11.07.2015 Views

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sajian utamaKetakutan menghadapikematian melahirkan suatu gagasan atauspekulasi mengenai adanya kekuatanadikodrati di luar diri manusia, danmanusia pun mencari perlindunganpada kekuatan-kekuatan adikodrati agardibebaskan dari bentuk kematian yangmenakutkan. Banyak orang menjadilebih religius dengan memuja kekuatanadikodrati, dengan harapan setelah matidapat masuk surga. Sebagai akibatperasaan takut terhadap kematian,timbullah bentuk pandanganpandangankeliru.Pandangan keliru menjadikanperistiwa ketakutan terhadap kematiansebagai pusat usaha membangun objekobjekkeagamaan dengan memohonberkah untuk mencapai hidup abadi.Manusia berkeinginan untuk hidupkekal dengan menggunakan agama danmencoba memberi sesuatu yang lebihberarti pada akhir kehidupannya. Inimenunjukkan masih ada yangmengalami ketakutan dalammenghadapi kematian dan sulitmenerima kematian sebagai faktakehidupan (Mukti, 1993:167).Tidak dipahaminya hakikatkematian dengan benar dapatmenimbulkan ketakutan. Kematiandianggap sebagai sesuatu yangmengerikan sehingga pemikiran inimenimbulkan penderitaan. Apabilahakikat kematian telah dipahami, akantimbul pemahaman, pengertianmengenai hakikat segala sesuatu secaraapa adanya, yaitu tidak kekal (anicca),sulit dipertahankan (dukkha), dan tidakmemiliki inti kekal (anatta) (D.ii.157).Ketidaktahuan terhadap hakikatsejati kehidupan menyebabkan manusiamenderita apabila melihat danmendengar peristiwa kematian. Begitumenyadari hakikat kehidupan, manusiamampu menghadapi kesementaraansemua hal yang terkondisi dan mencaripembebasan. Sebelum seseorang dapatmemutuskan roda samsara, mencapaipembebasan abadi (Nibbana), maka iaakan tetap mengalami kematian.Buddha Gotama menjelaskankepada Patacara bahwa kematiandatang tanpa diundang, pergi tanpadiminta. Sesungguhnya kematian entahdatang dari mana, kematian singgahbarang beberapa hari, melalui suatujalan kematian datang, melalui jalan lainkematian pergi. Meninggal sebagaimanusia, seseorang menjalani kelahiranberikutnya, seperti kematian datangbegitu pula kematian pergi, mengapamesti bersedih dan takut (Thig. 129-130).Mengatasi ketakutan terhadapkematian dijelaskan dalamAnathapindikovada sutta. Nasihat inidiberikan oleh Bhikkhu Sariputtakepada Anathapindika, seorangperumah tangga yang kaya raya, saatmenghadapi kematian. Hendaknyatidak melekat terhadap enam landasanindera internal, enam landasan inderaeksternal, perasaan yang muncul, enamunsur (termasuk ruang dan kesadaran),lima kumpulan, alam-alam ruang tanpabatas, alam kesadaran tanpa batas, alamAgustus 2005

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!