Makalah Pasirbesi_Ende.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
Makalah Pasirbesi_Ende.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
Makalah Pasirbesi_Ende.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
TiO 2 dan H 2 O terhadap sampel yang sudahmenjadi konsentrat.Adapun endapan pasir besi yangdimasukan ke dalam perhitungan sumber dayaterukur adalah yang mempunyai MD > 7%untuk kuat magnet 300 gauss. <strong>Sumber</strong> dayaterukur total dihitung dengan caramenjumlahkan sumber daya tiap lubang bor.<strong>Sumber</strong> daya konsentrat tiap lubang dihitungdengan rumusKeterangan :C = <strong>Sumber</strong> daya dalam tonL = Luas areal pengambilan bor dalam M²t = Tebal endapan dalam meterMD = Magnetic Degree dalam %SG = Berat Jenis<strong>Geologi</strong>C = (L X t ) X MD X SGMenurut N. Suwarna, dkk (1990) geologidi daerah penelitian dan sekitarnya adalahsebagai berikut :Formation Kiro (Tmk)Merupakan batuan tertua yang terdapat didaerah ini, berumur Miosen Awal, terdiribreksi, warna kelabu tua-kelabu muda,komponen andesit, basal, berukuran 0,5 – 5cm, lava, bersusunan andesit- basal, kelabumuda ~ kehijauan dan kehitaman, porfir,sebagian terkersikan, terkalsitkan danterkhloritkan, kekar lapis, sebagian bersisipanbreksi, tufa pasiran dan batupasir tufaan,sisipan warna kelabu, berlapis 25° – 50° arahjurus baratlaut-tenggara, tebal satuan sekitar1000 meter – 1500 meter. Batuan ini tersebarterutama di sekitar Kali Kiro, Desa Walogai,Keli Wumbu, dan Mbotu Mapolo, sebagiandijumpai dipantai selatan <strong>Ende</strong>. Formasi iniditumpangi secara tidak selaras diatasnya olehFormasi Nagapanda.Formasi Nangapanda (Tmn)Terdiri dari batupasir, batu tufa berlapis,dan breksi. batupasir, hijau, halus ~ kasar,menyudut tanggung – membundar, padat,berlapis baik.; Breksi, merupakan breksivulkanik, bersifat andesitik-basaltik, denganukuran komponen bervariasi dari beberapa cmhingga 30 cm. Tebal singkapan mencapai 30cm. Formasi ini membentuk morfologi yangcukup kasar dengan ketebalan diperkirakansekitar 2000 meter dan menjemari denganFormasi Kiro di bagian timur.Formasi Tanahau (Tmt)Lava, breksi. Lava, berkomposisi dasitik,setempat struktur bantal. Breksi terdiri darikomponen bersifat dasitik dengan semen tufapasiran terkersikkan dan termineralkan.Batuan IntrusiDiorite (Tdi), dasit (Tda), dan andesit(Ta) berumur Miosen Bawah, diorite kuarsa(Tmd) and granodiorit (Tg) Miosen Tengah.Intrusif sebagai stok, retas dan sill, padabeberapa tempat dibuktikan dengan sifatsirkular kecil. Batuan intrusi andesit lokalterdapat di pantai selatan <strong>Ende</strong>.Product Volcanik tua (QTv)Satuan ini adalah produk dari activevolcanoes G. Beliling, Tedeng, dan Todo dibagian barat Flores, di bagian tengah Flores,terutama terdiri dari sisipan breksi, lava dantuff dengan dominant andesit ~ basal, umurPliosen.Product Volcanik muda (Qhv)Secara tidak selaras menumpangi satuanyang lebih tua, terutama terdiri dari materialvulkanik yang tidak terkonsolidasi G. WaiSano sebagai hasil erupsi, terdiri dari lahar,breksi, lava, bomb, lapilli, tuff, tuff pasirandan pumice, komposisi andesit-basal berumurHolosen.Endapan Teras pantai (Qct)Satuan ini secara tidak selarasmenumpangi satuan lebih tua, terdiri darisisipan konglomerat dan batupasir kasar agaksedikit karbonatan, umur Holosen.Endapan Aluvial dan endapan pantai (Qa)Terdiri dari material rombakan sungaikarena pengangkatan terdiri dari kerikil,kerakal dan pasir, terutama terjadi pada sungaibesar dekat pantai berupa endapan teras.Struktur <strong>Geologi</strong>Struktur geologi yang dijumpai di daerahpesisir selatan khusunya <strong>Ende</strong> adalah lipatan,sesar dan kelurusan. Arah struktur timurlautbaratdaya,beberapa memiliki arah baratlauttenggara.Batuan yang mengalami perlipatansecara kuat pada Formasi Nangapanda dengankemiringan perlapisan dari 15˚ ~ 50˚. Strukturterjadi pada Formasi Kiro dan Nangapandayang merupakan formasi tertua. Sumbu3
lipatan sinklin yang memiliki arah baratdaya –timurlaut.Selain struktur lipatan di kawasan ini jugaditemukan struktur sesar. Jenis sesar yangberkembang adalah sesar normal dan sesargeser. Sesar normal berarah baratlaut-tenggaradan timurlaut – baratdaya. Sesar ini terdapatpada batuan Miosen dan Plio – Plistosen,diperkirakan terjadi pada Plistosen. Sesargeser teramati pada Formasi Kiro dan FormasiNangapanda.Gambaran umum geologi serta uruturutanstratigrafi regional dapat dilihat padagambar 2 dan gambar 3.MineralisasiPembentukan endapan pasir besi memilikiperbedaan genesa dibandingkan denganmineralisasi logam lainnya. Pembentukanpasir besi adalah merupakan produk dariproses kimia dan fisika dari batuan yangmenengah hingga basa atau dari batuanbersifat andesitik hingga basaltik. Proses inidapat dikatakan merupakan gabungan dariproses kimia dan fisika.Di daerah pantai selatan Kabupaten <strong>Ende</strong>,endapan pasir pantai di perkirakan berasaldari akumulasi hasil desintegrasi kimia danfisika seperti adanya pelarutan, pengahncuranbatuan oleh arus bawah laut, pencucian secaraberulang ulang, transportasi danpengendapan.Menurut Subandoro dan Pudjowaluyo(1972) di Pulau Flores secara umum terletakpada busur batuan vulkano-plutonik yangmasih aktif mirip dengan Pulau Jawa dimanaendapan besi mengandung titan ditemukansepanjang pantai selatan. Agaknya batuanvolkanik Flores adalah merupakan sumberutama pasir besi pantai yang ada sekarang.Gambar 2. Peta geologi regional daerah Flores.Gambar 3. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan4
HASIL PENYELIDIKANDalam penyelidikan lapangan diperolehdata sbb :o Jumlah titik pemboran sebanyak 45 titik.o Jumlah kedalaman pemboran adalah 111,6 meter.o Jumlah conto terambil sebanyak 90conto.Berdasarkan pada kriteria kelayakanpengukuran dan titik pemboran, penyelidikandi kawasan ini di lakukan pada empat sektoryaitu :1. Sektor Rapo Rindu, pengukuran danpemboran dilakukan di daerah RapoRindu, km 18 arah barat Kota <strong>Ende</strong>. Hasilnya 14 titik ; 8 titik baseline dan 6 titikcrossline.2. Sektor Bheramari, pengukuran danpemboran dilaksanakan di sebelah timurRapo Rindu ± 14 km arah barat Kota<strong>Ende</strong>. Hasil pemboran 6 titik : 3 titikbaseline dan 3 titik crossline.3. Sektor Ruku Ramba, Pengukuran danpemboran dilakukan, km 10 arah baratKota <strong>Ende</strong>. Hasil pemboran 9 titik ; 5 titikbaseline dan 4 titik crossline.4. Sektor Ondorea, terletak di bagian baratdaerah penyelidikan, tepatnya di km 23arah barat Kota <strong>Ende</strong>. Hasil pemboran 14titik ; 7 titik baseline dan 7 titik crossline.Penyelidikan laboratoriumhasil sebagai berikut :diperolehMD berasal dari lokasi OR 7/A1 sebesar52,17%, ASG 3,84. Sedangkan MD terendahterdapat di lokasi RA8/B yaitu sebesar 2,59 ,ASG 2,74 terdapat pada lokasi RA8/B. Nilairata-rata MD umumnya berkisar 10 % ~ 30 %.Untuk masing-masing sektor nilai tertinggidan terendah sbb :Secara keseluruhan nilai rata-rata darisektor Rapo Rindu MD 20,84 % dan ASG3,245; Bheramari MD 20,68 % dan ASG3,19; Ruku Ramba MD 20,69 % dan ASG3,15 dan sektor Ondorea memiliki MD 13,75% dengan ASG 3,193.Nilai Fe total tertinggi dan terendah untukmasing-masing sektor :Sektor Raporindu Fe total nilai tertinggi22,35% dan terendah 4,43%; Bheramari Fe totalnilai tertinggi 22,69% terdapat pada BM2/Bdan terendah 9,23% pada BM 1/A1. RukuRamba Fe total nilai tertinggi 31,39% terdapatpada lokasi RR 3/2/A2 dan terendah 10,86%terdapat pada lokasi RR 1/2/B. Sedangkanuntuk sektor Ondorea Fe total nilai tertinggi37,10 % terdapat pada OR7/A1 dan nilaiterendah 8,92 % pada OR 5/2/A1.Adapun nilai Fe total rata-rata masingmasingsektor ; Raporindu 23,96 %,Bheramari 15,37 %, Ruku Ramba 18,14%dan Ondorea 19,74 %.Nilai TiO 2 pada umumnya menunjukkandibawah 2%, kecuali di beberapa lokasiseperti di BM2/2/A2 TiO 2 = 2,35%, RA 4/A1= 2,27%, RR3/2/A2 TiO 2 = 2,52%, OR 7/A1TiO 2 = 4,97%, OR6 /A1 = 3,41%, dan OR7/2/A1 = 5,22% dari hasil analisismenunjukkan nilai TiO 2 diatas 2 banyakterdapat di sektor Ondorea atau sektor OR.Gambaran sebaran masing-masing sektordapat dilihat pada Gambar 4 – 7.Perhitungan potensi dilakukan denganmetoda “Area of influence” dengan prinsipbahwa satu lubang bor memiliki daerahpengaruh ½ jarak terhadap lubang bor disampingnya, hasil perhitungan disajikandalam tabel-1.5
Gambar 4 Peta lokasi hasil pemboran sektor I Rapo Rindu (RA)Gambar 6. Peta lokasi hasil pemboran sektor III Ruku Ramba (RR)Gambar 5. Peta lokasi hasil pemboran sektor II Bheramari (BM)Gambar 7. Peta lokasi hasil pemboran sektor IV Ondorea (RA)6
Sektor Rapo RinduFe Total3025201510500 10 20 30 40 50Derajat Kemagnetan %2520Sektor BheramariFe Total1510500 10 20 30 40 50 60Derajat Kem agnetan %Fe Total3530252015105Sektor Ruku Ramba00 10 20 30 40 50Sektor OndoreaGambar 8. Hubungan nilai derajat kemagnetan (MD) dan FeTotal pada pasir besi di daerah penyelidikanDerajat Kemagnetan %Fe Total40353025201510500 10 20 30 40 50 60Derajat Kemagnetan %7
NO.SEKTOR1 Rapo Rindu2 Bheramari3RukuRamba4 OndoreaNOMORJALURRA-1 s/dRA-8BM-1 s/dBM-3RR -1 s/dRR-5OR -1 s/dOR-8Tabel 1. Potensi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Hypotetik Pasir Besi Pantai Selatan Kabupaten <strong>Ende</strong>INTERVALPEMBORANBASELINE 400BASELINE 400BASELINE 400BASELINE 400PJGTOTAL(M)LBR(M)LUAS/L (M2)TEBAL/T(M)VOL(M3)MDRATA -RATA%SGRATA-RATAPOTENSI(TON)CROSSLINE 20 3200 50 160000 2,5 400000 20,484 3,245 26588232CROSSLINE 20 1000 40 40000 2,3 92000 20,68 3,19 6069166,4CROSSLINE 20 1600 40 64000 2,5 160000 20,19 3,15 10427760CROSSLINE 20 3200 40 128000 2,5 320000 13,75 3,193 14049200972000 57134358,48
PEMBAHASANDari hasil survey lapangan dan analisislaboratorium diketahui di sepanjang pantaiselatan Kabupaten <strong>Ende</strong> empat daerah atausektor yang dianggap paling memungkinkanuntuk terbentuknya akumulasi endapan pasirbesi yaitu sektor Rapo Rindu, Bheramari,Ruku Ramba dan Ondorea. Pada sektor 1(RapoRindu/RA), ketebalan lapisan kaya besimagnetit terdapat pada RA 6 , mengalamimenipis pada RA 5 dan RA 4 . Pada RA 2ketebalan lapisan mengandung besi magnetitmulai menebal kembali. Sedangkan ke arahbarat (RA 7 dan RA 8 ) terjadi menipis lapisanmengandung magnetit secara drastis.Ke arah timur yaitu pada sektor RukuRamba, pola perlapisan yang mengandungpasir besi magnetit dari RR 1 ~ RR 5 mengalamimenebalan, ini terutama terlihat terutama padatitik bor RR 5 . Ketebalan lapisan mengandungmagnetit di sektor ini mencapai 3,2 meter.Sedangkan di sektor Ondorea penipisanlapisan terjadi ke arah barat ditandai denganadanya deplesi lapisan pasir magnetit sertameningkatnya lapisan pasir kuarsa/gamping.Ciri fisik dipermukaan ditandai dengan warnaputih yang dominan .Hasil analisis laboratorium umumnyamenunjukkan bentuk garis linier baik padasektor Raporindu, Rukuramba maupunOndorea. Ini menunjukkan hubungan sejajarantara kandungan nilai pasir magnetit denganFe Total nya. Dimana jika kandungan pasirbermagnet di suatu daerah dominan maka nilaiderajat secara otomatis kemagnetan tinggi.Ada beberapa faktor yang menyebabkanpola sebaran lapisan di satu daerah berbedadengan daerah lainnya (melensis misalnya).Faktor-fkator / parameter tersebut diataranya :oooBatuan induk, merupakan sumber asaluntuk terbentuknya endapan pasir besi.Faktor penghancuran fisika - kimiaseperti suhu, erosi dan transportasisungai, arus laut bawah laut dan sungaisebagai sebagai media transportasi danakumulasi material.Faktor topografi (kemiringan), memegangperanan penting sebagai tempatakumulasi endapan pasir besi disuatutempat (basin).Jadi adanya bentuk dan pola sebaranendapan pasir besi yang berbeda antara satudaerah dengan daerah lain dimana terjadipengayaan misalnya, ini sangat di tentukanoleh faktor/parameter tersebut diatas. Sebagaicontoh di sektor Rapo Rindu akumulasi pasirbesi relatif lebih banyak dibandingkan dengansektor lainnya. Tetapi sebaliknya di sektorOndorea pasir besi berkurang ke arah baratdengan meningkatnya pasir dari batuankarbonat. Gambaran global polapembentukan tersebut dapat dilihat padagambar dibawah ini (Gambar 9).KESIMPULANKeterdapatan endapan pasir besi dikawasan pesisir selatan Kabupaten <strong>Ende</strong>diperkirakan merupakan endapan yangterbentuk dari akumulasi hasil disintegrasifisika dan kimia batuan vulkanik tua didaerah ini yang bersifat, dari kisaran dasitikhingga basaltik.Secara fisik endapan pasir besi di daerahpesisir selatan <strong>Ende</strong> relatif muda dimanaprosesnya diduga dari pelindihan danpencucian yang berjalan cukup secara intensifsampai sekarang sehingga dibeberapa lokasimenghasilkan konsentrat magnetit yang tinggi.Akumulasi pasir besi hasildesintegrasikimia-fisika material daratPeranan, topografi, arus bawah danombak laut sebagai pencucimenyebabkan material pasir besiterakumulasi dan mengalamipeningkatan kadarFaktor tektonika(Regresi / Naiknyadaratan)Gambar 9. Perkiraan Model Pembentukan Endapan Pasir Besi di daerah Penyelidikan9
Model endapan pasir besi yang terdapat dipesisir selatan <strong>Ende</strong> diperkirakan bentukmelensis dimana ke arah barat, kandunganmagnetitnya berkurang dengan bertambahnyapasir karbonat (berwarna putih kecoklatan)sedangkan kearah timur kandunganmagnetitnya bertambah hal ini diperkuatdengan hasil analisis laboratorium.Hasil gabungan data pemboran dananalisis laboratorium diketahui potensiendapan pasir besi berurutan dari yang besarterdapat pada sektor Rapo Rindu, Bheramari,Ruku Ramba dan Ondorea dengan jumlahsumber daya hypotetik seluruhnya sebesar57.134.358,4 ton konsentrat.UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Direktur, serta semuapejabat terkait dilingkungan jajaran <strong>Pusat</strong><strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> <strong>Geologi</strong> yang telahmemberikan batuan kepada kami berupakesempatan, dorongan dan saran sehinggaterwujud nya tulisan ini. Koreksi dan sarankami nantikan guna penyempurnaan tulisanini.DAFTAR PUSTAKABambang N. Widi., 2005, Laporan HasilPenyelidikan Tinjau Endapan Pasir Besidi Kabupaten Sikka, Nusa TenggaraTimur. PT. Ever Mining.Bambang W., Kisman, A. Said, Soepriadi,Budiharyanto, 2005, Eksplorasi LogamBesi di Pesisir Selatan Kabupaten <strong>Ende</strong>,Provinsi Nusa Tenggara Timur,Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong>Mineral, Bandung.Bandi, S.Djaswadi, S.L.Gaol, 1994, LaporanPendahuluan Penyelidikan MineralLogam di Daerah Wolowaru Kab. <strong>Ende</strong>,Flores - Nusa Tenggara Timur, Direktorat<strong>Sumber</strong>daya Mineral, Bandung.Franklin dkk., 1999, Eksplorasi Logam Muliadan Logam Dasar di Daerah Wai Wajodan Sekitarnya Kabupaten SIKKA – NusaTenggara Timur, Direktorat <strong>Sumber</strong>dayaMineral, Bandung.Suwarna N., S. Santosa, S. Koesoemadinata.,1990, <strong>Geologi</strong> Lembar <strong>Ende</strong> 1:250.000,Nusa Tenggara Timur, <strong>Pusat</strong> Penelitiandan Pengembangan <strong>Geologi</strong> Bandung.Subandoro dan Pudjowaluyo, 1978, Iron SandOccurrences In The Coastal Areas ofFlores, Mineral Resources In AsianOffshore Areas, CCOP , Singapore.Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology ofIndonesia. Vol. IA,1st Edition. Govt.Printing office, The Hague, pp 104-13610