Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah
Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah
Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
NashirusSunnah publisher<br />
http://maramissetiawan.wordpress.com<br />
Catatan <strong>Blog</strong> Ardhillah<br />
Seorang “murobbi” mengatakan bahwa fenomena itu adalah suatu fenomena yang biasa<br />
bahkan inilah yang disebutkan sebagai “tarbiyah” yang sebenarnya. Bahwa kita harus<br />
bersabar untuk menghadapi guru yang kapasitas keilmuannya lebih rendah dari<br />
kita…Tidak jarang dan tidak aneh kalau Murobbi membaca al Qur’annya lebih jelek dari<br />
mad’u nya… mungkin yang di maksud dalam hal ini liqo di harapkan sebagai saran yang<br />
saling melengkapi antara mad'u dan murobbi....<br />
Memang banyak pelajaran dan materi liqo yang sesungguhnya bagus dan dzat materi<br />
tersebut yang di ajarkan para ulama ahlul sunnah (seperti materi ma’rifatullah,<br />
ma’rifaturrasul dan lain lain ), tapi bila materi penting ini di sampaikan oleh murobbi<br />
yang belum tentu memiliki ilmu dan pemahaman yang baik, maka ini akan menyesatkan.<br />
Mungkin mereka akan membantah bahwa liqo yang sangat sebentar itu sangat mustahil<br />
untuk mencetak ahli syariah dan hanya lebih menekan kepada pembentukan generasi<br />
yang berwawasan dan berkepribadian Islami…<br />
Tapi fungsi dari murobi sendiri di sini di harapkan murobbi bisa menjadi orang tua,<br />
sahabat pemimpin dan guru pada mad’u nya. Selayaknya kapasitas seorang guru yang<br />
menyampaikan ilmu haruslah yang memiliki ilmu.<br />
Dari pengalaman yang Rytha lihat di lapangan, setiap orang di tarbiyah bisa menjadi<br />
murobbi. Setiap kader di harapkan menjadi murobbi, harus siap siapapun yang di tunjuk<br />
untuk menjadi murobbi.<br />
Banyak yang menolak karena merasa kapasitas keilmuannya belum memadai. Tapi<br />
biasanya orang tersebut akan di nasehati bahwa kita harus berdawah walaupun untuk satu<br />
ayat. Kalau menunggu paham sampai siap… kita tidak akan pernah berda’wah.<br />
Di sisi yang lain mereka memerlukan kader yang pro aktif untuk menjadi murobbi karena<br />
adanya target perekrutan besar besaran untuk mencapai target beberapa persen dalam<br />
pemilu. Jadi di harapkan kader “senior” yang belum memiliki bimbingan (mad’u) harus<br />
berusaha mencari bimbingan. Bahkan ini di anggap suatu ke aiban bila sudah lama liqo’<br />
tapi masih tidak memiliki mad’u.<br />
Na’uzubillah… ikhwah yang paham pasti dapat merasakan alangkah berbahayanya<br />
pemikiran pemikiran seperti ini….. tapi ikhwah yang sudah berada di tarbiyah ikhwani<br />
pasti sangat paham dengan apa yang Rytha katakan…kalau benar benar jujur tidak akan<br />
menyangkal fenomena fenomena ini.<br />
Memang benar Rasulullah mengatakan bahwa sampaikanlah walau hanya satu ayat.<br />
Tapi ini berarti bahwa kita harus menyampaikan benar benar sesuatu yang sudah kita<br />
pahami dan kita kuasai… dan seharusnya berda’wah sesuai dengan kapasitas yang benar<br />
benar kita pahami… Dan bukanlah menjadi kewajiban setiap orang untuk menjadi<br />
murobbi dan guru.<br />
Menjadi murobbi dadakan atau menjadi murobbi karena di paksakan tanpa mengetahui<br />
ilmu syar’i secara benar justru akan menyesatkan…. Hanya berdasarkan belajar dan<br />
membaca semalam buku buku syar’i dalam rangka menyampaikan materi…. Ini bukan<br />
suatu hal yang menjadikan seorang tersebut sebagai murobbi……<br />
4