29.03.2014 Views

Hal.43-62 Peningkatan Profesionalisme Melalui ... - BPK Penabur

Hal.43-62 Peningkatan Profesionalisme Melalui ... - BPK Penabur

Hal.43-62 Peningkatan Profesionalisme Melalui ... - BPK Penabur

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Penelitian<br />

<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong><br />

Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

Endang Kusumaningsih *)<br />

Abstrak<br />

enelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan para musisi gereja<br />

sebagai konduktor dan pianis yang memandu Jemaat saat menyanyikan<br />

P lagu Jemaat dalam kebaktian melalui pembelajaran musik. Penelitian<br />

dilakukan di Jakarta yang melibatkan para musisi Jemaat Gereja Masehi<br />

Advent Hari Ke Tujuh (GMAHK) di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian ini<br />

merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dalam siklus, yang masingmasing<br />

terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.<br />

Jumlah partisipan dalam penelitian ini, siklus kesatu 50 peserta, siklus kedua<br />

12 peserta dan siklus ketiga 50 peserta.<br />

Pelajaran yang diberikan pada pelatihan ini adalah: Standar Musik Gereja<br />

Masehi Advent Hari Ke Tujuh, Landasan Musik GMAHK, Teknik Vokal, Teknik<br />

Kondukting, Pengetahuan Dasar Bagi Pianis Pengiring Lagu Jemaat, Pengantar<br />

Praktis Membaca Notasi Balok dan Ansambel.<br />

Tujuan penelitian ini tercapai setelah tiga siklus yang ditunjukkan dengan ciriciri<br />

antara lain: (a) Konduktor sanggup menyanyikan lagu-lagu jemaat dan<br />

melakukan aba-abanya dengan benar, (b) Pianis sanggup memainkan lagulagu<br />

jemaat dan mengiringi dengan benar, (c) Konduktor dengan pianis dapat<br />

bekerjasama dengan baik pasa saat memandu jemaat menyanyi.<br />

Kata Kunci: <strong>Peningkatan</strong> profesionalisme, pembelajaran musik, musisi gereja<br />

Abstract<br />

The main objective of this research is to develop the profesionalism of the<br />

church musicians t of the Sevent-Day Adventist Church in Jakarta. This is an<br />

action research which is done in three cycles, each of which consists of<br />

planning, acting, observing, and reflecting. The research participants consist<br />

of 50 musicians for the first and 12 musicians for the second and 50 musicians<br />

for the third cycle. The learning materials consist of: The standart music of<br />

*) Dosen Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

43


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

SDA church, the SDA church hymn, vocal technique, conducting technique,<br />

basics of accompanying pianist for church song, basics of musical notation<br />

and ensemble. The objectives of the research were achieved after the<br />

implementation of the third cycle. The indicators of achievement are: (a) the<br />

conductors are able to sing and conduct correctly, (b) the pianist are able to<br />

perform properly as expected and, (c) the conductors and the pianist show<br />

harmonious cooperation in guiding the church congregation to sing.<br />

Latar Belakang<br />

Penelitian dilaksanakan pada para konduktor dan pianis Jemaat gereja Masehi<br />

Advent Hari Ke Tujuh di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, pada tahun 2001<br />

hingga tahun 2003.<br />

Para konduktor dan pianis jemaat yang dimaksud di sini adalah para musisi<br />

yang ditugaskan untuk memandu saat jemaat menyanyikan lagu-lagu di dalam<br />

kebaktian. Di saat pemanduan terjadi konduktor memberi aba-aba sambil<br />

menyanyi di depan mikrofon agar terdengar oleh seluruh jemaat, sementara<br />

pianis mengiring. Dalam wilayah DKI dan sekitarnya terdapat 90 gereja masehi<br />

Advent Hari Ke Tujuh (GMAHK). Namun tidak semua gereja memiliki konduktor<br />

dan pianis.<br />

Berdasarkan hasil pra-observasi yang dilakukan oleh peneliti dan beberapa<br />

kolaborator yang terlibat di dalam pelatihan selama tahun 2000 di gerejagereja<br />

saat kebaktian, terdapat kenyataan sebagai berikut:<br />

1. Banyak lagu-lagu yang dinyanyikan salah dari melodinya, ritmenya,<br />

temponya, prasering dan ekspresinya oleh jemaat maupun konduktor yang<br />

pada umumnya kurang memiliki pengetahuan notasi, harga nada, tempo,<br />

dinamika, prasering dan ekspresi lagu.<br />

2. Pemberian aba-aba kurang tepat dan kadang-kadang ada konduktor yang<br />

suaranya sumbang atau cempreng sehingga menggangu.<br />

3. Ada konduktor yang menyanyikan lagu dengan di improvisasi seperti<br />

layaknya penyanyi yang menyanyi lagu-lagu hiburan sehingga<br />

mengakibatkan suasana tidak khusuk.<br />

4. Para pianis yang kurang menguasai teknik permainan dan memainkan<br />

melodi, ritme, tempo, prasering yang salah dari lagu-lagu yang sedang<br />

dimainkan. Memainkan intro lagu tidak mantap sehingga membingungkan<br />

konduktor dan jemaat yang akan menyanyi. Kadang-kadang membuat<br />

variasi iringan yang dinilai kurang sesuai. Salah satunya membuat variasi<br />

seperti untuk lagu hiburan, atau gaya iringan yang tidak sesuai dengan<br />

karakter lagu. Contoh: lagu yang berkarakter khidmat dibuat gaya iringan<br />

seperti lagu mars.<br />

44 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

5. Kerjasama antara konduktor dan pianis tidak kompak sehingga<br />

menimbulkan kekacauan.<br />

Melihat kondisi tersebut, peneliti dan kolaborator berusaha mencari solusi<br />

agar para konduktor dan pianis memiliki peningkatan kemampuan sehubungan<br />

dengan tugas mereka dalam pelayanan musik pada saat kebaktian.<br />

Ada beberapa pertanyaan permasalahan yang muncul di dalam praobservasi<br />

yaitu,<br />

1. Mengapa para konduktor dan pianis jemaat tersebut tidak menguasai<br />

melodi, ritme, prasering, ekspresi dari lagu-lagu jemaat yang sering<br />

dinyanyikan?<br />

2. Mengapa para konduktor tidak dapat menyanyi dan memberi aba-aba<br />

dengan benar?<br />

3. Mengapa para pianis kurang dapat bermain dan mengiringi dengan benar?<br />

4. Mengapa para konduktor dan pianis kurang dapat bekerja sama?<br />

5. Mengapa cara bekerja konduktor dan pianis kurang menghayati<br />

kekhusukan dan suasana sakral nyanyian?<br />

Keadaan tersebut di atas disadari oleh para pimpinan GMAHK. Pada<br />

akhirnya pimpinan Departemen Musik dari organisasi GMAHK se DKI dan<br />

sekitarnya merencanakan pelatihan bagi para konduktor dan pianis dengan<br />

menugaskan peneliti untuk mengkordinasikan pelatihan tersebut.<br />

Masalah<br />

Untuk menjadi konduktor dan pianis pengiring lagu jemaat GMAHK perlu<br />

mengetahui hal-hal sebagai berikut:<br />

1. Untuk konduktor<br />

a. Memiliki vokal yang cukup baik untuk dapat menyanyi dengan baik.<br />

b. Memiliki kemampuan memberi aba-aba dengan benar.<br />

c. Memiliki pengetahuan tentang notasi musik.<br />

d. Memiliki pengetahuan tentang lagu-lagu jemaat sehubungan dengan<br />

melodinya, ritmenya, temponya, biramanya, dan ekspresinya.<br />

e. Memiliki pengetahuan tentang cara bekerja sama, dengan pianis.<br />

f. Memiliki pengetahuan tentang prinsip bermusik Gereja Masehi Advent<br />

Hari Ke Tujuh.<br />

2. Untuk pianis<br />

a. Memiliki kemampuan teknik permainan piano yang baik.<br />

b. Memiliki kemampuan mengiringi dengan baik.<br />

c. Memiliki pengetahuan tentang notasi musik.<br />

d. Memiliki pengetahuan tentang lagu jemaat sehubungan dengan<br />

melodinya, ritmenya, temponya, biramanya, dan ekspresinya.<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

45


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

e. Memiliki pengetahuan tentang cara bekerja sama dengan konduktor.<br />

f. Memiliki pengetahuan tentang prinsip bermusik Gereja Masehi Advent<br />

Hari Ke Tujuh.<br />

Rumusan Masalah<br />

Sehubungan dengan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan pada<br />

penelitian ini adalah:<br />

“Bagaimana meningkatkan kemampuan para konduktor dan pianis GMAHK<br />

agar dapat memandu nyanyian Jemaat di saat kebaktian dengan benar?”<br />

Alasan Melakukan Penelitian Tindakan<br />

Proses pelatihan yang dijalankan perlu diteliti karena jemaat selama ini merasa<br />

kekhusukan ibadatnya terganggu oleh tidak tertibnya penampilan lagu di dalam<br />

gereja. Gejala ini perlu diperbaiki melalui penelitian kaji tindak.<br />

Penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kemampuan<br />

para musisi jemaat yang perlu dilakukan melalui siklus-siklus, yang akhirnya<br />

menghasilkan model pembelajaran seperti apa yang digunakan untuk<br />

meningkatkan para musisi tersebut.<br />

Penelitian ini akan melibatkan para kolaborator yang secara kebetulan adalah<br />

para musisi senior berpengalaman di kalangan GMAHK dan para partisipan<br />

yaitu pimpinan organisasi dan gereja setempat yang memiliki tanggungjawab<br />

pada liturgi gereja termasuk musik. Dengan demikian penelitian kaji tindak<br />

dengan pengamatan melalui siklus-siklus yang memiliki tahap-tahap seperti<br />

planing, implementasi, observasi dan refleksi.<br />

Tujuan Penelitian<br />

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembelajaran musik bagi<br />

musisi GMAHK.<br />

Kerangka Teori<br />

Dalam upaya membuat desain pembelajaran pada pelatihan ini, peneliti<br />

membuat sebuah kerangka teori dari teori-teori sebagai berikut:<br />

1. Hakikat Musik Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh<br />

<strong>Melalui</strong> pendapat Pythagoras (filsup dan ahli matematika), Boethius (ahli<br />

musik abad pertengahan), Yehudi Menuhin (Violis terkemuka), Bennett<br />

Reimer (pendidik musik), Teguh Wartono (pendidik musik), Donald P. Hustad<br />

(ahli musik Kristiani), John Sheperd dan Peter Wieke (musikolog), Dieter<br />

Mack (komposer), dan Ellen G. White (rohaniwan GMAHK) dihasilkan<br />

sebuah rangkuman tentang hakikat musik yang berbunyi sebagai berikut:<br />

46 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

“Musik adalah hasil pengembangan kesadaran manusia atas bunyi yang<br />

memiliki elemen-elemen melodi, ritme, dinamik, warna bunyi, bentuk<br />

tekstur dan ekspresi yang menjadi budaya manusia itu sendiri yang<br />

memiliki fungsi di dalam dimensi spiritual maupun phisikal dan menjadi<br />

satu alat yang efektif dalam mengajarkan kebenaran serta merupakan<br />

alat komunikasi dengan Tuhan.”<br />

Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh memiliki misi yaitu 1) Menunggu<br />

kedatangan Kristus yang kedua kali, 2) Meninggikan hukum Allah termasuk<br />

hari Sabat (Hari Ke Tujuh), 3) Evangelisasi, 4) Doktrin.<br />

Liturgi gereja MAHK adalah pelayanan yang melibatkan kata, gerak musik<br />

dan suasana dalam menjalankan misi yang tersebut di atas. Sementara<br />

itu Ellen G. White juga berkata bahwa musik di dalam GMAHK adalah<br />

musik untuk memuliakan nama Tuhan dan memenangkan jiwa-jiwa yang<br />

dilakukan dalam kekudusan.<br />

Hakikat musik GMAHK adalah bunyi yang memiliki elemen-elemen melodi,<br />

ritme, dinamika, warna bunyi, tekstur, dan ekspresi yang mendukung visimisi<br />

GMAHK yaitu menunggu kedatangan Kristus yang kedua kali,<br />

meninggikan hukum Allah termasuk hari Sabat, evangelisasi dan doktrin.<br />

2. Hakikat kecerdasan<br />

<strong>Melalui</strong> pendapat-pendapat Gardner, Seashore, Tatarunis, Bersom, dan<br />

Forcucci dapat disimpulkan bahwa:<br />

Kecerdasan musik adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan<br />

kegiatan musik dengan memiliki kepekaan akan unsur-unsur yang terkait<br />

yaitu kepekaan melodi, ritme, harmoni, bentuk, dinamik, irama, dan<br />

ekspresi, disertai pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang<br />

mendukung.<br />

Sesuai dengan teori belajar dari Bloom, maka dalam penelitian ini<br />

kecerdasan musik para musisi gereja tersebut akan dibentuk melalui 3<br />

aspek yaitu:<br />

a. Aspek kognitif : Dalam membentuk pemahaman dan dapat<br />

menerapkan pengetahuan yang diajarkan.<br />

b. Aspek psikomotor : Dalam membentuk keterampilan untuk<br />

menyanyi, mengaba-aba, mengiringi, dan<br />

beransambel.<br />

c. Aspek afektif : Dalam membentuk penghayatan musik serta<br />

membangkitkan motivasi belajar bagi<br />

peserta.<br />

3. Hakikat Model Pelatihan<br />

<strong>Melalui</strong> pendapat Good, Travers, Harre dan Snelbecker untuk hakikat<br />

model serta davis dan Werthor untuk hakikat pelatihan dapat disimpulkan<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

47


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

bahwa sehubungan dengan kepentingan penelitian ini hakekatnya adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Model sebagai sebuah prosedur yang dalam hal ini adalah prosedur<br />

pembelajaran yang menggambarkan langkah, kegiatan dan strategi<br />

pembelajaran yang dilakukan selama melatih para musisi.<br />

4. Hakikat motivasi<br />

<strong>Melalui</strong> pendapat-pendapat dari Sherif, Gagne, Shield, Bredemeir dan<br />

Gredler dihasilkan sebuah rangkuman tentang hakekat motivasi yang<br />

berbunyi sebagai berikut:<br />

Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya<br />

rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan<br />

untuk melakukan suatu tindakan. Dalam rangka meningkatkan<br />

profesionalisme para musisi GMAHK melalui pembelajaran musik perlu<br />

adanya usaha dalam membangun motivasi agar memiliki semangat saat<br />

mengikuti pelatihan.<br />

Kerangka Berpikir<br />

Berdasarkan definisi dan pengertian beserta kerangka teori, maka peningkatan<br />

profesionalisme melalui pembelajaran musik bagi musisi GMAHK adalah<br />

kegiatan belajar mengajar bersifat pelatihan bagi konduktor dan pianis dengan<br />

meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman mereka tentang<br />

musik yang didasari oleh dasar kepercayaan GMAHK, agar mereka layak untuk<br />

memandu jemaat dalam menyanyikan lagu pada kebaktian. Kemampuan musik<br />

yang diberikan adalah kemampuan yang bersifat individu seperti teknik vokal<br />

yang membelajarkan bagaimana menyanyi dengan benar, teknik kondukting<br />

yang membelajarkan bagaimana mengaba-aba dengan benar, pengetahuan<br />

dasar bagi pianis pengiring lagu jemaat yang membelajarkan bagaimana<br />

bermain piano dan mengiringi dengan benar, pemahaman lagu jemaat yang<br />

membelajarkan sisi musikal lagu-lagu. Yang membelajarkan tulisan musik<br />

melalui not balok dan notasi serta kelompok yaitu ansambel. Agar menghayati<br />

musik yang dipelajari mereka diberikan apa yang menjadi prinsip dan landasan<br />

dalam musik untuk kebaktian di GMAHK. Agar para peserta memiliki motivasi<br />

dan semangat dalam mengikuti pelatihan, dibuat model pembelajaran dan<br />

menentukan strateginya.<br />

Metodologi Penelitian<br />

Penelitian ini dilaksanakan terhadap pelatihan musisi GMAHK wilayah DKI<br />

Jakarta dan sekitarnya mulai tahun 2001 hingga 2003. pelatihan yang diadakan<br />

sebanyak tiga siklus ini diikuti oleh peserta yang berbeda dari gereja-gereja<br />

48 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

yang tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya. Pada siklus satu, pelatihan diikuti<br />

oleh 50 peserta dan pada siklus dua 16 orang, sedangkan siklus tiga ada 50<br />

orang. Pelatihan ini melibatkan 9 orang kolaborator yang bertugas mengajar<br />

serta mengadakan pemantuan secara bergiliran.<br />

Penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kemampuan para<br />

musisi jemaat melalui siklus-siklus yang akhirnya akan menghasilkan model<br />

pembelajaran Dengan demikian penelitian kaji tindak dengan pengamatan<br />

melalui siklus-siklus yang memiliki tahap-tahap seperti planning, implementasi,<br />

observasi, dan refleksi merupakan wadah dalam melaksanakan tanggung jawab<br />

tersebut, khususnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.<br />

1. Teknik Pengumpulan Data:<br />

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:<br />

a. Melakukan observasi<br />

Yang melakukan adalah peneliti dengan dibantu oleh beberapa<br />

kolaborator untuk mengamati proses pelatihan berupa lembar<br />

pengamatan yang sudah dengan rinci menampilkan aspek-aspek dari<br />

proses yang harus diamati, dan tinggal membubuhkan tanda cek.<br />

Selain itu juga mengamati kendala-kendala dan akibat-akibat yang<br />

terjadi. Bagi peneliti selain mengamati proses pembelajaran, juga<br />

mengamati kinerja kolaborator dalam menyajikan materi<br />

pembelajaran.<br />

Proses pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran<br />

berlangsung, dan juga setelah pembelajaran berlangsung dengna<br />

menghadiri gereja-gereja, dan menyaksikan saat konduktor dan pianis<br />

memandu jemaat menyanyi. Dari hasil observasi diadakan diskusi<br />

antara peneliti dan kolaborator dan hasilnya dijadikan acuan untuk<br />

rencana berikutnya.<br />

b. Melakukan interviu<br />

Dilakukan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang belum<br />

di dapat dari observasi. Wawancara dilakukan kepada kolaborator,<br />

pimpinan jemaat dari gereja yang bersangkutan dan pimpinan<br />

organisasi penyelenggara.<br />

c. Menyebar kuesioner<br />

Dilakukan kepada peserta pelatihan.<br />

d. Menjalankan tes<br />

Tes dipakai untuk mengukur kemajuan peserta pada akhir pertemuan<br />

berbentuk tes teori dan praktek.<br />

e. Dokumen<br />

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber berbentuk<br />

tulisan dengan tujuan mendapatkan tambahan data tentang hal-hal<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

49


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

yang sedang dibahas. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan<br />

adalah silabus, kepustakaan, dan strategi pembelajaran yang<br />

dilaksanakan.<br />

2. Analisis Data<br />

Peneliti melaksanakan analisis dari data yang didapat dalam proses<br />

meningkatkan profesionalisme para musisi gereja MAHK. Sesuai dengan<br />

apa yang dikemukan oleh Mills maka prosedur analisis data yang dilakukan<br />

dalam penelitian ini adalah:<br />

a. Dilakukan penjabaran dari kajian pustaka tentang peristiwa atau halhal<br />

yang sering muncul.<br />

b. Data dari hasil observasi dan wawancara dicatat dan diolah untuk<br />

diidentifikasikan pola yang muncul.<br />

c. Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam matrik data.<br />

d. Dalam menginterpretasikan, menggunakan kategorisasi dengan<br />

membubuhkan kode untuk memudahkan interpretasi data.<br />

Analisis data tersebut di atas terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi<br />

secara bersamaan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data dan (3)<br />

penarikan kesimpulan.<br />

3. Validasi<br />

Untuk memperoleh keabsahan data penelitian digunakan tiga teknik<br />

pemeriksaan data yaitu (1) perpanjangan keikutsertaan, (2) triangulasi<br />

dan, (3) audit trail.<br />

Manfaat Penelitian<br />

1. Secara Praktis<br />

a. Bagi musisi jemaat: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan<br />

profesionalisme para musisi jemaat untuk dapat memimpin dan<br />

mengiringi nyanyian ibadat dengan benar.<br />

b. Bagi kolaborator: Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar<br />

pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan<br />

model pelatihan bagi musisi-musisi jemaat.<br />

c. Bagi pihak pengelola (Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh Konferens<br />

DKI dan sekitarnya): Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan<br />

penetapan kebijakan yang perlu dimiliki oleh Komisi Pendidikan dan<br />

Pelatihan Musik yang berada di bawah naungan Gereja Masehi Hari<br />

Ke Tujuh Konferens DKI.<br />

2. Secara Teoritis : Dapat dijadikan acuan dalam melakukan lebih lanjut<br />

dalam penelitian sejenis. Selain itu dapat memperkaya teori yang sudah<br />

ada.<br />

50 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

Pembahasan Hasil Penelitian<br />

Siklus I: Prosedur pembelajaran secara keseluruhan<br />

Tahap I :<br />

Konduktor + pianis disatukan:<br />

1. Standar Musik GMAHK (teori).<br />

2. Pengetahuan Dasar Bagi Pianis (teori).<br />

3. Pembelajaran terpadu : Vokal, pemahaman lagu, pengetahuan dasar bagi<br />

pianis (praktek).<br />

4. Ansambel<br />

5. Evaluasi<br />

Tahap II :<br />

Konduktor + pianis dipisah<br />

1. Konduktor : Mempelajari notasi balok<br />

2. Pianis : Mempelajari Pengetahuan Dasar Bagi Pianis.<br />

Tahap III :<br />

1. Konduktor belajar kondukting.<br />

2. Pianis melanjutkan dari tahap II.<br />

3. Konduktor + Piais : Ansambel.<br />

4. Pemahaman lagu jemaat (teori).<br />

5. Evaluasi : test teori + praktek.<br />

6. Praktek memandu jemaat di gereja.<br />

Prosedur pembelajaran dari setiap mata pelajaran<br />

A. Langkah : sesuai urutan materi.<br />

B. Kegiatan:<br />

1. Teori.<br />

2. Praktek individu dan kelompok.<br />

C. Strategi pembelajaran : Ada strategi pembelajaran disemua pelajaran.<br />

D. Media : Gambar-gambar, contoh dari kaset, alat musik (piano, keyboard).<br />

Siklus II: Prosedur pembelajaran secara keseluruhan<br />

Tahap I :<br />

Konduktor + pianis disatukan:<br />

1. Standar Musik GMAHK (teori).<br />

2. Pembelajaran terpadu : Vokal, pemahaman lagu, pengetahuan dasar bagi<br />

pianis pengiring, pemahamaman lagu GMAHK, menurut visi-misi dan<br />

musikalitas, notasi balok, ansambel.<br />

3. Evaluasi.<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

51


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

Tahap II :<br />

Pembelajaran terpadu dari 6 pelajaran di Gereja masing-masing, satu<br />

pelajaran terpisah yaitu pelajaran notasi balok.<br />

Evaluasi : Tes teori + praktek.<br />

Prosedur pembelajaran dari setiap mata pelajaran<br />

A. Langkah :<br />

1. Enam pelajaran sesuai urutan silabus.<br />

2. Satu pelajaran, urutannya disesuaikan dengan urutan lagu di kebaktian<br />

yaitu pemahalam lagu jemaat.<br />

B. Kegiatan:<br />

1. Lebih ditekankan pada praktek.<br />

2. Individu dan kelompok.<br />

C. Strategi pembelajaran : Ada perubahan strategi khususnya untuk praktek.<br />

D. Metode : Ceramah, peragaan, praktek.<br />

E. Media : Gambar, contoh dari kaset, piano, keyboard.<br />

Siklus III: Prosedur pembelajaran secara keseluruhan<br />

Tahap I :<br />

1. Konduktor + pianis : Standar Musik GMAHK<br />

2. Konduktor : Vokal + pemahaman lagu.<br />

3. Pianis : Pengetahuan Dasar Bagi Pianis + Pemahaman lagu.<br />

4. Konduktor + pianis : Ansambel + paduan suara.<br />

5. Evaluasi : Tes praktek.<br />

Tahap II :<br />

1. Konduktor : Membaca notasi, teknik kondukting.<br />

2. Pianis : Pengetahuan dasar untuk Pianis.<br />

3. Konduktor + pianis : Ansambel + paduan suara.<br />

4. Konduktor + pianis : Latihan di gereja masing-masing (pembelajaran<br />

terpadu).<br />

5. Evaluasi : Tes praktek dan teori.<br />

Prosedur pembelajaran dari setiap mata pelajaran<br />

A. Langkah :<br />

1. Enam pelajaran sesesuai urutan silabus.<br />

2. Satu pelajaran urutannya dirubah, yaitu pemahaman lagu jemaat,<br />

yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan lagu, dan urutan lagi di<br />

kebaktikan<br />

B. Kegiatan:<br />

1. Kegiatan teori + praktek.<br />

2. Praktek individu dan kelompok.<br />

52 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

C. Strategi pembelajaran : Ada perubahan strategi pembelajaran yang<br />

disesuaikan untuk solusi masalah dan memantapkan pembelajaran, serta<br />

merangsang motivasi belajar pada pelajaran-pelajaran praktek<br />

khususnya.<br />

D. Metode : Ceramah, peragaan, praktek dan tanya jawab.<br />

E. Media : Gambar-gambar, musik dari kaset, piano, keyboard.<br />

Ciri-Ciri Peserta yang Sudah Memahami Pembelajaran<br />

dan Terampil serta Memiliki Motivasi<br />

1. Bagi Konduktor<br />

a. Aspek Kognitif<br />

1) Dengan kemampuannya menjawab soal tes teori. Nilai mereka<br />

antara 70 hingga 100.<br />

2) Terkesan memahami pengetahuan yang disampaikan melalui<br />

kegiatan prakteknya, yaitu sewaktu menyanyi membuat aba-aba<br />

dan waktu ansambel.<br />

3) Dapat menterjemahkan lagu dari not balok ke angka.<br />

b. Aspek Psikomotor<br />

1) Sewaktu menyanyi suaranya baik, bulat, kata-katanya jelas,<br />

ketinggian nadanya tepat. Melodi, ritme, tempo lagu juga tepat.<br />

Prasering lagu sesuai alur melodi dan tekanan iramanya.<br />

2) Sewaktu membuat aba-aba, posisi tubuhnya dan tangannya<br />

benar. Gerakannya, pola hitungan, ictus, pengawalan dan<br />

pengakhiran lagu jelas. Demikian juga dengan perlambatan atau<br />

percepatan dan tanda dinamika yang mudah terlihat temponya<br />

stabil.<br />

3) Sewaktu bermain bersama dengan pianis ia dapat menyesuaikan<br />

diri dengan temponya dan tekanan iramanya.<br />

c. Aspek Afektif<br />

1) Peserta dapat menyanyikan lagu sesuai karakter dan jenis<br />

lagunya. Memiliki ekspresi hikmat, melodius, riang, semangat saat<br />

menyanyikan lagu-lagu jemaat dengan ekspresi-ekspresi tersebut.<br />

2) Terlihat semangat dan senang saat mengikuti pelatihan dan<br />

melakukan praktek menyanyi ataupun membuat aba-aba.<br />

2. Bagi Pianis<br />

a. Aspek Kognitif<br />

1) Dengan kemampuannya menjawab soal tes teori. Nilai mereka<br />

antara 70 hingga 100.<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

53


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

2) Terkesan memahami pengetahuan yang disampaikan melalui<br />

kegiatan prakteknya, yaitu sewaktu bermain piano dan ansambel.<br />

b. Aspek Psikomotor<br />

1) Sewaktu bermain piano, teknik permainannya baik. Not-notnya,<br />

akord-akordnya, basnya dimainkan dengan tekanan jari yang<br />

benar. Demikian juga dengan pedal dapat mengeluarkan efek<br />

bunyi yang sesuai. Melodi, ritme, tempo lagu juga tepat. Prasering<br />

lagu sesuai alur melodi dan tekanan iramanya.<br />

2) Sewaktu membuat iringan, pola iringannya sesuai dengan<br />

prasering, tekanan irama dan karakter serta tempo lagunya.<br />

3) Sewaktu mengiringi konduktor menyanyi ia dapat mengikuti<br />

tempo, irama, dan ekspresi yang dibawakan. Demikian juga saat<br />

mengiringi konduktor dalam membuat aba-aba. Namun demikian<br />

ia juga membuat kontrol tempo agar tidak makin cepat atau<br />

lambat.<br />

c. Aspek Afektif<br />

1) Peserta dapat memainkan lagu sesuai karakter dan jenis lagunya.<br />

Memiliki ekspresi hikmat, melodius, riang, semangat saat<br />

memainkan lagu-lagu jemaat di piano yang memiliki ekspresiekspresi<br />

tersebut di atas.<br />

2) Terlihat semangat dan senang saat mengikuti pelatihan saat<br />

berpraktek.<br />

3) Selalu hadir selama pelatihan pada hari Sabtu dan Minggu dan<br />

selalu melakukan tugas-tugas yang diberikan.<br />

Kesimpulan<br />

Disimpulkan bahwa setelah siklus ketiga kriteria keberhasilan tercapai. Dengan<br />

demikian maka model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan para<br />

konduktor dan pianis jemaat GMAHK adalah model pembelajaran siklus ketiga<br />

yang memiliki prosedur sebagai berikut:<br />

1. Pada tahap pertama konduktor dan pianis disatukan untuk mempelajari<br />

standar musik GMAHK, dan Landasan Musik GMAHK. Kemudian kelas dipisah<br />

di mana konduktor mempelajari teknik vokal yang dipadukan dengan<br />

pemahaman lagu GMAHK, dan para pianis mempelajari pengetahuan dasar<br />

bagi pianis pengiring lagu jemaat GMAHK yang dipadukan dengan<br />

pemahaman lagu GMAHK. Konduktor dan pianis dipersatukan kembali di<br />

setiap akhir pertemuan di kelas ansambel, dan paduan suara<br />

Di akhir tahap pertama diadakan evaluasi berupa tes praktek menyanyi<br />

sambil diiringi piano.<br />

2. Pada tahap kedua konduktor mempelajari notasi balok yang dilanjutkan<br />

dengan teknik kondukting, sementara pianis masih melanjutkan<br />

54 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

pembelajaran pengetahuan dasar bagi pianis pengiring lagu jemaat. Di<br />

akhir pertemuan mereka berlatih ansambel dan paduan suara. Setelah<br />

para konduktor mempelajari teknik kondukting, pelatihan juga diadakan<br />

pada hari Sabtu di gereja masing-masing, di mana semua pelajaran<br />

dipadukan dalam bentuk praktek, kecuali latihan notasi balok. Di sini para<br />

musisi berlatih pada saat sebelum dan sesudah kebaktian, dalam<br />

mempersiapkan memandu jemaat menyanyi.<br />

Di akhir tahap dua diadakan evaluasi dalam bentuk tes praktek dan teori.<br />

3. Langkah-langkah dalam pembentukan pemahaman dan keterampilan dari<br />

tujuh pembelajaran sesuai urutan materi silabus, kecuali pembelajaran<br />

pemahaman lagu jemaat yang dirubah di mana urutan lagu-lagu yang<br />

dipelajari disesuaikan dengan tingkat kesulitan awal pembiramaan lagu<br />

dan tekanan birama lagu.<br />

4. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan teori (40%) dan praktek (60%)<br />

secara individu maupun kelompok melalui metode ceramah, tanya-jawab,<br />

peragaan dan praktek, dengan menggunakan media pembelajaran berupa<br />

OHP, LCD, keyboard, kaset, piano akustik dan piano elektrik.<br />

Kegiatan pembelajaran diadakan pada hari Minggu untuk semua peserta<br />

dari semua gereja yang mengikuti pelatihan, dan hari Sabtu untuk masingmasing<br />

peserta di gereja dalam mengintensifkan praktek individu dan<br />

latihan memandu jemaat. Di setiap pertemuan selalu diawali dan ditutup<br />

dengan kebaktian singkat. Di pertengahan dan akhir kegiatan diadakan<br />

tes. Dengan demikian maka keseluruhan pertemuan berjumlah 12 kali<br />

pertemuan dalam waktu yang lebih singkat yaitu dua bulan, karena dalam<br />

satu minggu diadakan pelatihan dua kali.<br />

Dalam usaha memecahkan permasalahan yang terjadi sebelumnya,<br />

memantapkan apa yang telah dihasilkan, serta merangsang motivasi peserta<br />

untuk belajar ada strategi yang dilakukan yaitu:<br />

1. Untuk pembelajaran standar musik dan landasan lagu GMAHK, pada akhir<br />

pembelajaran kolaborator meminta peserta untuk menyimpulkan intisari<br />

pelajaran dan menyebutkan hal-hal penting yang patut menjadi perhatian<br />

utama. Untuk pembelajaran Landasan Lagu GMAHK, peserta diminta untuk<br />

membuat intisari pelajaran serta dilatih menyebutkan jenis-jenis lagu<br />

jemaat yang disebut oleh kolaborator, agar peserta dapat menyimpulkan<br />

karakter dari lagu tersebut.<br />

2. Untuk pembelajaran pengantar teoritis dari teknik vokal, teknik kondukting<br />

dan pengetahuan dasar bagi pianis pengiring lagu jemaat disampaikan<br />

secara ringkas dan singkat di awal pembelajaran tersebut, agar lebih<br />

banyak waktu untuk praktek.<br />

3. Kelas dipisah setelah pembelajaran standar musik dan landasan musik<br />

GMAHK agar peserta lebih intensif dan terfokus mempelajari bidang mereka<br />

masing-masing.<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

55


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

4. Dalam mempelajari lagu-lagu urutannya difokuskan pada tingkatan<br />

kesukaran pengawalan birama dan tekanan irama untuk memantapkan<br />

rasa irama dan pengawalan birama.<br />

5. Sebelum mempelajari lagu, peserta diminta mengidentifikasi ciri-ciri<br />

musikal dari lagu yang akan dilatih agar tidak mudah lupa dan selalu<br />

teliti.<br />

6. Peserta diminta memperhatikan dan mengomentari penampilan temannya<br />

agar perhatian mereka terfokus serta teliti dalam membawakan lagu.<br />

7. Saat sedang mempelajari lagu melalui teknik vokal, konduktor diminta<br />

dengan seksama mendengarkan ketinggian nada dari melodinya dengan<br />

tujuan agar selalu berhati-hati dan teliti saat menyanyikan melodi dengan<br />

ketinggian nada yang pasti.<br />

8. Untuk lebih memantapkan pemahaman dan keterampilan para peserta,<br />

latihan dilakukan berulang-ulang dengan perlahan sampai peserta<br />

menguasai.<br />

9. Para peserta diminta melatih di rumah lagu-lagu yang sudah dipelajari<br />

dipelatihan serta melatih lagu-lagu yang akan dilatih di pertemuan<br />

mendatang.<br />

10. Lagu-lagu yang dilatih tidak hanya yang bermasalah, tetapi juga lagulagu<br />

kebaktian yang sedang dinyanyikan di gereja pada masa itu, khususnya<br />

yang memiliki prinsip yang sama dengan lagu-lagu yang bermasalah.<br />

11. Untuk lebih meningkatkan kemampuan setiap individu, kegiatan berpraktek<br />

memandu jemaat menyanyi juga diadakan di gereja masing-masing<br />

melalui latihan intensif sebelum dan sesudahnya.<br />

12. Kegiatan pelatihan di hari Minggu dan Sabtu beriringan setelah pertemuan<br />

keempat, tidak seperti siklus sebelumnya.<br />

13. Diadakan latihan paduan suara yang melibatkan seluruh peserta setiap<br />

setelah pelatihan selesai sebagai kegiatan tambahan yang mengandung<br />

unsur pembelajaran teknik vokal, kondukting, iringan piano dan ansambel.<br />

14. Latihan menterjemahkan lagu-lagu yang sedang dibahas dari notasi balok<br />

ke notasi angka melalui tuntunan langsung.<br />

Fokus pemantauan tindakan pada siklus ini adalah:<br />

1. Irama lagu pada lagu-lagu berbirama ganda dan pengawalannya<br />

khususnya yang bertekanan lemah saat dinyanyikan, dimainkan dan<br />

dilakukan aba-aba.<br />

2. Ketinggian nada dari melodi pada lagu-lagu yang sedang dinyanyikan oleh<br />

konduktor.<br />

3. Pemahaman tentang karakter, jenis dan kategori lagu melalui permainan<br />

piano dan nyanyian.<br />

56 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

4. Penerapan keterampilan dan pengetahuan pada lagu-lagu yang tidak dilatih<br />

dipelatihan, pada saat memandu jemaat menyanyi.<br />

5. Ketelitian peserta di dalam mengidentifikasi lagu.<br />

6. Pemanduan jemaat menyanyi.<br />

Model pembelajaran siklus ketiga merupakan perbaikan dari model<br />

pembelajaran siklus kedua yang masih memiliki kendala dalam pembiramaan<br />

ganda, aba-aba untuk pengawalan lagu bertekanan lemah, kurang teliti dan<br />

lupa, kurang tepat dalam menyanyikan ketinggian nada, pemahaman visimisi<br />

gereja yang melandasi lagu kurang, dan gereja yang turut pelatihan<br />

hanya sedikit.<br />

Model pembelajaran siklus kedua merupakan perbaikan dari model<br />

pembelajaran siklus kesatu yang masih memiliki kendala dalam hal kurang<br />

dapat menerapkan apa yang didapat dari pelatihan pada saat menyanyikan,<br />

memainkan dan membuat aba-aba dari lagu-lagu jemaat khususnya lagu<br />

berbirama ganda, dan pengawalan lagu bertekanan lemah, tidak teliti dan<br />

lupa, fasilitas yang kurang memadai dan penggunaan waktu yang kurang<br />

efektif yang mengakibatkan kegiatan-kegiatan penting terhambat sehingga<br />

pembinaan keterampilan kurang optimal.<br />

Pada pembelajaran siklus ketiga masih ada sedikit kelemahan yaitu<br />

masalah fasilitas. Fasilitas berupa ruang dan peralatan yang digunakan pada<br />

siklus ketiga masih sama dengan siklus-siklus sebelumnya. Hal ini yang masih<br />

menjadi kendala di siklus ketiga: Kurangnya ruang untuk belajar, kurangnya<br />

jumlah piano dan pengajar menyebabkan kurang optimalnya pembelajaran<br />

khususnya untuk pianis. Namun kendala-kendala yang lain tidak ada. Memang<br />

masih ada kolaborator yang tidak puas dengan hasil pelatihannya yaitu teknik<br />

kondukting, namun peneliti menganggap hal ini merupakan suatu hal yang<br />

wajar saja, bahwa di dalam menyelenggarakan sesuatu selalu saja masih<br />

belum sempurna. Oleh karena kendala-kendala sangat sedikit, maka data<br />

dianggap sudah jenuh sehingga penelitian dihentikan.<br />

Hasil belajar para peserta yang didapat dari tes teori dan praktek,<br />

menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan dari para peserta, dibanding<br />

sebelumnya.<br />

Implikasi<br />

Penelitian ini memiliki implikasi bahwa melalui pelatihan yang intensif dengan<br />

memberikan 8 mata pelajaran yang memuat pengetahuan dan keterampilan<br />

dengan kegiatan yang diadakan secara bersama-sama dan pelatihan individu<br />

di gereja memberikan pengetahuan dan keterampilan yang merata bagi<br />

konduktor dan pianis lagu jemaat GMAHK di seluruh wilayah DKI Jakarta dan<br />

sekitarnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa bukan hanya pengetahuan<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

57


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

dan keterampilan untuk memandu jemaat menyanyi saja yang ditingkatkan<br />

tetapi juga wawasan dan kesadaran akan mutu musik yang baik yang<br />

merangsang motivasi mereka untuk mempelajari musik lebih mendalam<br />

melalui pelatihan lanjutan.<br />

Pemisahan kelas sejak awal bagi konduktor dan pianis setelah mengikuti<br />

pelajaran standar musik dan landasan musik GMAHK, membuat mereka lebih<br />

intensif dalam mempelajari bidang mereka masing-masing, sehingga saat<br />

bertemu di kelas ansambel, mereka sudah lancar dan materi ansambel<br />

langsung dapat disampaikan. Kelas ansambel yang diadakan sejak awal hingga<br />

akhir tatap muka memberikan kelancaran mereka dalam bermain bersama<br />

dan bekerja sama. Urutan pengelompokan lagu-lagu yang dipelajari dengan<br />

memfokuskan kategori pengawalan birama memberikan kelancaran bagi<br />

mereka untuk gerakan pendahuluan awal lagu yang bertekanan kuat maupun<br />

bertekanan lemah. Dengan mengidentifikasi ciri-ciri musikal lagu dan<br />

pemberian komentar pada sesama peserta saat berpraktek, memberikan<br />

ketelitian dan kewaspadaan terhadap lagu-lagu yang mereka mainkan dan<br />

nyanyikan.<br />

Kegiatan paduan suara sebagai kegiatan ekstra-kurikuler meningkatkan<br />

motivasi mereka untuk selalu hadir pada pelatihan di mana mereka secara<br />

intensif berlatih. Bagi konduktor kegiatan vokalisi yang diadakan di setiap latihan<br />

paduan suara, pembelajaran teknik vokal dan pelatihan di gereja memberikan<br />

kelancaran teknik vokalnya. Demikian juga dengan latihan mendengar<br />

ketinggian nada dari lagu-lagu yang dinyanyikan, memberikan latihan untuk<br />

menyanyikan nada-nada yang benar dari melodi lagu yang sedang<br />

dinyanyikannya.<br />

Latihan menerjemahkan lagu dari notasi balok ke not angka lalu membaca<br />

dan menyanyikan juga membuat mereka lebih teliti, akan notasi lagu-lagu.<br />

Solusi yang digunakan untuk kelancaran penguasaan materi-materi praktek<br />

bagi peserta dengan mengulang-ulang materi tersebut dengan contoh,<br />

peragaan, dan juga menugaskan peserta untuk melatih di rumah menyebabkan<br />

para peserta dapat menguasai lagu-lagu yang harus dipelajari.<br />

Saran<br />

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan oleh para<br />

pelatih konduktor dan pianis di gereja-gereja, dan juga acuan bagi panitia<br />

penyelenggara apabila hendak mengadakan siklus berikutnya.<br />

Disarankan agar :<br />

(1) Para kolaborator yang dianggap juga pelatih para konduktor dan pianis di<br />

gereja-gereja dapat melanjutkan hasil penelitian yang selama ini<br />

diterapkan.<br />

58 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

(2) Para pelatih yang bersangkutan dapat menularkan pengalaman yang<br />

diperoleh di peroleh kepada rekan sejawat.<br />

(3) Para pelatih dapat mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar<br />

sehingga lebih, pelaksanaan pembelajaran lebih bervariasi dan tidak<br />

monoton.<br />

(4) Para peserta agar tetap mengingat apa yang telah dilatih dipelatihan dan<br />

menerapkan di setiap kesempatan kebaktian.<br />

(5) Bagi pihak penyelenggara dapat menyediakan beberapa ruangan di<br />

tambah dua atau tiga piano serta tambahan dua atau tiga orang<br />

kolaborator yang mengajar piano. Karena di kelas piano, memerlukan<br />

lebih banyak ruang, piano dan pengajar karena penanganannya lebih<br />

individu, untuk pelatihan yang akan datang.<br />

(6) Penelitian ini baru mengungkapkan sebagian kecil permasalahan yang<br />

ada di dalam dunia pendidikan musik umumnya, dan dunia pendidikan<br />

musik rohani gereja khususnya. Masih banyak yang belum terungkap di<br />

dunia pendidikan musik rohani yang tentunya menjadi peluang untuk<br />

dilaksanakan penelitian berkelanjutan di masa yang akan datang.<br />

(7) Siklus penelitian masih dapat dilanjutkan lagi menjadi siklus empat.<br />

Diskusi<br />

Penerapan prosedur pembelajaran di siklus ketiga merupakan model<br />

pembelajaran yang memberikan pemahaman dan keterampilan secara<br />

berjenjang. Pemahaman secara berjenjang dimulai dengan pemahaman akan<br />

doktrin gereja yang melandasi prinsip musik, bagaimana bermusik dan sikap<br />

musisi. Dalam hal ini jelas bahwa sebelum memiliki pemahaman akan ilmu<br />

musiknya, musisi harus mengetahui prinsip doktrin agama. Baru setelah itu<br />

diberi kepahaman dan keterampilan berjenjang ilmu musiknya yang dimulai<br />

dengan pembelajaran yang bersifat individu yang dilanjutkan dengan kelompok.<br />

Namun di samping itu ada pembelajaran terpadu dari beberapa pelajaran.<br />

Untuk konduktor, pembelajaran yang bersifat individu dimulai dengan teknik<br />

vokal yang membelajarkan cara menyanyi dengan baik dan benar, baru<br />

kemudian dilanjutkan dengan keterampilan membaca notasi dan diakhiri<br />

dengan keterampilan melakukan aba-aba. Sedangkan untuk pianis,<br />

pembelajaran yang bersifat individu adalah pengetahuan dasar bagi pianis<br />

pengiring lagu jemaat yang membelajarkan bagaimana memainkan dan<br />

mengiringi lagu jemaat. Semua kegiatan praktek ini dipadukan dengan<br />

pemahaman lagu-lagu jemaat. Dengan pembinaan yang bersifat individu<br />

terlebih dahulu diharapkan mereka sudah memiliki persiapan yang baik saat<br />

di kelas ansambel yang melibatkan kerjasama yang kuat yang sangat<br />

memerlukan kemampuan individu. Penerapan peningkatan kemampuan<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

59


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

dengan menggunakan jenjang dapat dipandang sebagai suatu usaha dalam<br />

memberikan pemahaman dan keterampilan secara bertahap yang akan<br />

memperkokoh kemampuan itu sendiri.<br />

Kegiatan pembelajaran yang diadakan secara bersama-sama di hari<br />

Minggu memungkinkan pemerataan pendidikan, dan pembelajaran yang<br />

diadakan di gereja masing-masing memungkinkan peserta berpraktek secara<br />

langsung dalam kegiatan kebaktian dan mematangkan keterampilan secara<br />

individu melalui pembelajaran terpadu. Metode pembelajaran yang digunakan<br />

yaitu metode ceramah, tanya jawab peragaan dan praktek merupakan metode<br />

yang ideal digunakan untuk pelatihan, karena menanamkan pemahaman dan<br />

keterampilan. Langkah-langkah pembelajaran menuruti urutan materi dalam<br />

silabus setiap pelajaran yang disusun sesuai standar yang baku, memberikan<br />

jaminan bahwa peserta mendapatkan materi pembelajaran beserta urutan<br />

yang tepat. Strategi pembelajaran yang diterapkan dalam pemecahan masalah<br />

memantapkan apa yang dicapai dan merangsang motivasi belajar peserta<br />

merupakan hal-hal yang dapat dibuktikan memberikan solusi pada<br />

permasalahan yang ada.<br />

Dari hasil tes teori dan praktek terbukti bahwa dengan menggunakan<br />

prosedur pembelajaran tersebut peserta pelatihan siklus ketiga ini memiliki<br />

hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan peserta pelatihan siklus<br />

sebelumnya.<br />

Pemahaman berjenjang dan terpadu di dalam pendidikan musik bukan<br />

sesuatu hal yang baru. Urut-urutan materi silabus yang digunakan dalam<br />

pelatihan ini memiliki standar yang baku, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan<br />

dengan metode serta media yang digunakan biasa dilakukan dalam kegiatan<br />

pembelajaran musik. Hanya saja prosedur serta strategi yang dilaksanakan<br />

disesuaikan dengan kondisi yang ada.<br />

Model pembelajaran yang dilakukan pada pelatihan di sini merupakan<br />

model yang digunakan dalam mengusahakan pemerataan pendidikan musik<br />

di lingkungan Gereja Masehi Advent yang terdiri dari lebih 90 gereja yang<br />

memiliki permasalahan yang sama. Tidak semua gereja memiliki konduktor<br />

dan pianis, dan yang mengikuti pelatihan ini baru 20 sampai 25 gereja di<br />

setiap siklus. Hal ini disebabkan berbagai alasan seperti jarak tempat pelatihan<br />

terlalu jauh, tidak ada biaya, dan ada kesibukan lain.<br />

Ciri khas model pembelajaran di sini adalah:<br />

1. Peserta harus mengetahui prinsip musik GMAHK yang dilandasi oleh doktrin<br />

gereja terlebih dahulu.<br />

2. Untuk pemerataan pengetahuan dan keterampilan serta memperkokoh<br />

pemahaman serta keterampilan diadakan pelatihan bersama dengan<br />

pembelajaran berjenjang untuk keterampilan individu dan pembelajaran<br />

terpadu untuk keterampilan bersama saat terlibat kerjasama.<br />

60 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

3. Untuk mematangkan keterampilan diadakan pelatihan di gereja masingmasing<br />

dengan pembelajaran terpadu sambil berpraktek memandu<br />

jemaat.<br />

4. Diadakan tes di pertengahan serta akhir pelatihan.<br />

5. Peserta diberi tugas yang harus dilatih di rumah.<br />

Permasalahan bagi konduktor dan pianis jemaat serta<br />

kekurangpengetahuan anggota jemaat dalam menyanyikan lagu-lagu jemaat<br />

tidak saja terjadi di lingkungan GMAHK saja tetapi juga di denominasi yang<br />

lain. Hal ini dapat diketahui oleh peneliti, karena secara kebetulan peneliti<br />

sempat berkunjung ke gereja-gereja tersebut dan melihat permasalahan yang<br />

sama apalagi dalam lingkungan gereja protestan hampir memiliki lagu-lagu<br />

yang sama dan kesalahan yang sama dengan GMAHK. Demikian juga kondisi<br />

musisinya dapat dikatakan memiliki kemampuan dan kondisi kurang lebih sama.<br />

Sejauh ini sepengetahuan peneliti gereja-gereja tersebut belum<br />

mengoptimalkan kegiatan pelatihan bagi musisinya. Sebuah institusi Kristen<br />

bergengsi pernah mengadakan pelatihan kilat selama 3 hari bagi konduktor<br />

dan pianis jemaat. Kegiatan pembelajaran tidak memberikan keterampilan<br />

secara individuil, namun dilakukan bersama-sama mempelajari lagu-lagu<br />

jemaat yang bermasalah dengan petunjuk, contoh kemudian diperagakan<br />

bersama dengan gerak aba-aba yang sederhana sambil diiringi piano oleh<br />

salah seorang kolaborator. Tidak ada pembelajaran teori seperti prinsip-prinsip<br />

bermusik, landasan lagu seperti pada pelatihan di GMAHK.<br />

Model pembelajaran yang baru berjalan dilingkungan GMAHK belum pernah<br />

dilaksanakan ditempat yang lain. Dengan pembahasan di atas peneliti<br />

berpendapat bahwa model pembelajaran yang sudah diberlakukan<br />

dilingkungan GMAHK dapat diberlakukan di gereja-gereja luar lingkungan<br />

GMAHK khususnya bila ingin mengadakan pemerataan pendidikan, kokohnya<br />

keterampilan dan benar-benar menghayati prinsip dasar yang melandasi musik<br />

gereja itu sendiri.<br />

Daftar Pustaka<br />

______ (1985). Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Jakarta: Lembaga<br />

Alkitab Indonesia<br />

Anderson, Rin W & Krathwohl David R, .(2001). A Taxonomi for Learning,<br />

Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.<br />

Gardner, Howard. (1999). Intelligence reframed, New York: Basic Book<br />

Gardner, Howard. The seven types of intelligence. Http/www.awopnet.com/<br />

ed/TAG/7 Inteligences, htm<br />

Greenwood, Davydd J. (1999). Introduction to action research, London: Sage<br />

Publication<br />

Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV/ Desember 2005<br />

61


<strong>Peningkatan</strong> <strong>Profesionalisme</strong> <strong>Melalui</strong> Pembelajaran Musik bagi Musisi GMAHK<br />

Hooper, Wayne and Edward E. White. (1988) Companion to the seventh day<br />

adventist hymnal, Washington: Review and Herald Publishing<br />

Association<br />

Mangkuprawiro, Syafri. (2002). Manajemen sumber daya manusia strategik.<br />

Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia<br />

Miarso, Yusufhadi. (1985). Suatu model teknologi pendidikan untuk pemerataan<br />

kesempatan pendidikan di Indonesia. Disertasi, IKIP Malang<br />

Mills, Geoffrey E. (2000). Action research a guide for the teacher research.<br />

New Jersey: Merriel, an Imprint of Prentice Hall<br />

Musik, Komite.(2000) Penuntun Musik GMAHK Konferens DKI dan Sekitarnya,<br />

Jakarta: Konferens DKI GMAHK<br />

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja<br />

Rosdakarya<br />

Richey, Rita. (1986).The Theorical and conceptual bases of instructional design,<br />

New York: Nicholas Publishing Company<br />

<strong>62</strong> Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.05/ Th.IV / Desember 2005

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!