Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Studi yang dilakukan Diane Wolf di Sukoharjo (1986), menunjukkan banyak<br />
perusahaan besar (formal), membayar gaji lebih rendah, terutama pekerja wanita<br />
yang dianggap sebagai suplemen, karena mereka masih ditanggung keluarganya<br />
yang bekerja di sektor lain, seperti sektor informal atau pertanian. Usaha sektor<br />
informal dan gaji pekerja di perusahaan pembuatan batu bata, industri genting<br />
dan pembuatan meubel rakyat justru mampu membayar gaji yang lebih tinggi<br />
dibandingkan perusahaan besar. Sementara menurut El-Shakhs sifat dan<br />
komposisi kegiatan ekonomi cenderung berbeda menurut skala kegiatan ekonomi.<br />
Keberdayaan sektor informal di kota-kota 2 besar cenderung menunjang kegiatan<br />
ekonomi modern, yakni berfungsi melayani kebutuhan sekunder atau tersier,<br />
menggunakan pekerja upahan, dan tergantung pada pasar kerja. Sebaliknya<br />
di kota-kota sedang dan kecil kegiatan sektor informal masih berkait dengan<br />
kebutuhan dasar sektor pertanian, dan belum terpengaruh pasar kerja. <br />
Dalam hal ini, keberadaan PKL di Surakarta dalam menunjang perekonomian di<br />
Kota Surakarta menggambarkan karakteristik yang dapat memberikan kontribusi<br />
berarti terhadap kegiatan ekonomi sektor informal maupun sektor formal yang<br />
3<br />
berkait dengan pasar kerja. Lebih dari itu keberadan PKL sebenarnya juga mampu<br />
menyumbangkan pendapat, dan mampu menawarkan jalan keluar bagi persoalan<br />
yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan,<br />
yakni pengangguran, terutama pada masa krisi ekonomi karena kemampuan sektor<br />
formal hanya mampu menyerap kesempatan kerja dalam jumlah yang terbatas.<br />
2.2 Kebijakan Pemberdayaan PKL<br />
Kebijakan pemberdayaan PKL yang dilakukan Pemda Surakarta dilakukan<br />
dengan mendasarkan pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1995 tentang<br />
Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Melalui kebijakan tersebut Pemda<br />
Kota Surakarta mempunyai kewenangan untuk memberdayakan PKL dengan<br />
menempatkan PKL pada lokasi-lokasi tertentu yang sudah ditetapkan. Dalam<br />
menetapkan tempat usaha mempertimbangkan faktor lain seperti sosial, ekonomi,<br />
ketertiban, keamanan, kebersihan dan kesehatan serta tata ruang (Pasal 2).<br />
Dalam hal ini PKL dibebani tanggung jawab untuk menjaga ketertiban, kerapihan,<br />
kebersihan, keindahan, kesehatan lingkungan dan keamanan (Pasal 3), dengan<br />
persyaratan yang ditentukan oleh Wali Kota. Dengan kewenangan yang dimiliki<br />
Wali Kota Surakarta berupaya melakukan penempatan, penataan dan penertiban<br />
keberadaan PKL sebagai upaya untuk memberdayakan PKL di Kota Surakarta<br />
melalui mekanisme perizinan yang di keluarkan oleh Pemda Surakarta. Ketentuan<br />
perizinan secara garis besar berisi pertama perizinan diperoleh setelah melalui<br />
mekanisme pendaftaran, dengan ketentuan persyaratan yang telah ditentukan<br />
Wali Kota Surakarta. Ketentuan perizinan tidak boleh dipindahtangankan kepada<br />
siapapun tanpa persetujuan pejabat yang berwenang (Pasal 4).<br />
2 Lihat Diane Wolf dalam Hana-Dieter Evera, Sosiologi Perkotaan, Urbanisasi dan Sengketa Tanah di<br />
Indonesia dan Malaysia, LP#ES, Jakarta, 1995, hal 201.<br />
3 El-Shakhhs dalam Tadjuddin Noer Effendi dkk, Struktur Pekerjaan Sektor Informal dan Kemsikinan<br />
di Kota, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta, 1996, hal 262-263.<br />
177