Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Kebijakan Desentralisasi Fiskal - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Kebijakan</strong> <strong>Desentralisasi</strong> <strong>Fiskal</strong><br />
Bab V<br />
yaitu sebesar 2,37 persen dan Nanggroe Aceh Darussalam yang menurun hingga 1,75 persen.<br />
Kedua, peningkatan transfer diiringi juga dengan pengurangan tingkat pengangguran,<br />
namun tidak semua daerah mengalami penurunan. Terdapat 20 daerah mengalami<br />
penurunan tingkat pengangguran. Penurunan tingkat pengangguran tertinggi terjadi di Jawa<br />
Timur dan Jawa Barat yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,34 persen<br />
dan 1,12 persen.<br />
Dari Tabel V.15 juga dapat dilihat bahwa pendapatan APBD per kapita yang tinggi terdapat<br />
di daerah Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Timur. Pendapatan APBD per kapita di<br />
Papua bahkan mencapai lebih dari 10 kali lipat pendapatan APBD per kapita di Jawa Timur.<br />
Tingginya pendapatan APBD per kapita diharapkan dapat mempercepat pembangunan di<br />
wilayah tersebut, terutama untuk mendanai investasi awal di bidang infrastruktur.<br />
Selanjutnya, hal yang perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan pemerintah daerah<br />
adalah upaya untuk menyelaraskan pola alokasi dana ke daerah dengan target pertumbuhan<br />
ekonomi dan target kesejahteraan masyarakat.<br />
5.3 <strong>Kebijakan</strong> <strong>Anggaran</strong> ke Daerah Tahun 2011<br />
5.3.1 <strong>Kebijakan</strong> <strong>Anggaran</strong> Transfer ke Daerah<br />
Berdasarkan peraturan perundang-undangan serta mengacu pada hasil pembahasan antara<br />
DPR RI dan Pemerintah dalam rangka Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan APBN tahun<br />
2011, kebijakan anggaran transfer ke daerah pada tahun 2011 akan diarahkan untuk<br />
(1) meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat<br />
dan daerah (vertical fiscal imbalance) dan antardaerah (horizontal fiscal imbalance);<br />
(2) menyelaraskan kebutuhan pendanaan di daerah sejalan dengan pembagian urusan<br />
pemerintahan antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; (3) meningkatkan kualitas<br />
pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah;<br />
(4) mendukung kesinambungan fiskal nasional (fiscal sustainability) dalam rangka kebijakan<br />
ekonomi makro; (5) meningkatkan daya saing daerah; (6) meningkatkan kemampuan<br />
daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah; (7) meningkatkan efisiensi pemanfaatan<br />
sumber daya nasional; dan (8) meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan<br />
nasional dengan rencana pembangunan daerah.<br />
Sementara itu, sejalan dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam<br />
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun <strong>Anggaran</strong> 2009, terutama yang terkait<br />
dengan Bagian <strong>Anggaran</strong> Transfer ke Daerah mengenai konsistensi penggunaan akun<br />
transfer, dalam tahun 2011 akan dilakukan beberapa kebijakan, diantaranya yaitu adanya<br />
reklasifikasi anggaran sesuai dengan jenis transfer dan tujuan pembentukan akun transfer.<br />
Hal ini ditujukan juga untuk menjaga momentum atas penilaian BPK terhadap pelaksanaan<br />
<strong>Anggaran</strong> Transfer ke Daerah Tahun 2009 berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)<br />
dari tahun sebelumnya dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). <strong>Kebijakan</strong><br />
reklasifikasi anggaran akan dimulai dengan penguatan konsep Dana Penyesuaian, yang<br />
meliputi definisi, tujuan, dan ruang lingkup. Selanjutnya, juga akan dilakukan pengelompokan<br />
jenis transfer yang sejenis/serumpun sesuai dengan kejadian saat transaksi, sehingga<br />
memudahkan dalam pencatatan dan pelaporannya.<br />
Nota Keuangan dan RAPBN 2011<br />
V-27