07.06.2014 Views

Kemajuan Demplot Perladangan Menetap Sistem ... - RarePlanet

Kemajuan Demplot Perladangan Menetap Sistem ... - RarePlanet

Kemajuan Demplot Perladangan Menetap Sistem ... - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan Kegiatan BROP<br />

Judul<br />

: <strong>Kemajuan</strong> <strong>Demplot</strong> <strong>Perladangan</strong> <strong>Menetap</strong> <strong>Sistem</strong> Kebun<br />

Campuran di Desa Khalayak Target Primer (Desa<br />

Tempayung dan Desa Babual Baboti)<br />

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL<br />

Waktu : Juli-Desember 2009 (Periode 1)<br />

Pendahuluan<br />

Salah satu tahapan penting dalam fase pelaksanaan program Pride adalah<br />

membuat media pemasaran kampanye. Media pemasaran kampanye yang dirancang<br />

sebagai alat pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan<br />

perilaku sadar untuk mencoba mempraktekkan hal yang baru dalam hal pertanian.<br />

Pada kesempatan pertama ini media yang akan dibangun adalah <strong>Demplot</strong> Kebun<br />

Campuran. <strong>Demplot</strong> ini akan dirancang sebagai tempat pembelajaran pengelolaan<br />

lahan pertanian dan perawatan tanamannya secara menetap.<br />

Media yang satu ini adalah sebuah media untuk pendekatan solusi langsung pada<br />

khalayak target primer kampanye Pride SMSL, yaitu para petani di desa Tempayung<br />

dan desa Babual Baboti. Media pemasaran ini nantinya diharapkan bisa diadopsi pada<br />

88 KK dari 175 KK di desa khalayak target primer dan pada tahap keberhasilan pasca<br />

kegiatan harapannya akan dapat dipromosikan kepada 10 desa lainnya sasaran<br />

khalayak sekunder.<br />

Tujuan Besar<br />

Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Masrgasatwa<br />

Sungai Lamandau dari 175 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni<br />

2010 menjadi 88 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan<br />

satwa liar lainnya terjaga.<br />

Tolak Ukur/Kejadian penting spesifik untuk adopsi kebun campur Sebagai<br />

Hasil yang diharapkan<br />

1. Pada bulan Juli 2009, melakukan identifikasi lahan untuk tempat demonstrasi plot<br />

kebun campuran dan ada kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan<br />

kelompok).<br />

2. Pada bulan Oktober 2009, memperoleh data tentang pemetaan lahan menyangkut<br />

luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis<br />

tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan<br />

perawatan tanaman dari petani peladang berpindah dua desa target.<br />

3. Menjelang akhir tahun 2009, 100% (175 KK) masyarakat kelompok petani di<br />

kedua desa yang melakukan perladangan berpindah atau sistem bertani tebas<br />

bakar sudah menerima pengetahuan pertanian ladang menetap system kebun<br />

campuran.<br />

4. Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Balai Informasi Penyuluh<br />

Pertanian dan dinas yang berkaitan dengan pengadaan bibit tanaman (Dinas<br />

pertanian, Perkebunan dan Kehutanan) kabupaten berkomitmen memberikan<br />

rekomendasi kelayakan demplot dan memberikan dukungan berkelanjutan berupa<br />

bantuan teknis lapangan pada awal tahun 2010.<br />

5. Pada akhir kampanye (Juni 2010), 33,3% masyarakat petani desa Babual Baboti<br />

yang tadinya tidak peduli melestarikan hutan setelah mengetahui informasi<br />

pentingnya melestarikan hutan menjadi peduli menurun menjadi 0% (Pertanyaan<br />

# 41).<br />

6. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 22,2% petani desa<br />

target yang tidak tahu atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan<br />

berpindah dengan sistem tebas bakar meningkat menjadi 55% (Pertanyaan # 43).<br />

1


7. Pada akhir kampanye pride (Juni 2010), 50% dari 175 KK (88 KK) petani ladang<br />

berpindah melakukan perladangan menetap.<br />

Hasil Kegiatan<br />

Juli-September 2009<br />

Sebelumnya pada bulan Juni 2009 telah dilakukan pendekatan ke dua desa target<br />

(desa Tempayung dan desa Babual Baboti) tentang tujuan kampanye bangga yang<br />

salah satu strateginya untuk mengurangi perladangan berpindah dan dapaknya akan<br />

membuat demplot kebun campuran.<br />

Dari hasil pendekatan ini, pada bulan Juli, diperoleh dukungan dari pemerintah desa<br />

Tempayung sebuah lahan seluas 2 hektar yang status lahannya merupakan tanah<br />

desa. Lahan yang berada tadinya merupakan hutan desa yang juga sempat terbakar<br />

saat musim perladangan tebas bakar. Di lahan ini tumbuh bermacam tanaman bernilai,<br />

salah satunya jelutung dan induk buah durian lokal (terotungan, pompaan), cempedak,<br />

mentawa, duku dan langsat. Beberapa tegakannya masih ada dan bisa menjadi bakal<br />

indukan nantinya.<br />

Kegiatan sejak Juli-September 2009, Manajer Kampanye Suaka Margasatwa Sungai<br />

Lamandau dibantu tim di lapangan melakukan pendekatan masyarakat di kedua desa<br />

khalayak target tentang tujuan akan dibuatnya demplot pertanian menetap pola kebun<br />

campuran untuk mendukung perubahan perilaku petani ladang berpindah pola tebas<br />

bakar menjadi petani ladang menetap tanpa bakar dengan slogan yang diusung adalah<br />

Hemat di Lahan Sendiri. Sekaligus menegaskan manfaat berladang menetap di lahan<br />

sendiri dapat membantu melestarikan hutan sebagai sumber air, udara bersih,<br />

mencegah perubahan iklim dan musim, mencegah datang hama pertanian,<br />

mentediakan hasil hutan bukan kayu, seperti sayuran, madu, getah jelutung.<br />

Tahapan sosialisasi di kedua desa target dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan,<br />

seperti pertemuan dengan kelompok masyarakat tani dan pemerintah 2 desa dan<br />

melakukan kunjungan ke ladang petani dan memberitahukan petani langsung di<br />

ladang. Pada rentang bulan ini Tim Fasilitator Pertanian bersama Community Organizer<br />

juga mencari tenaga dua asisten lapangan untuk kelola lahan demplot. Asisten demplot<br />

akan dicari dari masing-masing desa dan pada bulan Agustus baru didapat satu orang<br />

yang bersedia, dari Tempayung. Asisten lapangan dari Tempayung awalnya seorang<br />

pemburu dan pembalak kayu dan sempat menjadi peladang berpindah membantu<br />

mertuanya. Karena berbagai hal alasan, asisten lapangan demplot bernama Jured<br />

menyadarinya. Saat tim di lapangan menawarkan tawaran bekerja, Jured langsung<br />

bersedia. Jured seorang pembelajar, petunjuk yang diberikan dilakukannya dalam<br />

kelola lahan demplot.<br />

Masuk bulan Oktober 2009 sampai dengan Januari 2010 ada beberapa catatan<br />

kegiatan yang diperoleh tiap bulannya. Berikut laporan kegiatan BROP yang dilakukan<br />

tiap bulannya rentang Oktober 2009 – Januari 2010:<br />

BROP 1 (Oktober 2009)<br />

Tujuan pada kegiatan<br />

1. Membersihkan lahan untuk <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran.<br />

2. Menyampaikan pengarahan pengelolaan demplot kebun campuran pada tim<br />

lapangan.<br />

3. Melakukan Koordinasi kepada kedua pihak desa dan<br />

4. Mengajak masyarakat untuk tertarik dan terlibat dalam adopsi kebun pertanian<br />

ladang menetap.<br />

2


Hasil yang diharapkan<br />

1. Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran telah selesai dibersihkan .<br />

2. Tim <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran di lapangan paham tujuan adanya demplot<br />

kebun campuran dan bagaimana pengelolaannya.<br />

3. Ada koordinasi dan bantuan monitoring dari desa target.<br />

4. Masyarakat ada yang terlibat untuk pembuatan demplot dan siap belajar<br />

pertanian menetap pola kebun campuran.<br />

Hasil yang dicapai<br />

1. Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran saat dikunjungi sedang dibersihkan saat ini<br />

telah terbuka 1,25 ha. Pohon-pohon dengan batang berdiameter di atas 15 cm<br />

tidak ditebang. Saat penebasan juga telah dibuat bebrapa lubang untuk tempat<br />

potongan dan selanjutnya untuk tujuan komposting. Potongan dahan dan<br />

ranting serta semak dikumpulkan kemudian dilakukan pemotongan kecil-kecil<br />

dahan dan ranting dan disimpuk atau dikumpulkan. Pengkomposan sudah<br />

dimulai sambil membersihkan lahan agar lebih bersih, yang akan dilanjutkan<br />

secara berkala. Sebagian lahan telah dikelola dengan dicangkuli.<br />

2. Tim <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran di lapangan yang aktif bekerja baru satu orang<br />

dibantu fasilitator pertanian dan CO. Tim lapangan juga telah membuat rencana<br />

bangun dalam bentuk sketsa lahan kebun campuran yang akan dibuat di lahan<br />

2 ha. Pada saat kunjungan Manajer Kampanye dan Mentor Rare asisten<br />

lapangan sudah paham tujuan adanya demplot kebun campuran dan dalam<br />

mengelolanya masih perlu dampingan.<br />

3. Ada koordinasi dan bantuan monitoring dari desa target. Dari kunjungan tiap<br />

desa, diperoleh informasi bahwa dari penuturan salah satu tokoh petani yang<br />

juga sekaligus tokoh desa sepakat untuk mendukung program perladangan<br />

menetap dengan kebun campuran. Begitu pula yang diungkapkan Kepala Desa<br />

Babual Baboti beserta staf dan Kepala Dusun Baboti dan warganya bersedia<br />

mengubah pertanian mereka dengan pola menetap dan berkebun campuran.<br />

Ungkapan lainnya juga Desa siap membantu kegiatan penghijauan di lahan desa<br />

dan dekat daerah penyangga kawasan SM Sungai Lamandau. Alasannya<br />

tanaman nanti dapat dimanfaatkan warga dan udara tidak panas serta dapat<br />

mengmbalikan sumber air, karena air di desa Babual Baboti sudah banyak yang<br />

kering.<br />

4. Masyarakat ada bersedia terlibat untuk pembuatan demplot dan siap belajar<br />

pertanian menetap pola kebun campuran. Dari lebih dari 25 orang yang ditemui<br />

selama setengah bulan pendampingan tim di lapangan warga setuju dengan<br />

kegiatan kebun campuran.<br />

5. Sosialisasi masih perlu ditingkatkan, karena belum semua warga tahu. Untuk itu<br />

tiap bulannya akan dilakukan pertemuan dan akan dibantu dengan media<br />

kampanye.<br />

Lampiran. Dokumentasi Foto kegiatan<br />

3


1) Denah demplot kebun campuran, 2) Pak Yandi tokoh tani siap membantu program demplot kebun<br />

campuran dan mengajak warga berladang menetap dan Jured (asisten lapangan), 3) Sosialisasi tujuan<br />

demplot dan berladang menetap kepada Kepala Desa Babual Baboti beserta staf desa.<br />

1) Sosialisasi tujuan demplot dan berladang menetap dengantokoh tani dan desa Tempayung, 2) Survey<br />

lokasi demplot, 3) Kunjungan ke lahan warga dusun Baboti.<br />

Kunjungan ke lahan warga dusun Baboti (pak Endar) didampingi kepala dusun Baboti yang mendukung<br />

program kebun campuran dan ladang menetap.<br />

Proses pembersihan lahan dan lubang potongan ranting yang telah disiapkan.<br />

Potret petani desa Babual Baboti.<br />

BROP 2 (November 2009)<br />

Tujuan<br />

1. Membersihkan dan mengolah lahan untuk <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran.<br />

2. Membuat pengomposan.<br />

3. Menyampaikan pengarahan pengelolaan demplot kebun campuran pada tim<br />

lapangan.<br />

4. Melakukan Koordinasi kepada kedua pihak desa dan<br />

4


5. Mengajak masyarakat untuk tertarik dan terlibat dalam cara kelola pertanian<br />

ladang menetap sistem kebun campuran.<br />

6. Membeli perlengkapan pengelolaan lahan dan tanam.<br />

Hasil yang diharapkan<br />

1. Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran tanah masih pada tahap pengolahan dan<br />

pembersihan berkala tunggul dan sisa-sisa ranting dan pembuatan lubang<br />

potongan dan kompos. Pengomposan sudah dilakukan dan sedang berjalan<br />

pengolahan lainnya.<br />

2. Kegiatan rincinya yang dilakukan saat ini masuk ke tahapan pengolahan lahan<br />

yang sudah masuk tahapan kegiatan persiapan menanam dengan membuat<br />

jalur pemancangan, penyelesaian lubang sampah steking, pengomposan telah<br />

4 lubang dengan ukuran 1,5x1,5x1 meter yang dibuat. Bahan kompos selain<br />

dari kotoran hewan yang dibeli dari masyarakat juga campuran potongan<br />

ranting dan daun dan bahan alami sekitar demplot.<br />

3. Lahan yang sebagian telah bersih dan telah dibuat guludan/bedengan tanam<br />

untuk tanaman sayuran yang telah disemaikan, yaitu terong, cabai, gambas,<br />

waluh dan jagung manis.<br />

4. Kegiatan lainnya yaitu, mengatur tata letak tanaman sekat bakar dan mulai<br />

menyemai bonggol pisang sebagai tanaman sekat bakar yang akan ditanam di<br />

sekeliling lahan. Dan satu bonggol menghasilkan 5 anakan dan telah ditanam<br />

sebanyak 5 pohon dengan jarak 3 meter. Bonggol ini bantuan dari masyarakat<br />

desa Tempayung.<br />

5. Kegiatan penanaman lahan yang telah di buat jalur pancang sebagian telah<br />

mulai dengan ditanami tanaman karet unggul, sungkai dari warga desa<br />

Tempayung.<br />

6. Tim <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran di lapangan bekerja sesuai petunjuk dan tujuan<br />

kegiatan. Dalam hal ini fasilitator pertanian selalu memberikan arahan pada<br />

asisten lahan demplot dan yang bekerja membersihkan lahan dari sisa tunggul<br />

dan potongan ranting. Fasilitator juga menerapkan apa yang menjadi<br />

perencanaan dari demplot kebun campuran.<br />

7. Ada koordinasi dan bantuan monitoring dari desa target. Pada tahapan ini<br />

beberapa tokoh desa membantu dalam upaya mendukung pengawasan lahan<br />

dan akan membantu mensosialisasikan fungsi demplot kebun campuran.<br />

Komitmen ini dihasilkan setelah ada kegiatan Pelatihan Mengelola Lahan Tanpa<br />

Membakar, dari mulai perencanaan, memulai penebasan, pembuatan lubang,<br />

wilayah jalur penanaman tanaman utama dan tanaman sela dan rumah jaga<br />

serta bagaimana pemanfaatan potongan tebasan. Sayangnya kegiatan ini masih<br />

diikuti oleh sedikit peminat. Tapi hasil pelatihan ini membuahkan rencana tindak<br />

lanjut berupa kegiatan rutin pelatihan tiap minggu ke-tiga per bulannya dan<br />

akan mengajak warga lainnya di latihan berikutnya.<br />

8. Masyarakat ada yang terlibat untuk pembuatan demplot dan siap belajar<br />

pertanian menetap pola kebun campuran. Sampai saat ini yang belajar langsung<br />

adalah asisten demplot dan keluarganya. Beberapa warga setelah dilakukan<br />

monitoring bersedia untuk berladang menetap. Secara lisan dan pendataan di<br />

lapangan dari kedua desa telah 50% di Babual Baboti yang memulai berladang<br />

menetap. Dan di Tempayung sendiri hampir semua berkomitmen akan<br />

berladang menetap. Ini baru secara lisan dan beberapa monitoring lahan. Hal ini<br />

terus ditingkatkan melalui pendekatan pemahaman, praktek dan analisa hasil<br />

agar mereka lebih tertarik dan hasilnya masyarakat terus mengadopsi sistem<br />

ladang menetap tanpa bakar.<br />

9. Perlengkapan pengelolaan lahan dan tanam sudah lengkap di bulan Desember.<br />

Beberapa perlengkapan telah dibeli di bulan Desember, seperti alat untuk<br />

pengolahan lahan, membantu proses pengairan (penyiraman).<br />

5


Dokumentasi foto kegiatan<br />

Kegiatan pengelolaan lahan demplot kebun campuran seluas 2 hektar di desa Tempayung sebagai strategi<br />

penyingkiran halangan masih dilakukan sampai bulan ini. Gambar terakhir bonggol pisang yang disemaikan<br />

untuk tanaman sekat bakar<br />

Pelatihan perdana di lahan demplot kebun campuran mengenal pembukaan lahan tanpa bakar didampingi<br />

oleh PPL dari Balai Penyuluh Pertanian Kotawaringin Lama<br />

Kunjungan wakil Uni Eropa, BPP Kotawaringin Lama, ka BKSDA Kalteng-SKW II ke lahan demplot kebun<br />

campuran<br />

6


Sebagian perlengkapan kerja Pengelolaan Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran<br />

BROP 3 (Desember 2009)<br />

Tujuan<br />

1. Membersihkan dan Mengolah lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran.<br />

2. Membuat pengomposan dan jalur pancang tanaman utama dan sekat bakar.<br />

3. Menyampaikan pengarahan pengelolaan demplot kebun campuran pada tim<br />

lapangan.<br />

4. Melakukan Koordinasi kepada kedua pihak desa target.<br />

5. Mengajak masyarakat untuk tertarik dan terlibat dalam cara kelola pertanian<br />

ladang menetap sistem kebun campuran.<br />

6. Mengadakan pelatihan pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB).<br />

7. Melengkapi perlengkapan pengelolaan lahan dan tanam.<br />

8. Persiapan kegiatan pembangunan Balai Belajar Tani dan rumah jaga demplot<br />

kebun campuran.<br />

Hasil yang diharapkan<br />

1. Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran tanah ada yang siap tanam<br />

2. Kompos, jalur pancang tanaman dan sekat bakar.<br />

3. Tim <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran di lapangan bekerja sesuai petunjuk dan tujuan<br />

kegiatan.<br />

4. Ada koordinasi dan bantuan monitoring dari desa target.<br />

5. Masyarakat ada yang terlibat untuk pembuatan demplot dan siap belajar<br />

pertanian menetap pola kebun campuran.<br />

6. Masyarakat petani dua desa (Tempayung dan Babual Baboti) terlibat serta<br />

dalam pelatihan.<br />

7. Perlengkapan pengelolaan lahan dan tanam lengkap di bulan Desember.<br />

8. Fasilitas balai belajar tani mulai ada kegiatan pembangunan.<br />

Hasil yang dicapai<br />

6. Lahan <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran tanah ada yang siap tanam. Lahan <strong>Demplot</strong><br />

kebun campuran sudah ada yang dipersiapkan untuk penanaman hortikultura,<br />

setelah dilakukan pengolahan tanah dengan pemupukan organik kompos. Selain<br />

itu beberapa lahan telah dibersihkan dan sudah ada yang ditanami tanaman<br />

batas dan sekat bakar hidup, seperti pisang. Sebagian lagi telah ditanami karet<br />

dengan alur pancang tanam 3x5 meter persegi.<br />

7. Kompos, jalur pancang tanaman dan sekat bakar. Beberapa lubang kompos<br />

sebagian telah ada yang dijadikan untuk pembuatan kompos. Kompos yang<br />

telah jadi dan digunakan sekitar 4 lubang dan baru dipergunakan untuk<br />

7


memupuk lahan yang telah ditanami seluas 10x25 meter persegi. Untuk jalur<br />

pancang telah setengah hektar dibuat dan telah ditanami tanaman karet unggul<br />

yang disubsidi masyarakat. Untuk sekat bakar baru bagian sisi kiri dan kana<br />

serta depan yang baru dibuat sedangkan bagian belakang belum dibuat, karena<br />

tidak adanya tenaga yang mengerjakannya. Sedangkan asisten demplot dan<br />

fasilitator pertanian tenaganya terbatas. Untuk menyiasati ini, fasilitator<br />

pertanian setelah melakukan diskusi dengan tim di lapangan untuk mencari<br />

segera tenaga untuk membersihkan lahan. Tenaga berhasil didapat di Despot 2<br />

orang dan saat ini sedang bekerja membersihkan lahan tersisa, penyiapan<br />

lubang pancang tersisa dan sekat tersisa. Diperkirakan awal Januari semua<br />

telah selesai dan lahan siap tanam tanaman utama (karet dan buah-buahan).<br />

Untuk menyiasati tanaman gulma beruta dan alang-alang akan ditanami waluh<br />

agar tenaga lebih hemat tidak perlu mencangkul setiap hari untuk<br />

menghilangkan gulma.<br />

8. Tim <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran di lapangan bekerja sesuai petunjuk dan tujuan<br />

kegiatan. Tiap bulannya tim selalu melakukan koordinasi untuk perkembangan<br />

dan rencana kegiatan. Seperti bulan ini koordinasi untuk rencana membuat jalur<br />

pancang, menentukan letak bangunan balai belajar tani, mengolah sekat bakar.<br />

9. Ada koordinasi dan bantuan monitoring dari desa target. Tiap bulan juga ada<br />

koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung untuk bulan ini koordinasi untuk<br />

pembangunan balai belajar tani dan rumah jaga serta gudang. Selain itu diskusi<br />

untuk menentukan letak bangunan. Koordinasi juga dilakukan ke desa Babual<br />

Baboti, kalau akan ada pembangunan balai belajar tani.<br />

10. Selain itu kegiatan melakukan monitoring pertanian. Hasilnya sebagian<br />

masyarakat sudah ada yang mengelola lahannya secara menetap, hanya masih<br />

ada yang membakar. Contoh dusun Deper, dusun Baboti dan kota desa Babual<br />

yang masuk administrasi desa Babual Baboti lahan masyarakatnya sudah ada<br />

yang menetap dan bahkan ditemukan salah satu warga dusun Baboti telah<br />

melakukan pembibitan tanaman jelutung sebanyak kurang lebih 370 polibag.<br />

Hampir sebagian masyarakat sudah berladang menetap hanya masih<br />

melakukan tebas bakar untuk membersihkannya.<br />

11. Dalam pembukaan lahan tempat lokasi pembangunan 5 orang warga<br />

Tempayung membantu membersihkan lahan. Lahan demplot kemudian<br />

diperluas berdasarkan perizinan Kepala Desa Tempayung untuk diluaskan<br />

hingga 3 hektar. Sekaligus ke wilayah rawa yang bisa menjadi daerah<br />

penanaman jelutung. Agar wilayah rawa di kedua desa terjaga dengan adanya<br />

jelutung yang bisa kelak disadap getahnya.<br />

12. Masyarakat petani dua desa (Tempayung dan Babual Baboti) terlibat serta<br />

dalam pelatihan. Masyarakat ada yang terlibat untuk pembuatan demplot dan<br />

siap belajar pertanian menetap pola kebun campuran. Sampai pada tahapan ini<br />

ada sekitar 15 orang (dari Tempayung dan Babual Baboti) hadir untuk<br />

mendengarkan ulasan teknik membuka lahan tanpa bakar dan membuat sekat<br />

bakar yang disampaikan oleh salah satu satf perwakilan Manggala Agni BKSDA<br />

Kalteng.<br />

13. Perlengkapan pengelolaan lahan dan tanam lengkap di bulan Desember.<br />

Sebagian besar perlengkapan oah tanah dan lahan telah dilengkapi, seperti<br />

membeli tong air, selang air, cangkul, penggaru, linggis, parang, sabit. Bantuan<br />

dari biaya lainnya dukungan Proyek EC Lamandau berupa tambahan tong air<br />

dan bahan pupuk kandang, bibit dan starter pupuk kompos EM4. Untuk<br />

penambahan asisten lapangan sudah didapat dari Tempayung dan diperkirakan<br />

siap bekerja Januari 2010 dari Despot.<br />

14. Fasilitas balai belajar tani mulai ada kegiatan pembangunan. Bulan ini mulai<br />

melakukan pembelian bahan bangunan dan mempersiapkan lahan letak<br />

bangunan. Kegiatan ini di mandori oleh Kepala Desa Tempayung. Diperkirakan<br />

bangunan akan selesai Januari 2010. Dalam perencanaan pembangunan melalui<br />

berbagai proses. Mulai dari perencanaan bentuk bangunan, biaya<br />

pembangunan, lokasi pembangunan dan rencana keberlanjutan fasilitas<br />

8


angunan dan demplot kebun campuran. Hasil kesepakatan bangunan<br />

berukuran 5x10 meter persegi. Masing-masing balai belajar 3x5 meter persegi,<br />

rumah jaga 3x4 meter persegi, dapur dan gudang satu bangunan 2x4 meter<br />

persegi. Balai belajar dan rumah jaga akan dibuat satu atap 5x6 meter persegi<br />

sedang atas dapur dan gudang menyesuaikan ukuran luas bangunan (Lihat<br />

lampiran). Tambahan bangunan adalah kamar mandi dekat dapur dan tangki<br />

air. Pembuatan diawasi dan dimonitor langsung Kepala Desa dan fasilitator<br />

pertanian dan manajer kampanye.<br />

15. Pembuatan Balai Belajar Tani di <strong>Demplot</strong> Kebun Campuran telah mulai<br />

pembangunan mulai tanggal 2 Januari 2009. Dari hasil koordinasi di lapangan<br />

dengan Kepala Desa Babual Baboti pembangunan sudah sampai pemasangan<br />

kerangka dan sebagian lantai panggung.<br />

Dokumentasi Foto Kegiatan<br />

1 2 3<br />

Keterangan:<br />

1. Bibit pisang untuk tanaman sekat bakar dan tanaman buah yang disemai di persemaian demplot<br />

sementara.<br />

2. Tanaman pare yang mulai tumbuh salah satu display tanaman sayuran di lahan demplot kebun<br />

campuran.<br />

3. Tanaman kangkung sebagai display tanaman sayuran di lahan demplot kebun campuran.<br />

1 2 3<br />

Keterangan:<br />

1. Proses pengomposan dari potongan ranting steking di lubang-lubang sekat bakar alternatif.<br />

2. Lahan area demplot yang telah dibersihkan dan sebagian lahan sudah ditanami.<br />

3. Pengangkutan sebagian pupuk kandang untuk bahan kompos.<br />

Pembersihan lahan untuk lokasi pembangunan balai belajar tani di area demplot kebun campuran<br />

9


1 2 3<br />

4 5<br />

Keterangan:<br />

1. Pertemuan dan pelatihan membuat jalur tebas sekat bakar.<br />

2. Membuat peta lahan demplot kebun campuran.<br />

3. Survey awal lokasi ke tempat pembibitan karet di Despot Kotawaringin Lama proyek Dinas<br />

Kehutanan Sukamara.<br />

4. Survey ke pembibitan karet kelompok tani Tauladan Pangkalan Banteng.<br />

5. Survey ke perkebunan karet PTPN XIII Pangkalan Banteng.<br />

Membersihkan lahan dan kegiatan penyemaian bibit pepaya untuk percontohan tanaman jangka menegah<br />

Pembelian perlengkapan pertanian untuk<br />

kelola demplot kebun campuran<br />

10


Sebagian masyarakat di dusun Deper, dusun Baboti, Babual di desa Babual Baboti sudah ada yang<br />

berladang menetap<br />

Peta pemanfaatan lahan Kebun Campuran Desa Tempayung<br />

Catatan tambahan:<br />

1. Peta lahan diatas diatas lahan seluas 3 hektar. Lahan demplot diperluas karena dibagian lain ada wilayah<br />

rawa yang berpotensi untuk pengembangan pohon jelutung. Ini menurut Kepala Desa Tempayung bisa<br />

menginisiasi masyarakat berkebun jelutung pada wilayah rawa. Sekaligus melindungi daerah rawa untuk<br />

tidak terkena penjualan ke lahan sawit. Karena Tempayung sangat menghargai keberadaan daerah rawa<br />

sebagai daerah sumber air.<br />

2. Kegiatan pembangunan balai belajar tani di demplot kebun campuran sedang berjalan. Kegiatan terakhir<br />

terpantau sudah sampai pada tahap kegiatan pemasangan kerangka dinding.<br />

3. Kegiatan pengolahan tanah masih terus dilakukan karena pengolahan tanah salah satu hal penting<br />

dalam memulai kegiatan betani menetap.<br />

Manajer kampanye sedang mengontrol kegiatan pembangunan balai belajar<br />

dan pencangkulan/pembalikan tanah salah satu proses pengolahan tanah.<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!