02.07.2013 Views

Patiseri Jilid 3.pdf

Patiseri Jilid 3.pdf

Patiseri Jilid 3.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Asam sitrat banyak digunakan karena mudah dicerna, punya<br />

rasa asam yang menyenangkan, tidak beracun dan mudah larut.<br />

Asam sitrat bertindak sebagai penegas rasa, warna atau menyelubungi<br />

after taste yang tidak disukai. Asam sitrat (asam B-hydroxytricarballylat;<br />

asam 2-hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylat) mempunyai rumus bangun<br />

sebagai berikut :<br />

H2C – COOH<br />

HOC – COOH<br />

H2C – COOH<br />

(Asam sitrat)<br />

Asam sitrat digunakan secara luas dalam industri makanan dan<br />

minuman serta industri farmasi, karena daya larutnya tinggi, rasa asam<br />

yang menyegarkan, toksisitas sangat rendah, kemampuan assimilasi<br />

cepat dan biayanya rendah. Asam sitrat juga digunakan dalam beberapa<br />

industri kosmetik dan pembersih kimia serta industri lainnya.<br />

Di dalam industri pangan, asam sitrat ditambahkan untuk ekstrak<br />

flavor, minuman ringan dan permen. Penambahan dilakukan untuk<br />

mengatur pH sekitar 5,0 untuk membantu dalam pengawetan, untuk<br />

mencegah terjadinya perubahan warna daging kepiting, sebagai sinergis<br />

antioksidan pada minyak dan untuk menunda terjadinya pencokelatan<br />

pada pengirisan buah.<br />

Asam sitrat juga berfungsi sebagai “acidulant” pada pembuatan<br />

obat-obatan, shampo, minuman dan es krim. Dapat pula digunakan<br />

pada pengecatan kain mori serta sebagai bahan pembuatan alkil resin<br />

dan perekat. Dalam industri farmasi, asam sitrat digunakan sebagai bahan<br />

pengawet dalam penyimpanan darah, tablet, “ointment” sedangkan<br />

dalam industri kimia digunakan sebagai zat anti busa, sebagai pelembut<br />

dan perlakuan pada tekstil.<br />

e. Air<br />

Air tidak cukup hanya dipandang sebagai bahan pelarut saja.<br />

Terkadang beberapa kegagalan dalam prosesnya disebabkan oleh<br />

penggunaan air dengan jumlah dan kualitas yang tidak sesuai. Proses<br />

inversi yang tidak terkontrol dan diskolorisasi terkadang dapat dipicu<br />

oleh air. Karena itu perlu diperhatikan tingkat keasaman, kesadahan,<br />

kandungan mineral, dan lain-lain. Industri besar umumnya memiliki<br />

pretreatment water, bahkan terkadang diperlukan proses demineralisasi.<br />

Penggunaan air dalam jumlah yang tepat juga mempengaruhi<br />

efisiensi proses pemasakan dan penggunaan energi. Proses pemasakan<br />

sendiri bisa dilakukan dalam kondisi tekanan atmosfer atau dengan<br />

aplikasi tekanan vakum, sehingga proses pemasakan bisa dilakukan<br />

dengan suhu lebih rendah dan waktu lebih singkat. Hal ini baik untuk<br />

mengontrol proses inversi yang tidak diinginkan. Intinya, kondisi yang<br />

408

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!