buku postur apbn

More documents

Recommendations

Info

Postur APBN Indonesia Keterkaitan Antar Komponen APBN: Ruang fiskal dan potensi Inefisiensi Belanja Pemerintah Pusat Pagu Penggunaan PNBP Belanja K/L yang Bersumber dari Hibah DBH Cukai DBH Migas DBH Pertambangan Umum DBH Panas Bumi DBH Kehutanan GAMBAR 6.3 MATRIKS HUBUNGAN ANTAR AKUN DI DALAM POSTUR APBN Pendapatan Dalam Negeri Penerimaan Perpajakan Penerimaan PPh Migas Penerimaan PPh Nonmigas Penerimaan Cukai PNBP SDA Migas PNBP SDA Nonmigas Pertambangan Umum Panas Bumi Kehutanan PNBP Lainnya Laba BUMN PEMBIAYAAN ANGGARAN DEFISIT Tambahan Penerbitan Utang Pendapata n BLU Penerimaan Hibah SBSN BELAN JA NEG ARA Belanja K/L Belanja K/L yang Bersumber dari PLN, PDN, SBSN, dan PBS Pembayaran Bunga Utang Belanja Hibah B elan ja Non-K/L Transfer ke Daerah Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Penyesuaian Anggaran Pendidikan PENERIMAAN NEGARA Keterangan: Penyesuaian anggaran pendidikan untuk menjaga rasio anggaran pendidikan minimal 20% dari total belanja negara 168
Postur APBN Indonesia Keterkaitan Antar Komponen APBN: Ruang fiskal dan potensi Inefisiensi RUANG FISKAL DALAM POSTUR APBN Ruang fiskal atau fiscal space menjadi salah satu hal yang sering dibahas baik oleh kalangan internal Pemerintah maupun oleh pakar ekonomi. Sebagian atau bahkan banyak orang menduga bahwa jika pendapatan negara naik X triliun maka pemerintah akan memiliki tambahan kapasitas fiskal untuk dibelanjakan sebesar X triliun. Namun faktanya tidak demikian karena adanya keterkaitan antarkomponen APBN sesuai dengan formula perhitungan tertentu termasuk mandatory spending menyebabkan fiscal space yang terjadi tidak sebesar tambahan pendapatan. Untuk memahami apa itu ruang fiskal, sudah ada beberapa tulisan yang membahas hal tersebut. Menurut ekonom IMF, Heller (2005), ruang fiskal merupakan ruang dalam anggaran pemerintah yang memungkinkan untuk menyediakan sumber daya untuk tujuan yang diinginkan tanpa mengesampingkan keberlanjutan fiskal atau stabilitas ekonomi. Sedangkan menurut UNDP, ruang fiskal adalah anggaran yang tersedia sebagai hasil kebijakan dalam mengatur sumber daya, yang didukung dengan informasi kebijakan yang memastikan agar Pemerintahan, kelembagaan, dan kondisi perekonomian dapat menjamin implementasi kebijakan tersebut berjalan efektif, untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu. Sedangkan, Schick (2009) mendefinisikan ruang fiskal adalah ketersediaan sumberdaya keuangan bagi pemerintah untuk membiayai program-program yang diinginkan melalui anggaran dan kebijakan terkait. Sedangkan menurut pemerintah RI sebagaimanan tercantum dalam <strong>buku</strong> Nota Keuangan dan APBN 2010, mendefinisikan ruang fiskal sebagai pengeluaran diskresioner/tidak terikat (antara lain pengeluaran negara untuk 169
Page 2 and 3:
POSTUR APBN INDONESIA KEMENTERIAN K
Page 4 and 5:
DAFTAR ISI Daftar Isi Daftar Tabel
Page 6 and 7:
c. Ruang Fiskal Dalam Postur APBN 1
Page 8 and 9:
Tabel 6.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makr
Page 10 and 11:
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Perkembang
Page 12 and 13:
Buku ini diharapkan dapat memberika
Page 14 and 15:
transparan, akuntabel dan prinsip p
Page 16 and 17:
APBN yang telah memberikan dukungan
Page 19 and 20:
Postur APBN Indonesia Pengantar BAB
Page 21 and 22:
Postur APBN Indonesia Pengantar ram
Page 23 and 24:
Postur APBN Indonesia Pengantar keu
Page 25 and 26:
Postur APBN Indonesia Pengantar rek
Page 27 and 28:
Postur APBN Indonesia Pengantar KOM
Page 29 and 30:
Postur APBN Indonesia Pengantar dip
Page 31 and 32:
Postur APBN Indonesia Pengantar c.
Page 33 and 34:
Postur APBN Indonesia Pengantar 2.
Page 35 and 36:
Postur APBN Indonesia Pengantar men
Page 37 and 38:
Postur APBN Indonesia Pengantar pel
Page 39 and 40:
Postur APBN Indonesia Pengantar set
Page 41 and 42:
Postur APBN Indonesia Pengantar Tab
Page 43 and 44:
Postur APBN Indonesia Pengantar 11.
Page 45 and 46:
Postur APBN Indonesia Pengantar Tab
Page 47 and 48:
Postur APBN Indonesia Pengantar dik
Page 49 and 50:
Postur APBN Indonesia Pengantar Ber
Page 51 and 52:
Postur APBN Indonesia Pengantar inf
Page 54 and 55:
Postur APBN Indonesia Tahapan dan F
Page 56 and 57:
Page 58 and 59:
Page 60 and 61:
Page 62 and 63:
Page 64 and 65:
Page 66 and 67:
Page 68 and 69:
Page 70 and 71:
Page 72 and 73:
Page 74 and 75:
Page 76 and 77:
Page 78 and 79:
Page 80 and 81:
Page 82 and 83:
Page 85 and 86:
Postur APBN Indonesia Perhitungan P
Page 87 and 88:
Page 89 and 90:
Page 91 and 92:
Page 93 and 94:
Page 95 and 96:
Page 97 and 98:
Page 99 and 100:
Page 101 and 102:
Page 103 and 104:
Page 105 and 106:
Page 107 and 108:
Page 109 and 110:
Page 111 and 112:
Page 113 and 114:
Page 115 and 116:
Page 118 and 119:
Postur APBN Indonesia Perhitungan B
Page 120 and 121:
Page 122 and 123:
Page 124 and 125:
Page 126 and 127:
Page 128 and 129:
Page 130 and 131:
Page 132 and 133:
Page 134 and 135:
Page 136 and 137:
Page 138 and 139:
Page 140 and 141:
Page 142 and 143:
Page 144 and 145:
Page 146 and 147: Postur APBN Indonesia Perhitungan B
Page 163 and 164: Postur APBN Indonesia Perhitungan P
Page 182 and 183: Postur APBN Indonesia Keterkaitan A
Page 214 and 215: Postur APBN Indonesia Lampiran NO K
Page 228 and 229: Postur APBN Indonesia Daftar Pustak
Page 234: Postur APBN Indonesia Daftar Pustak
show all

buku postur apbn

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?