14.11.2012 Views

download - Departemen Pertanian

download - Departemen Pertanian

download - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2 . Vaksinasi pada sapi Madura yang ditransportasi dari<br />

Kalianget (Madura) ke Panjang (Lampung) :<br />

3 . Vaksinasi pada sapi Madura yang ditransportasikan<br />

dari Kalianget (Madura) ke Padang (Sumatera Barat)<br />

:<br />

56<br />

LILY NATALIA et al. : Pencegahan Fnterotoksemia pads Sapiyang Ditransporlasikan itntar Pilau<br />

Jumlah hewan yang ditransportasikan secara keseluruhan<br />

adalah 561 ekor . Vaksinasi pertama dilakukan<br />

di Karantina Hewan Pare-pare . Hewan yang divaksinasi<br />

bedumlah 82 ekor, dan kelompok hewan kontrol<br />

atau hewan yang tidak divaksinasi juga berjumlah<br />

82 ekor. Karena kondisi lapangan yang tidak<br />

memungkinkan, vaksinasi ulangan tidak dilakukan<br />

pada hewan-hewan ini . Tetapi pemantauan kenaikan<br />

tingkat kekebalan setelah vaksinasi tetap dilakukan .<br />

Pengambilan sampel serum sapi dilakukan 3 kali,<br />

yaitu pravaksinasi (di Karantina Hewan Pare-pare),<br />

1,5 bulan pascavaksinasi (di Karantina Hewan<br />

Pekanbaru) dan 3 bulan pascavaksinasi (di daerah<br />

Lubuk Dalam, Desa Seminai, Kecamatan Siak Sri<br />

Indrapura, Kabupaten Bengkalis) .<br />

Jumlah sapi yang ditransportasikan adalah 627 ekor.<br />

Kelompok yang divaksinasi bedumlah 104 ekor,<br />

sedangkan kelompok kontrol (yang tidak divaksinasi)<br />

bedumlah 100 ekor . Vaksinasi pertama dilakukan<br />

di Karantina Hewan Kalianget . Vaksinasi kedua<br />

yang terpaksa dilakukan 16 had setelah vaksinasi<br />

pertama, dilakukan di Karantina Hewan Panjang,<br />

Propinsi Lampung (menurut rencana, vaksinasi<br />

ulangan akan diberikan dengan selang waktu 1<br />

bulan) . Pengambilan sampel darah dilakukan 3 kali,<br />

yaitu pravaksinasi (di Kalianget, Madura), 16 hari<br />

pascavaksinasi (di Panjang, Propinsi Lampung) dan<br />

2 bulan pascavaksinasi (di petani petemak, di Lampung<br />

Utara, Lampung Tengah dan Lampung Selatan)<br />

.<br />

Jumlah sapi yang ditransportasi adalah 500 ekor,<br />

yang rata-rata berumur 2 tahun . Kelompok hewan<br />

yang divaksinasi bedumlah 87 ekor dan kelompok<br />

kontrol yang tidak divaksinasi berjumlah 97 ekor.<br />

Vaksinasi pertama dilakukan di Karantina Hewan<br />

Kalianget (Madura) yang juga bersamaan dengan<br />

pengambilan sampel darah pravaksinasi . Vaksinasi<br />

ulangan dilakukan bersamaan dengan pengambilan<br />

darah kedua, yaitu pada hari ke-15 pascavaksinasi, di<br />

Karantina Hewan Padang . Pemantauan kenaikan<br />

tingkat kekebalan berikutya tidak dapat dilakukan,<br />

karena sapi-sapi tersebut sudah berpindah tangan sehingga<br />

tidak dapat dilacak lagi lokasinya .<br />

Serum yang diperoleh diuji dengan ELISA . Selain<br />

itu, tingkat kematian hewan selama pedalanan dari tempat<br />

asal sampai ke petani petemak dicatat .<br />

Deteksi antibodi terhadap enterotoksemia<br />

Prosedur yang digunakan adalah ELISA tak langsung<br />

yang telah dikembangkan NATALIA (1996), yaitu<br />

menggunakan antigen pelapis berupa toksin alfa Cl.<br />

perfringens tipe A yang telah dimumikan, konjugat<br />

enzim (imunoglobulin anti-sapi yang dilabel dengan<br />

horse raddish peroxidase) dan substrat 2,2,-azino-bis(3ethylbenzthiazoline-6-su<br />

fonic acid (ABTS) dalam buffer<br />

sitrat . Serum kontrol positif yang digunakan adalah<br />

serum sapi dengan kekuatan 4 international unit (I.U .),<br />

diencerkan secara seri, kemudian dijadikan pembanding<br />

bagi sampel serum yang diperiksa. Serum kontrol positif<br />

dan negatif, selalu disertakan dalam tiap pengujian .<br />

Reaksi ELISA dibaca dengan menggunakan alat pembaca<br />

ELISA (Titertek MCC 340, Flow Laboratories,<br />

USA). Pembacaan dilakukan dengan panjang gelombang<br />

414 nm . Dengan membandingkan nilai optical<br />

density (OD) dari serum yang diperiksa dengan serum<br />

kontrol positif, hasil pemeriksaan serum dapat dinyatakan<br />

dengan satuan I.U .<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Pengujian keamanan vaksin pada mencit menunjukkan<br />

bahwa vaksin tersebut dapat digunakan, karena<br />

mencit yang disuntik vaksin dengan 4 kali ulangan tetap<br />

hidup. Setelah keamanannya terjamin, vaksin ini kemudian<br />

dipergunakan untuk mengebalkan sapi . Tanggap<br />

kebal (immune response) vaksin toksoid Cl. perfringens<br />

tipe A pada sapi percobaan dapat dilihat secara ringkas<br />

pada Tabel 1 .<br />

Pada saat pravaksinasi, tingkat kekebalan sapi-sapi<br />

percobaan yang digunakan dalam penelitian ini telah<br />

cukup baik . Hal ini disebabkan karena kelompok hewan<br />

percobaan ini juga telah menerima vaksinasi enterotoksemia<br />

secara teratur setiap tahun. Vaksinasi tersebut<br />

dilakukan karena pada kandang yang berdekatan pemah<br />

terdapat 8 ekor kerbau yang mati mendadak akibat enterotoksemia.<br />

Dari adanya kasus enterotoksemia yang menyerang<br />

sejumlah besar kerbau di daerah Kalimantan Selatan diketahui<br />

bahwa dengan tingkat kekebalan di atas 1 .0 I.U ./<br />

ml, hewan dapat bertahan terhadap serangan enterotok-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!