30.06.2013 Views

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

Download - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Katalog BPS : 4103.11<br />

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

DAN<br />

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ACEH


INDIKATOR<br />

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT<br />

PROVINSI ACEH 2010<br />

Katalog BPS : 4103.11<br />

Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm<br />

Jumlah Halaman : 96 Halaman<br />

Naskah : Bidang Statistik Sosial<br />

Gambar Kulit : Bidang Statistik Sosial<br />

Diterbitkan oleh : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

bekerja sama dengan<br />

Bappeda <strong>Aceh</strong><br />

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya


KATA PENGANTAR<br />

Salah satu tujuan dari pembangunan ialah menciptakan kesejahteraan bagi<br />

masyarakat. Kesejahteraan masyarakat mencakup bidang-bidang kehidupan yang<br />

sangat luas yang tidak semua aspeknya dapat diukur. Menyadari akan hal tersebut,<br />

publikasi ini hanya mencakup pada aspek-aspek yang dapat diukur dan tersedia<br />

datanya.<br />

Publikasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2010<br />

merupakan publikasi yang menyajikan data tentang tingkat perkembangan<br />

kesejahteraan masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> menurut perbandingannya antar tipe<br />

daerah (perkotaan dan perdesaan) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).<br />

Kajian perkembangan kesejahteraan masyarakat di sini dikelompokan menurut<br />

berbagai bidang yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup<br />

seperti bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, kemiskinan,<br />

perumahan dan sosial lainnya.<br />

Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran hingga<br />

terbitnya publikasi ini, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga. Akhirnya, kami<br />

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan publikasi serupa tahun-tahun<br />

berikutnya.<br />

Banda <strong>Aceh</strong>, November 2010<br />

Kepala BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Syech Suhaimi, SE, M.Si<br />

NIP.19620108 198703 1 002<br />

iii


KATA SAMBUTAN<br />

Untuk mencapai visi dan misi pembangunan Indonesia pada umumnya dan<br />

<strong>Aceh</strong> pada khususnya, salah satu sumber data yang diperlukan oleh <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Aceh</strong> maupun pihak-pihak yang konsen terhadap penanggulangan masalah sosial<br />

kemasyarakatan di <strong>Aceh</strong> ialah indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan<br />

adanya berbagai indikator kesejahteraan masyarakat seperti tingkat kesehatan,<br />

pendidikan, pengangguran, kemiskinan, kondisi perumahan dan lingkungan tempat<br />

tinggal, maka dapat digunakan sebagai acuan penyusunan kebijakan-kebijakan<br />

menyangkut permasalahan terkait.<br />

Kami menyambut baik atas kerjasama BPS Provinsi <strong>Aceh</strong> dengan Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> yang telah berhasil menyusun publikasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2010. Kami memandang publikasi ini sangat penting untuk<br />

bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan di bidang sosial ekonomi<br />

masyarakat di masa yang akan datang.<br />

Semoga publikasi ini bermanfaat.<br />

Banda <strong>Aceh</strong>, November 2010<br />

Kepala Bappeda <strong>Aceh</strong><br />

Ir. Iskandar, M.Sc<br />

Pembina Utama Muda<br />

NIP. 19600229 198603 1 003<br />

v


DAFTAR ISI<br />

Kata Pengantar……………………………………………………………………….. iii<br />

Kata Sambutan………………………………………………………………………... v<br />

Daftar Isi ……………………………………………………………………................ vii<br />

Daftar Tabel……………………………………………………………………............ viii<br />

Daftar Gambar……………………………………………………………………....... xi<br />

Daftar Lampiran……………………………………………………………………..... xiii<br />

I Kependudukan………………………………………..................................... 3<br />

II Kesehatan................................................................................................... 13<br />

III Pendidikan.................................................................................................. 21<br />

IV Ketenagakerjaan……………………………………….................................. 29<br />

V Kemiskinan………………………………………........................................... 37<br />

VI Perumahan dan Lingkungan……………………………………….............. 45<br />

VII Sosial Lainnya………………………………………...................................... 53<br />

Lampiran………………………………………………………………….................... 59<br />

Daftar Pustaka.………………………………………………………………….......... 76<br />

Istilah Teknis…………………………………………………………………............. 77<br />

Sumber Data………………………………………………………………….............. 80<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 vii


I Kependudukan<br />

DAFTAR TABEL<br />

Tabel 1.1 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2007-2009............................................................................<br />

Tabel 1.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009............................................................................<br />

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2005-2009.................................................<br />

Tabel 1.4 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan Pertama<br />

dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009.....................<br />

Tabel 1.5 Persentase Perempuan Berusia 15-49 Tahun yang Berstatus<br />

Kawin Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009.................................................<br />

Tabel 1.6 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

II Kesehatan<br />

Tahun 2008-2009............................................................................<br />

Tabel 2.1 Angka Harapan Hidup di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009……….. 13<br />

Tabel 2.2 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 2.3 Rata-rata Lama Balita Disusui Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 2.4 Persentase Penolong Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 2.5 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis<br />

Pengobatan yang Digunakan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009..<br />

Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat<br />

III Pendidikan<br />

Berobat di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………<br />

Tabel 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 viii<br />

3<br />

5<br />

6<br />

7<br />

9<br />

10<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

22


Tabel 3.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat<br />

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………………..<br />

Tabel 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009 (jutaan)………………….……...<br />

Tabel 4.2 Penduduk Laki – laki Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009 (jutaan)…………………………<br />

Tabel 4.3 Penduduk Perempuan Usia 15 Tahun Ke Atas di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Menurut Kegiatan Tahun 2008-2009 (jutaan)……………………….<br />

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut<br />

Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…<br />

Tabel 4.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status<br />

V Kemiskinan<br />

Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………..<br />

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009…………………………………..<br />

Tabel 5.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009………………<br />

Tabel 5.3 Pengeluaran Rata-rata dan Persentase Pengeluaran Makanan<br />

dan Non Makanan Perkapita di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009...<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Tempat<br />

Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………………<br />

Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

Perumahan dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009..<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 ix<br />

23<br />

24<br />

26<br />

30<br />

31<br />

31<br />

32<br />

34<br />

38<br />

39<br />

40<br />

46<br />

47


VII Sosial Lainnya<br />

Tabel 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009……………………<br />

Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Alat Komunikasi<br />

dan Informasi di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………………<br />

Tabel 7.3 Beberapa Indikator Raskin Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 x<br />

54<br />

55<br />

56


I Kependudukan<br />

DAFTAR GAMBAR<br />

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009 (ribu)..….. 3<br />

Gambar 1.2 Angka Beban Ketergantungan Tahun 2006-2009 ……………….. 6<br />

Gambar 1.3 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan Pertama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………………………….......<br />

Gambar 1.4 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

II Kesehatan<br />

Tahun 2008-2009……………………………………………….........<br />

Gambar 2.1 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit (Hari)<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……………………..................<br />

Gambar 2.2 Persentase Penolong Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

III Pendidikan<br />

Tahun 2009……………………………………………………………<br />

Gambar 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………..<br />

Gambar 3.2 APS Menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………. ………........<br />

Gambar 3.3 APM Menurut Tingkat Pendidikan dan Tipe Daerah<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009..………………………......................<br />

Gambar 4.1 TPAK dan TPT di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009…………...…. 30<br />

Gambar 4.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja<br />

.<br />

Menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009.…...………………………………………………………<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xi<br />

7<br />

10<br />

14<br />

16<br />

22<br />

24<br />

26<br />

33


V Kemiskinan<br />

Gambar 5.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009…………….<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Gambar 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009 ……………….. …..<br />

Gambar 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

VII Sosial Lainnya<br />

Perumahan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………………...<br />

Gambar 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan Menurut<br />

Gambar 7.2<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008 ………………….........<br />

Persentase Rumah Tangga Pembeli Raskin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008………………………………………………..................<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xii<br />

39<br />

46<br />

48<br />

54<br />

56


I Kependudukan<br />

DAFTAR LAMPIRAN<br />

Lampiran 1.1 Tabel Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009 ..............<br />

Lampiran 1.2 Tabel Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 1.3 Tabel Persentase Penduduk Per Kelompok Umur<br />

dan Angka Beban Ketergantungan Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………………………<br />

Lampiran 1.4 Tabel Rasio Jenis Kelamin dan Rata-rata Jumlah Anggota<br />

Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009……………………………………………........<br />

Lampiran 1.5 Tabel Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan<br />

II Kesehatan<br />

Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 2.1 Tabel Angka Kesakitan, Rata-rata Lama Sakit, dan Rata-rata<br />

Lama Balita Diberi ASI Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009………………………………<br />

Lampiran 2.2 Tabel Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan<br />

Terakhir dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 2.3 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut<br />

Jenis Pengobatan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Lampiran 2.4 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut<br />

Tempat/Cara Berobat dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xiii<br />

59<br />

60<br />

61<br />

62<br />

63<br />

64<br />

65<br />

66<br />

67


III Pendidikan<br />

Lampiran 3.1 Tabel Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan<br />

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009…………..……..<br />

Lampiran 3.2 Tabel Angka Melek Huruf Dewasa (15 Tahun Ke Atas)<br />

Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 3.3 Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009………………....<br />

Lampiran 3.4 Tabel Angka Partisipasi Murni Menurut Jenis Kelamin<br />

IV Ketenagakerjaan<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009……..……..<br />

Lampiran 4.1 Tabel Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Termasuk<br />

V Kemiskinan<br />

Kelompok Bekerja, Pengangguran dan Angkatan Kerja serta<br />

TPAK dan TPT Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009……………………………………………………….<br />

Lampiran 5.1 Tabel Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………….<br />

Lampiran 5.2 Tabel Persentase Konsumsi Makanan, Non Makanan, dan<br />

Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009……..……<br />

VI Perumahan dan Lingkungan<br />

Lampiran 6.1 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas<br />

Perumahan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009………………………………………………...<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 xiv<br />

68<br />

69<br />

70<br />

71<br />

72<br />

73<br />

74<br />

75


BAB I<br />

KEPENDUDUKAN


Pada periode 2008-2009<br />

pertumbuhan penduduk<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> mencapai<br />

1,62 persen.<br />

Laju pertumbuhan<br />

penduduk ini menurun<br />

dibanding periode<br />

2007-2008 sebesar<br />

1,66 persen.<br />

Gambar 1.1<br />

Jumlah Penduduk di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2007-2009 (ribu)<br />

4.400<br />

4.300<br />

4.200<br />

4.100<br />

4.224<br />

4.294<br />

4.363<br />

2007 2008 2009<br />

I KEPENDUDUKAN<br />

Masalah kependudukan yang meliputi jumlah,<br />

komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah<br />

yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan.<br />

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi tetapi<br />

dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika<br />

berkualitas rendah. Oleh sebab itu, dalam menangani<br />

permasalahan penduduk untuk menunjang keberhasilan<br />

pembangunan, pemerintah tidak saja mengarahkan pada<br />

upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga<br />

menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya<br />

manusia. Disamping itu, program perencanaan<br />

pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat<br />

prioritas utama guna peningkatan kesejahteraan penduduk.<br />

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk<br />

Secara absolut, jumlah penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> terus<br />

bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007, jumlah<br />

penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> sebanyak 4.223.833 jiwa, dan<br />

jumlah ini terus bertambah di tahun 2008 dan 2009, yaitu<br />

masing-masing 4.293.915 jiwa dan 4.363.477 jiwa.<br />

Meskipun begitu, secara relatif laju pertumbuhan terus<br />

mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009 laju<br />

pertumbuhan penduduk penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong> mencapai<br />

1,62 persen. Laju pertumbuhan penduduk ini lebih rendah<br />

dibanding periode tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,66<br />

persen pada periode 2007-2008.<br />

Tabel 1.1 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

Tahun Jumlah Penduduk<br />

Tingkat Pertumbuhan<br />

Per Tahun (%)<br />

(1) (2) (3)<br />

2007 4.223.833<br />

2008 4.293.915<br />

2009 4.363.477<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 3<br />

1,66<br />

1,62


Kota Banda <strong>Aceh</strong><br />

merupakan daerah<br />

terpadat dengan<br />

kepadatan penduduk<br />

mencapai 3.459 jiwa<br />

per km 2 pada tahun 2009.<br />

Sedangkan Kabupaten<br />

Gayo Lues merupakan<br />

daerah terjarang dengan<br />

kepadatan penduduk<br />

hanya 13 jiwa per km 2 . .<br />

Fenomena ini diantaranya disebabkan oleh adanya<br />

program KB dan peningkatan kesadaran masyarakat<br />

terhadap pentingnya anak berkualitas dengan cara<br />

mengatur kelahiran atau jumlah anak. Diharapkan pada<br />

tahun berikutnya, laju pertumbuhan penduduk ini akan<br />

semakin rendah. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan<br />

penduduk yang tinggi secara langsung akan menambah<br />

jumlah penduduk usia muda yang menimbulkan<br />

permasalahan baru.<br />

Persebaran dan Kepadatan Penduduk<br />

Persebaran penduduk antar kabupaten/kota tampak<br />

masih sangat timpang. Pada Tabel 1.2 terlihat kepadatan<br />

untuk masing-masing kabupaten/kota yang belum merata.<br />

Kepadatan penduduk biasanya terpusat di daerah perkotaan<br />

yang umumnya memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan<br />

oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah<br />

perdesaan untuk pindah ke daerah perkotaan. Masalah yang<br />

sering timbul akibat kepadatan penduduk terutama<br />

mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh<br />

karena itu, distribusi penduduk harus menjadi perhatian<br />

khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan,<br />

seperti memprioritaskan pembangunan yang dilaksanakan<br />

di daerah-daerah yang masih terisolir dan kekurangan<br />

sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan<br />

perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sekaligus harus<br />

berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan dapat<br />

menciptakan lapangan kerja yang luas bagi penduduk<br />

setempat, sehingga memperlambat arus urbanisasi.<br />

Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa persentase jumlah<br />

penduduk terbanyak Provinsi <strong>Aceh</strong> pada tahun 2009 masih<br />

terdapat pada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten <strong>Aceh</strong> Utara<br />

sebesar 12,20 persen, Pidie sebesar 8,85 persen, dan<br />

Bireuen sebesar 8,23 persen. Gabungan ketiga kabupaten<br />

tersebut hampir merupakan sepertiga penduduk Provinsi<br />

<strong>Aceh</strong> yaitu sebesar 29,28 persen. Sedangkan kabupaten<br />

yang paling sedikit penduduknya terdapat di Kota Sabang<br />

yang merupakan daerah pulau, yaitu hanya dihuni oleh 0,67<br />

persen dari total penduduk Provinsi <strong>Aceh</strong>. Selanjutnya diikuti<br />

oleh Kabupaten <strong>Aceh</strong> Selatan sebesar 0,93 persen,<br />

Subulussalam sebesar 1,52 persen, Gayo Lues sebesar<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 4


1,72 persen dan Simeulue sebesar 1,89 persen serta <strong>Aceh</strong><br />

Jaya sebesar 1,90 persen.<br />

Tabel 1.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persebaran Penduduk<br />

Kepadatan Penduduk<br />

(Jiwa/km2 )<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 1,90 1,89 40 40<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 2,34 2,35 39 39<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 4,89 0,93 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 4,09 4,06 42 42<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 7,75 7,81 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 4,25 4,34 42 44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 3,57 3,63 52 54<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 7,22 7,17 104 105<br />

Pidie 8,86 8,85 133 135<br />

Bireuen 8,33 8,23 188 189<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 12,06 12,20 160 165<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 2,87 2,86 53 53<br />

Gayo Lues 1,74 1,72 13 13<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 5,59 5,54 124 125<br />

Nagan Raya 2,90 2,87 32 32<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 1,76 1,90 20 22<br />

Bener Meriah 2,62 2,62 77 79<br />

Pidie Jaya 3,05 3,10 228 236<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 5,08 4,86 3.551 3.459<br />

Sabang 0,68 0,67 191 191<br />

Kota Langsa 3,27 3,22 535 535<br />

Lhokseumawe 3,70 3,65 877 879<br />

Subulussalam 1,50 1,52 64 66<br />

<strong>Aceh</strong> 100,00 100,00 74 75<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2008-2009 kepadatan penduduk di<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> mengalami peningkatan yaitu dari 74 jiwa per<br />

km 2 pada tahun 2008 meningkat menjadi 75 jiwa per km 2<br />

pada tahun 2009. Pada tahun 2009, Kota Banda <strong>Aceh</strong> yang<br />

luasnya hanya 61,36 km 2 (0,11 persen dari total luas <strong>Aceh</strong>),<br />

merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk<br />

mencapai 3.459 jiwa per km 2 , walaupun angka ini telah<br />

sedikit menurun dari kepadatan di tahun 2008, yaitu 3.551<br />

jiwa per km 2 . Kemudian diikuti oleh Kota Lhokseumawe<br />

dengan kepadatan penduduknya 879 jiwa per km 2 dan Kota<br />

Langsa dengan kepadatan 535 per jiwa km 2 pada tahun<br />

2009. Sedangkan Kabupaten Gayo Lues merupakan daerah<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 5


Gambar 1.2<br />

Angka Beban Ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009<br />

56,00<br />

55,50<br />

55,00<br />

54,50<br />

54,00<br />

53,50<br />

54,21<br />

54,78<br />

54,89<br />

55,59<br />

2006 2007 2008 2009<br />

Pada tahun 2006,<br />

angka beban<br />

ketergantungan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

mencapai sebesar 54,21<br />

artinya setiap 100 orang<br />

penduduk usia produktif<br />

harus menanggung<br />

sekitar 54 penduduk usia<br />

tidak produktif. Namun,<br />

mulai pada tahun 2007<br />

menaik menjadi 54,78, lalu<br />

pada tahun 2008 menaik<br />

lagi menjadi 54,89 dan<br />

pada tahun 2009<br />

mengalami kenaikan<br />

menjadi 55,59.<br />

yang terjarang penduduknya dengan kepadatan penduduk<br />

13 jiwa per km 2 diikuti oleh Kabupaten <strong>Aceh</strong> Jaya dengan<br />

kepadatan penduduk 22 jiwa per km 2 . Untuk kabupaten<br />

<strong>Aceh</strong> Utara, Pidie, dan Bireun yang merupakan kabupaten<br />

dengan penduduk terbanyak di Provinsi <strong>Aceh</strong> memiliki<br />

kepadatan masing-masing 165 jiwa per km 2 , 135 jiwa per<br />

km 2 , dan 189 jiwa per km 2 .<br />

Angka Beban Ketergantungan<br />

Dampak keberhasilan pembangunan kependudukan<br />

diantaranya terlihat pada perubahan komposisi penduduk<br />

menurut umur yang tercermin dengan semakin rendahnya<br />

proporsi penduduk usia tidak produktif (kelompok umur 0-14<br />

tahun dan kelompok umur 65 tahun atau lebih) yang berarti<br />

semakin rendahnya angka beban ketergantungan. Semakin<br />

kecil angka beban ketergantungan akan memberikan<br />

kesempatan bagi penduduk usia produktif untuk<br />

meningkatkan produktivitasnya.<br />

Tabel 1.3 memperlihatkan angka beban<br />

ketergantungan yang cenderung terus mengalami kenaikan.<br />

Pada tahun 2006, angka beban ketergantungan Provinsi<br />

<strong>Aceh</strong> mencapai sebesar 54,21 yang artinya setiap 100<br />

orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 54<br />

penduduk usia tidak produktif. Namun, mulai pada tahun<br />

2007 menaik menjadi 54,78, lalu pada tahun 2008 menaik<br />

lagi menjadi 54,89 dan pada tahun 2009 mengalami<br />

kenaikan menjadi 55,59 yang artinya setiap 100 orang<br />

penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 56<br />

penduduk usia tidak produktif.<br />

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban<br />

Ketergantungan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2005-2009<br />

Tahun 0-14 tahun 15-64 tahun 65 tahun +<br />

Angka Beban<br />

Ketergantungan<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

2005 32,25 63,89 3,86 56,51<br />

2006 31,50 64,84 3,66 54,21<br />

2007 31,28 64,60 4,12 54,78<br />

2008 31,00 64,56 4,43 54,89<br />

2009 31,80 64,27 3,93 55,59<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 6


Gambar 1.3<br />

Persentase Perempuan Menurut<br />

Usia Perkawinan Pertama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

19-24; 45,59<br />

25 +; 12,72<br />

10-15; 8,64<br />

16-18; 33,06<br />

Kenaikan angka beban ketergantungan ini pada<br />

tahun 2009 dapat dijelaskan dengan adanya kenaikan cukup<br />

besar pada proporsi penduduk usia muda (0-14 tahun) dari<br />

31,00 pada tahun 2008 menjadi 31,80 pada tahun 2009. Jika<br />

digabungkan dengan penduduk usia tua (65+), maka<br />

proporsi gabungan keduanya tetap meningkat meskipun<br />

penduduk usia tua sebenarnya mengalami penurunan<br />

menjadi sebesar 3,93 persen pada tahun 2009 dari sebesar<br />

4,43 persen pada tahun 2008. Di saat bersamaan, proporsi<br />

penduduk usia menengah menurun dari 64,56 pada tahun<br />

2008 menjadi 64,27 pada tahun 2009 sehingga menjadikan<br />

angka beban ketergantungan mengalami kenaikan.<br />

Keluarga Berencana<br />

Program Keluarga Berencana (KB) dan penundaan<br />

usia perkawinan pertama pada perempuan merupakan<br />

faktor-faktor yang turut mempengaruhi penurunan tingkat<br />

fertilitas, karena berdampak memperpendek masa<br />

reproduksi mereka. Perempuan yang kawin pada usia<br />

sangat muda mempunyai resiko cukup besar pada saat<br />

mengandung dan melahirkan yang berdampak terhadap<br />

keselamatan ibu maupun anak.<br />

Tabel 1.4 Persentase Perempuan Menurut Usia Perkawinan<br />

Pertama dan Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kelompok<br />

Umur<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (3) (3) (5) (5) (7) (8)<br />

10 - 15 5,41 7,01 9,56 9,29 8,41 8,64<br />

16 - 18 24,81 28,85 37,26 34,73 33,82 33,06<br />

19 - 24 50,98 48,37 42,82 44,48 45,08 45,59<br />

25 + 18,80 15,78 10,36 11,50 12,69 12,72<br />

Persentase<br />

perempuan<br />

berumur 15<br />

tahun ke atas<br />

yang pernah<br />

menikah<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

67,61 67,98 73,10 72,95 71,50 71,50<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 7


Sebagian besar akseptor KB<br />

memilih metode suntikan<br />

dengan persentase<br />

pengguna sebesar 67,00<br />

persen pada tahun 2008 dan<br />

menurun menjadi sebesar<br />

62,43 persen tahun 2009.<br />

Metode lain yang menjadi<br />

pilihan terbanyak adalah<br />

pil KB dengan persentase<br />

pengguna sebesar 26,13<br />

persen pada tahun 2008 dan<br />

meningkat menjadi sebesar<br />

29,93 persen tahun 2009.<br />

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa persentase<br />

perempuan berumur 15 tahun ke atas yang pernah menikah<br />

(kawin, cerai mati, atau cerai hidup) tidak mengalami<br />

perubahan yaitu sebesar 71,50 persen. Meski jika dilihat<br />

menurut daerah tempat tinggal, di daerah perkotaan<br />

mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen, sebaliknya di<br />

perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,15 persen.<br />

Pada tahun 2008 dan 2009, mayoritas penduduk<br />

perempuan usia perkawinan pertamanya diantara 19-24<br />

tahun yaitu masing-masing sebesar 45,08 persen dan 45,59<br />

persen. Sedangkan persentase paling sedikit ialah<br />

penduduk perempuan yang menikah dini (kurang dari 15<br />

tahun) yang mengalami kenaikan dari sebesar 8,41 persen<br />

menjadi 8,64 persen.<br />

Jika dilihat menurut tipe daerah, maka pada tahun<br />

2009 persentase perempuan yang usia perkawinan<br />

pertamanya 19-24 di daerah perkotaan masih lebih besar<br />

dibandingkan di daerah perdesaan yaitu masing-masing<br />

sebesar 48,37 persen dan 44,84 persen. Akan tetapi,<br />

persentase penduduk perempuan yang menikah dini (kurang<br />

dari 15 tahun) di daerah perkotaan lebih kecil dibanding<br />

daerah perdesaan yaitu masing-masing sebesar 7,01 persen<br />

dan 9,29 persen.<br />

Selanjutnya, persentase penduduk perempuan yang<br />

menikah pada usia 18 tahun ke bawah (10-15 dan 16-18<br />

tahun) masih lebih tinggi di daerah perdesaan dari pada<br />

daerah perkotaan yaitu sebesar 44,02 persen dan 35,86<br />

persen. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk yang<br />

tinggal di daerah perkotaan memiliki kesadaran yang lebih<br />

tinggi untuk menunda perkawinan hingga mencapai usia<br />

yang cukup matang dari pada penduduk daerah perdesaan.<br />

Fenomena ini dapat dipahami karena penduduk di daerah<br />

perkotaan lebih mudah untuk mengakses informasi, fasilitas<br />

pendidikan dan fasilitas kesehatan, sehingga perempuan<br />

yang menunda usia perkawinan lebih banyak dibandingkan<br />

di daerah perdesaan. Semakin terbukanya kesempatan<br />

kerja bagi perempuan dan jenjang pendidikan yang lebih<br />

tinggi, merupakan beberapa faktor yang turut<br />

mempengaruhinya.<br />

Gambaran mengenai akseptor KB dapat dilihat pada<br />

Tabel 1.5 yang menunjukkan bahwa persentase perempuan<br />

berusia 15-49 tahun dan berstatus kawin yang menjadi<br />

akseptor KB pada tahun 2008 dan 2009 mengalami<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 8


kenaikan dari sebesar 24,89 persen pada tahun 2008<br />

menjadi sebesar 29,10 persen pada tahun 2009.<br />

Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, Tabel 1.5<br />

memperlihatkan bahwa sebagian besar akseptor KB memilih<br />

metode suntikan dengan persentase pengguna sebesar<br />

67,00 persen pada tahun 2008 dan menurun menjadi<br />

sebesar 62,43 persen tahun 2009. Pengguna metode<br />

suntikan walau mengalami penurunan tapi tetap<br />

persentasenya lebih tinggi dibanding metode lainnya.<br />

Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaannya<br />

merupakan salah satu faktor penyebab alat tersebut menjadi<br />

pilihan para perempuan akseptor KB.<br />

Tabel 1.5 Persentase Perempuan Berusia 15 - 49 Tahun<br />

yang Berstatus Kawin Menurut Metode<br />

Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Metode Kontrasepsi<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

AKDR/IUD/spiral 5,31 6,49 0,91 0,96 2,30 2,60<br />

Suntikan KB 61,32 53,37 69,61 66,23 67,00 62,43<br />

Susuk KB/ norplan/<br />

implan/ alwalit<br />

0,62 1,03 1,03 1,02 0,90 1,03<br />

Pil KB 27,77 34,62 25,37 27,97 26,13 29,93<br />

Kondom/karet KB 0,88 0,84 0,39 0,37 0,54 0,51<br />

Lainnya 4,11 3,65 2,68 3,44 3,13 3,50<br />

Persentase<br />

perempuan berusia<br />

15-49 akseptor KB<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

25,76 28,66 24,50 29,29 24,89 29,10<br />

Metode lain yang menjadi pilihan terbanyak adalah<br />

pil KB dengan persentase pengguna sebesar 26,13 persen<br />

pada tahun 2008 dan meningkat menjadi sebesar 29,93<br />

persen pada tahun 2009. Sedangkan metode/alat KB yang<br />

paling sedikit digunakan adalah susuk KB/norplan dan<br />

kondom/karet KB dengan persentase akseptor masingmasing<br />

sebesar 1,03 persen dan 0,51 persen tahun 2009.<br />

Fenomena dalam memilih alat/metode KB tersebut<br />

mempunyai kecenderungan yang relatif sama antara daerah<br />

perkotaan dan daerah perdesaan.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 9


370<br />

340<br />

310<br />

280<br />

250<br />

Gambar 1.4<br />

Rasio Ibu dan Anak Menurut<br />

Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

315<br />

317<br />

341<br />

Kota Desa<br />

2008 2009<br />

353<br />

Rasio Ibu dan Anak<br />

Rasio ibu dan anak merupakan perbandingan jumlah<br />

balita berusia 0 hingga 4 tahun dengan perempuan usia<br />

reproduksi yaitu jumlah perempuan yang masuk dalam<br />

kelompok umur 15-49 tahun.<br />

Tabel 1.6 Rasio Ibu dan Anak Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota+Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Persentase Balita<br />

terhadap penduduk 9,39 9,52 9,41 9,88 9,40 9,77<br />

Persentase<br />

Perempuan 15-49<br />

tahun thd penduduk<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

29,78 30,06 27,58 28,01 28,22 28,60<br />

Rasio Ibu dan Anak 315 317 341 353 333 342<br />

Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa selama tahun<br />

2008-2009 persentase balita terhadap penduduk mengalami<br />

kenaikan yaitu dari sebesar 9,40 persen menjadi 9,77<br />

persen. Kenaikan persentase ini juga terjadi di daerah<br />

perdesaan dan perkotaan. Begitu juga persentase jumlah<br />

perempuan usia 15-49 tahun dari sebesar 28,22 persen<br />

menjadi sebesar 28,60 persen. Kenaikan ini juga terjadi di<br />

daerah perdesaan dan perkotaan. Adanya peningkatan<br />

persentase balita dan peningkatan persentase perempuan<br />

usia reproduksi menyebabkan kenaikan rasio ibu dan anak<br />

yaitu dari sebesar 333 pada tahun 2008 menjadi sebesar<br />

342 pada tahun 2009. Artinya pada tahun 2008 terdapat 333<br />

anak berusia 0-4 tahun per seribu perempuan usia 15-49<br />

tahun. Sedangkan pada tahun 2009 terdapat 342 anak<br />

berusia 0-4 tahun per seribu perempuan usia 15-49 tahun.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, rasio ibu anak baik di<br />

perdesaan maupun perkotaan sama-sama meningkat meski<br />

terlihat nilainya lebih tinggi di perdesaan daripada di<br />

perkotaan yaitu masing-masing 353 dan 317.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 10


BAB II<br />

KEPENDUDUKAN<br />

KESEHATAN


Angka harapan hidup pada<br />

tahun 2009 adalah 68,6.<br />

Hal ini menggambarkan<br />

bahwa anak yang lahir<br />

pada tahun 2009<br />

diperkirakan akan hidup<br />

rata-rata sampai umur<br />

68,6 tahun.<br />

II KESEHATAN<br />

Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah<br />

kualitas fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat<br />

kesehatan penduduk. Indikator utama yang digunakan untuk<br />

melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka kematian<br />

bayi dan angka harapan hidup. Selain itu, aspek penting<br />

lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk<br />

adalah status kesehatan yang dapat diukur antara lain<br />

melalui angka kesakitan dan rata-rata lama sakit.<br />

Sementara untuk melihat gambaran tentang kemajuan<br />

upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat<br />

dilihat dari indikator penolong persalinan bayi, ketersediaan<br />

sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan.<br />

Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan dan<br />

memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui<br />

pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan,<br />

dan sarana prasarana dalam bidang medis termasuk<br />

ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat<br />

perlu mendapat perhatian utama.<br />

Derajat dan Status Kesehatan Penduduk<br />

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk<br />

melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka harapan<br />

hidup, meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan<br />

meningkatnya derajat kesehatan penduduk.<br />

Tabel 2.1 Angka Harapan Hidup di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun<br />

2007-2009<br />

Tahun Angka Harapan Hidup<br />

(1) (2)<br />

2007 68,4<br />

2008 68,5<br />

2009 68,6<br />

Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa, selama periode<br />

2007-2009 angka harapan hidup mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 68,4 menjadi 68,6. Hal ini menggambarkan bahwa<br />

anak yang lahir pada tahun 2008 diperkirakan akan mampu<br />

bertahan hidup rata-rata sampai berumur 68,5 tahun, dan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 13


45,00<br />

30,00<br />

15,00<br />

0,00<br />

Gambar 2.1<br />

Angka Kesakitan dan Rata-rata<br />

Lama Sakit (hari) di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

36,80 35,28<br />

5,39<br />

Angka Kesakitan Lama Sakit<br />

2008 2009<br />

3,10<br />

pada tahun 2009 rata-rata ini sedikit meningkat menjadi 68,6<br />

tahun sehingga berarti derajat kesehatan masyarakat<br />

mengalami peningkatan.<br />

Informasi status kesehatan penduduk memberikan<br />

gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk yang<br />

antara lain dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan,<br />

yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan<br />

kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama<br />

sebulan sebelum pencacahan. Penduduk yang mengalami<br />

keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada<br />

tahun 2009 mengalami penurunan dibanding keadaan tahun<br />

2008, yaitu dari 36,80 persen menjadi 35,28 persen.<br />

Penurunan angka ini terjadi baik di daerah perkotaan<br />

maupun di daerah perdesaan, meskipun angka kesakitan di<br />

daerah perkotaan selalu lebih rendah daripada daerah<br />

perdesaan.<br />

Indikator berikutnya ialah rata-rata lama sakit, yaitu<br />

rata-rata lamanya sakit atau terganggu aktivitas sehari-hari.<br />

Terlihat telah terjadi penurunan, yaitu dari selama 5,39 hari<br />

pada tahun 2008 menjadi selama 3,10 hari pada tahun 2009.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, di daerah perdesaan ratarata<br />

lamanya sakit turun dari selama 5,39 hari menjadi<br />

selama 3,19 hari, begitupun di perkotaan turun dari selama<br />

5,38 hari menjadi selama 2,80 hari.<br />

Tabel 2.2 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator Kesehatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Angka Kesakitan (%) 31,57 30,09 38,91 37,35 36,80 35,28<br />

Rata-Rata Lama Sakit<br />

(hari)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pemberian ASI Balita<br />

5,38 2,80 5,39 3,19 5,39 3,10<br />

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling<br />

penting bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain<br />

mengandung nilai gizi yang cukup tinggi juga mengandung<br />

zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Oleh<br />

karena itu, semakin lama anak disusui akan semakin baik<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 14


tingkat pertumbuhan dan kesehatannya. Pada tahun 2009<br />

rata-rata lamanya balita disusui adalah selama 15,53 bulan.<br />

Hal ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan<br />

tahun 2008 yaitu selama 15,94 bulan.<br />

Di daerah perdesaan seorang ibu lebih lama<br />

menyusui anaknya, ini terkait dengan kondisi sosial dan<br />

kesibukan seorang ibu. Trend Keadaan ini digambarkan<br />

pada Tabel 2.3 yang memperlihatkan bahwa pada tahun<br />

2009, di daerah perdesaan rata-rata lamanya balita disusui<br />

adalah selama 15,92 bulan, yang menurun dibandingkan<br />

tahun sebelumnya yaitu 16,19 bulan. Begitupun di daerah<br />

perkotaan rata-rata lamanya balita disusui selama 15,33<br />

bulan pada tahun 2008 menjadi selama 14,51 bulan pada<br />

tahun 2009.<br />

Tabel 2.3 Rata-rata Lama Balita Disusui Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator Kesehatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Rata-Rata Lama<br />

Disusui (bulan)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan<br />

15,33 14,51 16,19 15,92 15,94 15,53<br />

Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status<br />

kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan<br />

fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor<br />

penentu utama. Termasuk yang tidak kalah pentingnya<br />

adalah tenaga penolong persalinan bayi. Masih banyak<br />

masyarakat yang mempercayakan penolong persalinan<br />

mereka kepada yang bukan tenaga kesehatan, seperti<br />

dukun, tetangga atau sanak keluarga, terutama bagi<br />

masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan.<br />

Salah satu fasilitas dan sarana kesehatan yang<br />

cukup penting adalah ketersediaan pelayanan kesehatan<br />

reproduksi yang diupayakan agar persalinan dilakukan oleh<br />

tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga kesehatan<br />

lainnya). Selama periode 2008-2009, persentase persalinan<br />

yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat yaitu dari<br />

83,07 persen menjadi 85,86 persen. Peningkatan ini terjadi<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 15


8,77<br />

Gambar 2.2<br />

Persentase Penolong<br />

Persalinan Bayi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

0,84 0,58<br />

13,30<br />

76,51<br />

Dokter Bidan Nakes lain Dukun Lainnya<br />

di daerah perdesaan, sedangkan daerah perkotaan sedikit<br />

mengalami penurunan.<br />

Secara rinci Tabel 2.4 menunjukkan bahwa tahun<br />

2009 penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu<br />

bidan memiliki persentase yang masih tertinggi<br />

dibandingkan lainnya dan mengalami kenaikan menjadi<br />

sebesar 76,51 persen dari sebelumnya sebesar 73,09<br />

persen. Sedangkan dokter mengalami penurunan dari 9,38<br />

persen menjadi 8,77 persen dan tenaga paramedis lainnya<br />

menjadi sebesar 0,58 persen dari sebesar 0,61 persen.<br />

Pada persalinan yang ditolong bukan tenaga kesehatan,<br />

yaitu oleh dukun bersalin/tradisional yang meski mengalami<br />

penurunan masih menduduki urutan kedua setelah bidan,<br />

yaitu sebesar 13,30 persen dari sebesar 16,03 persen.<br />

Untuk penolong persalinan oleh famili/lainnya juga<br />

mengalami penurunan, yaitu dari sebesar 0,90 persen<br />

menjadi sebesar 0,84 persen.<br />

Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, terlihat<br />

bahwa penolong persalinan bayi pada tahun 2009 di<br />

perkotaan dengan tenaga kesehatan masih lebih tinggi<br />

daripada di perdesaan yaitu pada dokter masing-masing<br />

sebesar 16,50 persen dan 5,80 persen, untuk bidan sebesar<br />

79,46 persen dan 75,37 persen dan untuk tenaga paramedis<br />

lain sebesar 0,64 persen dan 0,55 persen. Penolong<br />

persalinan bayi terbanyak di perkotaan setelah bidan ialah<br />

dokter yaitu sebesar 16,50 persen. Sedangkan di perdesaan<br />

ialah dukun tradisional sebesar 17,20 persen.<br />

Tabel 2.4 Persentase Penolong Persalinan Bayi<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Penolong Persalinan<br />

Bayi<br />

Kota Desa Kota +Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Tenaga Kesehatan 97,01 96,61 77,44 81,72 83,08 85,85<br />

Dokter 16,32 16,50 6,57 5,80 9,38 8,78<br />

Bidan 80,12 79,46 70,24 75,37 73,09 76,49<br />

Tenaga paramedis lain 0,56 0,64 0,63 0,55 0,61 0,58<br />

Bukan tenaga Kesehatan 2,99 3,39 22,56 18,28 16,92 14,15<br />

Dukun Tradisional 2,97 3,15 21,30 17,20 16,03 13,31<br />

Famili/Lainnya 0,02 0,24 1,26 1,08 0,89 0,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 16


Menurut daerah<br />

tempat tinggal, terlihat<br />

pilihan tempat berobat<br />

selain puskesmas lebih<br />

banyak ke dokter/poliklinik<br />

bagi penduduk yang tinggal<br />

di daerah perkotaan yaitu<br />

sebesar 22,41 persen,<br />

sedangkan bagi penduduk<br />

perdesaan memilih<br />

memanfaatkan praktek<br />

petugas kesehatan sebesar<br />

23,79 persen.<br />

Selain tenaga penolong persalinan bayi, hal lain yang<br />

juga penting untuk melihat pemanfaatan fasilitas kesehatan<br />

adalah upaya penduduk untuk mengatasi gangguan<br />

kesehatan yang dialaminya, baik dengan cara berobat<br />

sendiri maupun berobat jalan. Pada Tabel 2.5 dapat dilihat<br />

bahwa persentase penduduk yang mengobati sendiri untuk<br />

mengatasi gangguan kesehatannya meningkat dari sebesar<br />

66,97 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 71,84<br />

persen tahun 2009. Peningkatan ini terjadi di daerah<br />

perdesaan maupun perkotaan. Secara rinci, pengobatan<br />

secara modern tetap menjadi pilihan utama, diikuti oleh<br />

pengobatan gabungan antara modern dan tradisional.<br />

Persentase penduduk yang mengalami kenaikan yaitu<br />

pengobatan modern dari sebesar 63,15 persen menjadi<br />

sebesar 63,94 persen, lalu pengobatan tradisional sebesar<br />

7,65 persen menjadi sebesar 7,95 persen termasuk<br />

pengobatan lainnya dari sebesar 0,77 persen menjadi<br />

sebesar 1,01 persen. Sedangkan yang lainnya mengalami<br />

penurunan.<br />

Tabel 2.5 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri<br />

Menurut Jenis Pengobatan yang digunakan di<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Jenis Pengobatan<br />

Kota<br />

2008 2009<br />

Desa<br />

2008 2009<br />

Kota +Desa<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Obat Modern 77,47 75,65 58,79 60,22 63,15 63,94<br />

Obat Tradisional 4,77 4,84 8,52 8,94 7,65 7,95<br />

Lainnya 0,78 1,81 0,77 0,76 0,77 1,01<br />

Obat Modern +<br />

Tradisional<br />

11,35 13,64 26,19 25,10 22,73 22,34<br />

Obat Modern + Lainnya 1,45 1,16 1,12 1,14 1,20 1,14<br />

Obat Tradisional +<br />

Lainnya<br />

3,28 1,32 2,01 1,50 2,31 1,45<br />

Obat Modern +<br />

Tradisional + Lainnya<br />

0,90 1,57 2,58 2,34 2,19 2,16<br />

% Penduduk Yang<br />

Berobat Sendiri<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

63,25 71,14 68,19 72,07 66,97 71,84<br />

Selanjutnya, Tabel 2.6 menyajikan persentase<br />

penduduk yang berobat jalan. Tabel tersebut<br />

memperlihatkan bahwa pada tahun 2009, jenis fasilitas<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 17


kesehatan yang sering dimanfaatkan oleh penduduk masih<br />

puskesmas/pustu dan mengalami kenaikan dari tahun<br />

sebelumnya yaitu sebesar 37,80 persen menjadi 46,15<br />

persen. Diikuti praktek petugas kesehatan yang mengalami<br />

penurunan dari sebesar 27,38 persen menjadi 22,79 persen.<br />

Lalu praktek dokter/poliklinik yang mengalami kenaikan dari<br />

sebesar 14,02 persen menjadi 15,93 persen. Tempat<br />

berobat yang paling sedikit dimanfaatkan dan mengalami<br />

penurunan pada tahun 2009 ialah rumah sakit dan<br />

batra/dukun bersalin/lainnya.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, terlihat pilihan tempat<br />

berobat selain puskesmas lebih banyak ke dokter/poliklinik<br />

bagi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan yaitu<br />

sebesar 22,41 persen, sedangkan bagi penduduk perdesaan<br />

memilih memanfaatkan praktek petugas kesehatan sebesar<br />

23,79 persen.<br />

Secara keseluruhan, penduduk yang berobat jalan<br />

selama periode 2008-2009 mengalami penurunan yaitu dari<br />

sebesar 49,61 persen menjadi sebesar 48,07 persen.<br />

Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut<br />

Tempat Berobat di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Tempat Berobat<br />

Kota Desa Kota +Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Rumah Sakit 21,29 19,76 11,36 7,36 13,34 10,11<br />

Praktek Dokter/Poliklinik 23,99 22,41 11,55 14,08 14,02 15,93<br />

Puskesmas/Pustu 28,70 34,41 40,06 49,49 37,80 46,15<br />

Praktek Petugas<br />

Kesehatan<br />

Batra/Dukun<br />

Bersalin/Lainnya<br />

% penduduk yang<br />

berobat jalan<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

21,64 19,28 28,81 23,79 27,38 22,79<br />

4,39 1,25 8,23 1,21 7,46 5,02<br />

46,79 44,81 50,54 49,12 49,61 48,07<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 18


BAB III<br />

PENDIDIKAN


Di bidang pendidikan,<br />

ada ketimpangan antara<br />

daerah perkotaan dengan<br />

daerah perdesaan.<br />

Hal ini tergambar dari<br />

ketimpangan angka<br />

melek huruf, persentase<br />

tingkat pendidikan yang<br />

ditamatkan, dan angka<br />

partisipasi sekolah.<br />

III PENDIDIKAN<br />

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan<br />

peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam<br />

membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat<br />

pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam<br />

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka<br />

pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan<br />

pendidikan secara formal maupun nonformal.<br />

Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan<br />

mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu,<br />

ditingkatkan pula kesempatan belajar pada tingkat<br />

pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai sasaran<br />

tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya<br />

dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,<br />

perbaikan kurikulum, bahkan sejak tahun 1994 pemerintah<br />

juga telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun yang<br />

merupakan kelanjutan dari program wajib belajar 6 tahun.<br />

Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan<br />

tingkat pendidikan anak semakin membaik, dan tentunya<br />

akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk.<br />

Relevansi pendidikan merupakan konsep ”link and<br />

match”, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan<br />

relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan<br />

kerja. Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia<br />

terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan kebutuhan<br />

zaman.<br />

Angka Melek Huruf dan Tingkat Pendidikan<br />

Kemampuan baca-tulis penduduk merupakan ukuran<br />

yang sangat mendasar dan salah satu indikator keberhasilan<br />

pembangunan di bidang pendidikan yang tercermin dari<br />

angka melek huruf dewasa, yaitu persentase penduduk usia<br />

15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf<br />

latin dan atau huruf lainnya. Tabel 3.1 memperlihatkan<br />

bahwa angka melek huruf di Provinsi <strong>Aceh</strong> pada tahun 2009<br />

meningkat dibandingkan tahun 2008, yaitu dari sebesar<br />

95,94 persen menjadi sebesar 96,39 persen. Jika<br />

dibandingkan antara daerah perkotaan dengan daerah<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 21


100,00<br />

Gambar 3.1<br />

Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15<br />

Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

98,00<br />

96,00<br />

94,00<br />

92,00<br />

97,71 97,95<br />

94,28<br />

94,99<br />

95,94<br />

Laki-laki Perempuan Total<br />

2008 2009<br />

96,39<br />

perdesaan terlihat masih ada ketimpangan pendidikan yaitu<br />

sebesar 98,93 persen di daerah perkotaan dan 95,33 persen<br />

di daerah perdesaan (selisih 3,6 persen) pada tahun 2009.<br />

Tabel 3.1 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun<br />

Ke Atas Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kelompok<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

Usia<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

15-19 99,98 100,00 99,76 100,00 99,83 100,00<br />

20-24 99,88 99,98 99,59 99,70 99,68 99,79<br />

25-29 99,98 99,91 98,95 99,01 99,25 99,29<br />

30-34 99,52 99,78 98,82 98,38 99,03 98,79<br />

35-39 99,62 99,57 98,14 98,12 98,60 98,54<br />

40-44 99,33 99,57 93,95 96,26 95,72 97,32<br />

45-49 99,67 98,71 96,82 92,56 97,69 94,59<br />

50+ 92,65 96,21 82,20 88,48 84,89 90,75<br />

Jumlah 98,47 98,93 94,89 95,33 95,94 96,39<br />

Laki-laki 99,07 99,34 97,15 97,36 97,71 97,95<br />

Perempuan 97,92 98,55 92,77 93,53 94,28 94,99<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tabel 3.1 juga memperlihatkan bahwa penduduk<br />

yang dapat membaca dan menulis lebih banyak pada<br />

kelompok penduduk usia muda, semakin tua kelompok umur<br />

penduduk semakin menurun angka melek hurufnya. Pada<br />

tahun 2009, angka melek huruf pada kelompok usia muda<br />

(15 – 19 tahun) sudah mencapai 100 persen kemudian<br />

menurun hingga umur 50 tahun ke atas (50+) yang tetapi<br />

masih cukup tinggi yaitu 90,75 persen.<br />

Jika dilihat menurut jenis kelamin, angka melek huruf<br />

penduduk laki-laki masih tetap lebih tinggi daripada<br />

penduduk perempuan yaitu masing-masing sebesar 97,95<br />

persen dan 94,99 persen (selisih 2,96 persen). Di daerah<br />

perkotaan, kesenjangan angka melek huruf antara penduduk<br />

laki-laki dan perempuan lebih kecil yaitu sebesar 0,79<br />

persen, sedangkan di daerah perdesaan lebih besar yaitu<br />

sebesar 3,83 persen.<br />

Selanjutnya gambaran mengenai peningkatan<br />

kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 22


tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas. Hal ini<br />

disajikan pada Tabel 3.2. Selama periode 2008 – 2009,<br />

penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan<br />

sekolah pada tingkat SLTP ke atas mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 48,96 persen menjadi 51,09 persen. Ini dapat<br />

terlihat dari kecenderungan persentase yang semakin<br />

membesar pada tingkat pendidikan SLTP sederajat ke atas,<br />

sebaliknya mengecil pada tingkat SD sederajat dan<br />

tidak/belum tamat SD.<br />

Jika dibandingkan persentase penduduk yang<br />

berpendidikan SLTP ke atas antara daerah perkotaan<br />

dengan daerah perdesaan terlihat masih ada perbedaan<br />

yang mencapai 25,14 persen, masing-masing yaitu sebesar<br />

68,96 persen dan 43,82 persen.<br />

Tabel 3.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang<br />

Ditamatkan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Tingkat Pendidikan<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Tidak/ belum tamat SD 15,81 12,77 27,62 26,47 24,20 22,51<br />

SD Sederajat 18,53 18,28 30,23 29,71 26,84 26,40<br />

SLTP Sederajat 19,20 20,11 21,81 22,28 21,05 21,65<br />

SLTA Sederajat 34,16 35,90 16,55 17,33 21,65 22,70<br />

Diploma I/II/III 4,45 4,97 2,15 2,42 2,82 3,16<br />

Diploma IV/S1 7,31 7,48 1,62 1,74 3,27 3,40<br />

S2/S3 0,53 0,49 0,02 0,05 0,17 0,18<br />

SLTP + 65,66 68,96 42,14 43,82 48,96 51,09<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Secara lebih rinci, persentase terbesar penduduk<br />

yang tinggal di daerah perdesaan merupakan tamatan SD<br />

Sederajat yaitu sebesar 29,71 persen dan tidak/belum tamat<br />

SD sebesar 26,47 persen. Sedangkan di daerah perkotaan<br />

sebagian besar penduduknya merupakan tamatan<br />

SLTA/Sederajat yaitu sebesar 35,90 persen dan SLTP<br />

Sederajat 20,11 persen. Selanjutnya, terlihat bahwa<br />

penduduk yang sudah menamatkan pendidikan perguruan<br />

tinggi (DI/II/III, DIV/S1, dan S2/S3) mengalami ketimpangan<br />

yang cukup tinggi antara daerah perkotaan dan perdesaan<br />

yaitu sebesar 12,94 persen di daerah perkotaan dan hanya<br />

sebesar 4,21 persen di daerah perdesaan.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 23


120,00<br />

100,00<br />

80,00<br />

60,00<br />

40,00<br />

Gambar 3.2<br />

APS Menurut Usia Sekolah dan<br />

Jenis Kelamin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

98,83 99,35<br />

93,15<br />

95,57<br />

70,49<br />

7 - 12 13 - 15 16 - 18<br />

Laki-laki Perempuan<br />

74,92<br />

Jika dilihat menurut<br />

daerah tempat tinggal,<br />

angka partisipasi<br />

sekolah penduduk yang<br />

tinggal di daerah<br />

perkotaan lebih tinggi<br />

daripada daerah<br />

perdesaan.<br />

Semakin tinggi tingkat<br />

pendidikan semakin<br />

besar kesenjangan<br />

antara daerah perkotaan<br />

dengan daerah<br />

perdesaan.<br />

Tingkat Partisipasi Sekolah<br />

Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia<br />

sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas<br />

pendidikan yang ada dapat dilihat dari persentase penduduk<br />

yang masih bersekolah pada usia tertentu yang lebih dikenal<br />

dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya angka<br />

partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya<br />

keberhasilan di bidang pendidikan terutama yang berkaitan<br />

dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan<br />

pendidikan.<br />

Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut<br />

Usia Sekolah di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kelompok Usia &<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

Jenis Kelamin<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

7-12 Laki-laki 99,48 99,12 98,92 98,73 99,08 98,83<br />

Perempuan 99,21 99,86 98,98 99,16 99,05 99,35<br />

L + P 99,35 99,48 98,95 98,93 99,06 99,07<br />

13 - 15 Laki-laki 97,25 96,64 92,27 91,93 93,70 93,15<br />

Perempuan 97,33 97,94 93,54 94,78 94,57 95,57<br />

L + P 97,29 97,25 92,89 93,30 94,12 94,31<br />

16 -18 Laki-laki 81,27 79,23 68,09 67,38 71,50 70,49<br />

Perempuan 80,90 80,97 69,98 72,82 73,13 74,92<br />

L + P 81,07 80,10 69,03 70,13 72,32 72,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2008-2009, APS pada semua<br />

kelompok umur mengalami kenaikan meski hanya kecil,<br />

yaitu pada 7-12 tahun dari sebesar 99,06 persen menjadi<br />

sebesar 99,07 persen, pada 13-15 tahun dari sebesar 94,12<br />

persen menjadi sebesar 94,31 persen, pada 16-18 tahun<br />

dari sebesar 72,32 persen menjadi sebesar 72,72 persen.<br />

Menurut perbandingan daerah tempat tinggal, APS di<br />

daerah perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan daerah<br />

perdesaan, baik menurut kelompok umur, jenis kelamin<br />

maupun tingkat perkembangan. Dimana terlihat semakin<br />

tinggi tingkat pendidikan (kelompok umur), maka semakin<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 24


Menurut jenis kelamin,<br />

angka partisipasi sekolah<br />

penduduk perempuan<br />

pada usia 7-18 tahun<br />

lebih tinggi dari pada<br />

laki-laki. Sedangkan jika<br />

dilihat menurut daerah<br />

tempat tinggal, angka<br />

partisipasi sekolah<br />

penduduk yang tinggal di<br />

daerah perkotaan lebih<br />

tinggi dari pada daerah<br />

perdesaan.<br />

besar kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan.<br />

Tingkat kesenjangan pada kelompok 7-12 tahun sebesar<br />

0,55 persen, pada kelompok 13-15 meningkat menjadi 3,95<br />

persen dan pada kelompok 16-18 tahun mencapai 9,97<br />

persen.<br />

Menurut perbandingan jenis kelamin, APS pada<br />

tahun 2009 terlihat penduduk perempuan dari semua<br />

kelompok (usia 7-18 tahun) selalu lebih tinggi dari pada lakilaki.<br />

Perhitungan kesenjangan menunjukkan kecenderungan<br />

yang sama dengan di atas yaitu semakin tinggi usia tingkat<br />

pendidikan, maka semakin tinggi kesenjangan laki-laki dan<br />

perempuan. Jika kesenjangan ditinjau menurut jenis kelamin<br />

dan daerah tempat tinggal, data menunjukkan bahwa<br />

kesenjangan anak laki-laki dan perempuan lebih besar<br />

terdapat di daerah perdesaan daripada di daerah perkotaan.<br />

Selain APS, untuk mengukur penduduk yang<br />

bersekolah tepat waktu dapat menggunakan Angka<br />

Partisipasi Murni (APM) yaitu proporsi anak yang bersekolah<br />

tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok tingkat<br />

pendidikan yaitu SD (usia 7-12 tahun), SLTP (usia 13-15<br />

tahun), SLTA (usia 16-18 tahun). Pada saat ini pemerintah<br />

telah melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun,<br />

maka sasaran dari program tersebut adalah anak-anak usia<br />

7-12 tahun (SD) dan 13-15 tahun (SLTP).<br />

Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa APM SD selama<br />

tahun 2008-2009 mengalami sedikit peningkatan, yaitu dari<br />

sebesar 96,16 persen menjadi sebesar 96,95 persen.<br />

Begitupun APM tingkat SLTP meningkat cukup besar yaitu<br />

dari sebesar 76,67 persen menjadi sebesar 77,40 persen.<br />

Demikian juga dengan APM tingkat SLTA sedikit naik dari<br />

sebesar 62,05 persen menjadi sebesar 62,10 persen.<br />

Menurut daerah tempat tinggal, terlihat semakin<br />

tinggi tingkat pendidikan semakin besar tingkat kesenjangan<br />

antara daerah perdesaan dan perkotaan. APM tingkat SD<br />

untuk daerah perdesaan relatif sama dibandingkan dengan<br />

APM tingkat SD daerah perkotaan, masing-masing sebesar<br />

97,10 persen dan 96,54 persen. Begitupun pada tingkat<br />

pendidikan SLTP daerah perdesaan sedikit lebih tinggi dari<br />

pada daerah perkotaan, masing-masing sebesar 77,67<br />

persen dan 76,61 persen. Sebaliknya pada APM tingkat<br />

SLTA, daerah perkotaan lebih besar daripada daerah<br />

perdesaan dengan kesenjangan yang cukup tinggi yaitu<br />

masing-masing sebesar 70,53 persen dan 59,14 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 25


120,00<br />

100,00<br />

80,00<br />

60,00<br />

40,00<br />

Gambar 3.3<br />

APM Menurut Tingkat Pendidikan<br />

dan Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

96,54 97,10<br />

76,61 77,67<br />

70,53<br />

7 - 12 13 - 15 16 - 18<br />

Kota Desa<br />

59,14<br />

Menurut jenis kelamin, pada tahun 2009, APM tingkat<br />

SD relatif sama antara laki-laki dan perempuan yaitu<br />

sebesar 96,95 persen dan sebesar 96,96 persen, lalu APM<br />

tingkat SLTP lebih tinggi anak laki-laki daripada anak<br />

perempuan yaitu sebesar 77,53 persen dan sebesar 77,25<br />

persen. Sedangkan APM tingkat SLTA lebih tinggi pada<br />

anak perempuan daripada anak laki-laki yaitu sebesar 63,08<br />

persen dan sebesar 61,09 persen.<br />

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat<br />

Pendidikan di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Tingkat Pendidikan &<br />

Jenis Kelamin<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

SD Laki-laki 96,35 96,25 95,73 97,18 95,90 96,95<br />

(7 - 12) Perempuan 95,72 96,84 96,69 97,00 96,44 96,96<br />

L + P 96,05 96,54 96,21 97,10 96,16 96,95<br />

SLTP Laki-laki 76,29 76,54 75,70 77,88 75,87 77,53<br />

(13 - 15) Perempuan 75,42 76,70 78,34 77,44 77,55 77,25<br />

L + P 75,89 76,61 76,98 77,67 76,67 77,40<br />

SLTA Laki-laki 68,70 70,83 57,87 57,64 60,67 61,09<br />

(16 - 18) Perempuan 64,17 70,22 63,07 60,60 63,39 63,08<br />

L + P 66,29 70,53 60,45 59,14 62,05 62,10<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 26


BAB IV<br />

KETENAGAKERJAAN


Jumlah penduduk<br />

yang bekerja<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

pada Agustus 2009<br />

mencapai 1,733 juta jiwa,<br />

bertambah 41 ribu jiwa<br />

jika dibandingkan dengan<br />

Februari 2009 yang<br />

sebesar 1,692 juta jiwa.<br />

Apabila dibandingkan<br />

dengan Agustus 2008<br />

yang sebesar 1,622 juta<br />

jiwa, bertambah 111 ribu.<br />

IV KETENAGAKERJAAN<br />

Ketenagakerjaan merupakan gambaran aktivitas<br />

masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kelancaran<br />

perekonomian. Ketenagakerjaan merupakan aspek penting,<br />

tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga<br />

untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan<br />

kesejahteraan seluruh masyarakat. Indikator<br />

ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam<br />

perencanaan dan evaluasi pembangunan baik di bidang<br />

ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan<br />

misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap<br />

ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas<br />

tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap<br />

pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan<br />

terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat<br />

mengakibatkan masalah-masalah sosial.<br />

Pada suatu kelompok masyarakat, sebagian besar<br />

dari mereka utamanya yang telah memasuki usia kerja<br />

diharapkan terlibat di lapangan kerja tertentu atau aktif<br />

dalam kegiatan perekonomian. Di Indonesia, usia kerja yang<br />

digunakan untuk keperluan pengumpulan data<br />

ketenagakerjaan adalah usia 15 tahun atau lebih.<br />

Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka<br />

Pengangguran<br />

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi <strong>Aceh</strong> diwarnai<br />

dengan perubahan beberapa indikator yang cukup signifikan<br />

ke arah yang lebih baik. Pada bulan Agustus 2009, jumlah<br />

angkatan kerja mencapai 1,898 juta jiwa, yang bertambah<br />

sekitar 33 ribu jiwa dibanding jumlah angkatan kerja pada<br />

Februari 2009 yang sebanyak 1,865 juta jiwa. Apabila<br />

dibandingkan dengan Agustus 2008 dengan jumlah<br />

sebanyak 1,793 juta jiwa, bertambah sebanyak 105 ribu<br />

jiwa.<br />

Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi <strong>Aceh</strong> pada<br />

Agustus 2009 mencapai 1,733 juta jiwa, bertambah 41 ribu<br />

jiwa jika dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2009<br />

yang sebesar 1,692 juta jiwa. Apabila dibandingkan dengan<br />

keadaan Agustus 2008 sebanyak 1,622 juta jiwa, bertambah<br />

111 ribu.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 29


Gambar 4.1<br />

TPAK dan TPT di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008 - 2009<br />

60,48 60,32 61,92 62,50<br />

9,20 9,56 9,31 8,71<br />

Feb 08 Ags 08 Feb 09 Ags 09<br />

TPAK TPT<br />

Selama tahun 2009, baik penduduk laki-laki maupun<br />

perempuan mengalami peningkatan jumlah penduduk yang<br />

bekerja. Peningkatan terbanyak masih terjadi pada<br />

penduduk laki-laki yaitu dari sebesar 1,075 juta jiwa menjadi<br />

1,104 juta jiwa atau meningkat sebanyak 29.263 jiwa.<br />

Sementara perempuan hanya meningkat sebanyak 11.354<br />

jiwa.<br />

Tabel 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008 – 2009 (jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 1,781 1,793 1,865 1,898<br />

- Bekerja 1,618 1,622 1,692 1,733<br />

- Penganggur 0,164 0,171 0,174 0,165<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 1,164 1,180 1,147 1,139<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi Angkatan<br />

Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

60,48 60,32 61,92 62,50<br />

9,20 9,56 9,31 8,71<br />

Jumlah penganggur pada Agustus 2009 mengalami<br />

penurunan sebesar 6 ribu jiwa dibandingkan dengan<br />

keadaan Agustus 2008 yaitu dari 171 ribu jiwa pada Agustus<br />

2008 menjadi 165 ribu jiwa pada Agustus 2009. Penurunan<br />

pengangguran terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun<br />

perempuan dengan jumlah penurunan masing-masing<br />

sebanyak 5 ribu jiwa dan 2 ribu jiwa.<br />

Selanjutnya jumlah penduduk yang bukan angkatan<br />

kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)<br />

menurun pada penduduk laki-laki dari sebanyak 0,310 juta<br />

jiwa menjadi sebanyak 0,302 juta jiwa. Begitu juga pada<br />

penduduk perempuan dari sebanyak 0,870 juta jiwa menjadi<br />

0,836 juta jiwa.<br />

Sementara itu, terjadinya peningkatan yang lebih tinggi<br />

pada jumlah penduduk yang bekerja dari jumlah penduduk<br />

usia 15 tahun ke atas menjadikan Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari sebesar 60,32<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 30


persen pada Agustus 2008 dan sebesar 61,92 persen pada<br />

Februari 2009 menjadi 62,50 persen pada Agustus 2009.<br />

Sedangkan peningkatan jumlah angkatan kerja yang diikuti<br />

terjadinya penurunan jumlah pengangguran menjadikan<br />

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami<br />

penurunan dari sebesar 9,31 persen pada Februari 2009<br />

dan sebesar 9,56 pada Agustus 2008 menjadi sebesar 8,71<br />

persen pada Agustus 2009.<br />

Tabel 4.2 Penduduk Laki-Laki Usia 15 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Kegiatan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009 (Jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 1,128 1,154 1,170 1,194<br />

- Bekerja 1,055 1,072 1,075 1,104<br />

- Penganggur 0,073 0,082 0,095 0,090<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 0,324 0,310 0,314 0,302<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

77,69 78,82 78,83 79,79<br />

6,44 7,11 8,13 7,52<br />

Tabel 4.3 Penduduk Perempuan Usia 15 Tahun Ke Atas<br />

Menurut Kegiatan di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009 (Jutaan)<br />

Kegiatan Utama<br />

Feb<br />

2008<br />

Ags Feb<br />

2009<br />

Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Angkatan Kerja 0,654 0,640 0,695 0,704<br />

- Bekerja 0,563 0,550 0,617 0,628<br />

- Penganggur 0,091 0,089 0,078 0,076<br />

2 Bukan Angkatan Kerja 0,840 0,870 0,833 0,836<br />

3<br />

4<br />

Tingkat Partisipasi<br />

Angkatan Kerja (%)<br />

Tingkat Pengangguran<br />

Terbuka (%)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

43,77 42,39 45,51 45,70<br />

13,95 13,97 11,28 10,74<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 31


Pada tahun 2008-2009,<br />

terjadi peningkatan jumlah<br />

penduduk yang bekerja<br />

pada tujuh sektor dengan<br />

jumlah kenaikan tertinggi<br />

pada tiga sektor yaitu<br />

sektor ”pertanian,<br />

perkebunan, kehutanan,<br />

perburuan dan perikanan”<br />

sebanyak 60.897 jiwa,<br />

lalu sektor ”jasa<br />

kemasyarakatan, sosial<br />

dan perorangan”<br />

sebanyak 48.759 jiwa,<br />

dan pada sektor<br />

”perdagangan, rumah<br />

makan dan jasa<br />

akomodasi” sebanyak<br />

11.600 jiwa.<br />

Menurut jenis kelamin, TPAK dan TPT pada penduduk<br />

laki-laki maupun penduduk perempuan mengalami<br />

perubahan yang seiring yaitu meningkat pada TPAK dan<br />

menurun pada TPT.<br />

Lapangan Pekerjaan Utama<br />

Jumlah penduduk yang bekerja dapat ditinjau menurut<br />

lapangan pekerjaan seperti yang ditunjukkan Tabel 4.4.<br />

Secara umum, sektor primer (pertanian, perkebunan,<br />

kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan<br />

lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja terbesar,<br />

yakni 48,89 persen, lalu disusul sektor “jasa<br />

kemasyarakatan, sosial dan perorangan” sebesar 19,13<br />

persen dan sektor “perdagangan, rumah makan dan jasa<br />

akomodasi” sebesar 15,26 persen. Sedangkan sektor yang<br />

menyerap tenaga kerja terkecil di bawah satu persen ialah<br />

sektor “listrik, gas dan air minum”, sektor “lembaga<br />

keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa<br />

perusahaan”, dan sektor “pertambangan dan penggalian”<br />

masing-masing sebesar 0,23 persen lalu 0,62 persen dan<br />

0,62 persen.<br />

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja<br />

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Lapangan Pekerjaan Utama<br />

2008<br />

Feb Ags<br />

2009<br />

Feb Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1. Pertanian,Perkebunan,Kehutanan,<br />

Perburuan dan Perikanan<br />

876.092 786.198 860.595 847.095<br />

2. Pertambangan dan Penggalian 14.085 8.660 16.700 10.681<br />

3. Industri 72.180 86.762 83.243 80.772<br />

4. Listrik, Gas, dan Air 3.387 2.691 4.046 3.902<br />

5. Konstruksi 103.749 103.816 88.895 105.567<br />

6. Perdagangan,Rumah Makan dan<br />

Jasa Akomodasi<br />

7. Transportasi, Pergudangan dan<br />

Komunikasi<br />

8. Lembaga Keuangan, Real Estate,<br />

Usaha Persewaan dan Jasa<br />

Perusahaan<br />

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan<br />

Perorangan<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

232.606 252.853 248.324 264.453<br />

60.528 88.842 81.405 77.903<br />

8.907 9.427 9.818 10.680<br />

246.088 282.749 298.558 331.508<br />

Total 1.617.622 1.621.998 1.691.584 1.732.561<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 32


Gambar 4.2<br />

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun<br />

Ke Atas yang Bekerja Menurut<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

2,99%<br />

2,62%<br />

19,14%<br />

31,44%<br />

4,13%<br />

20,54%<br />

A B C D E F G<br />

19,14%<br />

Ditinjau perubahan dari tahun 2008 ke tahun 2009<br />

terlihat adanya kenaikan jumlah penduduk yang bekerja<br />

pada tujuh sektor dengan jumlah kenaikan tertinggi pada<br />

tiga sektor yaitu sektor ”pertanian, perkebunan, kehutanan,<br />

perburuan dan perikanan” sebanyak 60.897 jiwa, lalu sektor<br />

”jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan” sebanyak<br />

48.759 jiwa, dan pada sektor ”perdagangan, rumah makan<br />

dan jasa akomodasi” sebanyak 11.600 jiwa. Keempat sektor<br />

lain yang mengalami kenaikan berkisar 1-2 ribu jiwa yaitu<br />

sektor ”pertambangan dan penggalian” sebanyak 2.021 jiwa,<br />

sektor ”konstruksi” sebanyak 1.751 jiwa, sektor ”lembaga<br />

keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa<br />

perusahaan” sebanyak 1.253 jiwa, dan terakhir sektor ”listrik,<br />

gas dan air” sebanyak 1.211 jiwa.<br />

Sementara itu, dua sektor mengalami penurunan<br />

jumlah yaitu sektor ”transportasi, pergudangan dan<br />

komunikasi” sebanyak 10.939 jiwa dan sektor ”industri”<br />

sebanyak 5.990 jiwa.<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

Dilihat dari status pekerjaannya, penduduk yang<br />

bekerja pada umumnya berstatus sebagai<br />

“buruh/karyawan/pegawai”, yaitu sebesar 31,44 persen dari<br />

total penduduk usia kerja yang bekerja. Kemudian yang<br />

berstatus “berusaha sendiri” mencapai 20,54 persen.<br />

Disusul persentase penduduk yang bekerja dengan status<br />

“berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar”<br />

sama dengan yang berstatus “pekerja keluarga/tak dibayar”,<br />

yaitu sekitar 19,14 persen. Untuk status pekerjaan lainnya,<br />

persentasenya sangat kecil yaitu yang berstatus “berusaha<br />

dibantu buruh tidak tetap” sebesar 4,13 persen, yang<br />

berstatus “pekerja bebas di pertanian sebesar” sebesar 2,99<br />

persen dan terakhir yang berstatus “pekerja bebas di non<br />

pertanian” sebesar 2,62 persen.<br />

Sepanjang tahun 2008-2009, terdapat tiga status<br />

pekerjaan utama penduduk yang bekerja yang mengalami<br />

kenaikan yaitu pada penduduk berstatus<br />

”buruh/karyawan/pegawai” sebanyak 90.615 jiwa, lalu yang<br />

berstatus ”pekerja keluarga/tak dibayar” sebanyak 78.495<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 33


jiwa, dan yang berstatus ”berusaha dibantu buruh tetap”<br />

sebanyak 7.432 jiwa. Sedangkan empat status pekerjaan<br />

utama penduduk yang bekerja lainnya mengalami<br />

penurunan yaitu yang berstatus ”berusaha sendiri” sebanyak<br />

29.122 jiwa, lalu yang berstatus” berusaha dibantu buruh<br />

tidak tetap/buruh tidak dibayar” sebanyak 18.022 jiwa, lalu<br />

yang berstatus ”pekerja bebas di pertanian” sebanyak<br />

18.024 jiwa dan terakhir yang berstatus ”pekerja bebas di<br />

nonpertanian” sebanyak 811 jiwa.<br />

Untuk mengetahui status pekerjaan/kegiatan formal<br />

dan informal dapat dilihat berdasarkan status pekerjaan<br />

utama ini. Diantara tujuh status pekerjaan utama yang dapat<br />

dikelompokan dalam kegiatan formal ialah yang berstatus<br />

”buruh/karyawan/pegawai” dan ”berusaha dengan dibantu<br />

buruh tetap”, sedangkan lima status pekerjaan utama<br />

lainnya dikelompokan pada kategori kegiatan informal. Pada<br />

tahun 2009, penduduk bekerja pada kategori formal<br />

sebanyak 616.292 jiwa atau sebesar 35,57 persen,<br />

sedangkan pada kategori informal sebanyak 1.116.269 atau<br />

sebesar 64,43 persen.<br />

Tabel 4.5 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja<br />

Menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008 - 2009<br />

Status Pekerjaan Utama<br />

2008 2009<br />

Feb Ags Feb Ags<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

A. Berusaha Sendiri 334.797 384.980 339.216 355.858<br />

B. Berusaha dibantu buruh tidak<br />

tetap/Buruh Tidak Dibayar<br />

367.807 349.612 333.389 331.590<br />

C. Berusaha dibantu buruh tetap 89.561 64.100 65.936 71.532<br />

D. Buruh/Karyawan/Pegawai 404.702 454.145 516.469 544.760<br />

E. Pekerja Bebas di Pertanian 78.970 69.803 62.876 51.779<br />

F. Pekerja Bebas di Non Pertanian 61.418 46.195 44.322 45.384<br />

G. Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 280.367 253.163 329.376 331.658<br />

Total 1.617.622 1.621.998 1.691.584 1.732.561<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 34


BAB V<br />

KEMISKINAN


V KEMISKINAN<br />

Berkurangnya jumlah penduduk miskin<br />

mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan<br />

penduduk meningkat, sedangkan meningkatnya jumlah<br />

penduduk miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan<br />

penduduk. Dengan demikian jumlah penduduk miskin<br />

merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur<br />

tingkat kesejahteraan rakyat. Aspek lain yang perlu dipantau<br />

berkenaan dengan peningkatan pendapatan penduduk<br />

tersebut adalah, seberapa besar tingkat kedalaman<br />

kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan. Penduduk<br />

miskin menurut karakteristik rumah tangga juga dapat<br />

memberikan informasi yang menarik untuk diamati. Lalu,<br />

dari data pengeluaran dapat juga diungkapkan tentang pola<br />

konsumsi rumah tangga secara umum dengan<br />

menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk<br />

makanan dan bukan makanan.<br />

Perkembangan Penduduk Miskin<br />

Dalam analisis kemiskinan dikenal beberapa<br />

indikator penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur<br />

insiden kemiskinan. Indikator yang paling sering<br />

dipergunakan adalah head-count index (P0). Ukuran ini<br />

memberikan gambaran tentang proporsi penduduk yang<br />

hidup di bawah garis kemiskinan. Namun demikian, indikator<br />

ini tidak dapat mengindikasikan seberapa parah/dalam<br />

tingkat kemiskinan yang terjadi, mengingat ukuran ini tetap<br />

tidak berubah jika seorang yang miskin menjadi lebih miskin.<br />

Oleh karena itu, dikenal juga indikator kemiskinan yang lain,<br />

yaitu tingkat kedalaman kemiskinan (poverty gap index, P1)<br />

dan tingkat keparahan kemiskinan (poverty severity index,<br />

P2). Tingkat kedalaman kemiskinan menjelaskan rata-rata<br />

jarak antara taraf hidup dari penduduk miskin dengan garis<br />

kemiskinan yang dinyatakan sebagai suatu rasio dari<br />

kemiskinan.<br />

Namun demikian, indeks P1 tidak sensitif terhadap<br />

distribusi pendapatan di antara penduduk miskin, sehingga<br />

dibutuhkan indikator lain guna mengukur tingkat keparahan<br />

kemiskinan (poverty severity index, P2). Penurunan pada P1<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 37


Selama<br />

periode 2008-2009<br />

terjadi penurunan<br />

penduduk miskin<br />

sekitar 1,73 persen yaitu<br />

dari 23,53 persen<br />

menjadi 21,80 persen.<br />

Penurunan ini terjadi<br />

lebih besar di daerah<br />

perdesaan maupun di<br />

daerah perkotaan.<br />

mengindikasikan adanya perbaikan secara rata-rata pada<br />

kesenjangan antara standar hidup penduduk miskin<br />

dibandingkan dengan garis kemiskinan. Hal ini juga berarti<br />

bahwa rata-rata pengeluaran dari penduduk miskin<br />

cenderung mendekati garis kemiskinan. Sedangkan<br />

penurunan pada P2 mengindikasikan berkurangnya<br />

ketimpangan distribusi pendapatan/pengeluaran diantara<br />

penduduk miskin.<br />

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2006-2009<br />

Tahun<br />

Persentase Terhadap<br />

Jumlah Penduduk<br />

Kota Desa<br />

Kota +<br />

Desa<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

2006 19,22 31,98 28,28<br />

2007 18,68 29,87 26,65<br />

2008 16,67 26,30 23,53<br />

2009 15,44 24,37 21,80<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Berdasarkan Tabel 5.1, terlihat bahwa pada tahun<br />

2009 di Provinsi <strong>Aceh</strong> terdapat 21,80 persen penduduk yang<br />

tergolong miskin, turun sebesar 1,73 persen dibanding tahun<br />

2008 yang sebesar 23,53 persen. Jika dilihat menurut<br />

daerah tempat tinggal, penduduk miskin masih banyak yang<br />

terkonsentrasi di daerah perdesaan daripada di daerah<br />

perkotaan, meskipun tingkat penurunan persentase<br />

penduduk miskin di daerah perdesaan lebih besar dari<br />

daerah perkotaan. Pada tahun 2008, terdapat sebesar 26,30<br />

persen penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan<br />

yang turun sebesar 1,93 persen menjadi sebesar 24,37<br />

persen pada tahun 2009. Sedangkan di daerah perkotaan<br />

pada tahun 2008 sebesar 16,67 persen yang turun sebesar<br />

1,23 persen menjadi 15,44 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 38


Gambar 5.1<br />

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)<br />

dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)<br />

Di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

6<br />

4<br />

2<br />

0<br />

5,41<br />

4,92<br />

4,46<br />

P1 P2<br />

1,64 1,50 1,34<br />

2007 2008 2009<br />

Tabel 5.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks<br />

Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2006 - 2009<br />

Tahun<br />

Indeks Kedalaman<br />

Kemiskinan (P1)<br />

Indeks Keparahan<br />

Kemiskinan (P2)<br />

(1) (2) (3)<br />

2006 5,28 1,84<br />

2007 5,41 1,64<br />

2008 4,92 1,50<br />

2009 4,46 1,34<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Selama periode 2006-2009, penanggulangan<br />

kemiskinan di Provinsi <strong>Aceh</strong> semakin membaik, hal ini<br />

tergambar dari indeks kedalaman kemiskinan dan indeks<br />

keparahan kemiskinan yang semakin menurun. Pada tahun<br />

2008, angka indeks kedalaman kemiskinan (P1) mencapai<br />

4,92 kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan<br />

menjadi 4,46. Hal ini menggambarkan bahwa selama<br />

periode tersebut, rata-rata pendapatan (yang didekati<br />

dengan pengeluaran) penduduk miskin semakin mendekati<br />

garis kemiskinan yang berarti semakin membaik. Sedangkan<br />

indeks keparahan kemiskinan (P2) turun dari 1,50 menjadi<br />

1,34 pada periode yang sama yang mengindikasikan bahwa<br />

ketimpangan distribusi pendapatan/pengeluaran diantara<br />

penduduk miskin semakin berkurang.<br />

POLA KONSUMSI<br />

Informasi lain kesejahteraan ekonomi penduduk<br />

adalah kemampuan daya beli penduduk, dimana<br />

kemampuan daya beli akan mempengaruhi kemampuan<br />

pemenuhan kebutuhan pokok.<br />

Dalam rangka menghitung pemenuhan kebutuhan<br />

masyarakat dihitung dengan pendekatan jumlah<br />

pengeluaran perkapita per bulan/per tahun. Pengeluaran<br />

perkapita dihitung berdasarkan hasil Susenas Kor yang<br />

merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh BPS.<br />

Penghitungan ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan<br />

nominal dari pengeluaran perkapita. Penggunaan data<br />

pengeluaran sebagai proxy pendapatan dilakukan untuk<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 39


Selama tahun 2008-2009,<br />

rata-rata pengeluaran<br />

perkapita sebulan<br />

mengalami penurunan<br />

sekitar 9,43 persen yaitu<br />

dari sekitar Rp. 491 ribu<br />

menjadi Rp. 445 ribu.<br />

Untuk pola konsumsi,<br />

terlihat kenaikan proporsi<br />

makanan dari 58,80<br />

persen pada tahun 2008<br />

menjadi 61,49 persen<br />

pada tahun 2009.<br />

mengurangi bias jawaban responden susenas. Pada<br />

umumnya responden lebih kooperatif jika ditanyakan tentang<br />

pengeluaran daripada ditanyakan berapa besar pendapatan<br />

yang diperoleh.<br />

Selain besaran pengeluaran, yang perlu dikaji ialah<br />

pola pengeluaran/konsumsi, dimana semakin tinggi<br />

pendapatan maka proporsi konsumsi akan bergeser dari<br />

konsumsi untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.<br />

Pergeseran pola konsumsi terjadi karena elastisitas<br />

permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah,<br />

sebaliknya elastisitas permintaan terhadap barang bukan<br />

makanan pada umumnya tinggi.<br />

Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk<br />

yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik<br />

jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan<br />

untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan atau<br />

menabung. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat<br />

dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat<br />

kesejahteraan penduduk, dimana perubahan komposisinya<br />

digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat<br />

kesejahteraan.<br />

Tabel 5.3 Pengeluaran Rata-rata dan Persentase<br />

Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Perkapita<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Makanan<br />

Jenis Pengeluaran<br />

Non Makanan<br />

Pengeluaran Perkapita Sebulan<br />

Nominal (Rp) Persentase<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

288.770 273.510 58,80 61,49<br />

202.359 171.329 41,20 38,51<br />

Total 491.129 444.839 100,00 100,00<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Berdasarkan Tabel 5.3, secara umum nilai rata-rata<br />

pengeluaran per kapita sebulan menurun sekitar 9,43<br />

persen, yaitu dari Rp. 491.129 pada tahun 2008 menjadi Rp.<br />

444.839 pada tahun 2009. Sehingga baik pengeluaran untuk<br />

makanan maupun non makanan juga menurun.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 40


Pada tabel di atas diketahui bahwa secara absolut<br />

terjadi penurunan rata-rata pengeluaran menurut jenis<br />

pengeluaran baik makanan maupun non makanan.<br />

Sedangkan untuk mengetahui pola konsumsi di tahun 2009,<br />

maka yang dilihat ialah persentase menurut jenis<br />

pengeluaran. Pada tahun 2009, untuk konsumsi makanan<br />

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 58,80<br />

persen pada tahun 2008 menjadi 61,49 persen pada tahun<br />

2009. Sebaliknya untuk pengeluaran non makanan,<br />

persentase menurun pada periode yang sama, yaitu dari<br />

41,20 persen menjadi 38,51 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 41


BAB VI<br />

PERUMAHAN<br />

DAN LINGKUNGAN


VI PERUMAHAN<br />

DAN LINGKUNGAN<br />

Manusia dan alam lingkungannya baik<br />

lingkungan fisik maupun sosial merupakan kesatuan<br />

yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik bisa<br />

berupa alam sekitar yang alamiah dan buatan manusia.<br />

Untuk mempertahankan diri dari keganasan alam, maka<br />

manusia berusaha membuat tempat perlindungan yang<br />

pada akhirnya disebut rumah atau tempat tinggal.<br />

Manusia sebagai makhluk sosial selalu ingin hidup<br />

bersama dengan orang lain dan berinteraksi antara satu<br />

dengan lainnya, sehingga satu per satu bangunan rumah<br />

tinggal bermunculan sampai terbentuk suatu pemukiman<br />

rumah penduduk.<br />

Sepanjang kehidupannya, manusia selalu<br />

membutuhkan rumah yang merupakan salah satu<br />

kebutuhan pokok hidupnya selain sandang dan pangan.<br />

Dengan perkataan lain, rumah merupakan kebutuhan<br />

primer yang harus dipenuhi untuk dapat terus bertahan<br />

hidup. Apabila rumah sebagai salah satu kebutuhan<br />

pokok tersebut tidak tersedia maka manusia akan sulit<br />

untuk hidup secara layak. Manusia membutuhkan<br />

rumah disamping sebagai tempat untuk berteduh atau<br />

berlindung dari hujan dan panas, rumah juga diperlukan<br />

untuk memberi rasa aman penghuninya dari gangguan<br />

yang tidak diinginkan. Rumah menjadi tempat berkumpul<br />

bagi para penghuninya yang biasa merupakan satu<br />

ikatan keluarga. Rumah dapat dijadikan sebagai salah<br />

satu indikator bagi kesejahteraan pemiliknya. Semakin<br />

baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin<br />

sejahtera rumah tangga yang menempati rumah<br />

tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan<br />

tingkat kesejahteraan antara lain dapat dilihat dari status<br />

kepemilikan tempat tinggal, luas lantai rumah, sumber air<br />

minum, fasilitas tempat buang air besar rumah tangga<br />

dan juga tempat penampungan kotoran akhir.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 45


6,60%<br />

Gambar 6.1<br />

Persentase Rumah tangga<br />

Menurut Status Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

10,45%<br />

5,68%<br />

77,27%<br />

Milik Sendiri Kontrak/Sewa M Ortu/Kel Lainnya<br />

Kepemilikan Tempat Tinggal<br />

Kepemilikan rumah merupakan salah satu<br />

indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan<br />

pembangunan perumahan dan permukiman.<br />

<strong>Pemerintah</strong> selama ini telah berupaya untuk<br />

mengembangkan suatu kebijakan penyediaan rumah<br />

sederhana dengan harga yang terjangkau oleh<br />

masyarakat. Hal ini terutama dengan memperhatikan<br />

kemampuan masyarakat golongan berpendapatan<br />

rendah yang kemampuan daya belinya juga sangat<br />

rendah.<br />

Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status<br />

Kepemilikan Tempat Tinggal di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008- 2009<br />

Status<br />

Kepemilikan<br />

Tempat Tinggal<br />

Perkotaan Perdesaan<br />

Perkotaan+<br />

Perdesaan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Milik Sendiri 64,40 65,29 83,44 81,86 77,95 77,27<br />

Kontrak/Sewa 17,64 16,85 2,44 2,67 6,82 6,60<br />

Milik Orang<br />

tua/Keluarga<br />

8,19 10,87 9,36 10,29 9,03 10,45<br />

Lainnya 9,77 7,00 4,76 5,17 6,20 5,68<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Pada tahun 2009, rumah tangga yang menempati<br />

rumah milik sendiri sebesar 77,27 persen, mengalami<br />

penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 77,95<br />

persen. Ini berarti masih ada sebesar 22,73 persen<br />

rumah tangga yang menempati rumah bukan milik<br />

sendiri. Terlihat juga bahwa ada 6,60 persen rumah<br />

tangga yang kontrak/sewa, dan 10,45 persen yang<br />

menempati rumah milik orang tua/keluarga.<br />

Jika ditinjau menurut tipe daerah, terlihat bahwa<br />

di daerah perdesaan persentase rumah tangga yang<br />

menempati rumah milik sendiri lebih besar yaitu sekitar<br />

81,86 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan<br />

yang sekitar 65,29 persen. Sedangkan persentase<br />

rumah tangga yang sewa/kontrak di daerah perdesaan<br />

lebih kecil dari pada daerah perkotaan, yaitu masingmasing<br />

2,67 persen dan 16,85 persen. Hal ini berkaitan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 46


Pada tahun 2009,<br />

fasilitas rumah tangga<br />

berupa luas lantai<br />

perkapita < 10 m 2 , air<br />

minum ledeng &<br />

kemasan, jamban<br />

sendiri, jenis kloset<br />

leher angsa mengalami<br />

peningkatan dibanding<br />

dibanding tahun 2008.<br />

dengan daya tarik perkotaan, yaitu banyak penduduk<br />

yang pindah untuk bekerja di daerah perkotaan serta<br />

harga rumah yang jauh lebih mahal dari pada daerah<br />

perdesaan sehingga mereka lebih memilih menempati<br />

rumah sewa/kontrak karena belum mampu membeli atau<br />

membangun rumah sendiri.<br />

Kualitas Rumah Tinggal<br />

Rumah merupakan tempat berkumpul bagi<br />

semua anggota keluarga dan sebagai tempat untuk<br />

menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga<br />

kondisi kesehatan perumahan yang buruk sangat<br />

berperan sebagai media penularan penyakit diantara<br />

anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Salah satu<br />

ukuran kesehatan perumahan diantaranya adalah luas<br />

lantai rumah/tempat tinggal. Luas lantai rumah tempat<br />

tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai<br />

kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung<br />

juga dikaitkan dengan sistem kesehatan lingkungan<br />

keluarga atau tempat tinggal (perumahan). Luas lantai<br />

erat kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian atau<br />

rata-rata luas ruang untuk tiap anggota keluarga.<br />

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu<br />

kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki<br />

luas lantai per orang minimal 10 m 2 .<br />

Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator<br />

Kualitas Perumahan dan Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008- 2009<br />

Indikator<br />

Kualitas<br />

Perumahan<br />

Perkotaan Perdesaan<br />

Perkotaan+<br />

Perdesaan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Luas Lantai<br />

Perkapita < 10<br />

m 2<br />

Air Minum<br />

Ledeng/<br />

Kemasan<br />

28,81 23,90 36,50 32,55 34,29 30,14<br />

50,80 63,24 12,22 15,60 23,33 28,80<br />

Jamban Sendiri 78,19 79,02 47,10 48,03 56,05 56,62<br />

Jenis Kloset<br />

Leher Angsa<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

85,51 85,19 54,19 55,71 65,72 66,01<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 47


75<br />

60<br />

45<br />

30<br />

15<br />

0<br />

Gambar 6.2<br />

Persentase Rumah tangga<br />

Menurut Indikator Kualitas Perumahan<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

30,14<br />

28,80<br />

56,62<br />

66,01<br />

Lantai Air Minum Jamban Kloset<br />

Tabel 6.2 memperlihatkan bahwa pada tahun<br />

2009 rumah tangga di Provinsi <strong>Aceh</strong> yang tinggal di<br />

rumah kurang dari 10 m 2 per anggota rumah tangga<br />

tercatat sebesar 30,14 persen, turun dari tahun 2008<br />

yang sebesar 34,29 persen. Rumah tangga tersebut<br />

lebih banyak dijumpai di daerah perdesaan yaitu 32,55<br />

persen daripada daerah perkotaan yang sebesar 23,90<br />

persen.<br />

Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tinggal<br />

akan menentukan tingkat kenyamanan dan kesehatan<br />

rumah tinggal tersebut yang juga menentukan<br />

kualitasnya. Fasilitas pokok yang penting agar suatu<br />

rumah menjadi nyaman dan sehat untuk ditinggali adalah<br />

tersedianya sumber air minum yang bersih dan sehat,<br />

jamban yang dimiliki sendiri dan jenis kloset yang<br />

digunakan.<br />

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat<br />

penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.<br />

Pada tahun 2009, rumah tangga yang menggunakan air<br />

ledeng atau air kemasan sebagai sumber air minumnya<br />

mengalami peningkatan meski masih relatif sedikit yaitu<br />

sekitar 28,80 persen, meningkat dari tahun sebelumnya<br />

yang hanya mencapai 23,33 persen. Terdapat<br />

perbedaan yang cukup nyata antara rumah tangga yang<br />

tinggal di daerah perkotaan dengan daerah perdesaan,<br />

dimana pada tahun 2009 rumah tangga yang<br />

menggunakan air ledeng dan air kemasan sebagai<br />

sumber air minumnya mencapai 63,24 persen untuk<br />

daerah perkotaan, sedangkan untuk rumah tangga yang<br />

tinggal di daerah perdesaan hanya 15,60 persen.<br />

Fasilitas lain yang berkaitan dengan kesehatan<br />

adalah ketersediaan jamban sendiri. Selama tahun<br />

2008 – 2009 persentase rumah tangga yang memiliki<br />

jamban sendiri meningkat, baik di daerah perdesaan<br />

maupun di daerah perkotaan. Pada tahun 2008 tercatat<br />

sekitar 56,05 persen rumah tangga yang memiliki<br />

jamban sendiri, kemudian pada tahun 2009 meningkat<br />

menjadi sebesar 56,62 persen. Dimana rumah tangga<br />

yang memiliki jamban sendiri sebagian besar adalah<br />

rumah tangga di daerah perkotaan, yaitu sekitar 79,02<br />

persen, sedangkan di daerah perdesaan sekitar 48,03<br />

persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 48


Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah jenis<br />

kloset yang digunakan, dimana jenis kloset yang terbaik<br />

digunakan untuk kesehatan lingkungan adalah kloset<br />

leher angsa. Pada tahun 2009, ada sekitar 66,01 persen<br />

rumah tangga yang menggunakan kloset leher angsa,<br />

meningkat dibanding tahun 2008 yang sebesar 65,72<br />

persen. Sama halnya dengan fasilitas perumahan<br />

lainnya, rumah tangga yang memiliki kloset leher angsa<br />

juga sebagian besar adalah rumah tangga yang tinggal<br />

di daerah perkotaan dari pada di daerah perdesaan,<br />

yaitu masing-masing 85,19 persen dan 55,71 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 49


BAB VII<br />

SOSIAL LAINNYA


Pada 2008 - 2009<br />

persentase penduduk<br />

yang melakukan<br />

perjalanan wisata<br />

mengalami peningkatan<br />

yaitu dari 6,21 persen<br />

menjadi 6,44 persen<br />

VII SOSIAL LAINNYA<br />

Pembahasan mengenai aspek sosial lainnya<br />

difokuskan pada kegiatan yang mencerminkan<br />

kesejahteraan seseorang, seperti melakukan perjalanan dan<br />

juga kepemilikan alat telekomunikasi dan informasi. Karena<br />

pada umumnya semakin banyak seseorang memanfaatkan<br />

waktu luang untuk melakukan perjalanan dapat dikatakan<br />

bahwa orang tersebut memiliki tingkat kesejahteraan yang<br />

semakin meningkat, dimana waktu yang ada tidak hanya<br />

digunakan untuk mencari nafkah. Demikian juga kepemilikan<br />

alat komunikasi dan informasi, semakin tinggi tingkat<br />

kesejahteraan suatu masyarakat dapat digambarkan dengan<br />

tingkat kepemilikan alat komunikasi dan informasi. Selain itu,<br />

pada bab ini juga dibahas mengenai aspek sosial-ekonomi<br />

rumah tangga dengan melihat banyaknya rumah tangga<br />

yang membeli beras murah/miskin (raskin).<br />

Perjalanan ”Wisata”<br />

Pada umumnya, semakin tinggi tingkat kesejahteraan<br />

seseorang, maka semakin banyak pula memanfaatkan<br />

waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata/rekreasi.<br />

Seseorang dikatakan melakukan perjalanan wisata/rekreasi,<br />

apabila melakukan perjalanan pulang pergi (pp) sejauh<br />

minimal 100 kilometer dan tidak dalam rangka mencari<br />

nafkah serta tidak dilakukan secara rutinitas. Berdasarkan<br />

konsep tersebut, Tabel 7.1 memperlihatkan bahwa pada<br />

tahun 2008 - 2009 persentase penduduk yang melakukan<br />

perjalanan wisata mengalami peningkatan yaitu dari 6,21<br />

persen menjadi 6,44 persen.<br />

Bila dibandingkan berdasarkan daerah tempat<br />

tinggal, persentase penduduk perkotaan yang melakukan<br />

perjalanan lebih tinggi daripada penduduk perdesaan,<br />

dengan perbandingan lebih dari dua kali lipat. Pada tahun<br />

2009 persentase penduduk daerah perkotaan yang<br />

melakukan perjalanan sekitar 10,08 persen, turun daripada<br />

tahun 2008 yang sebesar 11,41 persen. Sedangkan<br />

penduduk yang tinggal di daerah perdesaan 4,98 persen,<br />

meningkat daripada tahun 2008 yang sebesar 4,11 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 53


14<br />

12<br />

10<br />

8<br />

6<br />

4<br />

2<br />

0<br />

Gambar 7.1<br />

Persentase Penduduk yang Melakukan<br />

Perjalanan Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

6,21<br />

11,41<br />

4,11<br />

6,44<br />

10,08<br />

2008 2009<br />

Total Kota Desa<br />

4,98<br />

Tabel 7.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan<br />

Menurut Tipe Daerah di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2006-2009<br />

Tahun Kota Desa Kota+Desa<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

2006 9,54 3,51 4,89<br />

2007 7,63 3,21 4,25<br />

2008 11,41 4,11 6,21<br />

2009 10,08 4,98 6,44<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Kepemilikan Alat Komunikasi dan Informasi<br />

Keadaan sosial ekonomi rumah tangga dapat juga<br />

digambarkan melalui kepemilikan alat komunikasi dan<br />

informasi. Semakin banyak penduduk yang memiliki alat<br />

komunikasi dan informasi menunjukkan semakin tinggi<br />

tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.<br />

Tabel 7.2 memperlihatkan bahwa persentase<br />

kepemilikan alat komunikasi dan informasi selama periode<br />

2008-2009 beralih dari telepon rumah ke telepon selular.<br />

Persentase rumah tangga yang memiliki telepon rumah<br />

menurun dari 5,15 persen menjadi sebesar 4,54 persen.<br />

Persentase rumah tangga yang memiliki telepon di daerah<br />

perkotaan sebesar 11,27 persen. Ini jauh lebih tinggi<br />

dibandingkan di daerah perdesaan, meskipun sudah<br />

mengalami kenaikan menjadi 1,96 persen.<br />

Selain kepemilikan telepon, alat komunikasi modern<br />

lain adalah kepemilikan telepon selular. Dalam hal ini, jika<br />

ada salah satu anggota rumah tangga yang memiliki telepon<br />

selular, maka rumah tangga tersebut dianggap sudah<br />

memiliki alat tersebut. Pada table 7.2 memperlihatkan<br />

bahwa selama periode 2008-2009 persentase rumah tangga<br />

yang memiliki telepon selular meningkat dari 50,14 persen<br />

menjadi sebesar 60,09 persen. Pada tahun 2009,<br />

persentase rumah tangga yang memiliki telepon selular di<br />

daerah perkotaan jauh lebih besar dibandingkan dengan<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 54


Persentase rumah<br />

tangga yang ada<br />

anggota rumah<br />

tangganya<br />

menggunakan internet<br />

masih relatif kecil<br />

namun mengalami<br />

kenaikan yaitu dari 7,01<br />

persen tahun 2008<br />

meningkat menjadi 7,68<br />

persen tahun 2009<br />

daerah desa, yaitu masing masing 81,53 persen dan 51,88<br />

persen.<br />

Kepemilikan alat komunikasi dan informasi yang lebih<br />

tinggi lagi ialah kepemilikan komputer. Pada tahun 2009<br />

persentase rumah tangga yang memiliki komputer sekitar<br />

8,36 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang sebesar<br />

7,42 persen. Persentase rumah tangga yang memiliki<br />

komputer yang tinggal di daerah perkotaan lebih tinggi<br />

daripada daerah perdesaan, masing-masing yaitu sebesar<br />

20,06 persen dan 3,88 persen.<br />

Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Alat<br />

Komunikasi dan Informasi di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Jenis Alat yang<br />

Dimiliki/kuasai<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Telepon 13,50 11,27 1,77 1,96 5,15 4,54<br />

Telepon Selular 74,09 81,53 40,45 51,88 50,14 60,09<br />

Komputer 17,78 20,06 3,24 3,88 7,42 8,36<br />

Penggunaan<br />

Internet<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

13,70 19,24 4,31 3,24 7,01 7,68<br />

Persentase rumah tangga yang ada anggota rumah<br />

tangganya menggunakan internet masih relatif kecil, yaitu<br />

dari 7,01 persen tahun 2008 dan meningkat menjadi 7,68<br />

persen pada tahun 2009. Jika dibandingkan antara rumah<br />

tangga yang tinggal di daerah perkotaan dan daerah<br />

perdesaan persentase penduduk yang menggunakan<br />

internet, maka terlihat bahwa daerah perkotaan jauh lebih<br />

tinggi dan lebih besar kenaikannya daripada daerah desa.<br />

dengan perbandingan lebih dari 5 kali lipat, yaitu masingmasing<br />

19,24 persen dan 3,24 persen.<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 55


100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

Gambar 7.2<br />

Persentase Rumah Tangga<br />

Pembeli Raskin di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

46,76<br />

86,03<br />

74,72<br />

40,52<br />

79,80<br />

68,92<br />

2008 2009<br />

Kota Desa Total<br />

Keadaan Sosial Ekonomi Rumah Tangga<br />

Selain kegiatan melakukan perjalanan dan<br />

kepemilikan alat komunikasi dan informasi, aspek<br />

kesejahteraan lain yang dapat dilihat adalah keadaan sosial<br />

ekonomi rumah tangga. Dalam hal ini hanya dibatasi pada<br />

banyaknya rumah tangga yang membeli beras miskin<br />

(raskin). Raskin disediakan oleh Bulog untuk rumah tangga<br />

miskin dan mereka memperolehnya dengan cara membeli di<br />

tempat-tempat yang sudah ditentukan seperti pasar,<br />

kelurahan/kantor desa, atau tempat-tempat umum lainnya.<br />

Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa, rumah tangga<br />

yang membeli raskin pada periode 2008-2009 mengalami<br />

penurunan yaitu dari 74,72 persen menjadi 68,92 persen.<br />

Jika dilihat antara daerah perkotaan dengan perdesaan<br />

terlihat keduanya mengalami penurunan dan persentase<br />

rumah tangga pembeli raskin yang tinggal di daerah kota<br />

jauh lebih kecil daripada yang tinggal di daerah desa,<br />

masing-masing 40,52 persen dan 79,80 persen.<br />

Rata-rata banyaknya raskin yang dibeli pada tahun<br />

2009 sekitar 14,65 kilogram per rumah tangga. Jumlah ini<br />

meningkat bandingkan tahun sebelumnya yang mencapai<br />

12,80 kilogram per rumah tangga. Pada tahun 2008, raskin<br />

dapat dibeli dengan harga rata-rata Rp. 1.855,19 per<br />

kilogram, sedangkan pada tahun 2009 harga rata-rata raskin<br />

tersebut naik menjadi Rp.1.864,56 per kilogram.<br />

Tabel 7.3 Beberapa Indikator Raskin Menurut Tipe Daerah<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Indikator<br />

Kota Desa Kota+Desa<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Persentase rumah<br />

tangga pembeli<br />

raskin<br />

Rata-rata raskin<br />

yang dibeli (Kg)<br />

Rata-rata harga<br />

raskin per kg (Rp)<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

46,76 40,52 86,03 79,80 74,72 68,92<br />

12,68 15,52 12,83 14,48 12,80 14,65<br />

1.827,21 1.839,43 1.861,34 1.869,45 1.855,19 1.864,56<br />

Indikator Kesejahteraan MasyarakatProvinsi <strong>Aceh</strong> 2010 56


LAMPIRAN


Lampiran 1.1 Tabel Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2007-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Penduduk<br />

Laju Pertumbuhan<br />

Penduduk (%)<br />

2007 2008 2009 2007-2008 2008-2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6)<br />

Simeulue 81.127 81.790 82.344 0,82 0,68<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 94.961 100.265 102.505 5,59 2,23<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 209.853 210.111 215.315 0,12 2,48<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 174.371 175.501 177.024 0,65 0,87<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 313.333 332.915 340.728 6,25 2,35<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 170.766 182.533 189.298 6,89 3,71<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 152.557 153.398 158.499 0,55 3,33<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 307.362 310.107 312.762 0,89 0,86<br />

Pidie 373.234 380.382 386.053 1,92 1,49<br />

Bireuen 355.989 357.564 359.032 0,44 0,41<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 510.494 517.741 532.537 1,42 2,86<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 121.302 123.101 124.813 1,48 1,39<br />

Gayo Lues 74.312 74.794 75.165 0,65 0,50<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 239.451 239.899 241.734 0,19 0,76<br />

Nagan Raya 124.141 124.340 125.425 0,16 0,87<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 70.673 75.597 82.904 6,97 9,67<br />

Bener Meriah 111.040 112.549 114.464 1,36 1,70<br />

Pidie Jaya 128.446 130.906 135.345 1,92 3,39<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 219.659 217.918 212.241 -0,79 -2,61<br />

Sabang 29.144 29.221 29.184 0,26 -0,13<br />

Langsa 140.005 140.267 140.415 0,19 0,11<br />

Lhokseumawe 158.169 158.760 159.239 0,37 0,30<br />

Subulussalam 63.444 64.256 66.451 1,28 3,42<br />

<strong>Aceh</strong> 4.223.833 4.293.915 4.363.477 1,66 1,62<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

* Proyeksi Pertengahan Tahun<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 59


Lampiran 1.2 Tabel Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase thdp Luas<br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> 2008<br />

Kepadatan Penduduk Per Km 2<br />

2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

Simeulue 3,51 40 40<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 4,45 39 39<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 6,60 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 7,18 42 42<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 10,35 55 56<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 7,39 42 44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 5,02 52 54<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 5,09 104 105<br />

Pidie 4,89 133 135<br />

Bireuen 3,26 188 189<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 5,54 160 165<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 4,00 53 53<br />

Gayo Lues 9,80 13 13<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 3,32 124 125<br />

Nagan Raya 6,73 32 32<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 6,54 20 22<br />

Bener Meriah 2,50 77 79<br />

Pidie Jaya 0,98 228 236<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 0,11 3.551 3.459<br />

Sabang 0,26 191 191<br />

Langsa 0,45 535 535<br />

Lhokseumawe 0,31 877 879<br />

Subulussalam 1,73 64 66<br />

<strong>Aceh</strong> 100,00 74 75<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 60


Lampiran 1.3 Tabel Persentase Penduduk Per Kelompok Umur dan Angka Beban<br />

Ketergantungan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur<br />

0-14 15-64 65+ Angka Beban<br />

Ketergantungan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 33,22 36,12 64,04 61,47 2,74 2,41 56,14 65,29<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 35,02 37,24 61,36 60,17 3,62 2,59 62,96 68,27<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 29,35 28,77 65,68 66,85 4,97 4,38 52,26 51,32<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 32,78 31,69 63,00 65,09 4,22 3,22 58,72 56,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 32,57 35,23 63,50 61,62 3,93 3,15 57,48 63,44<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 36,57 30,67 60,89 65,44 2,54 3,90 64,22 54,62<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 30,81 27,68 65,75 67,50 3,43 4,82 52,09 49,29<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 28,78 26,08 66,22 68,03 5,01 5,89 51,02 48,38<br />

Pidie 29,07 31,75 64,20 60,85 6,74 7,40 55,77 66,76<br />

Bireuen 29,72 28,83 64,60 67,46 5,68 3,71 54,80 48,57<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 31,90 32,24 63,57 63,68 4,52 4,08 57,30 59,42<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 29,86 29,11 65,63 66,62 4,51 4,27 52,37 51,43<br />

Gayo Lues 34,22 33,45 62,80 64,56 2,98 1,99 59,23 57,15<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 31,80 30,94 63,80 64,70 4,40 4,35 56,73 55,63<br />

Nagan Raya 30,69 29,14 64,58 66,82 4,73 4,05 54,84 51,90<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 29,77 29,96 64,21 65,74 6,01 4,29 55,73 52,37<br />

Bener Meriah 32,77 32,01 63,76 64,00 3,47 4,00 56,84 58,72<br />

Pidie Jaya 30,09 30,41 62,55 62,79 7,36 6,80 59,87 61,99<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 24,15 25,45 73,26 71,05 2,59 3,50 36,50 43,12<br />

Sabang 29,76 28,54 67,14 69,09 3,09 2,36 48,94 46,36<br />

Langsa 30,54 30,71 66,07 66,54 3,38 2,75 51,35 52,53<br />

Lhokseumawe 31,36 31,13 66,17 65,82 2,47 3,04 51,13 53,38<br />

Subulussalam 41,42 37,03 56,51 61,15 2,06 1,82 76,95 63,30<br />

<strong>Aceh</strong> 31,00 31,80 64,56 64,27 4,43 3,93 54,89 55,59<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 61


Lampiran 1.4 Tabel Rasio Jenis Kelamin dan Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Rasio Jenis Kelamin<br />

Rata-Rata Jumlah<br />

Anggota Rumah Tangga<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 106,69 106,89 4,18 4,13<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 102,60 102,76 4,36 4,33<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 95,63 95,70 4,32 4,10<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 98,96 99,05 4,15 4,05<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 97,93 97,98 4,47 4,45<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 101,73 101,82 4,30 3,93<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 104,48 104,59 3,91 3,94<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 105,62 105,67 3,84 3,88<br />

Pidie 92,81 92,84 3,79 3,61<br />

Bireuen 93,18 93,22 4,36 4,48<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 96,07 96,10 4,30 3,98<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 96,32 96,44 4,11 4,29<br />

Gayo Lues 96,77 96,97 4,22 4,09<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 101,48 101,55 4,22 4,31<br />

Nagan Raya 98,97 99,09 3,78 3,65<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 107,80 108,02 3,62 3,48<br />

Bener Meriah 100,15 100,28 4,08 3,80<br />

Pidie Jaya 92,70 92,81 3,63 3,50<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 112,08 112,15 3,97 3,93<br />

Sabang 104,40 104,94 3,98 3,81<br />

Langsa 99,04 99,15 4,39 4,25<br />

Lhokseumawe 98,05 98,15 4,44 4,26<br />

Subulussalam 102,47 102,72 4,74 4,77<br />

<strong>Aceh</strong> 98,99 99,06 4,14 4,03<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 62


Lampiran 1.5 Tabel Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama<br />

10-15 16-18 19-24 25+<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 9,25 8,61 38,89 39,40 40,58 40,27 11,28 11,72<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,55 7,35 37,38 42,92 45,83 40,43 11,23 9,30<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 8,78 11,95 34,12 32,10 42,29 42,06 14,81 13,89<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 3,81 2,98 24,35 24,43 52,92 55,82 18,92 16,77<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 5,43 9,33 40,21 39,89 43,87 41,99 10,49 8,79<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 7,68 3,39 24,78 27,04 56,07 56,68 11,47 12,89<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 12,31 14,57 36,30 37,33 38,51 34,73 12,88 13,37<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 4,17 5,59 32,90 32,55 45,60 49,39 17,34 12,47<br />

Pidie 7,25 8,01 34,55 39,17 48,58 41,54 9,62 11,28<br />

Bireuen 5,84 11,73 36,60 29,70 44,61 43,92 12,95 14,65<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 17,45 11,47 37,44 35,85 36,21 43,03 8,90 9,64<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 11,42 14,86 40,12 38,72 39,74 36,24 8,72 10,18<br />

Gayo Lues 6,33 6,49 39,30 36,40 44,15 46,69 10,21 10,41<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 4,65 4,26 32,15 26,74 51,40 54,53 11,80 14,47<br />

Nagan Raya 11,41 11,89 36,32 34,55 43,09 42,97 9,18 10,58<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 17,61 11,99 34,69 43,61 36,97 34,69 10,73 9,72<br />

Bener Meriah 4,20 2,70 29,17 27,84 55,38 57,92 11,25 11,54<br />

Pidie Jaya 10,82 14,70 41,24 38,67 38,53 37,51 9,41 9,12<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 3,65 4,63 18,27 19,72 50,90 52,14 27,18 23,51<br />

Sabang 5,59 6,13 15,61 23,16 50,14 50,59 28,67 20,13<br />

Langsa 7,58 5,08 25,57 22,73 49,65 53,79 17,20 18,39<br />

Lhokseumawe 11,09 7,18 28,60 26,47 49,62 49,49 10,69 16,85<br />

Subulussalam 7,24 3,53 49,21 37,79 37,34 49,97 6,21 8,71<br />

<strong>Aceh</strong> 8,41 8,64 33,82 33,06 45,08 45,59 12,69 12,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 63


Lampiran 2.1 Tabel Angka Kesakitan, Rata-rata Lama Sakit, dan Rata-rata Lama Balita<br />

Diberi ASI Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka<br />

Kesakitan/Morbidity<br />

Rata-Rata Lama Sakit<br />

Rata-rata Lama Balita<br />

Diberi ASI (bulan)<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 23,51 22,40 5,08 3,57 14,44 14,58<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 31,86 35,52 5,98 3,41 15,68 14,74<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 37,16 34,73 7,68 5,41 16,49 15,57<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 25,74 18,76 6,23 3,98 15,05 15,11<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 36,60 47,34 3,91 2,64 15,01 15,23<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 36,42 39,44 5,09 4,14 16,50 15,65<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 31,97 26,96 6,12 4,32 17,03 16,37<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 37,99 39,70 6,51 2,50 17,14 17,34<br />

Pidie 43,16 34,83 5,95 2,76 16,02 15,86<br />

Bireuen 43,22 34,01 4,51 2,76 16,93 15,74<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 40,70 39,24 4,97 2,78 13,80 15,88<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 31,81 29,00 7,01 3,70 16,14 16,42<br />

Gayo Lues 37,94 32,11 6,87 3,50 17,40 15,88<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 34,53 35,02 5,00 2,77 16,04 14,63<br />

Nagan Raya 31,79 34,60 6,19 2,81 19,12 16,27<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 41,44 42,02 4,29 2,99 16,60 17,15<br />

Bener Meriah 44,56 42,36 5,78 3,61 18,02 16,88<br />

Pidie Jaya 42,26 39,39 5,49 3,01 17,30 16,45<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 24,60 20,34 6,26 3,42 14,63 12,84<br />

Sabang 18,98 20,57 5,87 2,26 13,79 14,40<br />

Langsa 31,40 36,19 5,63 2,44 15,24 15,71<br />

Lhokseumawe 43,99 38,15 3,30 2,39 15,11 13,77<br />

Subulussalam 33,08 33,68 4,65 3,25 15,83 11,75<br />

<strong>Aceh</strong> 36,80 35,28 5,39 3,10 15,94 15,53<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 64


Lampiran 2.2 Tabel Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Terakhir<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Balita menurut Penolong Persalinan Terakhir<br />

Dokter Bidan<br />

Tenaga<br />

Paramedis<br />

Lain<br />

Dukun<br />

Tradisional<br />

Famili/Keluarga<br />

/Lainnya<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)<br />

Simeulue 4,93<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,81<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 10,58<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 13,80<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 3,85<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 3,13<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 7,15<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 13,46<br />

Pidie 6,12<br />

Bireuen 12,29<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 8,75<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 5,63<br />

Gayo Lues 7,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 7,53<br />

Nagan Raya 2,68<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 5,34<br />

Bener Meriah 2,22<br />

Pidie Jaya 2,68<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 34,66<br />

Sabang 26,66<br />

Langsa 7,46<br />

Lhokseumawe 16,38<br />

Subulussalam 6,42<br />

3,05<br />

1,81<br />

18,91<br />

4,25<br />

1,96<br />

9,23<br />

12,43<br />

11,40<br />

4,35<br />

8,88<br />

4,71<br />

4,87<br />

5,34<br />

8,92<br />

0,87<br />

4,70<br />

2,54<br />

9,89<br />

32,98<br />

23,87<br />

11,47<br />

18,51<br />

3,98<br />

51,47<br />

65,09<br />

55,30<br />

60,88<br />

79,02<br />

84,03<br />

53,21<br />

77,29<br />

86,66<br />

70,27<br />

70,57<br />

66,91<br />

45,31<br />

81,27<br />

78,92<br />

66,13<br />

87,57<br />

84,14<br />

65,34<br />

71,35<br />

88,13<br />

79,29<br />

60,39<br />

76,90<br />

60,70<br />

60,04<br />

82,05<br />

79,62<br />

80,29<br />

41,31<br />

74,61<br />

78,07<br />

77,20<br />

88,49<br />

75,08<br />

47,21<br />

84,24<br />

68,77<br />

66,02<br />

91,47<br />

85,20<br />

67,02<br />

73,72<br />

86,56<br />

78,37<br />

86,45<br />

<strong>Aceh</strong> 9,38 8,78 73,09 76,49 0,61 0,58 16,03 13,31 0,89 0,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 65<br />

0,98<br />

0,00<br />

3,30<br />

0,00<br />

0,00<br />

1,58<br />

1,89<br />

1,03<br />

0,00<br />

0,49<br />

0,00<br />

0,94<br />

2,53<br />

0,35<br />

0,00<br />

0,00<br />

1,21<br />

0,69<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,43<br />

0,38<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,70<br />

0,64<br />

0,00<br />

0,94<br />

2,42<br />

0,52<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,41<br />

0,00<br />

7,25<br />

0,58<br />

0,43<br />

0,46<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,80<br />

0,00<br />

0,44<br />

0,90<br />

32,69<br />

28,67<br />

29,78<br />

24,15<br />

16,78<br />

11,27<br />

37,75<br />

5,65<br />

7,22<br />

16,95<br />

20,68<br />

26,04<br />

37,56<br />

10,15<br />

17,87<br />

27,58<br />

9,01<br />

12,49<br />

0,00<br />

1,18<br />

3,59<br />

3,95<br />

26,21<br />

19,48<br />

35,89<br />

18,35<br />

11,22<br />

18,03<br />

9,09<br />

43,84<br />

13,47<br />

17,58<br />

13,92<br />

3,78<br />

20,05<br />

22,29<br />

6,25<br />

29,93<br />

28,82<br />

5,99<br />

4,91<br />

0,00<br />

1,61<br />

1,97<br />

2,68<br />

8,67<br />

9,93<br />

0,44<br />

1,03<br />

1,17<br />

0,35<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,57<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,47<br />

7,59<br />

0,70<br />

0,54<br />

0,94<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,81<br />

0,39<br />

0,00<br />

6,98<br />

0,57<br />

1,60<br />

0,00<br />

1,84<br />

0,39<br />

0,45<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

2,61<br />

0,00<br />

17,91<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00<br />

0,00


Lampiran 2.3 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut<br />

Jenis Pengobatan dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Pengobatan, 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

% Penduduk<br />

M T L M + T M + L T + L M + T + L yang Berobat<br />

Sendiri<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)<br />

Simeulue 39,29 7,52 7,04 44,52 0,65 0,34 0,64 75,84<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 45,76 8,83 0,46 37,81 0,56 1,80 4,77 88,57<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 54,82 16,10 2,06 22,80 1,30 1,59 1,32 77,02<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 56,56 5,42 1,47 26,29 0,62 1,87 7,78 82,12<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 67,03 5,58 0,34 20,81 2,29 1,19 2,74 65,51<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 73,53 6,12 0,42 18,13 0,64 0,52 0,64 80,44<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 39,98 7,01 0,61 41,07 1,35 4,49 5,50 88,02<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 41,13 15,61 3,82 31,32 2,09 3,17 2,86 40,85<br />

Pidie 82,20 5,17 0,25 9,21 0,69 1,02 1,47 59,11<br />

Bireuen 68,44 6,88 0,00 23,36 0,33 0,99 0,00 75,19<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 76,03 9,08 0,00 12,47 0,62 1,27 0,53 76,10<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 26,95 5,99 0,23 61,36 0,65 0,46 4,36 64,84<br />

Gayo Lues 44,43 24,06 1,15 22,09 0,78 2,14 5,35 82,01<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 81,80 2,60 0,34 11,62 1,18 1,28 1,17 76,41<br />

Nagan Raya 25,50 10,41 0,92 53,62 0,46 1,20 7,90 85,95<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 45,37 21,17 0,78 28,38 0,27 3,40 0,63 76,64<br />

Bener Meriah 52,47 4,50 1,60 35,97 1,12 1,46 2,87 84,77<br />

Pidie Jaya 58,19 4,06 2,55 30,21 0,93 0,69 3,38 75,70<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 87,27 5,26 0,41 3,58 1,95 1,13 0,41 67,89<br />

Sabang 71,65 11,08 0,00 14,44 0,80 0,17 1,87 64,44<br />

Langsa 76,55 3,41 0,14 13,67 2,09 1,22 2,92 76,77<br />

Lhokseumawe 74,21 5,45 5,19 8,89 3,23 1,87 1,16 78,69<br />

Subulussalam 67,82 8,66 0,68 20,61 0,75 0,63 0,85 75,84<br />

<strong>Aceh</strong> 63,94 7,95 1,01 22,34 1,14 1,45 2,16 71,84<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Keterangan<br />

M : Obat Modern<br />

T : Obat Tradisional<br />

L : Lainnya<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 66


Lampiran 2.4 Tabel Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat/Cara<br />

Berobat dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat/Cara Berobat 2009<br />

Rumah<br />

Sakit<br />

Praktek<br />

Dokter<br />

Puskesmas<br />

Petugas<br />

Kesehatan Batra/Lainnya<br />

%<br />

Penduduk<br />

yang<br />

Berobat<br />

Jalan<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 13,69 17,52 64,75 0,00 4,04 33,87<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 5,65 25,77 59,64 6,57 2,37 19,44<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 20,18 20,09 48,41 7,34 3,99 47,49<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 22,67 21,65 28,03 15,36 12,29 30,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 7,15 8,07 61,24 20,88 2,66 58,94<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 8,72 18,47 40,16 28,95 3,70 49,13<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 5,12 21,96 43,22 19,45 10,25 49,11<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 4,23 14,09 31,97 38,75 10,97 48,50<br />

Pidie 8,90 12,00 51,11 25,36 2,62 69,76<br />

Bireuen 6,31 22,45 27,10 41,09 3,04 53,26<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 11,88 12,48 55,60 13,07 6,98 45,58<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 9,95 8,98 51,97 26,48 2,61 42,57<br />

Gayo Lues 13,94 10,11 61,34 8,51 6,10 24,31<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 16,08 14,10 45,09 23,22 1,51 39,82<br />

Nagan Raya 7,93 15,95 38,41 31,55 6,17 45,56<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 3,03 10,17 65,51 19,17 2,12 51,67<br />

Bener Meriah 7,18 18,90 37,79 19,24 16,88 29,77<br />

Pidie Jaya 8,01 31,06 35,29 23,98 1,65 63,72<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 17,95 25,94 36,72 11,84 7,55 63,59<br />

Sabang 51,17 20,96 10,69 16,87 0,30 55,01<br />

Langsa 16,01 18,00 46,98 13,10 5,90 43,19<br />

Lhokseumawe 19,98 12,72 56,79 8,62 1,89 30,23<br />

Subulussalam 14,92 32,06 51,41 0,00 1,62 7,93<br />

<strong>Aceh</strong> 10,11 15,93 46,15 22,79 5,02 48,07<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 67


Lampiran 3.1 Tabel Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk<br />

Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas<br />

Tahun 2009 (%)<br />

Tidak/Belum<br />

Tamat SD<br />

SD<br />

Sederajat<br />

SLTP<br />

Sederajat<br />

SLTA<br />

Sederajat<br />

Dip<br />

I/II/lIII/<br />

Sarmud<br />

Dipl<br />

IV/S1<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)<br />

S2&S3<br />

Simeulue 19,88 33,36 23,93 17,38 3,50 1,95 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 34,22 28,67 19,07 12,13 2,77 3,14 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 25,78 31,53 17,13 18,82 3,12 3,63 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 22,20 22,83 26,04 25,18 1,78 1,85 0,12<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 25,29 37,52 22,22 12,91 1,32 0,73 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 18,99 22,75 21,22 27,60 4,45 4,88 0,10<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 23,58 28,88 20,82 20,81 2,94 2,88 0,09<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 18,45 22,43 20,67 28,74 4,07 5,41 0,23<br />

Pidie 27,71 24,73 22,73 18,54 3,42 2,79 0,08<br />

Bireuen 20,60 27,41 22,26 23,72 3,23 2,72 0,05<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 23,38 28,74 23,77 19,82 2,45 1,84 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 25,13 31,90 20,12 16,35 3,52 2,98 0,00<br />

Gayo Lues 31,87 27,30 19,87 15,24 2,94 2,61 0,18<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 20,25 26,82 21,91 25,89 2,62 2,36 0,16<br />

Nagan Raya 31,92 26,13 22,45 14,58 3,26 1,60 0,06<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 30,65 30,26 22,30 12,44 3,24 1,11 0,00<br />

Bener Meriah 19,83 28,51 24,08 23,41 2,59 1,59 0,00<br />

Pidie Jaya 25,41 22,46 24,64 21,67 3,29 2,46 0,07<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 8,80 11,74 15,65 42,80 5,96 13,20 1,85<br />

Sabang 10,45 17,08 22,82 39,13 4,50 5,78 0,24<br />

Langsa 16,03 18,24 20,79 35,94 3,49 5,29 0,23<br />

Lhokseumawe 12,26 24,13 21,97 31,95 3,56 5,61 0,52<br />

Subulussalam 37,09 22,80 16,55 17,09 2,90 3,57 0,00<br />

<strong>Aceh</strong> 22,51 26,40 21,65 22,70 3,16 3,40 0,18<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 68


Lampiran 3.2 Tabel Angka Melek Huruf Dewasa (15 Tahun ke Atas) Menurut Jenis<br />

Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Melek Huruf Dewasa (15 tahun ke atas) Tahun 2008- 2009<br />

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 99,03 100,00 97,26 98,38 98,17 99,18<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 95,21 96,69 86,21 91,30 90,71 93,91<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 96,33 97,19 91,31 93,14 93,67 95,02<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 99,39 99,08 95,35 94,53 97,27 96,63<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,63 98,12 96,16 96,96 97,35 97,51<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 98,79 98,06 97,35 96,93 98,08 97,48<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 96,33 96,25 90,97 90,09 93,60 93,05<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,19 96,41 95,72 91,64 96,44 93,98<br />

Pidie 98,23 96,74 93,04 92,38 95,51 94,29<br />

Bireuen 98,89 98,13 97,40 97,10 98,09 97,59<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 96,63 99,20 93,78 96,39 95,12 97,69<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 98,27 96,52 94,25 92,57 96,22 94,43<br />

Gayo Lues 91,07 98,10 77,70 90,21 84,41 94,04<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 98,73 98,99 97,03 97,54 97,87 98,25<br />

Nagan Raya 92,75 95,61 84,60 91,85 88,59 93,58<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 96,89 95,58 90,58 90,91 93,73 93,31<br />

Bener Meriah 98,94 99,55 95,25 97,77 97,06 98,61<br />

Pidie Jaya 96,79 96,95 91,34 90,02 93,83 92,93<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 99,29 99,31 98,63 98,91 98,95 99,10<br />

Sabang 99,29 98,88 98,23 97,69 98,78 98,26<br />

Langsa 99,33 99,19 97,89 99,01 98,57 99,10<br />

Lhokseumawe 98,71 99,44 98,13 99,79 98,42 99,63<br />

Subulussalam 97,38 98,21 85,55 94,03 91,36 96,13<br />

<strong>Aceh</strong> 97,71 97,95 94,28 94,99 95,94 96,39<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 69


Lampiran 3.3 Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Partisipasi Sekolah 2009<br />

Laki - Laki Perempuan Laki-laki + perempuan<br />

7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)<br />

Simeulue 99,30 92,92 85,44 100,00 100,00 85,86 99,64 96,60 85,65<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 100,00 90,46 66,32 98,71 92,29 71,82 99,35 91,33 69,72<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 100,00 96,24 78,79 98,55 97,18 73,82 99,34 96,68 76,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 100,00 97,39 71,10 99,23 96,14 80,44 99,63 96,81 75,22<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,02 86,60 59,65 98,04 93,05 59,06 98,03 89,89 59,34<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 98,03 89,35 57,75 100,00 100,00 74,17 99,01 93,82 67,09<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 98,61 95,82 77,39 98,75 95,54 83,45 98,68 95,70 80,33<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,89 93,19 67,34 100,00 96,69 87,70 98,82 95,09 77,45<br />

Pidie 98,13 90,38 76,94 99,28 98,33 68,45 98,66 93,98 73,28<br />

Bireuen 98,19 91,21 77,41 100,00 94,15 73,57 98,97 92,71 75,41<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 99,02 95,56 69,84 99,39 91,31 75,93 99,18 93,72 72,90<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 99,36 87,68 65,06 100,00 92,23 81,82 99,68 89,80 73,37<br />

Gayo Lues 99,32 94,38 75,93 99,20 97,62 80,26 99,26 96,14 78,00<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 100,00 93,97 64,40 99,41 99,08 75,71 99,73 96,48 70,22<br />

Nagan Raya 97,79 82,19 57,32 100,00 95,54 72,91 98,85 88,86 65,78<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 99,13 96,02 63,00 100,00 95,18 60,16 99,58 95,55 61,93<br />

Bener Meriah 98,06 94,04 75,05 100,00 93,30 78,11 99,00 93,69 76,57<br />

Pidie Jaya 100,00 97,76 64,02 100,00 97,49 76,56 100,00 97,63 70,59<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 100,00 100,00 72,59 100,00 100,00 72,13 100,00 100,00 72,38<br />

Sabang 100,00 97,55 64,74 99,53 100,00 82,24 99,75 98,87 74,45<br />

Langsa 98,92 100,00 71,10 99,37 95,95 82,92 99,13 97,98 76,73<br />

Lhokseumawe 98,82 97,71 79,95 98,84 95,66 79,51 98,83 96,82 79,72<br />

Subulussalam 97,31 92,40 77,13 98,56 90,44 76,24 97,96 91,50 76,64<br />

<strong>Aceh</strong> 98,83 93,15 70,49 99,35 95,57 74,92 99,07 94,31 72,72<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 70


Lampiran 3.4 Tabel Angka Partisipasi Murni Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Angka Partisipasi Murni 2009<br />

Laki - Laki Perempuan Laki-laki + perempuan<br />

7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)<br />

Simeulue 96,06 70,65 72,60 93,49 84,02 75,40 94,82 77,60 74,00<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 97,39 73,90 56,09 91,79 89,49 57,14 94,58 81,33 56,74<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 91,12 81,23 53,26 90,96 86,23 50,71 91,04 83,58 51,83<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 100,00 85,23 67,45 96,17 84,56 74,38 98,16 84,92 70,51<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 98,02 81,42 47,23 97,06 79,48 50,84 97,56 80,43 49,15<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 96,84 71,25 42,72 98,14 75,77 61,02 97,48 73,15 53,14<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 93,87 77,22 66,55 93,80 82,39 64,41 93,83 79,36 65,52<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 97,89 79,32 57,93 100,00 82,71 70,14 98,82 81,17 63,99<br />

Pidie 96,26 83,51 67,37 98,55 88,34 60,32 97,32 85,70 64,34<br />

Bireuen 96,38 79,70 69,21 98,40 70,78 62,22 97,25 75,15 65,57<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 97,55 75,76 65,07 97,55 65,86 65,78 97,55 71,46 65,42<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 98,32 66,55 57,93 94,77 64,30 73,29 96,55 65,50 65,54<br />

Gayo Lues 99,32 78,85 68,73 98,39 83,33 69,74 98,90 81,28 69,21<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 99,10 74,29 58,08 97,21 79,48 63,06 98,25 76,83 60,64<br />

Nagan Raya 94,89 68,50 46,60 96,34 73,31 65,42 95,59 70,90 56,82<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 96,50 74,01 57,37 98,62 73,19 50,76 97,60 73,55 54,87<br />

Bener Meriah 96,00 82,15 61,41 98,64 77,00 68,42 97,29 79,73 64,89<br />

Pidie Jaya 100,00 73,34 53,87 96,52 67,57 67,24 98,43 70,63 60,88<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 96,15 72,22 66,71 96,39 75,77 61,22 96,26 73,92 64,11<br />

Sabang 95,47 40,03 63,37 97,66 67,22 82,24 96,66 54,62 73,84<br />

Langsa 96,21 74,67 65,51 98,11 62,14 73,17 97,09 68,43 69,16<br />

Lhokseumawe 97,04 85,45 69,88 98,22 85,48 65,83 97,62 85,46 67,79<br />

Subulussalam 96,72 73,34 55,88 98,00 66,95 53,44 97,38 70,42 54,52<br />

<strong>Aceh</strong> 96,95 77,53 61,09 96,96 77,25 63,08 96,95 77,40 62,10<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 71


Lampiran 4.1 Tabel Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Termasuk Kelompok<br />

Bekerja, Pengangguran, dan Angkatan Kerja serta TPAK dan TPT<br />

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2009<br />

Penduduk 15 tahun Ke Atas, 2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Bekerja Pengangguran<br />

Angkatan<br />

Kerja<br />

TPAK TPT<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6)<br />

Simeulue 27.779 3.941 31.720 56,46 12,42<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 39.476 3.344 42.820 64,81 7,81<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 74.621 8.133 82.754 58,32 9,83<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 64.587 8.418 73.005 62,06 11,53<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 131.016 9.405 140.421 61,78 6,70<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 97.100 4.375 101.475 79,04 4,31<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 66.180 3.216 69.396 57,85 4,63<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 114.994 18.011 133.005 60,38 13,54<br />

Pidie 156.112 11.351 167.463 60,78 6,78<br />

Bireuen 153.298 15.250 168.548 65,45 9,05<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 194.884 24.080 218.964 61,11 11,00<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 47.649 3.703 51.352 59,41 7,21<br />

Gayo Lues 29.845 2.094 31.939 63,96 6,56<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 94.795 10.420 105.215 61,13 9,90<br />

Nagan Raya 59.342 3.018 62.360 67,83 4,84<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 32.811 2.239 35.050 67,34 6,39<br />

Bener Meriah 58.471 1.540 60.011 74,68 2,57<br />

Pidie Jaya 57.190 3.112 60.302 65,04 5,16<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 92.947 10.071 103.018 62,93 9,78<br />

Sabang 13.156 1.736 14.892 67,25 11,66<br />

Langsa 50.063 8.657 58.720 59,64 14,74<br />

Lhokseumawe 53.808 8.228 62.036 54,61 13,26<br />

Subulussalam 22.437 1.019 23.456 52,98 4,34<br />

<strong>Aceh</strong> 1.732.561 165.361 1.897.922 62,50 8,71<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 72


Lampiran 5.1 Tabel Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Menurut<br />

Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp)<br />

2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

Simeulue 26,45 24,72 253.123 255.471<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 23,27 21,06 213.997 257.778<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 19,40 17,50 203.761 236.741<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 18,51 16,77 165.925 170.569<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 24,05 21,33 256.739 264.671<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 23,36 21,43 283.307 305.619<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 29,96 27,09 335.955 341.606<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 21,52 20,09 285.876 308.440<br />

Pidie 28,11 25,87 277.688 312.476<br />

Bireuen 23,27 21,65 214.801 242.576<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 27,56 25,29 218.970 229.559<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 23,42 21,33 231.460 231.758<br />

Gayo Lues 26,57 24,22 231.260 232.481<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 22,29 19,96 240.753 274.295<br />

Nagan Raya 28,11 26,22 288.593 294.493<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 23,86 21,86 215.382 254.156<br />

Bener Meriah 29,21 26,58 272.217 274.560<br />

Pidie Jaya 30,26 27,97 274.078 309.857<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 9,56 8,64 362.992 414.172<br />

Sabang 25,72 23,89 310.697 368.637<br />

Langsa 17,97 16,20 199.628 248.283<br />

Lhokseumawe 15,87 15,08 194.884 246.539<br />

Subulussalam 28,99 26,80 168.953 201.149<br />

<strong>Aceh</strong> 23,53 21,80 248.627 272.155<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 73


Lampiran 5.2 Tabel Persentase Konsumsi Makanan, Non Makanan, dan Rata-rata<br />

Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Kabupaten/Kota<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Konsumsi Makanan<br />

(%)<br />

Konsumsi<br />

NonMakanan<br />

(%)<br />

Rata Rata Pengeluaran<br />

Perkapita Sebulan (Rp)<br />

2008 2009 2008 2009 2008 2009<br />

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />

Simeulue 67,46 60,83 32,54 39,17 496.565 438.746<br />

<strong>Aceh</strong> Singkil 55,96 63,30 44,04 36,70 482.140 439.590<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 59,12 62,53 40,88 37,47 432.887 413.656<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara 68,71 66,55 31,29 33,45 353.592 316.355<br />

<strong>Aceh</strong> Timur 62,49 66,95 37,51 33,05 439.251 328.624<br />

<strong>Aceh</strong> Tengah 56,64 59,12 43,36 40,88 504.777 509.413<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 56,55 57,68 43,45 42,32 627.497 521.012<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 54,90 59,07 45,1 40,93 578.265 488.588<br />

Pidie 70,98 72,67 29,02 27,33 449.498 426.097<br />

Bireuen 60,24 61,17 39,76 38,83 430.532 402.323<br />

<strong>Aceh</strong> Utara 66,77 67,83 33,23 32,17 363.628 332.035<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 63,99 64,03 36,01 35,97 396.515 349.958<br />

Gayo Lues 67,06 67,18 32,94 32,82 388.446 333.161<br />

<strong>Aceh</strong> Tamiang 59,83 60,66 40,17 39,34 416.286 424.164<br />

Nagan Raya 68,21 61,67 31,79 38,33 464.907 415.168<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 61,12 61,99 38,88 38,01 531.894 500.206<br />

Bener Meriah 67,37 65,75 32,63 34,25 461.735 356.098<br />

Pidie Jaya 64,09 71,49 35,91 28,51 467.929 422.240<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 38,10 48,04 61,90 51,96 1.049.761 1.046.061<br />

Sabang 51,62 60,69 48,38 39,31 807.048 645.751<br />

Langsa 50,94 54,39 49,06 45,61 581.270 520.465<br />

Lhokseumawe 51,51 56,22 48,49 43,78 485.993 520.212<br />

Subulussalam 59,10 59,97 40,90 40,03 416.933 383.818<br />

<strong>Aceh</strong> 58,80 61,49 41,20 38,51 491.130 444.839<br />

Sumber : BPS Provinsi <strong>Aceh</strong><br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 74


Lampiran 6.1 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Kualitas Perumahan<br />

dan Kabupaten/Kota di Provinsi <strong>Aceh</strong> Tahun 2008-2009<br />

Kabupaten/Kota<br />

Rumah Tangga<br />

dengan Luas Lantai<br />

per Kapita


Daftar Pustaka<br />

2009 Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009;<br />

Badan Pusat Statistik-Indonesia<br />

2009 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2009;<br />

Badan Pusat Statistik-Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />

2009 <strong>Aceh</strong> Dalam Angka 2009;<br />

Badan Pusat Statistik: Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 76


Istilah Teknis<br />

Perkotaan<br />

Karakteristik sosial ekonomi dari wilayah administratif terkecil. Wilayah ini dikatakan<br />

sebagai perkotaan jika memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,<br />

lapangan kegiatan ekonomi utama, fasilitas-fasilitas perkotaan (jalan raya, sarana<br />

pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya). Secara operasional<br />

penentuan daerah perkotaan tadi dibuat dengan sistim skoring tertentu. Prosedur<br />

penentuan daerah perkotaan berlaku sejak tahun 1980 dan masih berlaku hingga saat<br />

ini.<br />

Tingkat Pertumbuhan Penduduk<br />

Angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu<br />

tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase.<br />

Kepadatan Penduduk<br />

Rata-rata banyaknya penduduk per kilometer persegi.<br />

Rasio Ibu-Anak<br />

Rata-rata banyaknya anak di bawah usia lima tahun per 1.000 wanita usia subur (15 -49<br />

tahun).<br />

Metode Kontrasepsi<br />

Cara/alat pencegah kehamilan.<br />

Peserta Keluarga Berencana (Akseptor)<br />

Orang yang mempraktekkan salah satu metode kontrasepsi.<br />

Angka Kesakitan<br />

Persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu<br />

aktivitas sehari-hari<br />

Angka Harapan Hidup<br />

Suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 77


Angka Beban Ketergantungan<br />

Angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif ( di bawah<br />

15 tahun dan 65 tahun ke atas ) dengan penduduk usia produktif (antara 15 sampai 64<br />

tahun) dikalikan 100.<br />

Angka Partisipasi Sekolah (APS)<br />

Rasio anak yang masih sekolah pada usia tertentu (usia Sekolah) terhadap jumlah<br />

penduduk usia sekolah yang sama.<br />

Angka Melek Huruf (AMH)<br />

Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis.<br />

Angka Partisipasi Murni (APM)<br />

Rasio anak yang masih sekolah di jenjang pendidikan tertentu pada usia sekolah<br />

tersebut terhadap jumlah penduduk usia normal untuk jenjang yang sama.<br />

Penduduk Usia Kerja<br />

Penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.<br />

Bekerja<br />

Melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu<br />

dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau<br />

keuntungan. Mereka yang mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja<br />

dianggap sebagai pekerja.<br />

Angkatan Kerja<br />

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan.<br />

Pengangguran<br />

Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau sedang<br />

mempersiapkan usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena putus<br />

asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discourage worker), atau penduduk<br />

yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan<br />

tetapi belum mulai bekerja (future starts).<br />

Lapangan Pekerjaan<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 78


Bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja.<br />

Klasifikasi lapangan usaha menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia<br />

(KBLI) 2005 yang mengacu pada The International Standard of Industrial Classification<br />

(ISIC).<br />

Status Pekerjaan<br />

Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan yang terdiri atas berusaha sendiri,<br />

berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, berusaha dibantu buruh<br />

tetap/buruh dibayar, buruh/karyawan/ pegawai, pekerja bebas di pertanian, pekerja<br />

bebas di nonpertanian, dan pekerja tak dibayar.<br />

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)<br />

TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (bekerja dan pengangguran)<br />

terhadap penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan<br />

tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk produksi barang-barang dan jasa dalam<br />

suatu perekonomian.<br />

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)<br />

TPT memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok<br />

pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai persentase<br />

pengangguran terhadap jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.<br />

Rata-rata Pengeluaran Perkapita<br />

Rata-rata pengeluaran rumah tangga didapat dengan membagi jumlah seluruh<br />

pengeluaran rumah tangga baik makanan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lain-<br />

lainnya dengan jumlah rumah tangga keseluruhan. Dikelompokan menjadi pengeluaran<br />

untuk makanan dan non makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk<br />

makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Sedangkan nonmakanan mencakup<br />

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah dan sebagainya.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 79


Sumber Data<br />

Sensus Penduduk<br />

Sensus Penduduk (SP) diselenggarakan tiap 10 tahun untuk mengumpulkan data<br />

dasar penduduk dan rumah tangga di seluruh wilayah geografis Indonesia. Sejak era<br />

kemerdekaan Indonesia telah menyelenggarakan 6 kali sensus penduduk yaitu pada<br />

tahun 1961, 1971,1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010. Pada tahun 2005 sensus<br />

penduduk dilaksanakan khusus untuk <strong>Aceh</strong>-Nias (SPAN05) untuk memenuhi kebutuhan<br />

data kependudukan pasca bencana gempa bumi dan tsunami.<br />

SP menggunakan dua tahap pencacahan, yaitu: pencacahan lengkap dan<br />

pencacahan secara sampel. Pencacahan lengkap meliputi semua orang yang berada di<br />

wilayah geografis Indonesia, baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara<br />

Asing (kecuali anggota Korps Diplomatik beserta keluarganya), awak kapal berbendera<br />

Indonesia dalam perairan Indonesia, maupun para tuna wisma (gelandangan ) yang<br />

tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Pencacahan sampel mencakup semua penduduk<br />

yang bertempat tinggal di blok -blok sensus/wilayah pencacahan yang terpilih secara<br />

acak dan mencakup sekitar 5 persen rumah tangga.<br />

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)<br />

Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dimulai pada tahun 1963.<br />

Sampai dengan tahun 2006 telah diadakan 30 kali survei, dengan metode dan jumlah<br />

sampel yang senantiasa diperbarui. Di Provinsi <strong>Aceh</strong>, Susenas sempat terhenti<br />

pelaksanaanya yaitu dari tahun 2000 hingga 2002. Susenas mengumpulkan data<br />

kependudukan, kesehatan, pendidikan, fertilitas, pengeluaran rumah tangga, kriminalitas<br />

serta perumahan dan lingkungan. Karakteristik sosial ekonomi penduduk yang umum<br />

dikumpulkan melalui pertanyaan kor (pokok) setiap tahun. Karakteristik sosial ekonomi<br />

penduduk yang lebih spesifik dikumpulkan melalui pertanyaan modul setiap tiga tahun.<br />

Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan secara berkala dalam pertanyaan modul<br />

adalah:<br />

(a) Konsumsi/Pengeluran/Pendapatan<br />

(b) Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Pemukiman, dan<br />

(c) Sosial Budaya, Kesejahteraan Rumah Tangga, Kriminalitas<br />

Sampai tahun 1991 ukuran sampel Susenas di Indonesia beragam dari 25 ribu<br />

sampai 100 ribu rumahtangga. Sejak tahun 1992, beberapa pertanyaan mengenai<br />

ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, dan kriminalitas dikumpulkan setiap tahun<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 80


dalam kuesioner kor dan sejak tahun 1993 ukuran sampelnya menjadi sekitar 205 ribu<br />

rurnah tangga. Peningkatan jurnlah sampel tersebut akan memungkinkan dilakukan<br />

penyajian data sampai tingkat kabupaten/kota. Dengan adanya peningkatan jumlah<br />

sampel tersebut BPS melibatkan mitra statistik selain mantri statistik dalam pelaksanaan<br />

pengumpulan data di lapangan.<br />

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)<br />

Kegiatan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pertama kali dilakukan<br />

pada tahun 1976 untuk melengkapi data kependudukan khususnya ketenagakerjaan.<br />

Sejak tahun 1986-1993, pelaksanaan Sakernas dilakukan 4 kali dalam setahun, yaitu<br />

pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Tetapi mulai 1994-2001<br />

pelaksanaannya dilakukan sekali dalam setahun yaitu sekitar bulan Agustus. Selama<br />

periode 2002-2004, sakernas selain dilakukan secara triwulanan juga dilakukan secara<br />

tahunan. Selama periode tersebut data hanya dapat disajikan pada tingkat nasional.<br />

Pada tahun 2005 – 2006, Sakernas dilakukan semesteran yaitu bulan<br />

Februari dan November dan data yang dihasilkan cukup representatif untuk disajikan<br />

sampai tingkat Provinsi dengan jumlah sampel 2.016 rumah tangga. Mulai tahun 2007<br />

pelaksanaan Sakernas dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, di mana untuk bulan<br />

Agustus data yang dihasilkan cukup representatif untuk disajikan sampai tingkat<br />

Kabupaten/Kota dengan jumlah sampel 12.096 rumah tangga.<br />

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Provinsi <strong>Aceh</strong> 2010 81


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

DAN<br />

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ACEH<br />

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH<br />

Jl. Tgk H. M. Daud Beureueh No. 50 Banda <strong>Aceh</strong> 23121<br />

Telp (0651) 23005 Faks (0651) 33632<br />

Email: bps1100@mailhost.bps.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!