Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>HAM</strong> (Masih) dalam Ancaman:<br />
Menguatnya Militerisme dan Melemahnya Daya Penegakan <strong>HAM</strong><br />
negara 4 .<br />
Pasca pengungkapan pelaku, ada serangkaian usaha yang tampak sistematis untuk membalik<br />
opini dan membelokkan isu. Seperti adanya pembelaan dari sejumlah pejabat militer yang<br />
menyinggung soal jiwa korsa dan menilai para pelaku sebagai satria hingga maraknya spanduk<br />
<strong>di</strong> sejumlah tempat <strong>di</strong> Yogyakarta serta komentar <strong>di</strong> me<strong>di</strong>a sosial yang membenarkan tindakan<br />
penyerangan bersenjata dan pembunuhan kilat <strong>di</strong> Lapas Cebongan dengan dalih sebagai tindakan<br />
untuk memberantas preman. Persoalan penyerangan bersenjata oleh sekelompok aparat militer<br />
dan pembunuhan kilat terhadap tahanan yang berada dalam perlindungan institusi negara<br />
(Lapas Cebongan) hendak <strong>di</strong>geser menja<strong>di</strong> seolah persoalan pemberantasan preman. Pihak yang<br />
mempersoalkan penyerangan bersenjata dan pembunuhan kilat <strong>di</strong> Lapas Cebongan tersebut,<br />
utamanya dari kalangan pembela <strong>HAM</strong>, <strong>di</strong>pojokkan lewat opini seolah mereka sedang membela<br />
preman dan premanisme. Tidak hanya hak hidup dan hak atas rasa aman yang terancam dalam<br />
rangkaian peristiwa tersebut, namun juga ancaman terhadap kewibawaan negara serta delegitimasi<br />
terhadap <strong>HAM</strong>.<br />
Benar bahwa premanisme perlu <strong>di</strong>berantas, namun tentunya dengan kebijakan yang tetap<br />
mengedepankan hukum dan penghormatan atas <strong>HAM</strong>, <strong>di</strong> antaranya melalui kebijakan sosialekonomi<br />
yang tepat sasaran serta penegakan hukum yang a<strong>di</strong>l. Dalam hal penegakan hukum,<br />
misalnya terhadap para pelaku dalam kasus pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso pada 19<br />
Maret <strong>2013</strong> dan penganiayaan Sertu Sriyono pada 20 Maret <strong>2013</strong> <strong>di</strong> Yogyakarta. Yang jelas bukan<br />
dengan tindakan “main hakim sen<strong>di</strong>ri” dan penggunaan kekerasan balik. Sebagai tindakan,<br />
main hakim sen<strong>di</strong>ri serta penggunaan kekerasan justru identik dan tidak bisa <strong>di</strong>pisahbedakan<br />
dengan premanisme itu sen<strong>di</strong>ri. Pembalikan opini dan pembelokan isu tersebut seolah hendak<br />
membenarkan bahwa tindakan main hakim sen<strong>di</strong>ri dan kekerasan sah <strong>di</strong>gunakan untuk<br />
memberantas mereka yang <strong>di</strong>anggap sebagai preman, seperti dalam kasus pembunuhan kilat dan<br />
<strong>di</strong> luar proses hukum yang <strong>di</strong>kenal dengan peristiwa penembakan misterius (Operasi Petrus) <strong>di</strong><br />
tahun 1980-an 5 . Alih-alih menja<strong>di</strong> solusi dalam mengatasi masalah premanisme, tindakan tersebut<br />
justru memerosotkan wibawa institusi militer ataupun negara yang terkait, selain melahirkan<br />
serangkaian pelanggaran <strong>HAM</strong>.<br />
Kasus main hakim sen<strong>di</strong>ri dan penggunaan kekerasan oleh pihak yang berlatar aparat<br />
militer <strong>di</strong> luar kewenangannya dalam menyelesaikan masalah, dengan korban dari warga, juga<br />
berlangsung <strong>di</strong> Magelang, Jawa Tengah. Wibowo, warga Kampung Sanggrahan Kota Magelang,<br />
meninggal setelah <strong>di</strong>interograsi dan <strong>di</strong>aniaya oleh 15 orang berlatar anggota TNI dan siswa<br />
SMK Kesehatan Kodam. Bersama Frans, petugas keamanan <strong>di</strong> proyek rumah susun <strong>di</strong> samping<br />
4 Keempat tahanan tersebut yakni Adrianus Candra Galaja, Yohanes Juan Manbait, Gameliel Yermiyanto Rohi<br />
Riwu, dan Hendrik Angel Sahetapi.<br />
5 Berdasar hasil penyeli<strong>di</strong>kan Komnas <strong>HAM</strong>, dalam peristiwa penembakan misterius ini telah terja<strong>di</strong> pelanggaran<br />
<strong>HAM</strong> berat.<br />
/ 4 /