kerangka acuan musyawarah nasional masyarakat telematika ...
kerangka acuan musyawarah nasional masyarakat telematika ...
kerangka acuan musyawarah nasional masyarakat telematika ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KERANGKA ACUAN<br />
MUSYAWARAH NASIONAL<br />
MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA (MASTEL) TAHUN 2009<br />
TEMA:<br />
TANTANGAN DAN PELUANG PEMBANGUNAN TELEMATIKA<br />
INDONESIA DITENGAH KRISIS GLOBAL.<br />
Krisis ekonomi global yang berawal di Amerika Serikat pada paruh<br />
kedua tahun 2008, telah memporak-porandakan perekonomian dunia yang<br />
pengaruhnya dirasakan pula oleh Indonesia. Dampak dari krisis ini mulai<br />
dirasakan, khususnya di perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor<br />
antara lain industri tekstil, mebel dan elektronika yang diperkirakan akan<br />
terancam kebangkrutan akibat produksi menurun tajam karena menurunnya<br />
permintaan di negara-negara pembeli. Apabila hal ini terjadi maka berpotensi<br />
terjadinya pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan pengangguran<br />
secara besar-besaran. Diperkirakan hal ini akan mulai terjadi pada triwulan<br />
kedua tahun 2009.<br />
Krisis global inipun baik secara langsung maupun tidak langsung akan<br />
berpengaruh kepada pembangunan bidang <strong>telematika</strong>, khusunya sektor<br />
telekomunikasi, dimana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang<br />
Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi, mempunyai peranan penting dan<br />
strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Itulah sebabnya<br />
pembangunan telekomunikasi senantiasa ditingkatkan baik kualitas<br />
pelayanan maupun dan jangkauannya.<br />
Kendati krisis ekonomi terjadi, pembangunan sektor telekomunikasi<br />
seharusnya tetap dilanjutkan karena telekomunikasi mampu untuk menjadi<br />
sarana pemersatu bangsa sekaligus mampu pula berperan sebagai<br />
infrastruktur perekonomian <strong>nasional</strong>yang menunjang pertumbuhan ekonomi<br />
Indonesia. Adalah sebuah fakta bahwa telekomunikasi membuat bisnis<br />
bergerak secara dinamis dan efisien serta berperan sebagai unsur penunjang<br />
utama bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. Selain itu telekomunikasi pun<br />
mampu mengubah peradaban manusia seiring dengan laju perkembangan dan<br />
kemajuan teknologi telekomunikasi.
Dari segi keuangan, telekomunikasi menyumbang pendapatan yang<br />
cukup berarti bagi pos penerimaan negara di APBN baik dalam bentuk pajak<br />
maupun penerimaan lainnya termasuk PNBP (pendapatan negara bukan<br />
pajak). Industri telekomunikasi pun mampu menyerap jutaan tenaga kerja<br />
baik di perkotaan maupun di pedesaan (misalnya menjamurnya gerai isi ulang<br />
pulsa).<br />
Namun demikian saat ini di Indonesia terdapat k.l 38.000 desa yang<br />
masih belum memiliki akses telekomunikasi, sehingga kesenjangan<br />
pemanfaatan informasi (digital divide) antara daerah maju dengan daerah<br />
tertinggal masih sangat lebar. Oleh karena itu Pemerintah dalam sidang WSIS<br />
mencanangkan program dimana pada tahun 2015 seluruh desa di Indonesia<br />
harus tersedia jaringan dan akses internet.<br />
Disisi lain, bidang penyiaran yang diatur dalam Undang-Undang No.<br />
32/2002, juga berperan sangat penting terutama dalam mencerdaskan bangsa,<br />
mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan<br />
pemerataan, memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi, serta<br />
sarana dalam penyebaran informasi ke seluruh pelosok sehingga hak warga<br />
negara menjadi terbuka untuk mendapatkan informasi yang benar, seimbang<br />
dan bertanggung jawab.<br />
Disamping itu akibat perkembangan teknologi yang mewujudkan<br />
konvergensi diantara teknologi telekomunikasi dan multi media (termasuk<br />
informasi dan penyiaran), timbul kebutuhan untuk menyusun regulasi, strategi<br />
dan langkah-langkah yang mampu membentuk kondisi pemanfaatan<br />
<strong>telematika</strong> untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara.<br />
Dalam beberapa tahun terakhir, disamping tampilnya kemajuan dan<br />
perkembangan industri <strong>telematika</strong> yang pesat, terutama telekomunikasi,<br />
terdapat suatu hal yang ironis yakni berkurangnya peran industri manufaktur<br />
dalam negeri, antara lain akibat kurangnya perhatian dan keberpihakan dari<br />
para pemangku kepentingan untuk memajukan industri <strong>nasional</strong>. Walaupun<br />
demikian, berkembangnya peran perangkat lunak (software) <strong>telematika</strong><br />
belakangan ini, baik di bidang telekomunikasi, penyiaran (terutama konten,<br />
animasi) telah membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk kembali<br />
berperan dalam perkembangan industri <strong>telematika</strong> baik di tingkat <strong>nasional</strong><br />
maupun global. Diharapkan dari peluang ini, pelaku industri <strong>nasional</strong> yang<br />
2
semula hanya mendapatkan porsi kecil, akan berbalik dan mampu menjadi<br />
tuan rumah di negara sendiri.<br />
Kondisi krisis global yang terjadi saat ini, bukan untuk diratapi<br />
melainkan harus mampu dijadikan titik balik untuk bangkit melakukan suatu<br />
perubahan yang berarti bagi kepentingan bangsa dan negara dimasa depan.<br />
Untuk itulah MASTEL (Masyarakat Telematika) mengajak semua pihak untuk<br />
bersikap cerdas mengubah tantangan menjadi peluang ditengah bencana krisis<br />
global yang diperkirakan akan berkepanjangan, dalam suatu kegiatan<br />
Musyawarah Nasional (MUNAS) tahun 2009 yang akan diselenggarakan pada<br />
tanggal 11 Maret 2009 di Jakarta dengan mengambil thema : TANTANGAN DAN<br />
PELUANG PEMBANGUNAN TELEMATIKA DITENGAH KRISIS GLOBAL, yang<br />
akan mengupas berbagai permasalahan dibidang <strong>telematika</strong> antara lain :<br />
1. Strategi Kebijakan dan Regulasi Telematika serta Arah<br />
Pemanfaatan Konvergensi Teknologi Untuk Mengatasi Digital<br />
Divide<br />
2. Prospek pendanaan Pembangunan Telematika Ditengah Krisis<br />
Global<br />
3. Perkembangan industri <strong>telematika</strong> dan peluang tumbuhnya<br />
industri kreatif terkait untuk mewujudkan kebangkitan industri<br />
<strong>nasional</strong>.<br />
Sebagai Pembicara untuk mengupas dan membahas permasalahan tersebut<br />
akan diundang para tokoh-tokoh dari kalangan akademisi maupun pembuat<br />
kebijakan dan praktisi yang memiliki bobot kepakaran dan pengalaman yang<br />
memadai yakni :<br />
1. Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Guru Besar Universitas Indonesia<br />
2. Prof. Dr. Muhammad Nuh, Menteri Komunikasi & Informasi R.I.<br />
3. Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman, Menteri Riset & Teknologi R.I.<br />
4. Agus Martowardoyo, Direktur Utama PT. Bank Mandiri Tbk<br />
5. Raymond Kosasih, Analis ahli dibidang telekomunikasi Deutch Bank<br />
Jakarta, 6 Januari 2009.<br />
3