30.06.2013 Views

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Katalog BPS : 4103.11<br />

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

DAN<br />

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ACEH


INDIKATOR<br />

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT<br />

PROVINSI ACEH 2010<br />

Katalog BPS : 4103.11<br />

Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm<br />

Jumlah Halaman : 96 Halaman<br />

Naskah : Bidang Statistik Sosial<br />

Gambar Kulit : Bidang Statistik Sosial<br />

Diterbitkan oleh : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

bekerja sama dengan<br />

Bappeda <strong>Aceh</strong><br />

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya


KATA PENGANTAR<br />

Salah satu tujuan dari pembangunan ialah menciptakan kesejahteraan bagi<br />

masyarakat. Kesejahteraan masyarakat mencakup bidang-bidang kehidupan yang<br />

sangat luas yang tidak semua aspeknya dapat diukur. Menyadari akan hal tersebut,<br />

publikasi ini hanya mencakup pada aspek-aspek yang dapat diukur dan tersedia<br />

datanya.<br />

Publikasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2010<br />

merupakan publikasi yang menyajikan data tentang tingkat perkembangan<br />

kesejahteraan masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> menurut perbandingannya antar tipe<br />

daerah (perkotaan dan perdesaan) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).<br />

Kajian perkembangan kesejahteraan masyarakat di sini dikelompokan menurut<br />

berbagai bidang yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup<br />

seperti bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, kemiskinan,<br />

perumahan dan sosial lainnya.<br />

Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran hingga<br />

terbitnya publikasi ini, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga. Akhirnya, kami<br />

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan publikasi serupa tahun-tahun<br />

berikutnya.<br />

Banda <strong>Aceh</strong>, November 2010<br />

Kepala BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Syech Suhaimi, SE, M.Si<br />

NIP.19620108 198703 1 002<br />

iii


KATA SAMBUTAN<br />

Untuk mencapai visi dan misi pembangunan Indonesia pada umumnya dan<br />

<strong>Aceh</strong> pada khususnya, salah satu sumber data yang diperlukan oleh <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Aceh</strong> maupun pihak-pihak yang konsen terhadap penanggulangan masalah sosial<br />

kemasyarakatan di <strong>Aceh</strong> ialah indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan<br />

adanya berbagai indikator kesejahteraan masyarakat seperti tingkat kesehatan,<br />

pendidikan, pengangguran, kemiskinan, kondisi perumahan dan lingkungan tempat<br />

tinggal, maka dapat digunakan sebagai acuan penyusunan kebijakan-kebijakan<br />

menyangkut permasalahan terkait.<br />

Kami menyambut baik atas kerjasama BPS Provinsi <strong>Aceh</strong> dengan Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> yang telah berhasil menyusun publikasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2010. Kami memandang publikasi ini sangat penting untuk<br />

bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan di bidang sosial ekonomi<br />

masyarakat di masa yang akan datang.<br />

Semoga publikasi ini bermanfaat.<br />

Banda <strong>Aceh</strong>, November 2010<br />

Kepala Bappeda <strong>Aceh</strong><br />

Ir. Iskandar, M.Sc<br />

Pembina Utama Muda<br />

NIP. 19600229 198603 1 003<br />

v


DAFTAR ISI<br />

Kata Pengantar……………………………………………………………………….. iii<br />

Kata Sambutan………………………………………………………………………... v<br />

Daftar Isi ……………………………………………………………………................ vii<br />

Daftar Tabel……………………………………………………………………............ viii<br />

Daftar Gambar……………………………………………………………………....... xi<br />

Daftar Lampiran……………………………………………………………………..... xiii<br />

I Kependudukan………………………………………..................................... 3<br />

II Kesehatan................................................................................................... 13<br />

III Pendidikan.................................................................................................. 21<br />

IV Ketenagakerjaan……………………………………….................................. 29<br />

V Kemiskinan………………………………………........................................... 37<br />

VI Perumahan dan Lingkungan……………………………………….............. 45<br />

VII Sosial Lainnya………………………………………...................................... 53<br />

Lampiran………………………………………………………………….................... 59<br />

Daftar Pustaka.………………………………………………………………….......... 76<br />

Istilah Teknis…………………………………………………………………............. 77<br />

Sumber Data………………………………………………………………….............. 80<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 vii


I Kependudukan<br />

DAFTAR TABEL<br />

Tabel 1.1 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2007-2009............................................................................<br />

Tabel 1.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009............................................................................<br />

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2005-2009.................................................<br />

Tabel 1.4 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan Pertama<br />

dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009.....................<br />

Tabel 1.5 Persentase Perempuan Berusia 15-49 Tahun yang Berstatus<br />

Kawin Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009.................................................<br />

Tabel 1.6 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

II Kesehatan<br />

Tahun 2008-2009............................................................................<br />

Tabel 2.1 Angka Harapan Hidup di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009……….. 13<br />

Tabel 2.2 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 2.3 Rata-rata Lama Balita Disusui Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 2.4 Persentase Penolong Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 2.5 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis<br />

Pengobatan yang Digunakan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009..<br />

Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat<br />

III Pendidikan<br />

Berobat di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………<br />

Tabel 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 viii<br />

3<br />

5<br />

6<br />

7<br />

9<br />

10<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

22


Tabel 3.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat<br />

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009 (jutaan)………………….……...<br />

Tabel 4.2 Penduduk Laki – laki Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009 (jutaan)…………………………<br />

Tabel 4.3 Penduduk Perempuan Usia 15 Tahun Ke Atas di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Menurut Kegiatan Tahun 2008-2009 (jutaan)……………………….<br />

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut<br />

Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…<br />

Tabel 4.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status<br />

V Kemiskinan<br />

Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………..<br />

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009…………………………………..<br />

Tabel 5.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009………………<br />

Tabel 5.3 Pengeluaran Rata-rata dan Persentase Pengeluaran Makanan<br />

dan Non Makanan Perkapita di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009...<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Tempat<br />

Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………<br />

Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

Perumahan dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009..<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 ix<br />

23<br />

24<br />

26<br />

30<br />

31<br />

31<br />

32<br />

34<br />

38<br />

39<br />

40<br />

46<br />

47


VII Sosial Lainnya<br />

Tabel 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009……………………<br />

Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Alat Komunikasi<br />

dan Informasi di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………<br />

Tabel 7.3 Beberapa Indikator Raskin Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 x<br />

54<br />

55<br />

56


I Kependudukan<br />

DAFTAR GAMBAR<br />

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009 (ribu)..….. 3<br />

Gambar 1.2 Angka Beban Ketergantungan Tahun 2006-2009 ……………….. 6<br />

Gambar 1.3 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan Pertama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………………………….......<br />

Gambar 1.4 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

II Kesehatan<br />

Tahun 2008-2009……………………………………………….........<br />

Gambar 2.1 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit (Hari)<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………………..................<br />

Gambar 2.2 Persentase Penolong Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

III Pendidikan<br />

Tahun 2009……………………………………………………………<br />

Gambar 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………..<br />

Gambar 3.2 APS Menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………. ………........<br />

Gambar 3.3 APM Menurut Tingkat Pendidikan dan Tipe Daerah<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009..………………………......................<br />

Gambar 4.1 TPAK dan TPT di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………...…. 30<br />

Gambar 4.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja<br />

.<br />

Menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009.…...………………………………………………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xi<br />

7<br />

10<br />

14<br />

16<br />

22<br />

24<br />

26<br />

33


V Kemiskinan<br />

Gambar 5.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009…………….<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Gambar 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009 ……………….. …..<br />

Gambar 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

VII Sosial Lainnya<br />

Perumahan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………………...<br />

Gambar 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan Menurut<br />

Gambar 7.2<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008 ………………….........<br />

Persentase Rumah Tangga Pembeli Raskin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008………………………………………………..................<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xii<br />

39<br />

46<br />

48<br />

54<br />

56


I Kependudukan<br />

DAFTAR LAMPIRAN<br />

Lampiran 1.1 Tabel Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009 ..............<br />

Lampiran 1.2 Tabel Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 1.3 Tabel Persentase Penduduk Per Kelompok Umur<br />

dan Angka Beban Ketergantungan Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………………………<br />

Lampiran 1.4 Tabel Rasio Jenis Kelamin dan Rata-rata Jumlah Anggota<br />

Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009……………………………………………........<br />

Lampiran 1.5 Tabel Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan<br />

II Kesehatan<br />

Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 2.1 Tabel Angka Kesakitan, Rata-rata Lama Sakit, dan Rata-rata<br />

Lama Balita Diberi ASI Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………………………<br />

Lampiran 2.2 Tabel Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan<br />

Terakhir dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 2.3 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut<br />

Jenis Pengobatan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Lampiran 2.4 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut<br />

Tempat/Cara Berobat dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xiii<br />

59<br />

60<br />

61<br />

62<br />

63<br />

64<br />

65<br />

66<br />

67


III Pendidikan<br />

Lampiran 3.1 Tabel Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan<br />

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009…………..……..<br />

Lampiran 3.2 Tabel Angka Melek Huruf Dewasa (15 Tahun Ke Atas)<br />

Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 3.3 Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………....<br />

Lampiran 3.4 Tabel Angka Partisipasi Murni Menurut Jenis Kelamin<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009……..……..<br />

Lampiran 4.1 Tabel Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Termasuk<br />

V Kemiskinan<br />

Kelompok Bekerja, Pengangguran dan Angkatan Kerja serta<br />

TPAK dan TPT Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Lampiran 5.1 Tabel Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 5.2 Tabel Persentase Konsumsi Makanan, Non Makanan, dan<br />

Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……..……<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Lampiran 6.1 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

Perumahan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………...<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xiv<br />

68<br />

69<br />

70<br />

71<br />

72<br />

73<br />

74<br />

75


BAB I<br />

KEPENDUDUKAN


Pada periode 2008-2009<br />

pertumbuhan penduduk<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> mencapai<br />

1,62 persen.<br />

Laju pertumbuhan<br />

penduduk ini menurun<br />

dibanding periode<br />

2007-2008 sebesar<br />

1,66 persen.<br />

Gambar 1.1<br />

Jumlah Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2007-2009 (ribu)<br />

4.400<br />

4.300<br />

4.200<br />

4.100<br />

4.224<br />

4.294<br />

4.363<br />

2007 2008 2009<br />

I KEPENDUDUKAN<br />

Masalah kependudukan yang meliputi jumlah,<br />

komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah<br />

yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan.<br />

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi tetapi<br />

dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika<br />

berkualitas rendah. Oleh sebab itu, dalam menangani<br />

permasalahan penduduk untuk menunjang keberhasilan<br />

pembangunan, pemerintah tidak saja mengarahkan pada<br />

upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga<br />

menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya<br />

manusia. Disamping itu, program perencanaan<br />

pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat<br />

prioritas utama guna peningkatan kesejahteraan penduduk.<br />

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk<br />

Secara absolut, jumlah penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> terus<br />

bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007, jumlah<br />

penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> sebanyak 4.223.833 jiwa, dan<br />

jumlah ini terus bertambah di tahun 2008 dan 2009, yaitu<br />

masing-masing 4.293.915 jiwa dan 4.363.477 jiwa.<br />

Meskipun begitu, secara relatif laju pertumbuhan terus<br />

mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009 laju<br />

pertumbuhan penduduk penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> mencapai<br />

1,62 persen. Laju pertumbuhan penduduk ini lebih rendah<br />

dibanding periode tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,66<br />

persen pada periode 2007-2008.<br />

Tabel 1.1 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

Tahun Jumlah Penduduk<br />

Tingkat Pertumbuhan<br />

Per Tahun (%)<br />

(1) (2) (3)<br />

2007 4.223.833<br />

2008 4.293.915<br />

2009 4.363.477<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 3<br />

1,66<br />

1,62


Kota Banda <strong>Aceh</strong><br />

merupakan daerah<br />

terpadat dengan<br />

kepadatan penduduk<br />

mencapai 3.459 jiwa<br />

per km 2 pada tahun 2009.<br />

Sedangkan Kabupaten<br />

Gayo Lues merupakan<br />

daerah terjarang dengan<br />

kepadatan penduduk<br />

hanya 13 jiwa per km 2 . .<br />

Fenomena ini diantaranya disebabkan oleh adanya<br />

program KB dan peningkatan kesadaran masyarakat<br />

terhadap pentingnya anak berkualitas dengan cara<br />

mengatur kelahiran atau jumlah anak. Diharapkan pada<br />

tahun berikutnya, laju pertumbuhan penduduk ini akan<br />

semakin rendah. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan<br />

penduduk yang tinggi secara langsung akan menambah<br />

jumlah penduduk usia muda yang menimbulkan<br />

permasalahan baru.<br />

Persebaran dan Kepadatan Penduduk<br />

Persebaran penduduk antar kabupaten/kota tampak<br />

masih sangat timpang. Pada Tabel 1.2 terlihat kepadatan<br />

untuk masing-masing kabupaten/kota yang belum merata.<br />

Kepadatan penduduk biasanya terpusat di daerah perkotaan<br />

yang umumnya memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan<br />

oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah<br />

perdesaan untuk pindah ke daerah perkotaan. Masalah yang<br />

sering timbul akibat kepadatan penduduk terutama<br />

mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh<br />

karena itu, distribusi penduduk harus menjadi perhatian<br />

khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan,<br />

seperti memprioritaskan pembangunan yang dilaksanakan<br />

di daerah-daerah yang masih terisolir dan kekurangan<br />

sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan<br />

perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sekaligus harus<br />

berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan dapat<br />

menciptakan lapangan kerja yang luas bagi penduduk<br />

setempat, sehingga memperlambat arus urbanisasi.<br />

Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa persentase jumlah<br />

penduduk terbanyak Provinsi <strong>Aceh</strong> pada tahun 2009 masih<br />

terdapat pada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten <strong>Aceh</strong> Utara<br />

sebesar 12,20 persen, Pidie sebesar 8,85 persen, dan<br />

Bireuen sebesar 8,23 persen. Gabungan ketiga kabupaten<br />

tersebut hampir merupakan sepertiga penduduk Provinsi<br />

<strong>Aceh</strong> yaitu sebesar 29,28 persen. Sedangkan kabupaten<br />

yang paling sedikit penduduknya terdapat di Kota Sabang<br />

yang merupakan daerah pulau, yaitu hanya dihuni oleh 0,67<br />

persen dari total penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong>. Selanjutnya diikuti<br />

oleh Kabupaten <strong>Aceh</strong> Selatan sebesar 0,93 persen,<br />

Subulussalam sebesar 1,52 persen, Gayo Lues sebesar<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 4


1,72 persen dan Simeulue sebesar 1,89 persen serta <strong>Aceh</strong><br />

Jaya sebesar 1,90 persen.<br />

Tabel 1.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persebaran Penduduk<br />

Kepadatan Penduduk<br />

(Jiwa/km2 )<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 1,90 1,89 40 40<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 2,34 2,35 39 39<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 4,89 0,93 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 4,09 4,06 42 42<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 7,75 7,81 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 4,25 4,34 42 44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 3,57 3,63 52 54<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 7,22 7,17 104 105<br />

Pidie 8,86 8,85 133 135<br />

Bireuen 8,33 8,23 188 189<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 12,06 12,20 160 165<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 2,87 2,86 53 53<br />

Gayo Lues 1,74 1,72 13 13<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 5,59 5,54 124 125<br />

Nagan Raya 2,90 2,87 32 32<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 1,76 1,90 20 22<br />

Bener Meriah 2,62 2,62 77 79<br />

Pidie Jaya 3,05 3,10 228 236<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 5,08 4,86 3.551 3.459<br />

Sabang 0,68 0,67 191 191<br />

Kota Langsa 3,27 3,22 535 535<br />

Lhokseumawe 3,70 3,65 877 879<br />

Subulussalam 1,50 1,52 64 66<br />

<strong>Aceh</strong> 100,00 100,00 74 75<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2008-2009 kepadatan penduduk di<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> mengalami peningkatan yaitu dari 74 jiwa per<br />

km 2 pada tahun 2008 meningkat menjadi 75 jiwa per km 2<br />

pada tahun 2009. Pada tahun 2009, Kota Banda <strong>Aceh</strong> yang<br />

luasnya hanya 61,36 km 2 (0,11 persen dari total luas <strong>Aceh</strong>),<br />

merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk<br />

mencapai 3.459 jiwa per km 2 , walaupun angka ini telah<br />

sedikit menurun dari kepadatan di tahun 2008, yaitu 3.551<br />

jiwa per km 2 . Kemudian diikuti oleh Kota Lhokseumawe<br />

dengan kepadatan penduduknya 879 jiwa per km 2 dan Kota<br />

Langsa dengan kepadatan 535 per jiwa km 2 pada tahun<br />

2009. Sedangkan Kabupaten Gayo Lues merupakan daerah<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 5


Gambar 1.2<br />

Angka Beban Ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009<br />

56,00<br />

55,50<br />

55,00<br />

54,50<br />

54,00<br />

53,50<br />

54,21<br />

54,78<br />

54,89<br />

55,59<br />

2006 2007 2008 2009<br />

Pada tahun 2006,<br />

angka beban<br />

ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

mencapai sebesar 54,21<br />

artinya setiap 100 orang<br />

penduduk usia produktif<br />

harus menanggung<br />

sekitar 54 penduduk usia<br />

tidak produktif. Namun,<br />

mulai pada tahun 2007<br />

menaik menjadi 54,78, lalu<br />

pada tahun 2008 menaik<br />

lagi menjadi 54,89 dan<br />

pada tahun 2009<br />

mengalami kenaikan<br />

menjadi 55,59.<br />

yang terjarang penduduknya dengan kepadatan penduduk<br />

13 jiwa per km 2 diikuti oleh Kabupaten <strong>Aceh</strong> Jaya dengan<br />

kepadatan penduduk 22 jiwa per km 2 . Untuk kabupaten<br />

<strong>Aceh</strong> Utara, Pidie, dan Bireun yang merupakan kabupaten<br />

dengan penduduk terbanyak di Provinsi <strong>Aceh</strong> memiliki<br />

kepadatan masing-masing 165 jiwa per km 2 , 135 jiwa per<br />

km 2 , dan 189 jiwa per km 2 .<br />

Angka Beban Ketergantungan<br />

Dampak keberhasilan pembangunan kependudukan<br />

diantaranya terlihat pada perubahan komposisi penduduk<br />

menurut umur yang tercermin dengan semakin rendahnya<br />

proporsi penduduk usia tidak produktif (kelompok umur 0-14<br />

tahun dan kelompok umur 65 tahun atau lebih) yang berarti<br />

semakin rendahnya angka beban ketergantungan. Semakin<br />

kecil angka beban ketergantungan akan memberikan<br />

kesempatan bagi penduduk usia produktif untuk<br />

meningkatkan produktivitasnya.<br />

Tabel 1.3 memperlihatkan angka beban<br />

ketergantungan yang cenderung terus mengalami kenaikan.<br />

Pada tahun 2006, angka beban ketergantungan Provinsi<br />

<strong>Aceh</strong> mencapai sebesar 54,21 yang artinya setiap 100<br />

orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 54<br />

penduduk usia tidak produktif. Namun, mulai pada tahun<br />

2007 menaik menjadi 54,78, lalu pada tahun 2008 menaik<br />

lagi menjadi 54,89 dan pada tahun 2009 mengalami<br />

kenaikan menjadi 55,59 yang artinya setiap 100 orang<br />

penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 56<br />

penduduk usia tidak produktif.<br />

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban<br />

Ketergantungan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2005-2009<br />

Tahun 0-14 tahun 15-64 tahun 65 tahun +<br />

Angka Beban<br />

Ketergantungan<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

2005 32,25 63,89 3,86 56,51<br />

2006 31,50 64,84 3,66 54,21<br />

2007 31,28 64,60 4,12 54,78<br />

2008 31,00 64,56 4,43 54,89<br />

2009 31,80 64,27 3,93 55,59<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 6


Gambar 1.3<br />

Persentase Perempuan Menurut<br />

Usia Perkawinan Pertama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

19-24; 45,59<br />

25 +; 12,72<br />

10-15; 8,64<br />

16-18; 33,06<br />

Kenaikan angka beban ketergantungan ini pada<br />

tahun 2009 dapat dijelaskan dengan adanya kenaikan cukup<br />

besar pada proporsi penduduk usia muda (0-14 tahun) dari<br />

31,00 pada tahun 2008 menjadi 31,80 pada tahun 2009. Jika<br />

digabungkan dengan penduduk usia tua (65+), maka<br />

proporsi gabungan keduanya tetap meningkat meskipun<br />

penduduk usia tua sebenarnya mengalami penurunan<br />

menjadi sebesar 3,93 persen pada tahun 2009 dari sebesar<br />

4,43 persen pada tahun 2008. Di saat bersamaan, proporsi<br />

penduduk usia menengah menurun dari 64,56 pada tahun<br />

2008 menjadi 64,27 pada tahun 2009 sehingga menjadikan<br />

angka beban ketergantungan mengalami kenaikan.<br />

Keluarga Berencana<br />

Program Keluarga Berencana (KB) dan penundaan<br />

usia perkawinan pertama pada perempuan merupakan<br />

faktor-faktor yang turut mempengaruhi penurunan tingkat<br />

fertilitas, karena berdampak memperpendek masa<br />

reproduksi mereka. Perempuan yang kawin pada usia<br />

sangat muda mempunyai resiko cukup besar pada saat<br />

mengandung dan melahirkan yang berdampak terhadap<br />

keselamatan ibu maupun anak.<br />

Tabel 1.4 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan<br />

Pertama dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kelompok<br />

Umur<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (3) (3) (5) (5) (7) (8)<br />

10 - 15 5,41 7,01 9,56 9,29 8,41 8,64<br />

16 - 18 24,81 28,85 37,26 34,73 33,82 33,06<br />

19 - 24 50,98 48,37 42,82 44,48 45,08 45,59<br />

25 + 18,80 15,78 10,36 11,50 12,69 12,72<br />

Persentase<br />

perempuan<br />

berumur 15<br />

tahun ke atas<br />

yang pernah<br />

menikah<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

67,61 67,98 73,10 72,95 71,50 71,50<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 7


Sebagian besar akseptor KB<br />

memilih metode suntikan<br />

dengan persentase<br />

pengguna sebesar 67,00<br />

persen pada tahun 2008 dan<br />

menurun menjadi sebesar<br />

62,43 persen tahun 2009.<br />

Metode lain yang menjadi<br />

pilihan terbanyak adalah<br />

pil KB dengan persentase<br />

pengguna sebesar 26,13<br />

persen pada tahun 2008 dan<br />

meningkat menjadi sebesar<br />

29,93 persen tahun 2009.<br />

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa persentase<br />

perempuan berumur 15 tahun ke atas yang pernah menikah<br />

(kawin, cerai mati, atau cerai hidup) tidak mengalami<br />

perubahan yaitu sebesar 71,50 persen. Meski jika dilihat<br />

menurut daerah tempat tinggal, di daerah perkotaan<br />

mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen, sebaliknya di<br />

perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,15 persen.<br />

Pada tahun 2008 dan 2009, mayoritas penduduk<br />

perempuan usia perkawinan pertamanya diantara 19-24<br />

tahun yaitu masing-masing sebesar 45,08 persen dan 45,59<br />

persen. Sedangkan persentase paling sedikit ialah<br />

penduduk perempuan yang menikah dini (kurang dari 15<br />

tahun) yang mengalami kenaikan dari sebesar 8,41 persen<br />

menjadi 8,64 persen.<br />

Jika dilihat menurut tipe daerah, maka pada tahun<br />

2009 persentase perempuan yang usia perkawinan<br />

pertamanya 19-24 di daerah perkotaan masih lebih besar<br />

dibandingkan di daerah perdesaan yaitu masing-masing<br />

sebesar 48,37 persen dan 44,84 persen. Akan tetapi,<br />

persentase penduduk perempuan yang menikah dini (kurang<br />

dari 15 tahun) di daerah perkotaan lebih kecil dibanding<br />

daerah perdesaan yaitu masing-masing sebesar 7,01 persen<br />

dan 9,29 persen.<br />

Selanjutnya, persentase penduduk perempuan yang<br />

menikah pada usia 18 tahun ke bawah (10-15 dan 16-18<br />

tahun) masih lebih tinggi di daerah perdesaan dari pada<br />

daerah perkotaan yaitu sebesar 44,02 persen dan 35,86<br />

persen. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk yang<br />

tinggal di daerah perkotaan memiliki kesadaran yang lebih<br />

tinggi untuk menunda perkawinan hingga mencapai usia<br />

yang cukup matang dari pada penduduk daerah perdesaan.<br />

Fenomena ini dapat dipahami karena penduduk di daerah<br />

perkotaan lebih mudah untuk mengakses informasi, fasilitas<br />

pendidikan dan fasilitas kesehatan, sehingga perempuan<br />

yang menunda usia perkawinan lebih banyak dibandingkan<br />

di daerah perdesaan. Semakin terbukanya kesempatan<br />

kerja bagi perempuan dan jenjang pendidikan yang lebih<br />

tinggi, merupakan beberapa faktor yang turut<br />

mempengaruhinya.<br />

Gambaran mengenai akseptor KB dapat dilihat pada<br />

Tabel 1.5 yang menunjukkan bahwa persentase perempuan<br />

berusia 15-49 tahun dan berstatus kawin yang menjadi<br />

akseptor KB pada tahun 2008 dan 2009 mengalami<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 8


kenaikan dari sebesar 24,89 persen pada tahun 2008<br />

menjadi sebesar 29,10 persen pada tahun 2009.<br />

Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, Tabel 1.5<br />

memperlihatkan bahwa sebagian besar akseptor KB memilih<br />

metode suntikan dengan persentase pengguna sebesar<br />

67,00 persen pada tahun 2008 dan menurun menjadi<br />

sebesar 62,43 persen tahun 2009. Pengguna metode<br />

suntikan walau mengalami penurunan tapi tetap<br />

persentasenya lebih tinggi dibanding metode lainnya.<br />

Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaannya<br />

merupakan salah satu faktor penyebab alat tersebut menjadi<br />

pilihan para perempuan akseptor KB.<br />

Tabel 1.5 Persentase Perempuan Berusia 15 - 49 Tahun<br />

yang Berstatus Kawin Menurut Metode<br />

Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Metode Kontrasepsi<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

AKDR/IUD/spiral 5,31 6,49 0,91 0,96 2,30 2,60<br />

Suntikan KB 61,32 53,37 69,61 66,23 67,00 62,43<br />

Susuk KB/ norplan/<br />

implan/ alwalit<br />

0,62 1,03 1,03 1,02 0,90 1,03<br />

Pil KB 27,77 34,62 25,37 27,97 26,13 29,93<br />

Kondom/karet KB 0,88 0,84 0,39 0,37 0,54 0,51<br />

Lainnya 4,11 3,65 2,68 3,44 3,13 3,50<br />

Persentase<br />

perempuan berusia<br />

15-49 akseptor KB<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

25,76 28,66 24,50 29,29 24,89 29,10<br />

Metode lain yang menjadi pilihan terbanyak adalah<br />

pil KB dengan persentase pengguna sebesar 26,13 persen<br />

pada tahun 2008 dan meningkat menjadi sebesar 29,93<br />

persen pada tahun 2009. Sedangkan metode/alat KB yang<br />

paling sedikit digunakan adalah susuk KB/norplan dan<br />

kondom/karet KB dengan persentase akseptor masingmasing<br />

sebesar 1,03 persen dan 0,51 persen tahun 2009.<br />

Fenomena dalam memilih alat/metode KB tersebut<br />

mempunyai kecenderungan yang relatif sama antara daerah<br />

perkotaan dan daerah perdesaan.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 9


370<br />

340<br />

310<br />

280<br />

250<br />

Gambar 1.4<br />

Rasio Ibu dan Anak Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

315<br />

317<br />

341<br />

Kota Desa<br />

2008 2009<br />

353<br />

Rasio Ibu dan Anak<br />

Rasio ibu dan anak merupakan perbandingan jumlah<br />

balita berusia 0 hingga 4 tahun dengan perempuan usia<br />

reproduksi yaitu jumlah perempuan yang masuk dalam<br />

kelompok umur 15-49 tahun.<br />

Tabel 1.6 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota+Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Persentase Balita<br />

terhadap penduduk 9,39 9,52 9,41 9,88 9,40 9,77<br />

Persentase<br />

Perempuan 15-49<br />

tahun thd penduduk<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

29,78 30,06 27,58 28,01 28,22 28,60<br />

Rasio Ibu dan Anak 315 317 341 353 333 342<br />

Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa selama tahun<br />

2008-2009 persentase balita terhadap penduduk mengalami<br />

kenaikan yaitu dari sebesar 9,40 persen menjadi 9,77<br />

persen. Kenaikan persentase ini juga terjadi di daerah<br />

perdesaan dan perkotaan. Begitu juga persentase jumlah<br />

perempuan usia 15-49 tahun dari sebesar 28,22 persen<br />

menjadi sebesar 28,60 persen. Kenaikan ini juga terjadi di<br />

daerah perdesaan dan perkotaan. Adanya peningkatan<br />

persentase balita dan peningkatan persentase perempuan<br />

usia reproduksi menyebabkan kenaikan rasio ibu dan anak<br />

yaitu dari sebesar 333 pada tahun 2008 menjadi sebesar<br />

342 pada tahun 2009. Artinya pada tahun 2008 terdapat 333<br />

anak berusia 0-4 tahun per seribu perempuan usia 15-49<br />

tahun. Sedangkan pada tahun 2009 terdapat 342 anak<br />

berusia 0-4 tahun per seribu perempuan usia 15-49 tahun.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, rasio ibu anak baik di<br />

perdesaan maupun perkotaan sama-sama meningkat meski<br />

terlihat nilainya lebih tinggi di perdesaan daripada di<br />

perkotaan yaitu masing-masing 353 dan 317.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 10


BAB II<br />

KEPENDUDUKAN<br />

KESEHATAN


Angka harapan hidup pada<br />

tahun 2009 adalah 68,6.<br />

Hal ini menggambarkan<br />

bahwa anak yang lahir<br />

pada tahun 2009<br />

diperkirakan akan hidup<br />

rata-rata sampai umur<br />

68,6 tahun.<br />

II KESEHATAN<br />

Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah<br />

kualitas fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat<br />

kesehatan penduduk. Indikator utama yang digunakan untuk<br />

melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka kematian<br />

bayi dan angka harapan hidup. Selain itu, aspek penting<br />

lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk<br />

adalah status kesehatan yang dapat diukur antara lain<br />

melalui angka kesakitan dan rata-rata lama sakit.<br />

Sementara untuk melihat gambaran tentang kemajuan<br />

upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat<br />

dilihat dari indikator penolong persalinan bayi, ketersediaan<br />

sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan.<br />

Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan dan<br />

memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui<br />

pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan,<br />

dan sarana prasarana dalam bidang medis termasuk<br />

ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat<br />

perlu mendapat perhatian utama.<br />

Derajat dan Status Kesehatan Penduduk<br />

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk<br />

melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka harapan<br />

hidup, meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan<br />

meningkatnya derajat kesehatan penduduk.<br />

Tabel 2.1 Angka Harapan Hidup di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun<br />

2007-2009<br />

Tahun Angka Harapan Hidup<br />

(1) (2)<br />

2007 68,4<br />

2008 68,5<br />

2009 68,6<br />

Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa, selama periode<br />

2007-2009 angka harapan hidup mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 68,4 menjadi 68,6. Hal ini menggambarkan bahwa<br />

anak yang lahir pada tahun 2008 diperkirakan akan mampu<br />

bertahan hidup rata-rata sampai berumur 68,5 tahun, dan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 13


45,00<br />

30,00<br />

15,00<br />

0,00<br />

Gambar 2.1<br />

Angka Kesakitan dan Rata-rata<br />

Lama Sakit (hari) di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

36,80 35,28<br />

5,39<br />

Angka Kesakitan Lama Sakit<br />

2008 2009<br />

3,10<br />

pada tahun 2009 rata-rata ini sedikit meningkat menjadi 68,6<br />

tahun sehingga berarti derajat kesehatan masyarakat<br />

mengalami peningkatan.<br />

Informasi status kesehatan penduduk memberikan<br />

gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk yang<br />

antara lain dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan,<br />

yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan<br />

kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama<br />

sebulan sebelum pencacahan. Penduduk yang mengalami<br />

keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada<br />

tahun 2009 mengalami penurunan dibanding keadaan tahun<br />

2008, yaitu dari 36,80 persen menjadi 35,28 persen.<br />

Penurunan angka ini terjadi baik di daerah perkotaan<br />

maupun di daerah perdesaan, meskipun angka kesakitan di<br />

daerah perkotaan selalu lebih rendah daripada daerah<br />

perdesaan.<br />

Indikator berikutnya ialah rata-rata lama sakit, yaitu<br />

rata-rata lamanya sakit atau terganggu aktivitas sehari-hari.<br />

Terlihat telah terjadi penurunan, yaitu dari selama 5,39 hari<br />

pada tahun 2008 menjadi selama 3,10 hari pada tahun 2009.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, di daerah perdesaan ratarata<br />

lamanya sakit turun dari selama 5,39 hari menjadi<br />

selama 3,19 hari, begitupun di perkotaan turun dari selama<br />

5,38 hari menjadi selama 2,80 hari.<br />

Tabel 2.2 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator Kesehatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Angka Kesakitan (%) 31,57 30,09 38,91 37,35 36,80 35,28<br />

Rata-Rata Lama Sakit<br />

(hari)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pemberian ASI Balita<br />

5,38 2,80 5,39 3,19 5,39 3,10<br />

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling<br />

penting bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain<br />

mengandung nilai gizi yang cukup tinggi juga mengandung<br />

zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Oleh<br />

karena itu, semakin lama anak disusui akan semakin baik<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 14


tingkat pertumbuhan dan kesehatannya. Pada tahun 2009<br />

rata-rata lamanya balita disusui adalah selama 15,53 bulan.<br />

Hal ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan<br />

tahun 2008 yaitu selama 15,94 bulan.<br />

Di daerah perdesaan seorang ibu lebih lama<br />

menyusui anaknya, ini terkait dengan kondisi sosial dan<br />

kesibukan seorang ibu. Trend Keadaan ini digambarkan<br />

pada Tabel 2.3 yang memperlihatkan bahwa pada tahun<br />

2009, di daerah perdesaan rata-rata lamanya balita disusui<br />

adalah selama 15,92 bulan, yang menurun dibandingkan<br />

tahun sebelumnya yaitu 16,19 bulan. Begitupun di daerah<br />

perkotaan rata-rata lamanya balita disusui selama 15,33<br />

bulan pada tahun 2008 menjadi selama 14,51 bulan pada<br />

tahun 2009.<br />

Tabel 2.3 Rata-rata Lama Balita Disusui Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator Kesehatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Rata-Rata Lama<br />

Disusui (bulan)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan<br />

15,33 14,51 16,19 15,92 15,94 15,53<br />

Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status<br />

kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan<br />

fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor<br />

penentu utama. Termasuk yang tidak kalah pentingnya<br />

adalah tenaga penolong persalinan bayi. Masih banyak<br />

masyarakat yang mempercayakan penolong persalinan<br />

mereka kepada yang bukan tenaga kesehatan, seperti<br />

dukun, tetangga atau sanak keluarga, terutama bagi<br />

masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan.<br />

Salah satu fasilitas dan sarana kesehatan yang<br />

cukup penting adalah ketersediaan pelayanan kesehatan<br />

reproduksi yang diupayakan agar persalinan dilakukan oleh<br />

tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga kesehatan<br />

lainnya). Selama periode 2008-2009, persentase persalinan<br />

yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat yaitu dari<br />

83,07 persen menjadi 85,86 persen. Peningkatan ini terjadi<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 15


8,77<br />

Gambar 2.2<br />

Persentase Penolong<br />

Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

0,84 0,58<br />

13,30<br />

76,51<br />

Dokter Bidan Nakes lain Dukun Lainnya<br />

di daerah perdesaan, sedangkan daerah perkotaan sedikit<br />

mengalami penurunan.<br />

Secara rinci Tabel 2.4 menunjukkan bahwa tahun<br />

2009 penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu<br />

bidan memiliki persentase yang masih tertinggi<br />

dibandingkan lainnya dan mengalami kenaikan menjadi<br />

sebesar 76,51 persen dari sebelumnya sebesar 73,09<br />

persen. Sedangkan dokter mengalami penurunan dari 9,38<br />

persen menjadi 8,77 persen dan tenaga paramedis lainnya<br />

menjadi sebesar 0,58 persen dari sebesar 0,61 persen.<br />

Pada persalinan yang ditolong bukan tenaga kesehatan,<br />

yaitu oleh dukun bersalin/tradisional yang meski mengalami<br />

penurunan masih menduduki urutan kedua setelah bidan,<br />

yaitu sebesar 13,30 persen dari sebesar 16,03 persen.<br />

Untuk penolong persalinan oleh famili/lainnya juga<br />

mengalami penurunan, yaitu dari sebesar 0,90 persen<br />

menjadi sebesar 0,84 persen.<br />

Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, terlihat<br />

bahwa penolong persalinan bayi pada tahun 2009 di<br />

perkotaan dengan tenaga kesehatan masih lebih tinggi<br />

daripada di perdesaan yaitu pada dokter masing-masing<br />

sebesar 16,50 persen dan 5,80 persen, untuk bidan sebesar<br />

79,46 persen dan 75,37 persen dan untuk tenaga paramedis<br />

lain sebesar 0,64 persen dan 0,55 persen. Penolong<br />

persalinan bayi terbanyak di perkotaan setelah bidan ialah<br />

dokter yaitu sebesar 16,50 persen. Sedangkan di perdesaan<br />

ialah dukun tradisional sebesar 17,20 persen.<br />

Tabel 2.4 Persentase Penolong Persalinan Bayi<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Penolong Persalinan<br />

Bayi<br />

Kota Desa Kota +Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Tenaga Kesehatan 97,01 96,61 77,44 81,72 83,08 85,85<br />

Dokter 16,32 16,50 6,57 5,80 9,38 8,78<br />

Bidan 80,12 79,46 70,24 75,37 73,09 76,49<br />

Tenaga paramedis lain 0,56 0,64 0,63 0,55 0,61 0,58<br />

Bukan tenaga Kesehatan 2,99 3,39 22,56 18,28 16,92 14,15<br />

Dukun Tradisional 2,97 3,15 21,30 17,20 16,03 13,31<br />

Famili/Lainnya 0,02 0,24 1,26 1,08 0,89 0,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 16


Menurut daerah<br />

tempat tinggal, terlihat<br />

pilihan tempat berobat<br />

selain puskesmas lebih<br />

banyak ke dokter/poliklinik<br />

bagi penduduk yang tinggal<br />

di daerah perkotaan yaitu<br />

sebesar 22,41 persen,<br />

sedangkan bagi penduduk<br />

perdesaan memilih<br />

memanfaatkan praktek<br />

petugas kesehatan sebesar<br />

23,79 persen.<br />

Selain tenaga penolong persalinan bayi, hal lain yang<br />

juga penting untuk melihat pemanfaatan fasilitas kesehatan<br />

adalah upaya penduduk untuk mengatasi gangguan<br />

kesehatan yang dialaminya, baik dengan cara berobat<br />

sendiri maupun berobat jalan. Pada Tabel 2.5 dapat dilihat<br />

bahwa persentase penduduk yang mengobati sendiri untuk<br />

mengatasi gangguan kesehatannya meningkat dari sebesar<br />

66,97 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 71,84<br />

persen tahun 2009. Peningkatan ini terjadi di daerah<br />

perdesaan maupun perkotaan. Secara rinci, pengobatan<br />

secara modern tetap menjadi pilihan utama, diikuti oleh<br />

pengobatan gabungan antara modern dan tradisional.<br />

Persentase penduduk yang mengalami kenaikan yaitu<br />

pengobatan modern dari sebesar 63,15 persen menjadi<br />

sebesar 63,94 persen, lalu pengobatan tradisional sebesar<br />

7,65 persen menjadi sebesar 7,95 persen termasuk<br />

pengobatan lainnya dari sebesar 0,77 persen menjadi<br />

sebesar 1,01 persen. Sedangkan yang lainnya mengalami<br />

penurunan.<br />

Tabel 2.5 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri<br />

Menurut Jenis Pengobatan yang digunakan di<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Jenis Pengobatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Obat Modern 77,47 75,65 58,79 60,22 63,15 63,94<br />

Obat Tradisional 4,77 4,84 8,52 8,94 7,65 7,95<br />

Lainnya 0,78 1,81 0,77 0,76 0,77 1,01<br />

Obat Modern +<br />

Tradisional<br />

11,35 13,64 26,19 25,10 22,73 22,34<br />

Obat Modern + Lainnya 1,45 1,16 1,12 1,14 1,20 1,14<br />

Obat Tradisional +<br />

Lainnya<br />

3,28 1,32 2,01 1,50 2,31 1,45<br />

Obat Modern +<br />

Tradisional + Lainnya<br />

0,90 1,57 2,58 2,34 2,19 2,16<br />

% Penduduk Yang<br />

Berobat Sendiri<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

63,25 71,14 68,19 72,07 66,97 71,84<br />

Selanjutnya, Tabel 2.6 menyajikan persentase<br />

penduduk yang berobat jalan. Tabel tersebut<br />

memperlihatkan bahwa pada tahun 2009, jenis fasilitas<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 17


kesehatan yang sering dimanfaatkan oleh penduduk masih<br />

puskesmas/pustu dan mengalami kenaikan dari tahun<br />

sebelumnya yaitu sebesar 37,80 persen menjadi 46,15<br />

persen. Diikuti praktek petugas kesehatan yang mengalami<br />

penurunan dari sebesar 27,38 persen menjadi 22,79 persen.<br />

Lalu praktek dokter/poliklinik yang mengalami kenaikan dari<br />

sebesar 14,02 persen menjadi 15,93 persen. Tempat<br />

berobat yang paling sedikit dimanfaatkan dan mengalami<br />

penurunan pada tahun 2009 ialah rumah sakit dan<br />

batra/dukun bersalin/lainnya.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, terlihat pilihan tempat<br />

berobat selain puskesmas lebih banyak ke dokter/poliklinik<br />

bagi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan yaitu<br />

sebesar 22,41 persen, sedangkan bagi penduduk perdesaan<br />

memilih memanfaatkan praktek petugas kesehatan sebesar<br />

23,79 persen.<br />

Secara keseluruhan, penduduk yang berobat jalan<br />

selama periode 2008-2009 mengalami penurunan yaitu dari<br />

sebesar 49,61 persen menjadi sebesar 48,07 persen.<br />

Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut<br />

Tempat Berobat di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Tempat Berobat<br />

Kota Desa Kota +Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Rumah Sakit 21,29 19,76 11,36 7,36 13,34 10,11<br />

Praktek Dokter/Poliklinik 23,99 22,41 11,55 14,08 14,02 15,93<br />

Puskesmas/Pustu 28,70 34,41 40,06 49,49 37,80 46,15<br />

Praktek Petugas<br />

Kesehatan<br />

Batra/Dukun<br />

Bersalin/Lainnya<br />

% penduduk yang<br />

berobat jalan<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

21,64 19,28 28,81 23,79 27,38 22,79<br />

4,39 1,25 8,23 1,21 7,46 5,02<br />

46,79 44,81 50,54 49,12 49,61 48,07<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 18


BAB III<br />

PENDIDIKAN


Di bidang pendidikan,<br />

ada ketimpangan antara<br />

daerah perkotaan dengan<br />

daerah perdesaan.<br />

Hal ini tergambar dari<br />

ketimpangan angka<br />

melek huruf, persentase<br />

tingkat pendidikan yang<br />

ditamatkan, dan angka<br />

partisipasi sekolah.<br />

III PENDIDIKAN<br />

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan<br />

peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam<br />

membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat<br />

pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam<br />

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka<br />

pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan<br />

pendidikan secara formal maupun nonformal.<br />

Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan<br />

mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu,<br />

ditingkatkan pula kesempatan belajar pada tingkat<br />

pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai sasaran<br />

tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya<br />

dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,<br />

perbaikan kurikulum, bahkan sejak tahun 1994 pemerintah<br />

juga telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun yang<br />

merupakan kelanjutan dari program wajib belajar 6 tahun.<br />

Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan<br />

tingkat pendidikan anak semakin membaik, dan tentunya<br />

akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk.<br />

Relevansi pendidikan merupakan konsep ”link and<br />

match”, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan<br />

relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan<br />

kerja. Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia<br />

terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan kebutuhan<br />

zaman.<br />

Angka Melek Huruf dan Tingkat Pendidikan<br />

Kemampuan baca-tulis penduduk merupakan ukuran<br />

yang sangat mendasar dan salah satu indikator keberhasilan<br />

pembangunan di bidang pendidikan yang tercermin dari<br />

angka melek huruf dewasa, yaitu persentase penduduk usia<br />

15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf<br />

latin dan atau huruf lainnya. Tabel 3.1 memperlihatkan<br />

bahwa angka melek huruf di Provinsi <strong>Aceh</strong> pada tahun 2009<br />

meningkat dibandingkan tahun 2008, yaitu dari sebesar<br />

95,94 persen menjadi sebesar 96,39 persen. Jika<br />

dibandingkan antara daerah perkotaan dengan daerah<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 21


100,00<br />

Gambar 3.1<br />

Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15<br />

Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

98,00<br />

96,00<br />

94,00<br />

92,00<br />

97,71 97,95<br />

94,28<br />

94,99<br />

95,94<br />

Laki-laki Perempuan Total<br />

2008 2009<br />

96,39<br />

perdesaan terlihat masih ada ketimpangan pendidikan yaitu<br />

sebesar 98,93 persen di daerah perkotaan dan 95,33 persen<br />

di daerah perdesaan (selisih 3,6 persen) pada tahun 2009.<br />

Tabel 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun<br />

Ke Atas Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kelompok<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

Usia<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

15-19 99,98 100,00 99,76 100,00 99,83 100,00<br />

20-24 99,88 99,98 99,59 99,70 99,68 99,79<br />

25-29 99,98 99,91 98,95 99,01 99,25 99,29<br />

30-34 99,52 99,78 98,82 98,38 99,03 98,79<br />

35-39 99,62 99,57 98,14 98,12 98,60 98,54<br />

40-44 99,33 99,57 93,95 96,26 95,72 97,32<br />

45-49 99,67 98,71 96,82 92,56 97,69 94,59<br />

50+ 92,65 96,21 82,20 88,48 84,89 90,75<br />

Jumlah 98,47 98,93 94,89 95,33 95,94 96,39<br />

Laki-laki 99,07 99,34 97,15 97,36 97,71 97,95<br />

Perempuan 97,92 98,55 92,77 93,53 94,28 94,99<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tabel 3.1 juga memperlihatkan bahwa penduduk<br />

yang dapat membaca dan menulis lebih banyak pada<br />

kelompok penduduk usia muda, semakin tua kelompok umur<br />

penduduk semakin menurun angka melek hurufnya. Pada<br />

tahun 2009, angka melek huruf pada kelompok usia muda<br />

(15 – 19 tahun) sudah mencapai 100 persen kemudian<br />

menurun hingga umur 50 tahun ke atas (50+) yang tetapi<br />

masih cukup tinggi yaitu 90,75 persen.<br />

Jika dilihat menurut jenis kelamin, angka melek huruf<br />

penduduk laki-laki masih tetap lebih tinggi daripada<br />

penduduk perempuan yaitu masing-masing sebesar 97,95<br />

persen dan 94,99 persen (selisih 2,96 persen). Di daerah<br />

perkotaan, kesenjangan angka melek huruf antara penduduk<br />

laki-laki dan perempuan lebih kecil yaitu sebesar 0,79<br />

persen, sedangkan di daerah perdesaan lebih besar yaitu<br />

sebesar 3,83 persen.<br />

Selanjutnya gambaran mengenai peningkatan<br />

kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 22


tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas. Hal ini<br />

disajikan pada Tabel 3.2. Selama periode 2008 – 2009,<br />

penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan<br />

sekolah pada tingkat SLTP ke atas mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 48,96 persen menjadi 51,09 persen. Ini dapat<br />

terlihat dari kecenderungan persentase yang semakin<br />

membesar pada tingkat pendidikan SLTP sederajat ke atas,<br />

sebaliknya mengecil pada tingkat SD sederajat dan<br />

tidak/belum tamat SD.<br />

Jika dibandingkan persentase penduduk yang<br />

berpendidikan SLTP ke atas antara daerah perkotaan<br />

dengan daerah perdesaan terlihat masih ada perbedaan<br />

yang mencapai 25,14 persen, masing-masing yaitu sebesar<br />

68,96 persen dan 43,82 persen.<br />

Tabel 3.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang<br />

Ditamatkan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Tingkat Pendidikan<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Tidak/ belum tamat SD 15,81 12,77 27,62 26,47 24,20 22,51<br />

SD Sederajat 18,53 18,28 30,23 29,71 26,84 26,40<br />

SLTP Sederajat 19,20 20,11 21,81 22,28 21,05 21,65<br />

SLTA Sederajat 34,16 35,90 16,55 17,33 21,65 22,70<br />

Diploma I/II/III 4,45 4,97 2,15 2,42 2,82 3,16<br />

Diploma IV/S1 7,31 7,48 1,62 1,74 3,27 3,40<br />

S2/S3 0,53 0,49 0,02 0,05 0,17 0,18<br />

SLTP + 65,66 68,96 42,14 43,82 48,96 51,09<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Secara lebih rinci, persentase terbesar penduduk<br />

yang tinggal di daerah perdesaan merupakan tamatan SD<br />

Sederajat yaitu sebesar 29,71 persen dan tidak/belum tamat<br />

SD sebesar 26,47 persen. Sedangkan di daerah perkotaan<br />

sebagian besar penduduknya merupakan tamatan<br />

SLTA/Sederajat yaitu sebesar 35,90 persen dan SLTP<br />

Sederajat 20,11 persen. Selanjutnya, terlihat bahwa<br />

penduduk yang sudah menamatkan pendidikan perguruan<br />

tinggi (DI/II/III, DIV/S1, dan S2/S3) mengalami ketimpangan<br />

yang cukup tinggi antara daerah perkotaan dan perdesaan<br />

yaitu sebesar 12,94 persen di daerah perkotaan dan hanya<br />

sebesar 4,21 persen di daerah perdesaan.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 23


120,00<br />

100,00<br />

80,00<br />

60,00<br />

40,00<br />

Gambar 3.2<br />

APS Menurut Usia Sekolah dan<br />

Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

98,83 99,35<br />

93,15<br />

95,57<br />

70,49<br />

7 - 12 13 - 15 16 - 18<br />

Laki-laki Perempuan<br />

74,92<br />

Jika dilihat menurut<br />

daerah tempat tinggal,<br />

angka partisipasi<br />

sekolah penduduk yang<br />

tinggal di daerah<br />

perkotaan lebih tinggi<br />

daripada daerah<br />

perdesaan.<br />

Semakin tinggi tingkat<br />

pendidikan semakin<br />

besar kesenjangan<br />

antara daerah perkotaan<br />

dengan daerah<br />

perdesaan.<br />

Tingkat Partisipasi Sekolah<br />

Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia<br />

sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas<br />

pendidikan yang ada dapat dilihat dari persentase penduduk<br />

yang masih bersekolah pada usia tertentu yang lebih dikenal<br />

dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya angka<br />

partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya<br />

keberhasilan di bidang pendidikan terutama yang berkaitan<br />

dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan<br />

pendidikan.<br />

Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut<br />

Usia Sekolah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kelompok Usia &<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

Jenis Kelamin<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

7-12 Laki-laki 99,48 99,12 98,92 98,73 99,08 98,83<br />

Perempuan 99,21 99,86 98,98 99,16 99,05 99,35<br />

L + P 99,35 99,48 98,95 98,93 99,06 99,07<br />

13 - 15 Laki-laki 97,25 96,64 92,27 91,93 93,70 93,15<br />

Perempuan 97,33 97,94 93,54 94,78 94,57 95,57<br />

L + P 97,29 97,25 92,89 93,30 94,12 94,31<br />

16 -18 Laki-laki 81,27 79,23 68,09 67,38 71,50 70,49<br />

Perempuan 80,90 80,97 69,98 72,82 73,13 74,92<br />

L + P 81,07 80,10 69,03 70,13 72,32 72,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2008-2009, APS pada semua<br />

kelompok umur mengalami kenaikan meski hanya kecil,<br />

yaitu pada 7-12 tahun dari sebesar 99,06 persen menjadi<br />

sebesar 99,07 persen, pada 13-15 tahun dari sebesar 94,12<br />

persen menjadi sebesar 94,31 persen, pada 16-18 tahun<br />

dari sebesar 72,32 persen menjadi sebesar 72,72 persen.<br />

Menurut perbandingan daerah tempat tinggal, APS di<br />

daerah perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan daerah<br />

perdesaan, baik menurut kelompok umur, jenis kelamin<br />

maupun tingkat perkembangan. Dimana terlihat semakin<br />

tinggi tingkat pendidikan (kelompok umur), maka semakin<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 24


Menurut jenis kelamin,<br />

angka partisipasi sekolah<br />

penduduk perempuan<br />

pada usia 7-18 tahun<br />

lebih tinggi dari pada<br />

laki-laki. Sedangkan jika<br />

dilihat menurut daerah<br />

tempat tinggal, angka<br />

partisipasi sekolah<br />

penduduk yang tinggal di<br />

daerah perkotaan lebih<br />

tinggi dari pada daerah<br />

perdesaan.<br />

besar kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan.<br />

Tingkat kesenjangan pada kelompok 7-12 tahun sebesar<br />

0,55 persen, pada kelompok 13-15 meningkat menjadi 3,95<br />

persen dan pada kelompok 16-18 tahun mencapai 9,97<br />

persen.<br />

Menurut perbandingan jenis kelamin, APS pada<br />

tahun 2009 terlihat penduduk perempuan dari semua<br />

kelompok (usia 7-18 tahun) selalu lebih tinggi dari pada lakilaki.<br />

Perhitungan kesenjangan menunjukkan kecenderungan<br />

yang sama dengan di atas yaitu semakin tinggi usia tingkat<br />

pendidikan, maka semakin tinggi kesenjangan laki-laki dan<br />

perempuan. Jika kesenjangan ditinjau menurut jenis kelamin<br />

dan daerah tempat tinggal, data menunjukkan bahwa<br />

kesenjangan anak laki-laki dan perempuan lebih besar<br />

terdapat di daerah perdesaan daripada di daerah perkotaan.<br />

Selain APS, untuk mengukur penduduk yang<br />

bersekolah tepat waktu dapat menggunakan Angka<br />

Partisipasi Murni (APM) yaitu proporsi anak yang bersekolah<br />

tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok tingkat<br />

pendidikan yaitu SD (usia 7-12 tahun), SLTP (usia 13-15<br />

tahun), SLTA (usia 16-18 tahun). Pada saat ini pemerintah<br />

telah melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun,<br />

maka sasaran dari program tersebut adalah anak-anak usia<br />

7-12 tahun (SD) dan 13-15 tahun (SLTP).<br />

Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa APM SD selama<br />

tahun 2008-2009 mengalami sedikit peningkatan, yaitu dari<br />

sebesar 96,16 persen menjadi sebesar 96,95 persen.<br />

Begitupun APM tingkat SLTP meningkat cukup besar yaitu<br />

dari sebesar 76,67 persen menjadi sebesar 77,40 persen.<br />

Demikian juga dengan APM tingkat SLTA sedikit naik dari<br />

sebesar 62,05 persen menjadi sebesar 62,10 persen.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, terlihat semakin<br />

tinggi tingkat pendidikan semakin besar tingkat kesenjangan<br />

antara daerah perdesaan dan perkotaan. APM tingkat SD<br />

untuk daerah perdesaan relatif sama dibandingkan dengan<br />

APM tingkat SD daerah perkotaan, masing-masing sebesar<br />

97,10 persen dan 96,54 persen. Begitupun pada tingkat<br />

pendidikan SLTP daerah perdesaan sedikit lebih tinggi dari<br />

pada daerah perkotaan, masing-masing sebesar 77,67<br />

persen dan 76,61 persen. Sebaliknya pada APM tingkat<br />

SLTA, daerah perkotaan lebih besar daripada daerah<br />

perdesaan dengan kesenjangan yang cukup tinggi yaitu<br />

masing-masing sebesar 70,53 persen dan 59,14 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 25


120,00<br />

100,00<br />

80,00<br />

60,00<br />

40,00<br />

Gambar 3.3<br />

APM Menurut Tingkat Pendidikan<br />

dan Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

96,54 97,10<br />

76,61 77,67<br />

70,53<br />

7 - 12 13 - 15 16 - 18<br />

Kota Desa<br />

59,14<br />

Menurut jenis kelamin, pada tahun 2009, APM tingkat<br />

SD relatif sama antara laki-laki dan perempuan yaitu<br />

sebesar 96,95 persen dan sebesar 96,96 persen, lalu APM<br />

tingkat SLTP lebih tinggi anak laki-laki daripada anak<br />

perempuan yaitu sebesar 77,53 persen dan sebesar 77,25<br />

persen. Sedangkan APM tingkat SLTA lebih tinggi pada<br />

anak perempuan daripada anak laki-laki yaitu sebesar 63,08<br />

persen dan sebesar 61,09 persen.<br />

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat<br />

Pendidikan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Tingkat Pendidikan &<br />

Jenis Kelamin<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

SD Laki-laki 96,35 96,25 95,73 97,18 95,90 96,95<br />

(7 - 12) Perempuan 95,72 96,84 96,69 97,00 96,44 96,96<br />

L + P 96,05 96,54 96,21 97,10 96,16 96,95<br />

SLTP Laki-laki 76,29 76,54 75,70 77,88 75,87 77,53<br />

(13 - 15) Perempuan 75,42 76,70 78,34 77,44 77,55 77,25<br />

L + P 75,89 76,61 76,98 77,67 76,67 77,40<br />

SLTA Laki-laki 68,70 70,83 57,87 57,64 60,67 61,09<br />

(16 - 18) Perempuan 64,17 70,22 63,07 60,60 63,39 63,08<br />

L + P 66,29 70,53 60,45 59,14 62,05 62,10<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 26


BAB IV<br />

KETENAGAKERJAAN


Jumlah penduduk<br />

yang bekerja<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

pada Agustus 2009<br />

mencapai 1,733 juta jiwa,<br />

bertambah 41 ribu jiwa<br />

jika dibandingkan dengan<br />

Februari 2009 yang<br />

sebesar 1,692 juta jiwa.<br />

Apabila dibandingkan<br />

dengan Agustus 2008<br />

yang sebesar 1,622 juta<br />

jiwa, bertambah 111 ribu.<br />

IV KETENAGAKERJAAN<br />

Ketenagakerjaan merupakan gambaran aktivitas<br />

masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kelancaran<br />

perekonomian. Ketenagakerjaan merupakan aspek penting,<br />

tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga<br />

untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan<br />

kesejahteraan seluruh masyarakat. Indikator<br />

ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam<br />

perencanaan dan evaluasi pembangunan baik di bidang<br />

ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan<br />

misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap<br />

ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas<br />

tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap<br />

pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan<br />

terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat<br />

mengakibatkan masalah-masalah sosial.<br />

Pada suatu kelompok masyarakat, sebagian besar<br />

dari mereka utamanya yang telah memasuki usia kerja<br />

diharapkan terlibat di lapangan kerja tertentu atau aktif<br />

dalam kegiatan perekonomian. Di Indonesia, usia kerja yang<br />

digunakan untuk keperluan pengumpulan data<br />

ketenagakerjaan adalah usia 15 tahun atau lebih.<br />

Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka<br />

Pengangguran<br />

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi <strong>Aceh</strong> diwarnai<br />

dengan perubahan beberapa indikator yang cukup signifikan<br />

ke arah yang lebih baik. Pada bulan Agustus 2009, jumlah<br />

angkatan kerja mencapai 1,898 juta jiwa, yang bertambah<br />

sekitar 33 ribu jiwa dibanding jumlah angkatan kerja pada<br />

Februari 2009 yang sebanyak 1,865 juta jiwa. Apabila<br />

dibandingkan dengan Agustus 2008 dengan jumlah<br />

sebanyak 1,793 juta jiwa, bertambah sebanyak 105 ribu<br />

jiwa.<br />

Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi <strong>Aceh</strong> pada<br />

Agustus 2009 mencapai 1,733 juta jiwa, bertambah 41 ribu<br />

jiwa jika dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2009<br />

yang sebesar 1,692 juta jiwa. Apabila dibandingkan dengan<br />

keadaan Agustus 2008 sebanyak 1,622 juta jiwa, bertambah<br />

111 ribu.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 29


Gambar 4.1<br />

TPAK dan TPT di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008 - 2009<br />

60,48 60,32 61,92 62,50<br />

9,20 9,56 9,31 8,71<br />

Feb 08 Ags 08 Feb 09 Ags 09<br />

TPAK TPT<br />

Selama tahun 2009, baik penduduk laki-laki maupun<br />

perempuan mengalami peningkatan jumlah penduduk yang<br />

bekerja. Peningkatan terbanyak masih terjadi pada<br />

penduduk laki-laki yaitu dari sebesar 1,075 juta jiwa menjadi<br />

1,104 juta jiwa atau meningkat sebanyak 29.263 jiwa.<br />

Sementara perempuan hanya meningkat sebanyak 11.354<br />

jiwa.<br />

Tabel 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008 – 2009 (jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 1,781 1,793 1,865 1,898<br />

- Bekerja 1,618 1,622 1,692 1,733<br />

- Penganggur 0,164 0,171 0,174 0,165<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 1,164 1,180 1,147 1,139<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi Angkatan<br />

Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

60,48 60,32 61,92 62,50<br />

9,20 9,56 9,31 8,71<br />

Jumlah penganggur pada Agustus 2009 mengalami<br />

penurunan sebesar 6 ribu jiwa dibandingkan dengan<br />

keadaan Agustus 2008 yaitu dari 171 ribu jiwa pada Agustus<br />

2008 menjadi 165 ribu jiwa pada Agustus 2009. Penurunan<br />

pengangguran terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun<br />

perempuan dengan jumlah penurunan masing-masing<br />

sebanyak 5 ribu jiwa dan 2 ribu jiwa.<br />

Selanjutnya jumlah penduduk yang bukan angkatan<br />

kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)<br />

menurun pada penduduk laki-laki dari sebanyak 0,310 juta<br />

jiwa menjadi sebanyak 0,302 juta jiwa. Begitu juga pada<br />

penduduk perempuan dari sebanyak 0,870 juta jiwa menjadi<br />

0,836 juta jiwa.<br />

Sementara itu, terjadinya peningkatan yang lebih tinggi<br />

pada jumlah penduduk yang bekerja dari jumlah penduduk<br />

usia 15 tahun ke atas menjadikan Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari sebesar 60,32<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 30


persen pada Agustus 2008 dan sebesar 61,92 persen pada<br />

Februari 2009 menjadi 62,50 persen pada Agustus 2009.<br />

Sedangkan peningkatan jumlah angkatan kerja yang diikuti<br />

terjadinya penurunan jumlah pengangguran menjadikan<br />

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami<br />

penurunan dari sebesar 9,31 persen pada Februari 2009<br />

dan sebesar 9,56 pada Agustus 2008 menjadi sebesar 8,71<br />

persen pada Agustus 2009.<br />

Tabel 4.2 Penduduk Laki-Laki Usia 15 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Kegiatan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009 (Jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 1,128 1,154 1,170 1,194<br />

- Bekerja 1,055 1,072 1,075 1,104<br />

- Penganggur 0,073 0,082 0,095 0,090<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 0,324 0,310 0,314 0,302<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

77,69 78,82 78,83 79,79<br />

6,44 7,11 8,13 7,52<br />

Tabel 4.3 Penduduk Perempuan Usia 15 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Kegiatan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009 (Jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 0,654 0,640 0,695 0,704<br />

- Bekerja 0,563 0,550 0,617 0,628<br />

- Penganggur 0,091 0,089 0,078 0,076<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 0,840 0,870 0,833 0,836<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

43,77 42,39 45,51 45,70<br />

13,95 13,97 11,28 10,74<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 31


Pada tahun 2008-2009,<br />

terjadi peningkatan jumlah<br />

penduduk yang bekerja<br />

pada tujuh sektor dengan<br />

jumlah kenaikan tertinggi<br />

pada tiga sektor yaitu<br />

sektor ”pertanian,<br />

perkebunan, kehutanan,<br />

perburuan dan perikanan”<br />

sebanyak 60.897 jiwa,<br />

lalu sektor ”jasa<br />

kemasyarakatan, sosial<br />

dan perorangan”<br />

sebanyak 48.759 jiwa,<br />

dan pada sektor<br />

”perdagangan, rumah<br />

makan dan jasa<br />

akomodasi” sebanyak<br />

11.600 jiwa.<br />

Menurut jenis kelamin, TPAK dan TPT pada penduduk<br />

laki-laki maupun penduduk perempuan mengalami<br />

perubahan yang seiring yaitu meningkat pada TPAK dan<br />

menurun pada TPT.<br />

Lapangan Pekerjaan Utama<br />

Jumlah penduduk yang bekerja dapat ditinjau menurut<br />

lapangan pekerjaan seperti yang ditunjukkan Tabel 4.4.<br />

Secara umum, sektor primer (pertanian, perkebunan,<br />

kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan<br />

lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja terbesar,<br />

yakni 48,89 persen, lalu disusul sektor “jasa<br />

kemasyarakatan, sosial dan perorangan” sebesar 19,13<br />

persen dan sektor “perdagangan, rumah makan dan jasa<br />

akomodasi” sebesar 15,26 persen. Sedangkan sektor yang<br />

menyerap tenaga kerja terkecil di bawah satu persen ialah<br />

sektor “listrik, gas dan air minum”, sektor “lembaga<br />

keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa<br />

perusahaan”, dan sektor “pertambangan dan penggalian”<br />

masing-masing sebesar 0,23 persen lalu 0,62 persen dan<br />

0,62 persen.<br />

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja<br />

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Lapangan Pekerjaan Utama<br />

2008<br />

Feb Ags<br />

2009<br />

Feb Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1. Pertanian,Perkebunan,Kehutanan,<br />

Perburuan dan Perikanan<br />

876.092 786.198 860.595 847.095<br />

2. Pertambangan dan Penggalian 14.085 8.660 16.700 10.681<br />

3. Industri 72.180 86.762 83.243 80.772<br />

4. Listrik, Gas, dan Air 3.387 2.691 4.046 3.902<br />

5. Konstruksi 103.749 103.816 88.895 105.567<br />

6. Perdagangan,Rumah Makan dan<br />

Jasa Akomodasi<br />

7. Transportasi, Pergudangan dan<br />

Komunikasi<br />

8. Lembaga Keuangan, Real Estate,<br />

Usaha Persewaan dan Jasa<br />

Perusahaan<br />

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan<br />

Perorangan<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

232.606 252.853 248.324 264.453<br />

60.528 88.842 81.405 77.903<br />

8.907 9.427 9.818 10.680<br />

246.088 282.749 298.558 331.508<br />

Total 1.617.622 1.621.998 1.691.584 1.732.561<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 32


Gambar 4.2<br />

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun<br />

Ke Atas yang Bekerja Menurut<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

2,99%<br />

2,62%<br />

19,14%<br />

31,44%<br />

4,13%<br />

20,54%<br />

A B C D E F G<br />

19,14%<br />

Ditinjau perubahan dari tahun 2008 ke tahun 2009<br />

terlihat adanya kenaikan jumlah penduduk yang bekerja<br />

pada tujuh sektor dengan jumlah kenaikan tertinggi pada<br />

tiga sektor yaitu sektor ”pertanian, perkebunan, kehutanan,<br />

perburuan dan perikanan” sebanyak 60.897 jiwa, lalu sektor<br />

”jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan” sebanyak<br />

48.759 jiwa, dan pada sektor ”perdagangan, rumah makan<br />

dan jasa akomodasi” sebanyak 11.600 jiwa. Keempat sektor<br />

lain yang mengalami kenaikan berkisar 1-2 ribu jiwa yaitu<br />

sektor ”pertambangan dan penggalian” sebanyak 2.021 jiwa,<br />

sektor ”konstruksi” sebanyak 1.751 jiwa, sektor ”lembaga<br />

keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa<br />

perusahaan” sebanyak 1.253 jiwa, dan terakhir sektor ”listrik,<br />

gas dan air” sebanyak 1.211 jiwa.<br />

Sementara itu, dua sektor mengalami penurunan<br />

jumlah yaitu sektor ”transportasi, pergudangan dan<br />

komunikasi” sebanyak 10.939 jiwa dan sektor ”industri”<br />

sebanyak 5.990 jiwa.<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

Dilihat dari status pekerjaannya, penduduk yang<br />

bekerja pada umumnya berstatus sebagai<br />

“buruh/karyawan/pegawai”, yaitu sebesar 31,44 persen dari<br />

total penduduk usia kerja yang bekerja. Kemudian yang<br />

berstatus “berusaha sendiri” mencapai 20,54 persen.<br />

Disusul persentase penduduk yang bekerja dengan status<br />

“berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar”<br />

sama dengan yang berstatus “pekerja keluarga/tak dibayar”,<br />

yaitu sekitar 19,14 persen. Untuk status pekerjaan lainnya,<br />

persentasenya sangat kecil yaitu yang berstatus “berusaha<br />

dibantu buruh tidak tetap” sebesar 4,13 persen, yang<br />

berstatus “pekerja bebas di pertanian sebesar” sebesar 2,99<br />

persen dan terakhir yang berstatus “pekerja bebas di non<br />

pertanian” sebesar 2,62 persen.<br />

Sepanjang tahun 2008-2009, terdapat tiga status<br />

pekerjaan utama penduduk yang bekerja yang mengalami<br />

kenaikan yaitu pada penduduk berstatus<br />

”buruh/karyawan/pegawai” sebanyak 90.615 jiwa, lalu yang<br />

berstatus ”pekerja keluarga/tak dibayar” sebanyak 78.495<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 33


jiwa, dan yang berstatus ”berusaha dibantu buruh tetap”<br />

sebanyak 7.432 jiwa. Sedangkan empat status pekerjaan<br />

utama penduduk yang bekerja lainnya mengalami<br />

penurunan yaitu yang berstatus ”berusaha sendiri” sebanyak<br />

29.122 jiwa, lalu yang berstatus” berusaha dibantu buruh<br />

tidak tetap/buruh tidak dibayar” sebanyak 18.022 jiwa, lalu<br />

yang berstatus ”pekerja bebas di pertanian” sebanyak<br />

18.024 jiwa dan terakhir yang berstatus ”pekerja bebas di<br />

nonpertanian” sebanyak 811 jiwa.<br />

Untuk mengetahui status pekerjaan/kegiatan formal<br />

dan informal dapat dilihat berdasarkan status pekerjaan<br />

utama ini. Diantara tujuh status pekerjaan utama yang dapat<br />

dikelompokan dalam kegiatan formal ialah yang berstatus<br />

”buruh/karyawan/pegawai” dan ”berusaha dengan dibantu<br />

buruh tetap”, sedangkan lima status pekerjaan utama<br />

lainnya dikelompokan pada kategori kegiatan informal. Pada<br />

tahun 2009, penduduk bekerja pada kategori formal<br />

sebanyak 616.292 jiwa atau sebesar 35,57 persen,<br />

sedangkan pada kategori informal sebanyak 1.116.269 atau<br />

sebesar 64,43 persen.<br />

Tabel 4.5 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja<br />

Menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008 - 2009<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

2008 2009<br />

Feb Ags Feb Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

A. Berusaha Sendiri 334.797 384.980 339.216 355.858<br />

B. Berusaha dibantu buruh tidak<br />

tetap/Buruh Tidak Dibayar<br />

367.807 349.612 333.389 331.590<br />

C. Berusaha dibantu buruh tetap 89.561 64.100 65.936 71.532<br />

D. Buruh/Karyawan/Pegawai 404.702 454.145 516.469 544.760<br />

E. Pekerja Bebas di Pertanian 78.970 69.803 62.876 51.779<br />

F. Pekerja Bebas di Non Pertanian 61.418 46.195 44.322 45.384<br />

G. Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 280.367 253.163 329.376 331.658<br />

Total 1.617.622 1.621.998 1.691.584 1.732.561<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 34


BAB V<br />

KEMISKINAN


V KEMISKINAN<br />

Berkurangnya jumlah penduduk miskin<br />

mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan<br />

penduduk meningkat, sedangkan meningkatnya jumlah<br />

penduduk miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan<br />

penduduk. Dengan demikian jumlah penduduk miskin<br />

merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur<br />

tingkat kesejahteraan rakyat. Aspek lain yang perlu dipantau<br />

berkenaan dengan peningkatan pendapatan penduduk<br />

tersebut adalah, seberapa besar tingkat kedalaman<br />

kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan. Penduduk<br />

miskin menurut karakteristik rumah tangga juga dapat<br />

memberikan informasi yang menarik untuk diamati. Lalu,<br />

dari data pengeluaran dapat juga diungkapkan tentang pola<br />

konsumsi rumah tangga secara umum dengan<br />

menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk<br />

makanan dan bukan makanan.<br />

Perkembangan Penduduk Miskin<br />

Dalam analisis kemiskinan dikenal beberapa<br />

indikator penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur<br />

insiden kemiskinan. Indikator yang paling sering<br />

dipergunakan adalah head-count index (P0). Ukuran ini<br />

memberikan gambaran tentang proporsi penduduk yang<br />

hidup di bawah garis kemiskinan. Namun demikian, indikator<br />

ini tidak dapat mengindikasikan seberapa parah/dalam<br />

tingkat kemiskinan yang terjadi, mengingat ukuran ini tetap<br />

tidak berubah jika seorang yang miskin menjadi lebih miskin.<br />

Oleh karena itu, dikenal juga indikator kemiskinan yang lain,<br />

yaitu tingkat kedalaman kemiskinan (poverty gap index, P1)<br />

dan tingkat keparahan kemiskinan (poverty severity index,<br />

P2). Tingkat kedalaman kemiskinan menjelaskan rata-rata<br />

jarak antara taraf hidup dari penduduk miskin dengan garis<br />

kemiskinan yang dinyatakan sebagai suatu rasio dari<br />

kemiskinan.<br />

Namun demikian, indeks P1 tidak sensitif terhadap<br />

distribusi pendapatan di antara penduduk miskin, sehingga<br />

dibutuhkan indikator lain guna mengukur tingkat keparahan<br />

kemiskinan (poverty severity index, P2). Penurunan pada P1<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 37


Selama<br />

periode 2008-2009<br />

terjadi penurunan<br />

penduduk miskin<br />

sekitar 1,73 persen yaitu<br />

dari 23,53 persen<br />

menjadi 21,80 persen.<br />

Penurunan ini terjadi<br />

lebih besar di daerah<br />

perdesaan maupun di<br />

daerah perkotaan.<br />

mengindikasikan adanya perbaikan secara rata-rata pada<br />

kesenjangan antara standar hidup penduduk miskin<br />

dibandingkan dengan garis kemiskinan. Hal ini juga berarti<br />

bahwa rata-rata pengeluaran dari penduduk miskin<br />

cenderung mendekati garis kemiskinan. Sedangkan<br />

penurunan pada P2 mengindikasikan berkurangnya<br />

ketimpangan distribusi pendapatan/pengeluaran diantara<br />

penduduk miskin.<br />

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009<br />

Tahun<br />

Persentase Terhadap<br />

Jumlah Penduduk<br />

Kota Desa<br />

Kota +<br />

Desa<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

2006 19,22 31,98 28,28<br />

2007 18,68 29,87 26,65<br />

2008 16,67 26,30 23,53<br />

2009 15,44 24,37 21,80<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Berdasarkan Tabel 5.1, terlihat bahwa pada tahun<br />

2009 di Provinsi <strong>Aceh</strong> terdapat 21,80 persen penduduk yang<br />

tergolong miskin, turun sebesar 1,73 persen dibanding tahun<br />

2008 yang sebesar 23,53 persen. Jika dilihat menurut<br />

daerah tempat tinggal, penduduk miskin masih banyak yang<br />

terkonsentrasi di daerah perdesaan daripada di daerah<br />

perkotaan, meskipun tingkat penurunan persentase<br />

penduduk miskin di daerah perdesaan lebih besar dari<br />

daerah perkotaan. Pada tahun 2008, terdapat sebesar 26,30<br />

persen penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan<br />

yang turun sebesar 1,93 persen menjadi sebesar 24,37<br />

persen pada tahun 2009. Sedangkan di daerah perkotaan<br />

pada tahun 2008 sebesar 16,67 persen yang turun sebesar<br />

1,23 persen menjadi 15,44 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 38


Gambar 5.1<br />

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)<br />

dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)<br />

Di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

6<br />

4<br />

2<br />

0<br />

5,41<br />

4,92<br />

4,46<br />

P1 P2<br />

1,64 1,50 1,34<br />

2007 2008 2009<br />

Tabel 5.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks<br />

Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2006 - 2009<br />

Tahun<br />

Indeks Kedalaman<br />

Kemiskinan (P1)<br />

Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2)<br />

(1) (2) (3)<br />

2006 5,28 1,84<br />

2007 5,41 1,64<br />

2008 4,92 1,50<br />

2009 4,46 1,34<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2006-2009, penanggulangan<br />

kemiskinan di Provinsi <strong>Aceh</strong> semakin membaik, hal ini<br />

tergambar dari indeks kedalaman kemiskinan dan indeks<br />

keparahan kemiskinan yang semakin menurun. Pada tahun<br />

2008, angka indeks kedalaman kemiskinan (P1) mencapai<br />

4,92 kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan<br />

menjadi 4,46. Hal ini menggambarkan bahwa selama<br />

periode tersebut, rata-rata pendapatan (yang didekati<br />

dengan pengeluaran) penduduk miskin semakin mendekati<br />

garis kemiskinan yang berarti semakin membaik. Sedangkan<br />

indeks keparahan kemiskinan (P2) turun dari 1,50 menjadi<br />

1,34 pada periode yang sama yang mengindikasikan bahwa<br />

ketimpangan distribusi pendapatan/pengeluaran diantara<br />

penduduk miskin semakin berkurang.<br />

POLA KONSUMSI<br />

Informasi lain kesejahteraan ekonomi penduduk<br />

adalah kemampuan daya beli penduduk, dimana<br />

kemampuan daya beli akan mempengaruhi kemampuan<br />

pemenuhan kebutuhan pokok.<br />

Dalam rangka menghitung pemenuhan kebutuhan<br />

masyarakat dihitung dengan pendekatan jumlah<br />

pengeluaran perkapita per bulan/per tahun. Pengeluaran<br />

perkapita dihitung berdasarkan hasil Susenas Kor yang<br />

merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh BPS.<br />

Penghitungan ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan<br />

nominal dari pengeluaran perkapita. Penggunaan data<br />

pengeluaran sebagai proxy pendapatan dilakukan untuk<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 39


Selama tahun 2008-2009,<br />

rata-rata pengeluaran<br />

perkapita sebulan<br />

mengalami penurunan<br />

sekitar 9,43 persen yaitu<br />

dari sekitar Rp. 491 ribu<br />

menjadi Rp. 445 ribu.<br />

Untuk pola konsumsi,<br />

terlihat kenaikan proporsi<br />

makanan dari 58,80<br />

persen pada tahun 2008<br />

menjadi 61,49 persen<br />

pada tahun 2009.<br />

mengurangi bias jawaban responden susenas. Pada<br />

umumnya responden lebih kooperatif jika ditanyakan tentang<br />

pengeluaran daripada ditanyakan berapa besar pendapatan<br />

yang diperoleh.<br />

Selain besaran pengeluaran, yang perlu dikaji ialah<br />

pola pengeluaran/konsumsi, dimana semakin tinggi<br />

pendapatan maka proporsi konsumsi akan bergeser dari<br />

konsumsi untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.<br />

Pergeseran pola konsumsi terjadi karena elastisitas<br />

permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah,<br />

sebaliknya elastisitas permintaan terhadap barang bukan<br />

makanan pada umumnya tinggi.<br />

Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk<br />

yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik<br />

jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan<br />

untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan atau<br />

menabung. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat<br />

dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat<br />

kesejahteraan penduduk, dimana perubahan komposisinya<br />

digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat<br />

kesejahteraan.<br />

Tabel 5.3 Pengeluaran Rata-rata dan Persentase<br />

Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Perkapita<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Makanan<br />

Jenis Pengeluaran<br />

Non Makanan<br />

Pengeluaran Perkapita Sebulan<br />

Nominal (Rp) Persentase<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

288.770 273.510 58,80 61,49<br />

202.359 171.329 41,20 38,51<br />

Total 491.129 444.839 100,00 100,00<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Berdasarkan Tabel 5.3, secara umum nilai rata-rata<br />

pengeluaran per kapita sebulan menurun sekitar 9,43<br />

persen, yaitu dari Rp. 491.129 pada tahun 2008 menjadi Rp.<br />

444.839 pada tahun 2009. Sehingga baik pengeluaran untuk<br />

makanan maupun non makanan juga menurun.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 40


Pada tabel di atas diketahui bahwa secara absolut<br />

terjadi penurunan rata-rata pengeluaran menurut jenis<br />

pengeluaran baik makanan maupun non makanan.<br />

Sedangkan untuk mengetahui pola konsumsi di tahun 2009,<br />

maka yang dilihat ialah persentase menurut jenis<br />

pengeluaran. Pada tahun 2009, untuk konsumsi makanan<br />

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 58,80<br />

persen pada tahun 2008 menjadi 61,49 persen pada tahun<br />

2009. Sebaliknya untuk pengeluaran non makanan,<br />

persentase menurun pada periode yang sama, yaitu dari<br />

41,20 persen menjadi 38,51 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 41


BAB VI<br />

PERUMAHAN<br />

DAN LINGKUNGAN


VI PERUMAHAN<br />

DAN LINGKUNGAN<br />

Manusia dan alam lingkungannya baik<br />

lingkungan fisik maupun sosial merupakan kesatuan<br />

yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik bisa<br />

berupa alam sekitar yang alamiah dan buatan manusia.<br />

Untuk mempertahankan diri dari keganasan alam, maka<br />

manusia berusaha membuat tempat perlindungan yang<br />

pada akhirnya disebut rumah atau tempat tinggal.<br />

Manusia sebagai makhluk sosial selalu ingin hidup<br />

bersama dengan orang lain dan berinteraksi antara satu<br />

dengan lainnya, sehingga satu per satu bangunan rumah<br />

tinggal bermunculan sampai terbentuk suatu pemukiman<br />

rumah penduduk.<br />

Sepanjang kehidupannya, manusia selalu<br />

membutuhkan rumah yang merupakan salah satu<br />

kebutuhan pokok hidupnya selain sandang dan pangan.<br />

Dengan perkataan lain, rumah merupakan kebutuhan<br />

primer yang harus dipenuhi untuk dapat terus bertahan<br />

hidup. Apabila rumah sebagai salah satu kebutuhan<br />

pokok tersebut tidak tersedia maka manusia akan sulit<br />

untuk hidup secara layak. Manusia membutuhkan<br />

rumah disamping sebagai tempat untuk berteduh atau<br />

berlindung dari hujan dan panas, rumah juga diperlukan<br />

untuk memberi rasa aman penghuninya dari gangguan<br />

yang tidak diinginkan. Rumah menjadi tempat berkumpul<br />

bagi para penghuninya yang biasa merupakan satu<br />

ikatan keluarga. Rumah dapat dijadikan sebagai salah<br />

satu indikator bagi kesejahteraan pemiliknya. Semakin<br />

baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin<br />

sejahtera rumah tangga yang menempati rumah<br />

tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan<br />

tingkat kesejahteraan antara lain dapat dilihat dari status<br />

kepemilikan tempat tinggal, luas lantai rumah, sumber air<br />

minum, fasilitas tempat buang air besar rumah tangga<br />

dan juga tempat penampungan kotoran akhir.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 45


6,60%<br />

Gambar 6.1<br />

Persentase Rumah tangga<br />

Menurut Status Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

10,45%<br />

5,68%<br />

77,27%<br />

Milik Sendiri Kontrak/Sewa M Ortu/Kel Lainnya<br />

Kepemilikan Tempat Tinggal<br />

Kepemilikan rumah merupakan salah satu<br />

indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan<br />

pembangunan perumahan dan permukiman.<br />

<strong>Pemerintah</strong> selama ini telah berupaya untuk<br />

mengembangkan suatu kebijakan penyediaan rumah<br />

sederhana dengan harga yang terjangkau oleh<br />

masyarakat. Hal ini terutama dengan memperhatikan<br />

kemampuan masyarakat golongan berpendapatan<br />

rendah yang kemampuan daya belinya juga sangat<br />

rendah.<br />

Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status<br />

Kepemilikan Tempat Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008- 2009<br />

Status<br />

Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal<br />

Perkotaan Perdesaan<br />

Perkotaan+<br />

Perdesaan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Milik Sendiri 64,40 65,29 83,44 81,86 77,95 77,27<br />

Kontrak/Sewa 17,64 16,85 2,44 2,67 6,82 6,60<br />

Milik Orang<br />

tua/Keluarga<br />

8,19 10,87 9,36 10,29 9,03 10,45<br />

Lainnya 9,77 7,00 4,76 5,17 6,20 5,68<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pada tahun 2009, rumah tangga yang menempati<br />

rumah milik sendiri sebesar 77,27 persen, mengalami<br />

penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 77,95<br />

persen. Ini berarti masih ada sebesar 22,73 persen<br />

rumah tangga yang menempati rumah bukan milik<br />

sendiri. Terlihat juga bahwa ada 6,60 persen rumah<br />

tangga yang kontrak/sewa, dan 10,45 persen yang<br />

menempati rumah milik orang tua/keluarga.<br />

Jika ditinjau menurut tipe daerah, terlihat bahwa<br />

di daerah perdesaan persentase rumah tangga yang<br />

menempati rumah milik sendiri lebih besar yaitu sekitar<br />

81,86 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan<br />

yang sekitar 65,29 persen. Sedangkan persentase<br />

rumah tangga yang sewa/kontrak di daerah perdesaan<br />

lebih kecil dari pada daerah perkotaan, yaitu masingmasing<br />

2,67 persen dan 16,85 persen. Hal ini berkaitan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 46


Pada tahun 2009,<br />

fasilitas rumah tangga<br />

berupa luas lantai<br />

perkapita < 10 m 2 , air<br />

minum ledeng &<br />

kemasan, jamban<br />

sendiri, jenis kloset<br />

leher angsa mengalami<br />

peningkatan dibanding<br />

dibanding tahun 2008.<br />

dengan daya tarik perkotaan, yaitu banyak penduduk<br />

yang pindah untuk bekerja di daerah perkotaan serta<br />

harga rumah yang jauh lebih mahal dari pada daerah<br />

perdesaan sehingga mereka lebih memilih menempati<br />

rumah sewa/kontrak karena belum mampu membeli atau<br />

membangun rumah sendiri.<br />

Kualitas Rumah Tinggal<br />

Rumah merupakan tempat berkumpul bagi<br />

semua anggota keluarga dan sebagai tempat untuk<br />

menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga<br />

kondisi kesehatan perumahan yang buruk sangat<br />

berperan sebagai media penularan penyakit diantara<br />

anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Salah satu<br />

ukuran kesehatan perumahan diantaranya adalah luas<br />

lantai rumah/tempat tinggal. Luas lantai rumah tempat<br />

tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai<br />

kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung<br />

juga dikaitkan dengan sistem kesehatan lingkungan<br />

keluarga atau tempat tinggal (perumahan). Luas lantai<br />

erat kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian atau<br />

rata-rata luas ruang untuk tiap anggota keluarga.<br />

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu<br />

kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki<br />

luas lantai per orang minimal 10 m 2 .<br />

Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator<br />

Kualitas Perumahan dan Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Indikator<br />

Kualitas<br />

Perumahan<br />

Perkotaan Perdesaan<br />

Perkotaan+<br />

Perdesaan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Luas Lantai<br />

Perkapita < 10<br />

m 2<br />

Air Minum<br />

Ledeng/<br />

Kemasan<br />

28,81 23,90 36,50 32,55 34,29 30,14<br />

50,80 63,24 12,22 15,60 23,33 28,80<br />

Jamban Sendiri 78,19 79,02 47,10 48,03 56,05 56,62<br />

Jenis Kloset<br />

Leher Angsa<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

85,51 85,19 54,19 55,71 65,72 66,01<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 47


75<br />

60<br />

45<br />

30<br />

15<br />

0<br />

Gambar 6.2<br />

Persentase Rumah tangga<br />

Menurut Indikator Kualitas Perumahan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

30,14<br />

28,80<br />

56,62<br />

66,01<br />

Lantai Air Minum Jamban Kloset<br />

Tabel 6.2 memperlihatkan bahwa pada tahun<br />

2009 rumah tangga di Provinsi <strong>Aceh</strong> yang tinggal di<br />

rumah kurang dari 10 m 2 per anggota rumah tangga<br />

tercatat sebesar 30,14 persen, turun dari tahun 2008<br />

yang sebesar 34,29 persen. Rumah tangga tersebut<br />

lebih banyak dijumpai di daerah perdesaan yaitu 32,55<br />

persen daripada daerah perkotaan yang sebesar 23,90<br />

persen.<br />

Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tinggal<br />

akan menentukan tingkat kenyamanan dan kesehatan<br />

rumah tinggal tersebut yang juga menentukan<br />

kualitasnya. Fasilitas pokok yang penting agar suatu<br />

rumah menjadi nyaman dan sehat untuk ditinggali adalah<br />

tersedianya sumber air minum yang bersih dan sehat,<br />

jamban yang dimiliki sendiri dan jenis kloset yang<br />

digunakan.<br />

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat<br />

penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.<br />

Pada tahun 2009, rumah tangga yang menggunakan air<br />

ledeng atau air kemasan sebagai sumber air minumnya<br />

mengalami peningkatan meski masih relatif sedikit yaitu<br />

sekitar 28,80 persen, meningkat dari tahun sebelumnya<br />

yang hanya mencapai 23,33 persen. Terdapat<br />

perbedaan yang cukup nyata antara rumah tangga yang<br />

tinggal di daerah perkotaan dengan daerah perdesaan,<br />

dimana pada tahun 2009 rumah tangga yang<br />

menggunakan air ledeng dan air kemasan sebagai<br />

sumber air minumnya mencapai 63,24 persen untuk<br />

daerah perkotaan, sedangkan untuk rumah tangga yang<br />

tinggal di daerah perdesaan hanya 15,60 persen.<br />

Fasilitas lain yang berkaitan dengan kesehatan<br />

adalah ketersediaan jamban sendiri. Selama tahun<br />

2008 – 2009 persentase rumah tangga yang memiliki<br />

jamban sendiri meningkat, baik di daerah perdesaan<br />

maupun di daerah perkotaan. Pada tahun 2008 tercatat<br />

sekitar 56,05 persen rumah tangga yang memiliki<br />

jamban sendiri, kemudian pada tahun 2009 meningkat<br />

menjadi sebesar 56,62 persen. Dimana rumah tangga<br />

yang memiliki jamban sendiri sebagian besar adalah<br />

rumah tangga di daerah perkotaan, yaitu sekitar 79,02<br />

persen, sedangkan di daerah perdesaan sekitar 48,03<br />

persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 48


Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah jenis<br />

kloset yang digunakan, dimana jenis kloset yang terbaik<br />

digunakan untuk kesehatan lingkungan adalah kloset<br />

leher angsa. Pada tahun 2009, ada sekitar 66,01 persen<br />

rumah tangga yang menggunakan kloset leher angsa,<br />

meningkat dibanding tahun 2008 yang sebesar 65,72<br />

persen. Sama halnya dengan fasilitas perumahan<br />

lainnya, rumah tangga yang memiliki kloset leher angsa<br />

juga sebagian besar adalah rumah tangga yang tinggal<br />

di daerah perkotaan dari pada di daerah perdesaan,<br />

yaitu masing-masing 85,19 persen dan 55,71 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 49


BAB VII<br />

SOSIAL LAINNYA


Pada 2008 - 2009<br />

persentase penduduk<br />

yang melakukan<br />

perjalanan wisata<br />

mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 6,21 persen<br />

menjadi 6,44 persen<br />

VII SOSIAL LAINNYA<br />

Pembahasan mengenai aspek sosial lainnya<br />

difokuskan pada kegiatan yang mencerminkan<br />

kesejahteraan seseorang, seperti melakukan perjalanan dan<br />

juga kepemilikan alat telekomunikasi dan informasi. Karena<br />

pada umumnya semakin banyak seseorang memanfaatkan<br />

waktu luang untuk melakukan perjalanan dapat dikatakan<br />

bahwa orang tersebut memiliki tingkat kesejahteraan yang<br />

semakin meningkat, dimana waktu yang ada tidak hanya<br />

digunakan untuk mencari nafkah. Demikian juga kepemilikan<br />

alat komunikasi dan informasi, semakin tinggi tingkat<br />

kesejahteraan suatu masyarakat dapat digambarkan dengan<br />

tingkat kepemilikan alat komunikasi dan informasi. Selain itu,<br />

pada bab ini juga dibahas mengenai aspek sosial-ekonomi<br />

rumah tangga dengan melihat banyaknya rumah tangga<br />

yang membeli beras murah/miskin (raskin).<br />

Perjalanan ”Wisata”<br />

Pada umumnya, semakin tinggi tingkat kesejahteraan<br />

seseorang, maka semakin banyak pula memanfaatkan<br />

waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata/rekreasi.<br />

Seseorang dikatakan melakukan perjalanan wisata/rekreasi,<br />

apabila melakukan perjalanan pulang pergi (pp) sejauh<br />

minimal 100 kilometer dan tidak dalam rangka mencari<br />

nafkah serta tidak dilakukan secara rutinitas. Berdasarkan<br />

konsep tersebut, Tabel 7.1 memperlihatkan bahwa pada<br />

tahun 2008 - 2009 persentase penduduk yang melakukan<br />

perjalanan wisata mengalami peningkatan yaitu dari 6,21<br />

persen menjadi 6,44 persen.<br />

Bila dibandingkan berdasarkan daerah tempat<br />

tinggal, persentase penduduk perkotaan yang melakukan<br />

perjalanan lebih tinggi daripada penduduk perdesaan,<br />

dengan perbandingan lebih dari dua kali lipat. Pada tahun<br />

2009 persentase penduduk daerah perkotaan yang<br />

melakukan perjalanan sekitar 10,08 persen, turun daripada<br />

tahun 2008 yang sebesar 11,41 persen. Sedangkan<br />

penduduk yang tinggal di daerah perdesaan 4,98 persen,<br />

meningkat daripada tahun 2008 yang sebesar 4,11 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 53


14<br />

12<br />

10<br />

8<br />

6<br />

4<br />

2<br />

0<br />

Gambar 7.1<br />

Persentase Penduduk yang Melakukan<br />

Perjalanan Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

6,21<br />

11,41<br />

4,11<br />

6,44<br />

10,08<br />

2008 2009<br />

Total Kota Desa<br />

4,98<br />

Tabel 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan<br />

Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2006-2009<br />

Tahun Kota Desa Kota+Desa<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

2006 9,54 3,51 4,89<br />

2007 7,63 3,21 4,25<br />

2008 11,41 4,11 6,21<br />

2009 10,08 4,98 6,44<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Kepemilikan Alat Komunikasi dan Informasi<br />

Keadaan sosial ekonomi rumah tangga dapat juga<br />

digambarkan melalui kepemilikan alat komunikasi dan<br />

informasi. Semakin banyak penduduk yang memiliki alat<br />

komunikasi dan informasi menunjukkan semakin tinggi<br />

tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.<br />

Tabel 7.2 memperlihatkan bahwa persentase<br />

kepemilikan alat komunikasi dan informasi selama periode<br />

2008-2009 beralih dari telepon rumah ke telepon selular.<br />

Persentase rumah tangga yang memiliki telepon rumah<br />

menurun dari 5,15 persen menjadi sebesar 4,54 persen.<br />

Persentase rumah tangga yang memiliki telepon di daerah<br />

perkotaan sebesar 11,27 persen. Ini jauh lebih tinggi<br />

dibandingkan di daerah perdesaan, meskipun sudah<br />

mengalami kenaikan menjadi 1,96 persen.<br />

Selain kepemilikan telepon, alat komunikasi modern<br />

lain adalah kepemilikan telepon selular. Dalam hal ini, jika<br />

ada salah satu anggota rumah tangga yang memiliki telepon<br />

selular, maka rumah tangga tersebut dianggap sudah<br />

memiliki alat tersebut. Pada table 7.2 memperlihatkan<br />

bahwa selama periode 2008-2009 persentase rumah tangga<br />

yang memiliki telepon selular meningkat dari 50,14 persen<br />

menjadi sebesar 60,09 persen. Pada tahun 2009,<br />

persentase rumah tangga yang memiliki telepon selular di<br />

daerah perkotaan jauh lebih besar dibandingkan dengan<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 54


Persentase rumah<br />

tangga yang ada<br />

anggota rumah<br />

tangganya<br />

menggunakan internet<br />

masih relatif kecil<br />

namun mengalami<br />

kenaikan yaitu dari 7,01<br />

persen tahun 2008<br />

meningkat menjadi 7,68<br />

persen tahun 2009<br />

daerah desa, yaitu masing masing 81,53 persen dan 51,88<br />

persen.<br />

Kepemilikan alat komunikasi dan informasi yang lebih<br />

tinggi lagi ialah kepemilikan komputer. Pada tahun 2009<br />

persentase rumah tangga yang memiliki komputer sekitar<br />

8,36 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang sebesar<br />

7,42 persen. Persentase rumah tangga yang memiliki<br />

komputer yang tinggal di daerah perkotaan lebih tinggi<br />

daripada daerah perdesaan, masing-masing yaitu sebesar<br />

20,06 persen dan 3,88 persen.<br />

Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Alat<br />

Komunikasi dan Informasi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Jenis Alat yang<br />

Dimiliki/kuasai<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Telepon 13,50 11,27 1,77 1,96 5,15 4,54<br />

Telepon Selular 74,09 81,53 40,45 51,88 50,14 60,09<br />

Komputer 17,78 20,06 3,24 3,88 7,42 8,36<br />

Penggunaan<br />

Internet<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

13,70 19,24 4,31 3,24 7,01 7,68<br />

Persentase rumah tangga yang ada anggota rumah<br />

tangganya menggunakan internet masih relatif kecil, yaitu<br />

dari 7,01 persen tahun 2008 dan meningkat menjadi 7,68<br />

persen pada tahun 2009. Jika dibandingkan antara rumah<br />

tangga yang tinggal di daerah perkotaan dan daerah<br />

perdesaan persentase penduduk yang menggunakan<br />

internet, maka terlihat bahwa daerah perkotaan jauh lebih<br />

tinggi dan lebih besar kenaikannya daripada daerah desa.<br />

dengan perbandingan lebih dari 5 kali lipat, yaitu masingmasing<br />

19,24 persen dan 3,24 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 55


100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

Gambar 7.2<br />

Persentase Rumah Tangga<br />

Pembeli Raskin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

46,76<br />

86,03<br />

74,72<br />

40,52<br />

79,80<br />

68,92<br />

2008 2009<br />

Kota Desa Total<br />

Keadaan Sosial Ekonomi Rumah Tangga<br />

Selain kegiatan melakukan perjalanan dan<br />

kepemilikan alat komunikasi dan informasi, aspek<br />

kesejahteraan lain yang dapat dilihat adalah keadaan sosial<br />

ekonomi rumah tangga. Dalam hal ini hanya dibatasi pada<br />

banyaknya rumah tangga yang membeli beras miskin<br />

(raskin). Raskin disediakan oleh Bulog untuk rumah tangga<br />

miskin dan mereka memperolehnya dengan cara membeli di<br />

tempat-tempat yang sudah ditentukan seperti pasar,<br />

kelurahan/kantor desa, atau tempat-tempat umum lainnya.<br />

Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa, rumah tangga<br />

yang membeli raskin pada periode 2008-2009 mengalami<br />

penurunan yaitu dari 74,72 persen menjadi 68,92 persen.<br />

Jika dilihat antara daerah perkotaan dengan perdesaan<br />

terlihat keduanya mengalami penurunan dan persentase<br />

rumah tangga pembeli raskin yang tinggal di daerah kota<br />

jauh lebih kecil daripada yang tinggal di daerah desa,<br />

masing-masing 40,52 persen dan 79,80 persen.<br />

Rata-rata banyaknya raskin yang dibeli pada tahun<br />

2009 sekitar 14,65 kilogram per rumah tangga. Jumlah ini<br />

meningkat bandingkan tahun sebelumnya yang mencapai<br />

12,80 kilogram per rumah tangga. Pada tahun 2008, raskin<br />

dapat dibeli dengan harga rata-rata Rp. 1.855,19 per<br />

kilogram, sedangkan pada tahun 2009 harga rata-rata raskin<br />

tersebut naik menjadi Rp.1.864,56 per kilogram.<br />

Tabel 7.3 Beberapa Indikator Raskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Persentase rumah<br />

tangga pembeli<br />

raskin<br />

Rata-rata raskin<br />

yang dibeli (Kg)<br />

Rata-rata harga<br />

raskin per kg (Rp)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

46,76 40,52 86,03 79,80 74,72 68,92<br />

12,68 15,52 12,83 14,48 12,80 14,65<br />

1.827,21 1.839,43 1.861,34 1.869,45 1.855,19 1.864,56<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 56


LAMPIRAN


Lampiran 1.1 Tabel Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Penduduk<br />

Laju Pertumbuhan<br />

Penduduk (%)<br />

2007 2008 2009 2007-2008 2008-2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6)<br />

Simeulue 81.127 81.790 82.344 0,82 0,68<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 94.961 100.265 102.505 5,59 2,23<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 209.853 210.111 215.315 0,12 2,48<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 174.371 175.501 177.024 0,65 0,87<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 313.333 332.915 340.728 6,25 2,35<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 170.766 182.533 189.298 6,89 3,71<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 152.557 153.398 158.499 0,55 3,33<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 307.362 310.107 312.762 0,89 0,86<br />

Pidie 373.234 380.382 386.053 1,92 1,49<br />

Bireuen 355.989 357.564 359.032 0,44 0,41<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 510.494 517.741 532.537 1,42 2,86<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 121.302 123.101 124.813 1,48 1,39<br />

Gayo Lues 74.312 74.794 75.165 0,65 0,50<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 239.451 239.899 241.734 0,19 0,76<br />

Nagan Raya 124.141 124.340 125.425 0,16 0,87<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 70.673 75.597 82.904 6,97 9,67<br />

Bener Meriah 111.040 112.549 114.464 1,36 1,70<br />

Pidie Jaya 128.446 130.906 135.345 1,92 3,39<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 219.659 217.918 212.241 -0,79 -2,61<br />

Sabang 29.144 29.221 29.184 0,26 -0,13<br />

Langsa 140.005 140.267 140.415 0,19 0,11<br />

Lhokseumawe 158.169 158.760 159.239 0,37 0,30<br />

Subulussalam 63.444 64.256 66.451 1,28 3,42<br />

<strong>Aceh</strong> 4.223.833 4.293.915 4.363.477 1,66 1,62<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

* Proyeksi Pertengahan Tahun<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 59


Lampiran 1.2 Tabel Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase thdp Luas<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> 2008<br />

Kepadatan Penduduk Per Km 2<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

Simeulue 3,51 40 40<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 4,45 39 39<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 6,60 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 7,18 42 42<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 10,35 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 7,39 42 44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 5,02 52 54<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 5,09 104 105<br />

Pidie 4,89 133 135<br />

Bireuen 3,26 188 189<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 5,54 160 165<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 4,00 53 53<br />

Gayo Lues 9,80 13 13<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 3,32 124 125<br />

Nagan Raya 6,73 32 32<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 6,54 20 22<br />

Bener Meriah 2,50 77 79<br />

Pidie Jaya 0,98 228 236<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 0,11 3.551 3.459<br />

Sabang 0,26 191 191<br />

Langsa 0,45 535 535<br />

Lhokseumawe 0,31 877 879<br />

Subulussalam 1,73 64 66<br />

<strong>Aceh</strong> 100,00 74 75<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 60


Lampiran 1.3 Tabel Persentase Penduduk Per Kelompok Umur dan Angka Beban<br />

Ketergantungan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur<br />

0-14 15-64 65+ Angka Beban<br />

Ketergantungan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 33,22 36,12 64,04 61,47 2,74 2,41 56,14 65,29<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 35,02 37,24 61,36 60,17 3,62 2,59 62,96 68,27<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 29,35 28,77 65,68 66,85 4,97 4,38 52,26 51,32<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 32,78 31,69 63,00 65,09 4,22 3,22 58,72 56,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 32,57 35,23 63,50 61,62 3,93 3,15 57,48 63,44<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 36,57 30,67 60,89 65,44 2,54 3,90 64,22 54,62<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 30,81 27,68 65,75 67,50 3,43 4,82 52,09 49,29<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 28,78 26,08 66,22 68,03 5,01 5,89 51,02 48,38<br />

Pidie 29,07 31,75 64,20 60,85 6,74 7,40 55,77 66,76<br />

Bireuen 29,72 28,83 64,60 67,46 5,68 3,71 54,80 48,57<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 31,90 32,24 63,57 63,68 4,52 4,08 57,30 59,42<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 29,86 29,11 65,63 66,62 4,51 4,27 52,37 51,43<br />

Gayo Lues 34,22 33,45 62,80 64,56 2,98 1,99 59,23 57,15<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 31,80 30,94 63,80 64,70 4,40 4,35 56,73 55,63<br />

Nagan Raya 30,69 29,14 64,58 66,82 4,73 4,05 54,84 51,90<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 29,77 29,96 64,21 65,74 6,01 4,29 55,73 52,37<br />

Bener Meriah 32,77 32,01 63,76 64,00 3,47 4,00 56,84 58,72<br />

Pidie Jaya 30,09 30,41 62,55 62,79 7,36 6,80 59,87 61,99<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 24,15 25,45 73,26 71,05 2,59 3,50 36,50 43,12<br />

Sabang 29,76 28,54 67,14 69,09 3,09 2,36 48,94 46,36<br />

Langsa 30,54 30,71 66,07 66,54 3,38 2,75 51,35 52,53<br />

Lhokseumawe 31,36 31,13 66,17 65,82 2,47 3,04 51,13 53,38<br />

Subulussalam 41,42 37,03 56,51 61,15 2,06 1,82 76,95 63,30<br />

<strong>Aceh</strong> 31,00 31,80 64,56 64,27 4,43 3,93 54,89 55,59<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 61


Lampiran 1.4 Tabel Rasio Jenis Kelamin dan Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Rasio Jenis Kelamin<br />

Rata-Rata Jumlah<br />

Anggota Rumah Tangga<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 106,69 106,89 4,18 4,13<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 102,60 102,76 4,36 4,33<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 95,63 95,70 4,32 4,10<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 98,96 99,05 4,15 4,05<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 97,93 97,98 4,47 4,45<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 101,73 101,82 4,30 3,93<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 104,48 104,59 3,91 3,94<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 105,62 105,67 3,84 3,88<br />

Pidie 92,81 92,84 3,79 3,61<br />

Bireuen 93,18 93,22 4,36 4,48<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 96,07 96,10 4,30 3,98<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 96,32 96,44 4,11 4,29<br />

Gayo Lues 96,77 96,97 4,22 4,09<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 101,48 101,55 4,22 4,31<br />

Nagan Raya 98,97 99,09 3,78 3,65<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 107,80 108,02 3,62 3,48<br />

Bener Meriah 100,15 100,28 4,08 3,80<br />

Pidie Jaya 92,70 92,81 3,63 3,50<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 112,08 112,15 3,97 3,93<br />

Sabang 104,40 104,94 3,98 3,81<br />

Langsa 99,04 99,15 4,39 4,25<br />

Lhokseumawe 98,05 98,15 4,44 4,26<br />

Subulussalam 102,47 102,72 4,74 4,77<br />

<strong>Aceh</strong> 98,99 99,06 4,14 4,03<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 62


Lampiran 1.5 Tabel Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama<br />

10-15 16-18 19-24 25+<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 9,25 8,61 38,89 39,40 40,58 40,27 11,28 11,72<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,55 7,35 37,38 42,92 45,83 40,43 11,23 9,30<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 8,78 11,95 34,12 32,10 42,29 42,06 14,81 13,89<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 3,81 2,98 24,35 24,43 52,92 55,82 18,92 16,77<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 5,43 9,33 40,21 39,89 43,87 41,99 10,49 8,79<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 7,68 3,39 24,78 27,04 56,07 56,68 11,47 12,89<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 12,31 14,57 36,30 37,33 38,51 34,73 12,88 13,37<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 4,17 5,59 32,90 32,55 45,60 49,39 17,34 12,47<br />

Pidie 7,25 8,01 34,55 39,17 48,58 41,54 9,62 11,28<br />

Bireuen 5,84 11,73 36,60 29,70 44,61 43,92 12,95 14,65<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 17,45 11,47 37,44 35,85 36,21 43,03 8,90 9,64<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 11,42 14,86 40,12 38,72 39,74 36,24 8,72 10,18<br />

Gayo Lues 6,33 6,49 39,30 36,40 44,15 46,69 10,21 10,41<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 4,65 4,26 32,15 26,74 51,40 54,53 11,80 14,47<br />

Nagan Raya 11,41 11,89 36,32 34,55 43,09 42,97 9,18 10,58<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 17,61 11,99 34,69 43,61 36,97 34,69 10,73 9,72<br />

Bener Meriah 4,20 2,70 29,17 27,84 55,38 57,92 11,25 11,54<br />

Pidie Jaya 10,82 14,70 41,24 38,67 38,53 37,51 9,41 9,12<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 3,65 4,63 18,27 19,72 50,90 52,14 27,18 23,51<br />

Sabang 5,59 6,13 15,61 23,16 50,14 50,59 28,67 20,13<br />

Langsa 7,58 5,08 25,57 22,73 49,65 53,79 17,20 18,39<br />

Lhokseumawe 11,09 7,18 28,60 26,47 49,62 49,49 10,69 16,85<br />

Subulussalam 7,24 3,53 49,21 37,79 37,34 49,97 6,21 8,71<br />

<strong>Aceh</strong> 8,41 8,64 33,82 33,06 45,08 45,59 12,69 12,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 63


Lampiran 2.1 Tabel Angka Kesakitan, Rata-rata Lama Sakit, dan Rata-rata Lama Balita<br />

Diberi ASI Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka<br />

Kesakitan/Morbidity<br />

Rata-Rata Lama Sakit<br />

Rata-rata Lama Balita<br />

Diberi ASI (bulan)<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 23,51 22,40 5,08 3,57 14,44 14,58<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 31,86 35,52 5,98 3,41 15,68 14,74<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 37,16 34,73 7,68 5,41 16,49 15,57<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 25,74 18,76 6,23 3,98 15,05 15,11<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 36,60 47,34 3,91 2,64 15,01 15,23<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 36,42 39,44 5,09 4,14 16,50 15,65<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 31,97 26,96 6,12 4,32 17,03 16,37<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 37,99 39,70 6,51 2,50 17,14 17,34<br />

Pidie 43,16 34,83 5,95 2,76 16,02 15,86<br />

Bireuen 43,22 34,01 4,51 2,76 16,93 15,74<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 40,70 39,24 4,97 2,78 13,80 15,88<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 31,81 29,00 7,01 3,70 16,14 16,42<br />

Gayo Lues 37,94 32,11 6,87 3,50 17,40 15,88<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 34,53 35,02 5,00 2,77 16,04 14,63<br />

Nagan Raya 31,79 34,60 6,19 2,81 19,12 16,27<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 41,44 42,02 4,29 2,99 16,60 17,15<br />

Bener Meriah 44,56 42,36 5,78 3,61 18,02 16,88<br />

Pidie Jaya 42,26 39,39 5,49 3,01 17,30 16,45<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 24,60 20,34 6,26 3,42 14,63 12,84<br />

Sabang 18,98 20,57 5,87 2,26 13,79 14,40<br />

Langsa 31,40 36,19 5,63 2,44 15,24 15,71<br />

Lhokseumawe 43,99 38,15 3,30 2,39 15,11 13,77<br />

Subulussalam 33,08 33,68 4,65 3,25 15,83 11,75<br />

<strong>Aceh</strong> 36,80 35,28 5,39 3,10 15,94 15,53<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 64


Lampiran 2.2 Tabel Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Terakhir<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Balita menurut Penolong Persalinan Terakhir<br />

Dokter Bidan<br />

Tenaga<br />

Paramedis<br />

Lain<br />

Dukun<br />

Tradisional<br />

Famili/Keluarga<br />

/Lainnya<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)<br />

Simeulue 4,93<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,81<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 10,58<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 13,80<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 3,85<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 3,13<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 7,15<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 13,46<br />

Pidie 6,12<br />

Bireuen 12,29<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 8,75<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 5,63<br />

Gayo Lues 7,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 7,53<br />

Nagan Raya 2,68<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 5,34<br />

Bener Meriah 2,22<br />

Pidie Jaya 2,68<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 34,66<br />

Sabang 26,66<br />

Langsa 7,46<br />

Lhokseumawe 16,38<br />

Subulussalam 6,42<br />

3,05<br />

1,81<br />

18,91<br />

4,25<br />

1,96<br />

9,23<br />

12,43<br />

11,40<br />

4,35<br />

8,88<br />

4,71<br />

4,87<br />

5,34<br />

8,92<br />

0,87<br />

4,70<br />

2,54<br />

9,89<br />

32,98<br />

23,87<br />

11,47<br />

18,51<br />

3,98<br />

51,47<br />

65,09<br />

55,30<br />

60,88<br />

79,02<br />

84,03<br />

53,21<br />

77,29<br />

86,66<br />

70,27<br />

70,57<br />

66,91<br />

45,31<br />

81,27<br />

78,92<br />

66,13<br />

87,57<br />

84,14<br />

65,34<br />

71,35<br />

88,13<br />

79,29<br />

60,39<br />

76,90<br />

60,70<br />

60,04<br />

82,05<br />

79,62<br />

80,29<br />

41,31<br />

74,61<br />

78,07<br />

77,20<br />

88,49<br />

75,08<br />

47,21<br />

84,24<br />

68,77<br />

66,02<br />

91,47<br />

85,20<br />

67,02<br />

73,72<br />

86,56<br />

78,37<br />

86,45<br />

<strong>Aceh</strong> 9,38 8,78 73,09 76,49 0,61 0,58 16,03 13,31 0,89 0,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 65<br />

0,98<br />

0,00<br />

3,30<br />

0,00<br />

0,00<br />

1,58<br />

1,89<br />

1,03<br />

0,00<br />

0,49<br />

0,00<br />

0,94<br />

2,53<br />

0,35<br />

0,00<br />

0,00<br />

1,21<br />

0,69<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,43<br />

0,38<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,70<br />

0,64<br />

0,00<br />

0,94<br />

2,42<br />

0,52<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,41<br />

0,00<br />

7,25<br />

0,58<br />

0,43<br />

0,46<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,80<br />

0,00<br />

0,44<br />

0,90<br />

32,69<br />

28,67<br />

29,78<br />

24,15<br />

16,78<br />

11,27<br />

37,75<br />

5,65<br />

7,22<br />

16,95<br />

20,68<br />

26,04<br />

37,56<br />

10,15<br />

17,87<br />

27,58<br />

9,01<br />

12,49<br />

0,00<br />

1,18<br />

3,59<br />

3,95<br />

26,21<br />

19,48<br />

35,89<br />

18,35<br />

11,22<br />

18,03<br />

9,09<br />

43,84<br />

13,47<br />

17,58<br />

13,92<br />

3,78<br />

20,05<br />

22,29<br />

6,25<br />

29,93<br />

28,82<br />

5,99<br />

4,91<br />

0,00<br />

1,61<br />

1,97<br />

2,68<br />

8,67<br />

9,93<br />

0,44<br />

1,03<br />

1,17<br />

0,35<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,57<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,47<br />

7,59<br />

0,70<br />

0,54<br />

0,94<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,81<br />

0,39<br />

0,00<br />

6,98<br />

0,57<br />

1,60<br />

0,00<br />

1,84<br />

0,39<br />

0,45<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,61<br />

0,00<br />

17,91<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00


Lampiran 2.3 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut<br />

Jenis Pengobatan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Pengobatan, 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

% Penduduk<br />

M T L M + T M + L T + L M + T + L yang Berobat<br />

Sendiri<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 39,29 7,52 7,04 44,52 0,65 0,34 0,64 75,84<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 45,76 8,83 0,46 37,81 0,56 1,80 4,77 88,57<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 54,82 16,10 2,06 22,80 1,30 1,59 1,32 77,02<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 56,56 5,42 1,47 26,29 0,62 1,87 7,78 82,12<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 67,03 5,58 0,34 20,81 2,29 1,19 2,74 65,51<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 73,53 6,12 0,42 18,13 0,64 0,52 0,64 80,44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 39,98 7,01 0,61 41,07 1,35 4,49 5,50 88,02<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 41,13 15,61 3,82 31,32 2,09 3,17 2,86 40,85<br />

Pidie 82,20 5,17 0,25 9,21 0,69 1,02 1,47 59,11<br />

Bireuen 68,44 6,88 0,00 23,36 0,33 0,99 0,00 75,19<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 76,03 9,08 0,00 12,47 0,62 1,27 0,53 76,10<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 26,95 5,99 0,23 61,36 0,65 0,46 4,36 64,84<br />

Gayo Lues 44,43 24,06 1,15 22,09 0,78 2,14 5,35 82,01<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 81,80 2,60 0,34 11,62 1,18 1,28 1,17 76,41<br />

Nagan Raya 25,50 10,41 0,92 53,62 0,46 1,20 7,90 85,95<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 45,37 21,17 0,78 28,38 0,27 3,40 0,63 76,64<br />

Bener Meriah 52,47 4,50 1,60 35,97 1,12 1,46 2,87 84,77<br />

Pidie Jaya 58,19 4,06 2,55 30,21 0,93 0,69 3,38 75,70<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 87,27 5,26 0,41 3,58 1,95 1,13 0,41 67,89<br />

Sabang 71,65 11,08 0,00 14,44 0,80 0,17 1,87 64,44<br />

Langsa 76,55 3,41 0,14 13,67 2,09 1,22 2,92 76,77<br />

Lhokseumawe 74,21 5,45 5,19 8,89 3,23 1,87 1,16 78,69<br />

Subulussalam 67,82 8,66 0,68 20,61 0,75 0,63 0,85 75,84<br />

<strong>Aceh</strong> 63,94 7,95 1,01 22,34 1,14 1,45 2,16 71,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Keterangan<br />

M : Obat Modern<br />

T : Obat Tradisional<br />

L : Lainnya<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 66


Lampiran 2.4 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat/Cara<br />

Berobat dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat/Cara Berobat 2009<br />

Rumah<br />

Sakit<br />

Praktek<br />

Dokter<br />

Puskesmas<br />

Petugas<br />

Kesehatan Batra/Lainnya<br />

%<br />

Penduduk<br />

yang<br />

Berobat<br />

Jalan<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 13,69 17,52 64,75 0,00 4,04 33,87<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,65 25,77 59,64 6,57 2,37 19,44<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 20,18 20,09 48,41 7,34 3,99 47,49<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 22,67 21,65 28,03 15,36 12,29 30,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 7,15 8,07 61,24 20,88 2,66 58,94<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 8,72 18,47 40,16 28,95 3,70 49,13<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 5,12 21,96 43,22 19,45 10,25 49,11<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 4,23 14,09 31,97 38,75 10,97 48,50<br />

Pidie 8,90 12,00 51,11 25,36 2,62 69,76<br />

Bireuen 6,31 22,45 27,10 41,09 3,04 53,26<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 11,88 12,48 55,60 13,07 6,98 45,58<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 9,95 8,98 51,97 26,48 2,61 42,57<br />

Gayo Lues 13,94 10,11 61,34 8,51 6,10 24,31<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 16,08 14,10 45,09 23,22 1,51 39,82<br />

Nagan Raya 7,93 15,95 38,41 31,55 6,17 45,56<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 3,03 10,17 65,51 19,17 2,12 51,67<br />

Bener Meriah 7,18 18,90 37,79 19,24 16,88 29,77<br />

Pidie Jaya 8,01 31,06 35,29 23,98 1,65 63,72<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 17,95 25,94 36,72 11,84 7,55 63,59<br />

Sabang 51,17 20,96 10,69 16,87 0,30 55,01<br />

Langsa 16,01 18,00 46,98 13,10 5,90 43,19<br />

Lhokseumawe 19,98 12,72 56,79 8,62 1,89 30,23<br />

Subulussalam 14,92 32,06 51,41 0,00 1,62 7,93<br />

<strong>Aceh</strong> 10,11 15,93 46,15 22,79 5,02 48,07<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 67


Lampiran 3.1 Tabel Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk<br />

Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas<br />

Tahun 2009 (%)<br />

Tidak/Belum<br />

Tamat SD<br />

SD<br />

Sederajat<br />

SLTP<br />

Sederajat<br />

SLTA<br />

Sederajat<br />

Dip<br />

I/II/lIII/<br />

Sarmud<br />

Dipl<br />

IV/S1<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)<br />

S2&S3<br />

Simeulue 19,88 33,36 23,93 17,38 3,50 1,95 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 34,22 28,67 19,07 12,13 2,77 3,14 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 25,78 31,53 17,13 18,82 3,12 3,63 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 22,20 22,83 26,04 25,18 1,78 1,85 0,12<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 25,29 37,52 22,22 12,91 1,32 0,73 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 18,99 22,75 21,22 27,60 4,45 4,88 0,10<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 23,58 28,88 20,82 20,81 2,94 2,88 0,09<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 18,45 22,43 20,67 28,74 4,07 5,41 0,23<br />

Pidie 27,71 24,73 22,73 18,54 3,42 2,79 0,08<br />

Bireuen 20,60 27,41 22,26 23,72 3,23 2,72 0,05<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 23,38 28,74 23,77 19,82 2,45 1,84 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 25,13 31,90 20,12 16,35 3,52 2,98 0,00<br />

Gayo Lues 31,87 27,30 19,87 15,24 2,94 2,61 0,18<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 20,25 26,82 21,91 25,89 2,62 2,36 0,16<br />

Nagan Raya 31,92 26,13 22,45 14,58 3,26 1,60 0,06<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 30,65 30,26 22,30 12,44 3,24 1,11 0,00<br />

Bener Meriah 19,83 28,51 24,08 23,41 2,59 1,59 0,00<br />

Pidie Jaya 25,41 22,46 24,64 21,67 3,29 2,46 0,07<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 8,80 11,74 15,65 42,80 5,96 13,20 1,85<br />

Sabang 10,45 17,08 22,82 39,13 4,50 5,78 0,24<br />

Langsa 16,03 18,24 20,79 35,94 3,49 5,29 0,23<br />

Lhokseumawe 12,26 24,13 21,97 31,95 3,56 5,61 0,52<br />

Subulussalam 37,09 22,80 16,55 17,09 2,90 3,57 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> 22,51 26,40 21,65 22,70 3,16 3,40 0,18<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 68


Lampiran 3.2 Tabel Angka Melek Huruf Dewasa (15 Tahun ke Atas) Menurut Jenis<br />

Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Melek Huruf Dewasa (15 tahun ke atas) Tahun 2008- 2009<br />

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 99,03 100,00 97,26 98,38 98,17 99,18<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 95,21 96,69 86,21 91,30 90,71 93,91<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 96,33 97,19 91,31 93,14 93,67 95,02<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 99,39 99,08 95,35 94,53 97,27 96,63<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,63 98,12 96,16 96,96 97,35 97,51<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 98,79 98,06 97,35 96,93 98,08 97,48<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 96,33 96,25 90,97 90,09 93,60 93,05<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,19 96,41 95,72 91,64 96,44 93,98<br />

Pidie 98,23 96,74 93,04 92,38 95,51 94,29<br />

Bireuen 98,89 98,13 97,40 97,10 98,09 97,59<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 96,63 99,20 93,78 96,39 95,12 97,69<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 98,27 96,52 94,25 92,57 96,22 94,43<br />

Gayo Lues 91,07 98,10 77,70 90,21 84,41 94,04<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 98,73 98,99 97,03 97,54 97,87 98,25<br />

Nagan Raya 92,75 95,61 84,60 91,85 88,59 93,58<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 96,89 95,58 90,58 90,91 93,73 93,31<br />

Bener Meriah 98,94 99,55 95,25 97,77 97,06 98,61<br />

Pidie Jaya 96,79 96,95 91,34 90,02 93,83 92,93<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 99,29 99,31 98,63 98,91 98,95 99,10<br />

Sabang 99,29 98,88 98,23 97,69 98,78 98,26<br />

Langsa 99,33 99,19 97,89 99,01 98,57 99,10<br />

Lhokseumawe 98,71 99,44 98,13 99,79 98,42 99,63<br />

Subulussalam 97,38 98,21 85,55 94,03 91,36 96,13<br />

<strong>Aceh</strong> 97,71 97,95 94,28 94,99 95,94 96,39<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 69


Lampiran 3.3 Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Partisipasi Sekolah 2009<br />

Laki - Laki Perempuan Laki-laki + perempuan<br />

7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)<br />

Simeulue 99,30 92,92 85,44 100,00 100,00 85,86 99,64 96,60 85,65<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 100,00 90,46 66,32 98,71 92,29 71,82 99,35 91,33 69,72<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 100,00 96,24 78,79 98,55 97,18 73,82 99,34 96,68 76,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 100,00 97,39 71,10 99,23 96,14 80,44 99,63 96,81 75,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,02 86,60 59,65 98,04 93,05 59,06 98,03 89,89 59,34<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 98,03 89,35 57,75 100,00 100,00 74,17 99,01 93,82 67,09<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 98,61 95,82 77,39 98,75 95,54 83,45 98,68 95,70 80,33<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,89 93,19 67,34 100,00 96,69 87,70 98,82 95,09 77,45<br />

Pidie 98,13 90,38 76,94 99,28 98,33 68,45 98,66 93,98 73,28<br />

Bireuen 98,19 91,21 77,41 100,00 94,15 73,57 98,97 92,71 75,41<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 99,02 95,56 69,84 99,39 91,31 75,93 99,18 93,72 72,90<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 99,36 87,68 65,06 100,00 92,23 81,82 99,68 89,80 73,37<br />

Gayo Lues 99,32 94,38 75,93 99,20 97,62 80,26 99,26 96,14 78,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 100,00 93,97 64,40 99,41 99,08 75,71 99,73 96,48 70,22<br />

Nagan Raya 97,79 82,19 57,32 100,00 95,54 72,91 98,85 88,86 65,78<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 99,13 96,02 63,00 100,00 95,18 60,16 99,58 95,55 61,93<br />

Bener Meriah 98,06 94,04 75,05 100,00 93,30 78,11 99,00 93,69 76,57<br />

Pidie Jaya 100,00 97,76 64,02 100,00 97,49 76,56 100,00 97,63 70,59<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 100,00 100,00 72,59 100,00 100,00 72,13 100,00 100,00 72,38<br />

Sabang 100,00 97,55 64,74 99,53 100,00 82,24 99,75 98,87 74,45<br />

Langsa 98,92 100,00 71,10 99,37 95,95 82,92 99,13 97,98 76,73<br />

Lhokseumawe 98,82 97,71 79,95 98,84 95,66 79,51 98,83 96,82 79,72<br />

Subulussalam 97,31 92,40 77,13 98,56 90,44 76,24 97,96 91,50 76,64<br />

<strong>Aceh</strong> 98,83 93,15 70,49 99,35 95,57 74,92 99,07 94,31 72,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 70


Lampiran 3.4 Tabel Angka Partisipasi Murni Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Partisipasi Murni 2009<br />

Laki - Laki Perempuan Laki-laki + perempuan<br />

7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)<br />

Simeulue 96,06 70,65 72,60 93,49 84,02 75,40 94,82 77,60 74,00<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 97,39 73,90 56,09 91,79 89,49 57,14 94,58 81,33 56,74<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 91,12 81,23 53,26 90,96 86,23 50,71 91,04 83,58 51,83<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 100,00 85,23 67,45 96,17 84,56 74,38 98,16 84,92 70,51<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,02 81,42 47,23 97,06 79,48 50,84 97,56 80,43 49,15<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 96,84 71,25 42,72 98,14 75,77 61,02 97,48 73,15 53,14<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 93,87 77,22 66,55 93,80 82,39 64,41 93,83 79,36 65,52<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,89 79,32 57,93 100,00 82,71 70,14 98,82 81,17 63,99<br />

Pidie 96,26 83,51 67,37 98,55 88,34 60,32 97,32 85,70 64,34<br />

Bireuen 96,38 79,70 69,21 98,40 70,78 62,22 97,25 75,15 65,57<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 97,55 75,76 65,07 97,55 65,86 65,78 97,55 71,46 65,42<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 98,32 66,55 57,93 94,77 64,30 73,29 96,55 65,50 65,54<br />

Gayo Lues 99,32 78,85 68,73 98,39 83,33 69,74 98,90 81,28 69,21<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 99,10 74,29 58,08 97,21 79,48 63,06 98,25 76,83 60,64<br />

Nagan Raya 94,89 68,50 46,60 96,34 73,31 65,42 95,59 70,90 56,82<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 96,50 74,01 57,37 98,62 73,19 50,76 97,60 73,55 54,87<br />

Bener Meriah 96,00 82,15 61,41 98,64 77,00 68,42 97,29 79,73 64,89<br />

Pidie Jaya 100,00 73,34 53,87 96,52 67,57 67,24 98,43 70,63 60,88<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 96,15 72,22 66,71 96,39 75,77 61,22 96,26 73,92 64,11<br />

Sabang 95,47 40,03 63,37 97,66 67,22 82,24 96,66 54,62 73,84<br />

Langsa 96,21 74,67 65,51 98,11 62,14 73,17 97,09 68,43 69,16<br />

Lhokseumawe 97,04 85,45 69,88 98,22 85,48 65,83 97,62 85,46 67,79<br />

Subulussalam 96,72 73,34 55,88 98,00 66,95 53,44 97,38 70,42 54,52<br />

<strong>Aceh</strong> 96,95 77,53 61,09 96,96 77,25 63,08 96,95 77,40 62,10<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 71


Lampiran 4.1 Tabel Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Termasuk Kelompok<br />

Bekerja, Pengangguran, dan Angkatan Kerja serta TPAK dan TPT<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Penduduk 15 tahun Ke Atas, 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Bekerja Pengangguran<br />

Angkatan<br />

Kerja<br />

TPAK TPT<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6)<br />

Simeulue 27.779 3.941 31.720 56,46 12,42<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 39.476 3.344 42.820 64,81 7,81<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 74.621 8.133 82.754 58,32 9,83<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 64.587 8.418 73.005 62,06 11,53<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 131.016 9.405 140.421 61,78 6,70<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 97.100 4.375 101.475 79,04 4,31<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 66.180 3.216 69.396 57,85 4,63<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 114.994 18.011 133.005 60,38 13,54<br />

Pidie 156.112 11.351 167.463 60,78 6,78<br />

Bireuen 153.298 15.250 168.548 65,45 9,05<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 194.884 24.080 218.964 61,11 11,00<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 47.649 3.703 51.352 59,41 7,21<br />

Gayo Lues 29.845 2.094 31.939 63,96 6,56<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 94.795 10.420 105.215 61,13 9,90<br />

Nagan Raya 59.342 3.018 62.360 67,83 4,84<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 32.811 2.239 35.050 67,34 6,39<br />

Bener Meriah 58.471 1.540 60.011 74,68 2,57<br />

Pidie Jaya 57.190 3.112 60.302 65,04 5,16<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 92.947 10.071 103.018 62,93 9,78<br />

Sabang 13.156 1.736 14.892 67,25 11,66<br />

Langsa 50.063 8.657 58.720 59,64 14,74<br />

Lhokseumawe 53.808 8.228 62.036 54,61 13,26<br />

Subulussalam 22.437 1.019 23.456 52,98 4,34<br />

<strong>Aceh</strong> 1.732.561 165.361 1.897.922 62,50 8,71<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 72


Lampiran 5.1 Tabel Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp)<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 26,45 24,72 253.123 255.471<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 23,27 21,06 213.997 257.778<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 19,40 17,50 203.761 236.741<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 18,51 16,77 165.925 170.569<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 24,05 21,33 256.739 264.671<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 23,36 21,43 283.307 305.619<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 29,96 27,09 335.955 341.606<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 21,52 20,09 285.876 308.440<br />

Pidie 28,11 25,87 277.688 312.476<br />

Bireuen 23,27 21,65 214.801 242.576<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 27,56 25,29 218.970 229.559<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 23,42 21,33 231.460 231.758<br />

Gayo Lues 26,57 24,22 231.260 232.481<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 22,29 19,96 240.753 274.295<br />

Nagan Raya 28,11 26,22 288.593 294.493<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 23,86 21,86 215.382 254.156<br />

Bener Meriah 29,21 26,58 272.217 274.560<br />

Pidie Jaya 30,26 27,97 274.078 309.857<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 9,56 8,64 362.992 414.172<br />

Sabang 25,72 23,89 310.697 368.637<br />

Langsa 17,97 16,20 199.628 248.283<br />

Lhokseumawe 15,87 15,08 194.884 246.539<br />

Subulussalam 28,99 26,80 168.953 201.149<br />

<strong>Aceh</strong> 23,53 21,80 248.627 272.155<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 73


Lampiran 5.2 Tabel Persentase Konsumsi Makanan, Non Makanan, dan Rata-rata<br />

Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Konsumsi Makanan<br />

(%)<br />

Konsumsi<br />

NonMakanan<br />

(%)<br />

Rata Rata Pengeluaran<br />

Perkapita Sebulan (Rp)<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 67,46 60,83 32,54 39,17 496.565 438.746<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 55,96 63,30 44,04 36,70 482.140 439.590<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 59,12 62,53 40,88 37,47 432.887 413.656<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 68,71 66,55 31,29 33,45 353.592 316.355<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 62,49 66,95 37,51 33,05 439.251 328.624<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 56,64 59,12 43,36 40,88 504.777 509.413<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 56,55 57,68 43,45 42,32 627.497 521.012<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 54,90 59,07 45,1 40,93 578.265 488.588<br />

Pidie 70,98 72,67 29,02 27,33 449.498 426.097<br />

Bireuen 60,24 61,17 39,76 38,83 430.532 402.323<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 66,77 67,83 33,23 32,17 363.628 332.035<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 63,99 64,03 36,01 35,97 396.515 349.958<br />

Gayo Lues 67,06 67,18 32,94 32,82 388.446 333.161<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 59,83 60,66 40,17 39,34 416.286 424.164<br />

Nagan Raya 68,21 61,67 31,79 38,33 464.907 415.168<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 61,12 61,99 38,88 38,01 531.894 500.206<br />

Bener Meriah 67,37 65,75 32,63 34,25 461.735 356.098<br />

Pidie Jaya 64,09 71,49 35,91 28,51 467.929 422.240<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 38,10 48,04 61,90 51,96 1.049.761 1.046.061<br />

Sabang 51,62 60,69 48,38 39,31 807.048 645.751<br />

Langsa 50,94 54,39 49,06 45,61 581.270 520.465<br />

Lhokseumawe 51,51 56,22 48,49 43,78 485.993 520.212<br />

Subulussalam 59,10 59,97 40,90 40,03 416.933 383.818<br />

<strong>Aceh</strong> 58,80 61,49 41,20 38,51 491.130 444.839<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 74


Lampiran 6.1 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas Perumahan<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Rumah Tangga<br />

dengan Luas Lantai<br />

per Kapita


Daftar Pustaka<br />

2009 Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009;<br />

Badan Pusat Statistik-Indonesia<br />

2009 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2009;<br />

Badan Pusat Statistik-Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />

2009 <strong>Aceh</strong> Dalam Angka 2009;<br />

Badan Pusat Statistik: Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 76


Istilah Teknis<br />

Perkotaan<br />

Karakteristik sosial ekonomi dari wilayah administratif terkecil. Wilayah ini dikatakan<br />

sebagai perkotaan jika memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,<br />

lapangan kegiatan ekonomi utama, fasilitas-fasilitas perkotaan (jalan raya, sarana<br />

pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya). Secara operasional<br />

penentuan daerah perkotaan tadi dibuat dengan sistim skoring tertentu. Prosedur<br />

penentuan daerah perkotaan berlaku sejak tahun 1980 dan masih berlaku hingga saat<br />

ini.<br />

Tingkat Pertumbuhan Penduduk<br />

Angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu<br />

tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase.<br />

Kepadatan Penduduk<br />

Rata-rata banyaknya penduduk per kilometer persegi.<br />

Rasio Ibu-Anak<br />

Rata-rata banyaknya anak di bawah usia lima tahun per 1.000 wanita usia subur (15 -49<br />

tahun).<br />

Metode Kontrasepsi<br />

Cara/alat pencegah kehamilan.<br />

Peserta Keluarga Berencana (Akseptor)<br />

Orang yang mempraktekkan salah satu metode kontrasepsi.<br />

Angka Kesakitan<br />

Persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu<br />

aktivitas sehari-hari<br />

Angka Harapan Hidup<br />

Suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 77


Angka Beban Ketergantungan<br />

Angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif ( di bawah<br />

15 tahun dan 65 tahun ke atas ) dengan penduduk usia produktif (antara 15 sampai 64<br />

tahun) dikalikan 100.<br />

Angka Partisipasi Sekolah (APS)<br />

Rasio anak yang masih sekolah pada usia tertentu (usia Sekolah) terhadap jumlah<br />

penduduk usia sekolah yang sama.<br />

Angka Melek Huruf (AMH)<br />

Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis.<br />

Angka Partisipasi Murni (APM)<br />

Rasio anak yang masih sekolah di jenjang pendidikan tertentu pada usia sekolah<br />

tersebut terhadap jumlah penduduk usia normal untuk jenjang yang sama.<br />

Penduduk Usia Kerja<br />

Penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.<br />

Bekerja<br />

Melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu<br />

dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau<br />

keuntungan. Mereka yang mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja<br />

dianggap sebagai pekerja.<br />

Angkatan Kerja<br />

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan.<br />

Pengangguran<br />

Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau sedang<br />

mempersiapkan usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena putus<br />

asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discourage worker), atau penduduk<br />

yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan<br />

tetapi belum mulai bekerja (future starts).<br />

Lapangan Pekerjaan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 78


Bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja.<br />

Klasifikasi lapangan usaha menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia<br />

(KBLI) 2005 yang mengacu pada The International Standard of Industrial Classification<br />

(ISIC).<br />

Status Pekerjaan<br />

Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan yang terdiri atas berusaha sendiri,<br />

berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, berusaha dibantu buruh<br />

tetap/buruh dibayar, buruh/karyawan/ pegawai, pekerja bebas di pertanian, pekerja<br />

bebas di nonpertanian, dan pekerja tak dibayar.<br />

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)<br />

TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (bekerja dan pengangguran)<br />

terhadap penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan<br />

tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk produksi barang-barang dan jasa dalam<br />

suatu perekonomian.<br />

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)<br />

TPT memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok<br />

pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai persentase<br />

pengangguran terhadap jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.<br />

Rata-rata Pengeluaran Perkapita<br />

Rata-rata pengeluaran rumah tangga didapat dengan membagi jumlah seluruh<br />

pengeluaran rumah tangga baik makanan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lain-<br />

lainnya dengan jumlah rumah tangga keseluruhan. Dikelompokan menjadi pengeluaran<br />

untuk makanan dan non makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk<br />

makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Sedangkan nonmakanan mencakup<br />

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah dan sebagainya.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 79


Sumber Data<br />

Sensus Penduduk<br />

Sensus Penduduk (SP) diselenggarakan tiap 10 tahun untuk mengumpulkan data<br />

dasar penduduk dan rumah tangga di seluruh wilayah geografis Indonesia. Sejak era<br />

kemerdekaan Indonesia telah menyelenggarakan 6 kali sensus penduduk yaitu pada<br />

tahun 1961, 1971,1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010. Pada tahun 2005 sensus<br />

penduduk dilaksanakan khusus untuk <strong>Aceh</strong>-Nias (SPAN05) untuk memenuhi kebutuhan<br />

data kependudukan pasca bencana gempa bumi dan tsunami.<br />

SP menggunakan dua tahap pencacahan, yaitu: pencacahan lengkap dan<br />

pencacahan secara sampel. Pencacahan lengkap meliputi semua orang yang berada di<br />

wilayah geografis Indonesia, baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara<br />

Asing (kecuali anggota Korps Diplomatik beserta keluarganya), awak kapal berbendera<br />

Indonesia dalam perairan Indonesia, maupun para tuna wisma (gelandangan ) yang<br />

tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Pencacahan sampel mencakup semua penduduk<br />

yang bertempat tinggal di blok -blok sensus/wilayah pencacahan yang terpilih secara<br />

acak dan mencakup sekitar 5 persen rumah tangga.<br />

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)<br />

Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dimulai pada tahun 1963.<br />

Sampai dengan tahun 2006 telah diadakan 30 kali survei, dengan metode dan jumlah<br />

sampel yang senantiasa diperbarui. Di Provinsi <strong>Aceh</strong>, Susenas sempat terhenti<br />

pelaksanaanya yaitu dari tahun 2000 hingga 2002. Susenas mengumpulkan data<br />

kependudukan, kesehatan, pendidikan, fertilitas, pengeluaran rumah tangga, kriminalitas<br />

serta perumahan dan lingkungan. Karakteristik sosial ekonomi penduduk yang umum<br />

dikumpulkan melalui pertanyaan kor (pokok) setiap tahun. Karakteristik sosial ekonomi<br />

penduduk yang lebih spesifik dikumpulkan melalui pertanyaan modul setiap tiga tahun.<br />

Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan secara berkala dalam pertanyaan modul<br />

adalah:<br />

(a) Konsumsi/Pengeluran/Pendapatan<br />

(b) Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Pemukiman, dan<br />

(c) Sosial Budaya, Kesejahteraan Rumah Tangga, Kriminalitas<br />

Sampai tahun 1991 ukuran sampel Susenas di Indonesia beragam dari 25 ribu<br />

sampai 100 ribu rumahtangga. Sejak tahun 1992, beberapa pertanyaan mengenai<br />

ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, dan kriminalitas dikumpulkan setiap tahun<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 80


dalam kuesioner kor dan sejak tahun 1993 ukuran sampelnya menjadi sekitar 205 ribu<br />

rurnah tangga. Peningkatan jurnlah sampel tersebut akan memungkinkan dilakukan<br />

penyajian data sampai tingkat kabupaten/kota. Dengan adanya peningkatan jumlah<br />

sampel tersebut BPS melibatkan mitra statistik selain mantri statistik dalam pelaksanaan<br />

pengumpulan data di lapangan.<br />

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)<br />

Kegiatan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pertama kali dilakukan<br />

pada tahun 1976 untuk melengkapi data kependudukan khususnya ketenagakerjaan.<br />

Sejak tahun 1986-1993, pelaksanaan Sakernas dilakukan 4 kali dalam setahun, yaitu<br />

pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Tetapi mulai 1994-2001<br />

pelaksanaannya dilakukan sekali dalam setahun yaitu sekitar bulan Agustus. Selama<br />

periode 2002-2004, sakernas selain dilakukan secara triwulanan juga dilakukan secara<br />

tahunan. Selama periode tersebut data hanya dapat disajikan pada tingkat nasional.<br />

Pada tahun 2005 – 2006, Sakernas dilakukan semesteran yaitu bulan<br />

Februari dan November dan data yang dihasilkan cukup representatif untuk disajikan<br />

sampai tingkat Provinsi dengan jumlah sampel 2.016 rumah tangga. Mulai tahun 2007<br />

pelaksanaan Sakernas dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, di mana untuk bulan<br />

Agustus data yang dihasilkan cukup representatif untuk disajikan sampai tingkat<br />

Kabupaten/Kota dengan jumlah sampel 12.096 rumah tangga.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 81


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

DAN<br />

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ACEH<br />

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

Jl. Tgk H. M. Daud Beureueh No. 50 Banda <strong>Aceh</strong> 23121<br />

Telp (0651) 23005 Faks (0651) 33632<br />

Email: bps1100@mailhost.bps.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!