02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

54<br />

2.3.7.6 Wayang Sejati (1972)<br />

Drs. Wisnu Wardhana telah mengadakan pergelaran wayang<br />

kulit dengan bahasa Indonesia. Disamping itu telah dipergelarkan<br />

pula secara terbuka pada tanggal 22 Maret 1973 di Yogyakarta<br />

untuk pertama kalinya, jenis wayang baru hasil ciptaannya ini yang<br />

kemudian disebut wayang Sejati.<br />

Daris segi konsepsi, wayang Sejati ini mencerminkan konsepsi<br />

moderen yang berazaskan semangat kebangsaan dengan<br />

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya serta<br />

cerita yang menghidupkan episode-episode sejarah tanah air.<br />

2.3.7.7 Wayang Budha<br />

Wayang Budha dengan seperangkat gamelan sebagai musik<br />

pengiringnya, dipergelarkan untuk pertama kalinya dalam Pekan<br />

Wayang Indonesia ke III. Pertunjukan tersebut diawali dengan nyanyian<br />

vokal tanpa iringan musik (bowo) sebagai pembuka lagu.<br />

Pementasan wayang Budha dimainkan tiga orang dalang.<br />

Disamping sebagai dalang juga merangkap sebagai penari. Pertunjukan<br />

wayang Budha menggunakan kelir selebar + 8 meter serta beberapa<br />

wayang orang sekaligus sebagai dalang dan menarikan wayang-wayang<br />

kulit dalam bentuk besar-besar yang diterangi oleh beberapa<br />

penerangan dari api (obor).<br />

2.3.7.8 Wayang Jemblung<br />

Suatu jenis kesenian wayang yang dalam pergelarannya<br />

tanpa alat peraga wayang dan tanpa perlengkapan lainnya, maka<br />

wayang tersebut adalah wayang Jemblung, seperti juga salah satu<br />

kesenian tradisional daerah Banyumas (Jawa Tengah) yang disebut<br />

Dalang Jemblung. Wayang Jemblung menggunakan bahasa Jawa<br />

biasa untuk hal yang sama, selain itu pergelaran wayang Jemblung<br />

tersasa lebih sakral dan unik dengan sifatnya yaitu Jemblungan.<br />

Ki Tumin Sumosuwito mengisahkan, wayang Jemblung tersebut<br />

timbul untuk pertama kalinya di kelurahan Semanu, Karangmojo,<br />

Gunung Kidul, Yogyakarta. Kata Jemblung tersebut berasal<br />

dari julukan gemblung yang artinya edan atau gila. Cerita yang disajikan<br />

diambil dari cerita wayang Purwa, Panji, atau Menak bahkan cerita<br />

Ketoprak seperti babad tanah Jawa. Disamping melakukan dialog,<br />

dalang juga menyuarakan suara gamelan sebagai iringannya.<br />

2.3.7.9 Wayang Sadat (1985)<br />

Suryadi Warnosuharjo, 48 tahun (1986) Klaten, Jawa Tengah,<br />

selaku pencipta dan sekaligus dalang wayang Sadat, menyatakan<br />

“kalau umat Nasrani memiliki wayang Wahyu, maka umat<br />

Islam mempunyai wayang Sadat ”. Wujud wayang kulit Sadat, jelas<br />

bukan berbentuk wayang Purwa ataupun wayang Gedog, juga bukan<br />

berbentuk wayang Menak atau wayang Beber. Bentuk wayang Sadat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!