12.01.2015 Views

Mengawali Kebangkitan Matematika di Madrasah - Kemenag Jatim

Mengawali Kebangkitan Matematika di Madrasah - Kemenag Jatim

Mengawali Kebangkitan Matematika di Madrasah - Kemenag Jatim

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MTs Negeri Sumenep<br />

<strong>Mengawali</strong> <strong>Kebangkitan</strong> <strong>Matematika</strong> <strong>di</strong> <strong>Madrasah</strong><br />

Ingin mengubah matematika ja<strong>di</strong><br />

pelajaran yang menyenangkan Tiru saja<br />

MTs Negeri Sumenep. Berkat metode<br />

pembelajaran yang <strong>di</strong>terapkan, matematika<br />

tak lagi <strong>di</strong>takuti para siswa. Mereka<br />

sangat akrab dan bahkan tampak enjoy<br />

saat mempelajari matematika. “<strong>Matematika</strong><br />

memang kerap <strong>di</strong>sajikan secara rumit,<br />

sehingga siswa menerimanya dengan abstraksi<br />

dan persepsi yang menyeramkan,”<br />

ujar Drs. Abdullah, MH.<br />

Pra kon<strong>di</strong>si yang tak tepat itulah,<br />

yang menja<strong>di</strong> penyebab utama gagalnya<br />

pembelajaran matematika <strong>di</strong> madrasah.<br />

Sebab suasana pembelajaran yang tak<br />

menguntungkan, tentu berakibat pada tak<br />

<strong>di</strong>sukainya matematika oleh peserta <strong>di</strong><strong>di</strong>k.<br />

Untuk itulah, perlu <strong>di</strong>bangkitkan terlebih<br />

dahulu motivasi kecintaan anak pada matematika.<br />

Lalu tumbuhkan pula rasa dan<br />

minat mereka dengan stimulan dan metodologi<br />

pembelajaran matematika yang<br />

menyenangkan.<br />

Perlu <strong>di</strong>ketahui pula, tutur Kepala<br />

MTsN Sumenep ini, matematika itu bukanlah<br />

masalah berhitung semata. Namun<br />

sebaliknya, ilmu berhitung itu pasti matematika.<br />

Sebab berhitung adalah bagian dari<br />

matematika. “Sebagai ilmu struktur, matematika<br />

mempelajari urutan dan hubungan<br />

antara dasar-dasar penghitungan, pengukuran,<br />

serta penggambaran sebuah objek,”<br />

paparnya mengurai. “Oleh karenanya, matematika<br />

melibatkan logika dan perhitungan<br />

yang bersifat kuantitatif,” simpulnya.<br />

Berangkat dari pemahaman semacam<br />

itulah, MTsN Sumenep merilis sebuah<br />

konsep pengembangan matematika<br />

yang menggembirakan. Ibarat sepetak<br />

lahan, matematika <strong>di</strong>olah dan <strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan<br />

objek wisata menarik bagi minat anak dan<br />

sekaligus sebagai ruang pengembangan<br />

Drs. Abdullah, MH<br />

bagi <strong>di</strong>ri mereka. “Di sini.. matematika<br />

sudah menja<strong>di</strong> bagian tak terpisahkan dari<br />

kebutuhan belajar anak,” tukasnya mantap.<br />

<strong>Madrasah</strong> ini telah berkomitmen<br />

untuk mengembangkan matematika sebagai<br />

mata pelajaran rekreatif bagi siswa.<br />

Dan pada setiap tahun pembelajaran baru,<br />

selalu <strong>di</strong>cari kader-kader penerus bidang<br />

matematika. Selain menggali bakat<br />

bawaan matematik tersebut, juga dengan<br />

memetakan anak-anak yang minatnya<br />

kuat meski dengan bakat yang pas-pasan.<br />

Lantas keduanya <strong>di</strong>godok dan <strong>di</strong>matangkan<br />

dalam proses pembelajaran matematik<br />

yang khas.<br />

Langkah tersebut tampak sangat<br />

brilian. Terbukti, penggodokan yang <strong>di</strong>lakukan<br />

sejak tahun 2010 itu telah membuahkan<br />

hasil cukup gemilang. Tak tanggung-tanggung,<br />

dua siswanya sanggup<br />

bersaing <strong>di</strong> kancah olimpiade internasional.<br />

Rizka Amaliyah berhasil meraih juara<br />

III Wizard at Mathematics International<br />

Competition (Wizmic) 2011 <strong>di</strong> In<strong>di</strong>a. Sedangkan<br />

Syarofatul Imamah, pada tahun<br />

2012, berprestasi menggondol medali perunggu<br />

dari kompetisi matematika Internasional<br />

‘World Mathematics Team<br />

Champion’ (WMTC) <strong>di</strong> Beijing China.<br />

Ini adalah bukti nyata, bahwa madrasah<br />

yang berbasis pelajaran keagamaan<br />

telah sanggup mendobrak anggapan masyarakat<br />

yang menganggap matematika<br />

cuma “milik” sekolah umum. “Ketika madrasah<br />

mampu membuktikan matematika<br />

menja<strong>di</strong> kebutuhan siswa, prestasi setingkat<br />

apapun akan bisa kita <strong>di</strong>raih,” tukasnya<br />

memberikan kiat sukses. “Tapi yang<br />

lebih penting lagi, para juara itu harus<br />

memiliki regenerasi berikutnya,” tandasnya.<br />

Untuk penjaringan generasi matematik<br />

tersebut, salah satunya dengan<br />

membuat even Kompetisi <strong>Matematika</strong>.<br />

MTsN Sumenep telah dua kali menyelenggarakan<br />

kompetisi tersebut, yang <strong>di</strong>ikuti<br />

siswa SD/MI se Madura. Untuk tahun<br />

2013 ini telah <strong>di</strong>ikuti 240 peserta,<br />

dengan menetapkan 5 juara; juara I Salman<br />

Damai Alfariq dari SDN Pagentenan I<br />

Pamekasan, Juara II Dwi Ananda Sanbari<br />

dari SDN Pagarbatu Bluto Sumenep, juara<br />

III Ajeng K, dari SDN Pagentanan I Pamekasan,<br />

dan juara harapan I Fanesya<br />

Putri Azzahra dari SDN Pagentenan I<br />

Pamekasan, serta juara harapan II Listiani<br />

Safitri dari SDN Bulay 2 Pamekasan.<br />

Abdullah berharap, agar insan-insan<br />

madrasah yakin bahwa madrasah punya<br />

potensi besar dalam bidang matematika.<br />

Keyakinan itulah yang membuat <strong>di</strong>rinya<br />

sejak bertugas <strong>di</strong> tahun 2010 <strong>di</strong> MTsN<br />

Gedung MTsN Sumenep tampak depan<br />

Pengharagaan dari Bupati Sumenep<br />

kepada Syarifatul Imamah<br />

42 MPA 320 / Mei 2013


semenep langsung mencanangkan program<br />

pengembangan matematika. Meski<br />

tentu saja tantangan dan rintangannya tak<br />

ringan. Banyak kendala yang menghadang<br />

saat program tersebut <strong>di</strong>gulirkan. “<strong>Madrasah</strong><br />

selalu <strong>di</strong>konotasikan sebagai lembaga<br />

pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan plus, yang plusnya itu<br />

<strong>di</strong>artikan semata-mata bidang pengembangan<br />

keagamaan,” ungkapnya. “Nah, dari<br />

sini saya punya obsesi untuk memperluas<br />

pemahaman itu dalam pengembangan<br />

matematika,” tuturnya bersemangat.<br />

Lantas, adakah pengembangan matematika<br />

wajib <strong>di</strong>prasaranai sebuah laboratorium<br />

matematika yang cukup representatif<br />

H. Hairud<strong>di</strong>n, S.Pd, M.Pd, salah<br />

seorang guru matematika, menepis<br />

anggapan tersebut. Bahkan <strong>di</strong> MTs Negeri<br />

Sumenep hingga kini belum memiliki fasilitas<br />

pendukung berupa laboratorium<br />

Riska Amaliyah<br />

Pengalungan Penghargaan pada<br />

Olimpiade Matematik <strong>di</strong> Lucknow In<strong>di</strong>a<br />

Hj. Uchuwatussalasiah, S.Pd, Dra. Lailatul<br />

Fajar, Astrin Oktafasrian, S.Pd dan<br />

M. Kholid, S.Pd. Namun lebih dari itu,<br />

juga <strong>di</strong>datangkan para profesional <strong>di</strong><br />

bidang matematika. Seperti Ahmad Faizal<br />

KH, ST, SE, M.Pd (Trainer Nasional<br />

Olimpiade <strong>Matematika</strong> dan Direktur<br />

Utama Erick Institute), Sukino, M.Sc<br />

(Trainer Nasional Oleimpiade <strong>Matematika</strong>),<br />

dan yang lainnya.<br />

Meski demikian, MTsN Sumenep<br />

matematika yang layak. “Yang selama ini<br />

kami tekankan, adalah kekompakan antar<br />

guru matematika,” tuturnya bersahaja.<br />

Ketua MGMP dan Koor<strong>di</strong>nator guru<br />

matematika <strong>di</strong> KKM (Kelompok Kerja<br />

<strong>Madrasah</strong>) MTsN Sumenep ini menyatakan,<br />

bahwa setiap guru harus menumbuhkan<br />

semangat siswa terhadap matematika.<br />

“Ini wajib menja<strong>di</strong> perhatian utama<br />

bagi guru matematika. Mereka harus<br />

pula melakukan koor<strong>di</strong>nasi, terutama<br />

menyangkut masalah metode maupun<br />

penerapannya,” tambahnya mengingatkan.<br />

Komunikasi semacam itulah yang<br />

terja<strong>di</strong> saban hari <strong>di</strong> MTs Negeri Sumenep.<br />

Antar guru matematika selalu sharing<br />

untuk memecahkan bersama-sama<br />

setiap kali muncul<br />

persoalan yang menyangkut<br />

matematika. “Dengan<br />

begitu ketika masuk <strong>di</strong><br />

ruang kelas, para siswa tidak<br />

lagi kesulitan menerima pelajaran<br />

matematika,” ucapnya<br />

bernada harap.<br />

Di sisi lain, 4 jam pelajaran<br />

matematika perminggu<br />

– sebagaimana ketetapan<br />

pemerintah dalam kurikulum<br />

reguler, <strong>di</strong>tambah 1 jam lagi<br />

sehingga alokasi pelajarannya<br />

menja<strong>di</strong> 5 jam. “Itu untuk<br />

kelas unggulan, atau kelas<br />

yang memiliki kemampuan lebih, atau<br />

yang berbakat <strong>di</strong> kelas 8 dan 9,” jelasnya.<br />

Sedangkan program kelas khusus,<br />

kelas pilot projec yang memang <strong>di</strong><strong>di</strong>sain<br />

khusus bagi mata pelajaran matematika<br />

dan bahasa Inggris, alokasi waktunya <strong>di</strong>tambah<br />

4 jam sehingga menja<strong>di</strong> 9 jam.<br />

“Itupun masih <strong>di</strong>tambah satu jam lagi sebelum<br />

masuk kelas”, tukasnya. “Juga<br />

tambahan jam insidentil saat menghadapi<br />

kompetisi, atau kegiatan keluar untuk<br />

pengayaan matematik,” tambahnya.<br />

Ketika menghadapi kompetisi, mereka<br />

tak hanya <strong>di</strong>bimbing enam guru matematika<br />

profesional semata; H. Hairud<strong>di</strong>n,<br />

S.Pd., M.Pd, Eko Juniyanto, S.Pd,<br />

Syarofatul Imamah (nomor empat dari kiri)<br />

bersama para juara pada Internasional World Mathematics Team<br />

Champion WMTC <strong>di</strong> Beijing China, tahun 2012<br />

yang bervisikan “Beriman, Bertaqwa Kepada<br />

Allah SWT, Berakhlaq Mulia, Terampil<br />

serta Unggul Dalam Prestasi” ini<br />

tak menomor-duakan bidang stu<strong>di</strong> lain.<br />

Pada prinsipnya, posisi pelajaran keagamaan<br />

tetap menempati posisi teratas. Sedangkan<br />

matematika merupakan bidang<br />

ilmu yang populer <strong>di</strong> MTsN Sumenep.<br />

Prestasi bidang matematika, termasuk<br />

juga bidang olah raga, kesenian, cabangcabang<br />

MTQ dan yang lain, sangat besar<br />

pengaruhnya bagi eksistensi madrasah.<br />

Itulah pasalnya, MTs Negeri Sumenep<br />

kerap mengikutsertakan peserta <strong>di</strong><strong>di</strong>knya<br />

pada setiap even lomba. “Kami<br />

tak membedakan mata pelajaran yang<br />

lain. Semuanya menja<strong>di</strong><br />

prioritas kami. Hanya<br />

ketepatan yang sekarang lagi<br />

mencuat <strong>di</strong> sini adalah<br />

matematika,” paparnya.<br />

“Momentum ini kami manfaatkan<br />

sebagai awal kebangkitan<br />

matematika <strong>di</strong> madrasah.<br />

Alhasil, kalau kita bisa<br />

mendobrak kurikulum yang<br />

ada, maka akan menghasilkan<br />

lompatan-lompatan yang<br />

terduga,” tegasnya.<br />

Syaf Anton<br />

MPA 320 / Mei 2013<br />

43

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!