Penyelidikan Batubara Bersistim Dalam Cekungan Sumatera ...
Penyelidikan Batubara Bersistim Dalam Cekungan Sumatera ...
Penyelidikan Batubara Bersistim Dalam Cekungan Sumatera ...
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
PENYELIDIKAN BATUBARA BERSISTIM DALAM CEKUNGAN SUMATERA SELATANDI DAERAH NIBUNG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI;KABUPATEN BATANGHARILEKO DAN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATANOleh :Eddy R. Sumaatmadja dan IskandarSub Direktorat <strong>Batubara</strong>S A R IDaerah penyelidikan adalah bagian <strong>Cekungan</strong> <strong>Sumatera</strong> Selatan yang diisi oleh dua perioda sedimentasisejak Awal Tersier hingga Kuarter. Perioda pertama adalah fase transgresi yang menghasilkan Formasi TalangAkar dan Gumai. Perioda kedua merupakan fase regresi menghasilkan Formasi-Formasi Air Benakat, Muaraenimdan Kasai.Evaluasi terhadap keadaan geologi daerah Nibung dan Sekitarnya dapat disimpulkan bahwa hanyaFormasi Muaraenim yang mengandung endapan batubara berpotensi besar untuk dikembangkan, dan terdapatdalam 3 (tiga) anggota yaitu M1, M2 dan M3. Dari hasil korelasi singkapan batubara dan ditunjang datapemboran, terdapat 8 lapisan batubara, yaitu : Lapisan Kladi >1,00->6,50m, Merapi 1,00-1,50m, Suban >1,00-10,75m, Mangus >2,00-15,10m, Burung 1,00->2,80m, Gantung 2 1,00->2,80m, Benuang 1,00->4,00m danGantung 1 >0,50m.Analisa kimia terhadap conto inti bor dengan dasar kering udara (adb) memberikan nilai panas berkisardari 5.285-5.870 kal/gr, kandungan abu 3,10-12,90%, sulfur kurang 0,40% dan nilai HGI 50-64. <strong>Batubara</strong> iniumumnya mempunyai kandungan air total (ar) sangat tinggi berkisar dari 43,75-47,00%, sedangkan air tertambat(adb) 10,15-10,95%. Dari hasil analisa tersebut ranknya menunjukan Kelas Sub-bituminous – Lignitc.Hasil analisa petrografi batubara menunjukan batubara di daerah penyelidikan didominasi oleh maseralvitrinit (>87%), sedangkan maseral lain
memiliki kesamaan dalam ciri-ciri sedimentasinyayang terbentuk akibat pergerakan ulang sesarbongkah pada batuan dasar Pra-Tersier yang diikutioleh kegiatan volkanik.Stratigrafi umumnya memperlihatkan bahwapembentukan batubara hampir bersamaan denganproses sedimentasi Tersier yaitu pada saatpengendapan Formasi Talang Akar, Air Benakat danMuaraenim.Akumulasi endapan batubara hanya padasiklus pertengahan regresi pada saat pengendapanFormasi Muaraenim, yaitu dalam Anggota M1(Lapisan Merapi dan Kladi), M2 (Lapisan Mangus,Suban dan Petai), M3 (Lapisan Burung dan Benuang)dan M4 (Lapisan Niru, Lematang, Benakat/Babat,Enim dan Kebon).2.2. Geologi Daerah <strong>Penyelidikan</strong>MorfologiDaerah penyelidikan terdapat disebelahtimur Pegunungan Bukit Barisan dan secara umumterdiri dari Satuan Morfologi PerbukitanBergelombang dan Pedataran.Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombangmenempati hampir seluruh daerah penyelidikan yanglitologinya disusun oleh batuan sedimen klastikahalus dengan kemiringan lereng antara 10 0 – 65 0 danberada pada ketinggian 60 – 150m diatas permukaanair laut.Pedataran menempati bagian sebelah baratdayadaerah penyelidikan dengan ketinggian berkisardari 20 – 60 meter diatas permukaan air laut. Litologipenyusunnya terdiri dari tufa, batulempung tufaandan batupasir tufaan.Pola aliran sungai dikeringkan oleh sungaiutama yaitu Sungai Kelumpang (sebelah barat) danSungai Batanghari Leko, induk sungai ini dengananak-anak sungai membentuk pola aliran dendritikdan tralis dengan tingkat erosi dewasa.StratigrafiStratigrafi di daerah penyelidikan membentuksuatu antiklinorium dan berdasarkan PetaGeologi Lembar Sarolangun (1994) dan Shell (1978),stratigrafi daerah penyelidikan mencakup 4 (empat)formasi dari tua ke muda yaitu Formasi Gumai, AirBenakat, Muaraenim dan Kasai (Tabel 1).Formasi Gumai (Tmg) merupakan batuantertua dan terdapat di sebelah baratlaut. Litologinyaterdiri dari serpih dengan sisipan batupasir halus dansetempat napal dan batugamping. Umurnya adalahAkhir Miosen Awal–Awal Miosen Tengah; diendapkandalam lingkungan laut dalam (Neritik).Formasi Air Benakat (Tma) tersingkapdisebelah tengah-utara dengan litologi terdiri dariperselingan antara batulempung dan batupasir,dengan sisipan konglomerat gampingan, napal danbatulanau. Umurnya adalah Akhir Miosen Tengah –Awal Miosen Akhir, diendap-kan secara selarasdiatas Formasi Gumai dalam lingkungan lautdangkal.Formasi Muaraenim (Tmpm) tersingkapdiseluruh daerah penyelidikan yang diendapkansecara selaras diatas Formasi Air Benakat dalamlingkungan laut dangkal sampai peralihan. Umurnyadiperkirakan Miosen Akhir. Formasi ini dibagi 4anggota yaitu :Anggota M1 terdapat 2 lapisan batubara (LapisanKladi dan Merapi). Litologinya disusun oleh olehbatuan sedimen klastika halus yang terdiri daribatupasir dan batulempung dengan sisipan batulempungbatubaraan dan batubara tipis. Batupasirberwarna abu-abu terang, rapuh, bersifat tufaan,dominan kuarsa, pita-pita batubara. Batulempungberwarna abu-abu terang sampai abu-abu tua, padu.<strong>Batubara</strong> berwarna hitam kecoklatan, mengkilapkusam,struktur kayu masih terlihat. Berdasarkan datasingkapan, ditemukan sebanyak 13 lokasi yangumumnya terendam air/lumpur; lapisan ini ditembusoleh lobang bor RH – 03 yaitu Lapisan Merapidengan ketebalan 1,55m.
Anggota M2 terdapat 2 (dua) lapisan utama yaituLapisan Suban dan Mangus. Anggota ini sebagianditembus oleh lubang bor RWS-01, RWS-02, RWS-04, RWS-06, RWS-07, RWS-10 RWS-11, BMR-02,RH-17, RH-02 dan RH-12. Anggota ini dikenali berdasarkankandungan batubaranya yaitu LapisanMangus yang dicirikan oleh sisipan batulempungtufa-an dengan kandungan mineral biotit. LapisanMangus merupakan batas atas Anggota M2,sedangkan batas bawahnya adalah Lapisan Petai.Litologinya disusun oleh perselingan batulanaudengan batulempung; sisipan batupasir dan batubara.Batulanau berwarna abu-abu muda sampai abu-abukecoklatan, kompak, terdapat nodul-nodul pirit, teballapisan 1,50 - >15,00m. Batulempung berwarna abuabumuda sampai abu-abu kehijauan, lunak-padu,mengandung sisa-sisa tumbuhan, struktur sedimenkhas lentikular, tebal lapisan 0,50 – 7,75m. Batupasirberwarna abu-abu terang, halus-sedang, tufaan,rapuh-keras, dominan kuarsa, struktur sedimenflacer, gelembur gelombang, paralel laminasi dangraded bedding. Berdasarkan hasil penyelidikterdahulu dibagian selatan, anggota ini dapatditembus oleh beberapa lobang bor dengan ketebalansampai dengan 27,29m ; sedangkan dari datasingkapan ditemukan di 37 lokasi yang umumnyaterendam air/lumpur.Anggota M3 terdapat 2 (dua) lapisan utama yaituLapisan Burung dan Binuang. Batas atasnya adalahLapisan Kebon (Anggota M4) dan batas bawahadalah Lapisan Mangus (Anggota M2) Litologinyaterdiri dari batupasir, batulanau, batulempung danbatubara. Batu-pasir berwarna abu-abu terang, halussedang,dominan kuarsa, rapuh. Batulanau, berwarnaabu-abu terang kehijauan–kecoklatan, kompak, jejaktumbuhan. Batu-lempung bertindak sebagai lapisanpengapit batubara, berwarna abu-abu sampai abu-abukecoklatan, lunak-padu, jejak tumbuhan. Anggota inidapat ditembus oleh lobang bor RWS-12 danditemukan di 23 lokasi yang umumnya terendamair/lumpu. Anggota ini ber-dasarkan penyelidikterdahulu ditembus oleh satu lobang bor RH – 06.Anggota M4 di daerah penyelidikan lapisan batubaratidak ditemukan. Litologinya terdiri dari batupasir,batulanau, batulempung dan batubara. Batupasirberwarna abu-abu terang, halus-sedang, dominankuarsa, rapuh. Batulanau, berwarna abu-abu terangke-hijauan–kecoklatan, kompak, jejak tumbuhan.Batulempung, berwarna abu-abu sampai abukecoklatan, lunak-padu, jejak tumbuhan.Formasi Kasai ( QTk) dijumpai di bagiantengah daerah penyelidikan, litologinya terdiri daritufa dan tufa batuapung dengan sisipan batu-lempungtufaan dan batupasir tufaan; setempat konglomeratandan terdapat kayu terkersikan. Umur formasi iniadalah Pliosen Akhir – Plistosen Awal yangdiendapkan secara tidak selaras diatas FormasiMuaraenimdalam lingkungan darat.Struktur GeologiPola struktur di daerah penyelidikan mempunyaikecenderungan berarah baratdaya-timur-laut.Pola struktur lipatan adalah hasil gaya kompresi darigaya tegasan utama yang berarah baratdayatenggara.Struktur sesar yang ditemukan adalah sesarnormal Kepahiangan 1, Kepahiangan 2 dan SungaiMalam; Sesar Geser Sungai Kruh serta Sesar NaikSungai Penjagoan, yang arahnya baratdaya-timurlaut.Sedangkan struktur lipatan yang ditemukanadalah struktur antiklin (Antiklin Kepahiangan,Terentang, Tajau Pecah dan Sungai Malam) dansinklin (Sinklin Kepahiangan, Batanghari Leko danAir Mati) yang berarah baratlaut-tenggara.3. GEOLOGI BATUBARA3.1. Endapan <strong>Batubara</strong>Untuk mendapatkan dimensi danpelamparan lapisan batubara di daerah Nibung danSekitarnya, perlu dilakukan pengelompokan lapisan
atubara berdasarkan hasil pemetaan geologipermukaan, data bawah permukaaan dari pemboraninti batubara dan dibantu hasil interpretasi geofisikalogging.Dari hasil pemetaan geologi, pemboran inti dandibantu interpretasi geofisika logging, maka dibuatpeta geologi yang terdiri dari Peta Geologi daerahNibung dan Sekitarnya skala 1 : 50.000 (Peta 1)Singkapan <strong>Batubara</strong>Hasil penyelidikan di daerah Nibung danSekitarnya ditemukan 73 lokasi singkapan batubarayang terdapat pada Formasi Muaraenim yaitu padaAnggota M 1, M 2 dan M 3; sedangkan dalamAnggota M 4 tidak ditemukan lapisan batubara.Hasil Pemboran IntiDari hasil pemetaaan geologi, telahdilakukan pemboran sebanyak 13 lubang bor dengankedalaman berkisar dari 15,80 – 73,10m, jumlah totalkedalaman 701,90m dan 1 (satu) lubang bor yaituBMR – 02 dikerjakan oleh Tim Pauh Lubuk Napal.Korelasi Lapisan <strong>Batubara</strong>Dari hasil pemetaan geologi dan korelasilubang bor serta berdasarkan kedudukan batubarasecara stratigrafi dibuat penampang korelasi lubangbor dengan nama lapisan batubaranya yangmengikuti kepada stratigrafi Shell, 1978; selain itukorelasi ini dipakai sebagai acuan gambaran polasedimentasi dalam lingkungan pengendapannya.Singkapan batubara umumnya terendap air danlumpur, sehingga dalam penentuan ketebalansebenarnya sangat sulit dan umumnya dicantumkantebal yang terukur.Berdasarkan korelasi tersebut dari ataskebawah, di daerah Nibung dan Sekitarnya dalamFormasi Muaraenim (Anggota M1, M2 dan M3),ditemukan paling tidak 8 (delapan) lapisan batubara.ANGGOTA M1Anggota M1 terdapat di kedua sayapantiklin maupun sinklin, ditemukan sebanyak 13lokasi singkapan batubara, dengan jumlah lapisansebanyak 2 (dua) lapisan batubara ; yaitu LapisanKladi dan Merapi.Lapisan KladiLapisan Kladi merupakan lapisan palingbawah dari Formasi Muaraenim, ditemukan di 4(empat) lokasi (E-17, E-30, K-23 dan R-01) denganketebalan berkisar dari >1,00 - >6,50m dankemiringan 12 0 –60 0 . Berdasarkan data singkapanbatubara, Lapisan Kladi sebarannya tidak menerusdan tidak semua sayap antiklin maupun sinklinditemukan singkapan batubara.Lapisan MerapiLapisan Merapi terletak diatas LapisanKladi, ditemukan di 9 (sembilan) lokasi denganketebalan berkisar dari 1,00 – 1,50m dan kemiringan10 0 - 55 0 , diantaranya K-14, R-02, R-17, R-02 dan R-06. Lapisan Merapi sebarannya tidak menerus dantidak semua sayap antiklin maupun sinklin ditemukansingkapan batubara. Dari hasil penyelidikanterdahulu lapisan ini dibagian selatan ditembus olehlobang bor RH – 03 dengan ketebalan 1,55m.ANGGOTA M2<strong>Dalam</strong> Anggota M1 ditemuka sebanyak 37lokasi singkapan batubara, dengan jumlah lapisansebanyak 2 (dua) lapisan batubara yaitu LapisanSuban (9 lokasi) dan Mangus 28 lokasi) yangumumnya terendam air/lumpur.Lapisan SubanLapisan Suban terletak diatas Lapisan Petai,ditemukan di 11 lokasi dengan ketebalan berkisardari >1,00 – 7,00m, kemiringan 10 0 - 25 0 danditembus oleh lubang bor BMR – 02. SebaranLapisan Suban umumnya menerus dan kearah
tenggara umumnya menebal; sedangkan kearah baratlaut spit menjadi 2 (dua) lapisan dengan ketebalan3,10m dan 3,25m.Lapisan MangusLapisan Mangus terletak diatas LapisanSuban, ditemukan di 26 lokasi dengan ketebalan>2,00 – 10,25m, kemiringan 8 o – 65 o dan ditembusoleh lubang bor RWS-01, RWS-02, RWS-04, RWS-06, RWS-07, RWS-10, RWS-11 dan BMR-02 sertaberdasarkan penyelidik terdahulu di bagian selatanditembus oleh lobang bor RH-17, RH-12 dan RH-02dengan ketebalan 18,5-27,29m ; lapisan ini di sebelahtimurlaut split menjadi 2 (dua) yaitu Lapisan Mangus1 dan Mangus 2.ANGGOTA M3Anggota M3 terdapat di kedua sayapantiklin maupun sinklin, ditemukan sebanyak 23lokasi singkapan batubara, dengan jumlah lapisansebanyak 4 (empat) lapisan batubara ; yaitu LapisanBurung, Gantung 1, Benuang dan Gantung 2.Lapisan BurungLapisan Burung merupakan lapisan palingbawah dari Anggota M3, ditemukan di 8 (delapan)lokasi dengan ketebalan berkisar dari 1,00 - >2,80mdan kemiringan 8 0 – 65 0 . Berdasarkan data singkapanbatubara, Lapisan Burung sebarannya tidak menerusdan tidak semua sayap antiklin maupun sinklinditemukan singkapan batubara.Lapisan Gantung 2Lapisan Gantung 2 terletak diatas LapisanBurung, ditemukan di 8 (delapan) lokasi denganketebalan berkisar dari 1,00 - >2,80m dan kemiringan8 0 – 65 0 . Berdasarkan data singkapan batubara,Lapisan Burung sebarannya tidak menerus dan tidaksemua sayap antiklin maupun sinklin ditemukansingkapan batubara.Lapisan BenuangLapisan Benuang merupakan lapisan palingatas dari Anggota M3, ditemukan di 6 (enam) lokasidengan ketebalan berkisar dari 1,00 - >4,00m dankemiringan 10 0 – 65 0 , lapisan ini ditembus oleh borRWS-12. Berdasarkan data singkapan batubara,Lapisan Burung sebarannya tidak menerus dan tidaksemua sayap antiklin maupun sinklin ditemukansingkapan batubara.Lapisan Gantung 1Lapisan Gantung 1 berupa lensa terletakdiatas Lapisan Burung, ditemukan di 2 (dua) lokasidengan ketebalan tidak jelas (sumur penduduk).3.2. Lingkungan Pengendapan <strong>Batubara</strong>Penafsiran lingkungan pengendapandiperoleh dari hasil diskripsi inti bor dan korelasipenampang lubang bor. Dari data litologimenunjukan adanya sekuen penghalusan butirankearah atas mulai dari batupasir, batulanu danbatulempung; juga terdapat struktur sedimen berupastrultur lentikular, flaser, gelembur gelombang,parallel laminasi dan graded bedding.Dari data karakteristik litologi dan struktursedimen tersebut diperkirakan lingkunganpengendapan sedimen di daerah peninjauan beradapada daerah fluvial hingga delta.3.3. Kualitas <strong>Batubara</strong><strong>Batubara</strong> yang dianalisa kimia sebanyak 41conto play sample dan 16 conto komposit, terdiri dariLapisan Suban, Mangus, Burung dan Benuang. Jenisanalisa yang dilakukan adalah analisa proksimatdengan dasar udara kering (adb), analisa ultimatdengan dasar bebas abu (daf), analisa komposisi abudan penentuan nilai HGIAnalisa ProksimatRingkasan hasil analisa proksimat contobatubara daerah Nibung dan Sekitarnya disarikan
3.5. Kemungkinan Pengembangan <strong>Batubara</strong>Hasil penyelidikan ketiga blok, terdapatdaerah-daerah yang mungkin dapat dikembangkanlebih lanjut adalah :‣ Blok Rawas merupakan perioritas pertamadengan jumlah sumberdaya sebesar 178 juta tondan masih bisa dikembangkan lebih lanjut.‣ Blok Batanghari Leko merupakan periotaskedua, karena data yang diperoleh masih kurangdan masih bisa dikembangkan lebih lanjut.‣ Blok Pauh, walaupun sebarannya terbatas, tetapisumberdayanya cukup besar.4. KESIMPULAN DAN SARANDari hasil pengkajian batubara bersisitimdalam <strong>Cekungan</strong> <strong>Sumatera</strong> Selatan di daerah TanahAbang dan Sekitarnya, dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :1. Daerah Nibung dan Sekitarnya , litologipenyusunnya terdiri dari Formasi Gumai, AirBenakat, Muaraenim dan Kasai yang umurnyaMiosen Awal–Pliosen. Formasi pembawabatubara adalah Formasi Muaraenim.2. Endapan batubara yang berkembang terdapatdalam Formasi Muaraenim, paling tidak terdapat8 lapisan batubara, yaitu dari atas muda ke tuaterdiri dari : Lapisan Kladi, tebal >1,00->6,50mdan kemiringan 12 0 – 60 0 ; Lapisan Merapi, tebal1,00 – 1,50m dan kemiringan 10 0 - 55 0 ; LapisanSuban, tebal > 1,00 – 7,00m, kemiringan 10 0 -25 0 ; Lapisan Mangus, tebal > 2,00 – 10,25m,kemiringan 8 o – 65 o ; Lapisan Burung, tebalberkisar dari 1,00 - > 2,80m dan kemiringan 8 0 –65 0 ; Lapisan Gantung 2, tebal berkisar dari 1,00- > 2,80m dan kemiringan 8 0 – 65 0 ; LapisanBenuang, tebal berkisar dari 1,00 - > 4,000mdan kemiringan 10 0 – 65 0 dan Lapisan Gantung1, tidak jelas (sumur penduduk).3. Kualitas <strong>Batubara</strong> batubara daerah Nibung danSekitarnya, Kandungan air total Volatile Matter(VM) 43,75-47,00%, Abu 3,10-12,90%, Sulphur(St) kurang dari 0,40%, Nilai kalori (CV) 5.285-5.870 kal/gr dan Kekerasan batubara (HGI)berkisar dari 50-64, sehingga batubara tersebuttergolong lunak dan ranknya Sub-bituminous-Lignitic.4. Hasil analisa petrografi terlihat bahwa batubaradidominasi oleh maceral vitrinit 87,40-92,90%,sedangkan maceral lain kurang dari 6,60%. Nilaireflektansi mencirikan rank batubara, dimanakisaranya antara 0,19-0,25. Berdasarkanklasifikasi Cook (1982), termasuk kedalamBrown Coal /Lignitic.5. Sumberdaya batubara di daerah Nibung dansekitarnya dihitung dengan ketebalan > 1,00mdan sampai kedalaman 50m sebesar 271.138.815ton.6. Prospek pengembangan batubara di daerahNibung dan Sekitarnya, umumnya dapatdikembangkan lebih lanjut mengingat data-datayang diperoleh masih kurang terutama BlokBatanghari Leko, akan tetapi sumberdaya cukupbesar.
DAFTAR PUSTAKAAndi Mangga S., dkk., 1983; Peta Geologi Lembar Jambi, <strong>Sumatera</strong> skala 1:250.000, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.De Coster G.L., 1974; The Geology of the Central <strong>Sumatera</strong> Basins, Proceeding Indonesian Petroleum Assoc., 4 thAnnual Conventionn.Geoservice Report No.10.151, 1980; Recent Development in Indonesia Coal Geology, (Unpublished).Hardjono dan Sufra Ilyas, 1989: <strong>Batubara</strong> Sungai Malam, <strong>Sumatera</strong> Selatan, Laporan eksplorasi akhir untukmemenuhi persyaratan permohonan KP. Eksploitasi dari KP DU 1290 dan 1291, Musi Rawas, PT.Triayani, Jakarat.Koesoemadinata, R.P., dan Hardjono., 1977; Kerangka sedimenter endapan batubara Tersier Indonesia. PertemuanIlmiah Tahunan ke VI, IAGI.Reineck, H.E., and Sigh. I.B, 1980; Depositional Sedimentary Environments, Springer-Verlag, Berlin.Suwarna, Suharsono, Gafoer, Amin, Kusnama, Hermanto, 1994; Geologi Lembar Sarolangun, <strong>Sumatera</strong>, Skala 1 :250.000Shell Mijnbouw, 1978; Geological Map of the South <strong>Sumatera</strong> Coal Province, Scale 1:250.000.Simandjuntak T.O., dkk., 1981; Peta Geologi Lembar Muara Bungo, <strong>Sumatera</strong>, skala1:250.000, PusatPengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung.
Tabel 1. Kesebandingan Stratigrafi Daerah Nibung dan Sekitarnya dengan <strong>Cekungan</strong> <strong>Sumatera</strong> SelatanU m u rFormasiDaerah Nibung - Jambi - <strong>Sumatera</strong> Selatan(Eddy RS, 2001)DeskripsiLapisanLapisan<strong>Cekungan</strong> <strong>Sumatera</strong> Selatan(Daerah Langgaran - Shell, 1978)DeskripsiPliosenKasai(QTk)Lempung tufaan, pasir tufaan, warnaterang, pasir batuapungan, lensa-lensabatubaraBatupasir tufaan, lempung tufaan,abu-abu putih, biru-hijau, batuapungM i o s e nA k h i rM u a r a E n i m (Tmpm)M4M3M2M1Batulempung hijau-biru, abu-abu, kayamaterial volkanik, sisipan batupasirabu-abu hijau dan putih, beberapalapisan batubara. Tebal 180 - 240 m.Perselingan batupasir abu-abu mudadan batulempung abu-abu hijau sertasisipan lapisan batubara, batulempungdan batupasir mengandung nodulironstone dengan rongga-rongga gas.Tebal 115 - 365 m.Perselingan batulempung coklat danbatupasir abu-abu kehijauan, lapisanbatubara dengan kandungan tuf biotitterpudarkan.Tebal 45 - 100 m.Batupasir hijau-biru, batulempung hijaudan sisipan batulanau.Tebal 100 - 150 m.BenuangBurung1Mangus2SubanMerapiKladiN i r uLematangBenakat/BabatEnimKebonBenuangBurung1Mangus2SubanPetaiMerapiKladiLempung tufaan, hijau-biru, dan lempungpasiran, pasirhalus-kasar, abu-abu &putih, glaukonitan, lapisan batuapungPerselingan batupasir dan batulanaumenindih lempung biru-hijau danabu-abu, horizon batupasir tebal 3-6 mBatulempung coklat, abu-abu,batulempung pasiran, batupasir halus,hijau-abu-abu di bagian bawah,sedimen interseam Mangus batupasirtufaan mengandung biotitBatupasir, batulanau, batulempungcoklat, abu-abu, dengan batupasirglaukonitanT e n g a hAirBenakat(Tma)Batulempung abu-abu kecoklatan,batupasir abu-abu kekuningan,glaukonitan, mengandung cangkangmoluska dan foraminiferaBatulempung abu-abu - coklat, biru,serpih pasiran hijau - abu-abu, hijau,glaukonitanA w a lGumai(Tmg)Perselingan serpih, napal danbatulempung. Napal setempatmengandung pirit.Perselingan serpih, napal danbatulempung gampinganCatatan :Horizon Marker