24.06.2015 Views

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

Buku-Inspirasi-Alumni-PPIA

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2<br />

lengkap. Di sana saya bertemu teman-teman lain,<br />

saya tidak malu bertanya kepada mereka. Fungsi<br />

perpustakaan selain untuk melatih kita belajar<br />

mandiri juga untuk bertemu dan saling berdiskusi<br />

juga membuat jejaring.<br />

Saya juga dipacu oleh dua teman baik saya yang<br />

walaupun berbeda bidang atau school-nya, tapi<br />

tempat tinggal kami berdekatan. Kami bertiga saling<br />

memberikan motivasi satu sama lain. Di flat sewaan<br />

kami saling bertukar informasi. Rasanya kami bisa<br />

saling memberikan solusi untuk berbagai masalah<br />

yang kami hadapi. Saya melihat dua teman saya saat<br />

belajar tidak tanggung-tanggung, mereka belajar<br />

sampai pagi. Saya salut kepada mereka dan akhirnya<br />

saya ikut pola yang sama dengan mereka. Saya<br />

termotivasi mengapa mereka bisa sedangkan saya<br />

belajar hanya biasa-biasa saja. Itu yang membuat<br />

saya berprinsip saya harus bisa seperti mereka dan<br />

tidak boleh gagal.<br />

Saat itu apa bayangan anda tentang<br />

Australia?<br />

Walaupun sebelumnya saya pernah pergi ke beberapa<br />

negara, namun negara yang pernah saya kunjungi<br />

masih lingkup Asia Tenggara, tidak terlalu merasa<br />

di luar negeri karena masih satu rumpun sehingga<br />

rasanya masih seperti di Indonesia. Pemikiran<br />

saya saat itu Australia punya kemajuan ilmu lebih<br />

baik dari Indonesia dan negara-negara ASEAN,<br />

baik dari pola pendidikan juga kehidupan sosialnya<br />

secara luas. Saya mendapat masukan kalau kuliah<br />

di negara-negara liberal, pendidikannya lebih fair.<br />

Tidak ada pembedaan atau patronisme yang harus<br />

dijaga. Itu gambaran saya saat itu.<br />

Di era informasi belum semudah sekarang,<br />

dari mana anda mendapat informasi<br />

tentang Australia?<br />

Untuk informasi studi justru saya mendapat saat<br />

saya kursus di Thailand. Teman-teman saya<br />

menyarankan supaya melanjutkan studi di Australia,<br />

juga mendapat informasi atau gambaran umum<br />

mengenai keadaan atau bagaimana kehidupan<br />

(sosialnya) di Australia.<br />

Apa perbedaan yang anda rasakan sebagai<br />

peneliti saat belajar di Australia?<br />

Akses informasi jelas sangat berbeda. Untuk<br />

bidang ilmu yang saya tekuni, semua akses terbuka.<br />

Perpustakaan buka sampai malam, kadang-kadang<br />

saya bisa bermalam di sana. Referensi berupa buku<br />

dan jurnal semua tersedia. Akhirnya pilihannya ada<br />

pada kita. Mau memanfaatkan atau tidak. Walaupun<br />

saya juga sadar, bahwa kita mempunyai keterbatasan<br />

bahasa (Inggris), mengingat saat itu pilihan untuk<br />

mendapatkan kursus bahasa asing yang bermutu<br />

baik di Indonesia tidak terlalu banyak.<br />

Selain itu, di Australia khususnya di UNSW fasilitas<br />

komputer tersedia di mana-mana dengan server<br />

informasi yang siap digunakan. Kami memiliki<br />

akses yang baik. Di Indonesia saat itu (1986), hanya<br />

sedikit yang bisa kami gunakan. Selain itu, dengan<br />

membuat appointment terlebih dulu, kami mudah<br />

menemui dosen pembimbing untuk berkonsultasi.<br />

Hal-hal tersebut yang menurut saya jadi pembeda.<br />

Sempat mengalami cultural shock ?<br />

Saya tidak terlalu mengalami itu karena sebelum<br />

berangkat kami sudah mendapatkan segala informasi<br />

tentang Australia. Selain persiapan berbahasa, juga<br />

dikenalkan budaya. Jadi kita diberi pembekalan<br />

tentang penyesuaian budaya. Saya ingat, karena<br />

waktu itu Austalia sedang ada masalah dengan<br />

Vietnam, saya sempat dikira orang Vietnam dan<br />

tidak diperbolehkan untuk mengakses ke fasilitasfasilitas<br />

umum. Tapi hal itu hanya berlaku seketika<br />

yang selanjutnya tidak ada masalah.<br />

Bagaimana dengan kendala bahasa?<br />

Untuk memperlancar Bahasa Inggeris, saya<br />

memanfaatkan teman dari Malaysia, Mesir,<br />

Singapura dan Sri Lanka yang sama-sama belajar<br />

mechanical engineering sebagai teman diskusi dalam<br />

bahasa Inggris.<br />

Apa tantangan setelah anda menyelesaikan<br />

studi dan pulang ke Indonesia?<br />

Banyak hal yang bisa saya lakukan selepas pulang.<br />

Dengan ilmu yang saya dapat di Australia, saya<br />

bisa mengkoordinasikan teman-teman untuk<br />

melakukan penelitian dan bekerja sama dengan<br />

industri alat berat pertanian. Saya juga berusaha<br />

mengembangkan relasi dengan pihak pemerintah<br />

daerah dan industri.<br />

Berbeda dengan teman-teman lain yang ketika<br />

pulang terkaget-kaget karena ternyata disini tidak<br />

ada fasilitas, saya justru merasa bisa menerapkan<br />

ilmu saya karena basis pengembangan ilmu saya<br />

adalah teknologi tepat guna yang ilmunya bisa<br />

diaplikasikan sesuai dengan kondisi Indonesia. Saya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!