24.06.2015 Views

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

SHOW MORE
SHOW LESS

Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!

Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.

19<br />

- bermain dengan facebook dan medsos lainnya hanya<br />

di waktu senggang atau mengurangi jika dirasa<br />

kurang perlu<br />

- mengurangi jam tidur tapi tidur dan istirahat yang<br />

lebih berkualitas. Ini berarti sama dengan hidup<br />

lebih panjang. Mengurangi tidur 1 jam sehari =<br />

hidup lebih panjang 15 hari dalam setahun. Berarti<br />

sekitar 25 tahun mengurangi 1 jam tidur, kita hidup<br />

setahun lebih panjang.<br />

4. Apakah kiat-kiat “sukses” untuk<br />

menyelesaikan studi di luar negeri?<br />

- berniat baik dan bercita-cita luhur<br />

- telaten, selalu ingin maju serta mengembangkan<br />

diri<br />

- sabar dan tawakal menghadapi cobaan, berfikir<br />

positif serta senantiasa berdoa dan percaya pada<br />

Allah SWT<br />

- berusaha mengatur waktu berkualitas, efisien dan<br />

produktif<br />

5. Apakah parameter-parameter yang<br />

dapat menyatakan bahwa seseorang sudah<br />

dikatakan “sukses”?<br />

Ada orang bilang sukses itu kalau anda kaya. Tapi<br />

pengertian kaya itu sendiri juga ‘relatif ’. Menurut<br />

bapak saya, idola saya, orang itu kaya jika memenuhi<br />

3H yaitu healthy, helpful and happy. Teori relativitas<br />

berlaku juga bagi saya untuk pengertian sukses.<br />

Sukses itu ‘relatif ’ sebagaimana benar dan salah<br />

yang juga relatif, semua tergantung dari sisi mana<br />

kita melihatnya dan dari kepentingan yang mana.<br />

Jika target terpenuhi berarti kegiatan itupun sukses.<br />

Tetapi, sukses sejati dalam hidup menurut saya<br />

adalah jika kita melakukan hal yang terbaik sesuai<br />

hati nurani dan dapat membuat orang di sekitar kita<br />

tersenyum bahagia.<br />

6. Apakah Ibu pernah mengalami<br />

“kegagalan”? Bagaimana cara Ibu untuk<br />

kembali bangkit dan mengantisipasi hal<br />

tersebut?<br />

Sering dan saya rasa setiap orang pasti pernah merasa<br />

gagal. Thomas Alva Edison juga sering gagal tapi<br />

tidak menyerah. Berat memang saat kita jatuh atau<br />

dijatuhkan, tidak mencapai hasil sesuai ekspektasi,<br />

dll. Satu hal yang sangat penting dipegang adalah<br />

‘percaya’. Pertama, percaya terhadap Allah dan<br />

kuasa-Nya sebagai sang Maha Sutradara. Percaya<br />

bahwa semua untuk yang terbaik pada akhirnya<br />

nanti dan tugas baik yang kita lakukan sekecil<br />

apapun adalah tugas dari-Nya jadi seyogyanya kita<br />

berusaha semakin mendekat kepada Allah. Kedua,<br />

percaya pada diri sendiri, kemampuan kita sebagai<br />

manusia makhluk sempurna (tapi bukan takabur).<br />

Ini tentunya memotivasi diri kita untuk bangkit lagi<br />

dan pantang menyerah. Kegagalan itu adalah awal<br />

sebuah kesuksesan. Saya yakin kita semua adalah<br />

terpilih, bukan produk gagal.<br />

7. Apakah visi-misi hidup Ibu?<br />

Do the best and let Allah do the rest (Lakukan yang<br />

terbaik dan pasrahkan hasilnya pada Allah)<br />

8. Menurut Ibu, apakah kita perlu membuat<br />

rencana hidup jangka panjang? Misalnya,<br />

ingin seperti apakah kita dalam 1 tahun,<br />

2 tahun, 5 tahun, 10 tahun atau bahkan 20<br />

tahun kedepan? Atau Ibu lebih cenderung<br />

untuk menikmati dan menjalani segala<br />

sesuatu secara mengalir?<br />

Bagi saya, perencanaan itu perlu karena itu proses<br />

ikhtiar kita dalam merancang masa depan. Perlu<br />

langkah-langkah riil atau detil target serta hasil yang<br />

diharapkan. Akan tetapi jangan terlalu bersedih atau<br />

kecewa jika hidup berjalan tidak sesuai rencana kita<br />

karena Allah mungkin punya rencana lain. Lakukan<br />

yang terbaik saja.<br />

9. Menurut Ibu yang berprofesi sebagai<br />

akademisi, secara umum apakah yang<br />

membedakan antara sistem pendidikan di<br />

Indonesia dan Australia?<br />

Perbedaan utamanya kira-kira kurikulum dan biaya<br />

pendidikan yang sangat murah untuk siswa/pelajar<br />

domestik. Dalam kurikulum Australia, siswa lebih<br />

dimotivasi untuk ‘paham’ (understand) bukan sekedar<br />

‘tahu’ (know). Sistem pendidikan didasarkan pada<br />

hasil penelitian (research-based), selalu dikembangkan<br />

sesuai kebutuhan lokal, dan didukung oleh tim yang<br />

kompeten. Selanjutnya, belajar itu dikemas apik<br />

dan menyenangkan untuk anak-anak mulai dari<br />

TK, pendidikan dasar, dst. Pendidikan moral dan<br />

budi pekerti diajarkan sejak dini misalnya saja yang<br />

paling mudah budaya mengantri. Kurikulum sekolah<br />

tidak memberatkan tetapi lebih banyak praktek dan<br />

berfikir kritis. Tidak ada ujian kenaikan kelas di<br />

tingkat pendidikan dasar jadi siswa tidak perlu stres<br />

tidak naik kelas. Semua naik dan semua juara. Ada<br />

kebiasaan untuk mengacknowledge orang lain atau

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!