Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
Melangkah maju dengan REDD: isu, pilihan dan implikasi
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
76<br />
<strong>Melangkah</strong> <strong>maju</strong> <strong>dengan</strong> <strong>REDD</strong> Isu, <strong>pilihan</strong> <strong>dan</strong> <strong>implikasi</strong><br />
lahan kritis. Hanya satu proyek <strong>REDD</strong> di wilayah tropis yang telah dianalisis<br />
sepenuhnya, yaitu proyek Noel Kempff di Bolivia (Kotak 7.1). Kesulitan untuk<br />
menetapkan basis <strong>REDD</strong>, dimana tiga skenario BSB menghasilkan perkiraan<br />
basis yang bisa berbeda 100 kali lipat, memberikan gambaran tentang masalah<br />
terbesar yang se<strong>dan</strong>g kita hadapi: sedikit sekali proyek <strong>REDD</strong> yang telah<br />
diimplementasikan <strong>dan</strong> diukur pengurangan emisinya, sehingga banyak<br />
kesimpulan hanya berdasarkan spekulasi. Oleh sebab itu, kita tidak bisa tahu<br />
persis besarnya kebocoran dari <strong>REDD</strong>, apalagi membandingkannya <strong>dengan</strong><br />
sektor lainnya (Schwarze dkk. 2002).<br />
7.2.3 Penentu kebocoran<br />
Tidak banyak proyek <strong>REDD</strong> yang telah dilaksanakan, sehingga terlalu dini<br />
untuk mendapat perkiraan kebocoran yang akurat atau petunjuk rancangan<br />
proyek yang tidak mengakibatkan kebocoran. Walaupun model untuk<br />
memperkirakan kebocoran bisa berguna, tetapi kisaran estimasinya masih<br />
terlalu besar.<br />
Kebocoran domestik dapat berdampak pada skema subnasional <strong>REDD</strong>.<br />
Banyak pihak, seperti Laporan Stern, mendukung <strong>REDD</strong> karena alasan<br />
efisiensi biaya: <strong>REDD</strong> dapat mengurangi emisi <strong>dengan</strong> harga yang lebih<br />
murah dari <strong>pilihan</strong> mitigasi lainnya. Namun hal ini berdasarkan asumsi bahwa<br />
semua deforestasi <strong>dan</strong> degradasi hutan dapat diketahui secara persis letak <strong>dan</strong><br />
besarnya. Contohnya, jika satu negara kehilangan 1% dari tutupan hutan<br />
setiap tahunnya, berarti 99% sisanya tidak terancam. Padahal, perkiraan letak<br />
<strong>dan</strong> besarnya deforestasi sangatlah rumit.<br />
Memang, deforestasi karena pengalihan lahan ke pertanian intensif bisa<br />
sangat terkonsentrasi. Contohnya di busur deforestasi Brasil (Brazilian Arc<br />
of Deforestation). Model deforestasi di Meksiko dapat memprediksi dua<br />
pertiga deforestasi yang se<strong>dan</strong>g terjadi. Model tersebut menggunakan variabel<br />
seperti jarak hutan <strong>dengan</strong> jalan <strong>dan</strong> pasar, kualitas tanah, kemiringan, laju<br />
pertumbuhan penduduk, <strong>dan</strong> lain sebagainya. Tetapi di suatu lansekap<br />
pertanian dimana tetap terjadi pembukaan lahan hutan secara terus menerus<br />
<strong>dan</strong> bertahap, menentukan laju deforestasi <strong>dan</strong> lokasinya menjadi lebih sulit,<br />
sehingga masalah kebocoran juga susah untuk ditanggulangi.<br />
Kesulitan memprediksi kapan <strong>dan</strong> dimana akan terjadi deforestasi, <strong>dan</strong><br />
mudahnya mekanisme pasar untuk memindahkan tekanan ekonomi yang<br />
menyebabkan deforestasi (misalnya, pembalak kayu yang tertarik ke suatu<br />
daerah karena harga kayu setempat meningkat disebabkan oleh turunnya<br />
pasokan kayu karena <strong>REDD</strong>) berarti bahwa kawasan hutan di luar daerah<br />
yang terancam deforestasi perlu dilindungi. Hal ini dapat meningkatkan biaya<br />
<strong>REDD</strong> secara signifikan.