02.07.2013 Views

teknik pemeliharaan dan perbaikan sistem elektronika jilid 2 smk

teknik pemeliharaan dan perbaikan sistem elektronika jilid 2 smk

teknik pemeliharaan dan perbaikan sistem elektronika jilid 2 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pelacakan Kerusakan Sistem Analog<br />

• Untuk mendapatkan keluaran yang baik, kedua transistor tersebut harus<br />

benar-benar sesuai <strong>dan</strong> dipasang dengan menggunakan pendingin<br />

yang baik. Bila transistor tersebut tidak benar-benar sesuai, maka terjadi<br />

cacat cross-over. Dioda D1 <strong>dan</strong> D2 dipasang untuk membantu mengatasi<br />

cacat cross-over dengan mengatur bias majunya pada harga<br />

yang kecil.<br />

• Tegangan offset pada masukan akan diperkuat <strong>dan</strong> akan muncul pada<br />

TP4 dalam orde beberapa millivolt, baik positif maupun negatif. Hal ini<br />

menyebabkan arus DC yang tidak diinginkan akan mengalir melalui pengeras<br />

suara, hingga akan mengurangi kualitas pengeras suara yang<br />

dihasilkan. Untuk menghilangkannya, digunakan RV1 sebagai pengatur<br />

offset null.<br />

• Daya keluaran maksimum yang tersedia dapat ditentukan dengan perkiraan<br />

pertambahan amplitudo sinyal input dimana keluaran gelombang<br />

outputnya dimonitor oleh osiloskop. Tegangan Rms melalui beban dengan<br />

mengabaikan distorsi dapat digunakan untuk mendapatkan daya<br />

keluaran. Dan rumus dari daya keluarannya yaitu:<br />

2<br />

V rms<br />

Po = dimana RL = 8 Ω. Se<strong>dan</strong>gkan penguatan<br />

RL<br />

tegangannya adalah: Av = (R2 + R3) / R2.<br />

• Transistor Tr3 <strong>dan</strong> Tr2 akan rusak jika dialiri arus yang melebihi kemampunnya.<br />

Hal ini dapat terjadi jika Tr1 hubung singkat. Oleh karena<br />

itu harus dipilih catu daya yang sesuai dengan batas arus maksimum 1<br />

A sehingga kemampuan maksimum transistor tidak terlampaui.<br />

Dengan diterangkan perbagian tentunya akan makin jelas, sehingga jika<br />

ada kerusakan akan lebih mudah diketahui komponen mana yang rusak.<br />

Pada kondisi normal tanpa sinyal masukan tegangan DC yang terukur di<br />

TP-TPnya terhadap ground adalah sebagai berikut:<br />

TP 1 2 3 4<br />

Tegangan 1,2 0,6 -0,5 10 mV<br />

DC (Volt)<br />

Ada beberapa kerusakan yang dapat dijelaskan, yaitu:<br />

• Jika diberikan pengukuran terhadap ground sebagai berikut:<br />

TP 1 2 3 4<br />

Tegangan 10,2 -10,7 -11,9 -11,3<br />

DC (Volt)<br />

Dan disini ternyata sekringnya putus tapi transistor tak ada yang panas<br />

sekali. Dari kasus ini ternyata TP 2, 3, <strong>dan</strong> 4 negatif semua, jadi tegangan<br />

positip tak tersalurkan, artinya Tr1 tak bekerja (terbuka bukan hubung<br />

singkat) walau TP1 sangat tinggi (sebagai pemicu Tr1 untuk konduk).<br />

Artinya Op-Amp tetap bekerja normal hanya keluarannya menjadi<br />

positip besar karena masukan invertingnya mendapat tegangan negatif<br />

besar dibandingkan masukan non invertingnya. Jadi ini terjadi karena<br />

dua kemungkinan, yaitu R7 terbuka atau basis <strong>dan</strong> emiter Tr1 terbuka.<br />

214

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!