You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
RENUNGAN<br />
PERSENTASE KASIH<br />
Oleh : Pdt. Yusuf Paliling, M. Th<br />
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan<br />
segenap akal budimu...dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”<br />
( Matius 22:37,39)<br />
K<br />
asih adalah pokok utama ajaran dan<br />
pemberitaan kekristenan. Tanpa kasih<br />
pelayanan, kesaksian dan persekutuan<br />
umat Kristen akan sia-sia adanya. Mengapa<br />
karena atas dasar kasihlah Allah mengutus<br />
Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia<br />
serta menjaminkan hidup kekal kepada mereka<br />
yang peraya kepadaNya (Yoh 3:16). Inilah yang<br />
diberitakan, disaksikan dan diajarkan oleh<br />
Yesus Kristus selama berada di dunia dan yang<br />
sekaligus diamanatkan untuk diteruskan oleh<br />
gerejaNya setelah Ia naik ke sorga. Dengan<br />
demikian orang percaya memiliki pengharapan<br />
karena Kasih, orang percaya diampuni dosanya<br />
karena Kasih dan setiap orang percaya<br />
dipanggil untuk saling mengasihi.<br />
Saudara-saudaraku yang kekasih, dalam 1 Yoh<br />
4:11 dikatakan bahwa jika Allah sedemikian<br />
telah mengasihi kita, maka haruslah kita<br />
juga saling mengasihi. Jadi mengasihi adalah<br />
perintah dan kehendak Allah untuk setiap<br />
orang percaya. Motivasi yang benar untuk<br />
mengasihi sesama manusia ialah karena<br />
Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Kita<br />
mengasihi sebagai representasi dari kasih Allah<br />
yang telah kita terima dalam hidup kita. Kita<br />
mengasihi bukan untuk mencari keuntungan,<br />
bukan untuk menanam investasi dan bukan<br />
pula untuk mencari popularitas melainkan<br />
karena kita adalah orang yang<br />
telah dikasihi oleh Allah.<br />
Mengasihi bukan untuk<br />
diingat-ingat apalagi untuk<br />
dibalas sebab mengasihi<br />
adalah pola hidup orang<br />
beriman, mengasihi adalah<br />
life style setiap orang beriman<br />
kepada Yesus Kristus dan atau<br />
mengasihi itu merupakan habbit/<br />
kebiasaan atau budaya yang tidak bisa lagi<br />
dipisahkan dari kehidupan setiap orang<br />
percaya kepada Yesus Kristus.<br />
Lalu...bagaimana dengan praktek<br />
mengasihi yang telah, sedang dan akan<br />
terus dinyatakan oleh setiap orang<br />
Kristen sekarang ini<br />
Tidaklah mudah untuk menjawab pertanyaan<br />
seperti ini sebab mengasihi itu adalah<br />
sesuatu yang sifatnya pribadi. Akan tetapi<br />
jika menyimak fenomena yang terjadi dapat<br />
dikatakan bahwa tidak semua orang Kristen<br />
mengasihi dengan motivasi yang benar<br />
sebagaimana yang Allah kehendaki. Seringkali<br />
kasih yang dipraktekkan itu berdasarkan pada<br />
pertimbangan-pertimbangan duniawi (balas<br />
jasa, atau investasi) sementara firman Allah<br />
menekankan agar mengasihi dengan sesama<br />
manusia seperti diri sendiri. Mengasihi itu<br />
hendaklah dengan segenap hati dan dengan<br />
tulus iklas seperti Allah mengasihi manusia<br />
dengan tulus dan segenap hati Allah. Kasih<br />
tidak dapat dipersentasekan akan tetapi kasih<br />
hendaknya dinyatakan secara utuh dan segenap<br />
hidup. Tidak ada orang yang mengasihi dirinya<br />
dengan setengah hati<br />
melainkan dengan<br />
segenap hati,<br />
demikian pula<br />
hendaklah setiap<br />
orang mengasihi<br />
sesama dengan<br />
segenap hati seperti adanya<br />
ia mengasihi dirinya sendiri.<br />
Siapa saja yang harus<br />
dikasihi<br />
jawabnya tentu ialah<br />
sesamamu manusia.Lalu<br />
siapakah sesama manusia<br />
itu Setiap orang yang<br />
dijumpai dalam hidup, tanpa<br />
memandang latar belakang,<br />
agama, suku dan bahasanya. Apakah<br />
ia teman atau bukan sebab, satusatunya<br />
atribut yang perlu diperhatikan<br />
dalam mengasihi adalah karena ia<br />
adalah manusia seperti diri anda<br />
sendiri.<br />
“Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upamu<br />
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian karena itu haruslah kamu<br />
sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”<br />
(Mat. 5:46,48)<br />
2<br />
Exodus |Buletin PPGT Klasis Makassar | Edisi Februari 2015