Inventarisasi Endapan Lempung dan Pasir Kuarsa di Daerah
Inventarisasi Endapan Lempung dan Pasir Kuarsa di Daerah
Inventarisasi Endapan Lempung dan Pasir Kuarsa di Daerah
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
INVENTARISASI ENDAPAN LEMPUNG DAN PASIR KUARSADI DAERAH KABUPATEN LIMAPULUH KOTA, PROVINSISUMATERA BARATOleh :H.M. So<strong>di</strong>k Kaelani, S.H. Sukotjo, Da<strong>dan</strong>g S., Heru SusiloSub<strong>di</strong>t Mineral Non LogamSariSecara geografis daerah penyeli<strong>di</strong>kan terletak pada koor<strong>di</strong>nat 100º20’ – 100°42’ BT <strong>dan</strong> 0º00’ -0º18’ LS termasuk kedalam wilayah Kecamatan Guguk, Kecamatan Harau, Kecamatan Suliki,Kecamatan Gunung Mas, Kecamatan Bukit Barisan, Kecamatan Mungka, Kecamatan Akabiluru <strong>dan</strong>Kecamatan Payakumbuh.Geomorfologi daerah Limapuluh Kota dapat <strong>di</strong>kenali 3 ( tiga ) macam satuan morfologi ( bentangalam ) yang berbeda yaitu :1. Satuan morfologi perbukitan Terjal yang <strong>di</strong>cirikan gunung – gunung api.2. Satuan morfologi perbukitan se<strong>dan</strong>g <strong>di</strong>cirikan dengan a<strong>dan</strong>ya bukit – bukitbergelombang3. Satuan morfologi pedataran.Satuan batuan tertua <strong>di</strong> wilayah ini berumur Paleozoikum yang ter<strong>di</strong>ri dari formasi KuantanAnggauta Batugamping, Anggauta Fillit <strong>dan</strong> serpih Formasi Kuantan . Satuan batuan yangmempunyai sebaran cukup luas adalah Formasi Kuantan yang tersusun oleh Batusabak, kuarsit,arenitmetakuarsa, wacke <strong>dan</strong> fillit.Strukutur geologi yang terdapat <strong>di</strong>daerah penyeli<strong>di</strong>kan adalah sesar normal <strong>dan</strong> perlipatanStruktur jari menjemari pada batuan metamorf yang berumur Permo Karbon, yaitu batuan filit, serpihdengan batugamping, batusabak.Di daerah peyeli<strong>di</strong>kan sebaran lempung cukup luas dengan sumberdaya hipotetik berjumlah51.000.000 m3. Demikian pula sebaran pasirkuarsa cukup luas <strong>dan</strong> sumberdaya hipotetik berjumlah60.000.000m31. PENDAHULUANLatar BelakangPada umumnya endapan lempung <strong>dan</strong>pasirkuarsa yang mempunyai arti ekonomi<strong>di</strong>jumpai dalam batuan se<strong>di</strong>men/volkanik <strong>dan</strong>secara geologi wilayah Indonesia tersusun olehbatuan-batuan volkanik yang cukup luas,termasuk batuan tuf, batuapung yangmengandung lapisan pasirkuarsa.Pemakaian lempung <strong>dan</strong> pasirkuarsasangat luas dalam berbagai industri, <strong>di</strong>antaranyadalam bi<strong>dan</strong>g industri; lempung <strong>di</strong>gunakanuntuk bahan semen, keramik, gerabah halus -kasar, untuk genteng <strong>dan</strong> bata. <strong>Pasir</strong> kuarsadapat <strong>di</strong>gunakan untuk bahan semen, gelaskaca, keramik, isolasi, penyaring air, <strong>dan</strong> untukbahan bangunan .Dalam rangka mengantisipasi kon<strong>di</strong>sisosial, ekonomi <strong>dan</strong> Pendapatan Asli <strong>Daerah</strong><strong>di</strong>harapkan lebih meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, maka kegiatan eksplorasi lempung<strong>dan</strong> pasirkuarsa <strong>di</strong> daerah Kabupaten.Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat ini,akan mendapat dukungan dari berbagai pihak.Maksud <strong>dan</strong> TujuanSesuai dengan tugas <strong>dan</strong> fungsiDirektorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumberdaya Mineraluntuk meningkatkan kegiatan eksplorasi bahangalian batubara, logam <strong>dan</strong> non logam <strong>di</strong>berbagai daerah pelosok tanah air Indonesia,maka melalui program Daftar Isian Suplement(DIK-S) Tahun Anggaran 2002, Tim BahanGalian Non Logam bermaksud melakukaneksplorasi endapan lempung <strong>dan</strong> pasirkuarsa<strong>dan</strong> bahan galian lainnya <strong>di</strong> daerah KabupatenLimapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.Tujuan dari penyeli<strong>di</strong>kan ini adalahuntuk memperoleh data dasar potensi endapanlempung <strong>dan</strong> pasirkuarsa, prospekpengembangan, pemanfaatan, mutu/kualitas,estimasi sumberdaya, dengan menggunakanpeta skala 1: 50.000.Lokasi <strong>Daerah</strong> Penyeli<strong>di</strong>kanLokasi daerah penyeli<strong>di</strong>kan, secarageografis terletak pada koor<strong>di</strong>nat 100° 20’ –100° 42’ BT <strong>dan</strong> 0° 00’ – 0° 18’ LS, yangsecara administrasi termasuk kedalam wilayahKecamatan Guguk, Kecamatan Harau,Kecamatan Suliki, Kecamatan Gunung Mas,Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 1
Kecamatan Bukit Barisan, Kecamatan Mungka,Kecamatan Akabiluru <strong>dan</strong> KecamatanPayakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota,Provinsi Sumatera Barat.Lokasi daerah penyeli<strong>di</strong>kan dapat<strong>di</strong>capai dengan menggunakan jalan darat yangberjarak lebih kurang 124 km kearah timur dariKota Pa<strong>dan</strong>g melalui jalan lintas Sumatera.(Pa<strong>dan</strong>g – Bukittinggi – Payakumbuh).Demografi, Iklim <strong>dan</strong> Tata Guna LahanPenduduk <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kan,yang meliputi Kecamatan Harau, Guguk, Suliki,Gunung Mas, Bukit Barisan, Mungka,Akabiluru, <strong>dan</strong> Payakumbuh pada tahun 2000tercatat sebanyak lebih kurang 189.757 jiwa(enam kecamatan) sebanyak 114 desa, makarata-rata jumlah penduduk per desa adalahsebesar 1.664 jiwa. Kecamatan yang palingtinggi rata-ratanya adalah kecamatanPayakumbuh dengan jumlah 2.056 jiwaperdesa. Kecamatan yang paling tinggi tingkatkepadatan penduduknya adalah KecamatanGuguk dengan tingkat kepadatan sebesar276,17 jiwa per km 2 .Sebagian besar penduduk <strong>di</strong> daerah iniberagama Islam, <strong>dan</strong> yang beragama lain sepertiKristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha <strong>dan</strong>lainnya merupakan kelompok minoritas.Secara regional, curah hujan <strong>di</strong> daerahKabupaten Limapuluh Kota relatif cukup tinggi.Dari pengamatan beberapa stasiun data curahhujan setahun berkisar antara 370 mm sampaidengan 1.521 mm. Jumlah hari hujan padatahun 2002 menurut stasiun pengamat hujanPU.Pengairan adalah antara 77 hari sampaidengan 91 hari.Luas tanah menurut jenispenggunaannya (sumber: BPN KabupatenLimapuluh Kota Tahun 2000), yaitu sebagaiberikut : Hutan Negara 115.939 Ha (35 %),Hutan Rakyat 99.342 Ha (30 %), Tegalan38.563 Ha (11%), Perkebunan 24.404 Ha (7%),Sawah 23.084 Ha (7%), Pekarangan 8.361 Ha(2%), La<strong>dan</strong>g/Huma 3.240 Ha (1%),Penggembalaan 2.251 Ha, Kolam 1.482 Ha,<strong>dan</strong> Rawa-rawa 176 Ha (1%), Sementara tidak<strong>di</strong>usahakan 3.520 Ha (1%), Lainnya 15.068 Ha(5%).Metoda Penyeli<strong>di</strong>kanTahapan-tahapan penyeli<strong>di</strong>kan yangter<strong>di</strong>ri dari:Pekerjaan Lapangan. Tahappekerjaan lapangan ini mencakup beberapa hal,yaitu : Menghubungi Pemda Setempat <strong>dan</strong>Instansi terkait lainnya untuk pengumpulandata sekunder, Pemetaan geologi daerahpenyeli<strong>di</strong>kan skala 1: 50.000 denganmemperhatikan keadaan geologi, karakteristikbatuan <strong>dan</strong> bahan galian, ketebalan tanahpenutup, <strong>dan</strong> lain-lainnya, Pengambilan contohbatuan, baik yang <strong>di</strong>permukaan atausingkapan, untuk keperluan analisalaboratorium, Mengambil dokumentasi fotofotolapangan, Pengolahan data awalberdasarkan hasil pekerjaan lapangan,tahapan ini meliputi kegiatan penggambaranpeta geologi, sebaran bahan galian, lokasipengamatan <strong>dan</strong> pengambilan conto denganskala 1 : 50.000.Tahap pekerjaan AnalisaLaboratorium. Analisis hasil laboratoriumconto-conto lapangan. Jenis analisalaboratorium yang <strong>di</strong>lakukan, <strong>di</strong>kaitkan denganmutu <strong>dan</strong> kegunaannya meliputi analisa kimia,<strong>dan</strong> analisa butir. Evaluasi sebaran bahangalian <strong>dan</strong> perkiraan besarnya sumberdaya,mutu (kualitas) serta analisa data sekunderlainnya untuk menunjang pengkajian prospekpemanfaatannya <strong>dan</strong> pengembangan bahangalian.2. KEADAAN GEOLOGIGeologi RegionalTatanan TektonikTektonik pertama yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>daerah ini terja<strong>di</strong> pada Perem Akhirberdasarkan data <strong>dan</strong> Lembar Solok yangterdapat a<strong>dan</strong>ya penerobosan granit <strong>di</strong> Ombilinyang <strong>di</strong>susul oleh pengangkatan. Se<strong>di</strong>men yangterangkat adalah se<strong>di</strong>men laut <strong>dan</strong>gkal yangberumur Karbon hingga Perem Tengah <strong>dan</strong>batuan gunungapi Perem. Pada Mesozoikumterja<strong>di</strong> lagi se<strong>di</strong>mentasi <strong>di</strong> laut <strong>dan</strong>gkal <strong>dan</strong><strong>di</strong>susul oleh pengangkatan, penerobosan,pemalihan <strong>dan</strong> penyesaran <strong>di</strong> Zaman Kapurdengan <strong>di</strong>sertai terangkatnya batuan afiolit.Tektonik Zaman Tersier <strong>di</strong>awali dengankegiatan magmatit, kemu<strong>di</strong>an pengendapan <strong>di</strong>daratan sampai laut <strong>dan</strong>gkal, <strong>dan</strong> pada ZamanKuarter <strong>di</strong>kuasai oleh kegiatan gunung berapi.Stratigrafi RegionalBerdasarkan Peta Geologi Bersistem,Indonesia skala 1: 250.000, wilayah KabupatenLimapuluh Kota termasuk kedalam LembarLubuk Sikaping, Lembar Pekanbaru, LembarSolok <strong>dan</strong> Lembar Pa<strong>dan</strong>g. Secara singkatgeologi umum wilayah ini dapat <strong>di</strong>uraikansebagai berikut: Dari satuan batuan tertuasampai ke muda.Formasi Kuantan (Puku), BerumurPermo-Karbon. Ter<strong>di</strong>ri dari batusabak, kuarsit<strong>dan</strong> arenit metakuarsa, wake <strong>dan</strong> filit.Anggota Kuarsit (PCkq), BerumurPerm-Karbon. Ter<strong>di</strong>ri dari kuarsit <strong>dan</strong>batupasir kuarsa, kompak rijangan kelabusampai kecoklatan setempat mengandungurat-urat kuarsa , pirit <strong>dan</strong> sisipan batulanauKolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 2
kelabu tua <strong>dan</strong> berlapis baik, grewak yangterubah <strong>dan</strong> batuan batuan gunungapi.Batuan Karbonat (PCkl), BerumurKarbon. Ter<strong>di</strong>ri dari batugamping pejalberongga, berwarna putih, abu – abu <strong>dan</strong>kemerah-merahan, besar butir umumnyaberkisar 0,5 – 5,0 mm, setempat mungkinlebih besar, satu atau lebih kumpulan kekarkekarmungkin terdapat, tetapi a<strong>dan</strong>yaperlapisan yang pasti, jarang.Batuan Malihan (PCks), BerumurKarbon. Biasanya mendasari bukit-bukit <strong>dan</strong>punggungan-punggungan landai, terutamater<strong>di</strong>ri dari filit <strong>dan</strong> serpih berwarnakemerah-merahan sampai coklat tua agaksekisan setempat menunjukkan laminasi <strong>dan</strong>lineasi terpilin dari beberapa meter sampaibeberapa puluh meter.Granit (g), Berumur Trias.Susunannya berkisar dari leuco-granit sampaimonzonit kuarsa.Andesit Sampai Basal (Ta), BerumurEosen. Batuannya ter<strong>di</strong>ri dari aliran lava,breksi, aglomerat <strong>dan</strong> batuan hipabisal.Mendasari Bukit Pintuangin, Bukit Dingin,Bukit Batu Putih <strong>dan</strong> beberapa bukit-bukityang lebih rendah <strong>di</strong>sekitarnya.Formasi Brani (Tob), BerumurOligosen. Ter<strong>di</strong>ri dari konglomerat kasarberaneka ragam dengan sisipan batupasirBatuan Granitik (Tmgr), BerumurMiosen. Batuannya berupa stok, berkomposisiantara granit <strong>dan</strong> <strong>di</strong>orit kuarsa.Batugamping (Tls), BerumurMiosen. Batuannya berwarna kelabu muda,berongga <strong>dan</strong> terkekarkan, menunjukkanperlapisan semu, bagian terbawah batuan yangtersingkap dari satuan ini adalah napal yangberwarna putih sampai kekuningan.Tersingkap <strong>di</strong> Sungai Sinamar. Singkapanpaling timur adalah batugamping terumbu.Formasi Gunungapi Amas (Tmv),Berumur Miosen. Ter<strong>di</strong>ri dari batuangunungapi klastika menengah, lava <strong>dan</strong> se<strong>di</strong>kitintrusif.Formasi Sihapas (Tms), BerumurMiosen. Ter<strong>di</strong>ri dari batupasir, konglomerat,batulanau.Formasi Telisa (Tmt), Berumur Miosen.Ter<strong>di</strong>ri dari batulumpur gampingan abu-abu,batugamping tipis, batulanau <strong>dan</strong> se<strong>di</strong>kitbatupasir glaukonit.Anggota Bawah , Formasi Ombilin(Tmol), Berumur Miosen. Terutama batupasirkuarsa mengandung mika sisipan arkose,serpih lempungan, konglomerat kuarsa,lapisan-lapisan tipis serpih pasiran <strong>dan</strong>batupasir glaukonit, <strong>dan</strong> batubara.Dasit Gunung Malintang (Qamg),Berumur Pliosen. Ter<strong>di</strong>ri dari breksi andesitsampai basal, aglomerat, pecahan lavaberongga, endapan lahar <strong>dan</strong> lava.Formasi Gunungapi Kota Alam(Qtve), Berumur Pliosen. Ter<strong>di</strong>ri dari lavamenengah – basa, aglomerat <strong>dan</strong> lahar.Andesit Atau Porfir Dasit (QTp),Berumur Plistosen. Umumnya mengandunghornblenda, masadasar agak gelasan denganbeberapa mineral mafik (piroksen ) yangtelah <strong>di</strong>gantikan oleh epidot <strong>dan</strong> klorit.Agaknya terja<strong>di</strong> sebagai sumbat - sumbatyang berasosiasi dengan andesit Kuarter <strong>dan</strong>Kuarter-TersierTuf Batuapung <strong>dan</strong> Andesit – Basal(Qpt), Berumur Plistosen. Tuf batuapungumumnya ter<strong>di</strong>ri dari serabut-serabut gelas<strong>dan</strong> 5 hingga 80 % fragmen-fragmenbatuapung putih (hampir tidak mengandungmineral-mineral mafik), berukuran garis tengah1 hingga 20 cm, agak kompak. Setempatterdapat lapisan – lapisan pasir yang kaya akankuarsa, juga lapisan-lapisan kerikil yang ter<strong>di</strong>ridari komponen kuarsa, batuan gunungapi <strong>dan</strong>batugamping. Kumpulan batuan bersusunanandesit (basal) ter<strong>di</strong>ri dari aliran-aliran yang takteruraikan, lahar, fanglomerat <strong>dan</strong> endapankoluvium yang lain, berasal dari gunungapistrato yang berbentuk kerucut <strong>dan</strong> kurangmengalami pengikisan, berumur Plistosen –Holosen. Biasanya berwarna kelabu gelap,dengan tekstur halus sampai kasar.Aluvium Sungai (Qal), BerumurHolosen. Ter<strong>di</strong>ri dari lempung, lanau, pasir <strong>dan</strong>kerikil umumnya terdapat <strong>di</strong> dataran, termasukendapan rawa, setempat ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>gterdapat sisa-sisa tuf batuapung, bongkahbatuan beku <strong>dan</strong> kuarsit.Struktur RegionalSecara umum arah struktur <strong>di</strong> daerahKabupaten Limapuluh Kota adalah baratlauttenggara. Pada batuan pra-Tersier, selain arahtersebut terdapat arah timurlaut-baratdaya <strong>dan</strong>utara-selatan. Pelipatan pada batuan Tersiermempunyai kemiringan pada umumnya tidaklebih dari 20 0 , se<strong>dan</strong>gkan pada batuan pra-Tersier lebih tajam. Sesar utama <strong>di</strong> daerah iniadalah bagian dari sesar Sumatera yang berarahbaratlaut-tenggara <strong>dan</strong> berupa sesar gesermenganan yang berkaitan dengan pembentukangunung berapi, selain itu terdapat pula yangberarah timurlaut-baratdaya <strong>dan</strong> utara-selatan.Geologi <strong>Daerah</strong> Penyeli<strong>di</strong>kanMorfologiSecara morfologi daerah penyeli<strong>di</strong>kandapat <strong>di</strong>bagi dalam 3 (tiga) satuan morfologi,yaitu: Satuan morfologi perbukitan terjal yang<strong>di</strong>cirikan dengan gunung-gunung <strong>dan</strong> bukitbukityang mempunyai ketinggian antara 700 msampai 1.597 m, dpl, Satuan morfologiKolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 3
Kecamatan Guguk<strong>Endapan</strong> lempung terdapat <strong>di</strong> daerahKampung Maur, Desa Maur. Morfologinyamembentuk bukit kecil, berlereng landai,merupakan tanah kebun penduduk setempat <strong>dan</strong>sebagian semak-semak <strong>dan</strong> rumput. <strong>Lempung</strong>ini berwarna coklat – kemerahan, plastisitasse<strong>dan</strong>g, halus, <strong>di</strong>perkirakan berasal daripelapukan endapan batuan volkanik. Sebaranlempung <strong>di</strong>perkirakan lebih kurang 20 Ha,dengan tebal rata-rata 5 m, sumberdayahipotetik mencapai sekitar 1.000.000 m 3 .<strong>Endapan</strong> lempung ini belum <strong>di</strong>manfaatkan olehpenduduk setempat, <strong>di</strong>perkirakan baik untuk<strong>di</strong>buat bata merah. Kesampaian lokasi dapat<strong>di</strong>tempuh dengan kendaraan roda 4 melaluijalan aspal <strong>dan</strong> <strong>di</strong>teruskan lewat jalan kampung.Kecamatan Harau<strong>Endapan</strong> lempung terdapat <strong>di</strong> daerahDesa Ketinggian, Nagari Sarilamak. Secaramegaskopis memperlihatkan warna coklat mudasampai coklat tua, mengandung pasirkuarsahalus <strong>dan</strong> bongkah yang belum sempurnamelapuk. <strong>Lempung</strong> ini mempunyai plastisitasse<strong>dan</strong>g sampai tinggi, yang tersebar membentukperbukitan bergelombang berlereng landaidengan tanah penutup berwarna coklatkehitaman dengan ketebalan rata-rata 0,5 – 1 m,<strong>di</strong>tumbuhi semak-semak <strong>dan</strong> rumput. <strong>Endapan</strong>lempung ini merupakan endapan alluvial yangberasal dari pelapukan batuan yang berumurlebih tua. Sebarannya <strong>di</strong>perkirakan lebih kurang50 Ha, dengan ketebalannya rata-rata 5 m,sumberdaya hipotetik mencapai sekitar2.500.000 m 3 .Kesampaian lokasi dapat <strong>di</strong>tempuhdengan roda 4 melalui jalan aspal <strong>dan</strong> <strong>di</strong>teruskan melalui jalan <strong>di</strong> perkeras. <strong>Endapan</strong>lempung ini sudah <strong>di</strong>usahakan oleh penduduksetempat untuk bata merah.Kecamatan Payakumbuh<strong>Lempung</strong> berwarna coklat – coklatkemerahan, plastisitas se<strong>dan</strong>g – tinggi,mengandung se<strong>di</strong>kit mineral kuarsa, lempungini <strong>di</strong>perkirakan berasal dari hasil pelapukanbatuan volkanik, terdapat <strong>di</strong> daerah KampungAir Taganang, Desa Pila<strong>dan</strong>g, (Foto.11) sebaranmembentuk perbukitan bergelombang,berlereng landai (Bukit Junjung Sirih) sampaike daerah Guguk Nunang, Situjuh, yang <strong>di</strong>belaholeh dua ruas jalan aspal, yaitu jalan rayaPayakumbuh sampai Bukit Tinggi, <strong>dan</strong> jalanKabupaten menuju Situjuh Batur. <strong>Daerah</strong>sebaran lempung ini <strong>di</strong>dominasi oleh semak,la<strong>dan</strong>g/kebun <strong>dan</strong> rumah penduduk setempatyang tersebar secara spora<strong>di</strong>s. Sebaran lempungini cukup luas, yaitu sekitar 500 Ha, dengantebal rata-rata 5 m, sumberdaya hipotetik lebihkurang 25.000.000 m 3 . <strong>Lempung</strong> ini sebagiansudah <strong>di</strong>manfaatkan oleh penduduk setempatuntuk <strong>di</strong>buat bata merah, <strong>dan</strong> dapat terus<strong>di</strong>kembangkan menja<strong>di</strong> sentar industri gerabahkasar, genteng dll. Menurut penduduk setempatsaat ini pembuatan genteng belum begitu<strong>di</strong>minati, karena masih banyak yang sukamemakai atap dari seng bergelombang.Analisa lempung dari beberapa daerahmenunjukkan SiO 2 = (55.70 % - 72.90 %);Al 2 O 3 =(14.00 % - 18.60 %); Fe 2 O 3 = (0,57 % -9,55 %); CaO = (0,43 % - 1,26 %); MgO =(0,42 % - 0,92 %); Na 2 O = (0,38 % - 0,75 %);K 2 O = (0,58 % - 2,42 %); TiO 2 = (0,55 % - 1,15%); H 2 O - = (1,49 % - 5,89 %).<strong>Endapan</strong> lempung <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kanoleh penduduk setempat cukup baik untukpembuatan bata merah.<strong>Pasir</strong>kuarsa<strong>Pasir</strong>kuarsa adalah pasir yangkandungan kimianya <strong>di</strong> dominasi oleh silika(SiO 2 ), pasir ini mempunyai ukuran halus <strong>dan</strong>agak kasar (200 mesh – 2 mm), berwarnabening putih, Berasal dari batuan induk yangbanyak mengandung silika, <strong>dan</strong> telahmengalami pelapukan kuat, kemu<strong>di</strong>anmengalami se<strong>di</strong>mentasi <strong>dan</strong> <strong>di</strong>cuci oleh alammisalnya air hujan, sungai <strong>dan</strong> akhirnyaterendapkan kembali/terakumulasi <strong>di</strong> suatutempat yang lebih rendah dari pada asalnya.<strong>Pasir</strong>kuarsa mempunyai B.D. 2,6 – 2,66.Bahan galian ini dapat <strong>di</strong>gunakansebagai bahan baku industri gelas, keramik,semen portland, bahan bangunan, <strong>dan</strong> pasirurug.Di daerah penyeli<strong>di</strong>kan endapanpasirkuarsa sebarannya terdapat <strong>di</strong> daerahDesa Mahat, Kecamatan Bukit Barisan.<strong>Endapan</strong> pasirkuarsa yang terdapat <strong>di</strong>daerah Desa Mahat ini, berwarna putih-keabuansampai putih kekuningan, berbutir kasar –se<strong>dan</strong>g. <strong>Daerah</strong> sebaran pasirkuarsa cukup luasyang menempati perbukitan bergelombangdengan relief tajam, <strong>di</strong>tumbuhi semak-semakbelukar, sebagian <strong>di</strong>tanami pohon keras <strong>dan</strong>rumput alang-alang. Tanah penutupnya sekitar50 cm – 1 m, dengan penggunaan lahan terdapatperla<strong>dan</strong>gan. Status lahan menurut informasimasyarakat setempat merupakan tanah ulayatatau tanah kaum.Luas sebaran pasirkuarsa ini lebihkurang 600 Ha, dengan tebal rata-rata 10 m,sumberdaya hipotetik mencapai 60.000.000 m 3 .<strong>Pasir</strong>kuarsa ini berasal dari endapan AnggotaBawah Formasi Ombilin (Tmol) yang berumurMiosen. Bahan galian ini saat sekarang belumada yang memanfaatkan.Hasil Analisa Kimia pasirkuarsa daridaerah Desa Mahat, Kec.Bukit Barisan dengankode contoh Si.13 <strong>dan</strong> Si.14 adalah : SiO 2 =Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 6
(91.79 % - 93.50 %); Al 2 O 3 = (3.60 % - 4.02%); Fe 2 O 3 = (0.00 % - 0.15 %).Hasil Analisa Kimia pasir dari daerahKec.Suliki, Kec.Gunung Mas,Kec.Payakumbuh, <strong>dan</strong> Kec.Guguk (kodecontoh, Sa.1, Sa.3, Sa.5, Sa.8, Sa.10, Sa.16,Sa.22) adalah : SiO 2 = (68.80 % - 73.80 %);Al 2 O 3 = (13.40 % - 15.50 %); Fe 2 O 3 = (1.02 % -1.43 %); CaO = (1.21 % - 4.04 %); Na 2 O =(3.00 % - 3.94 %); K 2 O = (2.75 % - 3.60 %)Hasil Analisa Butir dengan kodecontoh Sa.1, Sa. 3, Sa.5, Sa.8, Sa.10, Sa.16,Sa.22, Fraksi Besar Butir adalah sebagai berikut: Fragmen batuapung = 1. 64 % - 4.80 %, Pumis= 91.65 % - 95.65 %, Piroksin =0.48 % - 0.83 %, Ilmenit = 0.48 % - 0.85 %,Felspar = 0.95 % - 4.34 %, Oksida Besi= 0.5 % - 0.96 %, Fragmen Batu Andesit = 0.07% - 0.20 %Hasil Analisa Butir dengan FraksiBesar Butir adalah sebagai berikut: FragmenBatuan = 3.73 %, Fragmen Batuapung = 0.56%, Felspar = 4.34 % - 96.27 %, Oksida Besi =0.05 %, <strong>Kuarsa</strong> = 95.05 %<strong>Pasir</strong>kuarsa <strong>di</strong> daerah Desa Mahat,Kecamatan Bukit Barisan, <strong>di</strong>lihat dari HasilAnalisa Laboratorium secara kimia <strong>dan</strong> analisabutir, dengan nomor contoh Si.13 <strong>dan</strong> Si.14kandungan SiO 2 cukup tinggi , yaitu SiO 2 =(91.79 % - 93.50 %), cukup baik untuk bahanbaku pembuatan semen portland.<strong>Pasir</strong><strong>Pasir</strong> yang terdapat <strong>di</strong> daerahpenyeli<strong>di</strong>kan adalah pasir yang banyakmengandung batuapung <strong>dan</strong> se<strong>di</strong>kit silika , pasirini mempunyai ukuran halus <strong>dan</strong> agak kasar(200 mesh – 2 mm), berwarna putih, Berasaldari batuan induk yang banyak mengandungbatuapung <strong>dan</strong> silika yang telah mengalamipelapukan kuat, kemu<strong>di</strong>an mengalamise<strong>di</strong>mentasi <strong>dan</strong> <strong>di</strong>cuci oleh alam misalnya airhujan, sungai <strong>dan</strong> akhirnya terendapkankembali/terakumulasi <strong>di</strong> suatu tempat yanglebih rendah dari pada asalnya.Bahan galian ini dapat <strong>di</strong>gunakansebagai bahan bangunan, seperti plestertembok, pasangan tembok <strong>dan</strong> pasir urug.<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung initerdapat <strong>di</strong> beberapa tempat antara lain : DiKecamatan Suliki, Kecamatan Gunung Mas,Kecamatan Payakumbuh, Kecamatan Guguk.Kecamatan Suliki<strong>Endapan</strong> pasir <strong>di</strong> daerah ini tersebarcukup luas, yaitu mulai dari daerah DesaLimbanang, Sungai Sarik, Bukit Jangkau, DesaSuliki <strong>dan</strong> Sampai daerah Desa Kurai.Secara megaskopis, tersingkap pasirberbatuapungberwarna putih kotor-putihkecoklatan, ukuran butir halus sampai kasar,mengandung mineral pengotor, se<strong>di</strong>kit mineralhitam <strong>dan</strong> mika. Di daerah Kampung Dalam,Labuhan Timbun, Desa Limbanang <strong>di</strong>temukanarah <strong>dan</strong> jurus <strong>dan</strong> kemiringan perlapisan yang<strong>di</strong>bawah pasir-berbatuapung terdapat lapisanlempung - pasiran berwarna coklat tua, juruskan kemiringan lapisan batuan: N 340 0 E/20 0 .<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung ini berasal dariendapan se<strong>di</strong>men, Formasi Gununapi (Qpt),yang berumur Kuarter.Sebaran pasir-berbatuapung ini cukupluas, yaitu panjangnya sekitar 6 km, lebar 500m, luasnya lebih kurang 300 Ha, dengan tebalrata-rata 10 m, <strong>di</strong>perkirakan sumberdayahipotetik mencapai 30.000.000 m3 . <strong>Endapan</strong> inimembentuk morfologi perbukitanbergelombang, berlereng landai, tanahpenutupnya sekitar 50 cm, dengan penggunaanlahan <strong>di</strong>dominasi oleh pohon tinngi tanamankeras <strong>dan</strong> kebun penduduk setempat. Statuslahan menurut informasi masyarakat setempatmerupakan tanah milik keturunan ninikmamak/tanah ulayat. Lokasi endapan pasirberbatuapungini dekat dengan jalan aspalPayakumbuh – Suliki, saat ini sudah<strong>di</strong>manfaatkan oleh penduduk setempat untukbahan bangunan, yang <strong>di</strong>tambang secarasederhana.Kecamatan Gunung Mas<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung <strong>di</strong> daerahini tersebar cukup luas, meliputi beberapalokasi, yaitu mulai dari Bukit Pukaan, Kampungpetai, Talangau, sampai Kampung SungaiMangkirai.Secara megaskopis, tersingkap pasirberbatuapungberwarna putih kotor-putihkekuningan, sampai putih kecoklatan, ukuranbutir halus sampai kasar, mengandung mineralpengotor, se<strong>di</strong>kit mineral hitam <strong>dan</strong> mika.Sebaran pasir berbatuapung ini <strong>di</strong>perkirakansepanjang 7 km, lebar 1 km, dengan ketebalanrata-rata 10 m, luasnya lebih kurang 700 Ha,sumberdaya hipotetik mencapai 70.000.000 m 3 .Secara geologis, endapan pasirberbatuapungberasal dari endapan se<strong>di</strong>menFormasi Ombilin, Anggota Bawah, yangberumur Miosen.<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung inisebarannya membentuk morfologi perbukitanbergelombang, berlereng landai, tanahpenutupnya rata-rata sekitar 50 cm denganpenggunaan lahan <strong>di</strong> dominasi oleh pohontinggi tanaman keras <strong>dan</strong> kebun/la<strong>dan</strong>gpenduduk <strong>dan</strong> sebagian ber<strong>di</strong>ri pemukimansecara spora<strong>di</strong>s. Status lahan menurut penduduksetempat merupakan tanah adat/tanah ulayat.Lokasi endapan pasir-berbatuapung inidekat dengan jalan aspal maupun jalan Desa(Suliki – Gunung Mas atau Suliki Koto Tinggi).Saat sekarang belum ada yang memanfaatkan.Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 7
Kecamatan Payakumbuh<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung terdapat<strong>di</strong> daerah Suayan, Desa Suayan Tinggi,Kecamatan Payakumbuh. Secara megaskopispasir-berbatuapung yang tersingkap berwarnaputih kekuningan – putih kecoklatan, ukuranbutir halus sampai kasar, mengandung mineralpengotor, se<strong>di</strong>kit mineral hitam <strong>dan</strong> mika.Sebaran pasir-berbatuapung ini dekat denganjalan aspal yang melalui Desa Suayansepanjang lebih kurang 2 km, lebar 500 m,dengan tebal rata-rata 5m, luasnya lebih kurang500 Ha, sumberdaya hipotetik mencapai5.000.000 m 3 . <strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung inimembentuk morfologi bukit-bukit kecilbergelombang, berlereng landai, tanahpenutupnya rata-rata sekitar 50 cm, denganpenggunaan lahan <strong>di</strong>tanami pohon tinggitanaman keras <strong>dan</strong> kebun penduduk setempat.Lokasi endapan pasir-berbatuapung ini dekatdengan jalan aspal Desa Suayan – Payakumbuh,<strong>di</strong> sekitarnya terdapat pemukiman penduduksetempat yang ber<strong>di</strong>ri secara spora<strong>di</strong>s.<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung iniberasal dari endapan se<strong>di</strong>men Formasi TufBatuapung <strong>dan</strong> Andesit (Qpt), yang berumurPlistosen. Bahan galian ini saat sekarang,sebagian kecil <strong>di</strong>ambil hanya untuk keperluanbahan bangunan.Kecamatan GugukBahan galian pasir-berbatuapung yangterdapat <strong>di</strong> daerah ini tersebar cukup luas, yaitumulai dari daerah Bukit Apit, Kampung Talao,Bancah, Simpang sampai dengan KampungBalik, semuanya masuk daerah Desa BukitApit.Secara megaskopis, tersingkap pasirberbatuapungberwarna putih kotor sampaiputih kecoklatan, ukuran butir se<strong>dan</strong>g sampaikasar, mengandung se<strong>di</strong>kit mineral hitam <strong>dan</strong>mika.Sebaran bahan galian ini <strong>di</strong>perkirakansepanjang lebih kurang 6 km, lebar 500 m,dengan ketebalan rata-rata 10 m, luasnya lebihkurang 300 Ha, sumberdaya hipoteteikmencapai 30.000.000 m 3 . Morfologinyamembentuk perbukitan bergelombang rendah,<strong>di</strong> sebelah utara bukit ini <strong>di</strong>lalui sungai Balubus,yang bagian lerengnya selalu longsor sehinggasetiap saat terja<strong>di</strong> timbunan pasir berbatuapung<strong>di</strong> bagian sungai tersebut. Di sungai inilah pasirberbatuapung yang <strong>di</strong>manfaatkan olehpenduduk setempat untuk <strong>di</strong>jual sebagai bahanbangunan, setiap satu Truck ukuran se<strong>dan</strong>g <strong>di</strong>jual seharga 50 ribu rupiah/Truck. Tanahpenutupnya rata-rat mencapai 50 cm, denganpenggunaan lahan <strong>di</strong> dominasi oleh pohontanaman keras <strong>dan</strong> kebun Penduduk setempat.Status lahan menurut informasi penduduksetempat merupakan tanah adat/tanah ulayat.Lokasi bahan galian ini dekat dengan jalanDesa yang beraspal Kampung Balik –Payakumbuh.<strong>Endapan</strong> pasir-berbatuapung iniberasal dari endapan se<strong>di</strong>men Formasi TufBatuapung <strong>dan</strong> Andesit (Qpt), yang berumurPlistosen. Bahan galian ini dapat <strong>di</strong>tambangdengan cara sederhana atau mekanis. Jalantambang bisa menyambung dengan jalan aspalyang ada.Hasil Analisa Kimia pasir dari daerahKec.Suliki, Kec.Gunung Mas,Kec.Payakumbuh, <strong>dan</strong> Kec.Guguk adalah :SiO 2 = (68.80 % - 73.80 %); Al 2 O 3 = (13.40 % -15.50 %); Fe 2 O 3 = (1.02 % - 1.43 %); CaO =(1.21 % - 4.04 %); Na 2 O = (3.00 % - 3.94 %);K 2 O = (2.75 % - 3.60 %)<strong>Endapan</strong> pasir <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kanadalah pasir yang mengandung batuapung <strong>dan</strong>se<strong>di</strong>kit silika, dengan kode contoh Sa,kandungan SiO 2 rendah yaitu antara 68.80 % -73.80 %, ini baik untuk bahan bangunan sepertiuntuk pasangan <strong>dan</strong> plester tembok, dll.Prospek <strong>dan</strong> Kendala PemanfaatannyaPotensi sumberdaya bahan galianlempung, pasirkuarsa <strong>dan</strong> pasir yang terdapat <strong>di</strong>daerah penyeli<strong>di</strong>kan cukup besar. Bahan galianini salah satu kekayaan alam yang perlu untuk<strong>di</strong>manfaatkan secara optimal, khususnya dalamrangka memenuhi kebutuhan bahan mentahberbagai Industri yang semakin berkembang <strong>di</strong>wilayah Sumatra Barat, khususnya <strong>di</strong> wilayahkota-kota besar seperti Pa<strong>dan</strong>g, Bukit Tinggi<strong>dan</strong> Kota-kota lainnya. Bahan galian lempung<strong>dan</strong> pasirkuarsa ini mempunyai prospek untuk<strong>di</strong>kembangkan, dengan catatan harus memenuhipersyaratan Standar Industri Indonesia (SII).Beberapa Kendala Pemanfaatannya<strong>dan</strong> Pengembangan Bahan Galian <strong>di</strong> daerahmasih banyak kendala, banyak masalah <strong>dan</strong>tantangan yang harus <strong>di</strong> hadapi, antara lain :1. Pengembangan bahan galian <strong>di</strong> dalamnegeri sering terganggu <strong>dan</strong> mengalamipasang surut yang <strong>di</strong> sebabkan oleh: Nilaikomo<strong>di</strong>tas <strong>dan</strong> nilai tambah rendah, biayatransportasi tinggi, kuantitas besar <strong>dan</strong>perubahan teknologi sangat cepat.2. Komunikasi antara industri hulu <strong>dan</strong>industri hilir belum terjalin baik.3. Standarisasi mutu agak sulit karena carapenambangan <strong>dan</strong> pengolahan sangatberagam, terutama yang <strong>di</strong>lakukan olehpengusaha lemah <strong>dan</strong> penduduk.4. Data <strong>dan</strong> informasi bahan galian belumlengkap <strong>dan</strong> belum tersebar luas, baikmengenai jenis, keterdapatan, mutu,ca<strong>dan</strong>gan, kegunaan, pengolahan <strong>dan</strong>pemasaran.Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 8
5. Keterkaitan beberapa instansi Departemendalam perizinan <strong>dan</strong> pengusahaan bahangalian industri.6. Dampak lingkungan akibat penambanganbahan galian industri cukup besar,sehingga perlu AMDAL yangmemerlukan biaya besar.7. Rencana Umum Tata Ruang (RTR) daerahbelum memadai, karena data <strong>dan</strong>informasi keberadaan bahan galian <strong>di</strong>wilayah belum lengkap.Sehingga masih sering timbulkesulitan yang <strong>di</strong> alami oleh para pengusahakecil, lemah <strong>dan</strong> perorangan. Kesulitan tersebutmeliputi data <strong>dan</strong> informasi yang tidaklengkap, perizinan yang ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g masihmelalui jaringan birokrasi yang panjang <strong>dan</strong>a<strong>dan</strong>ya biaya yang tak terduga sebelumnya.4. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Lokasi darah penyeli<strong>di</strong>kan terletak <strong>di</strong>Kabupaten Limapuluh Kota. Secarageografis terletak pada koor<strong>di</strong>nat 100 0 20’– 100 0 42’ BT <strong>dan</strong> 0 0 00’ – 0 0 18’ LS,termasuk wilayah Kecamatan Guguk,Kecamatan Harau, Kecamatan Suliki,Kecamatan Gunng Mas, Kecamatan BukitBarisan, Kecamatan Mungka, KecamatanAkabiluru, <strong>dan</strong> Kecamatan Payakumbuh.2. <strong>Pasir</strong>kuarsa <strong>dan</strong> lempung <strong>di</strong> daerahpenyeli<strong>di</strong>kan mempunyai sebaran yangcukup luas. Ditinjau dari segi kwalitas <strong>dan</strong>kuantitas pasirkuarsa <strong>dan</strong> lempungmempunyai prospek untuk <strong>di</strong>kembangkan,namun perlu penelitian lebih lanjut,terutama mengenai kualitanya baik secarafisik maupun kimia.KendalaKendala yang <strong>di</strong>hadapi oleh parapengusaha, terutama yang tergolonglemah, yaitu memasarkan hasil produksisering mengalami jalan buntu. Hal-haltersebut sering mendorong parapengusaha, terutama yang lemah, kecilatau perorangan, cenderung menempuhjalan pintas tanpa melalui prosedur yangtelah <strong>di</strong>tetapkan oleh Pemerintah.Banyak <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> beberapa daerah<strong>di</strong>temukan banyak kegiatanpenambangan bahan galian yang tidakmempunyai izin. Hali ini akanmerugikan Pemerintah maupunPengusaha sen<strong>di</strong>ri <strong>dan</strong> juga konsumen,sehingga Pemerintah tidak bisamemantau perkembangan penambangan,penarikan pajak, iuran retribusi, sertamemantau dampak lingkungan <strong>dan</strong>keamanan.Saran1. Diharapkan untuk <strong>di</strong>tindak lanjuti denganpenyeli<strong>di</strong>kan lanjutan lebih terinci, denganskala 1: 5.000 terhadap pasirkuarsa <strong>di</strong>daerah-daerah sebagai berikut: <strong>Daerah</strong>Desa Mahat, Kecamatan Bukit Barisan,dsk. Terhadap endapan lempung<strong>di</strong>sarankan untuk daerah Desa KotoTinggi, Kecamatan Gunung Mas <strong>dan</strong>daerah Desa Pila<strong>dan</strong>g, KecamatanPayakumbuh.2. Kerjasama antara Pemda <strong>dan</strong> Instansiterkait dalam sector pertambangan perlu<strong>di</strong>tingkatkan untuk dapat memanfaatkanpotensi bahan galian industri <strong>di</strong> daerahKabupaten Limapuluh Kota secaraoptimal.DAFTAR PUSTAKADirektorat Pertambangan, 1969, Bahan GalianIndonesia.Doddy Soleh, Ben Sabarna, 1980, LaporanPendahuluan Penyeli<strong>di</strong>kan <strong>Endapan</strong>Kuarsit <strong>Daerah</strong> Harau, KecamatanHarau, Kabupaten Limapuluh Kota,Provinsi Sumatera Barat, DSM,Bandung.Kadar Soedjono, dkk, 1984, LaporanPenyeli<strong>di</strong>kan Pendahuluan <strong>Endapan</strong>Batubara <strong>Daerah</strong> Rokan <strong>dan</strong>sekitarnya, Provinsi Riau, DSM,Bandung.P.H.Silitonga <strong>dan</strong> Kastowo, 1995, GeologiLembar Solok, Sumatera, Sekala 1 :250.000. Pusat PenelitianKastowo, S.Gafoer, dkk, 1996, Laporan<strong>Inventarisasi</strong> Bahan Galian Industri <strong>di</strong><strong>Daerah</strong> Kabupaten Limapuluh Kota,Provinsi Sumatera Barat, DSM,Bandung.Ahmad Kusnar<strong>di</strong>, dkk, 1996, Laporan<strong>Inventarisasi</strong> Bahan Galian Industri <strong>di</strong><strong>Daerah</strong> Kabupaten Limapuluh Kota,Provinsi Sumatera Barat, DSM,Bandung.Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 39 - 9