13.03.2015 Views

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sejarah Penyuluh Agama Islam<br />

Tim Redaksi<br />

“IBTIGHA’ FADHLILLAH”<br />

Pembangkit Etos Kerja Menurut Al-Qur’an<br />

Muhammad Rafi’i, S.Ag<br />

Karakteristik Manusia Menurut Al-Quran<br />

Rasyid, S. Ag<br />

Meningkatkan Profesionalisme Penyuluh Agama<br />

Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi<br />

M.Hanafi Ridhani, S.S<br />

Peran Penyuluh Agama Sebagai “DOKTER” Umat<br />

Syahdan, S.H.I<br />

Ringkasan Hukum-Hukum Puasa<br />

Rasyid, S. Ag<br />

Teknik Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Penyuluhan Agama<br />

Hj. Siti Maryam Ahmad, S.Ag, M.Pd<br />

Penyampaian Naskah Melalui Media Elektronik<br />

Drs. Fathurrahman Ketua PWI Cabang Kalsel


TIM REDAKSI JURNAL PENYULUHAN<br />

BIDANG PENAMAS<br />

KEMENTERIAN AGAMA<br />

KANTOR WILAYAH<br />

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN<br />

PENANGGUNG JAWAB :<br />

H. Abdul Halim H. Ahmad, Lc<br />

KETUA :<br />

Drs. H. Amal Fathullah<br />

REDAKTUR :<br />

Drs. H. Faisal, MHI<br />

SEKRETARIS :<br />

Niswati<br />

PENYUNTING :<br />

Dra. Hj. Nurmilati AM, M.AP<br />

LAYOUT :<br />

Rajuddin<br />

SIRKULASI :<br />

Masliah<br />

EDITOR<br />

Ahmad Barjie<br />

EDITORIAL<br />

Peran Penyuluh Agama Islam<br />

pada Era Globalisasi<br />

Pada era globalisasi dewasa ini terkadang<br />

penjungkirbalikkan nilai di masyarakat Indonesia<br />

berlangsung sangat cepat dan tidak diketahui pasti<br />

arahnya karena daya serap masyarakat terhadap<br />

stimulus era global sangat beragam. Modernisasi<br />

ditandai dengan iptek, globalisasi ditandai dengan<br />

penggunaan teknologi informasi yang membuat dunia<br />

ini mengecil menjadi satu kampung.<br />

Persitiwa yang berlangsung di Amerika atau Afrika<br />

hari ini, pada hari ini juga kita bisa<br />

langsung menyaksikan melalui layar kaca atau<br />

internet.<br />

Dunia seperti telanjang, bisa disaksikan seluruh<br />

penduduk bumi. Problemnya bagi Negara erkembang<br />

seperti Indonesia, tingkat pengetahuan dan tingkat<br />

sosialnya belum merata sehingga kemampuannya<br />

menyerap informasi tidak sama.<br />

Sedikitnya ada lima lapisan strata masyarakat;<br />

lapisan ultra modern, masyarakat modern,<br />

masyarakat urban, masyarakat tradisionil, masyarakat<br />

terbelakang bahkan di Papua masih ada masyarakat<br />

yang hidup di zaman batu, belum berpakaian.<br />

Kelimanya menerima stimulus yang sama dari budaya<br />

global, berupa kebebasan, kemewahan, pornografi,<br />

kekerasan<br />

dan lain sebagainya yang berbeda dengan nilai -nilai<br />

tradisi dan budaya Indonesia.<br />

Nah inilah problem berat bagi petugas penyuluh<br />

agama, karena penyuluh agama itu sendiri juga<br />

menjadi korban dari gelombang budaya globalisasi.<br />

Banyak penyuluh agama yang belum masuk<br />

lapisan modern, masih berada pada lapisan urban.<br />

Diperlukan kerja ektra keras untuk mempersiapkan<br />

penyuluh agama mampu berperan dalam membantu<br />

problem masyarakat modern. Kehadiran Jurnal<br />

Penyuluh Agama Islam ini diharapkan menjadi<br />

alternative dalam memberikan referensi untuk para<br />

penyuluh dalam menjalankan tugasnya di lapangan<br />

tugas masing –masing. Mudah – mudahan ada<br />

manfaatnya. Amin.<br />

2<br />

Jurnal Penyuluh Agama Islam terbit empat kali dalam setahun (per triwulan) sebagai sarana pengembangan dakwah dan<br />

pengembangan bakat dan minat dikalangan Penyuluh Agama Islam.<br />

Redaksi menerima artikel , karangan ilmiah yang sesuai dengan jurnal penyuluh pada bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> Kementerian<br />

Agama <strong>Kalimantan</strong> <strong>Selatan</strong>.<br />

Naskah yang dikirim maksimal sepuluh halaman dengan kertas A4 spasi 1 setengah disertai dengan gambar dan biodata<br />

penulis.<br />

Bagi penulis yang tulisannya dimuat pada jurnal penyuluh, akan diberikan honorarium sesuai anggaran yang tersedia.<br />

Artikel dikirimkan ke alamat redaksi :<br />

Jl. D.I Panjaitan No. 19 Banjarmasin ( Kantor Wilayah Kementerian Agama <strong>Provinsi</strong> <strong>Kalimantan</strong> <strong>Selatan</strong> Bidang Penamas<br />

)Email : kemenagkalselpenamas@gmail.com.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Daftar Isi<br />

Cover Depan 1<br />

Tim Redaksi & Editorial 2<br />

Daftar Isi 3<br />

Sejarah Penyuluh Agama Islam 4<br />

ARTIKEL :<br />

“IBTIGHA’ FADHLILLAH”<br />

Pembangkit Etos Kerja Menurut Al-Qur’an 8<br />

Karakteristi Manusia Menurut Al-Qur’an 12<br />

Meningkatkan Profesionalisme Penyuluh Agama Dengan Mmemanfaatkan<br />

Teknologi Informasi 14<br />

Peran Penyuluh Agama Sebagai “DOKTER” Umat 18<br />

Ringkasan Hukum-hukum Puasa 23<br />

Teknik Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Penyuluh Agama 26<br />

Penyampaian Naskah Melalui Media Elektronik 28<br />

Cover Belakang 30<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

3


Sejarah Penyuluh Agama Islam<br />

Pengertian Penyuluh Agama Islam dan Peranan.<br />

Penyuluh Agama Islam adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,wewenang dan hak secara penuh<br />

oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama Islam dan pembangunan melalui<br />

bahasa agama.<br />

Istilah Penyuluh Agama mulai disosialisasikan sejak tahun 1985 yaitu dengan adanya Keputusan Menteri Agama<br />

Nomor 791 Tahun 1985 tentang Honorarium bagi Penyuluh Agama. Istilah Penyuluh Agama dipergunakan untuk menggantikan<br />

istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai sebelumnya di lingkungan kedinasan Departemen Agama.<br />

Sejak semula Penyuluh Agama merupakan ujung tombak Departemen Agama dalam melaksanakan penerangan agama<br />

Islam di tengah pesatnya dinamika perkembangan masyarakat Indonesia. Perannya sangat strategis dalam rangka membangun<br />

mental, moral, dan nilai ketaqwaaan umat serta turut mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai bidang<br />

baik di bidang keagamaan maupun pembangunan.<br />

Dewasa ini, Penyuluh Agama Islam mempunyai peran penting dalam pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan<br />

dirinya masing-masing sebagai insan pegawai pemerintah. Dengan kata lain, keberhasilan dalam bimbingan dan penyuluhan<br />

kepada masyarakat menunjukkan keberhasilan dalam manajemen diri sendiri. Penyuluh Agama Islam sebagai leading sektor<br />

bimbingan masyarakat Islam, memiliki tugas/kewajiban yang cukup berat, luas dan permasalahan yang dihadapi semakin<br />

kompleks. Penyuluh Agama Islam tidak mungkin sendiri dalam melaksanakan amanah yang cukup berat ini, ia harus mampu<br />

bertindak selaku motivator, fasilitator, dan sekaligus katalisator dakwah Islam. Manajemen dakwah harus dapat dikembangkan<br />

dan diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan masyarakat yang sedang mengalami perubahan sebagai dampak dari<br />

globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang mengakibatkan pergeseran atau krisis multidimensi.<br />

Disinilah peranan Penyuluh Agama Islam dalam menjalankan kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat Islam harus memiliki<br />

tujuan agar suasana keberagamaan, dapat merefleksikan dan mengaktualisasikan pemahaman, penghayatan dan pengamalan<br />

nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.<br />

A. Landasan Keberadaan Penyuluh Agama Islam<br />

1. Landasan Filosofis<br />

Sebagai landasan filosofis dari keberadaan Penyuluh Agama adalah:<br />

a) Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 104:<br />

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada<br />

yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”<br />

b) Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 110:<br />

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan<br />

mencegah dari yang munkar, dan beriuman kepada Allah ......... “<br />

c) Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125<br />

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka<br />

dengan cara yang baik”<br />

d) Hadits Rasulullah SAW: “ Barang siapa yang melihat kemunkaran, maka rubahlah dengan tangan, apabila tidak<br />

kuasa dengan tangan, maka rubahlah dengan lisan, dan apabila tidak bisa dengan lisan maka dengan hati, walaupun<br />

itulah selemah-lemahnya iman”.<br />

2. Landasan Hukum<br />

Sebagai landasan hukum keberadaan Penyuluh Agama adalah:<br />

a) Keputusan Menteri Nomor 791 Tahun 1985 tentang Honorariumj bagi Penyuluh Agama<br />

b) Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Mnegara Nomor 574 Tahun 1999<br />

dan Nomor 178 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya.<br />

c) Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara<br />

Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Fungsiopnal Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya.<br />

4<br />

C. Jenjang Jabatan dan Jenjang Pangkat Penyuluh Agama.<br />

1. Jenjang Jabatan Penyuluh Agama<br />

a. Penyuluh Agama Terampil, terdiri atas:<br />

1) Penyuluh Agama Pelaksana;<br />

2) Penyuluh Agama Pelaksana Lanjutan;<br />

3) Penyuluh Agama Penyelia.<br />

b. Penyuluh Agama Ahli, terdiri atas:<br />

1) Penyuluh Agama Pertama;<br />

2) Penyuluh Agama Muda;<br />

3) Penyuluh Agama Madya.<br />

2. Jenjang Pangkat Penyuluh Agama, yaitu:<br />

a. Penyuluh Agama Terampil terdiri atas:<br />

1) Penyuluh Agama Pelaksana, dengan jenjang pangkat:<br />

a) Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b<br />

b) Pengatur, golongan ruang II/c<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


c) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d<br />

2) Penyuluh Agama Pelaksana Lanjutan, dengan jenjang pangkat:<br />

a) Penata Muda, golongan ruang III/a<br />

b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b<br />

3) Penyuluh Agama Penyelia, terdiri atas:<br />

a) Penata, golongan III/c<br />

b) Penata Tingkat I, golongan mruang III/d<br />

b. Penyuluh gama Ahli, terdiri dari:<br />

1) Penyuluh Agama Pertama, dengan jenjang pangkat:<br />

a) Penata Muda, golongan ruang III/a<br />

b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b<br />

2) Penyuluh Agama Muda, dengan jenjang pangkat:<br />

a) Penata, golongan ruang III/c<br />

b) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d<br />

3) Penyuluh Agama Madya, dengan jenjang pangkat:<br />

a) Pembina, golongan ruang IV/a<br />

b) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b<br />

c) Pembina Utama Muda, golongan uang IV/c.<br />

D. Tugas Pokok, dan Fungsi Penyuluh Agama Islam<br />

1. Tugas pokok Penyuluh Agama Islam<br />

Tugas pokok Penyuluh Agama Islam adalah melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan<br />

agama dan pembangunan melalui bahasa agama.<br />

2. Fungsi Penyuluh Agama Islam<br />

a) Fungsi Informatif dan Edukatif<br />

Penyuluh Agama Islam memposisikan dirinya aebagai da’i yang berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan<br />

penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai denga tuntutan Al-Qur’an dan Sunnah<br />

Nabi.<br />

b) Fungsi Konsultatif<br />

Penyuluh Agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang<br />

dihadapi masyarakat, baik persoalan-persoalan pribadi, keluarga atau persoalaqn mqasyarakat secara umum.<br />

c) Fungsi Advokatif<br />

Penyuluh Agama Islam memiliki mtanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap<br />

umat/masyarakat binaannya terhadap berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang merugikan<br />

akidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak.<br />

E. Sasaran Penyuluh Agama Islam<br />

Sasaran Penyuluh Agama Islam adalah kelompok-kelompok masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang<br />

sosial, budaya, pendidikan, dan ciri pengembangan kontemporer yang ditemukan di dalamnya. Termasuk didalam kelompok<br />

sasaran itu adalah masyarakat yang belum menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia.<br />

Kelompok sasaran dimaksud adalah:<br />

1. Kelompok sasaran masyarakat umum, terdiri dari kelpompok binaan:<br />

a) Masyarakat pedesaan<br />

b) Masyarakat transmigrasi<br />

c) Masyarakat perkotaan, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Kelompokm perumahan<br />

2) Real estate<br />

3) Asrama<br />

4) Daerah pemikiman baru<br />

5) Masyarakat pasar<br />

6) Masyarakat daerah rawan<br />

7) Karyawan instansi pemerintah/swasta<br />

8) Masyarakat industri<br />

9) Masyarakat sekitar kawasan industri<br />

2. Kelompok sasaran masyarakat khusus, terdiri dari:<br />

a) Cendekiaan, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Pegawai/karyawan instansi pemerintah<br />

2) Kelompok profesi<br />

3) Kampus/masyarakat akademis<br />

4) Masyarakat peneliti dan para ahli<br />

b) Generasi muda, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Remaja Mesjid<br />

2) Karang Taruna<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

5


3) Pramuka<br />

c) LPM, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Majelis Taklim<br />

2) Pondok Pesantren<br />

3) TKA/TPA<br />

d) Binaan khusus, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Panti Rehabilitasi/Pondok Sosial<br />

2) Rumah Sakit<br />

3) Masyarakat Gelandangan dan pengemis (gepeng)<br />

4) Komplek wanita tunasusila<br />

5) Lembaga Pemasyarakatan<br />

e) Daerah Terpencil, terdiri dari kelompok binaan:<br />

1) Masyarakat daerah terpencil<br />

2) Masyarakat suku terasing.<br />

D. Materi Penyuluhan<br />

Materi penyuluhan Agama islam pada dasarnya meliputi aagama dan materi pembangunan, meliputi:<br />

1. Materi Agama<br />

Pokok-pokok materi agama meliputi ajaran pokok agama Islam, yaitu:<br />

a. Akidah<br />

Pokok-pokok akidah Islam secara sistematis dirumuskan dalam rukun iman yang enam perkara, yaitu:<br />

1) Iman kepada Allah,<br />

2) Iman kepada Malaikat-Nya,<br />

3) Iman kepada Kitab-kitab-Nya,<br />

4) Iman kepada Rasul-rsul-Nya,<br />

5) Iman kepada Hari Akhirat,<br />

6) Iman kepada Qadha dan Qadhar.<br />

b. Syari’ah.<br />

Dalam garis besarnya syari’ah terdiri dari aspek:<br />

1) Ibadah<br />

Ibadah dalam arti khusus (ibadah khasanah), ialah:<br />

a) Thaharah<br />

b) Shalat,<br />

c) Zakat,<br />

d) Puasa, dan<br />

e) Haji.<br />

Ibadah dalam arti umum (ibadah ‘am-mah), ialah: tiap amal perbuatan yang disukai dan diridhai Allah SWT yang<br />

dilakukan oleh seorang muslim dengan niat karena Allah semata-mata.<br />

6<br />

2) Muamalah meliputi:<br />

a ) Hukum Perdata (Al-qanunu’I khas) terdiri dari:<br />

- hukum niaga;<br />

- hukum nikah;<br />

- hukum waris;<br />

- dan lain-lain.<br />

b) Hukum Publik (Al-qanunul’I ‘am) terdiri dari:<br />

- hukum jinayah (pidana)<br />

- hukum negara;<br />

- hukum perang dan damai;<br />

- dan lain-lain.<br />

c. Akhlak<br />

Dalam garis besarnya akhlak Islam dibagi dalam dua bidang, yakni:<br />

1) Akhlak terhadap Khalik (yaqng menciptakan yaitu Allah SWT), intisarinya ialah sikap kesadaran keagamaan<br />

sebagai berikut:<br />

a) Memuji Allah sebagai tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada terhingga;<br />

b) Meresapkan ke dalam jiwa kecintaan dan kasih sayang llah kepada hamba-Nya;<br />

c) Mengakui kekuasaan-Nya yang mutlak dan tunggal yang menentukan posisi manusia di dunia dan di<br />

akhirat;<br />

d) Mengabdi hanya kepada Allah;<br />

e) Memohon pertolongan hanya kepada Allah;<br />

f) Memohon hidayah supaya ditunjukkan ke jalan yang lurus dan dihindarkan dari jalan yang sesat.<br />

2) Akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan)<br />

a) Akhlak terhadap manusia, yang meliputi:<br />

- Akhlak terhadap diri sendiri;<br />

- Akhlak terhadap keluarga;<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


- Akhlak terhadap masyarakat.<br />

b) Akhlak terhadap makhluk lain bukan manusia, meliputi:<br />

- Akhlak terhadap tumbuh-tumbuhn (flora);<br />

- Akhlak terhadap hewan (fauna).<br />

2. Materi Pembangunan<br />

Bahan dan informasi untuk materi pembangunan adalah hal-hal yang memiliki keterkaitan langsung dengan masalah:<br />

a. Pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa sekarang dan masa depan;<br />

b. Pembinaan jiwa persatuan, watak dan jatidiri banga (nation) and character building);<br />

c. Meningkatkan peranan partisipasi masyarakat dalam pembangunan menuju hari esok yang lebih baik.<br />

Secara tematis, materti pembangunan dalam garis besarnya meliputi:<br />

1) Pembinaan wawasan kebangsaan;<br />

2) Kesadaran hukum;<br />

3) Kerukunan antar umat beragama;<br />

4) Reformasi kehidupan nasional;<br />

5) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan negara. (Tim Redaksi )<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

7


“IBTIGHA’ FADHLILLAH”<br />

PEMBANGKIT ETOS KERJA MENURUT AL-QUR’AN<br />

Disusun oleh : MUHAMMAD RAFI’I, S.AG<br />

Pekerjaan : Penyuluh Agama Islam Fungsional Kec. Simpur Kantor <strong>Kemenag</strong><br />

Kab. Hulu Sungai <strong>Selatan</strong><br />

N I P. : 19770425 200003 1 003<br />

Alamat Rumah : Batang Kulur Kanan No.3 Rt.01/I Kec. Sungai Raya HSS<br />

Prestasi Terakhir : Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan Tk. Prov. Kal-Sel Tahun<br />

2005<br />

Contact Perssons : 0852 48757368<br />

A. PENDAHULUAN<br />

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang telah mendapat jaminan dari Allah akan<br />

terpeliharanya dari perubahan. Hal ini pantas sekali dalam kedudukannya sebagai<br />

sumber hokum Islam di sepanjang zaman. Begitu juga dalam kedudukannya sebagai<br />

salah satu sumber materi dalam menyampaikan dakwah Islamiyah dan merupakan<br />

tempat kembali bagi para juru dakwah dalam mengambil rujukan dalam melaksanakan<br />

dakwah Islamiyah.<br />

Sebagaimana dimaklumi bahwa kandungan Al-Qur’an bersifat universal, karena memang telah diformulasikan sedemikian<br />

rupa adalah untuk seluruh umat manusia sejak zaman Nabi Muhammad saw sampai akhir zaman. Maka konsekuensinya<br />

adalah Al-Qur’an harus dapat dipahami dan ditransformasikan oleh umat manusia ke dalam kehidupan sehari-harinya demi<br />

tercapainya kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Atau dalam istilah M. Quraisy Shihab adalah bagaimana<br />

membumikan Al-Qur’an.<br />

Kalau dilihat dari kerangka dakwah Islamiyah, yang pertama-tama bersentuhan dan berkompeten untuk<br />

memberikan penafsiran Al-Qur’an agar dapat dipahami oleh manusia adalah para juru dakwah. Kemampuan juru dakwah<br />

dalam menyampaikan semangat Al-Qur’an yang tepat dan kontekstual adalah sangat penting, karena jika terjadi kesalahan<br />

pemahaman terhadap pesan Al Qur’an akibatnya sangat fatal, umat akan statis atau mereka akan lari dari Islam karena<br />

ketidak mengertian mereka terhadap fungsi Al-Qur’an tersebut. Sehingga tidaklah berlebihan jika ada yang berkesimpulan<br />

bahwa maju mundurnya umat Islam ini ditentukan oleh juru dakwahnya.<br />

B. Etos Kerja Menurut Al-Qur’an<br />

Musa Asy’arie memberikan penjelasan tentang Etos Kerja sebagai berikut :<br />

Etos Kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar dalam menghadapi kerja. Sebagai sikap hidup yang mendasar,<br />

maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang<br />

berdimensi transenden. 1 Salah satu hal yang ingin dicari sebagai sumber untuk menemukan etos kerja adalah dari agama 2 .<br />

Salah satu fungsi dari agama karena ia mampu membangun dan membangkitkan kekuatan serta motivasi menuju pada<br />

kenyataan yang riil. 3 Al-Qur’an mendorong manusia agar melakukan pekerjaan yang bisa memakmurkan dunia, dan<br />

mempunyai usaha sebagai azas pencapaian rezeki dan penghidupan. 4<br />

Al Qur’an menggunakan terminology dan untuk<br />

mengungkapkan “mencari rezeki”, penggunaannya di dalam Al-Qur’an merupakan motivasi bagi manusia untuk bekerja<br />

mencari rezeki (karunia Allah) dengan mengeksplorasi sumber daya alam yang telah disediakan oleh Allah SWT.<br />

Ada 12 ayat yang menggunakan terminology<br />

di dalam Al-Qur’an, yaitu : surah Al Baqarah<br />

ayat 198, Al-Maidah ayat 2. An-Nahl ayat 14, Al-Isra’ ayat 12 dan 66, Al-Qashash ayat 73, Ar-ruum ayat 23 dan 64, Fathir<br />

ayat 12, Al-Jatsiah ayat 12, Al-Jumu’ah ayat 10 dan Al-Muzzammil ayat 20.<br />

Dua ayat pertama (surah Al-Baqarah ayat 198 dan Al-Maidah ayat 2) dan ayat 10 surah Al-Jumu’ah adalah termasuk dalam<br />

surah-surah Madaniyyah, selainnya termasuk surah-surah Makkiyyah.<br />

Dua ayat pertama tersebut berkenaan dengan perdagangan di musim haji. Permasalahn ini timbul bukan saja<br />

dikarenakan adanya jamaah haji yang datang ke Mekkah sambil melakukan perdagangan, tetapi juga banyaknya pedagang<br />

non muslim yang datang karena ramainya perdagangan di musim haji tersebut.<br />

Surah Al-Baqarah ayat 198 menjelaskan tentang pembolehan melakukan kegiatan perdagangan di musim haji, ayat<br />

ini turun adalah untuk menjawab permasalahan yang ditanyakan kepada Nabi Muhammad SAW tentang melakukan<br />

perdagangan di musim haji yang mereka merasa berdosa melakukannya. Sebagaimana di riwayatkan oleh Imam Bukhari dari<br />

Abdullah Ibnu Anas :<br />

5<br />

8<br />

1<br />

Musa Asy’arie, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta, LESFI, 1997), h.34<br />

2<br />

I b I d, 35<br />

3<br />

Clifford Geerts, The Interpretation of Culture, (New York: 1974), h.90.<br />

4<br />

Wahbah Az-zuhaili, Al-Qur’an dan Paradigma Peradaban, Penerjemah : M. Tohir dan Team Tititan Ilahi, (Yoyakarta : Dinamika, 1996),<br />

h.212.<br />

5<br />

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Indonesia : Maktabah Dahlan, t.th.), h.677.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Imam Muhammad Abduh menjelaskan bahwa hal tersebut tidak berdosa dilakukan asalkan disertai dengan niat yang<br />

ikhlas, bukan berdagang sebagai tujuan utama datang ke Mekkah, bahkan ia menganggap bahwa mencari rezeki disertai<br />

mengingatnya sebagai karunia Allah adalah merupakan ibadah. 6<br />

Tetapi Muhammad Rasyid Ridha berpendapat bahwa pembolehan tersebut hanya rukhshah (keringanan). 7 Dan ia<br />

sependapat dengan Imam Al-Maraghi yang mengatakan bahwa menunaikan manasik semata pada waktu-waktu tersebut<br />

adalah lebih afdhal dan menjauhi kegiatan-kegiatan duniawi adalah terlebih sempurna. 8<br />

Sedangkan surah Al-Maidah ayat 2 menjelaskan tentang larangan perang di bulan haram dan menganggu orangorang<br />

yang mengunjungi Baitullah sedangkan mereka mencari karunia dan keridhaan Allah.<br />

Di dalam surah Al-Jumuah ayat 10 diperintahkan untuk bertebaran mencari rezeki setelah melaksanakan shalat jum’at dan<br />

agar selalu mengingaat Allah dalam segala aktivitasnya.<br />

Imam Al-Maraghi menjelaskan bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada dua hal, yaitu :<br />

1. Pengawasan dari Allah pada setiap aktivitas duniawi sehingga tidak melampaui batas dalam mengumpulkan harta<br />

dunia dengan segala macam tanpa memperdulikan apakah cara itu halal atau haram.<br />

2. Berada di dalam pengawasan Allah itu adalah keberuntungan dan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Di dunia adalah<br />

karena barangsiapa yang merasa diawasi oleh Allah SWT maka ia tidak akan melakukan kecurangan dalam takaran dan<br />

timbangan dan tidak akan bersumpah dusta, dengan demikian Allah SWT akan melipat gandakan rezeki baginya,<br />

sedangkan di akhirat ia akan mendapatkan keridha’an Allah SWT. 9<br />

Dan ada satu ayat yang menggunakan uslub yang berbeda dari yang lainnya dalam menganjurkan mencari rezeki,<br />

yaitu surah Al-Qashash ayat 77 :<br />

Artinya :<br />

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,<br />

dan janganlah kamu melupakan kebahagaiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah<br />

(kepada orang lain), dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah<br />

tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. 10<br />

Terminologi “<br />

“ digunakan untuk mengungkapkan cara memperoleh harta benda kehidupan<br />

di dunia dengan jalan yang dilarang yaitu dengan menyuruh budak wanita melacur (surah An-Nuur) ayat 33) dan<br />

membunuh orang tanpa haq kemudian merampas hartanya (surah An Nisa’ ayat 94), tetapi di dalam ayat ini adalah<br />

peringatan agar tidak sembarangan membunuh di dalam suasana perang dan belum jelas status yang dibunuh tersebut<br />

dengan maksud memperoleh harta rampasan perang (ghanimah).<br />

Di dalam surah Al-Ankabut ayat 17 Allah memerintahkan untuk meminta rezeki hanya dari sisi Allah dan untuk<br />

menyembah serta bersyukur kepada-Nya, karena Dia-lah satu-satunya yang bias memberi rezeki. Di dalam ayat inilah<br />

terminology<br />

digunakan.<br />

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa ada 12 ayat yang menggunakan terminology “ “, yaitu tiga<br />

ayat di antaranya termasuk ayat madaniyyah dan 9 ayat lainnya termasuk ayat makkiyah. Penggunaan terminology<br />

“ “ tersebut ternyata mempunyai hikmah yang dalam, sebagaimana dijelaskan oleh Quraisy Shihab<br />

sebagai berikut:<br />

Manusia diperintahkan Allah untuk mencari rezeki bukan hanya untuk mencukupi kebutuhannya, tetapi Al-Qur’an<br />

memerintahkan untuk mencari apa yang diistilahkannya fadhl Allah, yang secara harfiah berarti ‘kelebihan yang bersumber<br />

dari Allah’. Kelebihan tersebut dimaksudkan antara lain agar yang memperoleh dapat melakukan ibadah secara sempurna serta<br />

mengulurkan tangan bantuan kepada pihak lain yang oleh karena satu dan lain sebab tidak berkecukupan. 11<br />

Menurut Imam Al-Maraghi pengibaratan rezeki dengan Al-Fadhl , usaha (al-kasb) dengan ibtigha’ disertai<br />

dengan menyebutkan sifat rububiyyah yang menunjukkan bahwa untuk memperoleh rezeki itu berangsur-angsur, adalah<br />

merupakan petunjuk bahwa seseorang tidak akan memperoleh rezeki tanpa berusaha melalui sebab-sebab yang lazim. 12<br />

C. Pengelolaan Sumber Daya Alam<br />

Adapun kesembilan ayat Makkiyyah tersebut mempunyai uslub yang indah untuk sampai kepada perintah mencari<br />

karunia Allah (rezeki), semuanya dimulai dengan mendeskripsikan tentang sunnatullah dan sumber daya alam yang dapat<br />

digali serta diolah oleh manusia. Semua itu disediakan oleh Allah untuk manusia agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi<br />

kebutuhan hidupnya di dunia.<br />

Sebagian ayat menggambarkan tentang penundukkan laut dan berlayarnya kapal di atas lautan tersebut (QS. 16:14,<br />

17:66, 35:12, dan 45:12), dan Allah mengirim angin sehingga layar dapat terkembang (QS. 30:46).<br />

6<br />

Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Qur’an al-Hakim al-Syahir bi-Tafsir Al-Manar, (Beirut : Darul Ma’rifah, 1973), Jld.II, h.231.<br />

7<br />

I b i d<br />

8<br />

Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,(Beirut: Darul Fikri, t.th.), Jilid I, Juz II, h.102<br />

9<br />

I b i d, Jilid X, h.102.<br />

10<br />

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta : DEPAG RI, 1984), h.623.<br />

11<br />

M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996), h.403.<br />

12<br />

Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Op Cit., Jilid V, h.19.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

9


Dengan demikian dapatlah manusia menangkap ikan dan mengambil perhiasan yang ada di laut, bahkan di dalam<br />

surah An-nahl ayat 5-14 digambarkan tentang binatang-binatang ternak yang dapat dimanfaatkan bulunya dan sebagiannya<br />

untuk dimakan, dijadikan tunggangan dan pemikul beban-beban manusia. Penurunan air hujan dari langit, sebagian untuk<br />

diminum dan lainnya untuk menyuburkan tumbuh-tumbuhan dan rumput di padang gembalaan. Allah juga menundukkan<br />

malam dan siang, matahari, bulan, bintang dan laut untuk manusia, supaya manusia mencari (keuntungan) dari karunia-Nya<br />

dan supaya bersyukur, karena jika manusia mencoba menghitung nikmat Allah niscaya tidak akan mampu (Surah An-Nahl<br />

ayat 18).<br />

Di dalam surah Faathir ayat 12 Aallah menjelaskan tentang dua macam laut yang berbeda yaitu yang tawar dan segar<br />

lagi sedap diminum, dan yang asin lagi pahit, tetapi dari keduanya manusia dapat memakan daging ikan yang segar dan<br />

mengeluarkan perhiasan yang dapat dipakai manusia.<br />

Dan sebagian ayat menggambarkan tentang penciptaan malam dan siang supaya manusia dapat berusaha pada<br />

siang hari dan beristirahat pada malam hari (QS. 17:12, 28:73, dan 30:23), bahkan penciptaan malam dan siang tersebut<br />

merupakan tanda kekuasaan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surah Ali Imran ayat 190 :<br />

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda<br />

bagi orang-orang yang berakal,” 13<br />

Dan demikian pula di dalam surah Ar-Ruum ayat 23 :<br />

Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari<br />

sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi<br />

kaum yang mendengarkan.” 14<br />

Sehingga penciptaan siang dan malam itu menjadi rahmat bagi manusia yang wajib disyukuri, sebagaimana firman<br />

Allah di dalam surah Al-Qashash ayat 73 :<br />

Artinya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan<br />

supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-<br />

Nya.” 15<br />

Dengan tersedianya sumber daya alam tersebut buat manusia, maka tugas manusialah untuk mengelola dan<br />

memanfaatkan melalui kerja, agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan merupakan manifestasi dari tugasnya sebagai<br />

khalifah di muka bumi ini untuk memakmurkannya.<br />

Tugas manusia adalah bekerja mengelola sumber daya alam tersebut sehingga manusia dapat makan dari rezeki yang<br />

oleh Allah SWT. Allah telah memberikan jaminan rezeki bagi semua hamba-Nya, bahkan rezeki semua yang hidup di muka bumi<br />

ini (QS.Hud ayat 6). Namun, seiring dengan itu, Sunatullah menetapkan bahwa rezeki yang telah dijamin, makanan yang telah<br />

ditakar, dan kehidupan yang telah di mudahkan, tidak akan diperoleh kecuali dengan bekerja. 16 Dan ayat tersebut memberikan<br />

kesan bahwa jaminan rezeki yang dijanjikan Tuhan, ditujukan kepada makhluk yang dinamainya “dabbah”, yang arti harfiahnya<br />

adalah “yang bergerak”. 17<br />

Yusuf Qardhawi menganggap tanah (alam) dan kerja adalah sebagai unsur utama di dalam produksi. Produksi lahir dan<br />

tumbuh dari perkawinan manusia dengan alam, 18 karena itu Allah menggandengkan keduanya dalam firman-Nya surah Al-<br />

Mulk ayat 15 yang berbunyi :<br />

.<br />

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah<br />

sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. 19<br />

10<br />

13<br />

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Op Cit., h.109.<br />

14<br />

I b i d, h.644.<br />

15<br />

I b i d, h.622<br />

16<br />

Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Penerjemah : Syafril Halim, (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), h.55<br />

17<br />

M. Quraisy Shihab, Op Cit., h.499-450.<br />

18<br />

Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam,Penerjemah : KH. Dididn Hafidhuddin dkk., (Jakarta : Robbani Press,<br />

1997), h.146.<br />

19<br />

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Op Cit., h.956.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Untuk meraih sukses atau sukses yang lebih besar bagi kita sudah ditemukan satu rumus, yaitu kita harus mampu<br />

memanfaatkan sebesar-besar dan sebanyak-banyak anugerah Tuhan itu. 20 Tetapi kegiatan pengeksplorasian kekayaan alam<br />

tersebut hendaknya dengan memperhatikan keseimbangan alam, agar tidak membuat kerusakannya, karena di beberapa ayat<br />

diiringkan larang berbuat kerusakan di muka bumi setelah perintah agar mencari karunia Allah.<br />

Dan hendaknya manusia menjadi pandai bersyukur atas segala karunia Allah SWT yang telah disediakan-Nya<br />

tersebut, di dalam beberapa ayat yang berhubungan dengan etos kerja ini terdapat harapan supaya manusia bersyukur (QS.<br />

16:14, 28:73, 30:46, 35:12, dan 45:12).<br />

D. Penutup<br />

Al-Qur’an memberikan motivasi kepada manusia untuk bekerja disertai dengan menyatakan bahwa Allah SWT telah<br />

menyediakan sumber daya alam yang siap diolah oleh manusia. Al-Qur’an menggunakan kata “Ibtigha fadhl Allah” adalah<br />

sebagai isyarat bahwa bekerja bukan sekedar untuk mencukupi kebutuhan prbadi, tetapi agar memperoleh kelebihan sehingga<br />

dapat membantu kaum miskin, penggunaan kata tersebut juga mengisyaratkan bahwa Fadhlullah atau rezeki hanya akan<br />

diperoleh melalui Ibtigha’ atau Al-Kasb (bekerja). Demikianlah Allah menetapkan aturan-Nya supaya disadari bahwa rezeki<br />

yang didapat adalah hanya anugerah dari Allah semata, untuk itu masyarakat dan pemerintah diminta memberikan bantuan,<br />

baik berupa modal ataupun latihan kerja dan lain-lainnya.<br />

Kemudian tugas juru dakwah adalah agar lebih banyak memperhatikan tentang keadilan sosial dalam Islam tanpa<br />

harus mengurangi penekanan di bidang-bidang lain, dan agar mengkombinasikan antara dakwah bil lisan dengan dakwah bil<br />

hal sehingga angka kemiskinan dapat ditekan.<br />

20<br />

Nadjih Ahjad, Islam Jalan Menuju Hidup Sukses , (Surabaya: Bina Ilmu, 1991), h.26<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Ahjad, Nadjih, Islam Jalan Menuju Hidup Sukses, Bina Ilmu, Surabaya, 1991.<br />

Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Maktabah Dahlan, Indonesia t.th.<br />

Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa, Tafsir Al-Maraghi, Darul Fikri, Beirut, t.th.<br />

Asy’arie, Musa, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, LESFI, Yogyakarta, 1997.<br />

Az-zuhaili, Wahbah, Al-Qur’an dan Paradigma Peradaban, Penerjemah : M. Tohir dan Team Tititan Ilahi, Dinamika,<br />

Yoyakarta, 1996.<br />

Geerts, Clifford, The Interpretation of Culture, New York: 1974.<br />

Qardhawi, Yusuf, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Penerjemah : Syafril Halim, Gema Insani Press, Jakarta,1995.<br />

_____________, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Penerjemah : KH. Dididn Hafidhuddin dkk.,<br />

Robbani Press, Jakarta, 1997<br />

Rasyid Ridha, Muhammad, Tafsir Al-Qur’an al-Hakim al-Syahir bi-Tafsir Al-Manar, Darul Ma’rifah, Beirut, 1973 M/<br />

1393 H., cet. Ke-3.<br />

Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1996.<br />

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, DEPAG RI, Jakarta, 1984.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

11


12<br />

Karakteristik Manusia Menurut Al-Quran<br />

Rasyid, S. Ag.<br />

(Ketua Pokjaluh Kab. Tabalong.)<br />

Islam melalui Al-Qur’an memberi pengertian bahwa manusia adalah komunitas tunggal, anak cucu Adam<br />

(QS. Al-Baqarah : 213), dan (Al-A’raf : 26-27).<br />

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi<br />

peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia<br />

tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah<br />

didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena<br />

dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang<br />

hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-<br />

Nya kepada jalan yang lurus”.<br />

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian<br />

indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa, itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tandatanda<br />

kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.<br />

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua<br />

ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.<br />

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.<br />

Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.<br />

Dalam pandangan Islam manusia yang hidup sekarang adalah anak cucu dari dua orang tua yang sama,<br />

yaitu Adam dan Hawa. Dan bukan sebagai makhluk yang mengalami missing link dengan kera sebagaimana teori<br />

Charles Darwin. Sebagai keturunan dan anak cucu Adam dan Hawa maka pastilah manusia mewarisi banyak sifat<br />

dari orang tua pertama yang sama itu. Sifat, watak dan prilaku, juga gena yang dimiliki kedua orang tua pertama<br />

kemudian secara turun temurun dan dari generasi ke genarasi yang kemudian menurun membentuk ciri-ciri dari<br />

manusia sekarang dan Adam – Hawa juga tentunya.<br />

Secara umum, walau manusia berbeda suku bangsa, dipisahkan oleh batas geografis, adat istiadat dan<br />

budaya, bahasa, agama dan kepercayaan, kualitas intelektual dan sebagainya, tetapi manusia tetaplah manusia<br />

yang merupakan keturunan Adan dan Hawa. Perbedaan itu semua tidak menjadi serta merta membedakan mereka<br />

sebagai manusia. Ada ciri-ciri umum dan sekaligus karakteristik manusia yang sama yang terdapat pada setiap<br />

individu.<br />

Banyak hal yang bisa didiskusikan mengenai manusia, baik yang bersifat jasmani ataupun rohani. Hal-hal<br />

yang terkait dengan manusia antara lain sifat, watak, prilaku, pikiran, sebagai makhluk sosial, karakter, jati diri, dan<br />

juga ciri-ciri manusia.<br />

Pada penulisan artikel sekarang mengangkat tema ciri-ciri dan karakteristik yang dimiliki manusia sebagai<br />

keturunan Adam dan Hawa. Artinya ciri-ciri yang sama antara Adam-Hawa dengan umat manusia pada umumnya.<br />

Ciri-ciri dan karakteristik itu antara lain sebagai berikut:<br />

1. Keimanan akan adanya Allah. Keberadaan Adam dan Hawa di surga lalu melakukan pelanggaran atas<br />

larangan Allah, dan tobat mereka yang di-terima Allah hingga diturunkannya mereka ke bumi membuktikan<br />

bahwa Adam dan Hawa ber-iman kepada Allah. Keimanan kepada Allah meru-pakan ciri-ciri manusia yang<br />

diwariskan kepada kita melalui gena-gena berbarengan dengan ciri-ciri lainnya. Simak QS AI-A’raf:23 dan<br />

QS AI-A’raf:172-173.<br />

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak<br />

mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang<br />

merugi.”<br />

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah<br />

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka<br />

menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari<br />

kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap<br />

Ini (keesaan Tuhan)”,<br />

“Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan<br />

sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah<br />

Engkau akan membinasakan kami Karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”<br />

2. Pengetahuan. Adam diberi anugerah pengetahuan oleh Allah sehingga praktis semua umat manusia memiliki<br />

potensi untuk memiliki dan mengembangkan pengetahuan, dan dituntut untuk mencari pengetahuan dan<br />

mengajarkannya. Pada sejumlah orang potensi itu bersifat aktif, sedangkan pada orang-orang lain tertekan.<br />

Simak QS Al-Baqarah : 31-33.<br />

Al Maraghi menjelaskan, kita bisa mengetahui keistimewaan jenis makhluk manusia disbanding jenis makhluk<br />

Allah yang lain. Di samping itu pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih kematangan<br />

secara sempurna dibidang ilmu pengetahuan, lebih jauh pengetahuannya di banding malaikat. Dengan<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


inilah manusia diutamakan untuk menjadi khalifah di muka bumi. (Tafsir Al maraghi, Terj. Bahrun Abu<br />

Bakar, th. 1985, h. 137)<br />

3. Ketergesa-gesaan dan keingintahuan. Adam dan Hawa melakukan eksperimen pertama dengan mendekati<br />

pohon terlarang dan memakan buah-nya. Barangkali ide itu timbul dari keingintahuan mereka apakah janji<br />

setan benar, bahwa jika me-reka makan buah pohon terlarang itu akan menjadi malaikat dan kekal. Mereka<br />

pun tergesa-gesa meng-iy akan rayuan setan dan melalaikan pesan Tuhan, hingga mereka menyadari<br />

kesalahan mereka dan malu, karena tiba-tiba bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka terlihat, Keingintahuan<br />

pada anak cucu Adam secara praktik mendorong mereka melakukan segala eksperimen dalam berbagai<br />

ma-cam bidang, sedangkan ketergesa-gesaan menye-babkannya ingin berjalan lebih cepat, dan memperoleh<br />

segala sesuatu lebih cepat, sebagai sisi positif keberhasuan-keberhasilanilmiah. Suatukebetulan<br />

yangmenarik, bahwa banyak eksperimen dilaku-kan para ilmuwan dengan tujuan tertentu, tetapi dalam<br />

banyak kasus menghasilkan hal yang ber-beda. Dan sejarah sains penuh dengan penemuan-penemuan<br />

yang tidak terduga semacam itu. Lihat QS Al-Anbiaya’:37.<br />

“ Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda<br />

azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”<br />

4. Status. Adam diberi status sebagai khalifah untuk ‘menguasai’ burni. Karena itulah praktis semua manusia<br />

tergoda dan tergila-gila mengejar status (kekuasaan). Keinginan mengejar status, kekuasa-an dan supremasi<br />

inilah yang sering menimbulkan gangguan stabilitas, baik dalam lingkup kepen-tingankehidupan berpribadi,<br />

bertetangga, bersuku, berbangsa dan bernegara. Renungkan QS AI-Baqarah:30, QS Shad:26, dan QS AI-<br />

An’am : 165.<br />

5. Penguasaan energi. Manusia cenderungmenggali dan hingga batas tertentu mengeksploitasi energi alam<br />

semesta untuk memenuhi kebutuhan dan ketamakan hidup mereka. Salah satu perolehan ilmiah utama<br />

manusia adalah kemampuan untuk menguasai ‘dan memanfaatkan berbagai energi, seperti tenaga nuklir,<br />

tenaga surya, dan sebagainya.<br />

6. Kenikmatan. Adam dan Hawa diperintahkan Allah bertempat tinggal di surga dan menikmati segala macam<br />

makanan dan minuman yang tersedia di sana sesuka hati, kecuali mengkonsumsi makanan dari pohon<br />

terlarang. Adam dan Hawa diberi ke-hidupan ideal yang penuh kenikmatan. Banyak upaya ilmiah ditujukan<br />

untuk mendatangkan ke-nikmatan yang dikejar kepada manusia. Sebagian dari hasil temuan yang<br />

mendatangkan kenikmatan itu membawa manfaat, namun tidak sedikit hal-hal yang dianggap mendatangkan<br />

kenikmatan itu membawa mudarat. Perhatikan QS Al-A’raf:19 dan QS AI-Baqarah:219.<br />

“(Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu<br />

berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini,<br />

lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”<br />

7. Panjang umur. Kematian adalah unsur yang meng-hantui manusia. Adam dan Hawa ingin melepaskan diri<br />

dari rasa takut akan kematian ini, dan ingin hidup selama-lamanya dengan memakan buah dari pohon<br />

keabadian’. Ketakutan akan kematian praktis dimiliki oleh semua umat manusia, dan kebanyakan dari<br />

manusia ingin menjalani kehidupan selama mungkin. Kalau bisa seribu tahun! Se-bagian besar penelitian<br />

ilmiah tanpa disadari barangkali ditujukan untuk mendapatkan sarana-sarana meningkatkan rentang umur<br />

manusia. Banyak di antara kita mentaati perintah Tuhan karena ingin sekali berumur panjang dan memperoleh<br />

kenikmatan selama-lamanya dalam surga. Sebagaimana disinyalir dalam QS AI-Baqarah: 96 dan QS<br />

AI-A’raf: 20.<br />

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia),<br />

bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu<br />

tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha<br />

mengetahui apa yang mereka kerjakan”.<br />

8. Pakaian dan rasa malu. Ketika melakukan pelanggaran, tersingkaplah kemaluan Adam dan Hawa, sehingga<br />

mereka berusaha mermtupi organ tubuh mereka dengan dedaunan. Barangkali karena adanya rasa malu<br />

inilah manusia mengenakan kain untuk menyembunyikan dan menutup bagian-bagian tubuh mereka yang<br />

sangat pribadi, di samping adanya faktor lain, untuk menghias dan melindungi tubuh dari panas dan dingin.<br />

Simak penjelasan Allah dalam QS AI-A’raf: 22, 26-27.<br />

9. Tergoda. Adam dan Hawa tergoda setan memakan buah terlarang, kemudian insaf atas kesalahan mereka<br />

dan bertobat memohon ampun kepada Allah. Sebagian besar umat manusia terjerumus dalam perangkap<br />

setan, sehingga melanggar aturan Allah dan melakukan perbuatan dosa, tetapi cepat atau lambat, banyak<br />

di antara mereka lantas bertobat dan memohon ampunan-Nya. Gena-gena yang membawa warisan berbagai<br />

ciri tersebut di atas tampaknya bersifat aktif pada sejumlah orang dan/atau tertekan pada orang lain dengan<br />

kadar yang berbeda-beda. Perhatikan QS AI-Baqarah:35-36 dan QSAI-lsra’:85.<br />

Mari kita jaga kemanusiaan kita. Pertahankan kita sebagai makhluk Allah yang paling mulia.<br />

Manusia jasmani dan rohani. Bukan sekedar manusia fisik jasmani semata, melainkan juga sebagai makhluk<br />

rohani yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Wallahua’lam.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

13


MENINGKATKAN PROFESIONALISME<br />

PENYULUH AGAMA DENGAN<br />

MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI<br />

BIODATA PENULIS :<br />

Nama<br />

: M.Hanafi Ridhani, S.S<br />

Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 10 Pebruari 1981<br />

NIP : 198102102008011013<br />

Jabatan<br />

: Penyuluh Agama Islam fungional Kab.Tanah Bumbu<br />

Ketua Pokjaluh Kabupaten Tanah Bumbu<br />

No.HP : 081348325958<br />

Pendidikan terakhir<br />

Pengalaman organisasi<br />

: S1 pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas<br />

Adab, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab<br />

: Ketua bidang Jurnalistik Forum Lingkar Pena<br />

Yogyakarta<br />

A. PENGANTAR<br />

Pertama kali komputer ditemukan, ia belum bisa berkomunikasi dengan sesamanya. Pada saat itu komputer masih<br />

sangat sederhana. Berkat kemajuan teknologi di bidang elektronika, komputer mulai berkembang pesat dan semakin dirasakan<br />

manfaatnya dalam kehidupan kita. Saat ini komputer sudah menjamur dimana-mana. Komputer tidak hanya dimonopoli oleh<br />

perusahaan-perusahaan, universitas-universitas atau lembaga-lembaga lainnya, tetapi sekarang komputer, notebook, dan<br />

laptop sudah dapat dimiliki secara pribadi seperti layaknya kita memiliki radio.<br />

Istilah teknologi informasi mulai populer diakhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi biasa<br />

disebut teknologi komputer atau pengolahan data elektornik (elektronik data processing). Teknologi informasi didefinisikan<br />

sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),<br />

komputer, komunikasi, dan elektronik digital.<br />

Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia selalu berjalan dari masa ke masa. Sebagai negara yang sedang<br />

berkembang, selalu mengadopsi berbagai teknologi informasi hingga akhirnya tiba di suatu masa di mana penggunaan<br />

internet mulai menjadi “makanan” sehari-hari yang dikenal dengan teknologi berbasis intenet (internet based technology).<br />

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan<br />

teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas<br />

utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar<br />

pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan, metode penelitian, dan model dakwah<br />

dan penyiaran Islam.<br />

Perkembangan teknologi informasi yang terus semakin bergerak maju, selain berdampak positif bagi kemajuan umat<br />

manusia, ternyata juga membawa dampak yang negatif. Bagaikan sebilah pisau yang bermata dua, teknologi berbasis internet<br />

tergantung bagi mereka yang memanfaatkannya.<br />

Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)<br />

dalam memanfaatkan teknologi informasi utamanya untuk para pengemban dakwah dan penyuluh-penyuluh Agama Islam<br />

karena dengan memanfaatkan teknologi berbasis intenet, dakwah akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dunia dan<br />

menembus batas negara, ras, kelas, dan ideologi. Bahkan, pada perkembangan terkini, dengan memanfaatkan teknologi<br />

informasi, dakwah dapat diperkaya dengan visualisasi multimedia, video animasi, aplikasi ebook, dan digital library.<br />

Tulisan singkat ini bermaksud menguraikan bagaimana meningkatkan profesionalitas kegiatan penyuluhan dengan<br />

memanfaatkan teknologi informasi yang terus semakin berkembang dan bergerak maju. Mengingat luasnya pembahasan,<br />

maka artikel ini akan ditulis secara berseri oleh penulis.<br />

14<br />

B. MANFAAT INTERNET SECARA UMUM<br />

Manfaat internet dewasa ini terasa semakin berperan penting dan sangat luas cakupannya. Bila pada sekitar 10<br />

tahun yang lalu, manfaat internet lebih banyak digunakan oleh kalangan perkantoran dan bisnis, sekarang boleh dikatakan<br />

internet menjadi hal wajib bagi berbagai kalangan dan sebagian besar kalangan muda terutama. Juga akses internet<br />

sekarang jauh lebih mudah di dapat dengan banyak bertebarannya warnet, sekolah yang banyak menyediakan sarana dan<br />

memberikan pelajaran seputar dunia internet. Juga kecanggihan teknologi smartphones, gadget dan akses internet dari<br />

rumahpun sekarang bisa didapat dengan mudah dan dengan biaya yang relatif murah. Internet seolah-olah seperti sebuah<br />

pintu, yang ketika kita melewatinya, akan terbentang berbagai macam hal dari seluruh belahan dunia. Bukan sebatas<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


keterbatasan mata memandang, internet menawarkan kepada kita untuk bisa berkeliling dunia tanpa harus beranjak dari<br />

tempat duduk di depan layar monitor. Seolah dunia internet tanpa batas ruang dan jarak. Lewat internet kita bisa banyak<br />

sekali mendapatkan informasi terbaru tentang berbagai hal. Bertemu lewat internet dengan orang-orang dari berbagai<br />

belahan dunia, saling berbagi, saling berbincang, bertukar ide, bertukar pengetahuan dan tentu akan banyak lagi manfaat<br />

internet yang bisa kita dapat.<br />

Manfaat internet semakin sangat terasa bagi para pemakainya yang tidak bisa lepas dari dunia internet ini. Seperti misalnya<br />

para internet marketing, narablog, blogger, dan juga sekarang toko online semakin mempunyai tempat di mata para<br />

konsumen yang sedang mencari barang tertentu. Konsumen tidak perlu repot lagi untuk memperoleh suatu barang. Bisa<br />

sekedar mencari tambahan informasi seputar barang yang diinginkan atau bahkan sekaligus memesan, membayar dan<br />

menyelesaikan semua transaksi, dan selanjutnya tinggal menunggu barang datang diantar sesuai alamat yang kita minta.<br />

Apakah bisa dipercaya, atau apakah tidak takut resiko untuk dibohongi bila memesan barang lewat internet? Tentu saja<br />

semua kemungkinan bisa terjadi, jangankan di dunia maya (baca: internet), di dunia nyata yang juga nyata kelihatan<br />

barang, penjual dan pembelinya sekalipun tetap saja bisa terjadi resiko tersebut. Seperti hampir semua hal di dunia, internet<br />

juga mempunyai dua sisi yang berbeda. Hitam dan putih, baik dan buruk, manfaat dan mudharat, positif dan negatif.<br />

Beberapa manfaat internet yang sering disalahgunakan dan berdampak secara negatif untuk kehidupan manusia adalah :<br />

1. Cybercrime. Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat<br />

melintasi batas Negara dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.<br />

2. Pornografi<br />

Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan<br />

penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen<br />

‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.<br />

3. Violence And Gore<br />

Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas,<br />

maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat ‘menjual’ situs mereka.<br />

4. Penipuan<br />

Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik<br />

adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi<br />

tersebut.<br />

5. Perjudian<br />

Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat<br />

khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs<br />

perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.<br />

6. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara<br />

langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam<br />

berinteraksi.<br />

Selain dampak dan manfaat negatif tersebut, berbagai dampak positif yang bisa dimanfaatkan dari teknologi internet<br />

adalah :<br />

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dari berbagai bidang dari seluruh dunia.<br />

2. Mendapatkan banyak ide baru yang segar dan mempunyai prospek yang bagus di masa depan. Melepaskan pola<br />

pikir yang terkukung dan terpaku. Melihat informasi kemajuan-kemajuan yang dicapai negara lain secara cepat,<br />

melihat kesuksesan orang lain, tips dan triknya, yang bisa menjadi pemacu semangat belajar dan berusaha.<br />

3. Sarana komunikasi, semakin canggihnya internet memungkinkan kita untuk saling berkomunikasi secara tak terbatas.<br />

Tidak terbatas ruang dan tempat, mungkin ini juga bisa dilakukan dengan handphone. Tentu saja, tetapi dengan<br />

jejaring sosial seperti Facebook di internet, memungkinkan kita untuk menemukan teman lama yang tidak pernah<br />

bertemu karena masalah tempat, menemukan teman-teman baru dari berbagai wilayah, bahkan menemukan informasi<br />

orang-orang kita ingin ketahui keberadaanya. Semua bisa dan mungkin dilakukandi jejaring sosial, dan tanpa harus<br />

beranjak tempat.<br />

4. Mencari uang di internet<br />

Sangat mungkin, bisa dan masuk akal. Sudah sangat banyak yang membuktikannya, bekerja online lewat internet<br />

bisa menjadi sumber penghasilan. Meskipun bekerja secara online sebagai internet marketing (misalnya) masih<br />

dipandang sebuah pekerjaan yang tidak umum oleh sebagian orang yang tidak paham. Bagaimana caranya, sangat<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

15


panjang untuk dirinci secara detail, kita bisa menemukan banyak sekali jalan (secara benar) untuk mendapatkan<br />

penghasilan lewat internet.<br />

C. MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENYULUH AGAMA ISLAM<br />

Bernie Trilling menuliskan dalam bukunya Toward Learning Societies, 2006, beberapa hal yang perlu diketahui dan<br />

bisa dilakukan dengan internet adalah:<br />

1. Searching<br />

2. Sharing<br />

Searching adalah pencarian sesuatu hal, bisa dokumen, gambar, video,mp3, voice, berita, dan lain sebagainya<br />

di internet. Searching biasanya menggunakan jasa search engine (mesin pencari) yang dapat digunakan secara<br />

gratis, seperti yahoo dan google. Penelusuran berdasarkan search engine dilakukan berdasarkan kata kunci (keyword)<br />

yang kemudian akan dicocokkan oleh search engine dengan database (basis data) miliknya.<br />

Bagi para penyuluh agama Islam, fasiltas searching ini bisa dimanfaatkan untuk mencari berbagai macam materimateri<br />

penyuluhan seperti gambar-gambar sebagai alat peraga, makalah, artikel, file presentasi power point, video<br />

dan animasi peragaan tatacara ibadah, ceramah-ceramah agama, aplikasi dan program-program Islami. Hasil dari<br />

searching tersebut dapat didownload dan disimpan di harddisk yang kalau perlu bisa diedit kembali sesuai dengan<br />

kebutuhan kita.<br />

Beberapa search engine memiliki algoritma khusus untuk memudahkan dan mengoptimalkan pencarian. Pembahasan<br />

mengenai hal ini akan dibahas oleh penulis dalam tulisan berikutnya mengingat pembahasan tentang hal ini memerlukan<br />

penjelasan detail dengan disertai contoh-contohnya.<br />

Sharing adalah kegiatan berbagi ilmu pengetahuan lewat web pages (situs internet), blog, mailing list.<br />

Seorang penyuluh agama yang ingin membagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain dengan jumlah<br />

yang tidak terbatas maka perlu memiliki situs ataupun blog yang akan menampung semua materi dakwah yang ingin<br />

disampaikan. Materi pembelajaran bagaimana membuat blog atau situs banyak tersebar di internet, bisa di searching<br />

dan dapat langsung dipraktekkan. Kalaupun kita tidak memiliki waktu untuk mempelajarinya, kita bisa mengupah<br />

seorang yang profesional untuk membuatnya. Besarnya biaya biasanya ditentukan seberapa rumit dan situs dan<br />

blog yang dibuat<br />

Materi-materi dakwah tersebut tidak hanya terbatas pada bentuk tulisan, tetapi bisa diperkaya dengan video dan<br />

audio dalam bentuk tv internet dan radio internet, yang akan menampilkan rekaman ceramah dalam bentuk video dan<br />

audio yang dapat disaksikan dan didengar oleh mereka yang membuka situs yang kita buat.<br />

Salah satu situs dakwah yang diperkaya dengan video dan audio adalah www.alhabibomar.com. Situs ini adalah<br />

situs resmi Habib Umar bin Hafidz yang memuat materi-materi dakwah beliau baik dalam bentuk tulisan, audio, dan video<br />

yang semuanya itu dapat didownload ataupun disaksikan secara langsung lewat internet. Selain materi dakwah, kegiatan<br />

dan kesibukan beliau mengajar dan berdakwah dapat pula kita ketahui dengan membuka situs ini. Walaupun situs tersebut<br />

ditulis dengan bahasa Arab, dengan mudah kita dapat menerjemahkan ke bahasa Indonesia dengan bantuan aplikasi<br />

penerjemah online dengan membuka http://translate.google.co.id/ dan mengikuti petunjuk yang ada.<br />

Beberapa situs berisi materi-materi dakwah dan berita dunia Islam yang dapat memperkaya variasi materi dakwah<br />

adalah www.eramuslim.com, www.rumahfiqih.com, www.pusatkajianhadis.com, www.islamedia.web.id,<br />

www.pesantrenvirtual.com, www.voa-islam.com, Ada juga situs yang menyediakan ribuan kitab-kitab kuning berbahasa<br />

Arab yang dapat didownload satu kitab utuh seperti www.waqfeya.com, www.shamela.ws, www.saaid.net,<br />

www.almeshkat.net, www.kitabklasik.net/2008/05/download-page.html, www.<br />

Selain materi dakwah, kita juga bisa mengunduh (download) software-software Islami yang dapat membantu<br />

penyuluh Agama dalam melaksanakan tugasnya, antara lain software penghitung harta waris dan zakat, perpustakaan<br />

digital (maktabah syamilah, maraji’ akbar, Jamie fiqih, mausu’at hadits dan lain-lain), software tajwid dan tilawah, aplikasi<br />

kamus bahasa Arab, dan lain-lain.<br />

Beberapa software bisa diunduh secara gratis dan ada juga yang harus berbayar. Situs yang menyediakan software Islami<br />

dan dapat diunduh secara gratis antara lain http://islam-download.net dan http://fathulwahhab.blogspot.com.<br />

3. Communicating<br />

16<br />

Berkomunikasi di internet bisa melalui e-mail, chating , dan mailing list. E-Mail (singkatan dari<br />

electronic mail) atau surat elektronik ialah pesan tertulis yang dikirim dari seorang pengguna komputer kepada<br />

pengguna komputer yang lain dengan menggunakan fasilitas program pengiriman data yang disediakan oleh<br />

sebuah server komputer yang terhubung dengan internet. Beberapa penyedia layanan email yang popular adalah<br />

www.yahoo.co.id, www.yahoo.com, www.gmail.com, www.hotmail.com, www.plasa.com.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Chat adalah sebuah fasilitas internet yang memungkinkan sejumlah pengguna yang bergabung di dalamnya untuk<br />

berkomunikasi atau bercakap-cakap secara langsung (real-time) lewat tulisan yang diketikkan oleh masing-masing peserta<br />

chat. Fasiltas chat ini juga tersedia di Facebook. Hanya saja untuk melakukan chat di Facebook, seseorang perlu memiliki<br />

alamat e-mail dan account Facebook dengan mendaftarkannya di www.facebook.com. Fasiltas chat ini dapat dimanfaatkan<br />

oleh penyuluh Agama untuk berdakwah di dunia maya dengan cara diskusi dan mengadakan konsultasi agama online.<br />

Mailing List disingkat Milis yaitu kumpulan atau daftar dari sejumlah alamat e-mail yang digabungkan menjadi satu<br />

alamat e-mail. Email yang dikirim oleh seorang anggota milis ke alamat email milis tersebut akan diterima secara serentak<br />

oleh seluruh anggota milis yang bersangkutan. Dengan demikian akan terjadi semacam diskusi tertulis jarak-jauh antar para<br />

anggota milis. Untuk dapat mengikuti diskusi tersebut diperlukan alamat email dan mendaftar pada grup yang diminati.<br />

Biasanya terdapat pada yahoogoups.com. Pada tahap ini anggota baru akan diminta mengisi database agar informasi dari<br />

semua anggota terangkum dengan rapi.<br />

Beberapa milis Islam yang bisa kita ikuti adalah Daarut-tauhiid-subscribe@yahoogroups.com, Syiar-islamsubscribe@yahoogroups.com,<br />

sabili-subscribe@yahoogroups.com, is-lam-subscribe@milis.isnet.org, mifta-perjuangansubscribe@yahoogroups.com,<br />

ekonomi-syariah-subscribe@yahoogroups.com,pengusaha-muslimsubscribe@yahoogroups.com<br />

D. KESIMPULAN<br />

Perkembangan dakwah di dunia maya pada saat ini cukup menggembirakan. Hal ini dibuktikan dengan<br />

semakin banyaknya orang-orang mancanegara khususnya belahan dunia Eropa dan Amerika masuk Islam karena<br />

membaca dan berdiskusi di internet.<br />

Bagi seorang penyuluh agama perlu untuk mengikuti dan mempelajari perkembangan teknologi inofrmasi<br />

terkini. Dengan internet, seorang penyuluh Agama Islam akan mudah mencari dan mendapatkan materi-materi<br />

penyuluhan yang lebih bervariatif dan up to date.<br />

Beberapa software Islami juga akan sangat membantu penyuluh dalam melaksanakan tugas konsultasi dan<br />

bimbingan keagamaan, misalnya software penghitungan zakat dan waris yang dalam waktu sekian detik mampu<br />

menampilkan perhitungan zakat dan waris secara akurat, sehingga profesionalitas seorang penyuluh akan jelas<br />

terlihat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh umat. Diskusi, komentar, atau permintaan software Islami yang dimiliki<br />

oleh penulis, silahkan hubungi penulis via telepon atau kirimkan email ke mdcomp1419h@gmail.com<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

17


PERAN PENYULUH AGAMA SEBAGAI<br />

“DOKTER” UMAT<br />

Oleh ; Syahdan, S.H.I<br />

(Penyuluh Agama Islam Kec. Liang Anggang)<br />

Seperti halnya seorang dokter, maka seorang penyuluh agama perannya di masyarakat juga bisa dikatakan sebagai<br />

“dokter”nya umat. Bahkan kalau dokter mengobati penyakit medis maka seorang penyuluh agama mengobati segala macam<br />

penyakit yang menghinggapi umat bahkan secara medispun penyuluh juga berperan mengobati misalnya penyakit yang<br />

berkaitan dengan faktor psikologis yang seorang dokter kadangkala tidak bisa menanganinya.<br />

Oleh karena itu sungguh profesi sebagai penyuluh agama sangatlah mulia bahkan lebih mulia daripada profesi yang<br />

lain. Penyuluh agama atau dalam bahasa agama disebut sebagai pengemban dakwah (hamlud dakwah), mendapatkan tempat<br />

yang mulia dalam Islam sebagaimana firman Allah SWT :<br />

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh,<br />

dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” QS Fushshilat [41]: 33)<br />

juga sabda Rasulullah SAW<br />

“Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? “Orang-orang yang selalu memperbaiki (amar ma’rur dan nahi<br />

munkar) di saat manusia dalam keadaan rusak”, jawab Rasulullah (HR. Thabrani, dengan periwayat yang terpercaya /<br />

shahih).<br />

Oleh karena itu seorang penyuluh agama harus benar-benar melaksanakan tugas yang mulia ini dengan senantiasa<br />

mempersiapkan segala hal yang terkait dengan penyuluhan itu sendiri. Misalnya mengelompokkan “pasien” yang mau diobati<br />

selanjutnya men”diagnosa” jenis penyakit yang dideritanya<br />

A. Pengelompokan “Pasien” Dakwah<br />

Sama halnya dengan seorang dokter sebelum melakukan pekerjaannya, mereka akan melihat pasien , apakah itu anakanak,<br />

dewasa atau orang tua bahkan masih berupa janin sekalipun, sehingga memudahkan untuk tindakan medis yang<br />

akan diberikan. Begitu pula seorang penyuluh agama harus mengetahui secara detail keadaan “pasien” dakwah atau dalam<br />

bahasa agamanya disebut mad’u, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan tepat sasaran.<br />

1. Janin<br />

Jika seorang dokter bisa mendeteksi janin dengan semacam alat yang disebut USG, sehingga bisa menentukan jenis<br />

kelamin dari si janin. maka sebenarnya seorang penyuluh juga bisa melakukan dakwah/ penyuluhan ketika mad’u masih<br />

berupa janin, tentunya bukan si janin yang diberi penyuluhan tapi dengan cara memberi penyuluhan kepada ibu-ibu yang<br />

sedang hamil agar saat kehamilannya senantiasa selalu mengingat Allah, misal dengan memperbanyak membaca al-Qur’an,<br />

karena menurut penelitian yang sudah tak asing lagi di telinga kita sebuah metoda pendidikan pada janin yang dilakukan<br />

dengan memberi stimulasi (rangsangan) pada sel-sel otak janin. Organ-organ tubuh janin selesai terbentuk pada usia 5<br />

bulan Alameda kandungan. Setelah masa itu, terjadi proses perkembangan atau pematangan dari seluruh sel-sel organ<br />

yang telah terbentuk dan berfungsi secara sempurna. Bersamaan dengan itu, diusia ini otak janin pun sudah mampu<br />

menterjemahkan rangsangan suara. saat ibu hamil yang sering memperdengarkan bacaan Al Quran, dapat merangsang selsel<br />

otak janin sebelum lahir (1)<br />

Saat ini masih ada ibu-ibu hamil yang belum mengetahui hal ini, maka tugas seorang penyuluhlah yang memberi<br />

penjelasan kepada mereka dengan melakukan kerjasama pihak terkait, misalkan dinas kesehatan.<br />

2. Masa Balita dan Anak-anak<br />

18<br />

Saat anak terlahir ke muka bumi, maka Islam pun telah memberikan arahan agar sejak dini mulai ditanamkan kepada<br />

anak tentang ajaran tauhid. Di mulai sejak kelahirannya dengan diperdengarkan Adzan di telinga kanan dan Iqamat di<br />

telinga kiri, memberikan nama yang baik dan menebus (Aqiqah) anak yang merupakan anjuran Islam terhadap setiap orang<br />

tua. Terus dilanjutkan dengan melaksanakan pendidikan anak usia dini yang sudah banyak tersebar di mana-mana<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Karena pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima<br />

dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik,<br />

mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa<br />

emas anak (golden age).<br />

Saat itulah Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan<br />

kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya<br />

dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau<br />

secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan<br />

terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak<br />

wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan<br />

menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun<br />

hubungan spiritual dengan Allah SWT (2)<br />

Saat itulah seorang penyuluh dapat terlibat langsung maupun tidak langsung dengan lembaga-lembaga<br />

pendidikan usia dini tersebut baik sebagai tenaga pengajar maupun pembina.<br />

3. Masa Remaja<br />

Sebelum terjun langsung menghadapi permasalahan remaja di era modern sekarang ini yang memang memerlukan<br />

perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak terlebih lagi dari seorang penyuluh agama, karena merekalah calon penerus<br />

generasi yang akan datang, maka seorang penyuluh setidaknya harus mengetahui karakteristik mereka yang selalu :<br />

a. Mencari Identitas Diri, Dan mengalami kebingungan Akan perubahannya<br />

b. Sangat antusias Akan sesuatu Yang menarik minatnya<br />

c. Ingin selalu dilibatkan / Tanggung Jawab diberi<br />

d. Sudah Mampu menunjukkan / mengembangkan bakatnya<br />

e. Meningkatnya rasa kemandirian<br />

f. Ingin di dengar / dihargai opininya, Dan mulai berani mengungkapkan ketidaksetujuannya<br />

g. Emosi meledak-ledak<br />

h. Mulai lebih dekat ke teman dari pada keluarga, Dan mulai jarang berada di Rumah<br />

i. Senang meniru therapy terapi idola<br />

j. Mulai berani bereksperimen dengan sesuatu Yang beresiko (3)<br />

Jika sudah mengetahui hal yang tersebut di atas, maka akan sangat mudah dan membantu seorang penyuluh agama<br />

saat melakukan bimbingan dan pembinaan kepada mereka. Dengan kata lain seorang penyuluh harus terjun langsung ke dunia<br />

mereka dengan mempelajari karakteristiknya tersebut dan menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami.<br />

Sehingga terbentuk kepribadian remaja yang bercorak islam sebagaimana remaja-remaja di jaman Rasul yang patut dijadikan<br />

contoh bagi remaja jaman sekarang seperti Ó<br />

1. Zubeir bin Al-Awwam ra<br />

Dialah teman diskusi Rasulullah saw, anggota pasukan berkuda Islam, tentara yang pemberani, juga pemimpin dakwah<br />

Islam di zamannya.Berapa umurnya saat itu? 15 tahun!! Sangat mencengangkan.<br />

2. Thalhah bin Ubaidillah ra<br />

Dia adalah salah seorang pembesar utama barisan Islam di Mekah, singa podium yang handal, tentara berkuda yang<br />

masyhur dengan kepiawaian dan keberaniannya, donatur infaq fi sabilillah, juga seseorang yang dijuluki Rasulullah saw<br />

dengan Thalhatul khair (pohon kebaikan).Usia beliau saat itu, adalah 16 tahun!<br />

3. Sa’ad bin Abi Waqqash.<br />

Seorang sahabat besar, beliaulah yang pertama kali mengalirkan darahnya untuk Islam. Juga, satu-satu sahabat yang<br />

pernah Rasulullah saw jamin dengan kedua orang tuanya di saat perang Uhud, dengan berkata, “Lepaskan Sa’ad, demi<br />

ayah dan ibuku!” sebagaimana diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib ra. Dan Beliau baru berumur 16 tahun,<br />

ketika itu.<br />

4. Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi ra<br />

Pemuda yang meninggalkan banyak kenangan indah bagi tiap muslim. Selama 13 tahun penuh, beliaulah yang berani<br />

membuka pintu rumahnya untuk dijadikan markas dakwah di kota Mekah, meski bahaya terus membayangi. Beliau masih<br />

berusia 16 tahun saat itu.<br />

5. Ali bin Abi Thalib ra<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

19


Beliau adalah seorang anak yang masih berumur 10 tahun, hanya 10 tahun! Namun ketika Rasulullah saw mendapat<br />

wahyu yang pertama kali, Rasulullah saw langsung pergi menemui Ali dan memberitahukan kabar gembira itu padanya.<br />

Subhanallah!<br />

6. Zaid bin Tsabit<br />

Tahukan Anda impian sahabat kecil yang umurnya baru 13 tahun dan belum baligh ini? Beliau adalah sahabat yang<br />

masyhur dengan postur tubuh yang kecil. Namun, subhanallah! dengan postur dan usianya yang relatif kecil itu, beliau<br />

selalu menyibukkan hidupnya dengan urusan umat. Saat itu, ketika Zaid kecil mendengar berita bahwa pasukan Islam<br />

bersiap-siap hendak menghadapi tentara musyrikin di medan badar, semangat bela agama di hatinya seketika tergerak. Ya,<br />

sahabat kecil ini kemudian mengusung pedangnya, sebuah pedang yang lebih panjang dari tinggi badannya! Berangkat<br />

dan bergabung dengan tentara muslim yang lain (4)<br />

Itulah sebagian dari remaja-remaja hasil binaan langsung dari Rasulullah yang insya Allah juga akan ada di jaman<br />

sekarang jika pola pembinaan seorang penyuluh agama mencontoh sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dengan<br />

melakukan pembinaan intensif walaupun dengan kelompok kecil namun bisa menghasilkan karakter-karakter yang<br />

berkepribadian Islam sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW di rumah Arqam bin abi Arqam.<br />

Dalam hal ini seorang penyuluh bisa melakukan kerjasama dengan perkumpulan-perkumpulan remaja baik itu disekolah<br />

maupun di masyarakat seperti karang taruna. Insya Allah kalau seorang penyuluh berhasil dalam pembinaannya kepada<br />

kelompok remaja maka akan mudah ke tahap pembinaan masa dewasa dan orang tua.<br />

4. Dewasa dan Orang Tua<br />

Seperti dijelaskan sebelumnya keberhasilan dari pembinaan remaja akan berdampak kepada pembinaan menjelang<br />

mereka dewasa dan menjadi orang tua. Akan tetapi jika kita langsung terjun ke “pasien” (Mad’u) dewasa dan orang tua<br />

tanpa ada pembinaan di masa remajanya, biasanya akan terdapat kesulitan untuk memahamkan mereka kecuali seorang<br />

penyuluh tersebut sudah berkharisma di hadapan mereka.<br />

Dan juga saat “pasien” dakwah sudah dewasa biasanya akan sulit untuk menentukan waktu berkumpul karena<br />

mereka sibuk dengan pekerjaan yang memang merupakan rutinitas mereka sehari-hari terkecuali pada saat even-even<br />

keagamaan seperti Isra mi’raj, maulidur Rasul dan sebagainya. Sehingga pada saat itu bukan penyuluh yang mengatur<br />

binaannya akan tetapi “pasien”nya yang menentukan. Jika seorang dokter di atur oleh pasiennya apa yang akan terjadi ?<br />

Namun bukan berarti penyuluhan terhadap “pasien” dakwah saat mereka dewasa dan orang tua diabaikan begitu<br />

saja, namun tetap saja akan lebih mudah membina mereka semenjak masih remaja seperti kata pepatah “Belajar semasa<br />

muda bagai melukis di atas batu dan belajar saat tua bagai melukis di atas air”<br />

Jika sudah mengelompokkan “pasien” dakwah yang mau kita obati (baca : Bina) maka saatnya seorang penyuluh<br />

“mendiagnosa” penyakit apa yang telah di derita “pasien”nya tersebut.<br />

B. “Mendiagnosa” Jenis Penyakit Umat<br />

Di era modern sekarang ini banyak sekali penyakit-penyakit umat yang perlu ditanggulangi oleh seorang penyuluh<br />

selaku “dokter” umat. Kalau dulu yang dikenal adanya penyakit TBC (Tahayul, Bid’ah dan Churafat) maka saat ini ditambah<br />

lagi dengan penyakit-penyakit umat yang lebih parah lagi, seperti :<br />

1. “Sipilis”<br />

Dalam dunia kesehatan Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh treponema pallidum sangat<br />

kronis dan sejak semula bersifat sistemik dan dapat menyerang hampir semua organ tubuh.(5)<br />

Namun dalam dunia dakwah sipilis yang dimaksud bukanlah seperti yang didefiniskan di atas, namun sipilis di sini<br />

adalah singkatan dari paham Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme yang ternyata imbasnya sangat berbahaya<br />

dibandingkan penyakit sipilis yang sebenarnya, kenapa ?<br />

a. Sekularisme<br />

Ensiklopedi Britania menyebutkan bahwa “sekularisme” adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang<br />

bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia(6). Paham ini<br />

berusaha menggiring umat agar sedikit demi sedikit mencampakkan agamanya dengan memisahkan agama dari<br />

pengaturan kehidupan dia, sehingga menimbulkan pemahaman bahwa dalam urusan duniawi agama tidak perlu<br />

campur, agama hanya ada saat mereka melaksanakan ibadah ritual belaka.<br />

20<br />

Sehingga membuat sebagian kaum muslimin kian jauh dari agamanya, sehingga begitu mudah di giring<br />

kepada kehancuran aqidah seseorang<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


. Pluralisme<br />

Ketika muncul fatwa dari MUI yang melarang pluralisme sebagai respons atas pemahaman yang tidak<br />

semestinya itu. Dalam fatwa tersebut, MUI menggunakan sebutan pluralisme agama (sebagai obyek persoalan yang<br />

ditanggapi) dalam arti “suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya<br />

kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa<br />

hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa<br />

semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga”. Kalau pengertian pluralisme agama<br />

semacam itu, maka paham tersebut difatwakan MUI sebagai bertentangan dengan ajaran agama Islam (7) . “Semua<br />

agama adalah benar” adalah jargon yang sering mereka lontarkan dengan tujuan menimbulkan keragu-raguan di hati<br />

umat terhadap agamanya sendiri. Sehingga tidak heran saat ini banyak yang umat patut dipertanyakan keimanannya<br />

karena kerjaannya selalu membantah isi kandungan al-Qur’an dan Hadits yang kata mereka tidak sesuai lagi dengan<br />

perubahan jaman<br />

c. Liberalisme<br />

Liberalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.<br />

Visi dan Misi liberalisme adalah terwujudnya masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para<br />

individu. Dengan demikian, ideologi liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama<br />

(8)<br />

Kehidupan yang serba bebas tanpa aturan terutama dari aturan agama. Kehidupan yang tidak lagi menjadikan<br />

halal dan haram sebagai patokan saat mengerjakan sesuatu namun menjadikan asas manfaat sebagai patokan dari<br />

kebenaran. Sehingga memunculkan kebebasan beragama, kebebasan berekspresi yang kelewat batas dan kebebasankebebasan<br />

lainnya yang kian menggerogoti umat dari dalam.<br />

Jika ketiga paham ini (sipilis) sudah menjangkiti umat, maka saat itulah peran seorang penyuluh untuk<br />

menyadarkan mereka dengan memberikan resep-resep mujarab yang bisa menyembuhkan atau paling tidak mencegah<br />

penyakit ini agar tidak menjadi kronis. Jadi penyakit “sipilis” semacam ini sangat berbahaya dari penyakit sipilis<br />

sebenarnya.<br />

2. AIDS (Alergi Islam Dan Syari’atnya)<br />

Kembali kepada dunia kesehatan, selain sifilis ada satu lagi penyakit seksual yang lebih berbahaya lagi bahkan<br />

sampai sekarang belum ditemukan obatnya yakni penyakit AIDS<br />

Di dunia penyuluhan ternyata juga ada penyakit umat yang disebut juga AIDS, bahkan jika penyakit ini sampai<br />

menjakiti umat, maka bisa membuat umat semakin jauh bahkan phobia terhadap agamanya sendiri.<br />

Jika umat sudah alergi terhadap agama beserta aturannya , tentunya akan sangat sulit untuk diajak kejalan kebenaran,<br />

baru mendengar soal Islam dia sudah berusaha menghindar sehingga kita selaku penyuluh agama menemukan kesulitan.<br />

Namun jika dalam dunia kesehatan penyakit AIDS tadi sampai saat ini tidak ditemukan obatnya, maka penyakit umat<br />

AIDS (Alergi Islam Dan Syari’atnya) tentunya Allah telah memberikan obat yang mujarab yang bisa digunakan oleh<br />

seorang penyuluh. Obat itu adalah Al-Qur’an dan As-sunnah, sebagaimana Firman Allah SWT :<br />

…… Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang mukmin. dan orangorang<br />

yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka . mereka<br />

itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”.<br />

Namun bagaimana caranya seorang penyuluh bisa membina sedangkan mereka sudah terlanjur alergi terhadap Islam<br />

apalagi kitab Al-Qur’an. Jawabnya tentu kita teringat dengan cerita Islamnya sang singa padang pasir (Umar Bin Khattab)<br />

sungguh mukjizat yang terkandung dalam al-qur’an akan mampu meluluhkan hati yang sekeras batu. Dan setiap penyuluh<br />

harus menyakini, jika profesi yang dipilihnya sekarang adalah pekerjaan yang mulia di sisi Allah. Bahkan jika seorang penyuluh<br />

mengetahui sifat dakwah itu bagaikan air yang akan bisa melobangi sebongkah batu jika ia menetesinya terus menerus.<br />

3. HIV (Human Individualisme Virus)<br />

Saat ini banyak kaum muslimin yang mementingkan kehidupan pribadinya, mereka tidak peduli dengan keadaan<br />

saudaranya,padahal Allah dan Rasulnya telah mengingatkan bahwa muslim itu dengan muslim lainnya bersaudara.<br />

Sebagaimana firman-Nya<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

21


orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara<br />

kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujuraat : 10)<br />

Dan sabda Rasulullah :<br />

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barangsiapa<br />

membantu kebutuhan saudaranya sesame Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan<br />

menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib<br />

seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (Riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar RA)<br />

Sehingga tidak mengherankan ada seorang muslim yang berkata “ yang penting aku selamat yang lain masa bodoh”<br />

bahkan saat disampingnya ada tetangga yang kesusahan mereka malah tidak menghiraukan dan larut dengan kehidupan<br />

pribadi mereka masing-masing. Belum lagi saat mereka begitu teganya membuat saudaranya kesusahan, misalkan menggusur<br />

lahan pertanian hanya untuk membangun pusat perbelanjaan atau lapangan golf.<br />

Bahkan virus ini Nampak jelas kita saksikan di komplek perumahan mewah yang jangankan hidup bertetangga,<br />

bertemu saja jarang karena keluar masuk hanya menggunakan mobil. Tidak ada lagi kegiatan gotong royong yang dulu marak<br />

dilakukan oleh masyarakat.<br />

Bahkan silaturahmi pun hanya dilakukan saat lebaran saja, hari lain sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Peran<br />

seorang penyuluh saat melihat penyakit ini maka mulailah dengan memahamkan masyarakat akan pentingnya rasa persaudaraan<br />

dan silaturahmi dan lebih banyak dalam forum-forum mereka menyampaikan tentang ukhuwah Islamiyah.<br />

Wallahu’alam bisowaf<br />

Referensi<br />

(1)http://mahfuzhoh.wordpress.com/2008/12/18/pengaruh-al-quran-thd-janin/<br />

(2)http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/<br />

(3)http://trend-sekolahan.blogspot.com/2012/03/karakteristik-remaja.html<br />

(4)http://blog.burhanshadiq.com/remaja-dulu-kini-akan-datang.html<br />

(5)http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/tanda-dan-gejala-sifilis.html<br />

(6)http://www.indonesiasekuler.org/pengertian-sekularisme-oleh-rini-lestari/<br />

(7)http://id.wikipedia.org/wiki/Polemik_pluralisme_di_Indonesia<br />

(8)http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2248368-definisi-liberalisme/<br />

22<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


RINGKASAN HUKUM-HUKUM PUASA<br />

Oleh : Rasyid, S. Ag.<br />

( Ketua Pokjaluh Kab. Tabalong )<br />

Definisi<br />

Shaum atau puasa menurut arti bahasa ialah imsak /<br />

dari berbicara. Menurut istilah syara’ ialah :<br />

(menahan diri) dari berbuat sesuatu perbuatan atau<br />

“Menahan diri dari yang membatalkan menurut cara tertentu.” (Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Kitab<br />

Sabilal Muhtadin,vol. 2 disalin oleh HM. Asywadie Syukur, 2008, h. 841)<br />

Puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan (makan, minum dan bersenggama) mulai<br />

dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya matahari karena perintah Allah semata-mata, dengaan disertai niat<br />

dan syarat-syarat tertentu. (Muhammad Saifullah Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, Surabaya, 2005, h. 294.<br />

Berdasarkan juga Firman Allah Ta’ala:<br />

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Pakaian<br />

bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan<br />

nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka<br />

dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih<br />

dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah<br />

kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu<br />

mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS.<br />

Al-Baqarah:187)<br />

Kapan Dan Bagaimana Puasa Ramadhan Diwajibkan?<br />

Puasa Ramadhan wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal, atau setelah bulan Sya’ban genap 30 hari.<br />

Puasa Ramadhan wajib dilakukan apabila hilal awal bulan Ramadhan disaksikan seorang yang dipercaya, memiliki<br />

kemampuan dan keahlian bidang astronomi/ilmu falak serta adil, sedangkan awal bulan-bulan lainnya ditentukan<br />

dengan kesaksian dua orang yang dipercaya. Sabda Nabi saw :<br />

Hadis yang berasal dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Nabi saw bersabda :<br />

“Janganlah kamu berpuasa hingga melihat bulan (ru’yat hilal), dan janganlah kamu berbuka (Idul Fitri) hingga melihatnya<br />

pula. Jika penglihatan tertutup awan maka hitunglah.”<br />

“Berpuasalah kamu karena melihat bulan. Berbukalah karena melihat bulan, jika terlindung/mendung hitunglah<br />

menjadi tigapuluh hari.”<br />

(Abi Husain Muslim bin al Hajaj Al Qusyairi An Naisaburi, Shahih Muslim, Vol. 1, 1993, h. 480).<br />

Lafal : “faqduru” (kira-kirakanlah) itu termasuk kalimat perintah. Hamzahnya adalah hamzah washal dan<br />

huruf “dal” dikasrahkan dan didhammahkan. “Faqduru lahu tsalatsin, ialah berbukalah pada hari ke 30 itu dan<br />

perkirakanlah sempurna bulan itu. (Muhammad bin Isma’il Al Kahlani/Ash Shon’ani, Subul As Salam, Terj. Abu<br />

Bakar Muhammad, Vol. 2, 1991, h. 599.<br />

Siapa yang wajib berpuasa Ramadhan?<br />

Puasa Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang baligh (dewasa), aqil (berakal), dan sanggup untuk<br />

berpuasa. Adapun syarat-syarat wajibnya puasa Ramadhan ada empat, yaitu Islam, berakal, dewasa dan mampu. Para<br />

ulama mengatakan anak kecil disuruh berpuasa jika kuat, hal ini untuk melatihnya, sebagaimana disuruh shalat<br />

pada umur 7 tahun dan dipukul pada umur 10 tahun agar terlatih dan membiasakan diri. (Sulaiman Rasyid, Fiqh<br />

Islam, Bandung, 1987, h. 217, lihat juga Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Kitab Sabilal Muhtadin,vol. 2<br />

disalin oleh HM. Asywadie Syukur, 2008, h. 876-877)<br />

Syarat-Syarat Sahnya Puasa :<br />

1. Islam: tidak sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam.<br />

2. Akal: tidak sah puasa orang gila sampai kembali berakal.<br />

3. Tamyiz: tidak sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang balk dengan yang buruk).<br />

4. Tidak haid: tidak sah puasa wanita haid, sebelum berhenti haidnya.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

23


5. Tidak nifas: tidak sah puasa wanita nifas, sebelum suci dari nifas. (Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Bandung,<br />

1987, h. 217-218)<br />

Sunah Puasa :<br />

1. Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama tidak dikhawatirkan terbit fajar.<br />

2. Segera berbuka puasa bila benar-benar matahari terbenam.<br />

3. Memperbanyak amal kebaikan, terutama menjaga shalat lima waktu pada waktunya dengan berjamaah,<br />

menunaikan zakat harta benda kepada orang-orang yang berhak, memperbanyak shalat sunat, sedekah,<br />

membaca Al-Qur’an dan amal kebajikan lainnya.<br />

4. Jika dicaci maki, supaya mengatakan: “Saya berpuasa,” dan jangan membalas mengejek orang yang<br />

mengejeknya, memaki orang yang memakinya, membalas kejahatan orang yang berbuat jahat kepadanya;<br />

tetapi membalas itu semua dengan kebaikan agar mendapatkan pahala dan terhindar dari dosa.<br />

5. Berdo’a ketika berbuka sesuai dengan yang diinginkan. Seperti membaca do’a: “Ya Allah hanya untuk-Mu<br />

aku beupuasa, dengan rizki anugerah-Mu aku berbuka. Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Ya<br />

Allah, terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”<br />

6. Berbuka dengan kurma segar, jika tidak punya maka dengan kurma kering, dan jika tidak punya cukup<br />

dengan air.<br />

7. Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa.<br />

8. Menggosok gigi.<br />

9. Murah hati dan mempelajari Alqur’an.<br />

10. Giat ibadat pada sepuluh hari terakhir. (Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Vol. 3, Terj. Mahyudin Syaf, Bandung,<br />

1990, h. 212-220)<br />

Hukum orang yang tidak berpuasa Ramadhan<br />

Diperbolehkan tidak puasa pada bulan Ramadhan bagi empat golongan:<br />

a. Orang sakit yang berbahaya baginya jika berpuasa dan orang bepergian yang boleh baginya mengqashar<br />

shalat. Tidak puasa bagi mereka berdua adalah afdhal, tapi wajib mengqadhanya. Namun jika mereka berpuasa<br />

maka puasa mereka sah (mendapat pahala). Firman Allah Ta’ala: “ ….Maka barangsiapa di antara kamu ada<br />

yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari<br />

yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.... “ (QS. Al-Baqarah:184). Maksudnya, jika orang sakit dan<br />

orang yang bepergian tidak berpuasa maka wajib mengqadha (menggantinya) sejumlah hari yang ditinggalkan itu<br />

pada hari lain setelah bulan Ramadhan.<br />

b. Wanita haid dan wanita nifas: mereka tidak berpuasa dan wajib mengqadha. Jika berpuasa tidak sah<br />

puasanya. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: “Jika kami mengalami haid, maka diperintahkan untuk<br />

mengqadha puasa dan tidak diperintahkan menggadha shalat.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).<br />

c. Wanita hamil dan wanita menyusui, jika khawatir atas kesehatan anaknya boleh bagi mereka tidak berpuasa<br />

dan harus meng-qadha serta memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan. Jika<br />

mereka berpuasa maka sah puasanya. Adapun jika khawatir atas kesehatan diri mereka sendiri, maka<br />

mereka boleh tidak puasa dan harus meng-gadha saja. (Demikian dikatakan Ibnu Abbas sebagaimana<br />

diriwayatkan o!eh Abu Dawud kitab Ar Raudhul Murbi’, Vol. 1, h. 124)<br />

d. Orang yang tidak kuat berpuasa karena tua atau sakit yang tidak ada harapan sembuh. Boleh baginya tidak<br />

berpuasa dan memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya. Demikian kata Ibnu<br />

Abbas menurut riwayat Al-Bukhari. Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir, 1/215. Sedangkan jumlah makanan yang<br />

diberikan yaitu satu mud (genggam tangan) gandum, atau satu sha’ (+ 3 kg) dari bahan makanan lainnya.<br />

(Lihat kitab ‘Umdatul Fiqh, oleh Ibnu Qudamah, h. 28)<br />

24<br />

Hukum Jima’ Pada Siang Hari Bulan Ramadhan<br />

Diharamkan melakukan jima’ (bersenggama) pada siang hari bulan Ramadhan. Dan siapa yang melanggarnya<br />

harus mengqadha dan membayar kaffarah mughallazhah (denda berat) yaitu membebaskan hamba sahaya. Jika<br />

tidak mendapatkan, maka berpuasa selama dua bulan berturut-turut; jika tidak mampu maka memberi makan 60<br />

orang miskin; dan jika tidak punya maka bebaslah ia dari kaffarah itu. Firman Allah Ta’ala: “Allah tidak membebani<br />

seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (Al-Baqarah: 285). (Lihat kitab Majalisu Syahri Ramadhan,<br />

hlm. 102-108)<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa<br />

a. Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.<br />

b. Jima’ (bersenggama).<br />

c. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan<br />

transfusi darah.<br />

d. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan<br />

sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja.<br />

e. Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya,<br />

baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.<br />

f. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan<br />

pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib<br />

qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,<br />

Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).<br />

g. Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan.<br />

Firman Allah Ta’ala: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan<br />

yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88).<br />

h. Meniatkan berbuka.<br />

i. Jika seorang makan dan minum atau bersenggama, karena menduga matahari telah terbenam atau fajar<br />

belum menyingsing, kemudian ternyata bahwa dugaan itu salah.<br />

11. Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau<br />

dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita<br />

nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa. (Sayid<br />

Sabiq, Fiqh Sunnah, Vol. 3, Terj. Mahyudin Syaf, Bandung, 1990, h. 228-234)<br />

Puasa Sunnat :<br />

Disunatkan puasa 6 hari pada bulan Syawwal, 3 hari pada setiap bulan (yang afdhal yaitu tanggal 13, 14 dan 15;<br />

disebut shaum al-biidh), hari Senin dan Kamis, 9 hari pertama bulan Dzul Hijjah (lebih ditekankan tanggal 9, yaitu<br />

hari Arafah), hari ‘Asyura (tanggal 10 Muharram) ditambah sehari sebelum atau sesudahnya untuk mengikuti jejak<br />

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya yang mulia serta menyelisihi kaum Yahudi, berpuasa pada<br />

sebagian besar dari bulan Sya’ban, berpuasa pada bulan-bulan suci (Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab),<br />

dan berpuasa selang-seling (puasa Nabi Daud as). (Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Vol. 3, Terj. Mahyudin Syaf,<br />

Bandung, 1990, h. 196-209).<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

25


TEKNIK EVALUASI DAN PELAPORAN<br />

KEGIATAN PENYULUHAN AGAMA<br />

PENGERTIAN EVALUASI<br />

Oleh: Hj. Siti Maryam Ahmad, S.Ag, M.Pd<br />

A. Definisi Evaluasi<br />

Evaluasi mempunyai kata dasar value (satu kata terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah nilai). Penilaian<br />

mempunyai kata dasar nilai, sama dengan evaluasi. Kata penilaian berasal dari kata kerja menilai, dan kata dasar nilai.<br />

Nilai inilah ukuran baik buruk. Dalam kaitan ini, pengertian baik dalam kaitan penyuluhan sering dinyatakan benar, betul,<br />

bagus, berhasil, sopan, memuaskan, memenuhi syarat, berguna, manfaat, kemajuan, menyenangkan, dan kata-kata lain<br />

yang bermakna baik.<br />

Sedang pengertian buruk dinyatakan dengan kurang, merugikan, membosankan, memuakkan, tidak memenuhi syarat,<br />

dan kata-kata lain yang bermakna buruk.<br />

Evaluasi sering diartikan secara sempit, dan memandang evaluasi hanya berdasarkan aktivitas yang penting dan<br />

menonjol. Prof. DR. Atwi Suparman dan DR. Purwanto (Universitas Terbuka) mengutip definisi yang dikemukakan oleh<br />

Departemen Pendidikan Negara Bagian California, Cronbach dan Suppes serta A Joint Commitee on Standard of<br />

evaluation sebagai berikut:<br />

Evaluasi adalah proses menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan untuk membuat keputusan.(Cronbach &<br />

Suppes, 1989). Evaluasi adalah suatu proses di mana data yang relevan dikumpulkan dan ditransformasikan menjadi<br />

informasi bagi pembuatan keputusan. (Departemen Pendidikan Negara Bagian California). Evaluasi adalah adalah suatu<br />

pemeriksaan atau penyelidikan yang sistematis tentang manfaat atau kegunaan dari sesuatu berdasarkan standar<br />

tertentu. (A Joint Commitee on Standardof Evaluation).<br />

Dari ketiga definnisi tersebut Atwi dan Purwanto (2000) menyimpulkan bahwa:”evaluasi adalah proses penerapan<br />

prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi yang valid (sahih, benar) dan reliabel (teruji, terpercaya) untuk<br />

membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan”.<br />

Juni Pranoto dan Sutrisno (2006) menyimpulkan dari pendapat diatas dengan definisi: “Evaluasi adalah suatu rentetan<br />

kegiatan yang dilakukan secara teratur dan sistematis, dengan menerapkan prosedur ilmiah, dimulai dengan penentuan<br />

tujuan, perencanaan, pengembangan instrumen, pengumpulan data/ informasi yang valid (benar) dan reliabel (teruji),<br />

penganalisaan data dan menafsirkannya dengan tujuan untuk menentukan nilai sesuatu dengan membandingkan<br />

dengan standar penilaian yang sudah disepakati, untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan.<br />

Definisi tersebut juga dapat diaplikasikan dalam kegiatan penyuluhan, karena pada hakekatnya penyuluhan juga<br />

termasuk kegiatan atau proses pendidikan.<br />

Berdasrkan definisi tersebut, maka melakukan penilaian atau evaluasi penyuluhan perlu dilakukan secara teratur,<br />

menggunakan prosedur, perlu ada data yang diolah sehingga dapat menjadi informasi. Evaluasi akan menghasilkan<br />

sesuatu yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan. Oleh karenanya apabila data yang<br />

dikumpulkan tidak valid, maka akan menjadi informasi yang tidak valid dan reliabel pula. Dampak selanjutnya adalah<br />

akan berakibat salah atau tidak benarnya membuat kesimpulan sebagai bahan untuk mengambil keputusan dan<br />

kebijakan tentang penyuluhan selanjutnya.<br />

B. Fungsi Evaluasi<br />

Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran atau penyuluhan, perlu dilakukan evaluasi.<br />

Penyuluhan adalah kegiatan yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan meningkatnya pengetahuan,<br />

ketrampilan dan tingkah laku yang diharapkan dimiliki tersuluh setelah selesai mengikuti atau menyelesaikan<br />

pengalaman pembelajaran melalui penyuluhan. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil<br />

penyuluhan.<br />

26<br />

Adapun fungsi evaluasi adalah:<br />

1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan penyuluhan; dalam hal ini tujuan khusus maupun tujuan umum. Tujuan<br />

khusus atau tujuan yang dapat terukur, dibuktikan, setelah proses penyuluhan selesai. Dengan fungsi ini dapat<br />

diketahui tingkat penguasaan bahan pembelajaran yang dikuasai oleh peserta penyuluhan. Dengan kata lain dapat<br />

diketahui hasil belajar yang dicapai peserta penyuluhan. Sedang tujuan umum biasanya bersifat kualitatif dan<br />

hasilnya baru tampak beberapa saat seteleh selesai kegiatan (evaluasi sumatif)<br />

2. Untuk mengetahui keefektifan proses penyuluhan yang dilakukan penyuluh agama; penilaian ini dimaksudkan<br />

sebagai fungsi feed back bagi penyuluhan berikutnya. Dengan fungsi ini penyuluh dapat mengetahui berhasil atau<br />

tidaknya penyuluhan. Rendahnya hasil penyuluhan tidak semata-mata disebabkan kemampuan peserta penyuluhan<br />

dalam menangkap materi, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya penyuluh menyampaikan penyuluhan.<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan penyuluh itu sendiri, dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam<br />

memperbaiki uahanya, yaitu pada waktu melakukan penyuluhan berikutnya.<br />

3. Secara komprehensif sebagai pengukur keberhasilan dilihat dari berbagai aspek; misalnya dari aspek peserta, aspek<br />

materi, aspek metoda, aspek sarana dan prasarana sekaligus dari aspek penyuluh sendiri.<br />

Prof. DR. Abudin Nata (Dasar-dasar Pendidikan: 2001) mengutarakan fungsi evaluasi antara lain:<br />

1. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran secara komprehensif yaitu dari aspek pengetahuan,<br />

ketrampilan dan perubahan sikap peserta pembelajaran.<br />

2. Sebagai umpan balik atau feedback bagi kegiatan selanjutnya. Umpan balik ini dapat ditujukan kepada pembuat<br />

kebijakan maupun pelaksana kebijakan.<br />

3. Sebagai tolok ukur bagi pendidik sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan<br />

4. Bagi peserta didik dijadikan alat untuk mengetahui seberapa banyak materi yang diterima dapat dikuasai<br />

5. Bagi masyarakat dapat dijadikan informasi, dan ikut menilai sejauh mana kegiatan pembelajaran itu berhasil.<br />

6. Sebagai alat seleksi untuk mengamati peserta didik atau pembelajar mana yang punya kemampuan dan perhatian<br />

kurang, lebih atau sekedar mengikuti proses pembelajaran.<br />

7. Sebagai alat diagnostik; Jika alat evaluasinya bagus dapat untuk mengetahui kelemahan peserta pembelajaran,<br />

dan perlu langkah konsultatif berikutnya.<br />

Langkah pertama yang harus ditempuh penyuluh dalam melakukan penilaian adalah menetapkan “Apa yang akan menjadi<br />

sasaran atau obyek penilaian”. Hal ini penting diketahui agar memudahkan penyuluh dalam menyusun alat evaluasi.<br />

C. Sasaran Evaluasi Penyuluhan<br />

Pada umumnya ada tiga sasaran evaluasi penyuluhan (mengadopsi penilaian pada proses pembelajaran)<br />

1. Mengevaluasi segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, ketrampilan peserta<br />

penyuluhan sebagai hasil dari proses penyuluhan.<br />

2. Mengevaluasi isi atau materi penyuluhan, yaitu tentang penguasaan terhadap materi yang disajikan<br />

3. Mengevaluasi proses penyuluhan itu sendiri. Proses penyuluhan perlu dievaluasi secara objektiv oleh penyuluh,<br />

sebab baik buruknya proses juga berpengaruh terhadap hasil penyuluhan yang dicapai peserta.<br />

Dalam paradigma baru , khususnya evaluasi dengan pendekatan andragogy (bukan paedagogi), evaluasi lebih<br />

banyak diarahkan kepada perubahan sikap dan prilaku peserta penyuluhan atau pembelajar. Sedang pada pendekatan<br />

paedagogis evaluasi masih dengan sasaran kemampuan peserta dapat menyerap materi penyuluhan.<br />

Menurut Juni Pranoto (2006) objek atau sasaran evaluasi sangat ditentukan oleh Model evaluasi. Bermacam macam Model<br />

evaluasi pembelajaran salah satunya yang dikemukakan oleh Stuflebeam dalam bukunya Educational Evaluation and<br />

dicision Making, menggolongkan sasaran evaluasi pembelajaran ada pada 4 dimensi yang terkenal dengan evaluasi CIPP<br />

(Contect, Input, Proses dan Product). Dengan model CIPP ini jika diaplikasikan dalam evaluasi penyuluhan maka yang<br />

menjadi sasaran adalah:<br />

1. Contect (konteks) : yaitu evaluasi yang ditujukan kepada sistem dan tujuan<br />

Penyuluhan, kondisi-kondisi aktual yang menjadi pertimbangan mengapa penyuluhan dilakukan dan apa kira-kira<br />

dampak dari program yang akan dicapai<br />

2. Input(masukan) : masukan merupakan faktor yang menentukan kelancaran proses dan kualitas penyuluhan. Beberapa<br />

masukan penting dalam penyuluhan adalah: Peserta penyuluhan, tujuan materi penyuluhan, metoda dan bahan<br />

penyuluhan. Penyuluh, sarana dan prasarana penyuluhan<br />

3. Process (proses) :Aktivitas atau partisipasi peserta, penggunaan media pembelajaran, suasana tempat penyuluhan, cara<br />

penyuluh menyampaikan penyuluhan, konsistensi materi yang disampaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, pola<br />

interaksi antara penyuluh dengan peserta penyuluhan<br />

4. Product (Output) : yaitu hasil yang dapat dicapai oleh peserta penyuluhan, baik<br />

penguasaan pengetahuan, ketrampilan maupun perubahan sikap. Untuk evaluasi aspek produk dapat dibedakan hasil<br />

yang dapat dilihat jangka pendek dan kemampuan jangka panjang. Untuk hasil jangka pendek biasanya aspek prilaku<br />

masih pada taraf pengetahuan dan pemahaman, sedang untuk hasil jangka panjang dapat dilihat apakah hasil<br />

penyuluhan sudah tampat pada aplikasi kehidupan se-hari-hari.<br />

(Meteri Diklat Penyuluh Agama Fungsional) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA Jl. Rawa Kuning, Pulo<br />

Gebang, Cakung- Jakarta Timur Tilp. (021) 480 3577- 480 3578<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

27


Penyampaian Naskah Melalui Media Elektronik<br />

28<br />

Oleh : Drs. Fathurrahman<br />

Ketua PWI Cabang Kalsel<br />

Apa itu media elektronik : Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi<br />

pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang<br />

meski pun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir.<br />

Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi<br />

multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada<br />

umumnya berbentuk digital.<br />

Konten : Konten (bahasa Inggris: content) adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik [1].<br />

Penyampaian konten dapat dilakukan melalui berbagai medium seperti internet, televisi, CD audio, bahkan acara langsung<br />

seperti konferensi dan pertunjukan panggung. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menguantifikasi beragam<br />

format dan genre informasi sebagai komponen nilai tambah media.<br />

Dalam jaringan atau daring (bahasa Inggris: online) pada bidang pendidikan[1] dan teknologi informasi[2]. Sambung jaring<br />

adalah keadaan saat sesuatu terhubung ke dalam suatu jaringan atau sistem (umumya internet atau ethernet).<br />

Analog dapat merujuk antara lain pada: sinyal analog, suatu sinyal yang kontinu dan berubah menurut waktu dan ruang<br />

sebagai lawan dari sinyal digital; sirkuit analog, suatu sirkuit yang menggunakan sinyal analog.<br />

Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka<br />

berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan<br />

penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem<br />

komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).<br />

Peralatan canggih, seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan biner yang rumit. Dalam<br />

gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklar lampu, yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1).<br />

Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika saklar itu dinyalakan dalam posisi A, misalnya, maka ia akan membentuk gambar<br />

bunga, dan jika dinyalakan dalam posisi B, ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital tersebut.<br />

Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling berlawanan. Pada gambaran<br />

saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan<br />

pada tombol off, maka ruangan menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada<br />

belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak terbantahkan. Secara psikologis,<br />

manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk. Konsep Yin dan Yang ternyata juga bersentuhan dengan<br />

konsep digital ini.<br />

berkomunikasi<br />

Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat<br />

menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.[1]. Pada umumnya,<br />

komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.[rujukan?] Apabila tidak ada<br />

bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik<br />

badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti<br />

ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal<br />

SATELIT KOMUNIKASI<br />

Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Adalah Globalisasi<br />

dampak GLOBALISASI adalah, GEGAR BUDAYA,DEKADENSI MORAL,Wartawan dengan karya jurnalistik. Wartawan<br />

melaksanakan tugas jurnalistik<br />

TUGAS JURNALISTIK : Mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, menyampaikan informasi memalui<br />

berbagai saluran ; SEKARANG ERA INFORMASI DAN KOMUNIKASI.BERMITRA DENGAN PELAKU INFORMASI<br />

MERUPAKAN ‘’SENJATA’’ UNTUK MENANG<br />

Profesi Terbuka<br />

Jurnalistik merupakan profesi terbuka. Karena sedemikian terbuka, tak salah pula jika ada yang menganggap belum layak<br />

disebut sebagai suatu profesi, seperti halnya dokter, pendeta / pastor, notaris dan sebagainya yang memang menempuh<br />

pendidikan khusus<br />

Disebut intelektual sebab berkaitan dengan informasi dan alam pikiran. Informasi berasal dari masyarakat dan disampaikan<br />

ke dalam alam pikiran anggota masyarakat. Untuk bisa memperoleh informasi, seseorang harus memiliki kepekaan dan<br />

kritisisme sosial. Selanjutnya baru ia mengolah informasi itu dalam kaidah-kaidah teknis dan etis untuk nantinya<br />

disampaikan melalui medianya. Dan informasi itu akan menyusup ke dalam alam pikiran khalayaknya.<br />

Khalayak media massa bersifat heterogen. Tingkat intelegensinya juga bermacam-macam. Dalam menghadapi heterogenitas<br />

inilah pelaku profesi media massa bekerja. Karena yang disampaikannya berupa informasi, ia harus berada selangkah di<br />

depan dibanding dengan khalayak medianya Inteligensia dari pelaku profesi akan tercermin dalam informasi yang<br />

disampaikan oleh institusi media yang sampai pada masyarakat<br />

Seorang wartawan tidak menuliskan apa yang ada dalam kepalanya, tetapi menyampaikan apa yang terjadi dalam kehidupan<br />

dan alam pikiran orang lain<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel


Yang penting adalah ia tahu informasi macam apa yang diperlukan oleh orang dengan inteligensi yang tinggi itu, dan tahu<br />

pula dari mana ia bisa memperoleh informasi tersebut<br />

berada selangkah di depan berarti dapat menjadi mediator yang tepat. Seorang wartawan tidak perlu menjadi doktor, karena<br />

tugasnya adalah menjadi mediator dari para doktor atau orang yang inteligensinya tinggi dalam masyarakat.<br />

Makna, nilai, nalar sosial<br />

Hal yang memiliki makna (meaning) atau nilai (value). Hanya realitas yang memiliki makna atau nilai sajalah yang perlu<br />

diolah sebagai informasi yang akan disampaikan melalui media. Penalaran diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan sosial<br />

dari si wartawan.<br />

Apa itu jurnalis warga<br />

Jurnalisme warga, yang juga dikenal sebagai publik atau jurnalisme partisipasi atau jurnalisme demokratik, adalah tindakan<br />

non-profesional yang memainkan peran aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, penelitian dan penyebaran berita dan<br />

informasi,” demikian definisi Jurnalisme Warga oleh Shayne Bowman dan Chris Willis dalam laporannya We Media: How<br />

Audiences are Shaping the Future of News and Information<br />

Tujuan dari keikutsertaan ini adalah untuk menyajikan berita yang bebas, dapat dipercaya, akurat, meliputi banyak hal dan<br />

informasi yang terkait dengan kebutuhan akan demokrasi”<br />

Pengertian Jurnalisme Warga – seharusnya Jurnalisme Warganegara sebagai terjemahan dari Citizen Journalism – tidak<br />

boleh dikacaukan dengan Jurnalisme Kewarganegaraan (Civic Journalism), yang dipraktekkan oleh wartawan-wartawan<br />

profesional. Jurnalisme warga adalah bentuk yang spesifik dari media warga dimana warga berperan sebagai pengguna<br />

sekaligus penghasil isi<br />

Berita dan komentar dari publik secara luas. Menggunakan situs wiki dan blog-blogs, siapapun dapat memberikan<br />

kontribusinya berupa informasi tentang peristiwa yang ada. Juga dikenal sebagai “jurnalisme warga berkolaborasi”<br />

(collaborative citizen journalism/CCJ), “media akar rumput” atau “penerbitan pribadi”.<br />

Konsep di balik jurnalisme warga adalah banyaknya sukarelawan yang membantu untuk memastikan bahwa informasi itu<br />

lebih akurat dibanding kalau dilaporkan hanya oleh satu sumber saja<br />

Tiga unsur kritis atas kebangkitan jurnalisme warga dan media warga<br />

1.Publikasi yang bersifat terbuka<br />

2.Pengeditan yang bersifat kolaborasi sesama pengguna.<br />

3.Pendistribusian isi.<br />

Wartawan warga?<br />

“Orang yang bertindak secara non-profesional dan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, penelitian, dan<br />

penyebaran berita dan informasi, dengan tujuan menyajikan berita yang bebas, dapat dipercaya, akurat, meliputi banyak<br />

hal dan informasi yang terkait dengan kebutuhan akan demokrasi serta memberikan komentar-komentar atas berita-berita<br />

tersebut pada situs-situs jurnalisme warga atau blog-blog.”<br />

seorang wartawan warga tidak bisa berdiri sendiri. Karena di dalam sebuah jurnalisme warga terdapat berbagai kegiatan<br />

yang memerlukan peran aktif banyak pihak, baik berupa kontribusi tulisan maupun partisipasi memberi komentar–termasuk<br />

juga peran administrator, maka wartawan warga adalah merupakan sebuah komunitas bukan individualitas. Dengan kata<br />

lain seorang wartawan warga tidak bisa menjalankan peran aktifnya, tanpa keberadaan dan peran wartawan warga yang<br />

lain.<br />

Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta<br />

merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.<br />

Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri<br />

penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang<br />

baik. ‘’Mengajak bukan menghakimi, menginformasikan bukan menggurui. (Disampaikan pada orientasi di Bidang<br />

Penamas Kalsel )<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel<br />

29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!