Integrasi Tanaman Jagung dan Ternak Kambing ... - BPTP Yogyakarta
Integrasi Tanaman Jagung dan Ternak Kambing ... - BPTP Yogyakarta
Integrasi Tanaman Jagung dan Ternak Kambing ... - BPTP Yogyakarta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Integrasi</strong> <strong>Tanaman</strong> <strong>Jagung</strong> <strong>dan</strong> <strong>Ternak</strong> <strong>Kambing</strong><br />
Mampu Meningkatkan Produktivitas <strong>dan</strong> Pendapatan Petani<br />
di Kabupaten Gunungkidul<br />
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi <strong>dan</strong> Informasi<br />
Pertanian/P3TIP/FEATI, <strong>BPTP</strong> <strong>Yogyakarta</strong> pada tahun 2008 telah melakukan kegiatan<br />
kaji terap yang bertujuan menguji, memantapkan <strong>dan</strong> mengembangkan rakitan<br />
teknologi system uasahatani jagung berintegrasi dengan ternak kambing yang sesuai<br />
dengan skala operasional. Kegiatan dilakukan di Dusun Toboyo Timur, Plembutan,<br />
Kabupaten Gunungkidul. Hijauan pakan sangat sulit didapatkan di musim kemarau di<br />
Kabupaten Gunungkidul, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu suatu teknologi yang<br />
dapat menghasilkan hijauan pakan tetapi sekaligus menghasilkan produk yang dapat<br />
dikonsumsi.<br />
Keunggulan Teknologi<br />
1. Kebutuhan pakan di musim kemarau dapat tercukupi<br />
2. Meningkatkan pendapatan petani<br />
3. Selain menghasilkan pakan, dihasilkan jagung untuk konsumsi (jagung pipilan)<br />
4. Induk beranak tiga kali dalam dua tahun dengan jumlah anak dalam satu kali<br />
kelahiran lebih dari satu<br />
5. Dua anak atau lebih yang dapat disapih per induk dalam setahun<br />
6. Berat anak dapat mencapai 35-40 kg. <strong>Kambing</strong> yang dibudidayakan pada awal<br />
kegiatan, kambing sejumlah 14 ekor terdiri dari 12 ekor betina <strong>dan</strong> 2 ekor jantan,<br />
setelah satu setengah tahun berkembang menjadi 45 ekor, digulirkan kepada<br />
kelompok ternak lainnya.<br />
Inovasi Teknologi<br />
Budidaya jagung Sistem tanam rapat<br />
Jarak Tanam<br />
1. Jarak tanam 20 x 20 cm, satu biji per lubang tanam,<br />
2. Jarak tanam 60 x 60 cm dengan 3 biji per lubang,<br />
3. Jarak tanam 40/50 cm x 60 cm dengan 1 biji per lubang <strong>dan</strong> tidak dilakukan<br />
penjarangan.<br />
Pemupukan<br />
1. Pemupukan dilakukan 2 kali, 1/3 bagian diberikan pada umur 1 minggu setelah<br />
tanam, 2/3 bagian diberikan pada umur 3 minggu setelah tanam<br />
2. Dosis pupuk 200kg/ha Urea, 100 kg/ha SP-36, 100 kg/ha KCl.<br />
Sistem Penjarangan<br />
1. Penjarangan setiap minggu (37 hst) pada satu baris membujur, selanjutnya pada<br />
baris yang lain pada 42 hst, 49 hst <strong>dan</strong> 60 hst, sehingga terbentuk jarak tanam 60 x<br />
60 cm<br />
2. Penjarangan setiap 2 minggu dimulai pada 42 hst <strong>dan</strong> 60 hst, penjarangan di mulai<br />
pada baris ke 2 <strong>dan</strong> ke 3 pada penjarangan ke dua.
3. Penjarangan/pemangkasan setiap 2 minggu pada satu rumpun/lubang tanam<br />
(untuk jarak tanam 60 x 60 cm, 3 biji per lubang), pemangkasan dilakukan 42 hst,<br />
kemudian 60 hst sehingga tinggal satu batang per lubang.<br />
4. Tidak dilakukan penjarangan pada jarak tanam 40/50 cm x 60 cm, dengan 1 biji per<br />
lubang tanam, penanaman khusus untuk produksi jagung.<br />
Dampak sosial/ekonomi<br />
Hasil budidaya tanaman jagung rapat dapat membantu mencukupi kebutuhan<br />
pakan ternak/tebon serta jagung pipil. Tebon <strong>dan</strong> jagung pipil yang dihasilkan dari<br />
penjarangan adalah sebagai berikut (Tabel 1):<br />
<strong>Ternak</strong> kambing berkembang cukup baik, jumlah awal 14 ekor, dalam waktu satu<br />
setengah tahun menjadi 45 ekor, <strong>dan</strong> dilakukan perguliran pada anggota kelompoktani<br />
yang lain. Selain itu juga telah dilakukan pemanfaatan limbah kan<strong>dan</strong>g yang dilakukan<br />
oleh petani utnuk dibuat kompos, hal ini juga dapat menambah pendapatan petani<br />
karena sampai saat ini petani telah dapat memproduksi <strong>dan</strong> menjual pupuk organikyang<br />
telah mereka usahakan.<br />
Tabel 1. Tebon <strong>dan</strong> jagung pipil yang diperoleh dari penjarangan<br />
No. Penjarangan/cabut <strong>Jagung</strong> pipil<br />
(ton/ha)<br />
Hijauan/tebon<br />
(ton/ha)<br />
1. 4 kali cabut 4,2 22,5<br />
2. 2 kali cabut 4,6 19,9<br />
3. 2 kali cabut 3,4 13<br />
4. Tanpa pencabutan/pola petani 6,5 1,2<br />
Petani telah merasakan manfaat <strong>dan</strong> keuntungan dari teknologi integrasi<br />
tanaman jagung <strong>dan</strong> ternak serta telah menjual sebagian kambingnya. Petani<br />
menggulirkan kambing hibah dari <strong>BPTP</strong> tersebut kepada anggota kelompoktani yang lain<br />
<strong>dan</strong> pada tanggal 19 Desember 2009 <strong>dan</strong> telah disaksikan oleh Bapak KDH TK II<br />
Gunungkidul sekaligus meresmikan pembuatan Rumah Pengolahan Pupuk Organik<br />
(RPPO) yang merupakan tindak lanjut dari Dinas Pertanian dengan memberikan <strong>dan</strong>a<br />
pembuatan RPPO sebesar Rp. 85.000.000. Bapak Bupati Gunungkidul sangat apreciate<br />
dengan kegiatan yang telah dilakukan <strong>BPTP</strong> <strong>Yogyakarta</strong> di kelompoktani Sidomaju,<br />
Dusun Toboyo Timur, Plembutan, sebagai wujud penghargaan akan memberikan<br />
bantuan ternak <strong>dan</strong> kan<strong>dan</strong>g kelompok. Replikasi introduksi integrasi tanaman jagung<br />
<strong>dan</strong> ternak kambing akan dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul ke<br />
kelompok tani yang lain.<br />
Dampak lainnya, berlanjutnya kegiatan pembuatan Rumah Pengolahan Pupuk<br />
Organik (RPPO) dari Dinas Pertanian, Replikasi tanaman jagung <strong>dan</strong> ternak kambing<br />
dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul
Gb. 6. <strong>Tanaman</strong> <strong>Jagung</strong><br />
Gb. 7. Penjarangan<br />
Gb. 8. Kan<strong>dan</strong>g<br />
Gb. 9. Perguliran