06.02.2015 Views

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

minta temannya bergabung. Pengguna<br />

Friendster juga bisa mencari kawan yang<br />

mempunyai hobi atau asal sekolah yang<br />

sama (Widyatmoko, 2004). Hal senada<br />

juga diungkapkan oleh Nuswan<strong>dan</strong>a<br />

(2004) bahwa di dalam Friendster seseorang<br />

dapat mengumpulkan teman <strong>dan</strong><br />

berlomba-lomba untuk mengumpulkan<br />

banyak teman.<br />

Mengun<strong>dan</strong>g seseorang dalam jaringan<br />

pertemanan adalah fasilitas yang<br />

paling unik dalam Friendster. Begitu ada<br />

orang lain yang diun<strong>dan</strong>g sebagai teman<br />

menyatakan setuju, maka foto <strong>dan</strong> nama<br />

mereka otomatis akan langsung tampil<br />

dalam daftar teman. Hebatnya lagi, <strong>pengguna</strong><br />

Friendster juga langsung terhubung<br />

dengan teman-teman dari teman barunya<br />

itu. Begitu juga sebaliknya, teman barunya<br />

itu langsung terhubung pula dengan<br />

teman-teman yang telah ada di dalam<br />

daftar teman <strong>pengguna</strong> Friendster itu.<br />

Jika mereka akan melakukan kontak<br />

(komunikasi) yang lebih jauh, mereka<br />

akan saling mengirimkan pesan untuk<br />

menanyakan alamat mengobrol dalam<br />

Yahoo Messenger, bahkan nomor telepon<br />

yang bisa dihubungi.<br />

Pesona baru dunia maya inilah<br />

yang membuat sebagian besar <strong>pengguna</strong><br />

Friendster terhenyak di depan komputer<br />

<strong>dan</strong> menghabiskan banyak waktu di dunia<br />

maya tersebut. Pengguna Friendster mulai<br />

gemar menelusuri <strong>dan</strong> menjelajah<br />

jaringan pertemanan, menemukan kejutan<br />

baru dari teman baru, mengun<strong>dan</strong>g teman<br />

baru, memeriksa testimonial yang dikirim<br />

teman lama, mengecek pesan baru, <strong>dan</strong><br />

seterusnya. Tidak mengherankan jika<br />

Friendster yang semula dirancang untuk<br />

tempat kencan terhubung, kini berkembang<br />

jauh lebih luas <strong>dan</strong> hebat. Dalam<br />

sekejap saja total anggotanya di seluruh<br />

dunia melesat menjadi sembilan juta<br />

orang <strong>pada</strong> tahun 2004. Bukan hanya<br />

anak-anak muda saja yang tertarik menjadi<br />

anggotanya, namun kini telah<br />

merambah hingga <strong>pada</strong> semua golongan<br />

usia. Bila <strong>pengguna</strong> Friendster mencari<br />

anggota yang usianya di atas 40, tidak<br />

sedikit nama yang akan muncul. Berkat<br />

tersedianya fasilitas fitur-fitur yang mudah<br />

digunakan oleh para pemakai internet<br />

pemula, situs Friendster memang tidak<br />

menghalangi siapapun yang berusia antara<br />

10 sampai 60 tahun untuk bergabung<br />

(Toha, 2005).<br />

Bermula dari testimonial yang<br />

berisi pujian, sanjungan, <strong>dan</strong> kalimatkalimat<br />

yang terkesan “asal” (“sembarangan”)<br />

<strong>dan</strong> tidak perlu memakai<br />

bahasa yang baku (formal), asalkan yang<br />

membaca cukup mengerti dengan kalimat<br />

tersebut, itu sudah cukup (Nuswan<strong>dan</strong>a,<br />

2004). Hal ini sebenarnya bisa dikatakan<br />

“pesan yang tidak penting”, namun<br />

banyak <strong>pengguna</strong> Friendster yang menyukai<br />

akan banyaknya jumlah teman <strong>dan</strong><br />

testimonial yang masuk dalam akun<br />

Friendster-nya, sehingga hal ini akan<br />

membuat <strong>diri</strong>nya menjadi bangga.<br />

Komentar yang terlontar dari seseorang<br />

melalui testimonial, biasanya berisi<br />

“pesan yang tidak penting” tersebut <strong>dan</strong><br />

akan terlihat lebih “hebat” lagi jika ada<br />

temannya yang memberikan komentar<br />

tentang foto pribadi, wallpaper atau blog,<br />

yang boleh dikatakan “sangat narsis”<br />

melalui fitur testimonial yang seharusnya<br />

dikirim hanya ke penerima.<br />

Terminologi <strong>narsisme</strong> tampaknya<br />

akhir-akhir ini kian jamak dilontarkan<br />

oleh sebagian besar orang. Perempuan,<br />

lelaki, dewasa, atau remaja, kerap menggunakan<br />

kata tersebut. Kata ini biasanya<br />

ditujukan <strong>pada</strong> orang-orang yang memiliki<br />

<strong>kecenderungan</strong> untuk mencintai<br />

<strong>diri</strong>nya sen<strong>diri</strong> <strong>dan</strong> kemudian bermanifestasi<br />

<strong>pada</strong> tingkah lakunya, serta<br />

meminta pengaguman <strong>dan</strong> pemujaan <strong>diri</strong><br />

dari orang lain. Hal yang paling sering<br />

dilakukan orang yang mendapatkan<br />

“label” <strong>narsisme</strong> adalah orang tersebut<br />

senang membicarakan <strong>dan</strong> memuji <strong>diri</strong>nya<br />

sen<strong>diri</strong> di hadapan orang lain. Bisa<br />

jadi pujian <strong>pada</strong> <strong>diri</strong>nya tersebut benar<br />

a<strong>dan</strong>ya, tetapi yang kerap kali terjadi<br />

adalah pujian tersebut sesungguhnya sa-<br />

Adi, Yudiati, Harga Diri … 27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!