24.06.2015 Views

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

10<br />

dalam jangka waktu 12 tahun dan pada akhirnya<br />

penelitian tersebut sudah “expired”.<br />

Kita tidak perlu cemas terhadap penilaian akhir dari<br />

external reviewer sejauh kita sudah mempublikasikan<br />

hasil karya kita di jurnal internasional. Para<br />

reviewer tersebut akan berpikir bahwa disertasi yang<br />

merupakan gabungan dari beberapa publikasi sudah<br />

melalui tahap review sebelum dipublikasi. Oleh<br />

karena itu, publikasikanlah hasil-hasil penelitian<br />

yang diperoleh sebanyak mungkin agar kelak dalam<br />

menulis disertasi menjadi lebih mudah.<br />

5. Apakah bapak pernah mengalami<br />

“kegagalan”? Bagaimana cara Bapak untuk<br />

kembali bangkit dan mengantisipasi hal<br />

tersebut?<br />

Berdasarkan pengalaman riset saya, ada beberapa<br />

proyek yang diberikan oleh supervisor yang pada<br />

akhirnya tidak ditulis di dalam disertasi dikarenakan<br />

sangat sulit sekali untuk memperoleh materialnya<br />

dan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang<br />

diharapkan. Kemudian supervisor saya memberikan<br />

saran untuk melakukan riset sampingan secara<br />

parallel dan pada akhirnya riset sampingan inilah<br />

yang dijadikan sebagai riset utama karena ini<br />

memberikan hasil yang sangat signifikan dan publikasi<br />

yang saya hasilkan dari riset tersebut kurang lebih<br />

sebanyak 13 paper. Inovasi riset saya ialah mengenai<br />

teknik difraksi serbuk untuk menentukan struktur<br />

Kristal. Pada umumnya, dalam menentukan struktur<br />

Kristal, para peneliti menggunakan single crystal.<br />

Namun, dengan berkembangnya instrumentasi dan<br />

komputasi, teknik ini dapat dikembangkan dan lebih<br />

mudah untuk diimplementasikan.<br />

6. Apakah visi-misi hidup bapak?<br />

Secara umum visi hidup saya ialah “Saya ingin menjadi<br />

orang yang bermanfaat bagi orang lain”. Oleh karena itu,<br />

saya menjadi dosen. Saat ini, saya menjadi atase<br />

pendidikan di KBRI Singapura. Saya mempunyai<br />

tanggung jawab untuk membina hubungan antara<br />

Indonesia dan Singapura.<br />

7. Kini profesi bapak ialah seorang<br />

pengajar di ITB, Apa alasan bapak lebih<br />

memilih profesi menjadi dosen?<br />

Saya sejak kecil memang sangat senang sekali<br />

mengajar dan ketika ditawari oleh supervisor saya<br />

Bapak Prof. Susanto Imam Rahayu untuk mengajar<br />

di ITB, saya sangat antusias sekali. Sebagai dosen,<br />

saya harus mengatur waktu sendiri. Saat ini, untuk<br />

menjadi dosen sangat kompetitif sekali. Mengajar,<br />

meneliti dan mengabdi kepada masyarakat<br />

merupakan tugas utama dan inherent bagi dosen,<br />

sehingga jika ada tuntutan untuk mempublikasi<br />

buku dan karya ilmiah hal tersebut bukan menjadi<br />

beban bagi dosen selama kita menikmatinya.<br />

8. Menurut bapak, secara umum apakah<br />

yang membedakan antara sistem<br />

pendidikan di Indonesia dan Australia?<br />

Sistem di Australia menggunakan British dan ada<br />

tingkatannya. Menurut saya, di Indonesia ini<br />

terlalu banyak subjek sehingga kita tidak bisa fokus<br />

dan paradigma yang muncul ialah hafalan bukan<br />

pemahaman. Dengan sedikit bidang yang dipelajari,<br />

kita bisa mempelajari lebih dalam, logika dan<br />

keterampilan berpikir bisa lebih diajarkan. Saya<br />

suka diundang di pusat kurikulum dan perbukuan,<br />

dan saya juga memiliki kerjasama dengan Australia<br />

di Academy of Science. Pada umumnya, di Australia<br />

untuk membuat suatu kurikulum, diperlukan waktu<br />

selama 5 tahun dan melibatkan banyak sekali orang<br />

dari perguruan tinggi dalam melakukan kajiannya<br />

sedangkan di Indonesia, kajian yang dilakukan hanya<br />

dalam kurun waktu yang singkat sehingga output<br />

yang dihasilkan kurang begitu maksimal. Namun,<br />

harapan saya di periode kepresidenan saat ini, pusat<br />

kurikulum dapat direvisi secara bertahap dan dapat<br />

diimplementasikan dengan baik.<br />

9. Apa pesan bapak untuk generasi-generasi<br />

muda penerus bangsa untuk memajukan<br />

Indonesia?<br />

Tantangan yang akan dihadapi di depan ialah<br />

Indonesia Emas 2045 dan pada tanggal 1 Januari<br />

2016 kita akan menjadi masyarakat ekonomi ASEAN.<br />

Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan dengan<br />

baik dan salah satu investasi penting ialah memiliki<br />

kualitas pendidikan yang baik. Secara kuantitas,<br />

penduduk di Indonesia mencakup 50% dari jumlah<br />

penduduk total di ASEAN. Jika orang Indonesia<br />

tidak berkualitas, kita hanya akan dijadikan pasar<br />

di ASEAN. Sebenernya secara prestasi, kita dapat<br />

bersaing di skala internasional. Dengan ini, saya<br />

berharap bahwa kita dapat mewujudkan impian kita<br />

untuk menggapai Indonesia Emas 2045.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!