28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2. Governance, Penganggaran Kinerja dan Anggaran<br />

Berbasis Gender untuk Sektor Kesehatan<br />

Negara atau pemerintah adalah pemegang monopoli fungsi pelayanan pada<br />

masyarakat. Melalui birokrasinya, pemerintah menjalankan fungsi tersebut.<br />

Namun hingga saat ini, banyak persoalan-persoalan muncul justru karena watak<br />

pengelolaan pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi. Sifatnya yang hierarkis,<br />

kaku, stabil dan sentralistik justru menyulitkan mereka dalam melakukan<br />

pelayanan pada masyarakat dan menyesuaikan diri dengan perubahan (Kaufmann,<br />

1977). Birokrasi juga memiliki watak yang massif dan ineffisien dalam pengelolaan<br />

sumber (Pratikno, 2005). Sementara itu, dengan berkembanganya persoalan yang<br />

ada dalam masyarakat seperti adanya proses pemiskinan secara srtuktural, peran<br />

birokrasi dituntut dapat mengatasi dampak dari persoalan tersebut. Salah satu<br />

fungsi birokrasi dalam melakukan pelayanan adalah fungsi pengelolaan anggaran<br />

dimana birokrasi dituntut dapat mempertemukan antara apa yang menjadi<br />

kebutuhan masyarakat dengan besaran dana yang dibutuhkan untuk pemenuhan<br />

kebutuhan tersebut. Fungsi ini adalah fungsi kunci yang diemban birokrasi karena<br />

fungsi inilah yang dijadikan ukuran untuk menilai kinerja pemerintahan dan<br />

menentukan legitimasi pemerintahan dihadapan rakyatnya.<br />

Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, saat ini birokrasi sedang<br />

mengembangkan sistem anggaran berbasis kinerja dengan prinsip-prinsip visioner,<br />

berwawasan kedepan; responsif, sesuai dengan keadaan; berorientasi pada outcomes<br />

dan output; indikator kinerja yang jelas; efisiensi, dengan input anggaran minimum<br />

dapat melakukan output maksimum; mendukung efektivitas, dengan income<br />

minimum dapat memberikan outcomes maksimum; dan mendukung akuntabilitas,<br />

dapat digunakan stakeholder untuk melakukan monitoring dan pengawasan.<br />

Semua prinsip-prinsip ini ditekankan pada pencapaian maksimalisasi pelayanan<br />

kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, penanggulangan<br />

kemiskinan, dan peningkatan kesempatan kerja (Pratikno, 2005). Catatan penting<br />

dalam proses penyusunan kebijakan anggaran dan proses pengelolaannya adalah<br />

dengan menggunakan perspektif anggaran berbasis gender yang tercermin dengan<br />

adanya; pertama, anggaran yang spesifik dialokasinya untuk perempuan; kedua,<br />

akses yang sama antara laki-laki dan perempuan atas anggaran untuk pegawai;<br />

ketiga, memikirkan dampak alokasi dan program anggaran terhadap perempuan<br />

(Debbie Budlender, 1998).<br />

Sebagai sintesis dari kedua hal tersebut, dalam pengelolaan kebijakan anggaran,<br />

harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut; pertama, pemikiran visioner<br />

dengan menempatkan perempuan sebagai aset yang melahirkan generasi penerus<br />

bangsa; kedua, kebijakan anggaran harus mencerminta apa yang saat ini dibutuhkan<br />

oleh perempuan dan anak; ketiga, efisien untuk memenuhi kebutuhan perempuan<br />

dan anak, dimana dengan alokasi yang minim dapat memenuhi kebutuhan<br />

perempuan dan anak secara maksimal; keempat, kemanfaatan dan dampak dari<br />

kebijakan anggaran harus memperhitungkan keberadaaan dan keberlangsungan<br />

252

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!