10.07.2015 Views

kep 05 tahun 2010 - BMG - BMKG

kep 05 tahun 2010 - BMG - BMKG

kep 05 tahun 2010 - BMG - BMKG

SHOW MORE
SHOW LESS

Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!

Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.

PERATURANKEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKANOMOR : KEP.0<strong>05</strong> TAHUN <strong>2010</strong>TENTANGGARIS BESAR KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNANBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA TAHUN 2011DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAKEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA,Menimbang : bahwa dalam rangka proses sinkronisasi dan harmonisasiperencanaan kegiatan di seluruh lingkungan Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika baik di Kantor Pusat maupun UnitPelaksana Teknis, maka perlu ditetapkan Garis Besar KebijakanUmum Pembangunan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaTahun 2011 dengan Peraturan Kepala Badan;Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4421).2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4700);3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 139 Tambahan Lembaran Negara Nomor5<strong>05</strong>8);1


4. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang BadanMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;5. Peraturan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika NomorHK.003/A.1/KB/<strong>BMG</strong>-2006 tentang Tata Cara Tetap PelaksanaanPembentukan Peraturan Perundang–undangan di LingkunganBadan Meteorologi dan Geofisika;6. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaNomor KEP.03 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata KerjaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;7. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaNomor KEP.10 Tahun 2009 tentang Penyesuaian PembacaanPeraturan Perundang-undangan Badan Meteorologi dan Geofisikamenjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;8. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaNomor KEP.001 Tahun <strong>2010</strong> tentang Master Plan BadanMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun <strong>2010</strong>–2030;9. Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaNomor KEP.002 Tahun <strong>2010</strong> tentang Rencana Strategis BadanMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun <strong>2010</strong>–2014;Menetapkan :MEMUTUSKAN:PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,DAN GEOFISIKA TENTANG GARIS BESAR KEBIJAKAN UMUMPEMBANGUNAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DANGEOFISIKA TAHUN 2011.Pasal 1(1) Garis Besar Kebijakan Umum merupakan pedoman bagi setiapSatuan Organisasi di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika dalam mengajukan Rencana Kegiatan AnggaranLembaga Tahun Anggaran 2011.(2) Garis besar kebijakan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan Lampiran Peraturan ini.2


Pasal 2(1) Setiap Kepala Satuan Kerja di lingkungan Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika wajib membuat laporan monitoring danevaluasi kegiatan yang berjalan.(2) Laporan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang selanjutnya merupakan Laporan Konsolidasidilaporkan setiap 3 (tiga) bulan sekali pada tanggal 10 (sepuluh)<strong>kep</strong>ada:a. Kepala Badan melalui Sekretaris Utama untuk Satuan Kerja dilingkungan Kantor Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika; ataub. Sekretaris Utama dengan tembusan Kepala Balai di wilayahnyauntuk Satuan Kerja Daerah.Pasal 3Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Ditetapkan di Jakartapada tanggal 17 Maret <strong>2010</strong>KEPALA BADAN METEOROLOGI,KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA,ttd.SALINAN Peraturan ini disampaikan <strong>kep</strong>ada Yth :1. Sekretaris Utama;2. Para Deputi di lingkungan <strong>BMKG</strong>;3. Para Kepala Pusat, Kepala Biro, dan Inspektur <strong>BMKG</strong>;4. Para Kepala UPT di lingkungan <strong>BMKG</strong>.Dr. Ir. SRI WORO B. HARIJONO, M.Sc.NIP. 195108<strong>05</strong> 197912 2 001Disetujui oleh : Drs. Yusuf Supriadi, MT. Plh. RO1Disetujui oleh : Darwahyuniati, S.H., M.H. RO2Disetujui oleh : Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng SU3


LAMPIRAN PERATURAN KEPALA <strong>BMKG</strong>NOMOR : KEP.0<strong>05</strong> TAHUN <strong>2010</strong>TANGGAL : 17 Maret <strong>2010</strong>GARIS BESAR KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNANBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKATAHUN 20111. Kondisi UmumTahun 2011 merupakan <strong>tahun</strong> kedua dari Rencana Pembangunan JangkaMenengah <strong>2010</strong>–2014. Pembangunan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara,dan Geofisika (MKKUG) dihadapkan pada tantangan penyediaan informasi yanglebih memiliki peran strategis dalam berbagai aspek kehidupan bernegara diberbagai sektor pembangunan.Banyaknya kejadian bencana menyadarkan masyarakat akan pentingnyainformasi MKKUG. Masyarakat semakin kritis menuntut untuk memperolehinformasi MKKUG secara lebih cepat, tepat, akurat, mudah dipahami, dapatmenjangkau ke semua pelosok tanah air dan mudah dipahami. Oleh karenanya,pembangunan MKKUG harus dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif.Kecepatan waktu penyediaan informasi gempa bumi dan tsunami saat ini telahmengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sekitar 5 (lima) menit. Penayanganinformasi cuaca dan kejadian gempa bumi di media massa dan media elektronika,sebagai salah satu perwujudan diseminasi dalam rangka percepatanpenyebarluasan informasi cuaca dan gempa bumi, telah berjalan secara baik.Disamping itu, untuk mendukung sektor pertanian, telah dilakukan upayapeningkatan ketepatan prakiraan awal musim dan sifat hujan selama periodemusim. Serta koordinasi dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yangsemakin intensif, telah termanfaatkannya informasi iklim dengan baik bagipertanian khususnya dalam rangka kegiatan penyesuaian pola tanaman.Disamping itu terkait dengan kebencanaan khususnya banjir, telah dilakukanupaya peningkatan pembuatan prakiraan daerah potensi banjir di setiap propinsidi Indonesia.Otomatisasi proses pengamatan parameter kualitas udara ambient secarabertahap telah dimulai sejak 2008 dengan melakukan instalasi Ambient Air Quality4


Monitoring System (AAQMS). Di sektor energi, informasi curah hujan telahdikembangkan analisisnya dengan mengkaitkan daya dukung sumber daya air.Dalam sektor kesehatan, telah dilakukan penelitian antara “outbreak” DemanBerdarah dengan kondisi cuaca, sedangkan dalam sektor Lingkungan Hidup telahdilakukan penelitian tentang perubahan iklim dan dampak sosio-ekonomis dalamrentang waktu <strong>tahun</strong> 1900–2000, serta skenario perubahan iklim pada rentangwaktu <strong>tahun</strong> 2000–2<strong>05</strong>0.Hasil pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif di bidang keuangandengan telah dilaksanakan Rekonsiliasi Keuangan 2 (dua) kali se<strong>tahun</strong>, telahmengantar Laporan Keuangan <strong>BMKG</strong> Tahun 2008 ke status Wajar TanpaPengecualian. Dalam rangka standarisasi pelayanan, Bagian Perencanaan danBagian Keuangan berhasil memperoleh standarisasi ISO 9000:2008.Pembangunan infrastruktur gedung baik Sarana Pengembangan Kapasitas diCiteko telah selesai dan siap digunakan. Sementara, pembangunan gedungoperasional utama memasuki tahap ke II. Organisasi <strong>BMKG</strong> telah semakin rincidengan ditetapkannya Peraturan Kepala <strong>BMKG</strong> Nomor KEP.03 Tahun 2009tentang Organisasi dan Tata Kerja <strong>BMKG</strong>. Diundangkannya UU Nomor 31 Tahun2009, pada tanggal 1 Oktober 2009, tentang Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika menempatkan posisi Indonesia setara dengan negara-negara lain yangtelah mempunyai sistem perundang-undangan MKG.Di lain pihak, pemanasan global yang diakibatkan oleh penambahan konsentrasiGas Rumah Kaca telah memberikan dampak nyata pada perubahan iklim. DiIndonesia, perubahan Iklim (PI) merupakan keniscayaan. <strong>BMKG</strong> mencatat bahwadalam 30 (tiga puluh) <strong>tahun</strong> terakhir ini telah terjadi pergeseran awal musim dalam1–2 dasarian, kenaikan temperatur rata-rata di Indonesia dalam 100 (seratus)<strong>tahun</strong> hingga 1.14 o C, dan kenaikan permukaan air laut setinggi 18 cm.World Climate Conference (WCC) ke 3 mengamanatkan perlunya sistempengamatan klimatologi yang lebih terintegrasi di seluruh dunia (GlobalFramework of Climate Services–GFCS) untuk mendukung proses pengamatangejala perubahan iklim. <strong>BMKG</strong> sebagai Permanent Representative Indonesia diWMO, secara aktif telah melakukan lobi untuk memasukkan salah satu wakilnya didalam High Level Task Force yang akan menetapkan dasar penata-kelolaanGFCS.5


Rencana pengembangan Meteorological Early Warning System (MEWS) danClimatological Early Warning System (CEWS) ini pada <strong>tahun</strong> 2008 telahdiapresiasi oleh WMO dalam bentuk kewenangan Indonesia untuk menjadi PusatPengamat Siklon Tropis (Tropical Cyclone Warning Center–TCWC) di daerahselatan, back-to-back dengan Australia.Fase pertama Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) telahdiresmikan oleh Presiden pada <strong>tahun</strong> 2008. Proses pemeliharaan secara terusmenerus tetap perlu dilakukan untuk menjamin agar diseminasi informasi gempadan potensi tsunami tetap dapat berjalan dengan baik dan semakin cepat dantepat. Pada <strong>tahun</strong> 2009–<strong>2010</strong>, peningkatan sistem operasi TEWS dilakukandengan menyempurnakan Sistem Pembuatan Keputusan (Decision SupportSystem–DSS).Peran Stasiun Pengamatan di daerah sangat sentral dan strategis dalam upayameningkatkan jaminan kontinyuitas dan kecepatan pasokan, kualitas sertaketelitian data. Jaminan kehandalan operasi, keterpeliharaan dan kesiapan(kalibrasi) semua peralatan pengamatan, baik yang manual dan otomatis, saat initelah semakin terdata. Demikian pula dengan peran stasiun sebagai <strong>kep</strong>anjangantangan sekaligus ujung tombak <strong>BMKG</strong> dalam memberikan pelayanan <strong>kep</strong>ada usertelah menunjukan capaian yang memuaskan. Pemerintah daerah telahmenunjukkan keberterimaan (acceptance) diseminasi produk layanan informasiMKKUG sebagai bagian dalam proses pemerintahan, walau pun belum sampaipada tingkat pembuatan <strong>kep</strong>utusan pembangunan.Keteraturan penata-kelolaan kalibrasi didukung diperolehnya ISO 17025/20<strong>05</strong>oleh Pusat Kalibrasi dan Instrumentasi pada <strong>tahun</strong> 2008 untuk kalibrasi peralatanMeteorologi dan Klimatologi, yang diperluas untuk peralatan geofisika pada <strong>tahun</strong>2009.Demikian pula pada sisi penata-kelolaan perencanaan, karena pada <strong>tahun</strong> 2009,Bagian Rencana dan Evaluasi juga telah mendapatkan ISO 9001:2008. Lebih dariitu, ujung tombak pelayanan informasi meteorlogi penerbangan di Kantor <strong>BMKG</strong> diBandara Soekarno Hatta juga telah mendapatkan ISO 9001.Pengembangan kapasitas dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan sertapenelitian dan pengembangan. Pada sisi pasokan SDM trampil, mekanisme danpengaturan pendidikannya telah disesuaikan dengan laju pensiun SDM trampil6


dengan sistem D3 +. Sementara pada sisi pembinaan, proses pendidikan danpelatihan ditekankan pada proses pemerataan untuk dasar-dasar bidangsubstansi MKKUG. Pemerataan ini dilakukan dengan tujuan utama untukmemacu agar semua personil <strong>BMKG</strong> mendapatkan kesempatan up-keepingdalam perioda waktu tertentu secara teknis setiap <strong>tahun</strong>nya.Di dalam aktifitas penelitian dan pengembangan, fokus kegiatan lebih terasadengan adanya program sinkonisasi antara Puslitbang <strong>BMKG</strong> dengan bagianoperasional, banyak berbagai hasil Puslitbang dapat digunakan untuk operasional.Hal ini dapat dilihat pada program prakiraan musim <strong>BMKG</strong>, Sekolah lapang iklim,model prakiraan berbasis NWP (CCAM) dan beberapa aplikasi geofisika bidangprecursor gempa bumi. Disamping itu mengembangan peralatan penelitian, jugamelengkapi pengadaan peralatan penelitian berupa Mobile Air Quality, LIDAR,dan Mobile Radar. orientasi kegiatannya. Dan juga semakin menunjukkan hasilyang mendukung secara langsung kegiatan operasional. Pengembanganproduk rekayasa – yang sudah dimulai sejak 2006, telah menghasilkan beberapaprototipe peralatan, seperti antara lain: Automatic Weather Station (AWS) danAutomatic Rain Gauge (ARG).2. Kebijakan DasarKegiatan pembangunan <strong>BMKG</strong> ditujukan untuk merealisasikan visi <strong>BMKG</strong> yaitu :Mewujudkan <strong>BMKG</strong> yang handal, tanggap dan mampu dalam rangkamendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunannasional dan berperan aktif di tingkat internasinal.Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Tanggap dan mampu dimaksudkan <strong>BMKG</strong> dapat menangkap danmerumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasameteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika serta mampumemberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa;b. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisikayang handal ialah pelayanan <strong>BMKG</strong> terhadap penyajian data, informasi danpelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yangakurat, tepat sasaran, tepat guna, cepat, lengkap, dan dapatdipertanggungjawabkan.7


c. Mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasionaldimaksudkan bahwa data, informasi, dan jasa yang diberikan oleh <strong>BMKG</strong>dapat di informasikan dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektorpengguna jasa dan dapat meminimalkan kerugian akibat bencana ataupunkegagalan pembangunan secara nasional.d. Berperan aktif di tingkat internasional dimaksudkan bahwa <strong>BMKG</strong>sebagai wakil Pemerintah Republik Indonesia wajib membawa nama bangsadan negara di kancah internasional dalam bidang meteorologi, klimatologi,kualitas udara, dan geofisika.Untuk mencapai visi tersebut <strong>BMKG</strong> sebagai institusi pemerintah di bawahPresiden perlu mendapatkan dukungan dari institusi yang saling terkait yang terdiridari Pemerintah, BUMN/BUMD, dan swasta serta masyarakat pengguna(stakeholder).Dalam rangka mewujudkan Visi <strong>BMKG</strong>, maka diperlukan Misi yang jelas yaituberupa langkah-langkah <strong>BMKG</strong> untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkanyaitu:a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitasudara, dan geofisika.b. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitasudara, dan geofisika yang handal dan terpercaya.c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,klimatologi , kualitas udara, dan geofisika.d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di bidang meteorologi,klimatologi , kualitas udara, dan geofisika.Secara lebih rinci, maksud dari pernyataan misi di atas adalah sebagai berikut :a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitasudara, dan geofisika artinya <strong>BMKG</strong> melaksanakan operasional pengamatandan pengumpulan data secara teratur, lengkap dan akurat guna dipakaiuntuk mengenali dan memahami karakteristik unsur-unsur meteorologi,klimatologi, kualitas udara, dan geofisika guna membuat prakiraan daninformasi yang akurat;8


. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitasudara, dan geofisika <strong>kep</strong>ada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dankeinginan mereka dengan tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu;c. Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan<strong>BMKG</strong>, maka <strong>BMKG</strong> wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberipedoman teknis, serta berwenang untuk mengkalibrasi peralatanmeteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai denganperaturan yang berlaku;d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional artinya <strong>BMKG</strong> dalammelaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuaninternasional dan <strong>BMKG</strong> ikut serta secara aktif dan jika memungkinkanmenjadi salah satu kader dalam melaksanakan kegiatan internasional dibidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.Seluruh kegiatan pembangunan mencakup aktifitas di pusat maupun di daerah,teknis maupun pendukung (non-teknis). Setiap usulan perencanaan kegiatanharus mengacu pada kerangka azas:a. KeterpaduanBahwa kegiatan yang diusulkan tidak bisa dilepaskan dari berbagai aspekkegiatan teknis maupun non-teknis;b. Harmonis dan SinkronSangat disadari bahwa tidak setiap kegiatan bisa selesai dalam waktu <strong>tahun</strong>anggaran berjalan. Dalam membangun sistem diperlukan tahapan yangkonsisten dan pemahaman akan prioritasi. Oleh karenanya, ditekankan<strong>kep</strong>ada semua unit organisasi untuk mampu menyajikan usulan rencanakegiatan dalam kerangka cetak biru (blue print) dengan tahapan petarencana (road map) yang jelas, rinci dan sistematis;Pembangunan infrastruktur ditujukan untuk menyempurnakan berbagai kebutuhansarana dan prasarana dasar untuk mendukungan penyelenggaran meteorologi,klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Sedangkan pengembangankelembagaan ditujukan untuk memberikan landasan perundang-undangan danprosedur operasional, serta struktur organisasi yang menjamin terwujudnya tujuanakhir kegiatan. Pemeliharaan ditujukan untuk menjamin terjaganya kualitas dan9


kesinambungan operasi dari seluruh sarana dan prasarana yang sudah dibangun.Diseminasi utamanya ditujukan untuk penajaman orientasi bentuk dan produkakhir dari pelayanan informasi MKKUG. Dan, kapasitas ditujukan untukmeningkatkan sumber daya manusia, metodologi dan kapabilitas lembaga.3. Kebijakan UmumDalam rangka mewujudkan visi Catur Karya <strong>BMKG</strong>, seluruh kegiatan diberbagaielemen organisasi <strong>BMKG</strong> dikelompokkan dalam 5 kegiatan utama pembangunandi lingkungan <strong>BMKG</strong> (Panca Yasa <strong>BMKG</strong>): (1) Infrastruktur, (2) Kelembagaan,(3) Pemeliharaan, (4) Diseminasi, dan (5) Peningkatan Kapasitas.3.1. Infrastruktur3.1.a Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS)Pembangunan MEWS yang telah dimulai sejak <strong>tahun</strong> 2006 perludilanjutkan pembangunannya secara terprogram. Hal ini tercantumpada RPJM <strong>2010</strong>–2014 dan menjadi salah satu Prioritas ProgramKabinet Indonesia Bersatu II, yang secara tegas dinyatakan bahwaMEWS diharapkan dapat mulai beroperasi pada <strong>tahun</strong> <strong>2010</strong>.Sementara posisi saat ini baru mencapai sekitar 35% dari target yangtelah ditentukan. Atas dasar kondisi tersebut, diperlukan upayapercepatan pembangunan MEWS agar target yang telah ditentukandalam Prioritas Program Kabinet Indonesia Bersatu II dapat dicapaisesuai rencana. Pada <strong>tahun</strong> 2011 direncanakan akan dibangun RadarCuaca Otomatis (AWS), 40 lokasi Penakar Hujan Otomatis (ARG),Integrasi Radar Cuaca 8 lokasi dan pembangunan Gedung MEWS di10 lokasi.3.1.b Sistem Peringatan Dini Iklim Ekstrim (CEWS)Beberapa komponen Sistem Peringatan Dini Iklim Ekstrem, sepertipengukur hujan dan cuaca otomatis ARG (Automatic Rain Gauge) danAWS (Automatic Weather Station), penakar hujan OBS, akan terusdikembangkan penempatannya di berbagai wilayah di Indonesia pada<strong>tahun</strong> 2011, serta fasilitas sistem pengolah, analisis data dandiseminasi informasi yang perlu ditingkatkan. Diharapkan pada <strong>tahun</strong>10


2011 Sistem Peringatan Dini Iklim Ekstrem telah beroperasi lebih nyatadan terasakan manfaatnya pada masyarakat dan institusi penggunainformasi seperti Pertanian, BPS, BNPB, PU.3.1.c Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS)TEWS pada <strong>tahun</strong> 2011 sudah akan memasuki tahapan operasi penuhdan mandiri sarana dan prasarana yang dibangun melalui APBN sudahterpasang dan beroperasi, tinggal kekurangan akselerometer agarsesuai target untuk mencapai 500 unit masih memerlukan lagi. Saranaoperasional bantuan negara donor sudah akan sepenuhnya diserahkan<strong>kep</strong>ada <strong>BMKG</strong> sehingga akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab<strong>BMKG</strong> untuk operasional dan pemeliharaannya.Paga <strong>tahun</strong> 2011 akan dimulai pemanfaatan dan pengembanganjaringan monitoring getaran lewat InaTEWS untuk membuat prototipePeringatan Dini Gempa Bumi di Padang dan di Jakarta.3.1.d Sistem Pendukung Terpadu Peringatan Dini (ISEWS)1). Sub Sistem Instrumentasi, Rekayasa, dan KalibrasiSesuai dengan UU Nomor 31 Tahun 2009 Pasal 47 dan Pasal 48, yangmewajibkan setiap peralatan pengamatan harus laik operasi danmemiliki peralatan cadangan, maka agar peralatan laik operasi makaperalatan tersebut harus dipelihara dengan baik dan di kalibrasi secaraberkala sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Disamping itupengadaan peralatan cadangan/back up menjadi prioritas utama agarkesinambungan operasional dapat dijaga.Sesuai dengan Pasal 74 ayat (1) huruf b, yang menyatakan bahwarekayasa meterologi, klimatologi, dan geofisika dilakukan denganmenerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkansarana meteorologi, klimatologi, dan geofisika dan dikaitkan denganPasal 77 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengembangan industrisarana meteorologi, klimatologi, dan geofisika dilakukan untukmeningkatkan kemandirian bangsa dalam memproduksi saranameteorologi, klimatologi, dan geofisika, maka program rekayasaperalatan terus dikembangkan sehingga pada saat nanti peralatan11


pengamatan dapat diproduksi di dalam negeri sehingga importperalatan dapat dihentikan atau paling tidak dapat dikurangi.Guna mencapai kedua hal tersebut diatas, maka Pembangunan diBidang Instrumentasi, Rekayasa, dan Kalibrasi <strong>tahun</strong> 2011 secaraumum difokuskan pada pembangunan yang menuju ke sistemPemeliharaan Mandiri, menyiapkan peralatan cadangan, melanjutkanpembangunan laboratorium kalibrasi di Balai Besar dan meningkatkankopentensi sumber daya manusia untuk maintenance, rekayasa dankalibrasi peralatan pengamatan serta pelaksanaan program kalibrasidan rekyasa peralatan meteorologi, klimatologi, dan geofisika.Yang dimaksud dengan pemeliharaan mandiri adalah seluruh prosespemeliharaan dilaksanakan oleh teknisi <strong>BMKG</strong> (baik pusat, balai besarmaupun stasiun). Sedangkan pembagian pemeliharaan didasarkanatas jenis peralatan dengan mempertimbangkan tingkatan teknologidari peralatan.Sistem Pemeliharaan Mandiri, komponennya adalah:- Teknisi yang handal dan peralatan pemeliharaan yang cukup;- Suku cadang dan back up system;- Biaya perjalanan dinas yang dapat digunakan setiap saat.Sehingga secara umum program Pemeliharaan Mandiri 2011sasarannya adalah meningkatkan kompetensi dari 3 (tiga) komponentersebut.2). Sub Sistem DatabaseSeperti diamankan dalam UU Meteorologi, Klimatologi dan GeofisikaNomor 31 Tahun 2009, dalam Bab VII tentang Pengelolaan Data,dinyatakan bahwa pengelolaan data dilakukan untuk menghasilkaninformasi yang cepat, tepat, akurat, luas cakupannya dan mudahdipahami. Pemerintah dalam hal ini <strong>BMKG</strong> wajib melakukan pelayananinformasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.Sehingga untuk menghasilkan informasi yang handal diperlukanpengelolaan data yang handal dan untuk pengelolaan data yang handaldiperlukan pembangunan sistem database yang sesuai.12


Pembangunan database <strong>BMKG</strong> pada hakekatnya membangun suatusistem database yang integrated dan online sistem dari Pusat keDaerah.Dengan demikian diharapkan ada 3 (tiga) pusat data <strong>BMKG</strong>, yaitu:- Pusat Data Nasional;- Pusat Data Regional;- Pusat Data Propinsi;Pembangunan sistem database secara komprehensif, meliputi:- Pembangunan Infrastuktur baik sarana maupun prasarana;- Pembangunan Sumber Daya Manusia yang mengawaki;- Sistem pemeliharaan.Pembangunan Infrastruktur meliputi pengadaan komputer lengkapdengan software yang diperlukan dan pembangunan ruangan untukkomputer dan arsip data. Sedangkan pembangunan Sumber DayaManusia meliputi pendidikan untuk system nails, dan pengembangan,programmer system, operator dan pengarsipan data. Untukpemeliharan diperlukan pembuatan sistem pemeliharan yangintegralistik dan komprehensif lengkap dengan teknisis yang diperlukan.Pembangunan sistem database dilakukan secara bertahap, untukTahun 2011 akan dilakukan dengan membangun sebagian dari PusatData Propinsi.3). Sub Sistem Jaringan KomunikasiPembangunan Sistem Jaringan Komunikasi dirancang untuk memenuhisalah satu tugas pokok dan fungsi <strong>BMKG</strong> agar dapat mengumpulkandan menyebarkan data dan informasi di lingkungan <strong>BMKG</strong> danmendiseminasikan informasi ke berbagai pengguna. PembangunanSistem Jaringan Komunikasi dalam <strong>tahun</strong>2011 difokuskan pada duakegiatan utama yaitu:3.a). Implementasi World Meteorological Organization InformationSystem (WIS)Sebagai anggota WMO, <strong>BMKG</strong> berkewajiban mempertukarkandata dan informasi antar negara dan regional. Sistem komunikasiyang dipergunakan saat ini adalah Global Telecommunication13


System (GTS). Dengan adanya kemajuan teknologi di bidangICT, maka WMO memprogram WIS yang memfasilitasipertukaran data dan informasi antar negara dan regional denganmenggunakan teknologi canggih seperti internet dan VPN MPLS.Pada saai ini WIS sudah diimplementasikan di beberapa negaradan <strong>BMKG</strong> diprogramkan bergabung pada akhir <strong>tahun</strong> 2011.3.b). Penguatan Infrastruktur Jaringan ICTPadatnya pengamatan yang menjadi tanggung jawab <strong>BMKG</strong>,mengharuskan <strong>BMKG</strong> mempunyai berbagai macam sistempengumpulan dan penyebaran data dan informasi sesuaikebutuhan. Pada ujungnya sistem pengumpulan dan penyebarantersebut harus terintegrasi ke dalam jaringan LAN dan WAN.Apabila jaringan LAN dan WAN tidak dikelola dengan baik akanmengakibatkan banyak gangguan yang akan menghambatkelancaran operasional. Penguatan infrastruktur jaringan ICTpada <strong>tahun</strong> 2011 difokuskan pada penguatan hardware,software, dan brainware (SDM).3.1.e Pembangunan Gedung Operasional UtamaPembangunan Gedung Opersional Utama (GOU) yang akanmengakomodasi : Pusat Sistem Komunikasi Terpadu, Pusat BasisData, Pusat Pustaka MKKUG, Pusat Instrumentasi dan Kalibrasi, danUtilitas lainnya. Pada <strong>tahun</strong> 2011, pembangunan Gedung OperasionalUtama memasuki <strong>tahun</strong> ke-tiga atau terakhir. Diharapkan pada <strong>tahun</strong>akhir 2011 GOU tersebut telah dapat dioperasionalkan.3.1.f Pengembangan Stasiun Pengamat BaruPengembangan Stasiun Pengamat baru pada <strong>tahun</strong> 2011, meliputipembangunan Stasiun Klimatologi di 3 lokasi (Yogyakarta, Palu,Gorontalo), pembangunan jaringan pengamatan agroklimat (SMPK) di10 lokasi, meliputi Sumut (2), Sumbar (1), Banten (1), Jabar (2), Jateng(2), Jatim (2).14


3.1.g Pembangunan Pustaka MKKUGSebagai satu-satunya badan pemerintah yang mempunyai kewenangandalam bidang MKKUG, maka informasi pengembangan MKKUG diIndonesia baik dalam arti histroris dan rujukan mempunyai arti yangsangat strategis. Keunikan posisi Indonesia membuat informasiMKKUG menjadi kekayaan intelektual (Intellectual Property) berbasisgeographycal identity yang tidak boleh terpindahkan tanpa persetujuanalih material (Material Transfer Agreement – MTA) dan pencatatanyang baik.Pada <strong>tahun</strong> <strong>2010</strong> pembangunan Pustaka MKKUG diarahkan untukmembuat pemeta-rencanaan pengembangan Pustaka NasionalMKKUG sebagai bagian yang tak terpisahkan dari prasaranapembangunan <strong>BMKG</strong>. Berbareng dengan selesainya GedungOperasional Utama, maka Pustaka MKKUG akan melakukan penataanruangan, sehingga dapat merepresentasikan sebagai Pusat PustakaMKKUG Nasional.3.2. Kelembagaan3.2.a Struktur OrganisasiDitetapkannya organisasi <strong>BMKG</strong> melalui Peraturan Kepala <strong>BMKG</strong>Nomor KEP.0 3 Tahun 2009 maka <strong>BMKG</strong> telah memulai tahap bentukoperasionalisasi organisasi yang baru. Pada tingkat wilayah ataudaerah, struktur tersebut belum selesai. Oleh karenanya, pada <strong>tahun</strong>2011 dilakukan secara bertahap: (1) penyesuaian tata-aturan danprosedur baku terhadap organisasi yang baru, (2) penataan mekanismekoordinasi pada tingkat Balai Besar, Kantor <strong>BMKG</strong> tingkat Propinsi danStasiun Pengamat lainnya, dan (3) penataan mekanisme tekniskomunikasi antar pusar-pusat regional sistem peringatan dini denganstasiun pengamat yang bersangkutan dan dengan Pusat di Jakarta.3.2.b Sistem Perundang-undangan— Dengan diundangkannya UU No. 31 Tahun 2009 tentangMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG) pada tanggal 115


pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta bersih danbebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.Dalam rangka pembinaan pengawasan internal, pada <strong>tahun</strong> 2011direncanakan akan dikembangkan aplikasi pengawasan yang sudahada, pembangunan software e-auditing tentang kriteria dan kondisi, dansoftware e-auditing tentang kinerja dan Sumber Daya Manusia,diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja unit pengawasaninternal.3.3. PemeliharaanPada kenyataannya, pada <strong>tahun</strong> 2009, telah ditengarai adanya ketidaksinkronandan ketidak-sinambungan penyampaian data dari masing-masingstasiun pengamatan ke pusat, yang disebabkan oleh lemahnya sistem tatakelolapemeliharaan peralatan operasional. Untuk itu pada <strong>tahun</strong> 2011,sistem tata-kelola pemeliharaan peralatan diatur agar secara langsung setiapstasiun melakukan pemantauan secara langsung peralatan operasional yangmenjadi tanggung-jawabnya, sesuai dengan kebijakan peraturan yang baru.Pemeliharaan yang benar menjamin kelangsungan operasional sarana danprasarana penyelenggaraan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dangeofisika. Untuk itu tata kelola pemeliharaan yang meliputi monitoring,pelaporan dari stasiun pengamat, response dari kantor puisat, balai besarwilayah dan stasiun koordinator propinsi disusun dalam Standart OperasionalProsedure (SOP) yang dijadikan acuan untuk melakukan perbaikanperalatan pengamatan baik untuk preventif maupun korektif.Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kedepan pemeliharan peralatanpengamatan akan dikembangkan dengan apa yang disebut pemeliharaanmandiri. Maka secara bertahap upaya yang diperlukan dilakukan adalahdengan meningkatkan kemampuan teknisi, penyediaan suku cadang danback up peralatan serta penyediaan biaya perjalanan yang cukup.Untuk meningkatkan kapasitas/kemampuan teknisi diprogramkan untukmelakukan training teknisi dengan baik dalam maupun luar negeri. Makasecara bertahap pengadaan peralatan cadangan akan diprogramkan diKantor Pusat, Balai Besar dan Stasiun Propinsi/Koordinator untuk menjaminkelangsungan operasional dengan minimalnya data yang hilang karena17


kerusakan alat yang tidak dapat diatasi dengan segera. PelaksanaanPemeliharaan Mandiri sangat tergantung dengan kesiapn biaya perjalanandinas teknisi menuju lokasi/stasiun yang peralatannya mengalami kerusakan.Untuk mempermudah pengurusan pelaksanaan pemeliharaan, makakegiatan pemeliharaan dikelompokkan menjadi pemeliharaan preventif,pemeliharaan rekondisi dan pemeliharaann yang bersifat korektif. Biaya dinaspemeliharaan akan disediakan di pusat dan di balai besar.pembangunan sistem pemeliharaan mandiri juga perlu didukungpembangunan sarana dan prasarananya yang bertujuan untuk melanjutkanpembangunan laboratorium kalibrasi di Balai Besar dan meningkatkankompetensi untuk mantenece rekayasa dan kalibrasi peralatan pengamatan,yang lebih secara rinci program tersebut meliputi:- Peningkatan Laboratorium kalibrasi dan peralatan standar- Pembangunan bengkel dan Workshop Rekayasa lengkap denganperalatannya- Bengkel maintenance/perbaikan lengkap dengan peralatannya- Meningkatkan kompetensi laboratorium kalibrasi dan teknisinya baikdipusat maupun daerahPemeliharaan sistem jarinan komunikasi ditata kelola secara sistematis danprofesional. Sistem tata kelola pemeliharan jaringan komunikasi tetapdilakukan terpusat mengingat disain sistem komunikasi saat ini terpusat di<strong>BMKG</strong>, namun koordinasi dengan masing masing UPT tetap menjadi prioritaspembenahan di <strong>tahun</strong> 2011.Sistem tata kelola pemeliharaan jaringan komunikasi harus didukung olehdaya manusia yang handal dan berkualitas. Peningkatan sumberdayamanusia dilaksanakan dengan mengembangkan program pelatihan baikdidalam maupun di luar negeri secara berkesinambungan.3.4. DiseminasiProduk-produk <strong>BMKG</strong> harus didesiminasikan ke para pengguna danmasyarakat luas sesuai dengan jenisnya, produk <strong>BMKG</strong> harus ada yangdidesiminasikan segera seperti peringatan dini tsunami, peringatan dinicuaca, dan informasi gempa bumi, ada yang terjadwal atau disesuaikandengan keadaan. Berbagai moda komunikasi digunakan untuk <strong>kep</strong>erluan18


pendesiminasian produk-produk <strong>BMKG</strong> dan software 5 in one hasilpengembangan <strong>BMKG</strong> dijadikan sistem utama dalam penyampaianperingatan dini tsunami maupun cuaca serta informasi gempa bumi dancuaca.Terkait dengan desiminasi, kopetensi disisi pusat jaringan komunikasiadalah menjamin sistem komunikasi <strong>BMKG</strong> dengan institusi interface danpublik tetap terjaga sehingga konten informasi yang akan didesiminasikanbisa berlangsung. Harmonisasi tampilan informasi yang akandidesiminasikan harus menjadi perhatian utama di <strong>tahun</strong> 2011.Diseminasi informasi iklim perlu terus ditingkatkan, kenyataan menunjukkanmasih ditemui informasi iklim yang terlambat sampai ke pengguna, ataupenerimaan informasi iklim dari <strong>BMKG</strong> yang tidak kontinyu, bahkan masihada masyarakat yang belum tahu bagaimana mendapatkan informasi iklimdari <strong>BMKG</strong>, serta masih minimnya informasi iklim di mass media, khususnyamedia televisi. Oleh sebab itu pada <strong>tahun</strong> 2011, setiap penyebaran informasiiklim agar secara kontinyu dilakukan monitoring dan crosschek ke pengguna,meningkatkan sosialisasi pemahaman informasi iklim dan aksesinformasinya, serta efektifkan komunikasi secara kontinyu dengan massmedia cetak maupun elektronik (televisi, radio).3.5. KapasitasTuntutan masyarakat akan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara,dan geofisika semakin tinggi baik dari segi kualitas, kuantitas (jenis),jangkauan maupun kemudahan pemahaman. Untuk itu <strong>BMKG</strong> dalam 2011akan lebih banyak melakukan sosialisasi, kajian, studi, penelitian aplikatifdan pengembangan guna meningkatkan kualitas produknya sesuai harapanpenggunan dan masyarakat luas.3.5.a Pendidikan dan PelatihanPembangunan, Pembinaan dan Pengembangan SDM yang berkualitasdan profesional dengan mengacu <strong>kep</strong>ada amanat UU MKG No. 31<strong>tahun</strong> 2009, mempunyai sasaran mendapatkan SDM yang berilmu,terampil, kreatif, disiplin, bertanggung jawab dan memiliki integritas,berdedikasi dan memenuhi standar nasional dan internasional,19


menguasai kebutuhan operasional serta ilmu dan teknologi dibidangMKKUG. Pengembangan SDM diarahkan melalui: Pemerataanpendidikan dan pelatihan pegawai <strong>BMKG</strong> yang mencapai 90 jam/<strong>tahun</strong>/ orang. Sistem kediklatan dilaksanakan melalui programberkelanjutan menyangkut sertifikasi terhadap SDM operasional,penyelenggaraan diklat, sarana/prasarana, bertaraf nasional daninternasional. Pengembangan Pusdiklat ini juga diarahkan padapenyiapan Akademi Meteorologi dan Geofisika menjadi Sekolah TinggiMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika <strong>tahun</strong> 2011.3.5.b Penelitian, Pengembangan dan RekayasaPada <strong>tahun</strong> 2011, kegiatan, penelitian, pengembangan dan rekayasadilakukan dengan orientasi uatam untuk melakukan pengembanganmodel, evaluasi model dan verifikasi model untuk dioperasionalisasikandalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi <strong>BMKG</strong>.Agenda kerjasama penelitian dan pengembangan <strong>tahun</strong> 2011 antaralain untuk meningkatkan jumlah peneliti dengan Diklat Awal Peneliti diPusbindiklat LIPI, Analisis ice core Puncak Jaya dengan The OhioUniversity-Ohio dan Columbia University-New York, ikut sertamengajukan berbagai proposal penelitian untuk program Dewan RisetNasional dengan Kementerian Riset dan Teknologi. DiharapkanPuslitbang <strong>BMKG</strong> menjadi sentra penelitian dari berbagai mahasiswaperguruan tinggi dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir.Pengembangan peralatan penelitian yang telah dimulai dan banyakmenghasilkan prototype peralatan penelitian MKKUG yang dapatdipatenkan, hal ini akan dipicu dengan adanya fungsional rekayasa di<strong>BMKG</strong> sejak <strong>tahun</strong> <strong>2010</strong>.3.6. PerencanaanBerdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, strukturanggaran belanja Negara dirinci menurut : 1). Fungsi/Sub Fungsi; 2).Orgnasisasi; 3). Program; 4). Kegiatan/Sub Kegiatan; 5). Jenis Belanja.Implikasi dari pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2003 dalam restrukturisasiprogram dan kegiatan adalah perlunya disyaratkan pengelolaan dan20


pelaksanaan anggaran yang berbasis kinerja. Dalam restrukturisasi programdan kegiatan, seluruh program dilengkapi dengan indikator kinerja bersertaanggarannya, untuk digunakan sebagai alat ukur pencapaian tujuanpembangunan yang efektif dan efisien secara teknis operasional serta dalampengalokasian sumber dayanya.Kerangka penyusunan kinerja dimulai dari “apa yang ingin diubah” (impact)yang memerlukan indikator “apa yang akan dicapai” (outcome) gunamewujudkan perubahan yang diinginkan. Selanjutnya untuk mencapaioutcome diperlukan informasi tentang apa yang dihasilkan (output). Untukmenghasilkan output tersebut diperlukan “apa yang akan digunakan” (input).Hasil restrukturisasi program dan kegiatan dan implementasinya pada <strong>tahun</strong>anggaran 2011 <strong>BMKG</strong> mempunyai 2 program utama yaitu : programgenerik dan program teknis. Nomenklatur program generik adalahProgram Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya <strong>BMKG</strong> yang akan digunakan pada unit kerja Sekretariat Utama,Inspektorat, Puslitbang, Pusdiklat, AMG, dan UPT Daerah. Sedangkannomenklatur program teknis adalah Program Pengembangan danPembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang akandigunakan oleh unit kerja Kedeputian Teknis dan UPT Daerah. Selanjutnyauntuk penamaan kegiatan dalam kedua program tersebut disusunberdasarkan kaidah penamaan kegiatan yang mencerminkan pelaksanaandari tupoksi eselon 2 terkait, AMG, dan UPT Daerah.KEPALA BADAN METEOROLOGI,KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA,ttd.Dr. Ir. SRI WORO B. HARIJONO, M.Sc.NIP. 195108<strong>05</strong> 197912 2 00121

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!