02.07.2013 Views

Pengawasan Mutu Baha..

Pengawasan Mutu Baha..

Pengawasan Mutu Baha..

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ml air dingin, masing-masing<br />

cucian ini dilewatkan dalam<br />

kondenser, labu 110 ml, labu<br />

pemisah jika digunakan, dan<br />

penyaring (corong yang berisi<br />

kertas saring yang digunakan<br />

pada tahap 12). Setiap kali<br />

pencucian, pada tahap akhir<br />

biarkan air cucian memenuhi<br />

penyaring dulu, lalu lakukan<br />

draining (dibiarkan sehingga<br />

air mengalir dengan sendirinya)<br />

sebelum melakukan penyaringan<br />

berikutnya. Buang<br />

air cucian.<br />

15. Larutkan asam tak larut dengan<br />

cara pencucian yang sama<br />

seperti yang dilakukan pada<br />

tahap 14. Pencucian dilakukan<br />

sebanyak tiga kali masing-masing<br />

dengan 10 ml<br />

etanol netral. Masing-masing<br />

cucian dilewatkan dalam kondenser<br />

dan penyaring, lalu<br />

kumpulkan dalam labu 110 ml.<br />

Buang etanol cucian pada<br />

setiap kali pencucian. Tutup<br />

labu, biarkan etanol dalam<br />

labu sampai siap untuk titrasi<br />

pada tahap P.<br />

16. Tahap R, penetapan bilangan<br />

Reichert atau asam volatil<br />

yang larut air. Tuangkan 100<br />

ml filtrat yang berisi asam<br />

volatil yang larut air ke dalam<br />

labu titrasi, tambahkan 0.1<br />

indikator fenolftalein lalu titrasi<br />

dengan larutan Barium hidroksida<br />

sampai berwarna<br />

merah muda (lihat catatan).<br />

Jika ingin menetapkan bilangan<br />

Kirschner, labu titrasi<br />

yang akan digunakan harus<br />

380<br />

Analisis Nutrisi<br />

kering, catat volume larutan<br />

barium hidroksida yang digunakan,<br />

tuang sejumlah larutan<br />

yang sudah dititrasi pada<br />

tahap R ke dalam labu titrasi<br />

kering, tutup labu dan lanjutkan<br />

pengujian ke tahap K.<br />

17. Tahap P, penetapan bilangan<br />

Polenkse atau asam volatil tak<br />

larut air. Titrasi larutan alkohol<br />

yang berisi asam volatil tak<br />

larut yang diperoleh pada<br />

tahap 15 dengan larutan<br />

barium hidroksida 0.05 M atau<br />

NaOH 0.1M. Tambah-kan<br />

0.25 ml indikator fenolf-talein<br />

sebelum titrasi.<br />

18. Tahap K, penetapan bilangan<br />

Kirschner. Tambahkan 0.5 g<br />

tepung halus perak sulfat ke<br />

dalam larutan netral ang<br />

diperoleh dari tahap R. Biarkan<br />

labu dalam ruang gelap<br />

selama 1 jam dengan sekalisekali<br />

diokocok.<br />

19. Saring dengan kertas saring<br />

kering, masukkan 100 ml filtrat<br />

ke dalam labu Polenske.<br />

Tambahkan 35 ml akuades<br />

dingin yang baru dididihkan<br />

selama 15 menit sebelumnya,<br />

10 ml asam sulfat encer dan<br />

0.1 g tepung batu kambang.<br />

20. Hubungkan labu Polenske<br />

dengan alat distilasi, lakukan<br />

distilasi sampai terkumpul 110<br />

ml destilat selama 19-21 menit.<br />

Campur secara mera-ta distilat<br />

yang diperoleh (tan-pa tahap<br />

pendinginan selama 10 menit),<br />

saring lalu titrasi 100 ml filtrat<br />

dengan larutan barium<br />

hidroksida.<br />

<strong>Pengawasan</strong> <strong>Mutu</strong> <strong>Baha</strong>n / Produk Pangan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!