
keabsahan (validity) kredit karbon dari pemanfaatan lahan berdasarkan<br />
keberadaan stok karbon secara berkesinambungan (Blanco <strong>dan</strong> Forner<br />
2000). Pendekatan ini diterapkan pada skema aforestasi <strong>dan</strong> reforestasi<br />
(A/R) dalam mekanisme pembangunan bersih (CDM). Tergantung pada<br />
peraturannya, pengurangan emisi harus disertifikasi atau diverifikasi ulang<br />
setiap lima tahun agar kredit yang ada tetap valid. Di dalam skema CDM,<br />
di akhir masa proyek (sampai 60 tahun) atau apabila terjadi pelepasan<br />
emisi sebelumnya, kredit tersebut harus digantikan <strong>dengan</strong> kredit emisi<br />
lainnya. Dengan demikian, dalam aturan CDM saat ini, pemberian kredit<br />
sementara akan selalu membawa beban di masa mendatang, terlepas dari<br />
akumulasi ca<strong>dan</strong>gan karbon selama proyek.<br />
2. Pendekatan ton-tahun (Ton-year approach) telah dibahas dalam laporan<br />
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Special Report on Land<br />
Use, Land-Use Change and Forestry (Watson dkk. 2000). Pendekatan ini<br />
bertolak belakang <strong>dengan</strong> ide bahwa (i) nilai mitigasi saat ini (present<br />
value), lebih tinggi dari mitigasi yang terjadi di masa mendatang, <strong>dan</strong><br />
bahwa (ii) CO2 hanya berada di atmosfer dalam jangka waktu terbatas.<br />
Gabungan antara preferensi waktu manusia <strong>dengan</strong> penyusutan alami<br />
emisi menghasilkan perkiraan ‘periode kesetaraan’ (equivalence period).<br />
Penurunan emisi yang dipertahankan lebih lama dari periode tersebut<br />
bisa dianggap setara <strong>dengan</strong> penurunan emisi yang permanen. Para ahli<br />
mengusulkan jangka waktu bagi periode ini berkisar antara 42 <strong>dan</strong> 100<br />
tahun (Fearnside dkk. 2000; Moura Costa <strong>dan</strong> Wilson 2000; Fearnside<br />
2002). Akibatnya, <strong>dengan</strong> periode kesetaraan 100 tahun, mempertahankan<br />
penurunan CO2 sebesar 100 ton setara <strong>dengan</strong> 1 ton CO2 yang hilang<br />
secara permanen. Pendekatan semacam ini memiliki kelemahan yang<br />
sangat besar: pembayaran penuh untuk pengurangan secara permanen<br />
hanya dilakukan di akhir periode kesetaraan, se<strong>dan</strong>gkan biaya kebanyakan<br />
dikeluarkan di awal periode. Namun demikian, sektor swasta mungkin<br />
mau membayar biaya muka tersebut <strong>dengan</strong> mengambil pinjaman<br />
berdasarkan jaminan pendapatan di masa depan <strong>dan</strong> kelayakan proyek<br />
mereka untuk mendapat pinjaman.<br />
3. Kredit penyangga proyek (Project credit buffers) merupakan <strong>pilihan</strong> lain<br />
yang dapat diterapkan di pasar emisi sukarela. Hanya sebagian kredit<br />
87