12.03.2015 Views

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

20150309_MajalahDetik_171

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

AGAR KPK TAK MENYERAH<br />

EDISI <strong>171</strong> | 9 - 15 MARET 2015


DAFTAR ISI<br />

EDISI <strong>171</strong> 9 - 15 MARET 2015<br />

TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL<br />

FOKUS<br />

ONTRAN-ONTRAN<br />

LULUNG DKK<br />

“SUDAH CENAT-CENUT OTAK<br />

GUA. LU PIKIR GUA ROBOT APA?<br />

KEMARIN TIGA HARI GUA SAMPAI<br />

DIINFUS DI RUMAH SAKIT.”<br />

NASIONAL<br />

HUKUM<br />

n TAK MENYERAH MESKI ‘4-0’<br />

n RESAH SETELAH KONGRES<br />

INTERNASIONAL<br />

n RUSAK JALAN MENUAI GUGATAN<br />

CRIME STORY<br />

n SIAPA ANCAM KELUARGA TONY<br />

BISNIS<br />

n KENCAN TERAKHIR BORIS NEMTSOV<br />

n ADA SIAPA DI BALIK JIHADI JOHN<br />

n TAK ADA HUKUMAN BAGI PERSELINGKUHAN<br />

INTERVIEW<br />

n ESEMKA JADI ANGKUTAN PEDESAAN<br />

KOLOM<br />

n ANGGARAN SILUMAN DAN POLITIK BULDOSER AHOK<br />

SELINGAN<br />

n CHEVROLET TINGGALKAN BEKASI<br />

n RAJA JALANAN SEJAK 1970-AN<br />

n TAK SEMUA MOBIL DARI JEPANG<br />

n MENYETRUM INDUSTRI PANEL LISTRIK LOKAL<br />

EKONOMI<br />

n SWASTA INTAI BLOK MAHAKAM<br />

n TAK LAGI MEMBURU TUNA SIRIP KUNING<br />

INSPIRING PEOPLE<br />

n TAS HAPPY DARI MEREKA YANG HIDUP SUNYI<br />

LENSA<br />

n MANDIRI BERSAMA LEE<br />

TARI<br />

n DEMI MEMINTAS JARAK 8 KM<br />

PEOPLE<br />

n BERBILANG MASA MENCARI MBAH KAWIT<br />

FILM<br />

n CHELSEA ISLAN | RUDY HARTONO | TRI RISMAHARINI<br />

GAYA HIDUP<br />

n CHAPPIE, ROBOT YANG PUNYA RASA<br />

n KATALOG<br />

n FILM PEKAN INI<br />

n AGENDA<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n INI BUKAN SOAL BUTA WARNA<br />

n JANJANG KOTO GADANG<br />

n JAWARA RAMEN OTENTIK<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />

Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M<br />

Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar<br />

Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifa’i,<br />

Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product<br />

Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus,<br />

Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim,<br />

Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


LENSA<br />

DEMI MEMINTAS JARAK 8 KM<br />

TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR<br />

Untuk menghemat waktu dan tenaga, jembatan irigasi yang rusak ini digunakan. Jembatan ini menghubungkan Desa Plempungan,<br />

Karanganyar, dengan Desa Suro, Boyolali, Jawa Tengah. Jarak 8 kilometer terpotong dengan meniti jembatan ini.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


LENSA<br />

Sejumlah siswa melintasi jembatan gantung irigasi di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/2). Jembatan ini memperpendek jarak tempuh<br />

hingga 8 kilometer dibanding jika menggunakan jalan biasa. (Aloysius Jarot Nugroho/ANTARAFOTO)


LENSA<br />

Jembatan ini dibangun pada zaman Belanda. Berfungsi sebagai saluran irigasi, jembatan ini dimanfaatkan warga setempat sebagai<br />

jalur alternatif. (Aloysius Jarot Nugroho/ANTARAFOTO)


NASIONAL<br />

TAK MENYERAH<br />

MESKI ‘4-0’<br />

KPK BISA MELAKUKAN GELAR PERKARA BERSAMA KEJAKSAAN AGUNG<br />

SEBELUM KASUS BG DILIMPAHKAN. BERKAS DIKIRIM PEKAN INI.<br />

RACHMAN HARIYANTO/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

EMPAT kontainer plastik berisi berkas-berkas<br />

kasus dugaan korupsi<br />

Komisaris Jenderal Budi Gunawan<br />

yang disimpan di kantor Direktorat<br />

Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi<br />

dalam waktu dekat akan berpindah ke gedung<br />

Kejaksaan Agung. Boks itu antara lain berisi<br />

bukti-bukti transaksi, seperti setoran bank, cek,<br />

serta laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan<br />

dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).<br />

Berkas-berkas itu bakal berpindah tempat<br />

setelah komisi antirasuah tersebut “lempar<br />

handuk” alias menyatakan kalah setelah gugatan<br />

praperadilan yang diajukan Komjen Budi<br />

Gunawan (BG) terhadap penetapan status<br />

tersangkanya oleh KPK dikabulkan hakim<br />

Pengadilan Negeri Jakarta Sela tan, Sarpin Rizaldi.<br />

KPK melimpahkan pengusutan kasus BG<br />

kepada Kejaksaan Agung karena lembaga itu<br />

tidak berwenang mengeluarkan surat perintah<br />

Konferensi pers bersama<br />

KPK, Polri, dan Kejaksaan<br />

Agung<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Tumpak H. Panggabean,<br />

mantan pimpinan KPK<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

penghentian penyidikan atau SP-3.<br />

Pelimpahan penanganan perkara Komjen<br />

Budi diputuskan atas kesepakatan bersama<br />

instansi penegak hukum lain dalam rapat di<br />

gedung KPK, Senin, 2 Februari lalu. Pertemuan<br />

dihadiri pemimpin KPK, Jaksa Agung M.<br />

Prasetyo, Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen<br />

Badrodin Haiti, Menteri Koordinator Politik,<br />

Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno,<br />

serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia<br />

Yasonna Laoly.<br />

Namun, hingga Rabu pekan lalu, keempat<br />

kontainer itu belum juga diserahkan ke<br />

Kejaksaan Agung. Alasannya, KPK masih<br />

melengkapinya. “Kemungkinan baru pekan<br />

depan (pekan ini) berkas diserahkan setelah<br />

gelar perkara bersama di Kejaksaan Agung,”<br />

kata seorang sumber majalah detik di KPK.<br />

KPK bisa melakukan gelar perkara bersama<br />

Kejaksaan Agung sebelum kasus dugaan korupsi<br />

BG itu dilimpahkan penanganannya. Hal<br />

ini dikatakan mantan pemimpin KPK, Tumpak<br />

Hatorangan Panggabean, di gedung<br />

KPK, Rabu, 4 Maret lalu.<br />

Tumpak datang ke KPK bersama sejumlah<br />

“sesepuh” lembaga antirasuah tersebut. Mereka<br />

antara lain mantan pemimpin KPK Busyro<br />

Muqoddas dan Haryono Umar serta bekas<br />

penasihat KPK Said Zainal Abidin dan Abdullah<br />

Hehamahua. Soal gelar perkara bersama ini<br />

dituangkan dalam nota kesepahaman (MOU)<br />

yang pernah ditandatangani dua lembaga itu.<br />

“Ada MOU sejak zaman saya (pemimpin KPK<br />

jilid I) sudah ada, apa itu? Sebelum (kasus) dilimpahkan<br />

ke sana (kejaksaan), pertama-tama<br />

harus dilakukan gelar perkara bersama dulu<br />

mengenai kasus itu,” ujarnya.<br />

Dengan dilakukannya gelar perkara bersama,<br />

kedua instansi dapat mengetahui apakah benar<br />

terjadi tindak pidana korupsi. Hal ini dilakukan<br />

untuk memperkecil kemungkinan dikeluarkannya<br />

SP-3 oleh Kejaksaan Agung. Merujuk pada<br />

Undang-Undang KPK, gelar perkara bersama<br />

itu harus diikuti pemimpin komisi tersebut.<br />

Tumpak lalu menuturkan, “Nanti kejaksaanlah<br />

yang menilai setelah dilakukan gelar bersama.<br />

Itu memang menurut ketentuan.”<br />

Bukan hanya gelar perkara bersama, Abdul-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Abdullah Hehamahua<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

lah Hehamahua menyebut Kejaksaan Agung<br />

wajib melaporkan penanganan kasus yang<br />

dilimpahkan itu kepada KPK dalam bentuk<br />

laporan gelar perkara. Sebab, KPK memiliki<br />

kewenangan supervisi atas lembaga penegak<br />

hukum lain.<br />

Meski telah “diikat” oleh nota kesepahaman,<br />

secara terpisah Prasetyo menyatakan<br />

tidak akan melibatkan KPK<br />

dalam melakukan kajian terhadap<br />

kasus Budi Gunawan. Sebab, dengan<br />

adanya pelimpahan berkas, berarti<br />

KPK mempercayakan penanganannya<br />

kepada Kejaksaan Agung. Adapun<br />

saat ditanya soal kemungkinan kasus<br />

BG akan di-SP-3-kan, Prasetyo cuma<br />

menjawab: bisa iya, bisa tidak.<br />

“Tapi, yang pasti, semua proses itu<br />

semua akan kita lihat,” ucap Prasetyo di<br />

kantornya.<br />

Prasetyo juga masih membuka<br />

kemungkinan untuk menyerahkan<br />

penanganan perkara<br />

Komjen BG kepada Badan Reserse<br />

Kriminal Markas Besar Polri. Alasannya,<br />

kasus itu pernah ditangani Bareskrim pada<br />

2010, sehingga akan lebih mudah serta efisien.<br />

Kasus BG sebelumnya pernah ditangani Bareskrim<br />

Polri saat masih dikepalai Komjen Ito<br />

Sumardi. Saat itu Bareskrim memeriksa laporan<br />

PPATK soal dugaan rekening gendut sejumlah<br />

perwira tinggi polisi, salah satunya BG. Namun<br />

kala itu tidak ditemukan adanya unsur tindak<br />

pidana dari rekening BG.<br />

Belakangan, KPK mengambil alih kasus<br />

dugaan rekening gendut itu pada Juli 2014.<br />

Lembaga antirasuah itu tidak hanya berbekal<br />

laporan PPATK, tetapi juga berdasarkan data<br />

transaksi keuangan lain. Dari hasil penyelidikan,<br />

KPK kemudian menemukan dua alat bukti<br />

untuk menjerat BG sebagai tersangka pada 12<br />

Januari 2015.<br />

Namun langkah itu harus terhenti setelah<br />

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan<br />

gugatan praperadilan yang diajukan tim<br />

pengacara BG. Hakim Sarpin Rizaldi menyatakan<br />

penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK<br />

tidak sah. KPK pun melawan dengan meng-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Demo pegawai KPK terkait<br />

pelimpahan kasus BG ke<br />

Kejaksaan Agung<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

ajukan permohonan kasasi, tapi ditolak pengadilan<br />

yang sama.<br />

Langkah KPK melimpahkan perkara Komjen<br />

Budi ke Kejaksaan Agung memunculkan kritik<br />

pedas dari kalangan pegiat antikorupsi, yang<br />

menganggap KPK terlalu cepat menyerah.<br />

Hal itu juga menimbulkan gejolak di lingkup<br />

internal lembaga antirasuah tersebut. Ratusan<br />

pegawai KPK menggelar protes di depan gedung<br />

KPK. Mereka juga membubuhkan tanda<br />

tangan sebagai bentuk keprihatinan.<br />

Para pegawai kecewa. Pasalnya, baru kali ini<br />

lembaga itu tak berdaya menghadapi serangan<br />

saat menangani perkara. Selama ini KPK selalu<br />

berhasil lolos dari tekanan saat menyeret sejumlah<br />

menteri, politikus, hingga petinggi Polri<br />

ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Beberapa<br />

di antaranya kini mendekam di penjara dengan<br />

vonis hukuman yang beragam.<br />

Ketua Tim 9 Jimly Asshiddiqqie menyebut,<br />

dalam menangani kasus Komjen BG, yang<br />

kemudian memantik konflik baru di antara<br />

KPK-Polri, komisi antikorupsi itu seolah kalah<br />

telak dengan skor 4-0. Kekalahan itu, pertama,<br />

dalam sidang gugatan praperadilan Budi Gunawan.<br />

Kedua, kandasnya upaya kasasi KPK<br />

atas putusan praperadilan itu.<br />

Kekalahan ketiga terjadi ketika KPK tak bisa<br />

berbuat banyak terhadap penonaktifan dua<br />

pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang<br />

Widjojanto, yang ditetapkan sebagai tersangka<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Ketua KPK nonaktif,<br />

Abraham Samad, setelah<br />

diperiksa di Polda Sulawesi<br />

Selatan-Barat<br />

SAHRUL MANDA/ANTARAFOTO<br />

oleh Bareskrim Polri. Kekalahan itu menjadi<br />

“sempurna” ketika penanganan kasus BG dilimpahkan<br />

ke Kejaksaan Agung.<br />

“Jadi, seolah-olah ini (KPK kalah) 4-0,” kata<br />

mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.<br />

Abdullah mengakui kekalahan itu. Namun<br />

ia berharap KPK tak menyerah dalam upaya<br />

pemberantasan korupsi. “Perlawanan pahlawan<br />

nasional terhadap penjajah, semua kalah<br />

dari Aceh sampai Maluku, tapi tidak ada yang<br />

mengalah,” begitu analogi yang diutarakan<br />

Abdullah.<br />

Ia sendiri menyarankan KPK melakukan upaya<br />

peninjauan kembali atas putusan praperadilan<br />

Budi Gunawan. Ia berharap KPK kembali<br />

menangani perkara BG, yang saat ini menjabat<br />

Kepala Lembaga Pendidikan Polri.<br />

“Mungkin saja KPK akan pertimbangkan<br />

mengambil alih kembali atau apa namanya,<br />

kita lihat nanti,” ujar Abdullah. Namun hal itu<br />

hanya bisa dilakukan jika Mahkamah Agung<br />

mengabulkan permohonan peninjauan kembali<br />

tersebut. n<br />

DEDEN GUNAWAN, JAFFRY PRABU P., YUDHISTIRA A.S. | DIM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

DUA TUNDA, DUA LANJUT<br />

KASUS hukum dua pimpinan<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi<br />

nonaktif, Abraham Samad dan<br />

Bambang Widjojanto, bakal terus bergulir.<br />

Meski banyak kalangan mendesak<br />

agar upaya kriminalisasi terhadap<br />

keduanya dihentikan, hal itu tidak menyurutkan<br />

langkah polisi.<br />

Berdasarkan informasi yang diperoleh<br />

dari kalangan internal Badan Reserse<br />

Kriminal Markas Besar Kepolisian<br />

RI, Samad dan Bambang, yang sudah<br />

ditetapkan sebagai tersangka, tinggal<br />

menunggu waktu untuk ditahan.<br />

“Kemungkinan ditahan dalam waktu<br />

dekat,” kata seorang penyidik berpangkat<br />

perwira menengah polisi tersebut<br />

saat berbincang dengan majalah<br />

detik.<br />

Samad disangkakan dalam dua<br />

kasus, yakni dugaan pemalsuan untuk<br />

mengurus paspor Feriyani Lim serta<br />

dugaan penyalahgunaan wewenang<br />

sebagai pemimpin KPK. Ia diduga ber-<br />

HASAN ALHABSY/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

RENGGA SANCAYA/DETIKCOM<br />

temu dengan sejumlah petinggi Partai<br />

Demokrasi Indonesia Perjuangan sehubungan<br />

dengan pemilihan presiden<br />

2014.<br />

Adapun Bambang Widjojanto ditetapkan<br />

sebagai tersangka dalam perkara<br />

dugaan mengarahkan kesaksian<br />

palsu saat sengketa pemilihan kepala<br />

daerah Kotawaringin Barat yang digelar<br />

di Mahkamah Konstitusi pada 2010.<br />

Bambang, yang sebelumnya menjabat<br />

Wakil Ketua KPK bidang penindakan,<br />

sudah tiga kali diperiksa Bareskrim<br />

Polri. Dalam sejumlah kesempatan, ia<br />

menyatakan siap apabila polisi menahannya.<br />

“Apa pun yang dilakukan, saya harus<br />

siap,” ujar pria yang disapa BW itu beberapa<br />

waktu lalu.<br />

Sedangkan tim kuasa hukum Abraham<br />

Samad mengaku belum tahu rencana<br />

penahanan kliennya. “Kata siapa<br />

(akan ditahan)? Saya akan berdiskusi<br />

dulu de ngan tim, baik di Jakarta dan<br />

Makassar,” tutur Abdul Aziz, Direktur<br />

Lembaga Bantuan Hukum Makassar,<br />

yang menjadi pengacara Samad.<br />

Sumber di Bareskrim itu menjelaskan,<br />

penahanan Bambang akan dilakukan<br />

karena penyidik sudah punya<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

cukup bukti. Apalagi penyidik sudah<br />

menangkap seorang pria berinisial Z di<br />

Jawa Tengah beberapa hari lalu. Peran<br />

pria ini disebut-sebut sebagai “tukang<br />

bayar” para saksi.<br />

“Kalau enggak salah, dia yang bayarbayar,<br />

yang bagian bayar-membayar,”<br />

ucap Wakil Kepala Polri Komisaris<br />

Jenderal Badrodin Haiti di kantor Presiden,<br />

Rabu, 4 Maret lalu.<br />

Menurut Badrodin, pria itu punya<br />

kaitan besar dengan kasus BW. Dia<br />

adalah kerabat Ujang Iskandar, Bupati<br />

Kotawaringin Barat, Kalimantan<br />

Tengah, yang sempat menjadi klien<br />

Bambang sebelum menjadi pemimpin<br />

KPK.<br />

Menyikapi kasus yang melilit dua<br />

pimpinan KPK nonaktif tersebut,<br />

Menteri-Sekretaris Negara Pratikno<br />

mengatakan Presiden Joko Widodo<br />

sudah meminta agar tidak ada kriminalisasi<br />

kepada KPK dan para pendukungnya.<br />

“Dari awal, Presiden mengatakan<br />

stop, enggak boleh ada kriminalisasi,<br />

itu tak perlu disangsikan, mari kita<br />

kawal teknisnya di lapangan,” begitu<br />

kata Pratikno Kamis pekan lalu.<br />

Namun Bareskrim Polri bergeming<br />

meskipun Badrodin menyatakan akan<br />

menunda pengusutan kasus dua pemimpin<br />

KPK lainnya, Adnan Pandu Praja<br />

dan Zulkarnain. Seperti publik ketahui,<br />

setelah komisi antirasuah itu menetapkan<br />

Komjen Budi Gunawan sebagai<br />

tersangka korupsi, empat pimpinan KPK<br />

berturut-turut diperkarakan ke polisi.<br />

Pengusutan kasus Adnan dan Zulkarnain―belum<br />

ditetapkan tersangka―ditunda,<br />

tetapi tidak untuk perkara<br />

Samad dan Bambang. Bahkan bakal<br />

ditahan dalam waktu dekat. n<br />

JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G.<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK 9 2 - 15 - 8 MARET 2015


NASIONAL<br />

RESAH<br />

SETELAH KONGRES<br />

PARA PENDUKUNG HATTA RAJASA<br />

KHAWATIR DIPECAT OLEH KEPENGURUSAN<br />

DI BAWAH ZULKIFLI HASAN. ADA OPSI<br />

MEMBUAT PARTAI BARU.<br />

ROSA PANGGABEAN/ANTARAFOTO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Hasil pemilihan Ketua<br />

Umum PAN dengan selisih<br />

6 suara<br />

DOK. DETIKCOM<br />

SUASANA di Hotel Laguna, Bali,<br />

Ahad malam pekan lalu, terasa<br />

berbeda dengan di Hotel Westin di<br />

kawasan Nusa Dua. Beberapa saat<br />

sebelumnya di Hotel Westin, tempat hajatan<br />

Kongres IV Partai Amanat Nasional digelar,<br />

suasana bahagia masih terasa, terutama di kalangan<br />

pendukung Zulkifli Hasan, yang malam<br />

itu terpilih sebagai Ketua Umum PAN periode<br />

2015-2020. Ia menang tipis atas Hatta Rajasa,<br />

sang calon ketua umum petahana.<br />

Di Laguna, para pendukung Ketua Umum<br />

PAN periode 2010-2015, Hatta Rajasa, Ahad<br />

menjelang tengah malam itu sepakat berkumpul<br />

seusai pemilihan. Mereka meriung di sebuah<br />

ruangan. Awan mendung seakan menaungi<br />

mereka. Suasana emosional sangat terasa.<br />

Sebagian kader partai berlambang matahari itu<br />

bahkan menangis.<br />

Namun Hatta menenangkan para loyalisnya.<br />

Ia meminta mereka tidak terlalu lama larut dalam<br />

kesedihan. “Sebaiknya bekerja, saya akan<br />

membela semuanya. Jangan sampai ada yang<br />

terzalimi,” kata Hatta saat itu. Ia terlihat tegar<br />

menerima kekalahan dari Zulkifli, yang sejak<br />

awal didukung oleh tokoh senior sekaligus<br />

pendiri PAN, Amien Rais.<br />

Menurut anggota tim sukses Hatta, yang<br />

juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Bima<br />

Arya Sugiarto, suasana emosional itu muncul<br />

karena para kader pendukung Hatta khawatir<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Ketua Dewan Pimpinan<br />

Pusat PAN Bima Arya<br />

Sugiarto<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

bakal dicopot oleh kepengurusan baru pimpinan<br />

Zulkifli. Sebab, sekitar 50 persen politikus<br />

PAN, baik yang duduk di Dewan Perwakilan<br />

Rakyat maupun di DPRD, adalah pendukung<br />

Hatta Rajasa.<br />

“Mereka enggak mau (setelah kongres) kemudian<br />

dipecat, digeser, atau lainnya. Mereka<br />

kan baru ada yang jadi ketua fraksi atau<br />

pimpinan komisi,” ujar Bima, yang ikut dalam<br />

pertemuan tersebut, kepada majalah<br />

detik, Rabu pekan lalu.<br />

Dalam pertemuan yang berlangsung<br />

hingga menjelang subuh itu, para kader<br />

juga masih mempertanyakan selisih jumlah<br />

kertas suara yang masuk dengan absensi<br />

peserta pemilihan yang terdaftar di panitia<br />

kongres. Ada kelebihan 14 suara karena<br />

pemilih sah hanya 564 orang, tapi suara<br />

yang diperoleh kedua calon<br />

melebihi suara terdaftar,<br />

yakni 582.<br />

Dari jumlah itu,<br />

Zulkifli mendapat<br />

292 suara, sementara<br />

Hatta hanya kalah tipis, memperoleh 286<br />

suara, dan 4 suara dianggap tidak sah. “Tapi<br />

Bang Hatta ingin menatap ke depan,” tutur<br />

Bima, yang juga menjabat Wali Kota Bogor.<br />

Pertemuan di Hotel Laguna itu dilanjutkan<br />

esok paginya di Hotel Hyatt, Bali. Di sana juga<br />

dikaji sejumlah opsi untuk menghadapi perkembangan<br />

yang terjadi di partai itu. Namun<br />

Bima enggan menyebut opsi-opsi tersebut.<br />

“Saya tidak bisa buka sekarang,” ucapnya.<br />

Kendati begitu, Bima mengakui para kader<br />

pendukung Hatta sudah melontarkan sejumlah<br />

usul. Ada yang ingin “beristirahat” sebagai<br />

pengurus partai, seperti yang dilakukan Wakil<br />

Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo, ada pula<br />

yang mengusulkan agar mereka mendirikan organisasi<br />

massa. Ia menyebut usulan-usulan itu<br />

baru sebatas omongan di dalam pertemuan.<br />

“Ada juga yang (ingin) keluar (dari PAN),”<br />

katanya. “Tapi Bang Hatta menenangkan kami.<br />

Dia bilang akan ‘pasang badan’ jika nanti ada<br />

penzaliman.”<br />

Wakil Sekretaris Jenderal PAN Ibnu Mahfud<br />

menyatakan keresahan yang muncul di kalang-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Momen kemesraan Hatta<br />

Rajasa dan Amien Rais di<br />

kampanye 2014<br />

ISMAR PATRIZKI/ANTARAFOTO<br />

an pendukung Hatta sangat beralasan. Sebab,<br />

selama proses pencalonan ketua umum berlangsung,<br />

terutama sebelum pergelaran kongres,<br />

memang ada ancaman-ancaman yang dirasakan<br />

para pendukung sang calon petahana.<br />

“Teman-teman ada yang secara langsung<br />

diancam, bahkan ada yang diancam akan<br />

diperkarakan,” ujarnya saat dihubungi secara<br />

terpisah.<br />

Namun salah satu anggota tim sukses Zulkifli,<br />

Teguh Juwarno, menampiknya. Ia membantah<br />

jika dikatakan kubunya menebar ancaman<br />

kepada pendukung Hatta. “Kalau ada yang<br />

merasa diancam, bilang sama saya, akan saya<br />

advokasi. Kecuali kalau dia memang melakukan<br />

pelanggaran, kalau tidak, ya tidak usah takut,”<br />

tuturnya saat dimintai konfirmasi.<br />

Ia sekaligus menampik isu bakal adanya<br />

pemecatan-pemecatan pengurus seperti yang<br />

dikhawatirkan para pendukung Hatta Rajasa.<br />

“Tidak ada pecat-memecat, dan itu sudah ditegaskan<br />

oleh Ketua Umum (Zulkifli Hasan),”<br />

ucap Teguh.<br />

Teguh juga mengaku mendengar kabar bah-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Ketua DPP PAN Zulkifli<br />

Hasan (kanan) menemui<br />

para pendukungnya<br />

pascakeributan dalam<br />

Kongres IV PAN di Hotel<br />

Westin, Nusa Dua, Bali,<br />

Minggu (1/3).<br />

ROSA PANGGABEAN/ANTARAFOTO<br />

wa para pendukung Hatta sudah memiliki tiga<br />

opsi. Ketiga opsi itu adalah keluar dari PAN untuk<br />

membentuk partai baru, tetap bertahan di<br />

PAN, dan tetap berada di PAN tapi mendirikan<br />

ormas.<br />

“Nah, saya enggak tahu (opsi) mana yang<br />

akan beliau (Hatta) ambil. Katanya, dia minta<br />

waktu kepada para pendukungnya sampai bulan<br />

ini,” kata Wakil Sekjen PAN ini.<br />

Teguh berharap seluruh kader bersama-sama<br />

membesarkan partai. Ia pun menyayangkan<br />

apabila, setelah kongres, para pendukung Hatta<br />

sampai bersikap emosional, seperti mundur<br />

dari kepengurusan. Menurut dia, dalam setiap<br />

kompetisi, selalu ada risiko menang dan kalah.<br />

“Soal mundur atau tidak, kita serahkan kepada<br />

masing-masing (kader), tetapi tentu kita<br />

menyayangkan. Karena toh kompetisinya kita<br />

lalui dengan sehat,” ujarnya.<br />

Menurut Teguh, Kongres IV PAN juga menyepakati<br />

pembentukan tim formatur yang<br />

akan diserahkan kepada Ketua Umum terpilih<br />

Zulkifli Hasan dan Ketua Majelis Pertimbangan<br />

Partai Soetrisno Bachir dengan memperhatikan<br />

masukan dari Ketua Dewan Kehormatan<br />

PAN Amien Rais. Formatur yang diusulkan<br />

berjumlah sembilan orang inilah yang akan<br />

membentuk susunan kepengurusan DPP baru.<br />

Teguh menjamin formatur akan terdiri atas<br />

gabungan pendukung Hatta dan Zulkifli. Formatur<br />

juga akan mempertimbangkan keterwakilan<br />

pengurus di daerah serta kader perwakilan<br />

wilayah timur, barat, dan tengah Indonesia.<br />

“Saat ini (formatur) masih digodok, sekarang<br />

masih dibicarakan oleh Bang Zul. Mungkin da-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


NASIONAL<br />

Amien Rais (kedua dari<br />

kanan) dan Soetrisno Bachir<br />

(kedua dari kiri) bersukacita<br />

menyambut kemenangan<br />

Zulkifli Hasan (tengah)<br />

sebagai Ketua Umum PAN.<br />

ROSA PANGGABEAN/ANTARAFOTO<br />

lam minggu ini,” tuturnya. “Bang Zul kan bertekad<br />

dalam satu bulan kepengurusan selesai.”<br />

Direktur Populi Center Nico Harjanto menilai<br />

wajar kekecewaan yang dirasakan para<br />

pendukung Hatta Rajasa. Ia menilai hal itu<br />

muncul lantaran perlakuan tidak adil seperti<br />

yang ditunjukkan oleh Amien Rais, yang menyindir<br />

Hatta karena menemui Surya Paloh<br />

dan Jokowi.<br />

Menurut Nico, tokoh seperti Amien Rais<br />

semestinya bisa menjadi jembatan di antara<br />

dua kekuatan, bukan malah menunjukkan keberpihakan<br />

dari awal, yakni membela Zulkifli,<br />

yang berbesan dengannya.<br />

“Jadi saya kira (kekecewaan) mereka tidak<br />

semata karena mendukung Hatta, tapi jauh<br />

dari itu. Mereka ingin PAN menjadi partai<br />

demokratis, bukan berdasarkan kekeluargaan,”<br />

ucap Nico. n<br />

JAFFRY PRABU PRAKOSO, ADITYA MARDIASTUTI | DIM<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 23 FEBRUARI DETIK 9 - 15 - 1 MARET 2015


HUKUM<br />

RUSAK JALAN<br />

MENUAI GUGATAN<br />

AKIBAT JALAN RUSAK, PONTI NAINGGOLAN MENGALAMI KECELAKAAN<br />

SEPEDA MOTOR HINGGA TEWAS. KELUARGA MENGGUGAT GUBERNUR<br />

JAWA BARAT DAN WALI KOTA BEKASI.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


HUKUM<br />

SABTU, 8 Februari 2014, adalah hari<br />

yang mengubah hidup keluarga<br />

Sulastri Maeda Yoppy, 34 tahun.<br />

Perempuan lajang itu ditinggal selamanya<br />

oleh sang ayah tercinta, Ponti Kadron<br />

Nainggolan, setelah mengalami kecelakaan<br />

di Jalan Raya Siliwangi, Bantargebang, Bekasi,<br />

Jawa Barat. Ponti, yang tengah mengendarai<br />

sepeda motor, tewas setelah dihantam truk.<br />

Ponti―saat itu berusia 53 tahun―pergi<br />

dari rumahnya di Jalan Raya Narogong, Limus<br />

Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,<br />

untuk membeli material bangunan. Namun,<br />

saat melewati Jalan Siliwangi―masuk wilayah<br />

Kota Bekasi―tepatnya di Pangkalan IV,<br />

sepeda motornya terperosok dalam lubang<br />

besar di badan jalan. Sepeda motornya oleng<br />

dan melaju di jalur berlawanan.<br />

Ruas jalan rusak di Jalan<br />

Siliwangi, Bekasi, yang<br />

menyebabkan Ponti<br />

mengalami kecelakaan.<br />

Insert: Truk boks B-9249-TXR<br />

DOK. LBH JAKARTA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


HUKUM<br />

Sepeda motor Ponti yang<br />

rusak parah<br />

DOK. LBH JAKARTA<br />

Nahas, pada saat bersamaan, sebuah truk<br />

boks bernomor polisi B-9249-TXR melaju ke<br />

arahnya. Bagian depan truk itu pun menghantamnya.<br />

Kepala dan kaki Ponti terluka parah<br />

dan mengeluarkan banyak darah. Ia tak sadarkan<br />

diri. Sepeda motornya rusak parah. Ia segera<br />

dilarikan ke Unit Gawat Darurat Rumah<br />

Sakit Thamrin, Cileungsi, oleh pengemudi truk<br />

tersebut dan warga sekitar.<br />

Meski sudah mendapatkan pertolongan,<br />

kondisi Ponti terus menurun. Jantungnya melemah.<br />

Ayah satu anak itu mengalami koma.<br />

Hanya beberapa jam setelah kejadian, atau<br />

Sabtu malam, nyawanya tak tertolong. Ponti<br />

meninggal karena sejumlah organnya mengalami<br />

disfungsi.<br />

Keluarganya berpendapat kecelakaan yang<br />

merenggut nyawa Ponti itu disebabkan oleh<br />

lubang di Jalan Raya Siliwangi, Bekasi. Akibat<br />

lubang berdiameter 3 meter dan kedalaman<br />

10 sentimeter itu, Ponti hilang keseimbangan<br />

saat mengemudi hingga sepeda motornya<br />

masuk ke jalur berlawanan dan bertabrakan<br />

dengan truk.<br />

Setahun berselang, Sulastri, putri Ponti,<br />

akhirnya menggugat pihak-pihak yang dinilai<br />

bertanggung jawab atas penyelenggaraan<br />

jalan dan rambu-rambu peringatan jalan di<br />

tempat tersebut. Gugatan dilayangkan ke<br />

Pengadilan Negeri Kota Bekasi pada 26 Februari<br />

2015.<br />

Pihak yang digugat antara lain Gubernur<br />

Provinsi Jawa Barat sebagai tergugat I, Kepala<br />

Dinas Bina Marga Jawa Barat (tergugat II),<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


HUKUM<br />

Ruko milik Ponti yang kini<br />

dijual<br />

DOK. LBH JAKARTA<br />

Wali Kota Bekasi (tergugat III), dan Kepala<br />

Dinas Perhubungan Kota Bekasi (tergugat IV).<br />

Pemilik dan pengemudi truk juga diajukan<br />

sebagai turut tergugat.<br />

Dalam perkara ini, tergugat I dan II dinilai<br />

tidak melaksanakan kewajibannya dalam hal<br />

pemeliharaan Jalan Raya Siliwangi, Pangkalan<br />

IV, Kota Bekasi. Tanggung jawab itu diatur<br />

dalam Pasal 97 Peraturan Pemerintah tentang<br />

Jalan serta Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang<br />

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas<br />

dan Angkutan Jalan.<br />

Sedangkan tergugat III dan IV dituding tidak<br />

melakukan kewajibannya dalam mengadakan,<br />

memasang, dan melakukan pemeliharaan<br />

rambu-rambu peringatan soal adanya kerusakan<br />

jalan tersebut.<br />

Menurut Sulastri, ada tiga tuntutan yang<br />

dilayangkan pihaknya selain gugatan materiil<br />

dan imateriil sebesar total Rp 809 juta. Tuntutan<br />

tersebut antara lain perbaikan infrastruktur<br />

pada ruas Jalan Siliwangi-Narogong, yang dikategorikan<br />

sebagai jalan penopang industri.<br />

Tujuannya agar kejadian yang menimpa Ponti<br />

dan korban-korban lainnya di lokasi tersebut<br />

tidak terulang kembali.<br />

“Kami juga menuntut permohonan maaf<br />

(dari para tergugat) sebagai pengakuan melakukan<br />

kelalaian melalui media cetak dan elektronik,”<br />

kata Sulastri saat berbincang dengan<br />

majalah detik, Selasa, 3 Maret lalu.<br />

Sepeninggal sang ayah, Sulastri dan ibunya,<br />

Hana Tiolina Tambunan, berniat menjual ru-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


HUKUM<br />

Dan kami melihat tidak<br />

ada rambu sama sekali<br />

untuk memperingatkan,<br />

‘Awas jalan rusak’<br />

atau ‘Hati-hati jalan<br />

berlubang’.<br />

mah-toko serta bengkel milik mereka di Jalan<br />

Raya Narogong. Semasa hidup, Ponti-lah yang<br />

mengelola toko kelontong dan bengkel tersebut.<br />

“Karena Ponti sudah meninggal, kami merasa<br />

tidak ada lagi yang bisa mengurus (toko<br />

dan bengkel),” ujarnya.<br />

Selain Sulastri, Hana ikut menjadi<br />

penggugat. Keduanya didampingi<br />

pengacara publik dari Lembaga<br />

Bantuan Hukum Jakarta. Nelson<br />

Nicodemus Simamora<br />

dari LBH Jakarta mengatakan<br />

gugatan kliennya merupakan<br />

“gugatan klasik” dari<br />

warga yang menganggap<br />

pemerintah telah melakukan<br />

perbuatan melawan hukum.<br />

Beberapa hari setelah kecelakaan<br />

itu, pihaknya melakukan<br />

pengamatan di Jalan Raya Siliwangi,<br />

yang ternyata memang terdapat banyak<br />

bagian yang rusak. “Dari cerita warga sekitar,<br />

jalan itu sering makan korban,” tutur Nelson<br />

saat ditemui di kantornya, Senin pekan lalu.<br />

“Dan kami melihat tidak ada rambu-rambu<br />

sama sekali untuk memperingatkan, ‘Awas<br />

jalan rusak’ atau ‘Hati-hati jalan berlubang’.”<br />

Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Humas<br />

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Ruddy<br />

Gandakusumah menyatakan warga negara<br />

yang merasa dirugikan berhak mengajukan<br />

gugatan. Pihaknya pun siap menghadapinya.<br />

Namun, sepengetahuan Ruddy, gugatan serupa<br />

pernah diajukan ke pengadilan.<br />

“Kalau sekarang ada gugatan lagi, ya mau<br />

bilang apa, kami enggak bisa menghalangi<br />

masyarakat yang merasa dirugikan,” ucapnya.<br />

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata Ruddy,<br />

akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah<br />

Kota Bekasi untuk menghadapi gugatan<br />

tersebut.<br />

Sementara itu, Kepala Biro Humas Pemerintah<br />

Kota Bekasi Muhammad Jufri mengatakan<br />

Jalan Raya Siliwangi, Bantargebang, merupakan<br />

jalan provinsi. Karena itu, pemeliharaannya<br />

masuk anggaran Provinsi Jawa Barat.<br />

“Jalan provinsi itu (tanggung jawab) Gubernur,<br />

akibat jalan rusak itu tanggung jawab Guber-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


HUKUM<br />

Jenazah Ponti saat didoakan<br />

oleh keluarga<br />

Insert: Ponti dan istrinya, Hana<br />

DOK. LBH JAKARTA<br />

nur,” ujarnya.<br />

Pihak Pemerintah Kota Bekasi, menurut Jufri,<br />

hanya bertugas memantau jalan tersebut<br />

dan melaporkannya jika terjadi kerusakan.<br />

Jufri mengklaim pihaknya telah melayangkan<br />

surat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat<br />

untuk melaporkan kerusakan jalan tersebut.<br />

Seandainya tidak juga diperbaiki, Jufri menuturkan,<br />

“Itu kelalaian Provinsi.”<br />

Sedangkan mengenai pengadaan ramburambu<br />

peringatan jalan rusak, Jufri mengatakan<br />

akan berkoordinasi lebih dulu dengan Kepala<br />

Dinas Perhubungan Kota Bekasi Sopandi<br />

Budiman. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi<br />

tidak merespons panggilan telepon maupun<br />

pesan singkat yang dikirimkan majalah detik<br />

melalui telepon selulernya.<br />

Namun, kepada sejumlah wartawan di<br />

Bekasi, Rahmat berjanji akan memberikan<br />

santunan kepada ahli waris keluarga Ponti<br />

Nainggolan sebesar Rp 5 juta melalui Kantor<br />

Dinas Sosial Pemerintah Kota Bekasi. Ia juga<br />

menyatakan siap mengikuti proses hukum.<br />

“Soal gugatan, kami hormati,” ucap Rahmat,<br />

Senin pekan lalu.<br />

Untuk menghadapi gugatan tersebut,<br />

Sopandi Budiman ditunjuk untuk melakukan<br />

pembelaan. Ia dan jajarannya tengah<br />

mengumpulkan fakta-fakta kegiatan yang<br />

dilaksanakan di Jalan Raya Siliwangi, Kota<br />

Bekasi, sepanjang 2014 untuk materi pembelaan.<br />

n<br />

ADITYA MARDIASTUTI | M. RIZAL<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

SIAPA ANCAM<br />

KELUARGA TONY<br />

TONY PERNAH MENYEBUTKAN NYAWA ANAK-ANAKNYA BISA<br />

TERANCAM KALAU RUMAH MEREKA DIKETAHUI. BELUM<br />

MENGARAH KE TERSANGKA.<br />

ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

SUDAH lebih dari dua pekan Tony<br />

Zahar, 53 tahun, tewas dibunuh, tapi<br />

Siti Masitoh masih dihantui tanda<br />

tanya. Mengapa suaminya dibunuh?<br />

Siapa pembunuhnya? Hingga akhir pekan lalu,<br />

kasus pembunuhan pria yang bekerja sebagai<br />

pengemudi taksi tersebut belum menemui<br />

titik terang. Polisi sudah memeriksa belasan<br />

saksi, tapi belum ada keterangan yang mengarah<br />

pada tersangka pelaku.<br />

Misteri tersebut memaksa Masitoh, 38 tahun,<br />

dan ketiga anaknya tinggal di rumah orang tuanya,<br />

kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Setelah<br />

sang suami ditemukan tewas dengan leher<br />

tersayat di dalam taksi yang dikemudikannya di<br />

Jalan Rawa Bambu Raya, Pasar Minggu, Jakarta<br />

Selatan, pada Rabu pagi, 18 Januari lalu, Masitoh<br />

meninggalkan rumah mereka di Citayam,<br />

Depok, Jawa Barat.<br />

Rumah di Citayam seperti penanda “titik<br />

balik” kehidupan keluarga itu. Tony membelinya<br />

seharga Rp 150 juta pada 2013 setelah ia<br />

mendapat warisan dari orang tuanya. Warisan<br />

tersebut, yang diketahui Masitoh, jumlahnya<br />

hampir Rp 900 juta. Tony memang berasal<br />

dari keluarga berada. Ayahnya mantan<br />

diplomat.<br />

Hampir bersamaan dengan saat membeli<br />

rumah, Tony mulai bekerja sebagai pengemudi<br />

taksi. Sebelumnya, jangankan rumah, ia tak<br />

punya pekerjaan tetap. Ia memang pernah<br />

bekerja sebagai koki masak di sebuah restoran<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

Setelah dapat warisan dan punya<br />

rumah sendiri, kita malah sering<br />

ribut.<br />

besar di Jakarta. Di tempat itu pula, Masitoh,<br />

yang bekerja sebagai pelayan, bertemu dengan<br />

Tony hingga keduanya menikah.<br />

Namun Tony menjadi korban pemutusan hubungan<br />

kerja setelah restoran itu ditutup akibat<br />

krisis moneter pada 1998. Masitoh mengisahkan,<br />

setelah dipecat, suaminya bekerja serabutan.<br />

Salah satunya berkeliling menjual pulsa<br />

telepon seluler. Mereka juga tinggal berpindahpindah<br />

rumah kontrakan. “Kami pernah diusir<br />

karena telat bayar (kontrakan),” kata Masitoh<br />

saat ditemui beberapa waktu lalu.<br />

Kendati hidup susah,<br />

hubungan keduanya<br />

tetap harmonis. Mereka<br />

malah kompak menjalani<br />

hidup. Masitoh<br />

bahkan membantu perekonomian keluarga<br />

dengan berjualan diaper dan dompet, bahkan<br />

menjadi joki three in one. “Tapi, setelah dapat<br />

warisan dan punya rumah sendiri, kita malah<br />

sering ribut,” ujarnya.<br />

Salah satu penyebabnya adalah rumah di<br />

Citayam itu. Suaminya ingin menjual kembali<br />

rumah mereka meski belum lama dibeli. Alasannya,<br />

ia ingin membeli rumah orang tua Masitoh,<br />

yang berada di gang sempit di kawasan<br />

padat penduduk di Manggarai.<br />

Masitoh terang menolak keinginan Tony.<br />

Bukan karena rumah orang tuanya yang akan<br />

dibeli, melainkan ia tak mau suaminya malah<br />

tak bisa lagi membeli rumah kalau sampai uang<br />

hasil penjualan terpakai untuk kebutuhan lain.<br />

Ia paham betul kebiasaan sang suami, yang<br />

tidak terbuka soal keuangan keluarga.<br />

Uang warisan orang tua Tony, selain Rp<br />

150 juta untuk membeli rumah, tak pernah ia<br />

lihat wujudnya. “Karena dia yang pegang. Saya<br />

enggak ngerti uangnya ke mana, eh tiba-tiba<br />

rumah malah mau dijual,” tutur Masitoh.<br />

Ia mengakui sang suami sangat memanjakan<br />

ketiga anaknya. Mereka minta apa pun akan<br />

diberi. Masitoh sendiri dibelikan sejumlah perhiasan<br />

emas dan satu unit sepeda motor. “Tapi<br />

semua gelang dan kalung (seberat) 10 gram dan<br />

motor sudah enggak ada lagi, digadai.... Enggak<br />

tahu buat apa,” ucapnya heran.<br />

Kecurigaan Masitoh kian kuat setelah sang<br />

suami diduga berhubungan dekat dengan<br />

seorang wanita berinisial SM sejak beberapa<br />

waktu lalu. SM ikut “terseret” dalam penyelidikan<br />

polisi. Ia diperiksa sebagai saksi lantaran<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

di dalam taksi Express bernomor polisi B-1595-<br />

ETB yang dikemudikan korban saat ditemukan<br />

tewas terdapat buku tabungan atas namanya<br />

(baca “Misteri Penumpang di Kursi Belakang”,<br />

majalah detik edisi 170).<br />

Menurut Masitoh, SM pulalah yang pertama<br />

kali mengirim kabar duka kepadanya. Pada hari<br />

saat suaminya ditemukan tewas, ia ditelepon<br />

berkali-kali oleh SM, tapi ia sengaja tidak<br />

mengangkatnya. “Perempuan ini (SM) telepon<br />

sampai 10 kali. Aku biarin, aku males. Ngapain<br />

diangkat. Akhirnya dia SMS ‘ada berita duka’,<br />

begitu bilangnya,” ujarnya.<br />

SM diketahui memiliki usaha warung nasi Tegal<br />

di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Namun,<br />

saat majalah detik menyambangi warung sederhana<br />

berukuran 3 x 4 meter itu Kamis dua<br />

pekan lalu, ia tidak berada di sana. Kerabat SM,<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

Semua gelang dan kalung (seberat)<br />

10 gram dan motor sudah enggak ada<br />

lagi, digadai.... Enggak tahu buat apa.<br />

Fatimah, 45 tahun, menyebut SM sedang pulang<br />

ke kampung halamannya di Banjarnegara,<br />

Jawa Tengah. “Ibunya sakit,” tutur dia.<br />

Menurut Fatimah, warteg itu adalah usaha<br />

kerja sama suaminya dengan sepupunya, SM,<br />

yang punya empat anak dan tiga cucu. Keuntungannya<br />

dibagi dua setiap dua tahun, dengan<br />

sistem berjualan secara bergiliran setiap<br />

tiga bulan. “Kalau dia (SM) yang lagi jualan,<br />

saya enggak jualan,” ucap Fatimah. “Tapi aplusan<br />

saja jarang ketemu.<br />

Waktu<br />

kemarin (giliran<br />

dagang), dititipin<br />

ke tetangga.”<br />

Selain Masitoh<br />

dan SM, polisi sudah memeriksa 13 orang saksi<br />

dalam kasus pembunuhan Tony. Mereka saksi<br />

di seputar tempat kejadian atau mereka yang<br />

kebetulan berada di dekat lokasi pada saat<br />

jasad Tony ditemukan, di antaranya dua pengemudi<br />

Metro Mini, AP dan FS, serta dua kernet,<br />

BP dan S. Polisi juga memeriksa SI, pemulung<br />

yang tinggal di seberang tempat kejadian, serta<br />

BG, kepala operasional taksi Express.<br />

“Kami masih mencari saksi-saksi di sekitar<br />

TKP, dengan radius 100-200 meter. Kami juga<br />

berkoordinasi dengan tim-tim dengan bantuan<br />

teknologi informasi, mudah-mudahan segera<br />

mendapat petunjuk,” kata Kepala Subbagian<br />

Humas Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris<br />

Aswin.<br />

Namun, meski sebelumnya polisi menyebut<br />

telah menemukan petunjuk, belum ada tersangka<br />

pelaku yang diburu. “Dari keterangan<br />

saksi dan barang bukti, belum ada yang mengarah<br />

ke tersangka,” ujar Kepala Unit Reserse<br />

Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu Ajun<br />

Komisaris Murgiyanto.<br />

Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polres<br />

Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Indra<br />

Fadillah Siregar menyatakan semua informasi<br />

menyangkut latar belakang korban akan didalami,<br />

termasuk dugaan adanya motif cinta<br />

segitiga. “Katanya begitu (ada dugaan cinta<br />

segitiga), tapi ini masih kami dalami,” tutur<br />

Indra.<br />

Sampai saat ini, Masitoh merasa belum aman<br />

untuk membawa pulang ketiga anaknya ke Citayam.<br />

Ia sendiri sempat pulang ke rumahnya,<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


CRIME STORY<br />

tapi diantar-jemput oleh polisi. Ia merasa<br />

nyawa anak-anaknya terancam seperti<br />

yang pernah dikatakan Tony.<br />

Suatu waktu, suaminya membawa<br />

pulang sepeda motor milik SM. Keduanya<br />

pun bertengkar karena Masitoh meminta<br />

sepeda motor itu dikembalikan.<br />

Sebab, ada pesan SMS dari seseorang<br />

yang mengaku-aku sebagai suami SM,<br />

meminta alamat rumah mereka untuk<br />

mengambil sepeda motor tersebut. Namun<br />

Tony tak mengizinkannya memberi<br />

tahu. Menurut Tony saat itu, jika alamat<br />

rumah diketahui, keselamatan anakanak<br />

mereka akan terancam.<br />

“Tapi siapa yang mengancam, saya enggak<br />

tahu. Suami enggak pernah jelasin apa<br />

maksudnya,” ucapnya.<br />

Apakah ancaman itu ada hubungannya<br />

dengan kematian Tony? Entahlah.... Siti<br />

Masitoh kini berharap misteri pembunuhan<br />

suaminya segera terungkap. ■<br />

ADITYA MARDIASTUTI | M. RIZAL<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

ONTRAN-ONTRAN<br />

LULUNG<br />

DKK<br />

“SUDAH CENAT-CENUT OTAK<br />

GUA. LU PIKIR GUA ROBOT<br />

APA? KEMARIN TIGA HARI<br />

GUA SAMPAI DIINFUS DI<br />

RUMAH SAKIT.”<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Tap untuk melihat<br />

Video<br />

SUARA tiga pimpinan Dewan Perwakilan<br />

Rakyat Daerah DKI bersahutan<br />

memenuhi ruang rapat di lantai 10<br />

gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon<br />

Sirih, Jakarta Pusat. Mereka adalah Ketua<br />

DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi bersama dua<br />

wakil ketua, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan<br />

Abraham “Lulung” Lunggana dan dari<br />

Fraksi Partai Gerindra Muhammad Taufik.<br />

Berulang kali ancaman terhadap Gubernur<br />

DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama keluar<br />

dari mulut ketiganya. Mereka kecewa usulan<br />

untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan<br />

Belanja Daerah 2015 dianggap sambil lalu oleh<br />

Ahok, sapaan akrab Gubernur DKI itu. Selasa,<br />

24 Februari 2015, amarah trio pimpinan itu memuncak<br />

karena saran anggaran mereka dibalas<br />

dengan tudingan begal anggaran oleh Ahok.<br />

Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PKS Triwisaksana<br />

mengakui adanya pertemuan di lantai<br />

10 itu. Ia turut dalam pertemuan itu, duduk<br />

sederet dengan Prasetyo di jajaran pimpinan<br />

DPRD. “Yang digarisbawahi dalam pertemuan<br />

itu adalah kenapa (RAPBD) hasil pembahasan<br />

bersama (Pemprov dengan DPRD) tidak diakomodasi<br />

(Ahok),” kisah Sani, panggilan akrab<br />

Triwisaksana, kepada majalah detik.<br />

Ketua Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta<br />

M. Ongen Sangaji mengaku diundang dalam<br />

rapat pimpinan itu. Di sini pimpinan DPRD menjelaskan<br />

persoalan DPRD dengan Ahok mengenai<br />

RAPBD. Mereka yang hadir pun menjadi<br />

emosional terhadap Ahok karena merasa kerja<br />

keras mereka tidak dihargai sama sekali.<br />

“Ini kita kerja tiga bulan tak tidur-tidur. Sudah<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Pimpinan DPRD DKI Jakarta<br />

setelah mengesahkan hak<br />

angket.<br />

HASAN ALHABSY/DETIKCOM<br />

gitu tak dapat gaji lagi. Dibilang perampok lagi.<br />

RAPBD-nya salah lagi. Bisa dibayangkan! Marah<br />

dong temen-temen. Emangnya kita malaikat?”<br />

kata Ongen kepada majalah detik.<br />

Setelah satu jam, pertemuan itu lantas<br />

ditutup Prasetyo. Keputusannya, DPRD akan<br />

mengajukan hak angket. Seminggu sebelum<br />

pertemuan penuh kemarahan itu, pimpinan<br />

fraksi DPRD juga melakukan rapat gabungan.<br />

Dalam rapat tertutup itu, seluruh fraksi setuju<br />

diajukan hak angket. Mereka menganggap<br />

Ahok telah melakukan pelanggaran konstitusi<br />

karena mengirim RAPBD 2015 yang berbeda<br />

dengan hasil pembahasan bersama DPRD.<br />

Dengan adanya pertemuan-pertemuan tersebut,<br />

tidak aneh jika saat rapat paripurna sebanyak<br />

106 anggota DPRD sepakat mengajukan hak<br />

angket. “Gubernur telah melakukan pelecehan<br />

terhadap institusi DPRD DKI Jakarta atau<br />

contempt of parliament,” kata juru bicara rapat<br />

paripurna Fahmi Zulfikar.<br />

Alasan pengajuan hak angket itu, penyampaian<br />

Rancangan Peraturan Daerah tentang<br />

APBD 2015 kepada Menteri Dalam Negeri<br />

patut diduga bertentangan dengan ketentuan<br />

peraturan perundang-undangan dan norma<br />

etika perilaku kepemimpinan gubernur.<br />

●●●<br />

27 Januari 2015. Sidang paripurna DPRD menyepakati<br />

RAPBD Jakarta. Ketua DPRD DKI<br />

Jakarta Prasetyo Edi membuka sidang sekitar<br />

pukul 14.30 WIB. Hadir 86 anggota dari 106<br />

anggota DPRD.<br />

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik me-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Sekarang DPRD bilang<br />

anggaran punya kita enggak<br />

sah dan Kemendagri bilang<br />

punya kita juga enggak sah<br />

karena enggak ada tanda<br />

tangan dia.<br />

Gubernur Basuki Tjahaja<br />

Purnama<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

nyatakan total RAPBD 2015 mulanya lebih dari<br />

Rp 76 triliun. Namun, setelah melalui pembahasan<br />

oleh Badan Anggaran bersama eksekutif,<br />

akhirnya disepakati sebesar Rp 73,083 triliun.<br />

“Total anggaran yang diusulkan Rp 73,083<br />

triliun atau naik 0,24 persen dibanding APBD<br />

Perubahan 2014 sebesar Rp 72,9 triliun,” ujar<br />

Taufik. Selesai diketok, RAPBD itu ditandatangani<br />

Ahok bersama Dewan.<br />

Pemprov DKI lalu menyerahkan RAPBD itu<br />

ke Kementerian Dalam Negeri pada 2 Februari.<br />

Namun, empat hari kemudian, rancangan itu<br />

dikembalikan dengan alasan pelaporan<br />

tidak sesuai dengan format<br />

pelaporan dalam Peraturan Pemerintah<br />

Nomor 58 Tahun 2005 tentang<br />

Pengelolaan Keuangan Daerah dan<br />

Peraturan Mendagri Nomor 13 Tahun<br />

2006 tentang Pedoman Pengelolaan<br />

Keuangan Daerah.<br />

Salah satu penyebabnya adalah kesalahan<br />

format yang digunakan Pemprov DKI karena<br />

seluruh penyusunan RAPBD-nya menggunakan<br />

e-budgeting. “Lampiran 1A-nya, yakni<br />

ringkasan APBD-nya, tidak ada, belanja tak<br />

langsung pejabat pengelola keuangan daerah<br />

tidak ada,” kata Direktur Jenderal Keuangan<br />

Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek.<br />

Ahok menduga ada oknum DPRD yang<br />

ikut campur tangan dalam pengajuan format<br />

RAPBD 2015 ke Kemendagri. Ada pihak legislatif<br />

yang secara diam-diam bersurat ke Kemendagri<br />

yang menyatakan bahwa RAPBD<br />

2015 yang diajukan harus seizin DPRD.<br />

Prasetyo mengakui pihaknya mengirim<br />

surat ke Kemendagri yang isinya menyatakan<br />

RAPBD yang diajukan Ahok tidak sah. “Dari situ<br />

mungkin Kementerian mengoreksi APBD yang<br />

dikirimkan Ahok, dan ternyata dikembalikan<br />

ke Pemprov,” kata Prasetyo kepada majalah<br />

detik. Ahok menilai DPRD terlalu cepat mengirim<br />

surat ke Kemendagri. Ia berencana akan<br />

kembali mengajak Panitia Anggaran melakukan<br />

pembahasan setelah Kemendagri memberikan<br />

koreksi. Setelah koreksi itu dibahas, ia<br />

lantas akan menyerahkan kembali hasilnya ke<br />

Kemendagri.<br />

Ahok jengkel DPRD mempermasalahkan ke-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Ahok menerima dukungan dari<br />

aktivis antikorupsi di Balai Kota<br />

DKI Jakarta.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

tiadaan tanda tangan mereka dalam dokumen<br />

RAPBD yang dikirimkannya ke Kemendagri.<br />

Menurut Ahok, format yang diajukan Pemprov<br />

dengan sistem e-budgeting tidak memerlukan<br />

tanda tangan Dewan di setiap lembarnya. “Sekarang<br />

DPRD bilang anggaran punya kita enggak<br />

sah dan Kemendagri bilang punya kita juga<br />

enggak sah karena enggak ada tanda tangan<br />

dia,” kata Ahok.<br />

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun membeberkan<br />

cara DPRD menyelipkan “dana siluman”<br />

Rp 12,1 triliun ke RAPBD 2015. Anggaran<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Anggota Panitia Hak Angket<br />

DPRD DKI Jakarta, Lulung<br />

Lunggana, didampingi pengacara<br />

Razman Nasution memberi<br />

keterangan pers di Jakarta,<br />

Selasa (3/3).<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

itu muncul setelah sidang paripurna 27 Januari<br />

lalu. DPRD memotong sejumlah anggaran dari<br />

program unggulan Pemprov sebesar 10-15 persen<br />

untuk dialihkan ke program lainnya, seperti<br />

pembelian perangkat uninterruptible power<br />

supply (UPS) buat kantor kelurahan dan kecamatan<br />

di Jakarta Barat. “Jadi DPRD ini DPRD<br />

apaan? Yang tidak beretika Ahok? Yang nyolong<br />

gini beretika?” ucap Ahok.<br />

Dengan alasan menghindari dana siluman,<br />

Ahok mengirimkan dokumen RAPBD versi<br />

e-budgeting. Pak Gubernur pun lantas mengirim<br />

surat kepada Mendagri untuk melakukan<br />

pertemuan.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Eh, malah kita disebut<br />

maling sama Ahok.<br />

Bayangin coba,<br />

gubernur ngomong<br />

kayak gitu.<br />

Abraham Lunggana<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Pernyataan Ahok itu rupanya membuat<br />

DPRD marah. Mereka merasa dizalimi, sehingga<br />

menggagas hak interpelasi. “Eh, malah kita<br />

disebut maling sama Ahok. Bayangin coba, gubernur<br />

ngomong kayak gitu. Bagaimana mungkin<br />

menuduh kita kayak gitu tanpa pengadilan,<br />

tanpa keputusan, bahwa kami koruptor,” protes<br />

Lulung, yang sudah lama tidak akur dengan<br />

Ahok.<br />

Perseteruan pertama Ahok dengan Lulung<br />

terjadi pada pertengahan 2013. Saat itu Gubernur<br />

DKI Jakarta masih dijabat Joko Widodo. Pemerintah<br />

Provinsi DKI ingin menertibkan pedagang<br />

kaki lima di kawasan Tanah Abang. Ahok,<br />

yang masih duduk sebagai wakil gubernur, mengeluarkan<br />

pernyataan tidak takut menghadapi<br />

preman yang dibekingi oleh anggota Dewan.<br />

Komentar ini membuat Lulung naik pitam. Ia<br />

tersinggung karena Tanah Abang merupakan<br />

basis konstituennya. Lulung pun memperingatkan<br />

Ahok agar menjaga perkataannya. Setelah insiden<br />

itu, Lulung menggagas pengajuan hak interpelasi<br />

atas pelantikan Ahok sebagai gubernur. Ia juga<br />

mewacanakan interpelasi atas Ahok akibat rendahnya<br />

penyerapan anggaran 2014.<br />

●●●<br />

Selang satu hari dari pengajuan hak angket,<br />

DPRD menunjuk Ketua Fraksi Hanura M.<br />

Ongen Sangaji sebagai Ketua Panitia Hak Angket.<br />

Menurut Ongen, tugas pokok Panitia Hak<br />

Angket adalah meluruskan keabsahan RAPBD<br />

DKI Jakarta 2015.<br />

Tugas kedua adalah mengupayakan proses<br />

hukum atas Ahok tentang perbuatan tidak<br />

menyenangkan. Ahok, kata dia, sering kali menyebut<br />

kata kotor, seperti “perampok” dan “maling”.<br />

Istilah itu tidak ditujukan kepada pribadi,<br />

melainkan institusi DPRD. “Sangat menyakitkan<br />

itu apa yang disampaikan Ahok.”<br />

Tugas terakhir adalah menuntaskan upaya<br />

hukum atas dugaan penyuapan oleh Sekretaris<br />

Daerah DKI Jakarta Saefullah kepada Ketua<br />

DPRD DKI Prasetyo Edi. Kisah dugaan suap<br />

ini diterima oleh Ongen dari Prasetyo sendiri.<br />

Karena itu, Panitia Angket akan mencari bukti.<br />

Ongen telah merangkul pengacara Razman<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Rapat mediasi Ahok dengan<br />

DPRD DKI Jakarta di kantor<br />

Kementerian Dalam Negeri,<br />

Jakarta.<br />

AGUNG PAMBUDHI/DETIKCOM<br />

Nasution untuk menjadi kuasa hukum DPRD<br />

DKI Jakarta guna melaporkan dugaan suap<br />

Ahok kepada Badan Reserse Kriminal Mabes<br />

Polri. Razman menyiapkan enam pasal untuk<br />

menjerat Ahok, yakni Pasal 263, 268, 264<br />

KUHP tentang pemalsuan, Pasal 441 tentang<br />

penyalahgunaan wewenang, Pasal 209 tentang<br />

suap, dan Pasal 268 tentang pemalsuan dokumen<br />

negara. “Kalau di-juncto, sekian tahun. Biar<br />

Ahok senang dipenjara. DKI bukan milik Ahok,”<br />

kata pengacara yang namanya moncer garagara<br />

membela Komjen Budi Gunawan itu.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Petisi dukungan untuk Ahok di<br />

sela-sela acara Car Free Day.<br />

HASAN ALHABSY/DETIKCOM<br />

Ahok cuek saja menanggapi rencana hak<br />

angket dan pelaporan dirinya ke polisi. “Suruh<br />

angket dulu, dong. Kita tinggal hitung-hitungan<br />

saja, apa saya yang masuk penjara atau anggota<br />

DPRD yang masuk penjara,” kata Ahok.<br />

Sementara itu, Prasetyo enggan berbicara<br />

lebih lanjut mengenai dugaan suap ini. Ia<br />

mengaku sudah kecapekan berpolemik dengan<br />

Ahok sampai-sampai perlu mendapat<br />

perawatan khusus rumah sakit. “Gua udah<br />

puyeng kepala ditanyain masalah ini mulu.<br />

Sudah cenat-cenut otak gua. Lu pikir gua robot<br />

apa? Kemarin tiga hari gua sampai diinfus<br />

di rumah sakit. Habis itu gua tidur tiga hari,”<br />

ucap Prasetyo.<br />

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah<br />

membantah tudingan suap ini. Ia menyatakan<br />

justru selama ini dirinya turut menjaga agar<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Haji Lulung (kedua kanan)<br />

menjelaskan mediasi buntu<br />

antara Pemprov dan DPRD di<br />

Jakarta.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

penyelesaian RAPBD 2015 bersih dari permainan<br />

kotor.<br />

Kemendagri lantas melakukan mediasi antara<br />

Ahok dan DPRD. Namun mediasi pada 5 Maret<br />

itu tidak berjalan mulus. Di akhir acara, ketika<br />

Ahok akan membongkar “siluman anggaran”<br />

UPS dengan meminta kesaksian Wali Kota<br />

Jakarta Barat Anas Effendi, anggota DPRD memotongnya.<br />

Anas telah mengirim surat kepada<br />

Ahok sebelumnya bahwa ia tidak pernah mengusulkan<br />

proyek tersebut.<br />

Anggota DPRD memprotes Ahok karena bertanya<br />

kepada Anas dengan nada marah-marah.<br />

Ahok dinilai tidak sopan memperlakukan anak<br />

buahnya. Namun, anehnya, aneka umpatan,<br />

seperti “anjing”, “Cina”, dan “bangsat”, justru<br />

terdengar dari barisan anggota Dewan. ■<br />

BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, ISFARI HIKMAT | ARYO BHAWONO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

SAAT<br />

AHOK TOLAK<br />

‘PROYEK<br />

NENEK LO’<br />

PROYEK DPRD BIASANYA DITITIPKAN<br />

SETELAH RAPAT PARIPURNA PENGESAHAN<br />

RAPBD. KALAUPUN GAGAL, ANGGOTA<br />

DEWAN BIASANYA LANGSUNG<br />

MENYUSULKANNYA KE KEMENTERIAN<br />

DALAM NEGERI.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA<br />

Sudah bermalammalam<br />

kita ini,<br />

Setiap hari pulang<br />

jam empat subuh<br />

terus.<br />

~Reydonnyzar Moenek~<br />

PERTEMUAN-PERTEMUAN itu<br />

sudah berjalan hampir dua minggu<br />

terakhir, dari pagi hingga subuh. Tim<br />

dari Kementerian Dalam Negeri yang<br />

dipimpin Direktur Jenderal Keuangan Daerah<br />

Reydonnyzar Moenek memandunya buat meredakan<br />

konflik anggaran daerah DKI Jakarta.<br />

“Sudah bermalam-malam kita ini,” kata Doni,<br />

sapaan akrab Reydonnyzar. “Setiap hari pulang<br />

jam empat subuh terus.”<br />

Sejak Kementerian mengembalikan Rancangan<br />

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah<br />

(RAPBD) Jakarta pada 23 Februari 2015, Doni<br />

diberi waktu 15 hari buat mendamaikan perseteruan<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja<br />

Purnama dengan Dewan Perwakilan Rakyat<br />

Daerah. Setelah dilakukan pertemuan terpisah,<br />

Doni berharap pada Kamis, 5 Maret, kedua<br />

pihak mencapai titik temu. Nyatanya, mediasi<br />

di ruang rapat Sasana Bhakti Praja kompleks<br />

Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, itu malah<br />

berujung ricuh. Ahok bahkan menyatakan ogah<br />

melakukan mediasi lagi dengan DPRD.<br />

DPRD berkonflik dengan Ahok karena menilai<br />

Gubernur Jakarta itu melanggar undangundang<br />

dalam pengajuan RAPBD 2015 ke<br />

Kementerian Dalam Negeri. Ketua DPRD DKI<br />

Prasetyo Edi Marsudi bersurat ke Kementerian<br />

yang isinya menyatakan Ahok mengirimkan<br />

RAPBD ilegal karena yang dikirim versi Ahok<br />

sendiri, bukan RAPBD hasil pembahasan bersama<br />

anggota Dewan.<br />

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan<br />

Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati,<br />

yang bertugas menyusun RAPBD, membantah<br />

tudingan itu. Rancangan anggaran, kata<br />

Tuty, sudah mencakup yang dibahas bersama<br />

dengan komisi-komisi DPRD.<br />

Sumber-sumber majalah detik menceritakan<br />

surat DPRD Jakarta ke Kementerian Dalam<br />

Negeri itu sebenarnya hanya akal-akalan buat<br />

menjegal laju RAPBD versi Ahok. Sumbersumber<br />

ini membisikkan, DPRD ingin proyekproyek<br />

mereka masuk dalam rancangan itu.<br />

Ahok pun curiga pengembalian dokumen itu<br />

karena pencegatan oleh DPRD. Bahkan sejak<br />

rapat paripurna anggaran, Ahok heran DPRD<br />

tidak memberikan rancangan anggaran versi<br />

mereka. “Gampang… gampang… nanti saja,”<br />

kata pimpinan Dewan saat ditanya Ahok.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Usulan anggaran dari DPRD<br />

Jakarta yang dikomentari<br />

"Pemahaman nenek Lu!" oleh<br />

Ahok.<br />

ISFARI HIKMAT/DETIKCOM<br />

Gedung DPRD DKI Jakarta.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Setelah paripurna, memang ada masa tiga<br />

hari buat membenahi RAPBD yang sudah<br />

disahkan di paripurna. Seorang pejabat di Balai<br />

Kota Jakarta bercerita, proyek-proyek dari<br />

DPRD biasanya akan dititipkan pada tahapan<br />

ini. Kalaupun gagal, anggota Dewan biasanya<br />

langsung ke Kementerian Dalam Negeri. “Mereka<br />

biasa ke sana dan minta ini dan itu,” ujar<br />

sumber itu.<br />

Namun kali ini jalan tersebut buntu karena<br />

adanya sistem e-budgeting yang diterapkan<br />

Ahok. Menurut Gubernur, tidak ada bawahannya<br />

yang berani mengutak-atik anggaran karena<br />

sistem komputer akan merekam pelakunya.<br />

“Orang Bappeda sudah mulai buka mulut,<br />

mereka ditekan,” ujarnya.<br />

Tahun ini Ahok memang ngotot menerapkan<br />

sistem e-budgeting karena merasa sejak 2012<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Iya, (UPS) dari<br />

Dewan. Kami<br />

juga kan punya<br />

hak budget. Kita<br />

butuh itu yang<br />

namanya UPS.<br />

~Abraham “Lulung” Lunggana~<br />

terus kecolongan oleh “proyek titipan” DPRD.<br />

Ahok mengaku kerepotan mengawasi satu<br />

per satu proyek, yang mencapai 68 ribu mata<br />

anggaran.<br />

Proyek-proyek selundupan yang bermasalah<br />

biasanya baru ketahuan setelah disemprit<br />

Komisi Pemberantasan Korupsi serta Badan<br />

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.<br />

Menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah,<br />

kedua lembaga itu memperingatkan<br />

adanya dugaan korupsi setelah mengevaluasi<br />

kinerja pemerintah provinsi pada 2012-2013.<br />

“Kami dapat evaluasi dari situ bahwa ini enggak<br />

bagus,” ujarnya.<br />

Saefullah mengatakan sistem e-budgeting<br />

membantu pemerintah agar tidak kejeblos di<br />

lubang yang sama setiap tahun. “Ini bisa memprotect<br />

program kita dari individu atau organisasi<br />

yang punya hajat tertentu,” tuturnya.<br />

Pasalnya, hampir setiap tahun selalu ada<br />

program yang nyelonong tanpa pernah dibahas<br />

di Musyawarah Perencanaan Pembangunan,<br />

mulai tingkat kelurahan hingga provinsi. Ahok<br />

menyebutnya “dana siluman”, yang salah satu<br />

contohnya adalah proyek pengadaan uninterruptible<br />

power supply (UPS) seharga Rp 5,8<br />

miliar per unit pada 2014.<br />

Proyek pengadaan yang nilainya diduga<br />

digelembungkan itu diselenggarakan di sekolah-sekolah<br />

Jakarta Barat di mana suku dinas<br />

pendidikan dan pemerintah setempat tidak<br />

pernah memintanya. Wakil Ketua DPRD Jakarta<br />

Abraham “Lulung” Lunggana mengakui proyek<br />

UPS itu merupakan usulan Dewan. “Iya, dari<br />

Dewan. Kami juga kan punya hak budget. Kita<br />

butuh itu yang namanya UPS,” ujarnya.<br />

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Triwisaksana<br />

menampik adanya “dana siluman”. “Sebetulnya<br />

tidak ada istilah begal anggaran atau<br />

siluman, itu cuma masalah persepsi,” ujarnya.<br />

Bagi dia, jika proyek itu mencurigakan, mestinya<br />

tidak dijalankan oleh pemerintah provinsi.<br />

“Kenapa itu tidak disisir dinas pendidikan?”<br />

Ahok menyatakan proyek-proyek seperti<br />

pengadaan UPS sebenarnya sudah ditolaknya.<br />

“Kami tolak, percuma, sampai di Mendagri<br />

muncul lagi,” ujarnya.<br />

l l l<br />

Surat dari DPRD itu diterima Ahok pada 10<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Komunitas Jakarta Baru<br />

melakukan aksi di depan Balai<br />

Kota, Jakarta, Rabu (4/3).<br />

ANTARA FOTO/FANNY OCTAVIANUS<br />

Februari 2015. Dilabeli “visi-misi DPRD”, ternyata<br />

isinya usulan-usulan anggaran untuk RAPBD<br />

2015. “Mereka minta ke saya untuk dimasukin,”<br />

kata Ahok.<br />

Sebenarnya pemerintah provinsi menyediakan<br />

“jatah” sebesar Rp 4 triliun, yang bisa<br />

dimanfaatkan Dewan buat program untuk<br />

konstituennya. Namun Ahok kaget saat usulan<br />

DPRD membengkak hingga menjadi Rp 8,8<br />

triliun. “Begitu kami tolak, (DPRD) ngamukngamuk,”<br />

ujarnya.<br />

Namun, menjelang rapat paripurna anggaran,<br />

kata Ahok, DPRD tidak lagi ngotot menyisipkan<br />

dana sebesar itu. Tak dinyana, setelah RAPBD<br />

dikembalikan Kementerian pada awal Februari<br />

lalu, DPRD malah melayangkan usulan yang<br />

totalnya Rp 12,1 triliun. “Itu lebih gila lagi,” kata<br />

Ahok.<br />

Saat melakukan penelusuran, Ahok kesal<br />

melihat usulan yang tertera. Ada proyek pengadaan<br />

buku trilogi Ahok berbujet Rp 10 miliar.<br />

Lalu muncul lagi pengadaan UPS untuk 64<br />

kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta<br />

Barat dengan nilai proyek Rp 270 miliar.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

RENGGA SANCAYA/DETICOM<br />

Saat ini sedang<br />

diverifikasi<br />

untuk nantinya<br />

disimpulkan<br />

adanya indikasi<br />

tindak pidana<br />

atau tidak.<br />

~Johan Budi~<br />

Puncaknya, ia berang melihat deretan anggaran<br />

untuk “peningkatan pemahaman SK<br />

Gubernur tentang RT dan RW” di berbagai kecamatan<br />

di Jakarta. Pria asal Belitung ini lantas<br />

melingkari proyek itu sembari membubuhkan<br />

tulisan “pemahaman nenek lu!”.<br />

Bukan cuma Ahok yang menolak. Surat<br />

usulan yang sama juga ditembuskan ke Kementerian<br />

Dalam Negeri, tapi Reydonnyzar<br />

menyatakan pihaknya menolak menerimanya<br />

dan menganjurkan agar kedua pihak bertemu.<br />

Menurut Doni, upaya menyusulkan anggaran<br />

ke Kementerian bukan hanya DPRD Jakarta<br />

yang mencobanya. Namun Kementerian, kata<br />

dia, menolaknya karena RAPBD itu harus berasal<br />

dari kesepakatan pemda dan DPRD.<br />

Proyek-proyek usulan DPRD itu pun dicoret<br />

Ahok saat pemerintah provinsi memasukkan<br />

RAPBD 2015 versi revisi ke Kementerian pada<br />

16 Februari.<br />

Sikap Ahok yang tidak mau berkompromi<br />

membuat DPRD kesal. Mereka sepakat mengajukan<br />

hak angket, yang bisa berujung pada pemakzulan<br />

sang gubernur. Lulung membantah<br />

anggapan bahwa DPRD melakukan tawar-menawar<br />

dengan Ahok agar usulan mereka bisa<br />

masuk RAPBD. “Ngapain ada tawar-menawar<br />

di Dewan. Kita ini ditipu. Arti ditipu itu, dia tidak<br />

melaporkan ke Kemendagri hasil pembahasan<br />

dengan Dewan,” kata politikus yang sering<br />

berseteru dengan Ahok ini.<br />

Ahok diancam dimakzulkan oleh DPRD,<br />

pendukungnya menggalang dukungan lewat<br />

petisi. Akun Twitter @teman Ahok, misalnya,<br />

mengkampanyekan “Lawan Begal APBD” agar<br />

warga Jakarta mendukung langkah Ahok. Petisi<br />

berjudul “Rakyat Jakarta Mencabut Mandat<br />

DPRD dan Bubarkan DPRD” di situs change.org<br />

juga mendulang dukungan sebanyak 50 ribu<br />

orang.<br />

Ahok sendiri balik menyerang DPRD dengan<br />

melaporkan dugaan penyimpangan APBD 2012-<br />

2014 ke KPK. Sore 27 Februari 2015 itu, Ahok juga<br />

mengadukan “dana siluman” RAPBD 2015, seperti<br />

pengadaan UPS, ke komisi antirasuah tersebut.<br />

Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan<br />

Budi Sapto Prabowo menegaskan akan menindaklanjuti<br />

laporan Ahok itu. “Saat ini sedang<br />

diverifikasi untuk nantinya disimpulkan adanya<br />

indikasi tindak pidana atau tidak,” kata Johan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Petugas menunjukkan<br />

uninterruptible power supply<br />

(UPS) di SMAN 65 Jakarta,<br />

Senin (2/3).<br />

ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA<br />

mengenai aduan dugaan penyimpangan yang<br />

merugikan negara triliunan rupiah itu.<br />

Langkah Ahok ini dibalas oleh DPRD dengan<br />

melaporkannya ke Badan Reserse Kriminal<br />

Mabes Polri. Tudingannya pemalsuan dokumen<br />

RAPBD Jakarta 2015. Saling serang berlanjut<br />

hingga ke pertemuan mediasi.<br />

Pemerintah Provinsi dan DPRD Jakarta hanya<br />

punya waktu hingga Jumat, 13 Maret, buat<br />

mencapai kesepakatan soal RAPBD. “Kalau<br />

tidak tercapai kesepakatan, tentu harus ada<br />

keputusan politik,” kata Dirjen Doni.<br />

Tanpa persetujuan DPRD, Ahok sebenarnya<br />

bisa menerbitkan peraturan gubernur soal<br />

APBD 2015. “Jadi tidak melalui proses di DPRD<br />

dan pengesahannya oleh menteri,” kata Doni.<br />

Namun itu berarti Ahok hanya akan mendapat<br />

anggaran yang sama persis dengan 2014.<br />

Namun Ahok tampaknya lebih memilih jalan<br />

ini daripada mengalah pada permintaan Rp 12,1<br />

triliun oleh DPRD. “Lebih enak kan, kami bisa<br />

belanja lebih benar,” kata Ahok. n ISFARI HIKMAT,<br />

BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, MONIQUE SHINTAMI, IKHWANUL KHABIBI<br />

| OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

PROYEK-PROYEK<br />

SILUMAN<br />

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja<br />

Purnama menjulukinya “dana<br />

siluman”, yang jumlahnya dia taksir<br />

mencapai Rp 12,1 triliun. Angka itu<br />

berasal dari proyek-proyek yang diusulkan<br />

oleh DPRD Jakarta untuk<br />

dikerjakan oleh berbagai instansi di<br />

JAKARTA<br />

Pemerintah Provinsi Jakarta.<br />

Selain pengadaan uninterruptible power<br />

supply (UPS), yang kini jadi sorotan karena<br />

harganya diduga jauh menggelembung,<br />

ternyata ada banyak proyek lainnya yang<br />

mengundang tanda tanya.<br />

Berikut ini beberapa di antaranya.<br />

DINAS<br />

PENDIDIKAN<br />

• Buku trilogi Ahok<br />

Rp 30.000.000.000<br />

• Uninterruptible power supply<br />

Rp 126.000.000.000<br />

@ Rp 6.000.000.000 di 21 SMP negeri<br />

• Buku Pramuka<br />

Rp 4.800.000.000<br />

(proyek Dinas Pendidikan, Suku Dinas<br />

Pendidikan Jakarta timur, dan Suku Dinas<br />

Pendidikan Jakarta Utara)<br />

• Book sanitizer<br />

(mesin pembersih buku dari debu dan kuman)<br />

Rp 23.580.000.000<br />

3 x @ Rp 710.000.000 dan 30 x @ Rp 715.000<br />

di SMP negeri Jakarta Barat dan Jakarta<br />

Selatan<br />

• Alat sterilisasi buku<br />

Rp 10.720.000.000<br />

Untuk SD hingga SMA/SMK di Jakarta Utara,<br />

Timur, Barat, dan Selatan<br />

• Peralatan fitness SMA/SMK di Jakarta Selatan<br />

Rp 30.000.000.000<br />

Rp 2.500.000.000 x 12 kecamatan<br />

• Scanner dan printer 3D<br />

Rp 177.000.000.000<br />

@ Rp 3.000.000.000 per sekolah untuk 59 SD,<br />

SMP, SMA/SMK di Jakarta Selatan<br />

(printer 3D dengan spesifikasi terbaik harganya<br />

Rp 25 juta)<br />

• Printer 3D<br />

Rp 13.500.000.000<br />

di SMP Jakarta Timur, Selatan, Barat, dan Pusat<br />

• Bangku istirahat SD/SMP<br />

Rp 6.000.000.000<br />

di Jakarta Timur dan Selatan<br />

KANTOR WALI KOTA<br />

JAKARTA BARAT<br />

• Uninterruptible power supply<br />

Rp 270.080.000.000<br />

@ Rp 4.220.000.000 di 64 kantor kecamatan<br />

dan kelurahan di Jakarta Barat<br />

• Gapura Betawi di 33 kantor kelurahan<br />

Rp 4.950.000.000<br />

• Gapura Betawi di 8 kantor kecamatan<br />

Rp 1.560.000.000<br />

KANTOR WALI KOTA<br />

JAKARTA UTARA<br />

• Pengadaan audio-video interaktif<br />

Rp 29.970.000.000<br />

(37 kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta<br />

Utara)<br />

DINAS PARIWISATA<br />

DAN KEBUDAYAAN<br />

• Pengelolaan situs www.jakarta-tourism.go.id<br />

Rp 3.000.000.000<br />

• Promosi pariwisata dan budaya lewat<br />

blogger internasional<br />

Rp 14.000.000.000<br />

• Jakarta Academy Movie Award<br />

Rp 7.000.000.000<br />

• Promosi via media sosial dan media online<br />

di luar negeri<br />

Rp 10.000.000.000<br />

• Video pariwisata dan budaya Jakarta<br />

Rp 7.000.000.000<br />

DINAS PERTAMANAN<br />

DAN PEMAKAMAN<br />

• Peningkatan TPU Tanah Kusir dengan teknologi<br />

tenaga surya<br />

Rp 10.000.000.000<br />

(satu unit lampu bertenaga surya di pasaran<br />

harganya sekitar Rp 6 juta)<br />

DINAS PENANGGULANGAN<br />

KEBAKARAN DAN<br />

PENYELAMATAN<br />

• Meja kerja pimpinan<br />

Rp 800.000.000<br />

4 proyek @ Rp 200.000.000<br />

• Alat musik<br />

Rp 1.500.000.000<br />

DINAS<br />

KEBERSIHAN<br />

• Belanja modal pengadaan kapal patroli cepat<br />

Rp 8.000.000.000<br />

• Kajian penanganan sampah sungai<br />

Rp 3.000.000.000<br />

• Penyuluhan kebersihan kepada pedagang kaki<br />

lima<br />

Rp 1.100.000.000<br />

(di lima wilayah DKI Jakarta)<br />

• Pengadaan kontainer sampah rumah tangga<br />

berteknologi ramah lingkungan untuk RW<br />

Rp 75.000.000.000<br />

(Rp 15.000.000.000 per wilayah kota)<br />

DINAS OLAHRAGA<br />

DAN PEMUDA<br />

• Peralatan outdoor fitness<br />

(Jalan Petamburan IV RT 018 RW 05<br />

Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah<br />

Abang)<br />

Rp 2.000.000.000<br />

SATUAN POLISI<br />

PAMONG PRAJA<br />

• Dialog interaktif peran Satpol PP dalam<br />

meningkatkan rasa aman di masyarakat<br />

Rp 1.000.000.000<br />

DINAS PERUMAHAN<br />

DAN GEDUNG PEMDA<br />

• Kajian bantuan perbaikan rumah di<br />

permukiman kumuh melalui penataan<br />

kampung<br />

Rp 1.000.000.000<br />

DINAS KOMUNIKASI,<br />

INFORMATIKA, DAN<br />

KEHUMASAN<br />

• Fasilitasi pemahaman visi-misi Jakarta Baru<br />

untuk masyarakat DKI Jakarta<br />

Rp 1.000.000.000<br />

OKTA WIGUNA | SUMBER:<br />

PEMPROV DKI JAKARTA,<br />

DPRD DKI JAKARTA |<br />

INFOGRAFIS: MINDRA<br />

PURNOMO<br />

SEKRETARIAT<br />

DPRD<br />

• Aktivitas DPRD dalam bingkai visual<br />

Rp 4.200.000.000<br />

• Jalinan komunikasi legislatif dengan<br />

kelompok profesi dan praktisi<br />

Rp 3.800.000.000<br />

• Kiprah eksekutif di muka DPRD<br />

Rp 4.500.000.000<br />

• Pengenalan legislatif kepada siswa<br />

Rp 4.200.000.000<br />

• Saluran aspirasi antara warga dan legislatif<br />

Rp 4.800.000.000<br />

• Temu wicara anggota DPRD dengan<br />

generasi muda<br />

Rp 1.000.000.000<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

OOPS,<br />

MUBAZIRNYA UPS<br />

SEKOLAH MERASA TIDAK TERLALU MEMBUTUHKAN<br />

UPS. ADA PERUSAHAAN YANG NAMANYA DICATUT<br />

SEBAGAI PEMENANG TENDER.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Pekerja menata tumpukan kertas di toko percetakan dan layanan fotokopi PD<br />

Wirasaba, Jakarta, Minggu (1/3). Salah satu perusahaan yang memenangi tender<br />

pengadaan UPS untuk sejumlah sekolah di DKI Jakarta bernama PT Frislianmar<br />

Masyur Mandiri, yang beralamat di Jalan Pramuka Nomor 19A, Matraman, Jakarta<br />

Timur. Alamat ini merupakan alamat PD Wirasaba.<br />

M. AGUNG RAJASA/ANTARA<br />

RACHMAT Syukur masih<br />

ingat, waktu itu sekitar awal<br />

November 2014, ia diundang<br />

sebagai Kepala SMAN 25<br />

Jakarta Pusat ke Hotel Red Top, Pecenongan.<br />

Di hotel itu, Rachmat dan<br />

beberapa kepala sekolah di Jakarta<br />

Pusat diundang untuk mengikuti sosialisasi<br />

tentang program pengadaan<br />

uninterruptible power supply (UPS) atau<br />

alat untuk cadangan listrik di sekolahsekolah.<br />

Dalam pertemuan dijelaskan tentang<br />

spesifikasi dan kegunaan UPS oleh<br />

utusan Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Pusat. Sepekan setelah<br />

pertemuan, datang orang yang mengaku<br />

dari CV Sinar Bunbunan ke sekolah.<br />

Mereka melakukan survei dan meminta<br />

agar disediakan ruang berukuran 3 x 7<br />

meter untuk penempatan UPS. Karena<br />

tidak ada sisa ruangan di sekolah, Rachmat<br />

mengorbankan gudang alat tulis<br />

kantor untuk diubah menjadi tempat<br />

penyimpanan.<br />

Mau tidak mau, pihak sekolah merenovasi<br />

gudang. Instalasi dilakukan oleh pihak<br />

perusahaan untuk persiapan penyimpanan<br />

UPS. Semua biaya ditanggung oleh<br />

perusahaan pengirim. Sekolah hanya<br />

tinggal menerima. Satu bulan kemudian,<br />

akhir Desember 2014, alat yang berfungsi<br />

sebagai penyedia listrik cadangan tersebut<br />

tiba di sekolah.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Alat dengan daya<br />

sebesar 120 KPA<br />

tersebut digunakan<br />

untuk membantu 30<br />

komputer siswa dan staf<br />

pengajar.<br />

Rachmat mengaku tidak tahu bahwa<br />

harga UPS sebesar Rp 5 miliar. Jika saja<br />

ia tahu, uang itu lebih baik digunakan<br />

buat merenovasi sekolah untuk kebutuhan<br />

laboratorium IPA atau ruang<br />

serbaguna.<br />

Manfaat UPS dirasakan tidak maksimal<br />

bagi sekolah. Apalagi daya alat<br />

tersebut tidak sebesar yang dibutuhkan<br />

SMAN 25. UPS itu tidak bisa<br />

disambungkan ke instalasi listrik sentral<br />

sekolah sehingga, saat listrik mati,<br />

mereka tidak bisa langsung memakai<br />

UPS. “Kalau listrik mati, harus pindahin<br />

colokannya ke stop kontak UPS. Jadi<br />

harus mati dulu baru kita pada sibuk<br />

pindah colokan,” kata Rachmat kepada<br />

majalah detik.<br />

Kepala SMKN 27 Jakarta Pusat Sri<br />

Nuryati mengungkapkan hal serupa.<br />

Pada September 2014, sekolahnya<br />

mendapatkan daftar alat penawaran dari<br />

Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta<br />

Pusat. Di daftar tersebut, tidak ada<br />

nilai nominal harga dan nama perusahaan<br />

karena belum ditenderkan. Setelah<br />

mendapatkan penawaran, tiba-tiba Suku<br />

Dinas melakukan sosialisasi ke sekolah.<br />

Dua bulan kemudian, alat tersebut<br />

diantar ke sekolah oleh CV Tunjang Langit<br />

Pengadaan sebagai perusahaan<br />

pemenang tender. Belakangan, Sri baru<br />

tahu harga UPS itu Rp 5,8 miliar. “Alat<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki<br />

T. Purnama didampingi<br />

Pelaksana Tugas Pimpinan<br />

KPK Johan Budi (kiri) menjawab<br />

pertanyaan wartawan di gedung<br />

KPK, Jakarta, Jumat (27/2).<br />

Pria yang akrab dipanggil Ahok<br />

ini melapor ke KPK terkait<br />

temuan "dana siluman" sebesar<br />

Rp 12,1 triliun dalam RAPBD<br />

DKI Jakarta.<br />

HAFIDZ MUBARAK A./ANTARA<br />

dengan daya sebesar 120 KPA tersebut<br />

digunakan untuk membantu 30 komputer<br />

siswa dan staf pengajar,” ujar Sri.<br />

Bukan hanya tidak sesuai dengan<br />

kebutuhan sekolah. Pengadaan 55<br />

unit UPS dalam APBD 2014 untuk<br />

sekolah di DKI Jakarta juga diduga dimenangkan<br />

perusahaan bodong. Di<br />

Magelang, Jawa Tengah, ada pemilik<br />

perusahaan di bidang konsultan tata<br />

ruang dengan nama CV Wisanggeni<br />

yang mengaku dicatut namanya dalam<br />

tender pengadaan UPS.<br />

Arianto, pemilik CV Wisanggeni,<br />

yang juga seorang arsitek, mengatakan<br />

perusahaannya tidak mengerjakan<br />

proyek pengadaan barang bernilai<br />

miliaran rupiah. Selain itu, dia tidak<br />

pernah menggarap proyek apa pun di<br />

DKI Jakarta, apalagi mengajukan permohonan<br />

ikut tender pengadaan UPS.<br />

“Tentu saja kami kaget,” katanya.<br />

CV Wisanggeni tercatat sebagai<br />

perusahaan pemenang tender pengadaan<br />

UPS pada Suku Dinas Pendidikan<br />

Menengah Jakarta Barat tahun 2014<br />

untuk SMAN 56 dan pengadaan UPS<br />

di Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Pusat untuk SMAN 5.<br />

Proyek inilah yang membuat Gubernur<br />

DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />

berang. Pengadaan 55 unit UPS itu menguras<br />

Rp 300 miliar anggaran APBD<br />

2014. Ahok lantas melapor ke Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi pada akhir Februari<br />

lalu. Ahok tidak mau proyek tersebut<br />

kembali masuk APBD 2015.<br />

Sementara KPK baru mendapat<br />

laporan, Polda Metro Jaya sudah bergerak<br />

menyelidiki kasus tersebut. Kepala<br />

Bidang Humas Polda Metro Jaya<br />

Komisaris Besar Martinus Sitompul<br />

menyatakan Polda Metro Jaya telah<br />

memeriksa 10 saksi, termasuk Kepala<br />

Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Barat Alex Usman dan Kepala<br />

Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

Jakarta Pusat Zaenal Abidin sebagai<br />

pejabat pembuat komitmen. ■<br />

MELISA MALIOLA, ISFARI HIKMAT | BAHTIAR RIFAI<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

BELI TONG SAMPAH<br />

HABIS RP 22 MILIAR<br />

“SEKTOR HIBURAN MENYUMBANG PENDAPATAN RP 1 TRILIUN UNTUK<br />

JAKARTA, ANTARA LAIN DARI PAJAK PANTI PIJAT SEBESAR RP 117 MILIAR.”<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Ahok setelah melantik pejabat<br />

di lingkungan Pemerintah<br />

Provinsi DKI Jakarta, Jumat<br />

(2/1).<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

PERANG antara Gubernur DKI Jakarta<br />

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah<br />

dipicu oleh Rancangan Anggaran<br />

Pendapatan dan Belanja Daerah<br />

Jakarta 2015. Selain kisruh dana siluman Rp 12,1<br />

triliun, sebenarnya seperti apa pendapatan dan<br />

belanja Ibu Kota?<br />

Dalam RAPBD Jakarta 2015 versi Pemprov,<br />

tercatat pendapatan Pemprov Jakarta mencapai<br />

Rp 63,8 triliun. Dari mana Pemprov Jakarta<br />

memperoleh uang?<br />

Perolehan tertinggi berasal dari pendapatan<br />

asli daerah, yakni Rp 45,3 triliun, yang terdiri<br />

atas pajak daerah, retribusi daerah, dan lainlain.<br />

Pajak daerah memberi sumbangan paling<br />

tinggi, yakni Rp 38,3 triliun. Pajak ini antara lain<br />

terdiri atas pajak kendaraan bermotor Rp 7<br />

triliun, bea balik nama kendaraan bermotor Rp<br />

6,5 triliun, pajak hotel Rp 2,3 triliun, dan pajak<br />

restoran Rp 2,7 triliun.<br />

Kemudian pajak hiburan Rp 1 triliun. Sektor<br />

yang sering menuai protes ormas garis keras<br />

ini memberikan sumbangan yang tidak kecil.<br />

Misalnya pajak diskotek Rp 54 miliar, karaoke<br />

Rp 287 miliar, klub malam Rp 40 miliar, panti<br />

pijat Rp 117 miliar, mandi uap atau spa Rp 108<br />

miliar, dan pusat kebugaran Rp 56 miliar.<br />

Selain itu, pajak reklame menyumbang Rp 1,8<br />

triliun, pajak parkir Rp 800 miliar, bea perolehan<br />

hak atas tanah dan bangunan Rp 5,5 triliun,<br />

pajak rokok Rp 500 miliar, serta pajak bumi<br />

dan bangunan pedesaan serta perkotaan Rp 8<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Deretan papan iklan luar<br />

ruangan yang berpotensi<br />

menjadi andalan PAD.<br />

HAFIDZ MUBARAK/ANTARAFOTO<br />

triliun.<br />

Retribusi menyumbang uang kepada Pemprov<br />

DKI Jakarta sebesar Rp 980 miliar. Retribusi<br />

itu antara lain retribusi pelayanan pemakaman<br />

dan pengabuan mayat Rp 9,5 miliar,<br />

dengan perincian sewa tanah makam selama<br />

3 tahun Rp 2 miliar serta perpanjangan sewa<br />

tanah makam Rp 6,5 miliar.<br />

Juga ada retribusi pemakaian terminal Rp 7<br />

miliar. Retribusi izin mendirikan bangunan Rp<br />

185 miliar. Retribusi izin tempat penjualan minuman<br />

beralkohol Rp 1,3 miliar.<br />

Selain pendapatan asli, Jakarta mendapat<br />

uang dari dana perimbangan berupa dana bagi<br />

hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar Rp<br />

11,4 triliun. Kemudian dari pendapatan daerah<br />

yang sah sekitar Rp 7 triliun. Isinya merupakan<br />

gabungan pendapatan hibah Rp 4,5 triliun serta<br />

dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp 2,5<br />

triliun, yang terdiri atas tambahan penghasilan<br />

guru pegawai negeri sipil daerah profesi<br />

nonsertifikasi Rp 15 miliar, tambahan penghasilan<br />

guru pegawai negeri sipil daerah profesi<br />

sertifikasi Rp 1,4 triliun, serta dana bantuan<br />

operasional sekolah (BOS) Rp 1 triliun.<br />

Lalu dari uang Rp 63,8 triliun itu, bagaimana<br />

Pemprov Jakarta menggunakannya? Ternyata<br />

Jakarta merencanakan pembelanjaan yang<br />

lebih tinggi dari pendapatan. Total belanja<br />

Jakarta dianggarkan Rp 67,4 triliun alias mengalami<br />

defisit Rp 3,6 triliun.<br />

Belanja Jakarta terdiri atas belanja langsung<br />

dan tak langsung. Belanja tak langsung antara<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Sidang paripurna DPRD DKI<br />

Jakarta beberapa waktu lalu.<br />

RENGGA SANCAYA/DETIKCOM<br />

lain belanja pegawai, yakni gaji dan tunjangan<br />

pegawai Rp 16,6 triliun. Jumlah total pegawai<br />

Jakarta adalah 71.118 orang.<br />

Lalu gaji dan tunjangan anggota DPRD Rp<br />

48,6 miliar. Anggota DPRD mendapat tunjangan,<br />

yang jumlahnya sampai belasan, yang terdiri<br />

atas uang representasi, tunjangan keluarga,<br />

tunjangan jabatan, tunjangan beras, tunjangan<br />

PPH/tunjangan khusus, iuran asuransi kesehatan,<br />

uang paket, tunjangan komisi, tunjangan<br />

Badan Kehormatan, tunjangan alat kelengkapan<br />

lainnya, tunjangan perumahan, uang duka<br />

wafat/tewas, belanja penunjang operasional<br />

pimpinan DPRD Rp 676 juta, tunjangan Badan<br />

Musyawarah, dan tunjangan Badan Anggaran.<br />

Selain tunjangan tersebut, masih ada anggaran<br />

untuk DPRD, berupa tunjangan komunikasi<br />

intensif pimpinan dan anggota DPRD senilai<br />

Rp 11,4 miliar.<br />

Sementara itu, gaji dan tunjangan kepala<br />

daerah dan wakil kepala daerah dianggarkan<br />

Rp 252 juta, yang terdiri atas gaji pokok Rp<br />

97,9 juta, tunjangan keluarga Rp 11,7 juta, dan<br />

tunjangan jabatan Rp 135 juta. Masih disediakan<br />

juga biaya penunjang operasional kepala<br />

daerah/wakil kepala daerah Rp 54,3 miliar.<br />

Masih masuk dalam belanja tidak langsung<br />

adalah belanja untuk gaji dan tunjangan PNS Rp<br />

16,5 miliar, dengan perincian gaji pokok Rp 3,7<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Sektor hiburan menyumbang<br />

pendapatan Rp 1 triliun untuk<br />

Jakarta, antara lain dari pajak<br />

panti pijat Rp 117 miliar.<br />

Parkir otomatis di Jalan<br />

Sabang, Jakarta<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

miliar. PNS Jakarta juga<br />

mendapatkan sejumlah<br />

tunjangan, yakni tunjangan<br />

keluarga, tunjangan jabatan,<br />

tunjangan fungsional, tunjangan umum,<br />

tunjangan khusus (PPH), tunjangan beras, iuran<br />

asuransi kesehatan, tunjangan kinerja, dan<br />

tunjangan penghargaan pegawai.<br />

Selain tunjangan, PNS Jakarta memperoleh<br />

tambahan penghasilan yang dianggarkan Rp<br />

60 miliar. Tambahan ini meliputi tambahan<br />

penghasilan berdasarkan prestasi kerja.<br />

Belanja tidak langsung lainnya di antaranya<br />

subsidi Rp 940 miliar, hibah Rp 1,6 triliun,<br />

bantuan sosial Rp 3 triliun, belanja bantuan<br />

keuangan kepada kabupaten/kota/desa Rp 401<br />

miliar, dan belanja tidak terduga Rp 1,2 triliun.<br />

Belanja hibah diberikan kepada badan, lembaga,<br />

dan ormas Rp 730 miliar, hibah kepada<br />

kelompok/anggota masyarakat Rp 148 miliar,<br />

serta hibah dana BOS Rp 723 miliar. Bantuan<br />

sosial untuk ormas Rp 8,2 miliar, bansos untuk<br />

siswa miskin Rp 3 triliun, dan bantuan keuangan<br />

kepada parpol Rp 1,8 miliar.<br />

Sedangkan belanja langsung sebanyak Rp<br />

41,2 triliun, yakni belanja pegawai Rp 2,9 triliun,<br />

belanja barang dan jasa Rp 16,1 triliun, serta<br />

belanja modal Rp 22 triliun.<br />

Belanja langsung pegawai meliputi honorarium<br />

PNS, honorarium non-PNS atau pegawai<br />

honorer alias tidak tetap Rp 2,9 triliun, dan<br />

biaya perjalanan kegiatan rapat dalam kota Rp<br />

65,9 miliar.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Aktivitas pegawai Pemerintah<br />

Provinsi DKI Jakarta di Balai<br />

Kota.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

Kemudian belanja barang dan jasa, di antaranya<br />

belanja alat tulis kantor Rp 405 miliar,<br />

belanja dokumen/administrasi tender Rp 1,1<br />

miliar, belanja prangko, meterai, benda pos Rp<br />

1,6 miliar, belanja alat rumah tangga kantor Rp<br />

26 miliar, hadiah lomba Rp 68 miliar, belanja<br />

tong sampah Rp 22 miliar, belanja barang pakai<br />

habis teknologi informasi komunikasi Rp 1<br />

triliun.<br />

Belanja penguburan jenazah masyarakat<br />

tidak mampu Rp 6 miliar, belanja makanan dan<br />

minuman Rp 863 miliar, belanja pakaian dinas<br />

dan atributnya Rp 28,8 miliar, belanja perjalanan<br />

dinas Rp 160 miliar.<br />

Belanja beasiswa tugas belajar S-1 Rp 1 miliar,<br />

belanja beasiswa tugas belajar S-2 Rp 16 miliar,<br />

uang tunjangan belajar S-2 Rp 11 miliar.<br />

Juga ada biaya pemeliharaan Rp 3,7 triliun.<br />

Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga atau<br />

masyarakat sebesar Rp 62 miliar.<br />

Belanja modal pengadaan alat-alat persenjataan<br />

atau keamanan Rp 238 juta, misalnya<br />

pengadaan borgol Rp 42 juta, pengadaan detektor<br />

logam Rp 82 juta, pengadaan pentungan<br />

Rp 27 juta, dan pengadaan setolop (senter)<br />

Rp 86 juta.<br />

Selain pendapatan dan belanja, Jakarta mempunyai<br />

pembiayaan daerah sebesar Rp 9,2 triliun.<br />

Pembiayaan itu meliputi penerimaan pembiayaan,<br />

yakni sisa lebih perhitungan anggaran<br />

tahun anggaran sebelumnya Rp 8,9 triliun dan<br />

penerimaan pinjaman daerah Rp 298,5 miliar.<br />

Sedangkan pengeluaran pembiayaan sebesar<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Pekerja menyelesaikan<br />

pembangunan proyek kampung<br />

deret di Petogogan, Jakarta<br />

Selatan, tahun lalu.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Rp 5,6 triliun, yakni untuk penyertaan modal<br />

investasi daerah Rp 5,6 triliun dan pembayaran<br />

pokok utang Rp 9 miliar.<br />

RAPBD 2015 itu masih akan dievaluasi Kementerian<br />

Dalam Negeri. Kementerian menyoroti<br />

anggaran belanja pegawai yang sangat besar.<br />

“Belanja pegawai, mohon maaf, masak hampir<br />

Rp 19 koma sekian (triliun), hampir Rp 20 triliun<br />

untuk belanja pegawai?” kata Direktur Jenderal<br />

Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar<br />

Moenek.<br />

Belanja barang dan jasa kantor juga dinilai<br />

masih terlalu besar. “Coba lihat di sini (dokumen),<br />

bayangkan, dana total belanja dan jasa<br />

Rp 16 triliun. Belanja jasa kantor masih relatif<br />

tinggi, belanja pemeliharaan masih relatif<br />

tinggi, belanja bahan habis pakai masih relatif<br />

tinggi,” kritik Reydonnyzar.<br />

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama<br />

menyatakan masih akan meneliti lagi<br />

RAPBD 2015. Ia mengaku tidak tahu persis<br />

detail RAPBD karena jumlahnya mencapai 68<br />

ribu item. Mengapa anggaran belanja barang<br />

dan jasa kantor terlalu tinggi, mengapa belanja<br />

tong sampah sampai habis Rp 22 miliar? ”Itu<br />

aku enggak tahu, mesti dicek,” kata Ahok kepada<br />

majalah detik. “Masyarakat juga harus bisa<br />

lihat dan protes, mengapa ada seperti ini atau<br />

itu,” tuturnya. ■<br />

MONIQUE SHINTAMI, ISFARI HIKMAT | IIN YUMIYANTI<br />

MAJALAH DETIK 9 - - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

ABRAHAM ‘LULUNG’ LUNGGANA:<br />

BUKTI DITUNJUKKAN ALLAH<br />

AHOK LANGGAR UU<br />

“NIH, SEKALI LAGI DENGER, GUE YAKIN AHOK BAKAL DIPENJARA. ASAL<br />

JANGAN ADA KONSPIRASI KEKUASAAN YANG NGEBELAIN DIA.”<br />

FOTO: HASSAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 -- 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Seorang pria menuliskan<br />

dukungan terhadap Gubernur<br />

Ahok di Jakarta, Minggu (1/3).<br />

HASSAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

ABRAHAM Lunggana, Wakil Ketua<br />

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah<br />

DKI Jakarta, meyakini Panitia Hak<br />

Angket DPRD DKI Jakarta telah<br />

mendapatkan bukti paling konkret tentang<br />

pelanggaran yang dilakukan Gubernur DKI<br />

Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok dinilai<br />

telah melakukan pelanggaran etika dan hukum.<br />

Mediasi antara Ahok dan DPRD di kantor Kementerian<br />

Dalam Negeri, yang berakhir ricuh,<br />

menurut dia, memperjelas bukti pelanggaran<br />

yang dilakukan Ahok. Pelanggaran hukum yang<br />

dilakukan Ahok, kata Lulung—sapaan Abraham<br />

Lunggana—antara lain memalsukan hasil kesepakatan<br />

pembahasan RAPBD ke Kementerian<br />

Dalam Negeri (Kemendagri). “Kemudian tadi<br />

bukti ditunjukkan Allah SWT, bahwa benar Ahok<br />

melanggar undang-undang. Dia menggunakan<br />

kesewenang-wenangan,” katanya.<br />

Berikut ini wawancara dengan Lulung seusai<br />

mediasi Ahok dengan DPRD di Kemendagri,<br />

Kamis, 5 Maret 2015.<br />

Mengapa mediasi dengan Ahok bisa berakhir<br />

rusuh?<br />

Tadi sudah terjadi kesewenang-wenangan<br />

oleh Gubernur terhadap persoalan undangundang.<br />

Jadi Gubernur sudah melampaui<br />

undang-undang secara sewenang-wenang. Ini<br />

adalah asal-muasal kita jadi deadlock. Baru kita<br />

memastikan bahwa ini salah satu yang paling<br />

konkret untuk bahan penyelidikan angket. Kenapa?<br />

Kemarin memang kita rasakan adanya<br />

anggaran pembahasan yang sudah ditetapkan<br />

dalam paripurna 27 Januari itu hasilnya tidak<br />

disampaikan kepada Kemendagri. Kemudian<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Nih ye, Ahok melanggar etika<br />

dan norma, melanggar stabilitas<br />

politik, menghina, memfitnah,<br />

memalsukan. Nah itu kan udah<br />

jelas.<br />

tanggal 4 Februari, setelah paripurna, eksekutif<br />

menyampaikan APBD versinya sendiri, dan<br />

langsung Ketua DPRD Pak Prasetyo Edi mengirim<br />

surat ke Kemendagri bahwa APBD itu tidak<br />

sah. Terus Kemendagri mengembalikan APBD<br />

itu.<br />

Terus bergulirlah penistaan<br />

dan penghinaan oleh Ahok<br />

kepada DPRD. Yang Anda tahu<br />

ada anggaran siluman, itu sumir<br />

yang selama ini kita dengar.<br />

Terus tadi, ketika rapat mediasi,<br />

ada fakta hukum, Gubernur mengatakan<br />

tidak akan meng-input<br />

yang bukan hasil pembahasan yang kita setujui<br />

karena akan meng-input hasil-hasil yang telah<br />

disepakati. Terus kita bilang, “Yang disepakati<br />

yang mana versinya?” Kebetulan di sana tadi<br />

tidak ada APBD-APBD, baik versi Ahok maupun<br />

versi yang sudah dilakukan pembahasan<br />

bersama.<br />

Kemudian ada fakta hukum yang mana dia<br />

(Ahok) selalu mengatakan kita akan terus melakukan<br />

e-budgeting. Kita sepakat e-budgeting.<br />

Masalah itu sudah selesai. Tidak ada masalah<br />

akan hal itu. Kemudian dia jangan ngotot masalah<br />

e-budgeting, melalaikan persoalan hukum di<br />

sini. Terjadi dialog. Diperintahkanlah beberapa<br />

orang, dikatakan bahwa jangan memasukkan<br />

yang bukan pembahasan.<br />

Yang bukan pembahasan yang mana?<br />

Disuruh tunjuk (jari) tuh yang mana. Tak ada<br />

yang nunjuk tuh. Artinya, eksekutif tahu kalau<br />

enggak ada lagi yang bisa dimasukkan selain<br />

pembahasan. Ketika itu Ahok emosinya naik<br />

karena tak ada anak buahnya yang dukung. Dia<br />

katakan satu contoh di Jakarta Barat, “UPS itu<br />

tidak ada usulan dari kami. Hai Wali Kota Jakarta<br />

Barat, jelaskan bagaimana?” Sambil berdiri,<br />

(Ahok) membentak-bentak.<br />

Akhirnya kita semua tahu pelanggaran etika<br />

dan norma dilakukan Ahok. Bukan hanya pelanggaran<br />

etika itu dilakukan di luar forum, tapi juga<br />

di depan forum. Artinya, SKPD, pejabat DKI mendapat<br />

tekanan luar biasa, dengan cara akan melakukan<br />

evaluasi setiap 3 bulan. Tiga bulan di luar<br />

logika, dong. Anggaran belanja saja satu tahun.<br />

Bagaimana mungkin evaluasi kinerja dilakukan 3<br />

bulan sekali? Kita dukung reformasi birokrasi, tapi<br />

harus jelas mekanismenya.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Wakil Ketua Dewan Perwakilan<br />

Rakyat Daerah DKI Jakarta<br />

Abraham Lunggana didampingi<br />

pengacara Razman Nasution<br />

memberi keterangan pers<br />

di Jakarta, Selasa (3/3). Ia<br />

menyatakan akan melaporkan<br />

Gubernur Ahok ke Bareskrim<br />

Mabes Polri dengan pasal<br />

pencemaran nama baik dan<br />

berbohong terkait kisruh APBD<br />

2015.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Pelanggaran hukum yang dilakukan<br />

Ahok yang mana?<br />

Tadi jelas sejelas-jelasnya Pak Ahok melanggar<br />

hukum dengan menginstruksikan anak<br />

buahnya agar hasil pembahasan tidak di-input,<br />

yaitu masalah UPS. Katakan kalau UPS itu<br />

bukan usulan eksekutif, ya itu bisa jadi. Tapi<br />

kapan pembahasan itu terjadi? Pada waktu<br />

pembahasan kan kami punya hak. Dijelaskan<br />

kok tadi sama Wagub Pak Saefullah (Djarot<br />

Saiful Hidayat—red) bahwa ada hak-hak Dewan<br />

juga di situ dalam melakukan input e-budgeting.<br />

Kemudian, karena hak, dalam pembahasan itu<br />

ada rapat antara eksekutif dan Dewan, dalam<br />

hal ini komisi. Makanya yang namanya UPS itu<br />

masuk dalam pembahasan. Selesai diketok palu<br />

dalam paripurna. Kemudian Ahok menandatangani<br />

bersama Dewan, dan saat pidato terakhir<br />

Ahok mengatakan, “Saya mengucapkan ribuan<br />

terima kasih kepada Dewan.” Selesai.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Tap untuk<br />

mendengar audio<br />

Emang kite ngomong ape? Yang<br />

ngomong anjing-babi mah sebelah<br />

sono (Ahok), kita mah enggak<br />

pernah ngomong anjing-babi.<br />

Hari ini pada saat mediasi jelas di hadapan<br />

kita semua selaku Dewan, Kemendagri, bahwa<br />

Pak Ahok sudah memerintahkan tidak menginput<br />

dalam e-budgeting (RAPBN) hasil pembahasan.<br />

Saya katakan, “Pak Ahok, Kemendagri,<br />

apakah kita mau menjalankan undang-undang<br />

atau kesewenang-wenangan?” Tadi bukti<br />

bahwa Pak Ahok menjalankan kesewenangwenangannya.<br />

Jadi jelas pelanggaran hukum<br />

dilakukan Ahok, dari memalsukan hasil kesepakatan<br />

pembahasan ke Kemendagri. Kemudian<br />

tadi bukti ditunjukkan Allah SWT bahwa benar<br />

Ahok melanggar undang-undang. Dia menggunakan<br />

kesewenang-wenangan.<br />

Tadi anggota DPRD juga ada yang meneriaki<br />

Ahok?<br />

Kalau dalam kondisi seperti itu, lu paham<br />

enggak? Lu bayangin kalau bapak moyang lu<br />

ditunjuk-tunjuk. Lu bayangin tuh orang tua-tua<br />

itu (SKPD) di depan banyak orang dibentakbentak,<br />

lu gile apa? Makanya kita reaksi, spontan,<br />

“Eh lu gak boleh gitu.” Itu nasehatin (Ahok).<br />

Emang kite ngomong ape? Yang ngomong<br />

anjing-babi mah sebelah sono (Ahok), kita mah<br />

enggak pernah ngomong anjing-babi.<br />

Hak angket itu masa kerjanya sampai<br />

kapan?<br />

Kalau dalam tata tertib kan dua bulan. Kita<br />

pingin singkat aja dah. Pusing. Sebulananlah.<br />

Tap untuk<br />

mendengar audio<br />

Kok cepat?<br />

Kita udah temuin pelanggarannya. Nih ye,<br />

melanggar etika dan norma, melanggar stabilitas<br />

politik, menghina, memfitnah, memalsukan.<br />

Nah, itu kan udah jelas. Tenang aja, dikit lagi<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Nilai UPS miliaran rupiah untuk<br />

komputer di sekolah-sekolah<br />

di Jakarta dianggap tak masuk<br />

akal.<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

Tap untuk<br />

mendengar audio<br />

selesai. Tapi kita enggak mau memakzulkan, ya.<br />

Kan nanti hak angket kasih kesimpulan, terus<br />

nanti akan ditindaklanjuti dan, jika sudah ada<br />

putusan hukum dan dinyatakan jadi dan dinyatakan<br />

bersalah, tata tertib bunyi, tuh. (Jika jadi<br />

terdakwa, Ahok akan otomatis harus mundur).<br />

Kabarnya, awal perseteruan itu karena<br />

Ahok awalnya menawarkan slot anggaran<br />

Rp 4 triliun, terus dalam perjalanannya malah<br />

naik jadi Rp 12 triliun. Itu benar tidak?<br />

Justru kita ingin tanya ke dia. Kan Dirjen Keuangan<br />

Kemendagri udah ngomong, enggak<br />

ada dana siluman. Yang jelas, dia mau coba<br />

nyogok kita Rp 12,7 triliun. Emang orang gila dia<br />

tuh. Aduh capek. Ngapain ada tawar-menawar<br />

di Dewan. Kita ini ditipu. Arti ditipu itu, dia tidak<br />

melaporkan ke Kemendagri hasil pembahasan<br />

dengan Dewan.<br />

Bagaimana cerita pertemuan Sekda<br />

dengan Ketua DPRD?<br />

Lu tanya aja sama Prasetyo Edi. Gue enggak<br />

mau bikin-bikin statemen itu. Karena itu hasil<br />

pertemuan mereka.<br />

Dia keukeuh dengan e-budgeting, kita enggak<br />

haram dengan itu. Yang kita permasalahkan<br />

hanya, tolong jangan diumpetin input-nya. Katanya<br />

mau keterbukaan. Kita apresiasi e-budgeting,<br />

karena jangan lagi terulang dalam 2 tahun<br />

ini Silpa (sisa lebih perhitungan anggaran) itu<br />

besar. E-budgeting itu menekan Silpa, kemudian<br />

mencegah korupsi, manajemen keterbukaan,<br />

untuk alat kontrol masyarakat.<br />

Kita dukung e-budgeting. Kok kita malah ditu-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Kita ini ditipu. Arti ditipu itu, dia<br />

tidak melaporkan ke Kemendagri<br />

hasil pembahasan dengan Dewan.<br />

duh enggak care? Eh, malah kita disebut maling<br />

sama Ahok? Bayangin coba, gubernur ngomong<br />

kayak gitu. Saya katakan berulang-ulang bahwa<br />

kami hidup di tengah-tengah masyarakat, punya<br />

anak punya bini, punya keluarga, punya<br />

rekan. Bagaimana mungkin Ahok menuduh kita<br />

kayak gitu tanpa pengadilan, tanpa keputusan,<br />

bahwa kami koruptor. Kan enggak boleh kayak<br />

gitu. Ahok harusnya jadi contoh bagi masyarakat.<br />

Bicaranya bagus. Kan dia punya anak juga.<br />

Jangan mulutnya kayak gitu.<br />

SKPD mengatakan mereka tidak mengusulkan<br />

UPS. Apakah usulan itu dari<br />

Dewan?<br />

Oh, iya, dong. Kita juga kan punya hak budget.<br />

Kita butuh itu yang namanya UPS, ada<br />

aspirasi, dong.<br />

Jadi itu dari Dewan?<br />

Iya, dari Dewan. Gitu aja udah, tegas. Jadi<br />

kan pas rapat kerja anggaran itu ada SKPD<br />

bersama kita. Gue mau ngomong nih, lu<br />

komisi apa? Misalnya dinas pendidikan, gue<br />

di komisi E misalnya, kita ajukan, lu-nya<br />

mau, gue-nya mau tanpa pemaksaan, terjadi<br />

pembahasan. Masalah gubernur mau marahmarah,<br />

mau enggak input, lu langgar aturan,<br />

dong. Kita ngomong hukum aja. Nih, masalah<br />

UPS gue mau ngomong, karena lu mau bilang<br />

gue di Komisi E, kan?<br />

Karena di perubahan itu tidak dibahas,<br />

anggaran itu ada di perubahan. Ya, harusnya<br />

Ahok sebagai gubernur, sebagai plt (pelaksana<br />

tugas) waktu itu, enggak buat SPD (surat<br />

penyediaan dana). Kalau dia tanda tangan, ini<br />

SKPD-nya boleh lelang. Makanya nanti juga<br />

Ahok dipanggil. Lu (Ahok) kenape nyediain<br />

duitnye? Harusnya investigasi, dong.<br />

Anda siap dipanggil Polda?<br />

Gue siap.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


FOKUS<br />

Peserta rapat mediasi DPRD<br />

dengan Gubernur DKI Jakarta di<br />

kantor Kemendagri berdiri dan<br />

berteriak-teriak, Kamis (5/3).<br />

DOK PEMPROV DKI JAKARTA<br />

Masalah WhatsApp yang Anda khawatirkan<br />

dilaporkan Ahok ke KPK itu bagaimana?<br />

Gue bilang gue doain kagak mati-mati tuh<br />

orang. Iya, dong, yang bikin (khawatir) itu yang<br />

dia bilang gue takut, gue panik. Gua belajar BB<br />

aja baru dua tahun, belajar WhatsApp baru<br />

seminggu, orang gue jadul. Lu tanya staf gue.<br />

masyarakat. Ntar disangka bener lagi gue<br />

ketakutan. Nih gue mau ngomong, gue mendorong<br />

kepolisian, Kejaksaan Agung, Polda<br />

untuk mengusut kasus UPS, udeh. Mau apa<br />

lagi? Nih, buat Ahok, lu desek ramai-ramai.<br />

Lu Ahok bakal dipenjara. Makanye gue yakin<br />

Ahok bakal dipenjara. Nih, sekali lagi denger,<br />

gue yakin Ahok bakal dipenjara! Asal jangan<br />

ada konspirasi kekuasaan yang ngebelain dia.<br />

Tap untuk<br />

mendengar audio<br />

Kenapa malah didoakan agar panjang<br />

umur?<br />

Ya, fitnah. Gimana sih lu. Bayangin lu,<br />

kita kan punya anak-bini, tinggal di tengah<br />

Memang siapa yang mau bela Ahok?<br />

Lu pakai nanya. Udah deh, gue udah ngerti<br />

sama detik, udah gue bacain semua berita<br />

lu. ■ IBAD DUROHMAN | IIN YUMIYANTI<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

SALEH HUSIN:<br />

ESEMKA<br />

JADI ANGKUTAN<br />

PEDESAAN<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

KEBIJAKAN MOBIL MURAH TAK AKAN DICABUT KARENA MENYANGKUT BELASAN RIBU<br />

TENAGA KERJA DI DALAMNYA.<br />

SERUSAHAAN otomotif asal Amerika Serikat,<br />

General Motors (GM), yang memproduksi<br />

mobil Spin, mengaku kalah bersaing dengan<br />

produk-produk Jepang. Perusahaan itu memutuskan<br />

menutup pabriknya di Indonesia,<br />

Thailand, dan Australia.<br />

Meski begitu, menurut Menteri Perindustrian<br />

Saleh Husin, GM akan kembali dengan<br />

menggandeng Wuling dari Tiongkok. Mereka<br />

sudah menyiapkan lahan puluhan hektare di<br />

Karawang, Jawa Barat, dan siap berproduksi<br />

pada 2017.<br />

Bagaimana dengan Esemka? Akankah<br />

menjadi mobil nasional kebanggaan seperti<br />

halnya Proton di Malaysia? “Esemka akan<br />

fokus diarahkan untuk memproduksi alat<br />

transportasi di pedesaan, perkebunan, dan<br />

pertambangan,” kata Saleh saat berbincang<br />

dengan majalah detik di ruang kerjanya,<br />

Rabu (4/3).<br />

Pilihan itu, menurut Saleh, sangat realistis.<br />

Sebab, Esemka tak mungkin mampu bersaing<br />

dengan merek-merek produksi Jepang yang<br />

sudah beroperasi di Indonesia selama puluhan<br />

tahun. Simak petikan perbincangannya<br />

berikut ini.<br />

Kenapa General Motors menutup<br />

pabriknya di Bekasi?<br />

Kami baru mengundang pihak General<br />

Motors untuk mendapatkan informasi secara<br />

detail. Salah satu yang mereka sampaikan<br />

adalah memang produk yang mereka hasilkan<br />

untuk merek Spin kalah bersaing dengan<br />

produk sejenis merek-merek lain. Biaya produksinya<br />

cukup tinggi dan harga jualnya juga<br />

tinggi sehingga mereka kalah bersaing. Total<br />

kerugian mereka pada 2013-2014 hampir US$<br />

200 juta. Tiap bulannya ada loss sekitar US$<br />

4 juta, sehingga GM Indonesia memutuskan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

Produk Spin GM salah masuk segmen?<br />

Mungkin… mungkin…. Juga karena tuntutan<br />

dari principal di Amerika begitu tinggi dan<br />

mereka tidak mampu memenuhi. Penutupan<br />

ini juga di Australia dan Thailand.<br />

Video<br />

menghentikan lini produksi Spin dan sekaligus<br />

menutup pabriknya di Indonesia. Tapi tidak<br />

menutup operasi GM secara keseluruhan di<br />

Indonesia, hanya yang memproduksi Spin<br />

di Bekasi. Mesin akan mereka pindahkan ke<br />

India.<br />

Sejauh mana dampaknya terhadap industri<br />

otomotif nasional?<br />

Secara umum industri otomotif Indonesia<br />

sepanjang 2014 tetap kondusif, meskipun pertumbuhannya<br />

tidak seagresif 2013. Pertumbuhan<br />

industri alat angkutan 2014 sebesar<br />

3,94 persen dengan jumlah produksi dalam<br />

negeri sebanyak 1,29 juta unit atau naik 7,5<br />

persen dibanding produksi 2013 sebesar 1,2<br />

juta unit.<br />

Dari sisi penjualan, volume ekspor mobil<br />

produksi Indonesia pada 2014 sebesar 202<br />

ribu unit atau naik 18,4 persen dibanding pada<br />

2013 sebesar 170 ribu unit. Ini menunjukkan<br />

industri otomotif nasional semakin ekspansif<br />

ke pasar global. Pemerintah berharap dan terus<br />

mendorong agar tahun-tahun mendatang<br />

akan semakin banyak lagi yang diekspor.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

Bagaimana nasib para karyawan GM?<br />

Mereka (GM) akan bertanggung jawab<br />

secara penuh dengan mengikuti aturan-aturan<br />

ketenagakerjaan, memberikan 9-10 bulan<br />

gaji sebagai pesangon. Ada juga, dari sekitar<br />

500 karyawan, 50-70 karyawan akan mereka<br />

tempatkan di distribusi dan usaha-usaha yang<br />

ada konektivitas dengan mereka. Karyawan<br />

yang terkena PHK ini sudah punya jam terbang<br />

dan pengalaman. Ada juga yang dididik<br />

sampai Amerika dan negara-negara lain. Jadi<br />

mereka pasti tidak kesulitan mendapatkan<br />

pekerjaan.<br />

Di negara mana pun, komponen otomotif tak<br />

mungkin bisa 100 persen diproduksi sendiri.<br />

HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

Kabarnya GM akan kembali berinvestasi<br />

dengan Tiongkok?<br />

Benar, mereka akan bekerja sama dengan<br />

Wuling dari Tiongkok untuk memproduksi<br />

mobil jenis MPV. Wuling akan membangun<br />

pabriknya di sini, dan sudah membebaskan<br />

lahan sekitar 60 hektare di Karawang. Rencananya<br />

mulai berproduksi sekitar 2017 dengan<br />

kapasitas sekitar 150 ribu unit per tahun.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

Menteri Perindustrian Saleh<br />

Husin berkunjung ke PT Citra<br />

Tubindo di Batam.<br />

DOK. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN<br />

Ini akan membutuhkan tenaga kerja dalam<br />

jumlah besar. Mereka yang relationship-nya<br />

sudah bagus pasti diprioritaskan untuk dipekerjakan.<br />

Pemerintah sendiri akan mengembangkan<br />

mobil nasional?<br />

Kita tidak terjebak dengan istilah mobil<br />

nasional. Di negara mana pun juga, industri<br />

otomotif itu komponennya dari berbagai<br />

negara. Enggak mungkin bisa 100 persen dari<br />

satu negara. Istilah yang paling tepat adalah<br />

bagaimana kita mendorong agar pertumbuhan<br />

industri otomotif dengan penggunaan<br />

komponen lokalnya ini bisa terus tumbuh<br />

dan terus naik. Di industri otomotif saat ini<br />

kan komponen lokal pada salah satu merek<br />

sudah bisa 30-80 persen. Kalau di sepeda<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

motor sudah bisa sampai 95 persen. Ini kan<br />

luar biasa. Kalau kita dorong terus, semua<br />

industri otomotif bisa sampai 90 persen secara<br />

enggak langsung juga (mobil nasional).<br />

Ini kan cuma masalah istilah saja.<br />

Esemka tidak mungkin akan (mampu) bersaing<br />

dengan industri otomotif yang sudah ada.<br />

Saat masih menjadi walikota<br />

Solo, Jokowi menjadikan mobil<br />

Esemka Rajawali sebagai mobil<br />

dinasnya.<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

Tapi kan Presiden Jokowi pernah menyatakan<br />

bicara mobil nasional adalah<br />

Esemka. Bagaimana kelanjutannya?<br />

Jadi bukan istilah mobil nasional. Saya<br />

juga ikut di rapat kabinet. Salah satu isunya<br />

adalah bagaimana mendukung dan membahas<br />

industri otomotif nasional, bukan mobil<br />

nasional. Rapat kabinetnya tidak bahas soal<br />

mobil nasional. Kebetulan juga dihadiri salah<br />

satu perwakilan dari Esemka. Salah satunya<br />

membahas angkutan di pedesaan, pertambangan,<br />

perkebunan.<br />

Nah, ada pemikiran, angkutan di desa ini<br />

apakah tidak bisa kita produksi sendiri. Salah<br />

satu yang menjawab sanggup memproduksi<br />

itu ya Esemka. Ada juga merek yang lain. Tapi<br />

waktu itu yang menjawab Esemka. Mereka<br />

akan mau masuk dalam angkutan pedesaan,<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

Kunjungan kerja ke PT Semen<br />

Padang, Selasa (24/2).<br />

DOK. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN<br />

perkebunan, dan pertambangan. Tidak mungkin<br />

akan bersaing dengan industri otomotif<br />

yang sudah ada.<br />

Akan ada insentif khusus untuk Esemka?<br />

Insentif kita berikan sama ke seluruh industri<br />

otomotif. Tanpa melihat atau memberikan<br />

perlakuan khusus kepada perusahaan tertentu.<br />

Selama ini mindset-nya selalu lari ke mobil<br />

Timor. Padahal aturan-aturan kita sudah<br />

berubah. Tapi selalu orang kembali ke situ,<br />

(pikiran) kita ini selalu mundur dan ditarik ke<br />

belakang lagi. Akhirnya membuat kita tidak<br />

pernah bisa maju. Jadinya disalip negara-negara<br />

lain, kalah sama Thailand, Vietnam.<br />

Kalau Proton?<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

Kunjungan kerja peresmian<br />

pabrik Cargill di Gresik, Jawa<br />

Timur, Desember 2014.<br />

DOK. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN<br />

Sama juga dengan industri otomotif yang<br />

lain. Mereka datang ke kita. Selama ini kita<br />

hanya baca di media, baru melakukan penandatanganan<br />

nota kerja sama untuk membuat<br />

feasibility study. Apakah mereka jadi investasi<br />

atau tidak, kita juga belum tahu. Kecuali kalau<br />

sudah datang, membebaskan lahan, bangun<br />

pabrik, baru kita bicarakan. Ini kan kita hanya<br />

membahas asumsi.<br />

Saat ini Kementerian Perindustrian berfokus<br />

pada rasio dan tingkat komponen dalam<br />

negeri (TKDN). Mobil-mobil buatan Indonesia<br />

saat ini TKDN-nya 30-80 persen, sedangkan<br />

untuk sepeda motor 60-95 persen. Untuk<br />

dapat meningkatkan daya saing, sesuai dengan<br />

perkembangan teknologi dan tuntutan<br />

pasar internasional, pengembangan industri<br />

otomotif di Indonesia difokuskan pada kendaraan<br />

bermotor yang ramah lingkungan dan<br />

ekonomis.<br />

Adapun dukungan yang diberikan adalah<br />

dalam bentuk insentif yang berpatok pada<br />

TKDN suatu produk mobil. Contohnya produk<br />

low cost green car (LCGC) yang telah<br />

mencapai minimal TKDN 80 persen sehingga<br />

dapat insentif berupa pembebasan PPnBM.<br />

Semasa menjadi gubernur, Jokowi kan<br />

menolak kebijakan mobil murah karena<br />

bikin macet. Tidak akan ditinjau ulang?<br />

Tetap jalan. Justru ekspornya yang paling<br />

tinggi. Komponen lokal LCGC juga tinggi.<br />

Perlu diingat, Desember nanti produk sejenis<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERVIEW<br />

dari luar akan masuk. Ayo… mau kita matiin<br />

punya kita tapi dari Thailand boleh masuk<br />

bebas? National interest kita di mana? Industri<br />

yang ada tenaga kerja belasan ribu kita<br />

tutup, tapi produksi dari Thailand dan Vietnam<br />

boleh masuk.<br />

Pengadaan produk alat pertahanan sebisa<br />

mungkin mengandalkan produksi dalam negeri.<br />

Mengunjungi PT Kubota di<br />

Semarang, November 2014.<br />

DOK. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN<br />

Terkait industri pertahanan dalam<br />

negeri, sejauh mana dukungan pemerintah?<br />

Mengenai industri alat pertahanan, memang<br />

benar, bila ditinjau dari sisi skala produksi,<br />

pasar dalam negeri tidak cukup untuk<br />

pengembangannya. Namun sektor ini perlu<br />

digarap kemandiriannya karena pertimbangan<br />

besarnya NKRI dan kebutuhan pertahanan<br />

dan keamanan yang sangat vital, bahkan<br />

kalau perlu menguasai teknologinya. Pasar<br />

dalam negeri harus mengakomodasinya<br />

meskipun secara finansial pada awalnya<br />

mungkin lebih mahal dari produk impor.<br />

Tapi, untuk pengadaan produk alat pertahanan,<br />

sebisa mungkin harus mengandalkan<br />

produksi dalam negeri. ■ PASTI L. MAPPAPA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BIODATA<br />

NAMA: Saleh Husin<br />

TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Rote, 16<br />

September 1963<br />

ISTRI: Andresca<br />

ANAK:<br />

• Sadenzca Haniyah Putri<br />

• Andzal Rizky Putra<br />

• Deezal Annabel Putri<br />

PENDIDIKAN:<br />

• Fakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana<br />

(UNKRIS), Jakarta, 1996<br />

• Magister Administrasi Publik, UNKRIS,<br />

Jakarta, 2007<br />

• Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXXIX<br />

Lemhannas RI, 2006<br />

RIWAYAT PEKERJAAN:<br />

• Jualan kue dan ikan, Rote, NTT, 1974-<br />

1978<br />

• Dagang atribut sekolahan, Bandung-<br />

Jakarta, 1986-1988<br />

• Direktur PT Shelbi Pratama, Jakarta,<br />

1989-1990<br />

• Direktur PT Mandrapurna Aditama,<br />

Jakarta, 1991-1996<br />

• Komisaris PT Ades Alfindo Putra<br />

Setia, Tbk, Jakarta, 1993-2005<br />

• Komisaris PT Gama Mitra<br />

Utama, Surabaya, Jawa<br />

Timur, 1997-2006<br />

• Direktur Utama PT Sapta<br />

Kencana Buana, Jakarta,<br />

1998<br />

• Anggota DPR RI<br />

Fraksi Partai Hanura,<br />

2009-2014<br />

• Wakil Sekjen DPP<br />

Partai Hanura,<br />

2010-2012<br />

• Ketua DPP Partai<br />

Hanura, 2012-2015<br />

HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KOLOM<br />

ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />

ANGGARAN SILUMAN &<br />

POLITIK BULDOSER AHOK<br />

JIKA KPK TAK SEGERA BERTINDAK, KOMPLOTAN BEGAL ANGGARAN<br />

AKAN MERASA DI ATAS ANGIN DAN LELUASA MENGHAJAR AHOK.<br />

OLEH: NICO HARJANTO<br />

BIODATA<br />

Nama: Nico Harjanto<br />

Pendidikan:<br />

• Doktor Ilmu Politik dari<br />

Northern Illinois University,<br />

Amerika Serikat<br />

• MA bidang Ilmu dari Ohio<br />

University, Athens, Amerika<br />

Serikat, 2003<br />

PERSETERUAN antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan<br />

DPRD terkait dugaan anggaran siluman di RAPBD DKI Jakarta telah<br />

berkembang menjadi masalah politik dan hukum. Silang sengkarut yang<br />

kemudian melahirkan konflik kelembagaan antara eksekutif dan legislatif<br />

pernah terjadi di banyak daerah. Di Kabupaten Timor Tengah Utara di Provinsi<br />

Nusa Tenggara Timur pada 2013, misalnya, bupati dan para pegawai negeri sipil<br />

bahkan sampai berdemo ke DPRD supaya RAPBD segera disahkan.<br />

Namun perseteruan Ahok versus DPRD ini sangat berbeda. Hal ini karena inti<br />

masalahnya sebenarnya terletak pada adopsi e-budgeting oleh Ahok yang kemudian<br />

dapat membuka kotak Pandora berisi anggaran-anggaran siluman yang<br />

biasanya merupakan titipan dari para oknum pemburu rente di DPRD kepada<br />

sejumlah satuan kerja perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Jakarta. Sebelum<br />

adanya sistem elektronik ini, para begal anggaran di legislatif dan pemerintah<br />

daerah sangat mudah menyusupkan beragam item proyek dan kegiatan untuk<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KOLOM<br />

• Sarjana, Hubungan Internasional,<br />

Universitas Gadjah<br />

Mada, Yogyakarta, 1996<br />

Karier:<br />

• Peneliti CSIS<br />

• Direktur Eksekutif Populi<br />

Center<br />

• Ketua Umum Persepi<br />

(Perhimpunan Survei Opini<br />

Publik Indonesia) sejak 2013<br />

• Dosen Program Pascasarjana<br />

Universitas Paramadina<br />

• Dosen tamu di Sekolah<br />

Tinggi Ilmu Administrasi–<br />

Lembaga Administrasi<br />

Negara/STIA-LAN), Jakarta,<br />

2012-sekarang<br />

mendapatkan komisi dari para pemenang tender yang sudah diatur.<br />

Sudah jamak di pemerintah pusat, terlebih di daerah, adanya unholy alliance<br />

antara para pejabat publik, birokrat, makelar, dan supplier untuk menggangsir<br />

uang rakyat de ngan beragam modus dan manifestasinya. Bagi para pejabat publik,<br />

korupsi anggaran ini adalah cara paling cepat untuk mengembalikan investasi<br />

politik maupun membayar utang kampanye mereka dalam pemilu. Meski yang<br />

berhasil dibuktikan secara hukum hanya sebagian kecil, praktek korupsi anggaran<br />

telah banyak mengantarkan para pejabat dan jejaring korupsinya masuk penjara.<br />

Sejak dimulainya pilkada langsung pada 2005 hingga awal tahun lalu, Kementerian<br />

Dalam Negeri mencatat ada 318 dari 524 kepala dan wakil kepala daerah<br />

yang tersangkut kasus korupsi. Dengan praktek politik yang semakin legislative<br />

heavy pada masa Reformasi ini, ribuan anggota Dewan di pusat dan daerah telah<br />

menjadi pesakitan hukum karena kasus korupsi. Bahkan, di beberapa daerah,<br />

seperti di Sumatera Barat, Papua Barat, Bolaang Mongondow Timur, dan Kutai<br />

Kartanegara, pernah semua anggota DPRD yang menjabat pada periode tertentu<br />

tersangkut kasus korupsi secara bersamaan.<br />

Meski demikian, muslihat patgulipat anggaran masih kerap terjadi. Beberapa<br />

waktu lalu, misalnya, publik dikagetkan oleh pembelian sendok dan piring untuk<br />

rumah dinas Wali Kota Makassar yang mencapai Rp 1,2 miliar, anggaran setengah<br />

miliar untuk pembuatan pidato Jokowi sewaktu menjadi Gubernur Jakarta,<br />

hingga sewa pawang hujan. Sebelum mengungkap anggaran siluman Rp 12,7<br />

triliun di APBD versi DPRD Jakarta, Ahok pernah mengemukakan adanya usulan<br />

anggaran Rp 8,8 triliun untuk sosialisasi SK gubernur.<br />

Sebagai politikus generasi baru yang memegang prinsip transparansi dan<br />

akuntabilitas, reaksi Ahok yang sangat frontal terhadap DPRD Jakarta, selain<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KOLOM<br />

menunjukkan karakter kepemimpinannya<br />

yang tidak kompromistis, sebenarnya<br />

sangat terukur. Hitungan<br />

politik Ahok lebih canggih dibanding<br />

sejumlah pemain politik utama di<br />

DPRD, yang pengalaman bertandingnya<br />

masih seperti pemain politik<br />

antarkampung.<br />

Ahok telah melewati sejumlah medan<br />

politik berat di Belitung Timur,<br />

Provinsi Bangka Belitung, DPR, hingga masuk ke DKI Jakarta. Ahok paham sekali<br />

betapa tidak kredibelnya DPRD di mata rakyat. Apalagi sejumlah pimpinan DPRD<br />

Jakarta telah rusak reputasinya karena kasus korupsi di masa lalu, keterkaitannya<br />

dengan premanisme, maupun perilaku tidak terpuji lainnya. Lebih dari itu, Ahok<br />

merupakan pemimpin yang nothing to lose saat ini dalam memperjuangkan halhal<br />

yang prinsipiil.<br />

Namun bergulirnya hak angket bukanlah tekanan politik biasa. Dengan melompati<br />

hak interpelasi, DPRD Jakarta memandang perlu adanya akselerasi untuk<br />

memproses Ahok secara politik, yang ujungnya tentu ada yang mengharapkan<br />

sampai ke pemakzulan. Hak angket dan langkah hukum DPRD lainnya juga akan<br />

menyulitkan Ahok untuk beberapa waktu ke depan.<br />

Pertama, pengesahan APBD di Kementerian Dalam Negeri bisa berlarut-larut,<br />

sehingga rakyat Jakarta akan menjadi korban. Mereka akan mudah diprovokasi<br />

untuk menyalahkan Ahok sebagai biang keroknya. Kedua, merespons Ahok yang<br />

ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KOLOM<br />

melaporkan kasus terkait anggaran ke Komisi Pemberantasan Korupsi, DPRD<br />

juga merencanakan langkah-langkah hukum untuk mengadukan Ahok ke polisi.<br />

Jika polisi memprosesnya, Ahok dan jajarannya juga akan tersita waktu dan pikirannya.<br />

Ketiga, dalam kondisi gerakan pemberantasan korupsi yang sedang masuk<br />

angin karena kriminalisasi, bisa jadi laporan Ahok tidak akan segera ditindaklanjuti<br />

karena kalangan internal KPK sedang bergejolak dan memiliki tunggakan perkara<br />

yang banyak. Jika tidak segera ada tindakan dari KPK, tentu komplotan begal<br />

anggaran akan merasa di atas angin sehingga bisa lebih leluasa menghajar Ahok<br />

yang tidak berpartai. Keempat, karena oknum DPRD pasti bekerja sama dengan<br />

oknum pemerintah provinsi, sangat mungkin mereka akan bersiasat untuk cari<br />

selamat dengan melawan Ahok dari dalam.<br />

Dalam kondisi menang secara moral politik dan dukungan publik, langkahlangkah<br />

Ahok sepertinya akan mengarah pada zero-sum game. Baginya, hak<br />

angket merupakan kesempatan untuk menjalankan politik buldoser guna menghancurkan<br />

sindikat anggaran, baik di legislatif maupun eksekutif.<br />

Lewat e-budgeting, Ahok juga membuldoser praktek-praktek manual penggangsiran<br />

anggaran yang nantinya dapat menjadi contoh bagi pemerintah pusat<br />

dan daerah dalam memperbaiki proses penyusunan dan penggunaan anggaran.<br />

Karena itu, dukungan luas bagi Ahok sebenarnya bukan semata-mata untuk dirinya,<br />

tapi pada upayanya memodernisasi anggaran yang lebih transparan dan<br />

akuntabel. Saatnya beralih dari save Ahok ke save e-budgeting karena, apa pun<br />

hasil akhirnya, Ahok tetaplah menjadi pahlawan meski risikonya harus dimakzulkan<br />

atau sampai masuk penjara. n<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

TAS HAPPY<br />

DARI MEREKA<br />

YANG HIDUP<br />

SUNYI<br />

“KAMI TAK SUKA MELIHAT<br />

PENYANDANG TUNARUNGU MENJADI<br />

PEMINTA-MINTA.”<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

Tap untuk melihat<br />

Video<br />

aja kok dijual,” suatu<br />

kali seorang calon pembeli berkomentar<br />

sinis setelah melihat “SAMPAH<br />

barang yang dijajakan Sunarni.<br />

Ya, seperti namanya, The Happy Trash Bag, barang-barang<br />

yang ditawarkan Nani—dia biasa<br />

disapa—memang terbuat dari barang-barang<br />

sisa yang sudah hendak dibuang ke tempat<br />

sampah.<br />

Di tangan Nani dan puluhan anak buahnya,<br />

potongan kain dan plastik-plastik sisa bisa disulap<br />

menjadi tas warna-warni yang ceria. Tas<br />

yang happy, tas yang memberikan kebahagiaan<br />

bukan hanya kepada pembelinya, tapi juga para<br />

pembuatnya.<br />

Dari sebuah rumah di Ciputat, Tangerang Selatan,<br />

tas Happy itu menyebar ke pelbagai hotel<br />

dan mal di Indonesia, bahkan menyeberang<br />

hingga ke Timur Tengah. Ada sekitar 50 orang<br />

dan hampir semuanya penyandang tunarungu<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

yang menggarap pesanan tas Happy. Seperti<br />

Nining, 32 tahun, tangannya sangat lincah menari-nari,<br />

mulai menggunting, melipat, sampai<br />

menjahit plastik sampai menjadi tas Happy.<br />

“Ini pesanan dari hotel,” kata Nining. Suara<br />

gunting dan putaran mesin jahit sahut-menyahut.<br />

Hari itu hanya ada empat orang tunarungu<br />

yang bekerja membuat tas Happy. Bagi<br />

penyandang tunarungu, yang sepanjang hayat<br />

hidup dalam kesunyian, keterampilan membuat<br />

tas ini bukan cuma menjadi kegiatan yang<br />

menyenangkan, tapi juga membuat mereka<br />

bisa hidup mandiri.<br />

“Kami tak suka melihat penyandang tunarungu<br />

atau orang berkebutuhan khusus ini menjadi<br />

tukang parkir atau peminta-minta,” ujar<br />

Nani. Dia paham betul betapa tak gampangnya<br />

menjadi tunarungu, karena sejak kecil dia<br />

melihat sendiri bagaimana perjuangan ibunya,<br />

Kasmi, membesarkan Nining, adik bungsunya.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

Kami ingin mereka<br />

memiliki masa depan<br />

yang baik seperti<br />

orang normal.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Tiga bersaudara, Sunarti-Nani-Nining, tak<br />

lahir di keluarga yang berkecukupan. Ayah<br />

mereka hanya bekerja sebagai kuli bangunan.<br />

Tapi mendiang ibunya, Kasmi, menurut Nani,<br />

memang orang yang ulet dan liat. Sadar bahwa<br />

anak bungsunya lahir dengan kekurangan, Kasmi,<br />

yang tak lulus SD, berpikir keras mencari<br />

cara supaya kelak saat anaknya dewasa bisa<br />

memiliki masa depan yang baik tanpa bergantung<br />

pada orang lain.<br />

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,<br />

Kasmi menjual gorengan dengan berkeliling<br />

sepeda membawa serta ketiga anaknya. Suatu<br />

hari tetangganya menawarkan pekerjaan kepada<br />

Kasmi sebagai pengasuh anak di keluarga<br />

ekspatriat. Perempuan asal Wonogiri, Jawa<br />

tengah, ini tak menyia-nyiakan kesempatan.<br />

Sunarti dan Nani dia titipkan pada ibunya di<br />

Wonogiri, sementara Nining tinggal bersamanya.<br />

Beruntung, majikan Kasmi tak keberatan<br />

Kasmi membawa anaknya saat bekerja.<br />

Dan yang membuat Kasmi senang, maji-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

kannya mempersilakan ia mengikuti kursus<br />

menjahit, merias pengantin, dan memasak.<br />

“Majikan ibu saya senang dengan kemauan<br />

dan kerja keras Ibu,” ujar Nani. Pertama kali<br />

belajar menjahit, Kasmi diajari membuat boneka<br />

ala Barat, seperti boneka Halloween, putri<br />

Cinderella, dan nenek sihir.<br />

Kasmi semakin lihai membuat boneka. Selain<br />

membuat boneka dari kain perca, Kasmi membuat<br />

tas atau dompet cantik dari bahan-bahan<br />

sisa. Bermodal tabungan sebesar Rp 500 ribu,<br />

Kasmi mulai merintis usaha sendiri pada 1995.<br />

Setelah usahanya semakin berkembang, Kasmi<br />

mengajak ibu-ibu teman sekolah Nining di SLB.<br />

Kasmi sempat kebingungan bagaimana menjual<br />

hasil karyanya. Sekali lagi, majikan lamanya<br />

mengulurkan tangan. Ia bersedia menawarkan<br />

produk Kasmi kepada kawan-kawannya. Ia juga<br />

memberi saran supaya Kasmi konsisten berkreasi<br />

menggunakan bahan-bahan sisa. Sekarang<br />

teman-teman tunarungu Nining-lah yang<br />

menjadi tulang punggung usaha tas Happy.<br />

Setelah Kasmi berpulang, Nani dan Nining<br />

mengambil alih pengelolaan tas Happy. Sebelum<br />

meninggal, Kasmi menyarankan Nani<br />

mundur dari pekerjaannya di Kementerian<br />

Kehakiman dan melanjutkan usahanya. “Ibu<br />

meyakinkan saya, kalau kerja dilakukan untuk<br />

kebaikan dan berguna bagi banyak orang, niscaya<br />

umurnya akan panjang sampai ke anakcucu,”<br />

kata Nani.<br />

Nani juga tak tega membiarkan ibunya<br />

berjuang seorang diri mendidik dan mendam-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

pingi adiknya yang tunarungu bersama para<br />

pekerja lainnya yang tunarungu. Nani akhirnya<br />

memutuskan keluar kerja dan mengambil alih<br />

pemasaran tas Happy.<br />

Komentar orang yang menilai tas Happy<br />

sebagai barang dari sampah murahan dia anggap<br />

angin lewat. Nani selalu menyemangati<br />

diri bahwa yang dia lakukan bersama keluarga<br />

dan teman-temannya bukan sekadar mencari<br />

uang, tapi juga demi masa depan penyandang<br />

tunarungu. “Kami ingin mereka memiliki masa<br />

depan yang baik seperti orang normal,” katanya.<br />

Menurut Nani, penyandang tunarungu<br />

atau orang dengan kebutuhan khusus tak bisa<br />

hidup mandiri karena mereka tak dibekali keterampilan.<br />

Tas Happy sempat berjaya pada 2002. Nani<br />

dan ibunya pernah kewalahan memenuhi permintaan<br />

hotel. Tas, dompet, dan boneka dari<br />

“sampah” yang dibanderol Rp 10 ribu hingga<br />

Rp 400 ribu laris manis diborong pembeli.<br />

Lantaran kebutuhan bahan bertambah, Nani<br />

mengubah strategi kerja sama. Dia tak sekadar<br />

menitipkan dagangan, tapi juga mengajak hotel<br />

menyetorkan sampah plastik. “Kita memang<br />

enggak bisa membersihkan sampah, tapi paling<br />

tidak bisa mengurangi,” ujar ibu dua anak ini.<br />

Tas Happy semakin kondang, permintaan<br />

mengajar dan pelatihan ke daerah terus berdatangan.<br />

Nina tak pelit berbagi ilmu sekalipun<br />

usahanya bisa mendapat pesaing baru. Apalagi<br />

jika pelatihan dilakukan untuk memberikan<br />

keterampilan kepada penyandang tunarungu.<br />

“Rezeki sudah ada yang mengatur. Tuhan tak<br />

akan keliru memberikan rezeki kepada hamba-<br />

Nya,” ujarnya. ■ KUSTIAH<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INSPIRING PEOPLE<br />

BIODATA<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

NAMA:<br />

SUNARNI<br />

LAHIR:<br />

5 JUNI 1978<br />

SEKOLAH<br />

D-3 Pariwisata<br />

RIWAYAT PEKERJAAN<br />

● Staf Bagian Arsip Kementerian<br />

Kehakiman, 2000<br />

● Guru tidak tetap di SLB Muara<br />

Sejahtera, Pondok<br />

PENGHARGAAN<br />

Danamon Award 2014<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK DETIK DETIK 199 - 9 25 - - 15 15 JANUARI MARET MARET 2015<br />

2015


GAYA HIDUP<br />

INI BUKAN<br />

SOAL<br />

BUTA<br />

WARNA<br />

“ORANG-ORANG DI KANTOR<br />

GUE TERPECAH MENJADI DUA<br />

KUBU GARA-GARA DRESS<br />

SIALAN ITU.”<br />

TIA AGNES/ DETIKHOT & INSTAGRAM.COM/GANARAARTSTUDIO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


GAYA HIDUP<br />

MOIRA KERR<br />

GARA-GARA sebuah<br />

dress, para ahli sibuk<br />

berdiskusi. Dan hingga<br />

kini mereka belum bersepakat<br />

soal perbedaan persepsi<br />

warna yang dianggap terbesar<br />

sepanjang sejarah ini.<br />

Persoalan ini berawal dari posting<br />

simpel seorang netizen.<br />

Sambil mengunggah sebuah<br />

foto dress di Tumblr, netizen<br />

bernama Caitlin McNeill<br />

itu memberi caption<br />

unik.<br />

“Guys, bantu<br />

saya, apakah<br />

gaun ini berwarna<br />

putih<br />

dan emas<br />

atau biru dan<br />

hitam? Saya<br />

dan temanteman<br />

tak dapat<br />

menemui<br />

kesepakatan.”<br />

McNeill mengaku dress itu telah menimbulkan<br />

perselisihan serius di antara temantemannya.<br />

Semua gara-gara foto dress yang<br />

dikirimkan ibu salah satu temannya.<br />

“Jadi, dua orang teman dekat saya akan<br />

menikah, dan ibu calon pengantin perempuan<br />

mengambil foto gaun tersebut untuk<br />

dikirimkan ke anaknya,” kata McNeill.<br />

Pasangan pengantin Grace dan Kier Johnston<br />

memiliki pendapat berbeda soal warna<br />

gaun itu. Grace sempat mengunggah foto itu<br />

ke akun Facebook-nya untuk mendapatkan<br />

penjelasan.<br />

McNeill juga mengunggah lagi foto tersebut<br />

lewat Tumblr beberapa hari setelah acara<br />

pernikahan. Dan dalam sekejap, posting ini<br />

“menggemparkan” dunia.<br />

Hashtag #TheDress menjadi trending topic<br />

di Twitter. Bukan cuma warga Twitter biasa<br />

yang berkomentar, tapi juga sejumlah artis<br />

papan atas, seperti Taylor Swift dan Julianne<br />

Moore.<br />

“I don’t understand this odd dress debate<br />

DETIKHOT<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


GAYA HIDUP<br />

INDONESIABERKEBUN<br />

INDONESIABERKEBUN<br />

TWITTER.COM<br />

and I feel like it’s a trick somehow. I’m confused and scared.<br />

PS it’s OBVIOUSLY BLUE AND BLACK,” tulis Taylor<br />

Swift.<br />

Sedangkan Julianne, yang baru-baru ini mendapat Oscar,<br />

ngotot menyebut dress itu putih-emas. “What’s the<br />

matter with you guys, it’s white and gold,” tulisnya.<br />

Pasangan suami-istri Kim Kardashian dan Kanye West<br />

juga sempat “berantem” gara-gara dress yang aslinya<br />

berwarna biru-hitam itu.<br />

“What color is that dress? I see white and gold. Kanye<br />

sees black and blue. Who is color blind?” cuit ibu beranak<br />

satu itu.<br />

Saking hebohnya, sebuah survei di laman BuzzFeed pun<br />

digelar. Dari hampir 3 juta orang yang mengikuti survei<br />

itu, hanya 30 persen yang menyebut dress itu berwarna<br />

biru-hitam.<br />

Sisanya berpendapat dress itu berwarna putih-emas.<br />

Aslinya, dress itu berwarna biru-hitam. Roman Originals,<br />

merek pakaian asal Inggris yang memproduksi gaun, telah<br />

mengkonfirmasi hal itu.<br />

Dress itu memiliki warna dasar biru dengan aksen garis<br />

hitam. Ada beberapa warna lain, yaitu putih, pink, dan<br />

merah. Namun seluruh gaun itu diproduksi dengan garis<br />

hitam.<br />

TIA AGNES/ DETIKHOT<br />

WIKIPEDIA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


GAYA HIDUP<br />

foto tengah adalah foto<br />

yang didiunggah oleh Caitlin<br />

McNeil<br />

TWITTER.COM<br />

Tidak ada satu pun varian warna dress<br />

dengan kombinasi warna emas. Namun penjelasan<br />

dari produsen pakaian itu tetap tidak<br />

menghentikan soal polemik warna ini.<br />

Perdebatan dan perselisihan biru-hitam<br />

atau putih-emas tetap saja terjadi, sehingga<br />

para ahli ikut-ikutan dimintai komentar dengan<br />

berbagai macam teori.<br />

Ilmuwan dari University of Washington,<br />

Jay Neitz, salah satunya. Pada 2009, Neitz<br />

meneliti bagaimana otak manusia memproses<br />

cahaya yang berada di luar mata.<br />

Ia menjelaskan terdapat sel berbentuk kerucut<br />

dalam otak yang terhubung ke korteks<br />

visual (bagian terbesar dalam otak manusia)<br />

melalui saraf optik.<br />

Cara neuron (sel-sel saraf) memproses<br />

cahaya ini bergantung pada bagaimana otak<br />

dihubungkan. Jika lebih sering menggunakan<br />

otak kiri, warna yang dilihat adalah putih dan<br />

emas.<br />

Otak kiri terbiasa memproses warna-warna<br />

terang, seperti putih dan emas. Hal ini karena<br />

otak kiri lebih dominan, banyak neuron dari<br />

saraf optik terhubung ke belahan otak kiri.<br />

“Orang-orang ini lebih menggunakan logika<br />

dalam berpikir, unggul dalam perhitungan<br />

dan bahasa, serta lebih mudah mengingat<br />

lirik lagu daripada nadanya,” ujar Jay.<br />

Tak mengherankan jika mereka yang lebih<br />

banyak menggunakan otak kanan akan melihat<br />

dress itu berwarna biru-hitam. Belahan<br />

otak kanan memang memproses warna<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


GAYA HIDUP<br />

THINKSTOCK<br />

gelap.<br />

Orang yang didominasi otak kanan mempunyai<br />

banyak neuron dari saraf optik yang<br />

terhubung ke bagian otak kanan. Orang<br />

seperti ini memiliki kecenderungan lebih<br />

kreatif dan imajinatif.<br />

Dokter mata Andrew Hogan mengaku telah<br />

membahas persoalan ini dengan beberapa<br />

rekannya di Ikatan Dokter Mata Australia.<br />

Dan hasilnya? Belum ada kesepakatan.<br />

Namun sang dokter berpendapat orang<br />

dengan penglihatan yang sangat baik<br />

bisa melihat warna gaun itu benarbenar<br />

berbeda.<br />

“Ada begitu banyak putih,<br />

off-white, beige, putih<br />

tulang, semua warna<br />

terang sekilas bisa digambarkan<br />

sebagai<br />

putih,” ujarnya.<br />

Dokter Andrew<br />

menepis<br />

teori persepsi<br />

warna terkait dengan emosi. Ia mengatakan<br />

tingkat cahaya ponsel pintar maupun monitor<br />

juga bisa mengubah persepsi tentang<br />

warna.<br />

“Faktanya, kita semua melihat warna berdekatan<br />

satu sama lain dan kontras secara<br />

berbeda. Warna itu pilihan, sebagian besar<br />

persepsi warna ada di dalam otak, bukannya<br />

mata,” tuturnya.<br />

Sementara itu, situs Wired menyebut perdebatan<br />

bukan hanya di media sosial, tapi<br />

juga di dunia biologi. Ada penjelasan ilmiah<br />

mengapa orang bisa melihat warna berbeda<br />

di satu foto yang sama.<br />

Semua itu berhubungan dengan mata dan<br />

otak manusia dalam mencerna warna yang<br />

masuk ke dalam. Ingat dengan pelajaran tentang<br />

proses manusia melihat benda?<br />

Warna yang dilihat berbeda bisa karena<br />

proses tersebut. Pertama, cahaya masuk<br />

melalui lensa mata ke mata. Dari situ, panjang<br />

gelombang warna yang diterima akan<br />

mempengaruhi warna yang bakal dilihat<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


GAYA HIDUP<br />

nanti.<br />

Kemudian cahaya masuk menuju retina di<br />

belakang mata. Di sini, pigmen akan dihantarkan<br />

ke saraf korteks visual. Saraf korteks<br />

visual adalah bagian otak yang memproses<br />

seluruh sinyal cahaya menjadi gambar.<br />

Panjang gelombang warna berkaitan<br />

dengan spektrum warna<br />

red, green, blue (RGB). Dan panjang<br />

gelombang warna biru (blue) memang<br />

lebih pendek jika dibandingkan<br />

dengan hijau (green) dan merah (red).<br />

Dan mungkin karena gelombang warna<br />

biru tersebut pendek, beberapa orang tidak<br />

mampu menangkap gelombang kurva blue<br />

ke lensa dan retina.<br />

Konon, hal itu disebabkan oleh kondisi mata<br />

yang sudah banyak melihat warna dengan<br />

kurva red dan green beberapa saat sebelum<br />

melihat warna dress itu. Hmm, setuju yang<br />

mana? n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 92 - 15 - 8 MARET 2015


WISATA<br />

JANJANG<br />

KOTA GADANG<br />

SERUPA TETAPI<br />

TAK SAMA. TEMBOK<br />

BESAR BEIJING RASA<br />

BUKITTINGGI INI<br />

DIKABARKAN MEMILIKI<br />

PANORAMA YANG<br />

LEBIH INDAH.<br />

THINKSTOCK<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


WISATA<br />

WIKIPEDIA<br />

SIAPA yang tidak mengenal Tembok<br />

Besar Cina? Bangunan terpanjang<br />

di dunia yang terbentang sepanjang<br />

8.850 kilometer ini memang begitu<br />

mempesona.<br />

Tak mengherankan jika bangunan sarat nilai<br />

sejarah era kerajaan Cina ini menjadi bagian<br />

dari tujuh keajaiban dunia. Belum ada bangunan<br />

yang mampu menyaingi kemegahan<br />

The Great Wall of China.<br />

Meski begitu, Indonesia patut berbangga<br />

hati, karena ada destinasi wisata lokal<br />

yang menawarkan pengalaman meniti<br />

tembok besar dengan bonus pemandangan<br />

indah.<br />

Tembok panjang dan besar berjuluk Great<br />

Wall of Koto Gadang atau Janjang Saribu di<br />

Koto Gadang merupakan obyek wisata yang<br />

menyajikan pengalaman serasa berada di<br />

Tembok Besar Cina.<br />

Panjangnya hanya 1,5 kilometer. Great Wall<br />

of Koto Gadang menghubungkan dua bukit<br />

yang terbentang dari Kota Bukittinggi hingga<br />

Kabupaten Agam serta melintasi Ngarai Sianok.<br />

Tembok yang diresmikan pada 27 Januari<br />

DETIKTRAVEL<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


WISATA<br />

JANJANG SARIBU<br />

KOTA<br />

BUKITTINGGI<br />

KOTA<br />

PAYAKUMBUH<br />

KOTA PADANG<br />

PANJANG<br />

KOTA PARIAMAN<br />

KOTA SAWAH<br />

LUNTO<br />

KOTA SOLOK<br />

KOTA PADANG<br />

2013 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika<br />

saat itu, Tifatul Sembiring, ini memiliki<br />

sekitar seribu anak tangga.<br />

Bila datang dari luar Pulau Sumatera, wisatawan<br />

bisa menaiki bus lintas Sumatera sampai<br />

Terminal Bukittinggi. Lewat jalur udara,<br />

silakan mendarat di Bandara Internasional<br />

Minangkabau.<br />

Dari bandara, silakan melanjutkan perjalanan<br />

dengan taksi. Ongkosnya sekitar Rp 200<br />

ribu sampai Kota Bukittinggi. Bila datang<br />

bertiga, ongkos ini tentu bisa dibilang murah.<br />

Lokasi wisata ini hanya berjarak sekitar 1 kilometer<br />

dari Lobang Jepang atau 3 kilometer<br />

dari Jam Gadang. Jika traveler datang dari Kota<br />

Padang, jaraknya menjadi agak jauh. Sekitar<br />

106 kilometer.<br />

Jalanan menuju kawasan Great Wall agak<br />

menurun. Kabar baiknya, tidak ada biaya<br />

untuk masuk ke lokasi wisata. Jika membawa<br />

kendaraan pribadi atau bus, cukup membayar<br />

uang parkir saja.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


WISATA<br />

INDONESIA.TOURISM<br />

Pastikan membawa bekal minuman yang cukup. Sebab, meski<br />

jarak Great Wall ini tidak terlalu jauh, perjalanan ini dijamin<br />

akan membutuhkan tenaga ekstra.<br />

Medan yang akan dilalui berupa tanjakan, turunan, dan<br />

kelokan dengan anak tangga yang curam. Sebaiknya tidak<br />

membawa anak kecil.<br />

Dari titik pertama, traveler akan langsung menikmati pemandangan<br />

lembah raksasa nan indah dan menyejukkan. Ngarai<br />

Sianok di Bukittinggi sendiri sudah sangat termasyhur dengan<br />

keindahannya.<br />

Great Wall seakan membelah tebing Ngarai Sianok yang dipenuhi<br />

pepohonan hijau di kedua sisinya. Tak mengherankan<br />

jika, meski lelah melanda, peluh yang keluar tidak akan terasa.<br />

Di sini juga terdapat jembatan gantung. Berfungsi untuk<br />

melewati sungai<br />

terjal. Di sinilah<br />

adrenalin wisatawan<br />

akan diuji<br />

karena jembatan<br />

hanya beralaskan<br />

bilah-bilah kayu.<br />

Perlu diingat,<br />

jembatan gantung<br />

ini hanya<br />

WIKIPEDIA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


WISATA<br />

ESTI MURDIASTUTI (TRAVELER)<br />

bisa dilewati 10 orang sekaligus. Bila menaati<br />

peraturan yang sengaja dipasang di atas<br />

jembatan, rasanya akan aman-aman saja.<br />

Jangan lupa beristirahat sejenak di beberapa<br />

pos peristirahatan. Seperti yang terletak<br />

500 meter dari gerbang, agak menjorok ke<br />

kanan.<br />

Rata-rata pengunjung sengaja berhenti<br />

sejenak di anjungan Pandang untuk menghirup<br />

udara sejuk sambil menikmati keindahan<br />

lembah hijau itu. Dan tentu saja<br />

berfoto-foto.<br />

Sayangnya, tangan-tangan jail membuat<br />

keindahan tembok ini jadi berkurang. Di sanasini,<br />

terdapat coretan-coretan yang dibuat<br />

oleh pengunjung.<br />

Padahal pembangunan Great Wall ini tidak<br />

menggunakan dana APBD dan APBN, melainkan<br />

sumbangan swadaya masyarakat, khususnya<br />

perantau asal Koto Gadang.<br />

Dan seperti kebanyakan lokasi wisata di<br />

Indonesia lainnya, sampah bertebaran di mana-mana.<br />

Saat ini memang belum ada petugas<br />

atau pengawas khusus untuk mengawasi hal<br />

ini. Ah, sungguh sayang. n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

JAWARA<br />

RAMEN<br />

OTENTIK<br />

FOTO-FOTO :AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />

RESTORAN RAMEN DI INDONESIA<br />

SUDAH MENJAMUR. TETAPI TIDAK<br />

BANYAK TEMPAT YANG BERANI<br />

MENYUGUHKAN CITA RASA<br />

ORISINAL KHAS JEPANG.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

MENEMUKAN ramen di Bandung<br />

bukan perkara sulit. Sejauh<br />

kaki melangkah, makanan<br />

berkuah khas Negeri Sakura itu<br />

banyak ditemui. Saya sendiri<br />

sampai bingung mana yang akan dipilih.<br />

Tangan saya lalu usil dengan “Mbah” Google.<br />

Saya, yang kebetulan sedang “ngidam” ramen,<br />

pun mulai mencari-cari restoran ramen yang<br />

paling banyak direkomendasikan netizen.<br />

Hakata Ikkousha. Itulah nama restoran yang<br />

saya temukan. Lokasinya di Jalan R.E. Martadinata.<br />

Ah, tidak jauh dari lokasi saya berhenti.<br />

Saya pun mengarahkan mobil ke jalan itu.<br />

Awalnya saya agak kesulitan menemukannya<br />

karena restoran ini agak nyempil di belakang<br />

sebuah taman. Tapi Google Maps menyelamatkan<br />

saya.<br />

Banner berwarna merah bertulisan “Hakata<br />

Ikkousha”, yang cukup eye-catching, menyam-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

but kedatangan saya siang itu. Seluruh waiter<br />

menyambut kedatangan saya dengan meriah.<br />

“Irasshamaise, selamat datang,” teriak mereka<br />

berbarengan. Seorang waitress langsung membimbing<br />

saya menuju tempat duduk berkapasitas<br />

empat orang.<br />

Bila diperhatikan, interior restoran ini didominasi<br />

bahan dasar kayu, persis dengan yang<br />

ada di negeri asalnya. Dindingnya dilapisi cat<br />

berwarna putih dan hitam, sementara langit-langitnya<br />

merah cerah.<br />

Pernak-perniknya sederhana, hanya ada<br />

beberapa gambar menu ramen di sudut-sudut<br />

ruangan. Ada pula televisi yang menampilkan<br />

rekaman proses pembuatan kuah kaldu dan<br />

ramen Ikkousha.<br />

Tempat duduk yang disediakan juga tidak<br />

kalah sederhana, meja dan kursi kayu tanpa<br />

senderan dengan kapasitas beragam ditata<br />

rapi. Mirip di Jepang.<br />

Menurut Jessica Magdalena, Manajer Hakata<br />

Ikkousha Bandung, pemilihan tempat duduk disesuaikan<br />

dengan karakter orang Jepang yang<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

Interior restoran ini<br />

didominasi bahan dasar<br />

kayu, persis dengan yang<br />

ada di negeri asalnya.<br />

tidak suka mengobrol lama-lama.<br />

“Di Jepang kebiasaannya kalau makan ramen<br />

cepat-cepat, jadi habis makan langsung pergi,”<br />

ujar Jessica saat berbincang dengan majalah<br />

detik.<br />

Begitu duduk, waiter langsung meletakkan<br />

beberapa condiments, berupa bawang putih,<br />

bawang goreng, sambal khas, garlic crusher, dan<br />

masih banyak lagi.<br />

Tak lupa ia menyodorkan buku menu bersampul<br />

hitam. Dari buku menu ini, saya baru tahu<br />

bahwa Hakata Ikkousha merupakan rumah<br />

makan ramen yang berdiri 40 tahun silam di<br />

Fukkuoka, Jepang.<br />

Rupanya restoran ramen di Bandung ini merupakan<br />

salah satu cabang resmi dari Jepang.<br />

Selain di Kota Kembang, cabang Hakata Ikkousha<br />

berdiri di beberapa kota lain di Indonesia.<br />

Berbeda dengan di kota lain, cabang Hakata<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

Ikkousha Bandung tidak menyediakan menu<br />

berbahan dasar daging babi bagi para pelanggannya.<br />

Setelah asyik memilih menu, saya dan<br />

teman-teman memutuskan<br />

memesan Ramen Naga Merah<br />

(Rp 58 ribu), Ramen Ayam Soyu (Rp 55 ribu),<br />

Gyoza Ayam Udang Bakar.<br />

Kami juga memesan Gyoza Ayam Udang<br />

Goreng (Rp 38 ribu) serta Curry Rice Ikkousha<br />

(300 gram, Rp 58 ribu). Sedangkan untuk<br />

minumannya, kami kompak memesan ocha<br />

dingin (Rp 8.800).<br />

Tempat duduk yang sebelumnya kosong<br />

sewaktu saya tiba mulai dipadati pengunjung<br />

yang berasal dari berbagai macam kalangan<br />

dan usia. Bahkan banyak juga orang asli Jepang.<br />

“Orang-orang Jepang yang mampir ke resto<br />

kami pernah bilang ramen Hakata Ikkousha<br />

Bandung rasanya paling mirip dengan ramen<br />

yang ada di Jepang,” ujar Jessica.<br />

Tak perlu menunggu terlalu lama, menu<br />

pesanan kami satu per satu mulai dihidangkan.<br />

Satu mangkuk besar Ramen Naga Merah<br />

pesanan saya terlihat begitu menggoda.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

Di dalam mangkuk terdapat mi keriting<br />

berukuran sedang, daging cincang, dan kuah<br />

kental berwarna kemerahan yang dicampur<br />

dengan telur (semacam telur orak-arik).<br />

Satu sendok kuah yang saya cicipi begitu<br />

membuat saya ketagihan, bumbu kaldunya<br />

terasa sangat pas. Jadi, menurut saya, tidak<br />

perlu ditambah condiments apa pun.<br />

Kuah kaldu yang terasa agak pedas ini<br />

bercampur dengan mi superlembut, berpadu<br />

dengan sangat harmonis. Ramen Ayam Soyu<br />

juga tak kalah menggoda.<br />

Kuah kaldu tampak lebih ringan dan bening.<br />

Mi disajikan bersama isian menarik, seperti<br />

jamur kuping diiris tipis, irisan daging ayam,<br />

daun bawang, wijen, ditambah dua irisan telur<br />

setengah matang.<br />

Kuah kaldu yang tidak terlalu berminyak<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

sangat pas dipadukan de ngan mi halus berukuran<br />

kecil. Telurnya langsung meleleh begitu<br />

bersentuhan dengan lidah. Teman saya tak<br />

berhenti memujinya.<br />

Curry Rice Ikkousha begitu mencuri perhatian<br />

saya sesaat setelah waiter meletakkannya<br />

di atas meja. Disajikan di atas piring lonjong<br />

berukuran besar bersama dengan nasi dan<br />

kari berwarna cokelat.<br />

Saya hanya mencicipi karinya. Daging sapinya<br />

yang lembut berpadu dengan potongan<br />

wortel yang manis. Meski kuah karinya kental,<br />

rasanya tidak segurih kari yang pernah saya<br />

makan sebelumnya.<br />

Hidangan terakhir yang saya nikmati adalah<br />

Gyoza Ayam Udang Bakar dan Gyoza Ayam<br />

Udang Goreng. Enam potong gyoza dalam<br />

setiap porsinya bisa dinikmati bersama dengan<br />

condiments yang ada.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KULINER<br />

Dari segi bentuk, tidak ada perbedaan mencolok<br />

dari keduanya. Namun, ketika dinikmati,<br />

Gyoza Ayam Udang Goreng terasa lebih crispy<br />

di bagain luar.<br />

Sekilas ada rasa pedas nyentrik di dalam dagingnya.<br />

Saya menduga daging isian gyoza ini<br />

dicampur dengan wasabi. Saya lebih menyukai<br />

Gyoza Ayam Udang Bakar, yang lembut di<br />

luar tapi juicy di dalam.<br />

Semangkuk ramen hangat dengan rasa orisinal<br />

khas Jepang ini bisa dinikmati di setiap<br />

cabang restoran Hakata Ikkousha. Sayangnya,<br />

tidak ada layanan take away.<br />

Peraturan ini tentu dibuat untuk memastikan<br />

setiap pelanggan Ikkousha mendapatkan<br />

kualitas ramen premium yang sama dalam<br />

setiap mangkuknya. Hmm, sluruuup! n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

SWASTA INTAI<br />

BLOK MAHAKAM<br />

SEJUMLAH PERUSAHAAN SWASTA MENGINTAI SAHAM BLOK<br />

MAHAKAM YANG DIJATAHKAN UNTUK PEMERINTAH DAERAH. BAKAL<br />

MENGULANG KASUS NEWMONT?<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Salah satu anjungan di<br />

Blok Mahakam<br />

ANTARA<br />

BUPATI Kutai Kartanegara Rita<br />

Widyasari pekan lalu menyambangi<br />

kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla.<br />

Sejumlah pejabat Kalimantan Timur<br />

ikut menyertai pertemuan yang diberitakan<br />

media lokal di Kalimantan Timur itu. Agenda<br />

pertemuan itu hanya satu: membahas kepemilikan<br />

saham 10 persen Blok Mahakam yang<br />

bakal menjadi jatah daerah.<br />

Provinsi Kalimantan Timur dengan Kabupaten<br />

Kutai Kartanegara memang bakal mendapat<br />

jatah saham itu. Kabupaten akan mendapat 6<br />

persen dan Provinsi 4 persen. Yang menjadi<br />

masalah hanya satu: dananya. “Pertanyaannya,<br />

dari mana uangnya?” kata Gubernur Kalimantan<br />

Timur Awang Faruk pekan lalu seperti dikutip<br />

detik finance. “Itu belum lagi SDM-nya.”<br />

Nilai mengambil alih saham ini memang<br />

sangat besar, puluhan triliun rupiah. Provinsi<br />

Maluku, misalnya, mesti menyediakan sekitar<br />

Rp 14 triliun agar bisa memiliki 10 persen saham<br />

Blok Masela.<br />

Karena tidak memiliki duit, Pemerintah Provinsi<br />

mengajak Yudhistira Bumi Energi untuk<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

memodali pembelian, sedangkan Pemerintah<br />

Kabupaten mengajak PT Cakrawala Prima Utama.<br />

Sebagai gantinya, swasta ini bakal mendapat<br />

sebagian saham jatah yang mestinya untuk<br />

pemerintah daerah.<br />

Tapi pemerintah pusat cenderung tidak ingin<br />

ada swasta yang nebeng menguasai saham hasil<br />

divestasi yang mestinya untuk pemerintah daerah<br />

dan dinikmati sepenuhnya oleh warganya<br />

itu. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak<br />

dan Gas I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan<br />

pada dasarnya jatah 10 persen itu agar<br />

warga setempat mendapat bagian cukup besar<br />

Makanya kayak Gubernur Maluku ketemu<br />

Menteri Keuangan, minta dikasih insentiflah<br />

atau dibantu Pertamina dulu.<br />

I Gusti Nyoman Wiratmaja<br />

HAFIDZ MUBARAK A/ANTARA<br />

dari tambang di wilayahnya.<br />

Kalaupun daerah tidak memiliki uang, pemerintah<br />

menyarankan pemerintah daerah bertemu<br />

dengan Menteri Keuangan agar mendapat<br />

keringanan atau fasilitas tertentu. “Makanya<br />

kayak Gubernur Maluku ketemu Menteri Keuangan,<br />

minta dikasih insentiflah atau dibantu<br />

Pertamina dulu,” katanya. Pemerintah sekitar<br />

setengah tahun silam menyatakan Provinsi Maluku<br />

mendapat jatah mengambil alih 10 persen<br />

Blok Masela, yang saat ini dikelola Inpex.<br />

“Kalau tidak punya duit, ya bisa dibicarakan,<br />

pakai berbagai cara, bisa konsorsium bank, bisa<br />

dengan Pertamina, nanti dicicil dari dividennya,”<br />

ucapnya. Wiratmaja mengatakan, jika didanai<br />

swasta, kejadiannya bisa seperti divestasi Newmont<br />

Nusa Tenggara.<br />

Dalam divestasi saham Newmont, pihak<br />

pemerintah daerah, yakni Pemerintah Provinsi<br />

Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Sumbawa<br />

Barat, dan Kabupaten Sumbawa diduiti Grup<br />

Bakrie untuk membeli saham. Tapi beberapa<br />

tahun silam diributkan bahwa uang untuk<br />

membeli saham itu didapat dari menggadaikan<br />

saham Newmont itu ke Credit Suisse.<br />

Begitu pula Blok Cepu. “Cepu juga Anda<br />

lihat kan, siapa yang punya sekarang?” katanya.<br />

“Daerah cuma dapat 2 persen, ujung-ujungnya,<br />

yang dapat orang asing. Padahal, kalau orang<br />

asing pingin, kan di sini dia harus tender.”<br />

Jika swasta, mesti lewat tender. ”Yang boleh<br />

ditunjuk langsung itu BUMN 100 persen milik<br />

pemerintah atau BUMD 100 persen milik dae-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Tambang terbuka milik<br />

Newmont Nusa Tenggara<br />

AHMAD SUBAIDI/ANTARA<br />

rah,” ucapnya.<br />

Untuk memudahkan urusan pemerintah<br />

daerah mendapat jatah keikutsertaan modal<br />

di Blok Mahakam ini, kata Wiratmaja, pihaknya<br />

sedang membahasnya. “Regulasinya sedang<br />

dibahas, supaya ada kepastian ke depan,” katanya.<br />

“Kan ke depan akan banyak blok yang<br />

akan habis (masa kontraknya), jadi benar-benar<br />

regulasinya harus jelas dulu.”<br />

Dua perusahaan swasta yang bakal digandeng<br />

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur<br />

dan Kutai Kartanegara ini “kurang terdengar”. PT<br />

Cakrawala Prima Utama, yang akan digandeng<br />

pemerintah Kutai Kartanegara, membeli jatah<br />

saham Blok Mahakam, hanya menyatakan beralamat<br />

di Pekanbaru.<br />

Sedangkan PT Yudhistira Bumi Energi berbagi<br />

kantor dengan sejumlah perusahaan di lantai 16<br />

gedung Argo Manunggal, Jalan Jenderal Gatot<br />

Subroto, Jakarta. Di kantor Yudhistira ini, para<br />

pegawainya enggan bercerita tentang pemilik<br />

perusahaan.<br />

Seorang yang menyebut dari bagian umum<br />

mengatakan pengelola PT Yudhistira tidak ber-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

M. RISYAL HIDAYAT/ANTARA<br />

ada di kantor. Beberapa orang yang sedang di<br />

ruangan itu mengatakan bukan dari perusahaan<br />

tambang itu.<br />

“Mereka bukan pegawai Yudhistira, mereka<br />

pegawai per usahaan lain,” ucap salah satu di<br />

antaranya. Yang lain mengatakan, “Saya cuma<br />

pegawai atau profesional biasa. Soal menjelaskan<br />

siapa-siapa yang terkait dengan Yudhistira,<br />

saya tidak kompeten.”<br />

Kehadiran Yudhistira di Blok Mahakam<br />

diberitakan sejumlah media sejak 2010. Nama<br />

Pramono Anung, politikus Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan, sempat diberitakan terkait<br />

dengan Yudhistira Bumi Energi. Apalagi pada<br />

1990-an, ia adalah komisaris perusahaan dengan<br />

nama mirip, PT Yudhistira Hana Perkasa.<br />

Tapi Pramono membantahnya. “Enggak ada<br />

hubungannya dengan saya,” kata Pramono via<br />

SMS. “Nama Yudhistira sama dengan perusahaan<br />

yang pernah saya miliki, tapi sudah saya<br />

lepas sahamnya 15 tahun yang lalu.” n<br />

BUDI ALIMUDDIN, RISTA RAMA DHANY<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

TAK LAGI MEMBURU<br />

TUNA SIRIP<br />

KUNING<br />

LARANGAN MEMINDAHKAN HASIL TANGKAPAN<br />

DI TENGAH LAUT DIPROTES. RATUSAN KAPAL<br />

TUNA TAK LAGI MELAUT.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Sejumlah nelayan dan<br />

perahunya di Pelabuhan Tegal,<br />

Jateng, Kamis (2/10).<br />

ANTARA FOTO/OKY LUKMANSYAH<br />

IMAM Arifin sedang bersantai bersama<br />

beberapa temannya sesama awak kapal<br />

penangkap tuna Hutomo Putra Sejati. Mereka<br />

sudah sebulan tidak melaut, berada<br />

di Pelabuhan Perikanan Samudra, Muara Baru,<br />

Jakarta Utara. Pemilik kapal belum mengirim<br />

mereka kembali ke laut berburu tuna sirip<br />

kuning setelah pemerintah melarang bongkarmuat<br />

ikan di tengah laut alias transshipment.<br />

Sebelum ada larangan itu, Imam dan awak<br />

kapal lainnya bisa berbulan-bulan di laut berburu<br />

tuna. Meski kapal sudah penuh hasil tangkapan,<br />

mereka tak perlu mendekati pelabuhan<br />

karena, secara berkala, mereka akan didatangi<br />

kapal lain yang bertugas mengambil.<br />

“Sebelum ada larangan, kalau sebulan belum<br />

dapat tuna, bisa ditutup dengan sebulan atau<br />

dua bulan lagi di laut. Tapi sekarang enggak<br />

bisa karena harus balik isi solar,” kata pria asal<br />

dari Pemalang, Jawa Tengah, ini.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Tuna yang bagus kualitasnya<br />

dibawa ke luar, sedangkan<br />

yang didaratkan di Indonesia<br />

adalah tuna yang grade<br />

untuk pengalengan.<br />

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti<br />

memang mengeluarkan kebijakan kontroversial<br />

yang melarang bongkar-muat ikan<br />

tangkapan di tengah laut. Direktur Jenderal<br />

Perikanan Tangkap Gellwyn Yusuf menyatakan<br />

pemerintah melarang transshipment karena<br />

disalahgunakan untuk<br />

menyelundupkan tuna ke<br />

General Santos, Filipina.<br />

Gellwyn menjelaskan<br />

kebijakan itu diterapkan<br />

setelah kapal penangkap<br />

tuna melakukan transshipment<br />

di perairan zona<br />

ekonomi eksklusif (ZEE)<br />

Indonesia di sekitar Pulau<br />

Bitung. Beberapa kapal<br />

pengangkut tuna tidak kembali ke pelabuhan<br />

Bitung, melainkan membawa tuna ke General<br />

Santos, kota yang menjadi “pusat tuna” di<br />

Filipina selatan. “Tuna yang bagus kualitasnya<br />

dibawa ke luar, sedangkan yang didaratkan di<br />

Indonesia adalah tuna yang grade untuk pengalengan,”<br />

kata Gellwyn.<br />

Meski niat pemerintah adalah mencegah<br />

terjadinya penyelundupan tuna, pengusaha<br />

menilai pemerintah menyamaratakan larangan<br />

transshipment untuk kapal-kapal penangkap<br />

tuna yang beroperasi di wilayah Samudra Indonesia.<br />

Menurut mereka, seharusnya aturan<br />

itu berlaku untuk kapal-kapal penangkap tuna<br />

yang bersandar di pelabuhan Bitung karena<br />

beroperasi di kawasan timur, yakni Samudra<br />

Pasifik.<br />

Sedangkan kapal-kapal yang bersandar di<br />

pelabuhan ikan di Muara Baru ataupun Benoa,<br />

Bali, hanya beroperasi di Samudra Indonesia,<br />

yang masuk kawasan barat. “Ibu Menteri menyamaratakan,<br />

padahal tidak ada yang terjadi<br />

di wilayah barat. Coba buktikan dong kalau terjadi<br />

di wilayah barat,” tutur Edi Yuwono, Ketua<br />

Asosiasi Tuna Indonesia.<br />

Ia mengatakan larangan transshipment membuat<br />

sekitar 100 kapal penangkap tuna masih<br />

bersandar di Pelabuhan Muara Baru, tidak<br />

melaut. Kapal-kapal itu tidak berangkat karena<br />

kebijakan tersebut menghambat kemudahan<br />

pasokan solar ataupun jaminan kesegaran ikan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Nelayan wilayah Pantura<br />

berunjuk rasa di Jakarta,<br />

memprotes pembatasan<br />

penggunaan jaring trawl.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

tuna setelah tiba di pelabuhan. “Transshipment<br />

itu bukan pemindahan ikan di laut untuk dibawa<br />

ke luar negeri, melainkan supaya segera<br />

dibawa kembali ke pelabuhan,” ujar Edi.<br />

Menurut Ketua Asosiasi Tuna Longline Indonesia<br />

Dwiagus Siswaputra, tuna yang masih<br />

segar dan siap dikirim ke luar negeri adalah<br />

yang masih dalam waktu 15 hari sejak ditangkap<br />

sampai dibawa ke pelabuhan. Selama ini<br />

transshipment menjamin tuna yang ditangkap<br />

tetap segar sampai ke pelabuhan dan diekspor<br />

ke Jepang dan Eropa.<br />

Karena itu, pengusaha tuna meminta Menteri<br />

Susi segera mencabut larangan itu sehingga<br />

kapal bisa kembali berlayar dan ekspor tuna<br />

tetap berjalan. “Transshipment itu semata-mata<br />

menjamin tuna tetap segar sehingga bisa diekspor,”<br />

kata Dwiagus.<br />

Baik Edi maupun Dwiagus belum bisa memastikan<br />

berapa total kerugian yang dialami<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


EKONOMI<br />

Menteri Kelautan dan<br />

Perikanan Susi Pudjiastuti<br />

saat bertemu dengan DPR.<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

karena kebijakan ini baru berlaku dan kebutuhan<br />

untuk ekspor masih bisa dicukupi pasokan<br />

tuna dari kapal penangkap yang baru kembali<br />

berlayar. Namun, menurut Edi, biasanya dalam<br />

sepekan, 100-200 ton tuna segar masuk pelabuhan<br />

dan siap diekspor.<br />

Para pengusaha tuna ini sempat beberapa<br />

kali bertemu dan berdebat dengan Menteri Susi<br />

di kantor Kementerian Kelautan. Namun upaya<br />

tersebut belum membuahkan hasil. Jika tidak<br />

ada perubahan, menurut Gellwyn, pemerintah<br />

sedang mengkaji untuk mengizinkan transshipment<br />

dengan syarat observer pemerintah naik<br />

ke kapal pengangkut tuna.<br />

Selain itu, tidak semua kapal diizinkan melakukan<br />

transshipment. Namun Gellwyn belum<br />

bisa memberi penjelasan karena dalam kajian.<br />

“Mereka yang selama ini melakukan transshipment<br />

akan kami tata,” kata Gellwyn. n<br />

HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

CHEVROLET<br />

TINGGALKAN BEKASI<br />

GENERAL MOTORS MENUTUP PABRIK SATU-SATUNYA DI INDONESIA. TAK MAMPU<br />

BERSAING MELAWAN MEREK JEPANG.<br />

FOTO: ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Pengunjung melihat-lihat mobil<br />

yang dipajang pada pameran<br />

Indonesia International<br />

Motor Show 2014 di JIExpo,<br />

Kemayoran, Jakarta, September<br />

tahun lalu.<br />

ANDIKA WAHYU/ANTARA<br />

SEBUAH truk kontainer biru<br />

bertulisan “Maersk” mendekati<br />

gerbang pabrik General Motors<br />

Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi.<br />

Setelah berhenti sebentar di<br />

pos pemeriksaan, truk kontainer itu kemudian<br />

bergerak ke dalam lokasi pabrik.<br />

Sudah sekitar dua tahun pabrik di Bekasi ini<br />

memproduksi Chevrolet Spin, mobil MPV buatan<br />

General Motors yang sempat digadanggadang<br />

bakal menjadi senjata ampuh pabrikan<br />

Amerika Serikat ini melawan merek Jepang.<br />

Peti kemas yang diangkut truk itu berisi suku<br />

cadang untuk Spin.<br />

Suasana tampak normal seperti hari-hari<br />

sebelumnya. “Belum ada yang berubah,” kata<br />

petugas keamanan di pintu gerbang. Meski petugas<br />

keamanan merasa kondisi masih normal,<br />

situasi di pabrik itu sudah sangat berubah. General<br />

Motors pekan lalu mengumumkan bakal<br />

menghentikan operasi pabrik ini mulai Juni.<br />

Pelaksana Tugas Presiden Direktur General<br />

Motors Indonesia Pranav Bhatt menyampaikan<br />

rencana menutup pabrik kepada Menteri<br />

Perindustrian Saleh Husin. Setelah bertemu<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Spin sangat tidak profit<br />

karena membutuhkan banyak<br />

biaya dalam pembuatannya.<br />

dengan Menteri, Pranav Bhatt mengatakan<br />

produksi dihentikan karena masalah bisnis<br />

dan keuangan. “Spin sangat tidak profit karena<br />

membutuhkan banyak biaya dalam pembuatannya,<br />

tapi volume penjualannya rendah,” ujar<br />

Bhatt.<br />

Selama 2014, misalnya, Spin hanya laku sedikit<br />

di bawah 7.500 unit. Padahal segmen pasar<br />

yang dimasuki Spin, yakni MPV dengan harga<br />

di bawah Rp 200 juta, paling banyak diminati<br />

di Indonesia.<br />

Bhatt menolak menjelaskan penyebab rendahnya<br />

penjualan Chevrolet Spin di Indonesia.<br />

Namun, menurut Direktur Industri Alat Transportasi<br />

Darat Kementerian Perindustrian Soerjono,<br />

Chevrolet Spin kalah bersaing dengan<br />

MPV racikan produsen Jepang.<br />

Dominasi produsen Jepang di segmen ini<br />

memang sangat kuat. Penguasa pasar adalah<br />

duet kembar Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia,<br />

yang laris manis terjual total lebih dari 200<br />

ribu unit tahun lalu. Kemudian pemain lainnya<br />

adalah Honda Mobilio, yang laku 79 ribu unit,<br />

dan Ertiga racikan Suzuki, yang terjual 46 ribu<br />

unit.<br />

Soerjono mengatakan, dari sisi produksi, General<br />

Motors memang sulit bersaing dengan<br />

produsen Jepang karena hanya menghasilkan<br />

25 ribu unit mobil setahun, sudah termasuk<br />

Chevrolet Spin. “Enggak cukup, itu masih belum<br />

bisa dikatakan untuk produksi,” ujar Soerjono.<br />

Menurut dia, jumlah tersebut belum bisa dianggap<br />

memenuhi skala keekonomian karena<br />

produsen Jepang mampu memproduksi mobil<br />

jauh lebih banyak. Contohnya Toyota, yang<br />

pada tahap awal membangun pabrik di Indonesia<br />

mampu membuat 120 ribu unit Avanza per<br />

tahun dan itu pun baru mencapai break-even<br />

point atau kondisi impas antara pengeluaran<br />

dan pendapatan.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Chevrolet Spin dalam sebuah<br />

pameran otomotif<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Selain masalah skala produksi, masalah lainnya<br />

yang membuat General Motors terpaksa<br />

menutup pabrik adalah keharusan menekan<br />

harga penjualan supaya bisa bersaing dengan<br />

MPV Jepang. Padahal masih ada beberapa<br />

komponen suku cadang Chevrolet Spin yang<br />

diimpor, salah satunya aki.<br />

Soerjono menjelaskan, General Motors pernah<br />

bermitra dengan produsen aki lokal, tapi<br />

pasokannya kurang sehingga akhirnya harus<br />

impor. Puncaknya adalah saat nilai tukar rupiah<br />

terhadap dolar Amerika jatuh, sedangkan biaya<br />

suku cadang dibayar dalam dolar tapi harga jual<br />

harus ditekan supaya bisa bersaing di pasar.<br />

Akumulasi dari berbagai persoalan tersebut<br />

membuat produsen mobil asal Amerika Serikat<br />

itu harus menanggung kerugian hingga US$<br />

2,4 juta (Rp 31 miliar). “Jadi memang dari awal<br />

mereka berdarah-darah tetapi tetap diteruskan<br />

karena ingin ada image dari brand itu di sini,”<br />

kata Soerjono.<br />

Dampak dari penghentian produksi itu,<br />

sebanyak 500 karyawan bakal menganggur<br />

dan mendapat kompensasi sebesar 3-18 bulan<br />

gaji. Sedangkan pabrik di Bekasi, menurut<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Honda Mobilio, salah satu MPV<br />

asal Jepang, saat diluncurkan<br />

ZARQONI MAKSU/ANTARA<br />

Bhatt, akan ditawarkan ke unit bisnis lainnya<br />

yang berminat. Salah satunya akan ditawarkan<br />

kepada SAIC-GM-Wuling Automobile,<br />

perusahaan patungan General Motors dengan<br />

dua perusahaan otomotif Tiongkok, yaitu<br />

SAIC Motor dan Liuzhou Wuling Motors Co<br />

Ltd.<br />

Rencananya, perusahaan patungan itu akan<br />

membuat mobil MPV murah di Indonesia pada<br />

2017. “Kami sangat senang jika mereka memang<br />

mau menggunakan aset itu,” tutur Bhatt.<br />

Selanjutnya, General Motors beralih dari<br />

produsen menjadi distributor mobil jenis SUV,<br />

seperti Captiva atau pikap besar. Menurut<br />

Bhatt, kekuatan Chevrolet saat ini adalah di<br />

dua tipe itu dan mereka akan berfokus pada<br />

dua jenis ini di Indonesia.<br />

Selain itu, dia mengatakan, General Motors<br />

belum memutuskan apakah akan kembali bermain<br />

di segmen MPV. “Kami tidak mengimpor<br />

Spin dari Thailand atau Brasil, kami akan melihat<br />

alternatif lain di Indonesia untuk segmen<br />

MPV,” katanya. n HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

RAJA JALANAN<br />

SEJAK 1970-AN<br />

PRODUSEN JEPANG MENGUASAI PASAR KARENA MENYESUAIKAN<br />

DENGAN KEBUTUHAN INDONESIA.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Chevrolet Spin di pabriknya,<br />

Bekasi, Jawa Barat<br />

ROMEO GACAD/GETTY IMAGES<br />

ADA satu kelebihan memiliki Chevrolet<br />

Spin, yang pabrik di Pondok<br />

Ungu, Bekasi, segera ditutup<br />

General Motors karena kurang<br />

laku. Meski beda harganya tidak terlalu jauh<br />

dibanding Toyota Avanza, Honda Mobilio,<br />

Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin sering menjadi<br />

pusat perhatian. Saat majalah detik kebetulan<br />

pulang kampung membawa Spin, misalnya,<br />

sejumlah kerabat langsung merubung<br />

dan penasaran seperti apa mobil tanpa merek<br />

Jepang itu. Seorang kerabat yang menggunakan<br />

Daihatsu Terios dan adiknya, yang menggunakan<br />

Toyota Innova, mencoba menyetir<br />

keliling kampung. Mereka mencoba sejumlah<br />

teknologi yang lazim di mobil lebih mahal—<br />

mulai sistem kunci canggih sampai tape mobil<br />

yang tersambung ke ponsel via Bluetooth—<br />

yang terpasang di Spin.<br />

Magnet Spin sebagai bahan pembicaraan<br />

ini adalah mobil MPV ini tidak laku dibanding<br />

pesaingnya yang bermerek Jepang. Padahal,<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS|<br />

Pabrik Chevrolet Spin di<br />

Bekasi<br />

ZABUR KARURU/ANTARA<br />

sampai 1960-an, merek Jepang belum begitu<br />

terdengar, kalah dari mobil Eropa atau Amerika<br />

Serikat. Merek Jepang baru muncul pada<br />

1970-an.<br />

Pendobrak awal mobil merek Jepang adalah<br />

Mitsubishi Colt T120—yang kadang masih<br />

tampak di jalanan sekarang. Pada 1970 sampai<br />

1980-an, mobil ini kerap disebut Raja Jalanan.<br />

Julukan itu masih diingat Sofyan Abdulazis,<br />

yang pernah mengemudikan Colt T120 boks<br />

saat bekerja di perusahaan rokok selama 1975<br />

sampai 1980.<br />

Menurut Sofyan, julukan itu diberikan karena<br />

Colt T120 lincah di jalan dan termasuk<br />

mobil hemat bahan bakar minyak. “Mobil Colt<br />

T120 kuat dan hemat bensin karena 1 liter bisa<br />

untuk 12 kilometer,” kata pria yang tinggal di<br />

Cileduk, Tangerang, ini.<br />

Mobil Mitsubishi Colt T120 merupakan<br />

salah satu produk Jepang yang hadir di Indonesia<br />

sejak 1970. Menurut Rizwan Alamsjah,<br />

Executive Marketing Director Krama Yudha<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Pameran mobil bekas di<br />

Surabaya. Tampak mobil<br />

bermerek Jepang menguasai<br />

jajaran mobil yang dipajang.<br />

ERIC IRENG/ANTARA<br />

Tiga Berlian Motors—agen tunggal pemegang<br />

merek Mitsubishi di Indonesia—produksi Colt<br />

T120 makin bersinar setelah pemerintah merilis<br />

aturan setiap produsen membuat mobil<br />

niaga dan penumpang.<br />

Rizwan menceritakan, tim dari Mitsubishi<br />

melakukan survei lapangan untuk melihat<br />

jenis mobil niaga maupun penumpang yang<br />

dibutuhkan konsumen Indonesia. Tujuannya<br />

untuk melihat karakter mobil yang cocok<br />

untuk konsumen Indonesia<br />

Hasilnya, Mitsubishi merilis Colt T120 dalam<br />

bentuk pikap dan mobil penumpang. Produksi<br />

Mitsubishi Colt T120 semakin banyak dan<br />

menyebar ke beberapa provinsi di Indonesia.<br />

“Penjualannya meningkat terus dari 1970-an<br />

sampai 1980-an, bahkan bisa sampai 7.000<br />

unit sebulan saat itu,” kata Rizwan. Ini angka<br />

spektakuler untuk ukuran saat itu.<br />

Selain itu, Toyota mengeluarkan produk<br />

mobil Kijang kotak untuk niaga dan penumpang.<br />

Menurut mantan Direktur Pemasaran<br />

Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto, produksi<br />

mobil Kijang semakin besar karena permintaan<br />

bertambah.<br />

Setelah Mitsubishi dan Toyota, beberapa<br />

produsen Jepang lainnya mengikuti jejak<br />

mereka untuk membuat kendaraan niaga dan<br />

penumpang. Menurut Joko, produk mobil<br />

niaga dan penumpang produksi Jepang ini<br />

semakin besar setelah pemerintah menetapkan<br />

pajak yang lebih tinggi untuk sedan. “Produsen<br />

Jepang mengikuti arahan pemerintah<br />

untuk membuat produk yang sesuai dengan<br />

kebutuhan pasar,” kata Joko.<br />

Pada saat bersamaan, produsen non-Je-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Salah satu mobil bermerek<br />

Jepang yang cukup sukses,<br />

Toyota Innova.<br />

HASAN ALHABSY/DETIKCOM<br />

pang, seperti dari Amerika dan Eropa, masih<br />

berkutat dengan produk sedan untuk kelas<br />

premium. Sedangkan varian produk Jepang<br />

lebih banyak karena juga membuat sedan<br />

meski membidik kelas menengah. Contohnya<br />

Toyota Crown, Honda Civic, dan Datsun.<br />

Menurut pengamat otomotif Soehari Sargo,<br />

yang membedakan produsen Jepang dan non-<br />

Jepang saat itu adalah kejelian melihat pasar.<br />

Produsen Jepang melihat aturan pemerintah<br />

di sektor otomotif saat itu sebagai peluang<br />

untuk menciptakan pasar bagi produksi mereka<br />

di Indonesia.<br />

Selain itu, Jepang waktu itu sedang membangun<br />

ekspor di sektor otomotif karena<br />

pasarnya di dalam negeri tidak terlalu besar.<br />

Sedangkan produsen Amerika dan Eropa saat<br />

itu tidak melihat Indonesia sebagai pasar<br />

menjanjikan, sehingga mereka hanya membuat<br />

produk yang membidik kelas masyarakat<br />

tertentu. “Jadi wajar produk Jepang saat ini<br />

tetap kuat di pasar,” kata Soehari.<br />

Dominasi produk Jepang semakin kuat karena<br />

ditopang kemampuan membuat jaringan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

Sebuah mobil pikap<br />

bermerek Jepang yang<br />

dimanfaatkan mengangkut<br />

orang, bukan cuma muatan.<br />

NOVERADIKA/ANTARA<br />

pascapenjualan, yang mencakup pelayanan<br />

servis perawatan dan perbaikan serta ketersediaan<br />

spare part atau suku cadang. Kombinasi<br />

dari after-sales inilah yang membuat produk<br />

mobil Jepang di Indonesia tidak pernah sepi<br />

peminat dan setiap tahun variannya bertambah.<br />

Rizwan menyebut kombinasi tersebut sebagai<br />

3-S, yaitu Sales, Service, and Spare Part.<br />

“Karena 3-S itu bisa dirasakan siapa saja yang<br />

membeli mobil Jepang dan itulah yang membuat<br />

jualan produk Jepang tambah banyak,”<br />

kata Rizwan.<br />

Senada dengan Rizwan, Wakil Presiden Executive<br />

Sales and Marketing PT Nissan Motor<br />

Indonesia Teddy Irawan menambahkan, hanya<br />

produk mobil yang memiliki jaringan after-sales<br />

yang memadai bisa bertahan di pasar<br />

Indonesia. Menurut dia, produk Jepang bisa<br />

memenuhi kualifikasi tersebut karena telah<br />

lama berada di Indonesia dibanding produsen<br />

dari negara lain.<br />

Kondisi inilah yang membuat dominasi<br />

produk Jepang di Indonesia sulit dipatahkan<br />

sampai sekarang. “Kendaraan Jepang itu<br />

dicari karena populasinya besar, awet, dan<br />

ketersediaan spare part yang bukan cuma di<br />

satu tempat,” tutur Teddy. ■ HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS |<br />

TAK SEMUA<br />

MOBIL DARI JEPANG<br />

MESKI di Indonesia—dan negara ASEAN lain—merek Jepang sangat kokoh posisinya, di banyak wilayah lain penguasa<br />

pasar adalah merek Eropa atau Amerika Serikat. Di Tiongkok, misalnya, pasar dikuasai VW. Sedangkan di Amerika<br />

Latin, General Motors mampu menjual mobil lebih banyak ketimbang perusahaan lain.<br />

Data penjualan per April 2014, kecuali Amerika Serikat<br />

per Januari 2015 dan Tiongkok sepanjang 2014.<br />

EROPA<br />

AMERIKA LATIN<br />

1<br />

4<br />

1. Volkswagen (VW) 184 ribu<br />

2. Renault 117 ribu<br />

3. Ford 108 ribu<br />

Eropa rupanya tidak gemar menggunakan merek<br />

asing. Merek Jepang yang bisa masuk 10 besar hanya<br />

Toyota dan itu berada di posisi buncit dengan penjualan<br />

hanya 67 ribu. Merek lain di luar Jepang hanya Ford.<br />

Yang lain adalah merek lokal, mulai Open, Peugeot,<br />

sampai Mercedes.<br />

1. Chevrolet 89 ribu<br />

2. VW 70 ribu<br />

3. Fiat 70 ribu<br />

Merek Jepang tidak populer di Amerika Latin. Posisi<br />

tertinggi, Toyota, hanya di peringkat kelima. Masih kalah<br />

dari Ford, dengan penjualan Toyota hanya sekitar separuh<br />

dari penjualan VW atau Fiat.<br />

AMERIKA SERIKAT<br />

INDIA<br />

2<br />

5<br />

1. General Motors<br />

(Chevrolet dll)<br />

203 ribu<br />

2. Ford 177 ribu<br />

3. Toyota 169 ribu<br />

Mobil Jepang cukup memiliki kekuatan di Amerika<br />

Serikat. Dalam peringkat 10 besar, ada nama Nissan<br />

dan Honda yang masuk daftar. Hyundai, dari Korea Selatan,<br />

juga cukup sukses di Amerika Serikat. Sedangkan<br />

merek Eropa yang populer adalah VW dan Daimler.<br />

1. Suzuki (Maruti Suzuki) 87 ribu<br />

2. Hyundai 34 ribu<br />

3. Mahindra 35 ribu<br />

Suzuki sukses di India lewat mobil-mobil kecilnya.<br />

MPV yang populer di Indonesia, Ertiga, juga lebih dulu<br />

diperkenalkan di India. Selain itu, mereka menggabungkan<br />

diri dengan merek lokal paling kuat di India, Maruti.<br />

TIONGKOK<br />

ASEAN<br />

3<br />

6<br />

1. Volkswagen (VW) 2,7 juta<br />

2. Wuling 1,4 juta<br />

3. Hyundai 1,1 juta<br />

Sentimen anti-Jepang yang kuat agaknya cukup berpengaruh<br />

sehingga Toyota hanya bisa menjual 956 ribu<br />

buah mobil tahun lalu alias berada di peringkat kelima.<br />

Bahkan posisi Toyota tidak jauh berbeda dengan Buick,<br />

merek Amerika Serikat yang tidak terdengar di negara<br />

lain di luar Tiongkok. Di negara ini, Chevrolet bisa menjual<br />

di atas 700 ribu mobil.<br />

1. Toyota 76 ribu<br />

2. Mitsubishi 25 ribu<br />

3. Honda 22 ribu<br />

Di wilayah ASEAN, termasuk Indonesia, mobil Jepang<br />

sangat berkuasa. Dalam 10 besar, merek di luar Jepang<br />

hanya Proton dari Malaysia di peringkat 9 dan Ford di<br />

peringkat 10. Ada merek Perodoa, di peringkat 5, tapi<br />

pada dasarnya ini adalah merek lokal Malaysia untuk<br />

Daihatsu.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS<br />

MENYETRUM<br />

INDUSTRI<br />

PANEL<br />

LISTRIK<br />

LOKAL<br />

PERTUMBUHAN KEBUTUHAN<br />

PERALATAN LISTRIK INDONESIA<br />

LEBIH BANYAK DINIKMATI ASING.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS<br />

Pabrik panel listrik<br />

Fuji SMBE yang baru<br />

diresmikan di Cikarang,<br />

Bekasi, Jawa Barat.<br />

RENGGA SENCAYA/DETIKCOM<br />

DUA tenda besar warna putih berdiri<br />

di Cikarang Technopark, kawasan<br />

industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat,<br />

awal pekan lalu. Puluhan mobil<br />

terparkir di sisi kanan dan kiri jalan sepanjang<br />

1 kilometer itu, di sela-sela puluhan papan<br />

ucapan selamat di hajatan yang juga dihadiri<br />

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono<br />

Soesilo.<br />

Hajatan besar itu adalah peresmian pabrik<br />

panel listrik yang didirikan investor Jepang di<br />

Indonesia, Fuji SMBE Indonesia. Perusahaan<br />

itu sudah mengucurkan Rp 50 miliar sebagai<br />

tahap awal pendirian pabrik yang membuat<br />

peralatan listrik, panel sakelar, dan semacamnya.<br />

“Dalam lima tahun mendatang akan ada<br />

pengembangan, maka total investasi kami<br />

ditargetkan mencapai Rp 500 miliar,” kata<br />

Direktur Pemasaran Fuji SMBE Indonesia,<br />

Mudzakir A. Putra.<br />

Panel listrik yang dibuat Fuji SMBE itu<br />

sekilas tidak aneh-aneh, di antaranya papan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS<br />

Suasana dalam pabrik<br />

panel listrik.<br />

BUDI ALIMUDDIN/DETIKCOM<br />

sakelar besar yang kadang tampak di gedunggedung<br />

besar. Tapi, meski begitu, Indonesia<br />

masih jauh dari swasembada peralatan listrik<br />

ini.<br />

“Saat ini kandungan komponen lokal di<br />

peralatan listrik hanya 40 persen,” kata Ketua<br />

Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik<br />

Indonesia Supardji Soekowati. Ia bahkan mengatakan<br />

isi panel listrik itu hampir semuanya<br />

masih diimpor, mulai sekring, sakelar, sampai<br />

indikator pengukur. “Bahkan komponen<br />

sebuah trafo memakai bahan impor kecuali<br />

kemasannya.”<br />

Padahal sejarah listrik di Indonesia ini sudah<br />

lebih dari seabad karena pembangkit pertama<br />

di tanah ini berdiri pada 1897 di pinggir<br />

Sungai Ciliwung, Jakarta. Saat ekonomi mulai<br />

bergerak pada awal Orde Baru, tak satu pun<br />

pabrik panel listrik ada di Indonesia. “Semuanya<br />

impor,” ucap Supardji.<br />

Salah satu pelopor industri panel ini di dalam<br />

negeri adalah PT Nobi Putra Angkasa dan<br />

itu pun baru mulai 1984. Saat ini ada ratusan<br />

pembuat panel listrik, meski tidak semuanya<br />

kelas kakap. Ada yang hanya berbentuk bengkel.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS<br />

Sakelar yang diproduksi<br />

Fuji SMBE sedang dikemas<br />

salah satu pekerja.<br />

RENGGA SENCAYA/DETIKCOM<br />

Padahal pertumbuhan industri peralatan<br />

listrik di Indonesia cukup cepat, yakni dua kali<br />

pertumbuhan ekonomi. “Jika pertumbuhan<br />

ekonomi indonesia 5-6 persen, pertumbuhan<br />

konsumsi listrik 10-11 persen,” ucap Supardji.<br />

Kecepatan kebutuhan ini sangat tinggi<br />

karena masih ada 20 persen penduduk Indonesia<br />

yang belum bisa menikmati listrik. Program<br />

menerangi Indonesia ini menggenjot<br />

kebutuhan sakelar sampai panel listrik. Hal ini<br />

berbeda dengan negara maju yang sudah 100<br />

persen teraliri listrik, sehingga kebutuhan tak<br />

lagi tinggi. “Paling ya untuk peralatan listriknya<br />

disediakan hanya untuk mengganti yang<br />

rusak, sementara pasang baru hampir tidak<br />

ada,” ucapnya.<br />

Selain itu, pertumbuhan ekonomi paralel<br />

dengan industri manufaktur, properti, dan gedung-gedung.<br />

“Semakin banyak pertumbuhan<br />

properti dan pabrik pasti membutuhkan<br />

panel. Maka identik dengan pertumbuhan<br />

ekonomi sebetulnya,” ucapnya.<br />

Dengan kebutuhan dalam negeri yang<br />

masih besar dan terus tumbuh, beberapa pabrik<br />

baru berdatangan. Raksasa industri dari<br />

Swiss, ABB Group, misalnya, dua tahun lalu<br />

membangun dua pabrik di kawasan Cibitung,<br />

Bekasi.<br />

Dengan nama PT ABB Sakti Industri, perusahaan<br />

itu membangun pabrik panel listrik<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


BISNIS<br />

Pertumbuhan infrastruktur di<br />

Indonesia ikut menggenjot<br />

industri panel listrik.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

bertegangan rendah di Cibitung dan pabrik<br />

produk peralatan listrik bertegangan menengah<br />

di Tangerang. “Kami selalu mencari peluang<br />

baru untuk mengembangkan portofolio<br />

kami,” kata juru bicaranya, Manpalagupta<br />

Sitorus.<br />

Beberapa pembangkit listrik tenaga air di<br />

Sulawesi dan Sumatera, misalnya, memanfaatkan<br />

produk ABB. “Teknologi ABB telah<br />

membantu untuk menghasilkan listrik dari<br />

sumber energi terbarukan tersebut,” kata<br />

Manpalagupta.<br />

Saat ini perusahaan itu menyuplai proyek<br />

kelistrikan pengerjaan elektrifikasi untuk pabrik<br />

bubur kertas yang akan dibangun di Sumatera<br />

Selatan. “Pabrik ini akan menjadi pabrik<br />

bubur kertas terbesar di dunia,” ucapnya.<br />

Di sini mereka memasok perangkat sakelar<br />

tegangan menengah dan rendah, trafo distribusi,<br />

sampai layanan proyek.<br />

Begitu pula Fuji Electric dari Jepang. Setelah<br />

tahun lalu mencaplok SMBE dari Singapura,<br />

Fuji segera beraksi dan membuka pabrik di<br />

Indonesia. Perusahaan ini mengembangkan<br />

diri dari SMBE Singapura, yang sudah empat<br />

tahun menjadi distributor peralatan listrik di<br />

Indonesia.<br />

Sebagai distributor, Fuji melihat sendiri betapa<br />

tinggi kebutuhan listrik Indonesia. “Kita<br />

lihat harus buat sendiri di Indonesia,” ucapnya.<br />

Itu sebabnya kemudian pabrik Fuji SMBE<br />

diresmikan pekan lalu. n BUDI ALIMUDDIN<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

MANDIRI<br />

BERSAMA<br />

LEE<br />

LEE KUAN YEW adalah arsitek di<br />

balik segala sukses Singapura. Dia<br />

negarawan sekaligus pahlawan yang<br />

berhasil mengubah kota pelabuhan<br />

kecil menjadi "singa" yang disegani<br />

di Asia Tenggara. Peran Soeharto<br />

selama 32 tahun memimpin Indonesia<br />

memberi andil strategis bagi<br />

stabilitas politik dan pembangunan<br />

negeri itu.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

PATUNG<br />

RAFFLES<br />

DAN KUNCI<br />

SUKSES<br />

SINGAPURA<br />

DILECEHKAN SUKARNO DAN DITALAK<br />

MALAYSIA, LEE KUAN YEW SUKSES TAK<br />

MENJADIKAN SINGAPURA PARASIT BAGI<br />

NEGARA-NEGARA TETANGGANYA.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Tap Untuk<br />

Melihat Video<br />

ENTAH disengaja atau tidak, Presiden<br />

Sukarno baru menemui tamunya, Lee<br />

Kuan Yew, beserta rombongan setelah<br />

15 menit tiba di Istana Merdeka<br />

pada 1960. Selama hampir 30 menit kemudian,<br />

keduanya terlibat pembicaraan empat mata.<br />

Dalam memoarnya, From Third World to First,<br />

The Singapore Story: 1965-2000, Lee Kuan Yew<br />

mengungkapkan isi pembicaraan kala itu. “Dia<br />

bertanya seberapa banyak jumlah penduduk<br />

di Singapura. ‘Satu setengah juta,’ jawab saya.”<br />

Penduduk Indonesia kala itu mencapai 100<br />

juta jiwa. “Berapa banyak kendaraan yang dimiliki<br />

Singapura?” Lee menukas, “Sekitar 1.000<br />

buah.” Kala itu di Jakarta ada sekitar 50 ribu<br />

kendaraan berlalu-lalang.<br />

Lee mengakui Sukarno adalah salah satu<br />

pemimpin yang dihormati dan menginspirasinya.<br />

Tapi percakapan bernada melecehkan itu<br />

memotivasinya dalam memimpin Singapura.<br />

Lee bertekad, sekalipun negerinya mungil, ia<br />

tak akan menjadikannya parasit bagi negara-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

SEMULA SAYA BERKEYAKINAN<br />

PENYATUAN SINGAPURA DENGAN<br />

MALAYSIA MERUPAKAN JALAN<br />

TERBAIK. TAPI HARI INI SAYA<br />

HARUS MENYATAKAN BAHWA<br />

SINGAPURA MENJADI NEGARA<br />

BERDAULAT YANG MANDIRI.<br />

negara tetangga di sekitarnya. Tekad itu berhasil<br />

ia wujudkan. Malah Singapura kini menjelma<br />

menjadi salah satu negara terkaya di dunia.<br />

Pada 11 November 2010, Bloomberg melaporkan<br />

pertumbuhan ekonomi Singapura jauh<br />

melampaui negeri induknya, Malaysia. Juga Indonesia<br />

yang pernah memandangnya sebelah<br />

mata. Pendapatan per kapita rata-rata warga<br />

Singapura mencapai US$ 6.975 dari US$ 335<br />

pada 1965.<br />

Nilai ekspor Singapura pada<br />

2011 mencapai US$ 400 miliar<br />

atau dua kali lipat ekspor RI<br />

sebesar US$ 203 miliar. Negara<br />

yang luasnya cuma 713 kilometer<br />

persegi itu didatangi 13,5 juta<br />

turis mancanegara, sedangkan<br />

Indonesia, yang luasnya berpuluh<br />

kali lipat, tak sampai 10 juta<br />

turis tiap tahun.<br />

●●●<br />

Sepeninggal Inggris, yang lebih dari 140 tahun<br />

menguasainya, Singapura diyakini tak akan<br />

mampu hidup mandiri. Selain luas wilayah yang<br />

terlalu kecil (cuma 640 kilometer persegi), sumber<br />

daya alam nyaris nihil. Bergabung dengan<br />

negara federal Malaysia pada September 1963<br />

lantas menjadi solusi terbaik.<br />

Lee dan teman-teman separtainya berharap<br />

keputusan itu dapat memangkas angka pengangguran,<br />

mendapat sokongan sumber daya<br />

alam, serta membantu memblokade komunis.<br />

Tapi ternyata upaya merger kedua bangsa itu<br />

hanya bertahan dua tahun akibat perbedaan<br />

ideologi dan buruknya hubungan partai yang<br />

berkuasa di Malaysia, UMNO (United Malays<br />

National Organization), dengan People’s Action<br />

Party, yang dibentuk Lee pada 1954.<br />

“Bagi saya, ini adalah momen yang pedih. Semula<br />

saya berkeyakinan penyatuan Singapura<br />

dengan Malaysia merupakan jalan terbaik. Tapi<br />

hari ini saya harus menyatakan bahwa Singapura<br />

menjadi negara berdaulat yang mandiri,”<br />

kata Lee pada 9 Agustus 1965.<br />

Saat Malaysia menjatuhkan talak, Lee mengaku<br />

dirinya sempat cemas. Tapi dia tak menam-<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Bersama Perdana Menteri<br />

BG Lee dan Goh Chok Tong<br />

menghadiri perayaan 60 tahun<br />

Biro Investigasi Korupsi.<br />

STRAIT TIMES<br />

pakkannya. “Tugas saya memberikan harapan<br />

kepada rakyat, bukan melunturkan semangatnya,”<br />

tulisnya dalam memoar From Third World<br />

to First, The Singapore Story: 1965-2000.<br />

Sadar bahwa kekayaan yang dimiliki cuma<br />

penduduk, Lee membujuk parlemen agar<br />

menginvestasikan anggaran negara lebih besar<br />

pada lembaga pendidikan. Reputasi institusi<br />

pendidikan dengan akreditasi internasional<br />

memberikan kredibilitas pada tenaga kerja Singapura<br />

dan menarik bagi perusahaan asing<br />

untuk merekrut. Arus masuk investasi luar<br />

negeri membuat Singapura mampu mengatasi<br />

masalah ekonomi dan pengangguran.<br />

Agar bisa berkonsentrasi melakukan pembangunan<br />

di bidang ekonomi, Lee menjalankan<br />

kebijakan tangan besi di bidang politik. Unsurunsur<br />

oposisi berhaluan kiri dan tak loyal dia<br />

singkirkan. Ia tak peduli meski media Barat<br />

banyak yang mengecam kebijakannya itu. Lee<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Merayakan ulang tahun ke-91<br />

pada 16 September 2014.<br />

STRAIT TIMES<br />

menggandeng Israel untuk melatih angkatan<br />

bersenjata yang solid mengantisipasi setiap<br />

potensi gangguan keamanan (baca “Israel di<br />

Balik Militer Singapura”). Bagi Lee, stabilitas<br />

politik dan sosial adalah kunci untuk menggapai<br />

kemakmuran rakyatnya.<br />

Dalam pembangunan ekonomi, Lee menggandeng<br />

Dr Albert Winsemius sebagai penasihatnya.<br />

Ekonom Belanda itu pernah memimpin<br />

tim United Nations Development Programme<br />

untuk memberi nasihat mengenai industrialisasi<br />

Singapura pada Oktober 1960. Winsemius<br />

antara lain merekomendasikan agar Singapura<br />

bergabung dengan Malaysia, memerangi<br />

komunisme, tidak memindahkan patung Sir<br />

Stamford Raffles, membangun pelabuhan dan<br />

bandara terbaik, serta menjadikan Singapura<br />

sebagai pusat pasar uang. Winsemius juga<br />

membantu membujuk para investor Belanda<br />

agar berinvestasi di Singapura.<br />

Tentang patung Raffles, Lee mengaku<br />

sempat bimbang. Tapi akhirnya ia menerima<br />

saran itu karena pendiri Singapura modern<br />

tersebut menjadi simbol diterimanya warisan<br />

Inggris, dan itu secara psikologis berdampak<br />

positif. “Kalau Raffles tidak datang pada 1819<br />

dan mendirikan gardu perdagangan, leluhur<br />

saya dari Dapu, Provinsi Guangdong, Cina,<br />

tidak bermigrasi ke tempat ini,” tulis Lee, yang<br />

lahir di Singapura pada 16 September 1923. Ia<br />

mendapat gelar sarjana hukum dari Cambridge<br />

University, Inggris, pada 1950.<br />

Untuk menghormati jasa-jasa Winsemius,<br />

yang bertugas hingga 1984, Lee mengabadikan<br />

namanya di Nanyang Technological University<br />

pada 1997 dan menjadi nama jalan di bagian<br />

barat Singapura.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Bersama istri, Lee menemui<br />

Soeharto di Jalan Cendana,<br />

Jakarta, 26 Juli 2007.<br />

STRAIT TIMES<br />

●●●<br />

Pada November 1990, Lee Kuan Yew mengundurkan<br />

diri dan menyerahkan roda pemerintahan<br />

kepada Goh Chok Tong. Meski begitu, sejatinya<br />

Lee tak sepenuhnya mundur dari pemerintahan.<br />

Sebab, dia kemudian diberi jabatan menteri senior<br />

tanpa kewenangan mengambil kebijakan.<br />

Cuma lima tahun Goh memimpin pemerintahan.<br />

Pada 12 Agustus 2004, kursi kekuasaan<br />

beralih kepada putra mahkota Singapura, Lee<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Di sela makan malam<br />

pada peringatan Imlek, 26<br />

Februari lalu, warga Singapura<br />

mendoakan agar Lee kembali<br />

pulih.<br />

STRAIT TIMES<br />

Hsien Loong atau dikenal dengan nama BG<br />

Lee. Putra sulung Lee Kuan Yew itu, selain<br />

pernah menjadi menteri pertahanan, menjabat<br />

menteri junior di kementerian perdagangan<br />

dan industri pada 1985.<br />

Kala itu sempat muncul kritik Lee menjalankan<br />

nepotisme. Tapi Loong dan timnya berhasil<br />

mengatasi masalah saat Singapura dilanda<br />

resesi pada 1985. Lebih dari itu, sarjana matematika<br />

dari Cambridge itu memenangi kursi<br />

pemilihan pada Pemilu 1984.<br />

Selain di Cambridge, Loong mendalami<br />

ilmu kemiliteran di Fort Sill, Oklahoma, dan<br />

Command and General Staff College di Fort<br />

Leavenworth, Kansas. Ia juga belajar administrasi<br />

publik di Kennedy School of Government,<br />

Harvard.<br />

Pola suksesi ala Lee Kuan Yew itu oleh sebagian<br />

kalangan dipuji dan sempat disarankan<br />

oleh para pengamat politik di Indonesia untuk<br />

diterapkan Presiden Soeharto.<br />

Sejak 26 Februari lalu, Lee, yang berusia 91<br />

tahun, mendapat perawatan intensif di Singapore<br />

General Hospital karena menderita<br />

pneumonia. Pada 2013, dia masuk rumah sakit<br />

karena transient ischaemic attack, stroke ringan<br />

akibat penyempitan sesaat pembuluh darah<br />

otak, seperti yang pernah dialami mantan<br />

presiden Soeharto, yang meninggal pada 27<br />

Januari 2008. ■ PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Mencibir<br />

Habibie,<br />

Lalu<br />

Memuji<br />

LEE SEMPAT MENYARANKAN<br />

AGAR TUTUT DAN ADIK-ADIKNYA<br />

TIDAK LAGI TERLIBAT DALAM<br />

PROYEK-PROYEK.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

DIBANDING Sukarno, Lee Kuan Yew<br />

seperti jauh lebih nyaman berinteraksi<br />

dengan Soeharto. Meski penguasa<br />

Orde Baru itu sempat menutup diri<br />

kepadanya selama tujuh setengah tahun, akhirnya<br />

mereka bersahabat baik selama lebih dari<br />

30 tahun. Sebelum diterima di Istana Merdeka<br />

pada Mei 1973, selain menjalin lobi-lobi, “PM<br />

Lee sampai mempelajari pidato-pidato Soeharto<br />

agar dapat berbincang dalam bahasa Melayu<br />

dengannya,” tulis Jusuf Wanandi, mantan penasihat<br />

Soeharto, yang juga sahabat Lee, dalam<br />

memoarnya, Menyibak Tabir Orde Baru.<br />

Kemarahan Soeharto terhadap Lee bukan<br />

cuma soal eksekusi mati dua prajurit Marinir<br />

pada 1968. Hubungan keduanya yang dekat<br />

merenggang ketika Singapura absen dalam pemungutan<br />

suara Perserikatan Bangsa-Bangsa<br />

tentang Timor Timur pada 1975. Tapi selanjutnya<br />

hubungan Lee dan Soeharto berlangsung<br />

Setelah menemui Soeharto<br />

di Jalan Cendana, Jakarta, 22<br />

Februari 2006.<br />

DEWIRA/AFP<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

People's Action Party pimpinan<br />

Lee memenangi pemilihan<br />

umum 3 Juni 1959.<br />

AFP<br />

mesra.<br />

“Dengan kejernihan pikirannya, Soeharto<br />

memilih untuk memandu jalan baru demi hubungan<br />

Indonesia dengan Singapura,” tulis Lee<br />

dalam buku Pak Harto—The Untold Stories.<br />

Di bawah Soeharto, ia melanjutkan, Indonesia<br />

tidak bersikap seperti sebuah negara<br />

hegemoni. Indonesia tidak berkeras pada pandangan<br />

dirinya, tapi juga mempertimbangkan<br />

kepentingan-kepentingan negara lain dalam<br />

ASEAN. Sikap ini membuat Indonesia diterima<br />

oleh anggota lainnya sebagai the first among<br />

equals atau yang terutama di antara yang sederajat.<br />

“Soeharto telah membangun Indonesia selama<br />

32 tahun, dan menjaga stabilitas kawasan<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Bila Habibie<br />

menjadi wakil<br />

presiden, nilai<br />

tukar rupiah<br />

akan terus<br />

melemah<br />

hingga Rp 16<br />

ribu per dolar<br />

AS.<br />

Asia Tenggara selama itu sehingga kami bisa<br />

membangun. Berkat Soeharto, kami menjadi<br />

tetangga yang baik selama 32 tahun,” ujar Lee<br />

menjawab The Straits Times terbitan 13 Agustus<br />

2000.<br />

Saking akrabnya hubungan kedua tokoh itu,<br />

ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada<br />

pengujung 1997, Soeharto sempat mengutus<br />

dua putrinya, Siti Hardijanti dan Siti Hediati<br />

Hariyadi, untuk meminta bantuan kepada Lee.<br />

Selain memberikan nasihat teknis ekonomi,<br />

Lee sempat menyarankan agar Tutut dan adikadiknya<br />

menarik diri dari pasar dan tidak lagi<br />

terlibat dalam proyek-proyek baru.<br />

“Tapi Tutut menolak, bahkan membantah<br />

bahwa keterlibatan mereka dalam dunia usaha<br />

tidak berpengaruh pada perekonomian,” tulis<br />

Lee dalam memoarnya, From Third World to<br />

First, The Singapore Story: 1965-2000.<br />

Menjelang Sidang Umum Majelis Permusyawaratan<br />

Rakyat 1998, ketika B.J. Habibie<br />

menjadi calon kuat wakil presiden untuk<br />

mendampingi Soeharto, Lee melontarkan pernyataan<br />

mengejutkan. Menurut dia, pasar tak<br />

bersahabat terhadap pakar aeronautika itu. Bila<br />

Habibie dipaksakan menjadi wakil presiden,<br />

nilai tukar rupiah akan terus melemah menyentuh<br />

Rp 16 ribu per dolar AS. Tapi Soeharto tak<br />

peduli, dan Habibie pun terpilih menjadi wapres<br />

menggantikan Try Sutrisno dalam Sidang<br />

MPR, 11 Maret 1998.<br />

Habibie saat itu tak terlalu menanggapi<br />

pernyataan Lee. Tapi, ketika kemudian menjadi<br />

presiden menggantikan Soeharto, yang<br />

mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, Habibie<br />

melontarkan serangan balasan. Kepada Wall<br />

Street Journal edisi Asia, yang mewawancarainya,<br />

Habibie menganggap sepele Singapura.<br />

“Dalam peta, satu titik kecil berwarna merah<br />

(little red dot) tak sebanding dengan bentangan<br />

warna hijau yang sangat luas,” katanya dalam<br />

wawancara yang terbit 4 Agustus 1998.<br />

Bukan cuma itu. Habibie kemudian membuktikan<br />

bahwa ucapan Lee tentang nilai tukar<br />

rupiah keliru. Sebab, nyatanya, ia berhasil<br />

menstabilkan nilai tukar rupiah dari Rp 16 ribu<br />

menjadi Rp 9.000 pada 1999. Lee pun meminta<br />

maaf dan menyampaikan pujian lewat surat<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Kedua tokoh berbincang akrab<br />

di Hotel Imperial Tokyo, 13<br />

November 1990.<br />

AFP<br />

yang dititipkan melalui Menteri Badan Usaha<br />

Milik Negara Tanri Abeng.<br />

“Dengan surat tersebut, ia (Lee) memperlihatkan<br />

jiwa besar dan sikap seorang negarawan,”<br />

tulis Habibie di halaman 308 buku Detikdetik<br />

yang Menentukan.<br />

Menurut Bantarto Bandoro dari Universitas<br />

Pertahanan, hubungan Indonesia dengan Singapura<br />

kerap diwarnai pasang-surut. Tapi<br />

selalu ada usaha dari kedua negara untuk<br />

mengeliminasi perselisihan dengan baik lewat<br />

pernyataan bahwa dua negara ini tidak bisa<br />

dilihat terpisah satu sama lainnya dan saling<br />

membutuhkan.<br />

Apalagi di era ketika Soeharto dan Lee masih<br />

sama-sama berkuasa, komunikasi di antara<br />

keduanya sangat intensif dan bisa melampaui<br />

sekat protokoler. “Kadang-kadang Pak Harto<br />

berkunjung ke sana tanpa agenda khusus, hanya<br />

ingin berjumpa dengan Lee. Begitu juga<br />

sebaliknya,” kata Bantarto.<br />

Lee, ia melanjutkan, mengakui Singapura<br />

sebagai negara kota kecil sangat bergantung<br />

pada stabilitas negara sekitarnya, termasuk<br />

Indonesia. Jadi dia melihat Indonesia sebagai<br />

negara yang punya peran besar di dalam “membesarkan”<br />

ekonomi dan stabilitas negaranya.<br />

Sebaliknya Soeharto, meskipun sahabatnya itu<br />

sesekali melontarkan kritik keras, termasuk menyangkut<br />

bisnis putra-putri dan kroni-kroninya,<br />

itu semata demi kebaikan, sehingga tak sampai<br />

mengganggu hubungan pribadi keduanya. n<br />

PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

ISRAEL<br />

DI BALIK<br />

MILITER<br />

SINGAPURA<br />

DITOLAK INDIA DAN MESIR, LEE KUAN<br />

YEW MELIRIK ISRAEL UNTUK MEMBANGUN<br />

KEKUATAN MILITER SINGAPURA. PERWIRA<br />

ISRAEL MENYAMAR SEBAGAI ORANG MEKSIKO.<br />

AFP PHOTO/ALEX TAN<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Yehuda Golan<br />

THEREALSINGAPORE.COM<br />

HARI Natal 1965 menjadi momen<br />

spesial bagi hubungan Israel dengan<br />

Singapura. Keduanya mulai menjalin<br />

hubungan mesra yang mendalam<br />

tapi penuh rahasia di bidang militer. Kala itu,<br />

enam perwira Israel tiba di Singapura untuk<br />

melatih dan membimbing pembangunan<br />

angkatan bersenjata Negeri Singa.<br />

Tim dibagi dua, yakni di<br />

bawah Kolonel Ellazari, yang<br />

bertugas membangun<br />

Kementerian Pertahanan,<br />

dan Kolonel Yehuda Golan,<br />

yang bertugas menyiapkan<br />

pasukan bersenjata. Struktur<br />

angkatan bersenjata dibuat<br />

sangat ekonomis, terintegrasi,<br />

tanpa perlu banyak jenderal,<br />

dan sedikit prajurit.<br />

Pada 16 Juli 2004, Amnon Barzilai<br />

menulis artikel bertajuk<br />

“A Deep, Dark, Secret Love<br />

Affair” di haaretz.com. Di<br />

situ, ia menulis persiapan pasukan bersenjata<br />

dilakukan dengan merekrut 40-50 orang yang<br />

telah memiliki pengalaman di bidang militer<br />

untuk dilatih lebih lanjut.<br />

Toh, mereka sempat memprotes pola pelatihan<br />

ala pasukan elite Israel yang superketat. Dalam<br />

sebuah kesempatan, salah seorang peserta<br />

latihan mempertanyakan pola keras semacam<br />

itu. “Kami kan tidak sedang berhadapan dengan<br />

Arab, tapi kenapa harus berlatih segila ini?”<br />

ujarnya memprotes Golan.<br />

Golan pun menyampaikan keluhan itu kepada<br />

Ellazari, yang beberapa hari kemudian datang<br />

bersama Menteri Pertahanan Goh Keng Swee<br />

meninjau peserta latihan. “Kalian harus lakukan<br />

apa yang diperintahkan Kolonel Golan. Bila<br />

tidak, kalian akan mendapatkan dua kali lebih<br />

berat dari sekarang,” kata Goh.<br />

Hasilnya, dalam tempo setahun, latihan yang<br />

dibangun oleh Golan menghasilkan 200 komandan<br />

militer terlatih. Selain kekuatan militer<br />

darat, Israel merancang strategi pertempuran<br />

di laut. Juga pertempuran di hutan. Golan<br />

mengirim dua perwira terbaik Singapura untuk<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Ken Goh Swee meninjau<br />

pasukan, 16 Juli 1967.<br />

THEREALSINGAPORE.COM<br />

berlatih perang gerilya di Malaysia selama tiga<br />

bulan. “Saya tak bisa melatih mereka karena tak<br />

pernah punya pengetahuan dan pengalaman<br />

bertempur di hutan,” ujarnya.<br />

Kedua perwira yang telah berguru ke Malaysia<br />

itu lalu menularkan ilmu mereka kepada<br />

perwira lainnya. Mereka membuat latihan tentang<br />

navigasi, pengerahan pasukan, melakukan<br />

SAR di hutan, termasuk membaca navigasi di<br />

malam hari. “Kami juga mengadaptasi manual<br />

perang Amerika di hutan Vietnam,” ujar Golan.<br />

Karena jumlah penduduk yang terbatas, konsep<br />

wajib militer mutlak diterapkan. Namun<br />

para pelatih dari Israel menghadapi banyak<br />

kendala psikologis. Sebab, dari 10 profesi yang<br />

paling diinginkan di Singapura, menjadi tentara<br />

berada di urutan terendah setelah pencuri.<br />

“Menjadi artis, guru, dan pedagang adalah<br />

profesi yang paling diinginkan. Bahkan pencuri<br />

berada di urutan kesembilan, baru kemudian<br />

menjadi tentara,” kata Letnan Kolonel Moshe<br />

Shefi, instruktur program wajib militer.<br />

Ketika masalah ini disampaikan Ellazari dan<br />

Golan kepada Goh dan Lee, keduanya malah<br />

didamprat sang perdana menteri. Lee meminta<br />

keduanya merekrut kaum pengangguran<br />

dan yang tak berpendidikan sebagai solusinya.<br />

“Pada Perang Dunia II, saya melihat pasukan<br />

Jepang berhasil menandingi tentara Inggris<br />

yang lebih pintar dan berpendidikan,” kata Lee.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Goh Ken Swee dan Mayor<br />

Jenderal Rehavam Zeevi<br />

dari Israel pada pembukaan<br />

akademi militer Singapura, 22<br />

Juli 1967.<br />

THEREALSINGAPORE.COM<br />

lll<br />

Menteri Pertahanan Goh Keng Swee menjadi<br />

penghubung Perdana Menteri Lee Kuan<br />

Yew dengan Israel. Semula Lee sebetulnya berharap<br />

pembangunan militernya mendapatkan<br />

bantuan dari India dan Mesir. Tapi permohonan<br />

yang ia sampaikan kepada Perdana Menteri<br />

Lal Bahadur Shastri dan Presiden Gamal Abdel<br />

Nasser tak mendapatkan respons seperti diharapkan.<br />

Akhirnya ia pun melirik Israel.<br />

Lee melihat Israel adalah negeri mini yang<br />

menghadapi banyak negara yang tak bersahabat.<br />

Tapi negeri itu bisa survive. Ia pun terobsesi<br />

ingin menjadi seperti Israel karena merasa<br />

menghadapi potensi ancaman serupa.<br />

Israel sebetulnya pada 1962-1963 mencoba<br />

mendekati Lee lewat duta besarnya di Bangkok,<br />

Mordechai Kidron. Tapi Lee saat itu menolaknya<br />

karena khawatir akan memicu kerusuhan oleh<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Perdana Menteri Israel<br />

Yitzhak Rabin menemui Lee<br />

Kuan Yew, 16 Oktober 1993.<br />

THEREALSINGAPORE.COM<br />

warga muslim. Ia juga menjaga “saudara tua”-<br />

nya, Perdana Menteri Malaysia Tuanku Abdul<br />

Rahman, yang sangat mungkin tak senang bila<br />

Singapura berhubungan dengan Israel.<br />

Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan<br />

itulah Lee kemudian menutup rapat soal peran<br />

Israel dalam militer Singapura. Ia menyamarkan<br />

kehadiran para perwira Israel beserta keluarganya<br />

itu sebagai “The Mexicans” atau orangorang<br />

Meksiko.<br />

Dalam memoarnya, From Third World to<br />

First: The Singapore Story, 1965- 2000, yang<br />

terbit pada 2000, Lee memuji pola pelatihan<br />

dan transfer pengetahuan yang dilakukan para<br />

perwira Israel. “Mereka bekerja cepat dan efektif,”<br />

tulisnya.<br />

Ia membandingkan dengan cara Inggris<br />

yang membentuk resimen I dan II secara<br />

bertahap, sehingga perlu waktu 15-20 tahun<br />

bagi seorang prajurit untuk mencapai jabatan<br />

komandan batalion berpangkat letnan kolonel.<br />

Berbeda pula de ngan cara Presiden Kennedy<br />

yang mengirimkan 3.000-6.000 “penasihat”<br />

untuk membantu Presiden Ngo Dinh Diem<br />

pada awal pembentukan angkatan bersenjata<br />

Vietnam. “Israel hanya mengirimkan 18 orang,”<br />

Lee memuji.<br />

Ia menekankan, pembentukan pasukan angkatan<br />

bersenjata yang tangguh adalah demi<br />

suksesnya pembangunan ekonomi nasional.<br />

“Kami harus mendorong para investor untuk<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Helikopter canggih jenis<br />

Chinook milik Singapura<br />

membantu pengiriman<br />

logistik saat terjadi tsunami di<br />

Aceh.<br />

THEREALSINGAPORE.COM<br />

menanamkan uangnya di Singapura. Militer<br />

bukan bekal yang cukup untuk survive,” tulis<br />

Lee.<br />

Seiring dengan meningkatnya kekayaan yang<br />

dimiliki, Singapura boleh dibilang merupakan<br />

negara dengan peralatan militer paling modern<br />

di Asia Tenggara. Dosen Universitas Pertahanan<br />

Indonesia, Bantarto Bandoro, menyebut<br />

kekuatan militer Singapura jauh lebih unggul<br />

dibanding tetangganya. Sebab, mereka memiliki<br />

sistem persenjataan yang secara teknologi<br />

kualitasnya luar biasa. “Singapura kan negara<br />

maju yang bisa membeli persenjataan dengan<br />

kemajuan ekonomi mereka. Senjata yang dibeli<br />

keluaran terbaru,” kata Bantarto. n<br />

HAARETZ | SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK DETIK 9 - 915 - 15 FEBRUARI MARET 2015


SELINGAN<br />

LEE MERITOKRASI,<br />

SOEHARTO ADA KORUPSI<br />

ANAK-ANAK SOEHARTO DIBERI NASIHAT DAN KRITIK SECARA PRIBADI. MUNGKIN PAK<br />

HARTO KECEWA, TETAPI BELIAU TAHU PAK LEE BERIKTIKAD BAIK.<br />

AFP PHOTO<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Hasnan Habib, Jusuf Wanandi,<br />

Lee Khoon Choi (Duta besar<br />

Singapura), dan Lee Kuan Yew<br />

pada sebuah resepsi pada<br />

1975.<br />

REPRO: BUKU MENYIBAK TABIR ORDE<br />

BARU<br />

PERDANA Menteri Lee Kuan Yew<br />

harus menanti selama tujuh setengah<br />

tahun agar bisa diterima Presiden<br />

Soeharto. Selama itu ia terus berusaha<br />

melakukan lobi-lobi untuk bisa bertemu dan<br />

diterima menjadi sahabatnya. Keputusan Lee<br />

menjatuhkan hukuman gantung terhadap dua<br />

prajurit Marinir, Usman dan Harun, menjadi<br />

faktor utama kemarahan Soeharto.<br />

Bagi Soeharto, aksi Usman dan Harun melakukan<br />

pengeboman di Singapura merupakan<br />

bagian dari kebijakan konfrontasi rezim Orde<br />

Lama. Sebagai pemimpin Orde Baru, ia justru<br />

ingin memperbaiki kesalahan dan ingin menjalin<br />

hubungan lebih baik sebagai tetangga. Soeharto<br />

lantas mengutus Sekretaris Militer Mayjen<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Jusuf Wanandi memberikan<br />

sambutan pada seminar di CSIS,<br />

Jakarta, Februari lalu.<br />

DOK. PRIBADI<br />

Tjokropranolo untuk membujuk<br />

Lee agar mengubah hukuman mati.<br />

“Tapi Lee berprinsip, hukum adalah<br />

hukum yang harus dilaksanakan.<br />

Jika tidak, Singapura di masa depan<br />

akan terus dilecehkan,” tulis Jusuf<br />

Wanandi dalam buku Shades of<br />

Grey: A Political Memoir of Modern<br />

Indonesia, 1965-1998.<br />

Lantas apa yang kemudian membuat<br />

Soeharto luluh dan mau menerima<br />

kunjungan Lee? Berikut ini jawaban<br />

Jusuf, yang pernah menjadi penasihat<br />

Presiden Soeharto, sekaligus mengenal<br />

baik Lee Kuan Yew. Pendiri CSIS<br />

itu tengah mengikuti konferensi di<br />

Singapura, dan mengirimkan jawaban<br />

melalui surat elektronik, Rabu (4/3).<br />

Berikut ini petikannya.<br />

Seberapa dekat hubungan<br />

Anda dengan Lee Kuan Yew? Kapan perkenalan<br />

pertama kali terjadi? Dalam konteks<br />

apa?<br />

Saya cukup dekat secara pribadi karena pada<br />

waktu Indonesia sangat terpuruk akibat krisis<br />

berat setelah 1997-1998, saya memberikan banyak<br />

pandangan tentang krisis Indonesia yang<br />

majemuk dan mengenai masa depan Indonesia.<br />

Pertemuan pertama adalah setelah Presiden<br />

Soeharto mundur sebagai presiden, sewaktu<br />

saya menghadap Perdana Menteri Goh Chok<br />

Tong, yang kemudian didampingi oleh Menteri<br />

Senior Lee.<br />

Bagaimana Anda menilai sosok Lee Kuan<br />

Yew dan kepemimpinannya di Asia Tenggara?<br />

Lee Kuan Yew adalah seorang pemimpin besar<br />

Singapura yang bersama teman-temannya,<br />

seperti Goh Keng Soei (Menteri Pertahanan)<br />

dan Rajaratnam (Menteri Luar Negeri), membangun<br />

Singapura sebagai bagian dari Dunia Ketiga,<br />

menjadi bagian dari Dunia Pertama dalam<br />

dua generasi (40 tahun). Suatu hasil yang gemilang<br />

dan istimewa. Kepemimpinan beliau juga<br />

penting untuk kawasan Asia Tenggara, (mudahmudahan<br />

juga) di Asia Timur karena pemikiran<br />

dan strategi beliau untuk kawasan.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Presiden Soeharto<br />

(membelakangi kamera)<br />

menyalami Jusuf Wanandi<br />

dan Liem Sioe Liong di<br />

Tapos, Bogor, 1986.<br />

REPRO: BUKU MENYIBAK TABIR ORDE<br />

BARU<br />

Apa kesamaan dan perbedaan gaya kepemimpinan<br />

Lee dengan Soeharto?<br />

Kesamaan gaya pemimpin kedua negarawan<br />

ialah mereka yakin pimpinan pemerintah<br />

penting dalam pembangunan negaranya masing-masing.<br />

Ide semacam zaman Enlightenment<br />

abad ke-18 di Eropa. Motonya semua<br />

berasal dari rakyat dan untuk rakyat tetapi<br />

oleh pemerintah atau negara. Perbedaannya<br />

ialah pemerintahan Lee sebanyak mungkin<br />

berdasarkan meritokrasi dan benar-benar tidak<br />

korup, sementara pemerintahan Soeharto, karena<br />

“Bhinneka Tunggal Ika”, Indonesia sangat<br />

kompromistis dan cukup korup.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

PM LEE TIDAK SETUJU DENGAN<br />

PENCALONAN PAK B.J.<br />

HABIBIE KARENA BOROS DAN<br />

CONGKAK.<br />

Soeharto marah dan menolak bertemu<br />

dengan Lee yang telah menghukum mati<br />

dua prajurit Marinir. Tapi kemudian keduanya<br />

menjadi sahabat. Momen apa yang<br />

mencairkan Pak Harto?<br />

Perubahan terjadi karena kedua tokoh lambat<br />

laun, setelah terjadi insiden tersebut, mulai<br />

belajar kenal dan juga tentang tokoh yang lain<br />

dan sampai pada kesimpulan bahwa mereka<br />

dapat menghargai masing-masing dan bekerja<br />

sama. Pak Harto, setelah tujuh tahun tidak mau<br />

bertemu dengan PM Lee, akhirnya<br />

beranggapan cukup lama sudah pemisahan,<br />

dan (akhirnya) mau menjawab<br />

usaha-usaha PM Lee untuk<br />

menormalisasi hubungan bilateral.<br />

Juga demi masa depan ASEAN, yang<br />

dianggap penting oleh Presiden<br />

Soeharto. Momen tersebut terjadi karena usahausaha<br />

Duta Besar Singapura (untuk Indonesia)<br />

Lee Koon Choi untuk mendekati Pak Harto.<br />

(Dalam buku Diplomacy of a Tiny State, Lee<br />

Khoon Choy menulis bahwa dialah yang meminta<br />

Lee melakukan tabur bunga ke makam dua prajurit<br />

Marinir di Taman Makam Pahla wan Kalibata jika<br />

ingin benar-benar menjadi sahabat sejati Soeharto.<br />

Lee juga mengenakan kemeja batik seperti disarankannya<br />

saat menemui Soeharto di Istana Merdeka.)<br />

Pada akhir 1997, Lee melontarkan pernyataan<br />

kontroversial terkait pencalonan<br />

B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Kenapa<br />

dia bersikap demikian?<br />

PM Lee tidak setuju dengan pencalonan Pak<br />

B.J. Habibie karena tahu betapa borosnya Habibie<br />

mengelola perusahaan-perusahaan strategis<br />

yang dikuasainya. Juga sikapnya yang congkak<br />

terhadap Singapura sebelum krisis.<br />

Lee juga mengkritik bisnis putra-putri<br />

Soeharto. Setahu Anda, bagaimana reaksi<br />

Soeharto?<br />

Anak-anak Soeharto diberi nasihat dan kritik<br />

secara pribadi. Mungkin Pak Harto kecewa,<br />

tetapi beliau tahu Pak Lee beriktikad baik.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SELINGAN<br />

Harry Tjan SIlalahi, Ali<br />

Moertopo, Jusuf Wanandi,<br />

dan Sumiskun tengah<br />

berbincang dengan<br />

Presiden Soeharto, 1968.<br />

REPRO: BUKU MENYIBAK TABIR ORDE<br />

BARU<br />

Ketika KH Abdurrahman Wahid menjadi<br />

presiden, Lee dijadikan sebagai<br />

penasihat ekonomi. Seberapa serius hal<br />

itu?<br />

Maksudnya baik, tetapi Gus Dur terlalu sakit<br />

untuk benar-benar menggunakan tim penasihat<br />

ekonomi tersebut.<br />

Sejak dua pekan lalu, Lee mendapatkan<br />

perawatan intensif di rumah sakit. Di selasela<br />

mengikuti konferensi, Anda berencana<br />

membesuknya?<br />

Saat ini para tamu tidak diizinkan mengunjungi<br />

Bapak Lee kecuali keluarga terdekat, karena<br />

pneumonia yang cukup berat. ■ PASTI LIBERTI MAPPAPA<br />

| SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015<br />

MAJALAH DETIK 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

KENCAN TERAKHIR<br />

BORIS NEMTSOV<br />

REUTERS<br />

“AKU TAK TAHU SIAPA YANG MEMBUNUH BORIS, TAPI AKU TAHU<br />

BAHWA PEMERINTAH DAN PUTIN YANG BERTANGGUNG JAWAB.”<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Ribuan warga<br />

Rusia berbaris<br />

untuk menghadiri<br />

pemakaman Boris<br />

Nemtsov di Moskow,<br />

Selasa (3/3).<br />

MAXIM SHEMETOV/REUTERS<br />

Hotel Best Western, London, 16 Oktober 2006<br />

DUA laki-laki melangkah masuk lobi<br />

hotel, seolah-olah mereka datang<br />

dari dunia lain. Gaya mereka yang<br />

lain dari yang lain, langsung menohok<br />

mata siapa pun yang melirik keduanya.<br />

Tak terkecuali terhadap Goran Krgo, Manajer<br />

Hotel Best, dan anak buahnya di meja depan.<br />

“Aku masih bisa mengingat mereka terangbenderang,”<br />

kata Goran beberapa pekan lalu.<br />

“Aku melihat gaya mereka yang agak komikal...<br />

bagaimana mereka berpakaian, dengan gemerlap<br />

perhiasan yang berlebihan.”<br />

Kedua tamu itu, Andrei Lugovoi dan Dmitry<br />

Kovtun, baru saja mendarat di London setelah<br />

terbang dari Moskow. Gaya berpakaian mereka<br />

memang agak konyol. Kovtun mengenakan jas<br />

warna perak, sementara Lugovoi mengenakan<br />

jas abu-abu gelap. Dasi warna-warni melingkar<br />

ketat di leher mereka.<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

AKU TAK MELIHAT APA<br />

PUN, AKU TAK TAHU<br />

APA PUN.<br />

“Ukuran jas mereka yang satu kelewat kecil,<br />

satunya lagi kelewat besar. Warna-warnanya<br />

juga tidak cocok. Kami semua diam-diam tertawa.<br />

Mereka seperti dua orang yang tak pernah<br />

mengenakan jas. Mereka lebih mirip keledai<br />

dengan sadel,” Goran mengibaratkan.<br />

Tapi Goran tak tahu, di balik gaya keduanya<br />

yang tampak konyol, mereka<br />

membawa misi maut dari<br />

Moskow. Target yang diincar<br />

Lugovoi, mantan intel<br />

Dinas Intelijen Rusia (KGB),<br />

dan Kovtun, mantan prajurit<br />

Rusia, adalah “teman lama”<br />

mereka, Alexander Litvinenko.<br />

Seperti halnya Lugovoi, Litvinenko lama bertugas<br />

di KGB, dan belakangan di Dinas Keamanan<br />

Federal Rusia (FSB). Lantaran berseberangan<br />

dengan Vladimir Putin, kini Presiden Rusia,<br />

Litvinenko membelot ke Inggris. Di negaranya,<br />

Litvinenko dicap sebagai pengkhianat.<br />

Pada sore itu, Lugovoi dan Kovtun punya janji<br />

bertemu dengan Litvinenko di kantor Erinys International,<br />

perusahaan konsultan keamanan.<br />

Litvinenko merupakan salah satu konsultan lepas<br />

untuk Erinys. Litvinenko memperkenalkan<br />

Lugovoi dan Kovtun kepada Jim Reilly, konsultan<br />

senior di Erinys. Lugovoi menjanjikan bisa<br />

menjadi penghubung perusahaan Inggris yang<br />

ingin menjalin bisnis dengan Gazprom, raksasa<br />

gas dari Rusia.<br />

Sepanjang pertemuan sore itu, menurut<br />

Reilly, Lugovoi dan Kovtun terus mendesaknya<br />

minum teh. “Bukankah orang Inggris minum<br />

teh, apakah kamu tak minum teh?” Reilly<br />

menirukan Lugovoi. Pulang dari acara minum<br />

teh itu, Reilly dan Litvinenko diare dan muntah-muntah.<br />

“Aku tak pernah mengalami sakit<br />

seperti itu sebelumnya,” kata Reilly beberapa<br />

pekan lalu.<br />

l l l<br />

Pine Bar, Hotel Millennium, London, 1 November 2006<br />

Jarum pendek di jam belum menyentuh angka<br />

empat saat Alexander Litvinenko masuk ke<br />

lobi Hotel Millennium sore itu. Mengenakan<br />

jaket denim ala turis, Litvinenko longak-longok<br />

mencari dua kawan lama yang berjanji bertemu<br />

MAJALAH DETIK 23 FEBRUARI - 1 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Mantan agen Dinas<br />

Intelijen Rusia (KGB),<br />

Alexander Litvinenko,<br />

meninggal setelah<br />

diracun dengan<br />

polonium-210 oleh intel<br />

Dinas Keamanan Rusia<br />

(FSB) pada November<br />

2006.<br />

GUARDIAN<br />

di hotel itu: Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun.<br />

Satu setengah jam sebelumnya, kamera<br />

Hotel Millennium menangkap kedatangan Lugovoi<br />

dan Kovtun. Kedua orang itu datang hanya<br />

jeda beberapa menit dan langsung menuju<br />

toilet. Keluar dari toilet, Lugovoi dan Kovtun<br />

menunggu Litvinenko di meja satu Pine Bar.<br />

Norberto Andrade, kepala pelayan Pine Bar,<br />

menuturkan mereka berdua memesan beberapa<br />

jenis minuman. Mereka memesan tiga<br />

cangkir teh hijau dengan lemon dan madu,<br />

sampanye, gin dan tonik, serta cerutu Romeo<br />

and Julieta. “Aku jalan bolak-balik berulang kali,”<br />

kata Andrade. Tak ada kamera hotel yang terarah<br />

ke Pine Bar.<br />

Hanya beberapa jam setelah bertemu dengan<br />

Lugovoi dan Kovtun, menurut Marina Litvinenko,<br />

istrinya, Alexander mulai mengeluh tak<br />

MAJALAH DETIK 16 - 22 FEBRUARI 2015


INTERNASIONAL<br />

INI SUDAH JELAS<br />

PEMBUNUHAN<br />

POLITIK.”<br />

enak badan. Malam itu dia muntah berulang<br />

kali. Kondisi Alexander terus memburuk hingga<br />

dua hari kemudian Marina memanggil mobil<br />

ambulans dan melarikannya ke rumah sakit.<br />

“Aku sempat merasa dia akan pulih kembali,”<br />

kata Marina. Tapi kondisi Alexander tak kunjung<br />

membaik. Dokter juga gagal mengidentifikasi<br />

apa penyebab sakitnya. Belakangan,<br />

setelah Alexander meninggal pada 23<br />

November, pemeriksaan oleh Badan<br />

Perlindungan Kesehatan Inggris menemukan<br />

jejak radioaktif polonium-210 di<br />

tubuhnya.<br />

Bagaimana material radioaktif itu<br />

bisa masuk ke tubuhnya? Polisi dan MI6, Dinas<br />

Intelijen Inggris, tempat Litvinenko bekerja<br />

sebagai konsultan, langsung curiga kepada Lugovoi<br />

dan Kovtun. Tak seperti material radioaktif<br />

lain, polonium-210 tak terendus detektor<br />

di bandara karena dia tak memancarkan radiasi<br />

gamma.<br />

Menurut Craig Mascall, detektif yang memimpin<br />

investigasi kasus kematian Litvinenko,<br />

ada jejak polonium di setiap tempat yang<br />

disentuh dan dikunjungi Lugovoi maupun Kovtun.<br />

Sisa polonium ditemukan di pintu toilet<br />

dan pengering tangan. Jejak material radioaktif<br />

itu juga ditemukan di kamar mereka di Hotel<br />

Millennium, bahkan hingga ke bangku pesawat<br />

menuju Rusia.<br />

Sisa polonium-210 juga ada di teko teh<br />

yang dipakai menjamu Litvinenko. Pada sore<br />

itu, Lugovoi-lah yang menawarinya teh hijau.<br />

“Tehnya sudah dingin dan tanpa gula. Aku tak<br />

menyukainya. Aku mungkin menelan tiga atau<br />

empat kali,” kata Litvinenko. Mascall yakin teko<br />

teh itulah sumber racun polonium yang masuk<br />

ke tubuh Litvinenko.<br />

Penelusuran polisi juga menemukan fakta<br />

bahwa Litvinenko, juga Jim Reilly, telah terpapar<br />

polonium saat bertemu dengan Lugovoi<br />

dan Kovtun dua pekan sebelumnya di kantor<br />

Erinys. Tapi kondisi mereka saat itu tak seburuk<br />

setelah pertemuan kedua Litvinenko dengan<br />

Lugovoi di Pine Bar. Marina yakin, tangantangan<br />

dari Kremlin-lah yang mengatur pembunuhan<br />

suaminya. Pembunuhan Litvinenko<br />

bukan yang pertama, bukan pula yang terakhir.<br />

MAJALAH DETIK 23 FEBRUARI - 1 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Ribuan orang<br />

turun ke jalan<br />

untuk memberikan<br />

penghormatan terakhir<br />

kepada Boris Nemtsov<br />

sembari membawa<br />

plakat bertulisan,"Aku<br />

Tidak Takut", Minggu<br />

(1/3).<br />

MAXIM SHEMETOV/REUTERS<br />

l l l<br />

Restoran Bosco, Moskow, 27 Februari 2015, Menjelang<br />

Tengah Malam<br />

Malam itu mestinya malam yang sempurna<br />

bagi Boris Nemtsov, 55 tahun, dan kekasihnya,<br />

Anna Duritskaya, 23 tahun. Sudah tiga tahun<br />

pasangan beda generasi itu menjalin kasih.<br />

Walaupun sudah cukup berumur, Boris, politikus<br />

flamboyan dan mantan Wakil Perdana<br />

Menteri Rusia, masih menarik bagi lawan jenisnya,<br />

bahkan bagi Anna, fotomodel muda dari<br />

Ukraina. Malam itu, seusai wawancara dengan<br />

radio Echo of Moscow, Boris bersantap malam<br />

dengan Anna di restoran Italia Bosco.<br />

Menghadap Lapangan Merah yang temaram<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

AKU TAK INGIN MENJAWAB<br />

PERTANYAAN SOAL APA<br />

YANG TERJADI DI ATAS<br />

JEMBATAN.<br />

di malam hari dan tembok angker Kremlin,<br />

Boris dan Anna menyantap menu daging dan<br />

salad sayur segar. Sekitar pukul 11, menjelang<br />

Bosco menutup pintu, Boris dan Anna pulang<br />

berjalan kaki menuju apartemen Boris di Malaya<br />

Ordynka, sekitar setengah jam dari Bosco.<br />

Melewati Lapangan Merah, pasangan itu<br />

berbelok ke Jembatan Great Moskvoretsky.<br />

Sekitar 100 meter menyusuri jembatan di atas<br />

Sungai Moskow, seorang<br />

laki-laki mendadak<br />

muncul dari balik<br />

punggung mereka<br />

dan menembak Boris<br />

dari belakang. Empat<br />

peluru dari pistol Makarov<br />

bersarang di punggung dan kepala tokoh<br />

oposisi Rusia tersebut.<br />

Boris tewas seketika, sekitar pukul 11.40<br />

malam, tak jauh dari tembok Kremlin, jantung<br />

kekuasaan Rusia. Anna mengaku tak melihat<br />

wajah pelaku ataupun kendaraan yang ditumpanginya.<br />

“Aku tak ingin menjawab pertanyaan<br />

soal apa yang terjadi di atas jembatan. Aku tak<br />

melihat apa pun, aku tak tahu apa pun,” kata<br />

Anna kepada Dozhd.<br />

Anehnya, menurut keterangan seorang<br />

sumber di Kementerian Dalam Negeri Rusia,<br />

hampir semua kamera yang mengarah ke lokasi<br />

pembunuhan tersebut pada malam itu tak<br />

berfungsi. Hanya satu kamera yang posisinya<br />

sangat jauh yang merekam peristiwa horor di<br />

atas jembatan Great Moskvoretsky. Tapi, menurut<br />

Yelena Novikova, juru bicara Kementerian<br />

Teknologi Informasi, yang mengoperasikan<br />

sebagian besar kamera pengawas itu, kamerakamera<br />

mereka bekerja sempurna.<br />

Simpang-siur keterangan itu membuat<br />

orang menaruh curiga. Sudah lama Boris berseteru<br />

dengan Presiden Vladimir Putin. Selama<br />

beberapa tahun terakhir, Boris terus bersuara<br />

lantang soal korupsi di pemerintahan dan soal<br />

keterlibatan prajurit Rusia dalam perang Ukraina.<br />

Mestinya, pada 1 Maret lalu, Boris memimpin<br />

protes menentang keterlibatan Rusia<br />

di Ukraina. Menurut Boris kepada radio Echo<br />

of Moscow tiga jam sebelum penembakan, keterlibatan<br />

Rusia di Ukraina merupakan sumber<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Pemimpin oposisi<br />

Rusia, Boris Nemtsov,<br />

berbicara kepada<br />

wartawan, Maret 2012.<br />

MIKHAIL/REUTERS<br />

krisis ekonomi di negeri itu.<br />

“Ini sudah jelas pembunuhan politik. Aku<br />

tak tahu siapa yang membunuh Boris, tapi aku<br />

tahu bahwa pemerintah dan Putin yang bertanggung<br />

jawab,” kata Ilya Yashin, sobat lama<br />

Boris. Sebaliknya, media-media propemerintah<br />

di negeri itu satu nada menyuarakan bahwa<br />

pembunuhan itu merupakan provokasi untuk<br />

menjatuhkan Presiden Putin.<br />

Presiden Putin, yang menjadi “tersangka”<br />

utama pembunuhan Boris, berjanji akan memburu<br />

pembunuh Boris. “Semua kami lakukan<br />

untuk mengejar dan menghukum pelaku,”<br />

Presiden Putin menulis dalam telegram kepada<br />

Dina Eydman, ibunda Boris. n SAPTO PRADITYO | REUTERS<br />

| CNN | GUARDIAN | TELEGRAPH | FT | BBC | MOSCOW TIMES<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

ADA SIAPA DI BALIK<br />

JIHADI JOHN<br />

“BAGAIMANA ORANG SEKALEM DAN<br />

PENDIAM SEPERTI DIA BISA MENJADI<br />

JIHADI JOHN YANG ADA DI TELEVISI<br />

ITU?”<br />

MAJALAH DETIK 9 --15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Prajurit ISIS<br />

bertopeng yang<br />

diduga sebagai<br />

Mohammed Emwazi<br />

berdiri di samping<br />

wartawan lepas dari<br />

Amerika Serikat,<br />

Steven Sotloff, pada<br />

September 2014.<br />

REUTERS<br />

DIALAH yang divideokan tengah<br />

membunuh James Foley beberapa<br />

bulan lalu. Dia juga membunuh<br />

wartawan lepas dari Amerika Serikat,<br />

Steven Sotloff. Dia pulalah yang dengan keji<br />

membunuh David Haines, Alan Hemming, dan<br />

Abdul Rahman Kassig. Dialah konon orang yang<br />

ada di balik topeng dalam video-video sadis itu:<br />

Jihadi John. Dia, menurut penelusuran harian<br />

Washington Post, adalah Mohammed Emwazi.<br />

Mohammed lahir di Kuwait 26 tahun lalu.<br />

Ayahnya, Jassem Emwazi, pernah menjadi polisi<br />

di tanah kelahirannya. Saat Mohammed baru<br />

6 tahun, mereka sekeluarga pindah ke Inggris.<br />

Tak jelas benar mengapa Jassem Emwazi malah<br />

meninggalkan pekerjaannya dan memboyong<br />

keluarganya ke London.<br />

Fahad al-Shilaimi, purnawirawan kolonel di<br />

militer Kuwait, menduga Jassem memilih pergi<br />

lantaran ada darah Badui-Irak di tubuhnya. “Setelah<br />

pasukan Saddam Hussein pergi, setiap<br />

orang yang ada kaitan dengan Irak dicurigai,<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

GADIS-GADIS BERPIKIR DIA<br />

ORANG YANG ANEH DAN<br />

BERUSAHA MENJAUHINYA.”<br />

bahkan tak sedikit yang dipecat,” kata Fahad<br />

pekan lalu.<br />

Mohammed bersama orang tua dan ketiga<br />

saudaranya tinggal di kawasan Little Venice,<br />

London Barat. Di Inggris, Jassem bekerja sebagai<br />

sopir taksi. Sebagian temannya di Sekolah<br />

Dasar Saint Mary Magdalene Church of England<br />

mengenang Mohammed sebagai anak<br />

yang pendiam. Di kelasnya, dia merupakan<br />

satu-satunya muslim.<br />

Suatu kali, saat pelajaran<br />

agama, Mohammed diminta<br />

menjelaskan seperti apa Islam<br />

itu. “Dia menulis huruf Arab di<br />

papan tulis dan menjelaskan<br />

bagaimana dia menulis dari<br />

arah yang berlawanan,” kata<br />

seorang temannya. Mohammed<br />

menyukai grup musik<br />

pop dari Inggris, S Club 7, dan<br />

tergila-gila sepak bola. “Dia<br />

selalu bermain sepak bola saat istirahat makan<br />

siang dan pulang sekolah.... Seperti anak lakilaki<br />

lain, dia selalu ingin jadi penyerang.”<br />

Lepas dari Saint Mary, Mohammed melanjutkan<br />

ke Akademi Quintin Kynaston di London<br />

Utara. Si kecil dan pemalu Mohammed mulai<br />

kenal dengan kenakalan remaja. Dia bergabung<br />

dengan geng remaja setempat. “Dia mengisap<br />

ganja dan kadang mabuk-mabukan.... Cerita<br />

bahwa kini dia menjadi seorang muslim yang<br />

ketat dan keras sungguh menggelikan,” ujar<br />

seorang teman sesama muslim di Akademi<br />

Quintin. Celana jins dan baju kedodoran menjadi<br />

“seragam” Mohammed sehari-hari. Gaya<br />

berpakaiannya itu pulalah yang membuat kedua<br />

orang tuanya sering sewot.<br />

Ketimbang mengaji dan menyimak ujar-ujar<br />

ulama di masjid, Mohammed remaja lebih<br />

sering menghabiskan waktu menyedot shisha<br />

di kafe bersama gerombolannya. Tapi Mohammed<br />

tetap seorang pemalu berat. Apalagi dia<br />

punya “trauma” berhadapan dengan gadis.<br />

“Dia tak punya kepercayaan diri. Dia jarang<br />

bicara dengan orang lain. Dan setiap kali bicara,<br />

dia selalu menutup mulutnya. Dia punya<br />

kebiasaan itu setelah seorang gadis bercerita<br />

di depan teman-temannya bahwa bau mulut<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Dua polisi berjalan<br />

di depan rumah di<br />

London, Kamis (26/2).<br />

Di rumah inilah<br />

Mohammed Emwazi<br />

tumbuh besar.<br />

STEFAN WERMUTH/REUTERS<br />

Mohammed tak sedap.... Semua orang tertawa.<br />

Mohammed juga berusaha tertawa, tapi<br />

jelas bahwa hal itu melukainya,” kata seorang<br />

temannya yang lain. “Gadis-gadis berpikir dia<br />

orang yang aneh dan berusaha menjauhinya.”<br />

Mengenang seperti apa Mohammed Emwazi<br />

beberapa tahun lalu, dia sulit percaya bahwa<br />

temannya itulah yang ada di balik topeng Jihadi<br />

John yang dingin dan sadis. “Delapan tahun<br />

lalu, dia masih seorang yang sangat pemalu....<br />

Melihat dia di televisi dengan topengnya,<br />

menghunus pisau dan memenggal leher orang,<br />

sulit percaya bahwa itu orang yang sama,” kata<br />

dia.<br />

Ahlam Ajjot, kini 27 tahun, perempuan yang<br />

diam-diam ditaksir Mohammed, juga tak yakin<br />

Mohammed Emwazi adalah orang di balik topeng<br />

Jihadi John. Menurut Ahlam, Mohammed<br />

sama sekali tak pernah terlibat dalam pelbagai<br />

keramaian di sekolah. “Makanya aku sangat<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

AKU TAK RAGU<br />

SEDIKIT PUN BAHWA<br />

MOHAMMED-LAH JIHADI<br />

JOHN.... DIA SEPERTI<br />

SAUDARA BAGIKU.”<br />

terkejut saat mendengar berita bahwa dialah<br />

Jihadi John, karena itu bukanlah sosok yang aku<br />

kenal di sekolah,” kata Ahlam.<br />

Benarkah bukan Mohammed Emwazi di balik<br />

topeng Jihadi John?<br />

●●●<br />

Seorang mantan guru di Akademi<br />

Quintin Kynaston mengingat<br />

Mohammed Emwazi<br />

sebagai anak pemalu, tapi juga<br />

agak gampang naik darah. “Dia<br />

pernah sangat marah, dan kami<br />

perlu waktu agak lama untuk<br />

membuatnya tenang. Kami di<br />

sekolah mencoba membantu Mohammed<br />

me ngontrol emosinya. Dan sepertinya hal itu<br />

lumayan berhasil,” kata dia.<br />

Setelah lulus dari jurusan teknologi informasi<br />

di Universitas Westminster, London, Mohammed<br />

sempat bekerja di sebuah perusahaan di<br />

Kuwait. Bosnya sendiri tak paham mengapa<br />

Mohammed malah memilih bekerja di Kuwait.<br />

“Biasanya, orang dari sini pergi ke Inggris untuk<br />

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Mengapa<br />

dia malah ke sini? Aku tak pernah mengerti....<br />

Tapi dia karyawan terbaik yang pernah kami<br />

punya. Dia sangat baik berhubungan dengan<br />

orang. Dia kalem dan sopan sekali,” kata mantan<br />

bos Mohammed. Emwazi hanya tiga bulan bekerja<br />

di tempat itu. Bosnya masih sulit percaya<br />

bagaimana Mohammed Emwazi bisa jadi Jihadi<br />

John. “Bagaimana orang sekalem dan pendiam<br />

seperti dia bisa menjadi Jihadi John yang ada di<br />

televisi itu? Ini tidak masuk akal.”<br />

Namun seorang teman lama Mohammed<br />

sangat yakin bahwa Jihadi John sama dengan<br />

Mohammed Emwazi. “Aku tak ragu sedikit<br />

pun bahwa Mohammed-lah Jihadi John.... Dia<br />

seperti saudara bagiku. Aku yakin Jihadi John<br />

itu dia,” kata teman lama Mohammed.<br />

Asim Qureshi, direktur riset lembaga sosial<br />

CAGE, pernah beberapa kali berhubungan<br />

dengan Mohammed. Kepada Asim, Mohammed<br />

menuturkan perlakuan buruk dinas intelijen<br />

Inggris, MI5, kepadanya. Asim juga punya<br />

firasat kuat bahwa Mohammed-lah yang ada di<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Di jalan inilah, di<br />

kawasan London<br />

Barat, Mohammed<br />

Emwazi, sosok yang<br />

diduga ada di balik<br />

topeng Jihadi John,<br />

tumbuh dewasa.<br />

STEFAN WERMUTH/REUTERS<br />

balik topeng Jihadi John. “Ada kemiripan sangat<br />

kuat,” kata Asim setelah dia menyimak sejumlah<br />

video Jihadi John.<br />

Ghania Emwazi, ibu kandung Mohammed,<br />

menurut seorang sumber, spontan berteriak<br />

setelah menyimak video Jihadi John. “Itu<br />

anakku,” sumber itu mengutip Ghania. Jassem,<br />

ayahnya, juga percaya bahwa Mohammedlah<br />

Jihadi John itu. Bagaimana seorang anak<br />

kalem, pendiam, dan kurang percaya diri itu<br />

bermetamorfosis menjadi Jihadi John yang<br />

dingin dan sadis, Asim menduga, pengalaman<br />

buruk Mohammed dengan intel-intel Inggris<br />

jadi pemicunya.<br />

Mohammed masuk radar pengintaian MI5<br />

pada 2009 setelah dia berhubungan telepon<br />

dengan seorang tersangka perencana pengeboman<br />

di London. Hanya beberapa pekan<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Mohammed Emwazi<br />

dan Jihadi John<br />

CHANNEL4<br />

setelah lulus dari Universitas Westminster,<br />

Mohammed dan dua sobatnya, Mohammed<br />

Sakr dan Bilal Berjawi, terbang ke Tanzania untuk<br />

“bersafari”. Namun, saat mereka mendarat<br />

di Bandara Dar es Salaam, petugas keamanan<br />

menghadang.<br />

“Perintah untuk mencegat mereka berasal<br />

dari dinas intelijen Inggris,” ujar pejabat<br />

Imigrasi di Tanzania. Mereka dikirim pulang<br />

ke Inggris lewat Amsterdam, Belanda. Kepada<br />

Asim, Mohammed menuturkan, seorang intel<br />

MI5 bernama Nick menginterogasinya di Amsterdam.<br />

Nick menuduh Mohammed dan dua<br />

temannya berniat pergi ke Somalia dan bergabung<br />

dengan kelompok militan Al-Shabaab.<br />

Intel MI5 itu, menurut Mohammed, membisikkan<br />

ancaman ke telinganya. “Kami akan<br />

terus mengamatimu, Mohammed,” kata Nick.<br />

Setahun kemudian, Mohammed kembali berurusan<br />

dengan agen MI5. Saat itu, pertengahan<br />

Juni 2010, Mohammed siap terbang ke<br />

Kuwait. Ada pekerjaan dan seorang calon istri<br />

yang menunggunya di sana. Hidup baru bagi<br />

Mohammed Emwazi.<br />

Tapi semua angannya itu berantakan. Saat<br />

dia melenggang hendak melewati pemeriksaan<br />

imigrasi di terminal tiga Bandara Heathrow,<br />

London, petugas memerintahkannya untuk<br />

menepi. Setelah menunggu hampir 15 menit,<br />

empat orang petugas datang menginterogasinya.<br />

Tak seperti bayangan Mohammed, interogasi<br />

hari itu sangat panjang, memakan waktu<br />

lebih dari enam jam.<br />

“Aku merasa seperti tahanan, walaupun tak<br />

ada dalam kurungan, dikendalikan oleh petugas<br />

keamanan,” Mohammed mengeluh kepada<br />

Asim setelah gagal terbang ke Kuwait. Setelah<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

HUFFINGTONPOST<br />

kejadian itu, Mohammed semakin paranoid dan<br />

putus asa.<br />

“Kadang aku merasa seperti mayat hidup,<br />

tak takut lagi mereka akan membunuhku….<br />

Ketimbang suatu saat nanti aku akan menelan<br />

pil tidur sebanyak-banyaknya supaya bisa tidur<br />

selamanya.... Aku hanya ingin pergi dari orangorang<br />

itu,” Mohammed menulis dalam suratnya<br />

kepada wartawan Robert Verkaik.<br />

Setelah berulang kali mencoba kabur dari<br />

Inggris, dua tahun lalu, dengan menggunakan<br />

nama samaran, Mohammed berhasil lolos dari<br />

petugas keamanan dan terbang ke Suriah. Di<br />

Turki, dia menelepon dan berpamitan kepada<br />

ayahnya yang ada di Kuwait.<br />

Peter Neumann, Direktur International Centre<br />

for the Study of Radicalisation, tak percaya<br />

bahwa perlakuan buruk intel MI5-lah yang<br />

membuat Mohammed Emwazi menjadi Jihadi<br />

John. “Itu klaim yang absurd.... Orang tak menjadi<br />

teroris setelah dia diperlakukan buruk,”<br />

kata Neumann. Menurut dokumen pengadilan<br />

Inggris, sebelum masuk daftar merah MI5,<br />

Mohammed sudah terlibat dengan kelompok<br />

militan di London Barat. Dua kenalannya, Bilal<br />

Berjawi dan Mohammed Sakr, tewas dalam<br />

serangan pesawat tanpa awak di Somalia. ■<br />

SAPTO PRADITYO | GUARDIAN | BBC | MIRROR | TELEGRAPH | CNN |<br />

DAILY MAIL<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

TAK ADA HUKUMAN<br />

BAGI PERSELINGKUHAN<br />

“CAMPUR TANGAN NEGARA DALAM MENENTUKAN SIAPA PARTNER<br />

HUBUNGAN SEKS KITA SUDAH KELEWAT JAUH.”<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

IBTIMES<br />

NA Sun-hwa dan Kim Hyo-jin mestinya<br />

dua perempuan yang ada<br />

di dua kubu berseberangan dan<br />

bersaing. Sun-hwa adalah istri sah<br />

Sersan Han Jin-hong, prajurit di Divisi Infanteri<br />

Kedua militer Amerika Serikat. Hyo-jin, yang<br />

bekerja sebagai pengacara, adalah perempuan<br />

lain dalam hidup Sersan Jin-hong.<br />

Namun, alih-alih bersaing memperebutkan<br />

cinta Jin-hong, kedua perempuan ini malah<br />

bersatu untuk memberi hukuman kepada lakilaki<br />

itu. Menurut Sun-hwa, dia berniat memberi<br />

hukuman kepada suaminya itu supaya tak ada<br />

perempuan lain yang disakiti lagi.<br />

“Dia pembohong yang sakit. Kerusakan yang<br />

dia lakukan terhadap hidupku sangat sulit<br />

diperbaiki. Bahkan hanya mengingat namanya<br />

aku sudah sakit hati,” kata Kim Hyo-jin beberapa<br />

tahun lalu. Pantas jika Sun-hwa dan Hyo-jin<br />

sakit hati. Sebab, tak cuma berselingkuh, Jin-<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

AKU SANGAT KESEPIAN DAN TAK<br />

PUAS DENGAN PERNIKAHAN KAMI<br />

KARENA KERING CINTA DARI<br />

SUAMI.”<br />

hong juga membohongi kedua perempuan itu<br />

habis-habisan.<br />

Sun-hwa pertama kali bertemu muka dengan<br />

Sersan Jin-hong pada Agustus 2004. Dengan<br />

mulutnya yang manis, Jin-hong menekuk hati<br />

Sun-hwa. Kepada gadis itu, Jin-hong mengaku<br />

sebagai kapten di militer Amerika Serikat yang<br />

diberi tugas di Korea Selatan.<br />

Setelah beberapa tahun berpacaran, mereka<br />

menikah. Untuk merayakan<br />

hidup baru<br />

mereka, pasangan itu<br />

berbulan madu di kota<br />

judi Las Vegas, Amerika.<br />

Lantaran sedang<br />

kasmaran, Sun-hwa<br />

sama sekali tak keberatan<br />

menanggung<br />

seluruh ongkos ke Las<br />

Vegas sebesar US$<br />

6.000 atau sekitar Rp 78 juta.<br />

Tapi rupanya, di balik punggung Sun-hwa, Jinhong<br />

juga main mata dengan Hyo-jin. Saat itu<br />

Hyo-jin baru selesai kuliah di Inggris dan bersiap<br />

bekerja di Australia. Kepada Hyo-jin, Sersan Jinhong<br />

mengaku sebagai seorang kolonel dengan<br />

gaji US$ 10 ribu per bulan. Terbuai oleh rayuan<br />

gombal Jin-hong, Hyo-jin sama sekali tak menaruh<br />

curiga sekalipun dia yang terus membayar<br />

tagihan setiap kali mereka berkencan.<br />

Hubungan terlarang Jin-hong dengan Hyojin<br />

terus berlanjut, bahkan semakin serius,<br />

setelah gadis itu bekerja di Australia. Mereka<br />

bahkan sudah merencanakan tanggal perkawinan<br />

serta memesan gedung dan undangan<br />

pernikahan. Tapi, menjelang hari “bahagia”, Jinhong<br />

menghilang tanpa kabar.<br />

Sang istri, Sun-hwa, yang mulai curiga terhadap<br />

kelakuan suaminya, dan Hyo-jin, yang<br />

kalang kabut mencari pemuda pujaannya,<br />

menelusuri jejak Jin-hong. Dan terbongkarlah<br />

opera sabun Sersan Jin-hong. “Siapa yang menyangka<br />

mimpi buruk seperti ini terjadi dalam<br />

hidupku?” Hyo-jin, yang dipermalukan Jinhong,<br />

merutuki nasibnya. “Semua yang keluar<br />

dari mulutnya hanyalah kebohongan.”<br />

Kebohongan Jin-hong itulah yang mempersatukan<br />

dua perempuan Hyo-jin dan Sun-hwa.<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

MALAYINSIDER<br />

Mereka memutuskan<br />

menyeret Jin-hong ke<br />

pengadilan. Ada dua<br />

kesalahan Jin-hong: berselingkuh dan ingkar<br />

janji. Menurut hukum di Negeri Ginseng,<br />

berselingkuh dan ingkar janji untuk menikahi<br />

merupakan tindak pidana. Pengadilan Korea<br />

Selatan menjatuhkan hukuman 10 bulan penjara<br />

kepada Sersan Jin-hong.<br />

●●●<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

BERTAHANNYA RUMAH TANGGA<br />

MESTINYA BERGANTUNG PADA<br />

IKTIKAD DAN CINTA MASING-<br />

MASING PASANGAN.”<br />

Cerita apa lagi yang lebih menarik di tabloid<br />

ketimbang gosip pasangan artis yang berkelahi<br />

gara-gara ada satu pihak yang berselingkuh. Pada<br />

Mei 2008, tabloid-tabloid di Korea Selatan penuh<br />

dengan kisah panas pasangan artis Park Chul dan<br />

Ok So-ri.<br />

Chul melaporkan istrinya ke polisi. Dia menuduh<br />

So-ri berselingkuh dengan guru masak dan<br />

seorang temannya. So-ri, kini<br />

46 tahun, tak berkelit. Dengan<br />

“gagah” dia terang-terangan<br />

mengakui telah berselingkuh.<br />

“Aku sangat kesepian dan<br />

tak puas dengan pernikahan<br />

kami karena kering cinta dari<br />

suami.... Kami hanya berhubungan seks sepuluh<br />

kali selama 11 tahun pernikahan kami,” So-ri<br />

memberi alasan. Chul menyanggah keluhan<br />

So-ri. “Sembilan puluh persen yang dia katakan<br />

tidak akurat dan salah,” kata Chul.<br />

Majelis hakim menghukum So-ri delapan<br />

bulan hukuman percobaan. Menurut hukum<br />

di Negeri Ginseng, yang sudah berlaku sejak<br />

1953, seorang suami atau istri yang terbukti<br />

berselingkuh bisa dijatuhi hukuman penjara<br />

hingga 2 tahun. Berita perselingkuhan itu bisa<br />

menamatkan karier So-ri, yang membintangi<br />

sejumlah film kondang, seperti A Sketch of a<br />

Rainy Day dan Portrait of Youth.<br />

Merasa hukuman itu tak adil—menurut<br />

So-ri, Chul mestinya juga ikut menanggung<br />

kesalahan atas bubarnya rumah tangga mereka—So-ri<br />

menggugat undang-undang yang<br />

mengatur soal hukuman perselingkuhan itu ke<br />

Mahkamah Konstitusi. “Aku minta maaf telah<br />

menimbulkan kontroversi ini,” kata So-ri.<br />

Sejak 1985, ada sekitar 53 ribu warga Korea<br />

Selatan yang didakwa menyeleweng dan ada<br />

ribuan suami atau istri yang dijebloskan ke<br />

penjara gara-gara urusan ini. Namun, sejak<br />

So-ri mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi,<br />

semakin sedikit laki-laki atau perempuan<br />

yang terbukti selingkuh harus menginap di<br />

penjara. Tahun lalu, ada 892 orang yang diseret<br />

ke depan hakim karena berselingkuh tapi tak<br />

ada satu pun yang masuk bui.<br />

“Campur tangan negara dalam menentukan<br />

siapa partner hubungan seks kita sudah kele-<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

Sersan Han Jin-hong<br />

STRIPES<br />

wat jauh,” kata Lim Sung-bin, pengacara So-ri.<br />

Kala itu, gugatan So-ri kalah tipis. Hanya lima<br />

hakim, dari seharusnya minimum enam hakim,<br />

yang menyokong gugatan So-ri.<br />

Pekan lalu, majelis hakim Mahkamah Konstitusi<br />

kembali bersidang untuk menentukan nasib “hukum”<br />

perselingkuhan itu. Ini merupakan kelima<br />

kalinya selama lebih dari setengah abad undangundang<br />

itu digugat ke Mahkamah Konstitusi.<br />

Menurut Han Sang-dae, pejabat di Kementerian<br />

Kehakiman Korea Selatan, peraturan itu diperlukan<br />

untuk melindungi lembaga pernikahan.<br />

“Sebagian orang berpendapat bahwa tak boleh<br />

ada hukum yang ikut campur urusan di balik selimut.<br />

Tapi, jika kita memperbolehkan hubungan<br />

di luar nikah, hal itu akan mengancam moralitas<br />

seksual kita,” kata Han Sang-dae.<br />

Namun rupanya majelis hakim di Mahkamah<br />

Konstitusi punya pendapat lain. Pekan lalu, tujuh<br />

dari sembilan hakim di Mahkamah Konstitusi Korea<br />

Selatan memutuskan mengakhiri hukuman<br />

bagi suami atau istri yang berselingkuh.<br />

“Bertahannya rumah tangga mestinya bergantung<br />

pada iktikad dan cinta masing-masing<br />

pasangan,” hakim Park Han-chul menyampaikan<br />

pertimbangan. “Sekalipun perselingkuhan<br />

dianggap sebagai cacat moral, tak semestinya<br />

negara turut campur dalam urusan pribadi.”<br />

Dua hakim lain, Ahn Chang-ho dan Lee Jungmi,<br />

menyampaikan pertimbangan lain. “Perse-<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


INTERNASIONAL<br />

GETTYIMAGES<br />

lingkuhan bukan cuma masalah etika, tapi juga<br />

merampas hak orang lain dan merusak ketertiban<br />

sosial,” kata hakim Ahn. Tamat sudah hukuman<br />

bagi suami atau istri yang berselingkuh<br />

di Negeri Ginseng. Korea Selatan bergabung<br />

dengan sebagian besar negara Eropa yang tak<br />

memberikan hukuman kepada perselingkuhan<br />

dalam rumah tangga. ■<br />

SAPTO PRADITYO | BBC | CNN | USA TODAY | ECONOMIST | CHOSUN ILBO |<br />

STAR & STRIPES<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


CHELSEA ISLAN<br />

TATAP<br />

MASA<br />

DEPAN<br />

RUDY HARTONO<br />

RINDU<br />

JUARA<br />

TRI RISMAHARINI<br />

DOKTOR<br />

KEHORMATAN<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


PEOPLE<br />

TRI RISMAHARINI<br />

DOKTOR<br />

KEHORMATAN<br />

SIAPA tak kenal Tri Rismaharini.<br />

Namanya terus mencuat<br />

semenjak dianggap berhasil<br />

“membenahi” Surabaya. Dan<br />

kini sang wali kota dianugerahi gelar doktor<br />

kehormatan (honoris causa) dari Institut<br />

Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.<br />

Gelar kehormatan itu tentu tidak bisa<br />

diberikan kepada sembarang orang. Rektor<br />

ITS Prof Dr Ir Triyogi Yuwono, DEA,<br />

menyebut Risma dianggap sosok yang<br />

mampu menerapkan konsep sustainable<br />

development secara nyata.<br />

Perempuan berhijab itu berhasil<br />

mengembangkan Kota Surabaya yang<br />

bertumpu pada aspek ekologi, ekonomi,<br />

dan sosial-budaya secara simultan serta<br />

komprehensif. “Sehingga mampu membangkitkan<br />

motivasi masyarakat untuk<br />

berpartisipasi dalam pembangunan kota<br />

yang akhirnya mendapat pengakuan<br />

internasional sebagai kota de ngan partisipasi<br />

masyarakat tertinggi di Asia-Pasifik,”<br />

katanya. Selamat, Bu! n KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO : BIMA/ANTARA<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


PEOPLE<br />

RUDY HARTONO<br />

RINDU JUARA<br />

DAHULU kala, Indonesia boleh<br />

dibilang sebagai langganan<br />

juara All England, khususnya<br />

tunggal putra. Namun, selama<br />

10 tahun terakhir, Tanah Air tercinta ini<br />

seperti paceklik gelar juara. Rindu?<br />

Tentu saja. Legenda bulu tangkis Indonesia,<br />

Rudy Hartono, merasakan hal yang<br />

sama. Pemilik delapan gelar juara atau<br />

yang terbanyak untuk nomor tunggal<br />

putra sepanjang sejarah All England ini<br />

ingin tunggal putra bisa juara lagi.<br />

“Begitu juga medali emas di Olimpiade.<br />

Saya rindu,” kata Rudy dalam<br />

diskusi tentang bulu tangkis di Jakarta<br />

beberapa waktu lalu.<br />

Tunggal putra Indonesia terakhir yang<br />

meraih gelar juara All England adalah<br />

Hariyanto Arbi pada 1994. Setelah itu,<br />

tunggal putra Indonesia sempat masuk<br />

ke babak final tapi akhirnya keok.<br />

Dan kini Rudy berharap Olimpiade<br />

2016 di Rio de Janeiro menjadi momen<br />

comeback pemain bulu tangkis Indonesia.<br />

Apalagi medali emas Olimpiade<br />

untuk Indonesia baru didapat dari cabang<br />

bulu tangkis saja.<br />

“Jadi, kenapa hal ini tidak kita lestarikan?”<br />

ujarnya. Hmm, setuju Bang Rudy! n<br />

KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO : DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


PEOPLE<br />

CHELSEA ISLAN<br />

TATAP<br />

MASA DEPAN<br />

CHELSEA Islan tak mau terusterusan<br />

stres gara-gara video<br />

semipolos yang tersebar di<br />

Internet. Pemeran Bintang<br />

dalam sitcom Tetangga Masa Gitu? ini<br />

ingin terus menatap masa depan.<br />

Gadis 19 tahun ini memang sempat tegang<br />

gara-gara masalah itu. Beruntung,<br />

keluarganya terus memberi dukungan<br />

dan semangat kepadanya.<br />

“Saya akan terus mengisi masa muda<br />

saya dengan kegiatan yang positif,” ujar<br />

gadis berambut sebahu ini.<br />

Sang ibu, Samantha Barbara, mengakui<br />

perempuan di video itu memang<br />

Chelsea. Video itu direkam tanpa sepengetahuan<br />

dan seizin Chelsea. “Waktu<br />

itu Chelsea masih 15 tahun,” ujarnya.<br />

Samantha menyebut kejadian ini<br />

ibarat musibah bagi putrinya. Masa<br />

lalu tidak bisa dihapus. Dia selalu menekankan<br />

agar hal ini tak perlu disikapi<br />

secara berlebihan.<br />

“Video ini bukan masa depan Chelsea.<br />

Saya akan memotivasi anak saya<br />

untuk lebih menatap masa depan,”<br />

ujarnya. n KEN YUNITA<br />

Tap untuk kembali<br />

ke Indeks People<br />

FOTO : REUTERS / LUCY NICHOLSON<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KATALOG<br />

KISAH PENUNGGANG MOTOR<br />

DAN JOKOWI<br />

JUDUL: OUTSIDERS<br />

| PENULIS: ISFANDIARI M.D.<br />

& IWAN RASTA| PENERBIT:<br />

EXCHANGE | TERBITAN:<br />

JANUARI 2015 | TEBAL: 284<br />

HALAMAN<br />

BUKU ini bercerita tentang komunitas atau klub sepeda motor modifikasi yang<br />

telah berusia 25 tahun di Bandung. Klub berlambang burung kondor itu bernama<br />

panjang: Modified Motorcycle Club-Outsiders Nationz, dan ada di 12 kota.<br />

Dari buku ini, kita akan mendapatkan gambaran cukup utuh tentang komunitas<br />

penunggang motor.<br />

Bukan cuma stigma buruk, seperti suka tawuran antargeng, doyan alkohol dan narkoba,<br />

serta hal negatif lainnya. Di buku ini, justru kisah tentang persaudaraan, pengorbanan,<br />

perjalanan, kematian, kejayaan, bahkan keterlibatan di dunia politik.<br />

Ya, The Condors adalah pencinta dan pendukung berat Jokowi. Sejak pria Solo itu<br />

mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)<br />

hingga mencalonkan diri sebagai Presiden RI bersama Jusuf Kalla, mereka menjadi pendukungnya.<br />

Selain sama-sama penggemar berat musik rock, para pentolan klub ini punya<br />

ikatan emosional tersendiri dengan Jokowi. Mereka merasakan atmosfer Kota Solo yang<br />

tenteram di bawah Jokowi, dibandingkan pada era sebelumnya.<br />

Daya tarik lain dari buku ini adalah testimonium yang dibuat tokoh Nahdlatul Ulama<br />

yang juga penyair, KH Mustofa Bisri, dan epilog oleh tokoh pers nasional, Jakob Oetama.<br />

Kok bisa? Silakan membacanya untuk menemukan jawaban.<br />

MAJALAH DETIK 29 SEPTEMBER - 5 OKTOBER 2014<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KATALOG<br />

MAJAPAHIT<br />

TERNYATA<br />

ISLAM<br />

SELAMA ini, dalam pelajaran di sekolah-sekolah, kita mengenal<br />

bahwa Majapahit adalah Kerajaan Hindu terbesar<br />

di Nusantara. Namun Herman Sinung Janutama bersama<br />

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Daerah<br />

Muhammadiyah Yogyakarta punya kesimpulan berbeda. Dari hasil<br />

kajian berdasarkan studi arkeologis, sosiologis, dan antropologis, serta<br />

mendalami sejumlah literatur kuno dan berbagai prasasti, Majapahit<br />

adalah kerajaan yang menganut nilai-nilai Islam.<br />

Beberapa bukti yang dianggap otentik tentang keislaman Majapahit<br />

yang dipaparkan penulis antara lain Surya Majapahit, lambang kerajaan.<br />

Di antara kedelapan lidah sinarnya, terdapat aksara Arab yang berbunyi<br />

Allah, Muhammad, Adam, tauhid, zat, asma, sifat, dan makrifat.<br />

Lambang ini juga terdapat pada nisan di Makam Bata Putih, kompleks<br />

pemakaman peninggalan Majapahit, Jepara.<br />

Begitu juga pada lambang Surya Majapahit yang terpampang pada<br />

koin zaman Majapahit. Di sekelilingnya, terdapat inskripsi aksara<br />

Arab: Laa Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah. Selain itu, Protokol<br />

Jayabaya menyatakan orang-orang yang pertama datang ke Nusantara<br />

adalah utusan Nabi Ibrahim as.<br />

JUDUL: MAJAPAHIT KERAJAAN ISLAM<br />

| PENULIS: HERMAN SINUNG JANUTAMA | PENERBIT: NOURA<br />

BOOKS | TERBITAN: APRIL 2014 | TEBAL: 184 HALAMAN<br />

MAJALAH DETIK 29 SEPTEMBER - 5 OKTOBER 2014<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


KATALOG<br />

KARENA PERNIKAHAN<br />

TAK SEDERHANA<br />

JUDUL: 2 STATES, THE<br />

STORY OF MY MARRIAGE<br />

| PENULIS: CHETAN<br />

BHAGAT | PENERBIT:<br />

BENTANG | TERBITAN:<br />

OKTOBER 2013 | TEBAL:<br />

481 HALAMAN<br />

PERNIKAHAN, kata orang-orang<br />

bijak, sejatinya tak cuma menyatukan<br />

dua hati lelaki dan perempuan.<br />

Tapi juga menyatukan<br />

keluarga lelaki dan keluarga perempuan.<br />

Tapi, di kalangan masyarakat India, hal itu<br />

menjadi semakin tak sederhana karena<br />

kedua orang tua masing-masing juga harus<br />

saling mencintai. Inilah yang rumit. Apalagi<br />

bila status sosial dan budaya mereka tak<br />

sama.<br />

Adalah Krish, mahasiswa cerdas lulusan<br />

institut teknik terbaik di India. Ia jatuh cinta<br />

pada Ananya, wanita cantik di kampusnya.<br />

Kekuatan cinta mereka harus menghadapi<br />

ujian keras karena perbedaan budaya dan<br />

status sosial. Krish dari keluarga Punjabi di<br />

Delhi, India Utara, sedangkan Ananya dari<br />

klan Tamil Brahmin di Chennai, India Selatan.<br />

Di India, pernikahan lintas budaya merupakan<br />

hal yang tabu dan sangat dihindari.<br />

Stereotipe serupa sebetulnya, diakui atau<br />

tidak, masih terjadi di sebagian kelompok<br />

masyarakat di Nusantara tercinta.<br />

Mereka yang akan menikah kiranya perlu<br />

belajar banyak dari keseriusan Krish dan Ananya<br />

dalam memperjuangkan cinta mereka.<br />

Tidak dengan kawin lari, tapi justru menghadapi<br />

dan berupaya meluluhkan kekerasan<br />

hati orang tua masing-masing. n SUDRAJAT<br />

MAJALAH DETIK 29 SEPTEMBER - 5 OKTOBER 2014<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

BERBILANG MASA<br />

MENCARI MBAH KAWIT<br />

SRIMPI KETAWANG LIMA GANEP ADALAH CERITA KEHIDUPAN.<br />

SOSOK BERNAMA MBAH KAWIT JADI INSPIRASINYA.<br />

FOTO: IMAGE DYNAMICS<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

S<br />

AKING kayanya,<br />

sepasang orang<br />

kaya sampai bingung<br />

mesti liburan<br />

ke mana lagi.<br />

Ke Korea sudah<br />

khatam dari ujung<br />

utara sampai ujung<br />

selatan. Ke Amerika sudah bolak-balik, sampai<br />

tak beda seringnya dengan Bekasi-Senen pergipulang.<br />

Ciku (Chandra Satria) dan Riku (Sita Nursanti)<br />

nama mereka. Ciku melilit kain panjangnya<br />

dengan sabuk emas. Namun, karena tertutup<br />

baju, dia sering mengangkat ujung bajunya<br />

untuk menunjukkan sabuk emas itu kepada<br />

lawan bicara.<br />

Riku lain lagi. Perempuan setengah genit ini<br />

mengenakan hiasan kepala bertabur emas dan<br />

akan menggeleng-gelengkan kepala kalau bicara,<br />

sehingga yang di depannya silau terkena<br />

kilatan kuning di jidatnya.<br />

Di rumah mewah itu juga tinggal empat perempuan<br />

penjaga rumah. Karena Ciku dan Riku<br />

lebih sering berada di luar negeri ketimbang di<br />

rumah mereka sendiri, empat perempuan paruh<br />

baya inilah yang mengisi dan memeriahkan<br />

rumah dengan senda gurau mereka. Keempatnya<br />

bekerja dengan hati gembira sambil menyanyi<br />

dan menari.<br />

Dulu sekali, Mbah Kawit-lah yang bekerja di<br />

rumah ini. Empat perempuan yang dulu masih<br />

muda-muda itu bekerja mengelola rumah dan<br />

halaman yang luas di bawah arahan Mbah<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

Kawit. Setelah Mbah Kawit wafat, keempatnya<br />

bagai anak ayam kehilangan induk. Walau tetap<br />

tinggal di rumah besar itu, mereka seperti kehilangan<br />

pegangan, tak tahu ke mana tempat<br />

bertanya.<br />

Riku, walau genit, adalah perempuan bijaksana<br />

dengan pertimbangan mendalam terhadap<br />

apa pun. Contohnya, melihat sang suami galau<br />

mencari tempat liburan, dia berkata pelan<br />

tanpa kehilangan nada genitnya, “Ciku cintaku,<br />

apakah kau lupa, ada satu tempat yang sudah<br />

lama sekali tidak kita datangi, ranjang pengantin<br />

kita?”<br />

Tari teatrikal yang sarat humor ini dijuduli<br />

Srimpi Ketawang Lima Ganep. Dimainkan<br />

Kelompok Teater Tari Sahita beserta Sita Nursanti<br />

dan Chandra Satria di auditorium Galeri<br />

Indonesia Kaya, Jakarta, 28 Februari 2015. Sita<br />

Nursanti dan Chandra Satria adalah penyanyi<br />

yang kerap juga tampil di panggung-panggung<br />

teater Indonesia.<br />

Pementasan berdurasi 60 menit ini dibagi<br />

menjadi tiga babak. Babak pertama diisi Sahita<br />

bercerita tentang kegembiraan empat perempuan<br />

dalam balutan jarit lusuh dan rambut<br />

beruban tapi tetap energetik bekerja dan<br />

menirukan lakon-lakon wayang. Babak kedua<br />

tentang Ciku dan Riku serta betapa kayanya<br />

mereka. Babak ketiga berisi empat perempuan<br />

ini kelelahan setelah berbilang tahun tanpa<br />

Mbah Kawit dan terpaksa meraba-raba sendiri.<br />

Mbah Kawit bukan hanya “bos” mereka, tapi<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

juga guru kehidupan yang mengajarkan jalan<br />

pulang, jalan kembali ke alam asal-muasal. Hidup<br />

dengan membutakan mata dan menulikan<br />

telinga sama saja artinya dengan kehilangan<br />

hati nurani dan nalar.<br />

Hanya semangat Mbah Kawit yang dimunculkan<br />

dalam Srimpi Ketawang Lima Ganep. Karakternya<br />

pernah jadi tokoh utama dalam lakon<br />

Tuh (naskah dibuat pada 1988) yang ditampilkan<br />

Teater Gapit dalam drama berbahasa Jawa.<br />

Sahita memang tak bisa dilepaskan dari<br />

Teater Gapit. Kelompok Teater Tari Sahita asal<br />

Surakarta ini didirikan empat perempuan, yakni<br />

Wahyu Widayati (Inonk), Sri Setyoasih (Ting<br />

Tong), Atik Sulistyaning Kenconosari, dan Sri<br />

Lestari (Cempluk). Awalnya mereka anggota<br />

Teater Gapit, hingga akhirnya sang sutradara,<br />

Bambang Widoyo S.P. (Kenthut), wafat pada<br />

1996. Keempatnya kemudian membentuk Kelompok<br />

Teater Tari Sahita pada 22 Juni 2001,<br />

tahun yang sama dibuatnya naskah Srimpi<br />

Ketawang Lima Ganep.<br />

Karya-karya Kelompok Teater Tari Sahita<br />

yang sebelumnya digelar antara lain Srimpi<br />

Srempet, Iber-iber Tledhek Barangan, Alas Banon,<br />

Gathik Glinding, Rewangan, dan Sendon<br />

Abimanyu. Mereka juga terlibat dalam produksi<br />

seniman-seniman seperti Sardono W. Kusumo<br />

dalam Opera Diponegoro, Garin Nugroho untuk<br />

film Opera Jawa, dan Atilah Soeryadjaya untuk<br />

Matah Ati.<br />

Srimpi Ketawang Lima Ganep sendiri berarti<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

TARI<br />

nihil. Ketawang adalah tari bedoyo, yang keluar<br />

setahun sekali sewaktu ulang tahun penobatan<br />

raja (tingalan jumenengan), sedangkan srimpi<br />

adalah tari klasik lain lagi, sama-sama dari keraton.<br />

Ganep adalah bilangan genap, sedangkan<br />

lima bilangan ganjil.<br />

“Jadi srimpi ketawang adalah nihil, lima ganep<br />

juga nihil. Artinya, bagaimanapun, kita ini tidak<br />

ada apa-apanya,” ujar Inonk seusai pementasan.<br />

Mbah Kawit dan empat perempuan ini<br />

mengingatkan kita pada istilah magersari, yakni<br />

orang yang boleh tinggal di sebuah rumah tapi<br />

tak boleh memiliki. Orang kaya dalam masyarakat<br />

Jawa dulu bisa dipastikan punya rumah<br />

utama, disebut rumah kanjengan. Tiap rumah<br />

kanjengan umumnya punya magersari.<br />

Dalam cerita ini, Mbah Kawit adalah magersari<br />

pertama, yang punya tanggung jawab memelihara<br />

dan merasa memiliki (rumongso melu<br />

handarbeni) rumah. “Setelah Mbah Kawit yang<br />

jadi pengikat itu tak ada, empat perempuan ini<br />

tak kuat lagi menyangga. Apalagi anak-anak<br />

sudah dewasa, larinya sudah tak bisa dikendalikan,”<br />

kata Inonk.<br />

Mbah Kawit yang ikhlas, jujur, dan setia<br />

mengajari manusia tak perlu pusing membalas<br />

perbuatan buruk orang lain, toh si jahat dan si<br />

baik sama-sama menuju akhirat. Sama-sama<br />

menyanyi dengan gembira sambil terus melakukan<br />

kebaikan adalah laku terbaik agar jalan<br />

pulang lapang adanya. ■ SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK 9 -- 15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

SAMPAILAH PADA SATU TITIK, ROBOT MENYERUPAI<br />

MANUSIA. MAKHLUK BESI ITU PUNYA INDRA.<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Judul: Chappie<br />

Genre: Action | Sci-Fi | Thriller<br />

Sutradara: Neill Blomkamp<br />

Skenario: Neill Blomkamp,<br />

Terri Tatchell<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Produksi: Sony Pictures<br />

Pemain: Sharlto Copley, Dev<br />

Patel, Hugh Jackman<br />

Durai: 1jam 45 menit<br />

ROBOT ini beda. Punya indra seperti<br />

manusia, dapat merasakan panas dan<br />

dingin, bisa sedih, dan bisa melukis.<br />

Namanya Chappie (diisisuarakan<br />

Sharlto Copley), dibuat Deon Wilson (Dev<br />

Patel), ilmuwan robot di Tetra Vaal. Tetra Vaal<br />

adalah perusahaan yang dikontrak untuk menyediakan<br />

robot-robot untuk jadi anggota pasukan<br />

kepolisian Johannesburg, Afrika Selatan.<br />

Robot polisi yang selama ini jadi anggota<br />

kepolisian juga ciptaan Deon. Posturnya mirip<br />

manusia, jalannya lincah, dan tak mudah ditembus<br />

peluru. Tugas utama mereka memberantas<br />

kejahatan.<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 23 DETIK - 293 DESEMBER - 9 MARET MAJALAH 2013 2014<br />

DETIK 9 -15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Dalam sebuah baku tembak dengan<br />

gerombolan gangster, sebuah robot rusak<br />

parah. Deon yang memeriksa memutuskan<br />

membesituakan robot ini karena demikian<br />

parah rusaknya dan tak lagi dapat diperbaiki.<br />

Namun kemudian Deon jugalah yang<br />

akhirnya diam-diam mengambil robot itu<br />

untuk percobaan proyek terbarunya, yakni<br />

robot yang dilengkapi perasaan. Bos Tetra<br />

Vaal, Michelle Bradley (Sigourney Weaver),<br />

tak berminat pada robot berperasaan karena<br />

bukan itu yang dibutuhkan kepolisian. Maka,<br />

tanpa diketahui karyawan lain, dia naikkan<br />

robot yang sudah tak jelas bentuknya itu ke<br />

dalam mobil dan dibawa pulang.<br />

Sementara itu, gangster kere yang hidup<br />

di reruntuhan gedung sedang pusing ditagih<br />

utang gangster besar, gangster yang barusan<br />

mengalahkan polisi dan membuat satu robot<br />

mati kutu. Paling telat, dua hari lagi utang harus<br />

dibayar.<br />

Gangster kere ini hanya beranggotakan tiga<br />

orang, yakni Ninja (Ninja), Yolandi (Yo-Landi<br />

Visser), dan America (Jose Pablo Cantillo).<br />

Mereka berencana melakukan perampokan<br />

besar-besaran untuk dapat membayar utang,<br />

tapi nyata hambatannya, polisi berikut pasukan<br />

robotnya itu.<br />

“Kalau begitu, kita cari remote control yang<br />

mengendalikan robot-robot itu, lalu matikan,”<br />

Yolandi mencetuskan idenya.<br />

Pencarian di Internet menghasilkan nama<br />

dan foto Deon Wilson sebagai pencipta robot.<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Sejak X-Men meledak<br />

secara internasional<br />

15 tahun lalu, Hugh<br />

Jackman hampir<br />

selalu berperan<br />

sebagai jagoan.<br />

Ilmuwan muda ini berhasil mereka culik dalam<br />

perjalanannya pulang sambil membawa<br />

robot yang hancur.<br />

Di bawah todongan pistol Ninja,<br />

Deon mengerjakan proyek terbarunya<br />

itu di markas mereka. Hasilnya,<br />

robot berujud robot polisi yang<br />

compang-camping tapi bersuara<br />

layaknya anak balita. Yolandi memberinya<br />

nama “Chappie”.<br />

Ninja, Yolandi, dan America harus<br />

menunggu beberapa hari untuk dapat<br />

menggunakan Chappie, yakni<br />

sampai robot itu “dewasa”. Untuk<br />

sementara, mereka memperkenalkan<br />

Chappie pada dunia barunya dan melatih<br />

robot ini agar dapat dilibatkan dalam aksi<br />

mereka.<br />

Johannesburg praktis dikuasai<br />

preman setelah “remote<br />

control” robot polisi diambil<br />

Deon dari tempatnya. Di<br />

tengah kekacauan kota, Michelle<br />

akhirnya memberi<br />

lampu hijau kepada Vincent Moore (Hugh Jackman)<br />

untuk mengeluarkan robotnya, Moose.<br />

Selama ini Michelle tak mengizinkan karena<br />

Moose tidak sesuai dengan kebutuhan polisi.<br />

Moose dengan tubuh raksasanya lebih cocok<br />

diterjunkan di medan perang. Bagaimana nasib<br />

Chappie berhadapan dengan Moose?<br />

Sejak X-Men meledak secara internasional<br />

15 tahun lalu, Hugh Jackman hampir selalu<br />

berperan sebagai jagoan. Tampaknya 2015 jadi<br />

penanda bintang asal Australia itu memainkan<br />

peran sebaliknya.<br />

Walau dikarakterkan antagonis, Moore sebenarnya<br />

bukanlah orang jahat. Dia sudah memaksimalkan<br />

kemampuannya sebagai teknisi,<br />

tapi tetap tak bisa mengalahkan Deon. Melalui<br />

Moose yang jadi ciptaannya, Moore berharap<br />

perubahan akan membuatnya terkenal sejagat.<br />

Satu yang menarik perhatian adalah potongan<br />

rambut Jackman yang bergaya mullet, yakni<br />

pendek di depan tapi panjang di belakang.<br />

Neill Blomkamp kini masuk dalam radar<br />

semua orang setelah terpilih menyutradarai<br />

Chappie, film terbarunya yang mungkin dapat<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

memicu debat. Film ini menampilkan penggabungan<br />

yang tak biasa antara sci-fi dan band<br />

rap yang mengangkat dunia gangster, Die<br />

Antwoord.<br />

Walau punya banyak kesamaan estetika<br />

dengan RoboCop (1987 & 2014) dan<br />

penggambaran kesenjangan sosialnya<br />

mengingatkan pada Elysium (2013),<br />

Chappie pada akhirnya lebih menyerupai<br />

A.I. Artificial Intelligence (2001)<br />

garapan Steven Spielberg.<br />

Sejak District 9 (2009), Blomkamp<br />

menunjukkan kecenderungan<br />

menggambarkan konflik dengan cara paling<br />

sederhana. Di Chappie, adegan yang dengan<br />

sempurna merangkum ini adalah ketika<br />

Yolandi melontarkan ide tentang “remote<br />

control”.<br />

Blomkamp menggarap isu-isu sosial-politik<br />

dengan menjadikan robot sebagai anggota pasukan<br />

kepolisian, tapi ada hal lebih besar yang<br />

ingin dia capai lewat perkembangan kesadaran<br />

Chappie dan sifat buruk yang melekat pada<br />

manusia. Misalnya tentang keinginan seseorang<br />

untuk bebas dan tentang penampilan luar<br />

bukan penentu kesejatian seseorang.<br />

MAJALAH DETIK 9 -15 MARET 2015


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Sayangnya, ada yang lolos hingga akhirnya<br />

mengubah kenaifan sang sutradara menjadi<br />

kekonyolan yang cenderung merusak kualitas<br />

film. Masalah ini umumnya datang dari anggota<br />

band Die Antwoord, Yo-Landi Visser dan<br />

Ninja, yang memindahkan karakter panggung<br />

mereka langsung ke film berkonsep sci-fi. Ide<br />

serius Chappie jadi tak meyakinkan sama sekali<br />

karena disampaikan lewat band rap yang mengusung<br />

dunia gangster.<br />

Selain adegan lambat yang keren, printilan<br />

mencolok yang dipasangkan pada robot<br />

Chappie saat adegan Ninja melatih Chappie<br />

jadi momen lucu di bagian-bagian tertentu,<br />

malah kadang konyol. Alhasil, Chappie tampak<br />

seperti perpanjangan klip video Die Antwoord<br />

ketimbang film karya Blomkamp. Ah, ada apa<br />

dengan Blomkamp? ■ SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK MAJALAH 26 JANUARI DETIK - 91 -15 FEBRUARI MARET 2015


FILM PEKAN INI<br />

ENGISAHKAN sosok Huo An (Jackie Chan), seorang<br />

jenderal yang mendapat tugas melindungi wilayah<br />

Tiongkok bagian barat. Namun peperangan di wilayah<br />

tersebut membuat sang jenderal terjebak dan akhirnya<br />

diperbudak.<br />

Di tempat lain, sekelompok pasukan Romawi yang dipimpin Jenderal<br />

Lucius (John Cusack) berusaha meloloskan diri karena baru saja menyelamatkan<br />

seorang pangeran. Keduanya akhirnya bertemu dan dihadapkan<br />

pada musuh yang mengancam nyawa mereka.<br />

JENIS FILM: ACTION,<br />

ADVENTURE, DRAMA<br />

| PRODUSER: JACKIE<br />

CHAN, SUSANNA<br />

TSANG | PRODUKSI:<br />

SHANGHAI FILM<br />

GROUP | SUTRADARA:<br />

DANIEL LEE | DURASI:<br />

127 MENIT<br />

IANGKAT dari buku komik The Secret Service karya Mark Millar<br />

dan Dave Gibbons. Kingsman: The Secret Service menceritakan<br />

tentang seorang pemuda (Taron Egerton) yang direkrut ke<br />

dalam sebuah program organisasi mata-mata rahasia tingkat<br />

tinggi oleh seorang agen veteran andal (Colin Firth).<br />

JENIS FILM: ACTION,<br />

COMEDY | PRODUSER:<br />

DAVID REID, ADAM<br />

BOHLING, MATTHEW<br />

VAUGHN | PRODUKSI:<br />

20TH CENTURY FOX |<br />

DURASI: 129 MENIT<br />

IANGKAT dari novel laris berjudul Where Rainbows End karya<br />

Cecelia Ahern, Love, Rosie akan menceritakan kisah Rosie (Lily<br />

Collins) dan Alex (Sam Claflin), yang sudah bersahabat sejak<br />

umur 5 tahun. Menjadi sahabat membuat keduanya tidak berani<br />

meningkatkan status hubungan mereka.<br />

Walau memiliki pasangan masing-masing, keduanya memutuskan<br />

pergi bersama ke Amerika untuk berkuliah. Namun secara tiba-tiba<br />

keduanya harus berpisah ketika Alex pindah dari Dublin ke Amerika bersama<br />

keluarganya.<br />

Akankah persahabatan mereka terus terjalin saat terpisah dengan jarak yang<br />

jauh? Lalu bagaimana dengan perasaan cinta keduanya?<br />

JENIS FILM:<br />

COMEDY, ROMANCE<br />

| PRODUSER:<br />

ROBERT KULZER,<br />

SIMON BROOKS |<br />

PRODUKSI:<br />

ENTERTAINMENT<br />

ONE | SUTRADARA:<br />

CHRISTIAN DITTER |<br />

DURASI: 102 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


AGENDA<br />

APRESIASI RUANG TERBUKA
<br />

Mengenang Arifin C. Noer
<br />

Maestro Teater Modern Indonesia
<br />

Pentas monolog, pemutaran dokumentasi<br />

pertunjukan<br />

LOBI TEATER JAKARTA, SENIN, 9 MARET<br />

2015
<br />

PUKUL: 16.00 WIB S.D. SELESAI
<br />

Gratis dan terbuka untuk umum
<br />

KULIAH UMUM:<br />

ARSITEKTUR DI<br />

INDONESIA<br />

Oleh Han Awal<br />

RABU, 11 MARET 2015,<br />

PUKUL 19.00 WIB<br />

Serambi Salihara,<br />

Jakarta<br />

PERTUNJUKAN<br />

TEATER “SUBVERSIF”<br />

Oleh Faiza Mardzoeki,<br />

adaptasi drama An Enemy of<br />

the People karya Henrik Ibsen<br />

Sutradara: Wawan Sofwan<br />

13-14 MARET 2014, PUKUL<br />

19.30 WIB<br />

Graha Bhakti Budaya, Taman<br />

Ismail Marzuki, Jakarta<br />

PERGELARAN TARI PADNECWARA “CIPTO-<br />

NING”<br />

Karya Retno Maruti<br />

JUMAT-SABTU, 13-14 MARET 2015, PUKUL 20.00 WIB<br />

Gedung Kesenian Jakarta<br />

DRAMA MUSIKAL “PUTIH HITAM LASEM”<br />

14 MARET 2015, PUKUL 14.00 WIB<br />

Ciputra Artpreneur Theatre, Lotte Avenue Mall 11th Floor,<br />

Jakarta<br />

Promotor: D’Art Beat<br />

5th MUSIC GALLERY<br />

14 MARET 2015, PUKUL<br />

14.00 WIB<br />

Skenoo Hall, Gandaria<br />

City, Jakarta Selatan<br />

Promotor: 5th Music<br />

Gallery<br />

BALI LIVE INTERNA-<br />

TIONAL JAZZ FESTIVAL<br />

15 MARET 2015, PUKUL 16.00<br />

WITA<br />

Taman Bhagawan, Nusa Dua<br />

Bali<br />

Promotor: Bali Musik Promosi<br />

PAMERAN KENG SIEN: UNIVERSITAS<br />

TETIRAH & ISTIRAH<br />

PEMBUKAAN: SABTU, 14 MARET 2015, PUKUL<br />

19.00 WIB<br />

PAMERAN: 15-29 MARET 2015<br />

Galeri Salihara, Jakarta<br />

MAJALAH DETIK 9 - 15 MARET 2015


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!