11.07.2015 Views

inventarisasi bahan galian non logam di - Pusat Sumber Daya Geologi

inventarisasi bahan galian non logam di - Pusat Sumber Daya Geologi

inventarisasi bahan galian non logam di - Pusat Sumber Daya Geologi

SHOW MORE
SHOW LESS

Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!

Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.

INVENTARISASI BAHAN GALIAN NON LOGAMDI KABUPATEN PASIR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUROleh:Ratih Sukmawardany, Nur A. Latif, Endang Riva’i, dan Djoni TurkanaSUBDIT. MINERAL NON LOGAMABSTRACTPasir Regency is one of regency in East Kalimantan and Tanah Grogot is the capital of thisregency. Pasir Regency has changed for the area from 12 became 8-sub regenies on March 2003 (BatuSopang, Tanjung Aru, Pasir Belengkong, Tanah Grogot, Kuaro, Long Ikis, Muara Komam, and Long KaliSub regency. The geographic of Pasir Regency is 115 o 37’ 48” – 116 o 57’ 32” East dan 0 o 48’ – 2 o 23’20” South, and has width of 11.603,94 km 2 .Industrial or <strong>non</strong>-metal minerals commo<strong>di</strong>ties in Pasir Regency that can be found are limestone,basalt, clay, bond clay, quartz sand, serpentin/harzburgit, sand and gravel.SARIKabupaten Pasir merupakan salah satu kabupaten yang terdapat <strong>di</strong> wilayah ProvinsiKalimantan Timur dengan ibukotanya Tanah Grogot.. Pada bulan maret tahun 2003 Kabupaten Pasirmengalami peru<strong>bahan</strong> luas wilayah dari 12 Kecamatan menja<strong>di</strong> 8 Kecamatan, yaitu Kecamatan BatuSopang, Tanjung Aru, Pasir Belengkong, Tanah Grogot, Kuaro, Long Ikis, Muara Komam, dan LongKali. Secara geografis daerah ini terletak <strong>di</strong> antara garis-garis koor<strong>di</strong>nat 115 o 37’ 48” – 116 o 57’ 32”Bujur Timur dan 0 o 48’ – 2 o 23’ 20” Lintang Selatan, dengan luas sekitar 11.603,94 kilometer persegi.Bahan <strong>galian</strong> <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yang terdapat <strong>di</strong> daerah Kabupaten Pasir, baik yang teramati langsungdalam kegiatan lapangan ini maupun berdasarkan hasil penyeli<strong>di</strong>kan terdahulu adalah batugamping,basal, lempung, bond clay, pasir kuarsa, serpentitinit/harzburgit dan sirtu1. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam rangka upaya untukmeng<strong>inventarisasi</strong> dan evaluasi <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> <strong>di</strong>setiap daerah otonom, perlu <strong>di</strong>lakukan gunamembantu pengembangan wilayah tersebut,terutama dalam penye<strong>di</strong>an data sumber dayamineral, khususnya <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> mineral <strong>non</strong><strong>logam</strong>, yang akan mengundang pihak investoruntuk menanamkan modalnya <strong>di</strong> daerahtersebut.1.2. Maksud dan TujuanKegiatan penyeli<strong>di</strong>kan <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong>yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> daerah Kabupaten Pasir ini<strong>di</strong>maksudkan untuk mendapatkan data sebaran,kualitas beberapa <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> seperti,batugamping, bond clay, lempung, bentonit danpasir kuarsa, yang pernah <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> daerahtersebut dari hasil penyeli<strong>di</strong>kan terdahulusebagai dasar untuk mengetahui prospekpemanfaatan dan pengembangan <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong>tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untukmelengkapi data <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> <strong>non</strong>-<strong>logam</strong> <strong>di</strong>daerah Kabupaten Pasir, Provinsi KalimantanTimur.1.3. Lokasi KegiatanSecara administratif, Kabupaten Pasirmerupakan salah satu kabupaten yang terdapat<strong>di</strong> wilayah Provinsi Kalimantan Timur denganibukotanya Tanah Grogot. Secara geografisdaerah ini terletak <strong>di</strong> antara garis-garis koor<strong>di</strong>nat115 o 37’ 48” – 116 o 57’ 32” Bujur Timur dan 0 o48’ – 2 o 20” Lintang Selatan, dengan luas sekitar11.603,94 kilometer persegi.1.4. Demografi, Iklim dan Tata Guna LahanJumlah penduduk Kabupaten Pasirtahun 2001 (masih 12 Kecamatan) adalah271.993 jiwa dengan luas wilayah 14.937Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-1


kilometer persegi. Data kependudukanKabupaten Pasir setelah mengalami peru<strong>bahan</strong>luas wilayah dari 14.937 kilometer persegimenja<strong>di</strong> 11.603,94 kilometer persegi belum<strong>di</strong>terbitkan. Jumlah penduduk tahun 2001 inimeningkat 1,2 % <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ng dengan tahunsebelumnya. Dari jumlah tersebut ter<strong>di</strong>ri dari84.903 laki-laki, dan 76.850 perempuan.Kabupaten Pasir seperti wilayahIndonesia lainnya hanya memiliki dua musim,yaitu kemarau dan hujan. Sampai saat ini sekitar65 persen lahan perkebunan (58.167,44 ha) <strong>di</strong>kabupaten yang sebelumnya merupakan bagiandari wilayah Kalimantan Selatan ini<strong>di</strong>peruntukkan bagi kelapa sawit. Terhampar <strong>di</strong>sepanjang Kecamatan Long Ikis, PasirBelengkong, Waru, dan lainnya. Dari luastersebut, bagian terbesar (43 %) <strong>di</strong>kelola olehpenduduk yang <strong>di</strong>sebut perkebunan rakyat.Sisanya 26 % <strong>di</strong>kelola oleh perkebunan negaradan 31 persen oleh perkebunan besar swasta.Produksi kelapa sawit tandan buah segar dariperkebunan rakyat <strong>di</strong>beli oleh PTPN XIII untukikut <strong>di</strong>olah <strong>di</strong> tiga pabrik pengolahan CPO yangterdapat <strong>di</strong> kabupaten ini.1.5. Waktu dan Pelaksanaan KegiatanWaktu pelaksanaan penyeli<strong>di</strong>kan<strong>di</strong>lakukan pada Tahun Anggaran 2003, selama45 (empat puluh lima) termasuk pergi – pulangBandung – Lapangan, dengan jumlah personilsebanyak 4 (empat) orang.Kegiatan penyeli<strong>di</strong>kan ter<strong>di</strong>ri dari :tahap persiapan membutuhkan waktu sekitar 2minggu sebelum pergi ke lapangan, tahappelaksanaan lapangan selama 45 hari kerja,tahap penyusunan laporan pendahuluan (awal)selama 2 minggu setelah pulang dari lapangan,tahap analisa conto <strong>di</strong> laboratorium selama satubulan, tahap pembuatan laporan akhir 2 minggusetelah hasil analisa laboratorium selesai dantahap pembuatan materi presentasi selama satuminggu setelah laporan akhir selesai1.6. Metoda Penyeli<strong>di</strong>kan/KegiatanUntuk memperoleh hasil yang optimal,maka <strong>di</strong>buat perencanaan metoda kerja sertatahapan pekerjaan. Tahapan kegiatan tersebutmeliputi pengumpulan data sekunder yang<strong>di</strong>peroleh dari stu<strong>di</strong> literatur dan data primeryang <strong>di</strong>peroleh dari kegiatan lapangan.1.7. Penyeli<strong>di</strong>kan TerdahuluAhmad Kusna<strong>di</strong>, dkk., tahun 1979, dariDirektorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineraltelah melakukan penyeli<strong>di</strong>kan endapanbatugamping daerah Longkali, KalimantanTimur.Nazli Bahar, dkk., tahun 1998, dariDirektorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineraltelah melakukan eksplorasi mineral industri <strong>di</strong>daerah Kabupaten Pasir, Provinsi KalimantanTimur. Hasil yang <strong>di</strong>peroleh dari kegiatanpenyeli<strong>di</strong>kan tersebut antara lain <strong>di</strong>ketahuinyaketerdapatan lempung, batuan ultrabasa(harzburgit/serpentinit), batugamping, pasirkuarsa, bond clay, dan sirtu.Peta geologi yang <strong>di</strong>pergunakan dalampenyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong> daerah telitian adalah Peta<strong>Geologi</strong> Lembar Balikpapan, yang <strong>di</strong>susun olehS. Hidayat dan I. Umar, tahun 1994 dan LembarSampanahan, yang <strong>di</strong>susun oleh R. Haryanto, S.Supriatna, dkk., tahun 1994, Kalimantan Timurdari <strong>Pusat</strong> Penelitian dan Pengembangan<strong>Geologi</strong>, (P3G) Bandug.2. KEADAAN GEOLOGI2.1. <strong>Geologi</strong> Daerah Penyeli<strong>di</strong>kanMorfologi daerah Kabupaten Pasirdapat <strong>di</strong>bagi menja<strong>di</strong> beberapa satuan morfologiyaitu morfologi dataran rendah, perbukitanbergelombang, topografi kars dan perbukitancuram.Stratigrafi daerah Kabupaten Pasiryang <strong>di</strong>kutip seperlunya dari Peta <strong>Geologi</strong>Lembar Balikpapan (Umar, I., dkk. 1994) danLembar Sampanahan (Heryanto R., dkk. 1994)terbagi dalam beberapa formasi dan satuanbatuan dengan litologinya sebagai berikut:Kompleks Batuan Ultramafikmerupakan batuan tertua dan batuan alas dariformasi yang ada <strong>di</strong> daerah penelitian, terutamater<strong>di</strong>ri dari serpentin dan harzburgit. Serpentinberwarna kelabu kehijauan tersusun olehkristosil dan antigorit. Komplek ini <strong>di</strong>dugaberumur Jura. Di jumpai <strong>di</strong> sebelah barat Kuaro,dengan arah sebaran utara-selatan.Formasi Pitap dan Haruyan terletak <strong>di</strong>atas Komplek Batuan Ultramafik berumurKapur Awal. Formasi Pitap ter<strong>di</strong>ri dariperselingan batupasir, grewake, batulempungdan konglomerat. Formasi Haruyan ter<strong>di</strong>ri darilava, breksi dan tuf. Batuan granit dan <strong>di</strong>oritmenerobos batuan <strong>di</strong> atas pada Kapur Akhir.Komo<strong>di</strong>tas yang <strong>di</strong>jumpai adalah lempung.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-2


Secara tidak selaras menutupiFormasi Pitap adalah Formasi Tanjung danKuaro yang berumur Eosen Awal. FormasiTanjung ter<strong>di</strong>ri dari perselingan batupasir,batulempung, konglomerat, batugamping dannapal dengan sisipan tipis batubara, napal,batugamping dan serpih. Komo<strong>di</strong>tas yang dapat<strong>di</strong>jumpai adalah lempung dan batugamping.Secara tak selaras menin<strong>di</strong>h <strong>di</strong> atasFormasi Kuaro <strong>di</strong>endapkan Formasi Telakaiberumur Eosen Akhir berupa batulempung,batupasir lempungan dan serpih dengan sisipanbatugamping dan napal.Di atasnya <strong>di</strong>endapkan Formasi Tuyuberumur Oligosen Akhir, ter<strong>di</strong>ri dari perselinganbatupasir, grewake, serpih dan batulempung.Di atasnya lagi <strong>di</strong>endapkan FormasiBerai ter<strong>di</strong>ri dari batugamping, napal dan serpih.Formasi Pamaluan ter<strong>di</strong>ri dari batulempungdan serpih dengan sisipan napal , batupasir danbatugamping, sedangkan Formasi Bebuluter<strong>di</strong>ri dari batugamping dengan sisipanbatulempung lanauan dan se<strong>di</strong>kit napal.Komo<strong>di</strong>tas yang dapat <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>sini adalahbatugamping, lempung.Formasi Warukin menin<strong>di</strong>h secaraselaras Formasi Berai berumur Miosen Tengah-Akhir, ter<strong>di</strong>ri dari perselingan batupasirbatupasir dengan batulempung dengan sisipanbatubara. Komo<strong>di</strong>tas yang dapat <strong>di</strong>jumpaiadalah lempung.Formasi Pulaubalang menutupiselaras Formasi Pamaluan berumur MiosenTengah, ter<strong>di</strong>ri dari perselingan batupasirkuarsa, batupasir dan batulempung dengansisipan batubara. Komo<strong>di</strong>tas yang <strong>di</strong>jumpaiadalah lempung, pasir kuarsa.Formasi Balikpapan menin<strong>di</strong>h secaraselaras <strong>di</strong> atas Formasi Pulaubalang berumurMiosen tengah bagian atas, ter<strong>di</strong>ri dariperselingan batupasir kuarsa, batulempunglanauan dan serpih dengan sisipan napal.Komo<strong>di</strong>tas yang <strong>di</strong>jumpai adalah batugamping,batubara, pasir kuarsa, lempung.Endapan termuda adalah alluvial yangberupa endapan sungai, rawa dan pantai ter<strong>di</strong>ridari kerakal, kerikil, pasir dan Lumpur.Komo<strong>di</strong>tas yang dapat <strong>di</strong>jumpai adalah sirtu ,lempung.Struktur yang terdapat <strong>di</strong> daerahtelitian adalah struktur sesar, lipatan dan kekar.Struktur lipatan ter<strong>di</strong>ri dari antiklin dan sinklin.Struktur tersebut tidak begitu jelas terlihat <strong>di</strong>lapangan karena litologi sudah banyakmengalami pelapukan kuat.3. HASIL PENYELIDIKAN3.1. <strong>Geologi</strong> Endapan Bahan GalianBahan <strong>galian</strong> <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yang terdapat<strong>di</strong> daerah Kabupaten Pasir, baik yang teramatilangsung dalam kegiatan lapangan ini maupunberdasarkan hasil penyeli<strong>di</strong>kan terdahulu adalahbatugamping, basal, lempung, bond clay, pasirkuarsa, serpentitinit/harzburgit dan sirtu.Batugamping merupakan batuan utamapada Formasi Berai dan Formasi Bebulu<strong>di</strong>jumpai tersingkap dengan sebaran yang sangatluas, terutama pada Formasi Berai. BatugampingFormasi Berai berwarna putih keabu-abuansampai kekuningan, merupakan batuan karbonatklastik berbutir halus sampai sedang, pejalmengandung fosil foraminifera dan ganggang.Sedangkan batugamping Formasi Bebulusebagai batugamping terumbu, umumnyaberwarna putih kekuningan sampai keabun,keras, terdapat banyak rongga-rongga berukurankecil sampai besar menyerupai gua, sebagaiakibat dari intensifnya proses pelarutan dan ataukarstifikasi. Singkapan batugamping FormasiBebulu ini, relatif terbatas, pada umumnyabermorfologi perbukitan rendah dan sebagianbesar tertutupi oleh tanah penutup yang relatiftebal.Basal sebagai batuan gununga api<strong>di</strong>jumpai pada Formasi Haruyan, merupakanlava, berbutir halus, pejal, berwarna hitamkeabu-abuan.Lempung yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> daerahpenyeli<strong>di</strong>kan bersumber dari batuan se<strong>di</strong>mentersier Formasi Pamaluan, Warukin,Pulaubalang dan Kuaro serta sebagai endapanalluvial, bersifat plastis, kecuali yang sudahterserpihkan membentuk morfologi perbukitanrendah.Bond Clay merupakan sisipan padaFormasi Kuaro dan Warukin (Nazly Bahar danKusdarto, 1998), terbentuk dari sumber batuanberkomposisi asam pada lingkungan paralik,berasosiasi dengan endapan batubara sebagaisisipan pada Formasi Kuaro/Tanjung.Pasir kuarsa <strong>di</strong>jumpai tersingkap <strong>di</strong>beberapa tempat terutama pada sebaran batuandari Formasi Warukin, sebagian lainnya sebagaiperselingan dengan batupasir dan batulempungpada Formasi Pulaubalang. Pasir kuarsa berbutirhalus sampai sedang, getas sampai lepasKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-3


erwarna putih kemerahan sampai keabuanatau putih kotor.Serpentinit/harzburgit sebagai batuanultrabasa atau batuan tektonik (S. Hidayat dan I.Umar, 1994), terbentuk dari pembekuan magmarelatif jauh <strong>di</strong> bawah permukaan bumi, berwarnaabu-abu sampai hitam kehijauan merefleksikankandungan mineral-mineral mafik sepertiolivine dan piroksen. Batuan/<strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> inimudah belah melalui bidang belahnya sesuaidengan intensifnya bidang-bidang belahnyasebagai salah satu akibat dari intensifnyapengaruh tektonik yang pernah terja<strong>di</strong> (batuantektonik). Batuan ini berumur Yura danmerupakan batuan tertua <strong>di</strong> daerah ini.Sirtu merupakan sirtu sungai, padaumumnya ter<strong>di</strong>ri dari pasir dan kerikil, berasaldari rombakan batupasir kuarsa, batupasir,konglomerat, batuan beku asam dan basa. Tidak<strong>di</strong>temukannya komponen-komponen batuanberukuran besar dalam endapan sirtu ini sebagaipertanda bahwa daerah ini dan sekitarnya<strong>di</strong>dominasi oleh batuan se<strong>di</strong>men dari berbagaiformasi.3.2. Endapan Bahan GalianBatugamping. Batugamping FormasiBerai sebaran dan singkapannya sangat luas,<strong>di</strong>jumpai antara lain sepanjang jalan utamamenghubungkan Kecamatan Batusopang –Kecamatan Muara Komam, sekitar DesaSongka, Desa Sungai Kasungai, KecamatanBatusopang dan sekitar Muara Komang, yaitu <strong>di</strong>Desa Batu Buduk. Sebagai gambaran luasnyasebaran batugamping Formasi Berai ini teramatimulai dari sekitar Batusopang, melalui Songkasepanjang jalan tidak kurang dari 8 km.,kemu<strong>di</strong>an sepanjang jalan lebih kurang 5 kmdari Muara Komam menuju Muara Langun.Endapan batugamping tersebut <strong>di</strong> tepi jalanutama membentuk tebing yang hampir tegaklurus dengan tinggi rata-rata tidak kurang dari25 meter. Sebarannya <strong>di</strong> sebelah barat lautBatusopang membentuk pegunungan denganpuncaknya G. Melihat. Batugamping tersebutpada umumnya <strong>di</strong>tutupi oleh vegetasi hutanbelukar yang relatif tebal dengan kemiringanlereng pada umumnya terjal.Kenampakan batugamping FormasiBebulu sangat berbeda dengan batugampingFormasi Berai. Batugamping Formasi Bebulu,singkapannya sangat terbatas karena <strong>di</strong>tutupioleh tanah penutup yang relatif tebal,membentuk deretan perbukitan bergelombangrendah dengan ketinggian rata-rata berkisarantara 10 sampai 15 meter dari jalan raya.Singkapan batugamping Formasi Bebulu<strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>tepi jalan Long Kali, KabupatenPasir – Bebulu, Kabupaten Panajam, dekatperbatasan kedua kabupaten tersebut, tepatnya<strong>di</strong> tepi kiri jalan tersebut, DesaKrayan/Jemparin, Kecamatan Long Kali , G.Puter, kurang dari satu kilometer kanan jalanLong Ikis-Long Kali dan Desa Taju, KecamatanLong Ikis.Basal. Singkapan basal pada FormasiHaruyan, <strong>di</strong>jumpai dalam kon<strong>di</strong>si yang sangatterbatas sebagai lava, <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> dasar sungaiKerang, Desa Kerang Dayu, KecamatanTanjung Aru. Basal tersebut berwarna hitamagak keabu-abuan, pejal dan sangat keras.Disamping itu singkapan lainnya juga <strong>di</strong>jumpai<strong>di</strong> tepi kanan jalan antara Kerang Dayu menujuPetangis, Kampung Kerang, Desa Kerang Dayu,Kecamatan Tanjung Aru singkapannyamembentuk bukit dengan ketinggian lebihkurang 15 m dari jalan raya.Bond Clay. Bond Clay dan Ball Claymemiliki sifat hampir sama, yaitu keduanyajenis lempung yang sangat plastis karena ter<strong>di</strong>ridari partikel yang sangat halus, terja<strong>di</strong> karenaproses se<strong>di</strong>mentasi dalam cekungan lakustrinatau delta, berasosiasi dengan endapan pasir,lanau dan lignit/batubara pada batuan se<strong>di</strong>menberumur tersier. Secara teoritis ball clay ter<strong>di</strong>ridari mineral kaolinit yang bentuk kristalnyatidak sempurna dengan kandungan minerallempung jenis kaolinit antara (49-60%), ilit (18-33%) dan kuarsa (7-22%) serta mineral lainyang mengandung karbon (1-4%).Lempung yang <strong>di</strong>perkirakan sebagaibond clay <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> Desa Busui, KecamatanBatu Sopang pada lokasipeng<strong>galian</strong>/penambangan batubara oleh KUDMitra Tani, berwarna abu-abu agak kehitamanmengandung unsur karbon. merupakan lapisanlempung <strong>di</strong> atas (overburden) dan <strong>di</strong> antara(interburden) lapisan batubara. Lokasi tersebutterletak lebih kurang 250 m kanan jalan utamaBatusopang-Muara Komang dengan morfologibukit-bukit rendah.Ada persamaan denganlempung yang terdapat <strong>di</strong> daerah Bekoso,Kecamatan Pasir Belengkong, berupa sisipan <strong>di</strong>antara batupasir kuarsa dan lempung FormasiKuaro (Nazly Bahar dan Kusdarto, 1998).Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-4


Lempung. Lempung <strong>di</strong> daerahKabupaten Pasir pada umumnya berasal dariformasi-formasi batuan pembawa lempung.Sebagian kecil lainnya merupakan lempungalluvial, baik yang telah mengalami transportasisetelah proses pelapukan maupun yang masihtetap terakumulasi <strong>di</strong> atas batuan asal sebagiendapan lempung residu. Lempung tersebut,terutama yang berwarna abu-abu tua sampaimuda, <strong>di</strong> beberapa tempat terlihat telahmengalami penyerpihan seperti yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>tepi jalan dari Kerang menuju Kerang Dayo,Kecamatan Tanjung Aru dan dan <strong>di</strong> DesaKerang Dayo, Kecamatan Tanjung Aru. Lokasilokasilainnya <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> Desa Sekiet,tersingkap <strong>di</strong> tepi jalan Long Kali ke arahMen<strong>di</strong>k (jalan desa setengah aspal), DesaBelimbing Kecamatan Long Kali, tersingkap<strong>di</strong>sisi jalan Desa Long Kali-Belimbing.Lempung yang telah <strong>di</strong>usahakan olehpenduduk untuk pembuatan bata berlubang yangterdapat <strong>di</strong>beberapa lokasi, kelihatannyamerupakan lempung alluvial dan lempung residusebagai pelapukan dari formasi batuan pembawalempung. Berwarna abu-abu muda kemerahansampai kecoklatan/kekuningan, sangat plastissehingga dalam proses pembuatan bata<strong>di</strong>gunakan <strong>bahan</strong> pembantu dari bubuk kayubekas penggergajian agar tidak terlalu lengket.Lokasi-lokasi lempung jenis ini antara lain<strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> Pasir Belengkong, DesaBelengkong, Kecamatan Pasir Belengkong,kilometer 10, <strong>di</strong>sisi jalan dari Tanah Grogotmenuju Kerang. Lokasi lainnya <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>Kilometer 9 jalan dari Tanah Grogot menujuKuaro, Desa Jambi, Desa Padamping Rapat,keaduanya termasuk Kecamatan Tanah Grogotdan Desa Rangau Jaya, Kecamatan Kuaro sertalokasi terletak <strong>di</strong> tepi jalan utama dari Long Kalimenuju Desa Rintik, perbatasan denganKabupaten Panajam. Endapan lempung yangcukup plastis pada lokasi, se<strong>di</strong>kit khas karenater<strong>di</strong>ri dari tiga perlapisan yang <strong>di</strong>tandai denganperbedaan warna yang relatif mencolok, yaitudari bawah ke atas berwarna abu-abu denganketebalan lebih dari 1 meter, <strong>di</strong> atasnya lempungberwarna coklat kehitaman mengandung karbon,tebalnya lebih kurang 1 meter kemu<strong>di</strong>an palingatas berwarna abu-abu kemerahan/kecoklatandengan ketebalan antara 1.5 sampai 2 meter.Pasir Kuarsa. Endapan pasir kuarsa<strong>di</strong>jumpai tersingkap dengan baik <strong>di</strong> tepi jalanutama Batusopang-Muara Komam. Lokasitepatnya <strong>di</strong> Desa Busui, Kecamatan Batusopang,Kecamatan Muara Komang. Endapan pasirkuarsa dari Formasi Warukin ini, berbutir halussampai sedang, getas, berwarna putihkekuningan sampai kecoklatan, membentukbukit-bukit rendah dengan vegetasi tidak terlalupadat/lebat. Endapan pasirkuarsa dari FormasiPulaubalang, berbutir halus sampai sedadng,getas sampai agak lunak atau mudah hancur,membentuk morfologi pedataran, <strong>di</strong>jumpaitersingkap <strong>di</strong> tepi jalan Tanah Grogot-Pondong(Pelabuhan), Desa Pampan Rapat, KecamatanTanah Grogot.Serpentin/Harzburgit. Dari morfologidan vegetasi, batuan ini mudah <strong>di</strong>kenal, karena<strong>di</strong>cirikan oleh morfologi perbukitan denganrelief kasar, kemiringan lereng yang relatifcuram, bervegetasi atau <strong>di</strong>tutupi oleh hutan yanglebat.Batuannya berwarna hitam kehijauan,terkekarkan secara intensif, mudah terbelah,<strong>di</strong>jumpai tersingkap <strong>di</strong> beberapa tempat <strong>di</strong> tepijalan antara Kuaro-Batusopang antara lain <strong>di</strong>Desa Sungai Riye, Kecamatan Kuaro lokasilainnya adalah <strong>di</strong> Desa Sungai Terik danKampung Gunung Rambutan, KecamatanBatusopang.Sirtu. Endapan sirtu pada umumnyater<strong>di</strong>ri dari pasir dan kerikil, <strong>di</strong>jumpai hanya <strong>di</strong>beberapa aliran sungai, menandakan bahwabatuan <strong>di</strong> daerah ini pada umumnya berasal dariformasi berbatuan se<strong>di</strong>men. Keadaan ini jugamenyebabkan sulitnya memperoleh <strong>bahan</strong>bangunan <strong>di</strong> daerah ini.Endapan sirtu antara lain <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>sungai Kerang, Desa Kerang Dayo, KecamatanTanjung Aru. Telah <strong>di</strong>usahakan/<strong>di</strong>olah dengan“unit stone crusher” menja<strong>di</strong> berbagai ukuranuntuk memenuhi kebutuhanperbaikan/peningkatan jalan rayamenghubungkan Tanah Grogot ke arah selatanmenuju perbatasan dengan Provinsi KalimantanSelatan. Lokasi endapan sirtu lainnya terdapat <strong>di</strong>S. Kasungai/S.Ken<strong>di</strong>lo, Kampung Kasungai,Desa Kasungai, Kecamatan Batusopang dan S.Lombok, Desa Lombok, Kecamatan Long Ikis.3.3. Kadar dan Kualitas Bahan GalianBatugamping.Batugamping merupakan salah satumineral industri yang banyak <strong>di</strong>gunakan sektorKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-5


industri, konstruksi maupun pertanian, antaralain untuk <strong>bahan</strong> bangunan, batu bangunan,<strong>bahan</strong> penstabil jalan raya, pengapuran untukpertanian, <strong>bahan</strong> keramik, industri kaca, industrisemen, pembuatan karbid, untuk peleburan danpemurnian baja, untuk <strong>bahan</strong> pemutih dalamindustri kertas pulp dan karet, untuk pembuatansoda abu, untuk penjernihan air, untuk prosespengendapan bijih <strong>logam</strong> <strong>non</strong>-ferous danindustri gula. <strong>Sumber</strong> daya mineral ini cukupbesar, sehingga pengembangannya memilikiprospek yang baik.Hasil analisa kimia 6 contobatugamping menunjukkan kadar rata-rata CaO :53,47 %; MgO : 1, 7 %; Fe 2 O 3 : 0,145 %; Al 2 O 3: 0,25 %, untuk harga kekentalan luluhan 3200centipoise tidak ada. Dilihat dari hasil analisatersebut <strong>di</strong> atas maka syarat-syarat pembuatansemen (kadar CaO : 50 – 55%; MgO maksimum2 %; Kekentalan (viskositas) luluhan 3200centipoise (40% H2O), dan Kadar Fe 2 O 3 :2,47% dan Al 2 O 3 : 0,95 %) belum terpenuhi.Hasil analisa kimia dari 6 contobatugamping menunjukkan kadar rata-rata CaO :53,47 %; SiO2 ; I,25 %; Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 : 0,4 %;MgO : 1, 7 %; Fe 2 O 3 : 0,145 %; P : 0,05 Dilihatdari hasil analisa tersebut <strong>di</strong> atas maka syaratsyaratbatugamping sebagai pemurnian besi atau<strong>logam</strong> lainnya (CaO minimum 52 %; SiO 2maksimum 4 % (1,5 – 4 %; Al 2 O 3 + Fe 2 O 3maksimum 3 %; MgO maksimum 3,5 %; Fe 2 O 3maksimum 0,65 %; P maksimum 0,1 %)terpenuhi.BasalBasal merupakan <strong>bahan</strong> bangunan.Sementara ini basal <strong>di</strong>pergunakan olehpenduduk setempat sebagai <strong>bahan</strong> pembuatanjalan. Basal harus melalui proses pemecahan(primary crushing) dulu sebelum <strong>di</strong>masukkansebagai feed pada unit pemecahan (crushing),karena kompak, keras dan ukurannya relatifbesar.Bond ClayBond Clay <strong>di</strong> industri keramik<strong>di</strong>pergunakan sebagai <strong>bahan</strong> pembuatan lantaiItalia (Italian Tile), dengan syarat mempunyaiplastisitas tinggi, nilai minimum PCE(Pirometric Cone Equivalent) nya 28 padatemperatur 1615 o C Conto bond clay <strong>di</strong> DesaRangan Barat I, Kecamatan Kuaro ini tidak<strong>di</strong>lakukan analisa bakar. Hasil uji analisa XRDmemperlihatkan kandungan mineralnya adalahkaolin, feldspar, alpha quartz, dan klorit. Perlu<strong>di</strong>lakukan analisa bakar untuk mengetahui nilaiplastisitasnya, karena terdapat kandunganmineral kaolin yang dapat menggambarkankemungkinan plastisitasnya tinggi. Hasil analisauji bakar peneliti terdahulu pada suhu 850 o C,900 o c, dan 950 o C hasil bakarnya menunjukkanwarna kuning.LempungHasil analisa kimia, XRD, Uji bakarpada suhu 1400 o C dan PCE. menunjukkanbahwa lempung <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kan tidakdapat <strong>di</strong> manfaatkan sebagai batu tahan api.Kemungkinan dapat <strong>di</strong>pergunakan sebagai<strong>bahan</strong> keramik, tetapi perlu <strong>di</strong>lakukan analisalebih lanjut, untuk mengetahui nilai plastisitasdari lempung tersebut. Sementara ini lempung<strong>di</strong>manfaatkan oleh penduduk setempat sebagai<strong>bahan</strong> baku pembuatan batu bata.Pasir KuarsaPasir Kuarsa memegang peranan cukuppenting bagi industri, baik sebagai <strong>bahan</strong> bakuutama maupun penolong. Sebagai <strong>bahan</strong> bakuutama, pasir kuarsa <strong>di</strong>pakai oleh industri semen,kaca lembaran, botol dan pecah belah, email(enamel). Sedangkan sebagai <strong>bahan</strong> bakupenolong <strong>di</strong>pakai dalam pengecoran <strong>logam</strong>, danindustri lainnya.Hasil analisa kimia maupun analisabutir conto pasir kuarsa memperlihatkan rataratakandungan senyawa SiO 2 cukup tinggi,hanya unsure pengotornya (Al 2 O 3 ) cukup tinggipula, sehingga mutunya kurang baik untuk<strong>bahan</strong>-<strong>bahan</strong> industri gelas.Serpentin/HarzburgitSerpentin/Harzburgit secara umummerupakan batuan asal yang menghasilkanasbes, tetapi serpentin <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kankemungkinan merupakan hasilu<strong>bahan</strong>/pelapukan dari bantuan harzburgit, ja<strong>di</strong>asbesnya tidak terbentuk. Batuan ini olehpenduduk setempat telah <strong>di</strong>pergunakan sebagai<strong>bahan</strong> bangunan pembuatan jalan. Dari hasilanalisa petrografi menunjukkan kandunganmineral serpentin cukup banyak. Penyeli<strong>di</strong>kterdahulu melakukan analisa bakar padatemperatur 850 o C, dan hasilnya memperlihatkanwarnanya berubah menja<strong>di</strong> coklat, inimenandakan batuan tersebut tidak baik<strong>di</strong>gunakan sebagai <strong>bahan</strong> refraktori tinggi.SirtuSirtu pada umumnya <strong>di</strong>gunakansebagai agregat beton dan pengerasan badanjalan, baik penggunaan maupun spesifikasinyahampir sama dengan endapan batuan beku. Sirtumempunyai kelebihan dalam halKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-6


penambangannya relatif mudah dan untukmendapatkan batu split, sirtu bias langsungmasuk sebagai feed pada unit pemecahan(crushing), karena ukurannya relatif seeragam,berbeda dengan batuan beku yang kompak,memerlukan pemecahan terlebih dahulu(primary crushing) sebelum masuk feed unitcrusher. Nilai ekonomi <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong>, selain<strong>di</strong>tentukan oleh sifat fisiknya, juga sangatbergantung terhadap lokasi keterdapatannya.Bila lokasi tersebut relatif jauh dan belum adasarana jalan maka nilai endapan <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong>tersebut hanya sebagai komo<strong>di</strong>tas saja. Sirtu <strong>di</strong>daerah penyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>manfaatkan olehpenduduk setempat, dan <strong>di</strong>olah untuk memenuhikebutuhan proyek jalan Kerang Dayo-Petanggis.3.4. <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Tereka Bahan Galian.Batugamping. Sebaran Formasi Beraidengan batuan utamanya adalah batugamping.Estimasi sumber daya batugampingnya<strong>di</strong>lakukan pada dua blok/daerah sebaran yaitudaerah Songka, dan sekitarnya, KecamatanBatusopang serta daerah Muara Komam denganBJ batugamping 2,7.Gambaran sebaran batugampingsepanjang jalan dari Batusopang melalui Songkamenuju Muara Komam dan <strong>di</strong> sekitar MuaraKomam sen<strong>di</strong>ri, mengikuti jalan tersebut yangpanjangnya masing-masing tidak kurang dari 8kilometer.Sebaran batugamping <strong>di</strong> sekitarSongka, Batusopang, dalam estimasi ini <strong>di</strong>sebutsebagai blok Songka. Batugamping yang<strong>di</strong>perhitungkan sebagian besar yang tersebar <strong>di</strong>sebelah kiri jalan raya Batusopang-MuaraKomam. Seberang batugamping G. Melihat (953m dpl) yang terletak <strong>di</strong> sebelah kanan jalantersebut, sementara tidak <strong>di</strong>perhitungkan. Luassebaran blok Songka ini meliputi daerah sekitar1,5 sampai dengan 3,5 km dari jalan raya kearah selatan, <strong>di</strong>taksir lebih kurang 3.500 hadengan asumsi tebal rata-rata 15 m setelah<strong>di</strong>kurangi tebal rata-rata tanah penutup (+ 2meter) sumberdaya terekanya 500.000.000 ton.Batugamping sebagai batuan utamadari Formasi Bebulu, sebarannya memanjanglebih kurang timur laut-barat daya sampai utaraselatan.Luas sebaran batugamping ini mulaidari sekitar Long Ikis sampai Long Kali lebihkurang 17 km, lebar rata-rata 2,5 km (+ 4250 ha)serta asumsi ketebalan rata-rata yang<strong>di</strong>perhitungkan lebih kurang 3 meter, setelah<strong>di</strong>kurangi tebal rata-rata tanah penutup sebesar 5meter, memiliki sumber daya lebih kurang340.000.000 ton. Batugamping Formasi Bebuluyang <strong>di</strong>taksir sumber dayanya, dalam hal ini<strong>di</strong>sebut sebagai blok Long Ikis-Long Kali.Basal. Sebaran Formasi Haruyansebagai pembawa basal sangat luas, namunsingkapan basal yang <strong>di</strong>jumpai sangat terbatas.Basal yang sangat segar yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> dasarsungai Kerang, Desa Kerang Dayu, KecamatanTanjung Aru (Bs-7) tidak dapat <strong>di</strong>taksir sumberdayanya. Basal yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> Hutan kayu,Kecamatan Tanjung Aru (Bs-8), membentukbukit rendah dengan ketinggian rata-rata kuranglebih 15 meter dari jalan raya, panjang lokasinyamasing-masing 150 dan 100 meter dengan BJ3,2. Perkiraan sumber daya tereka basal adalah600.000 ton.Bond Clay. Lempung yang<strong>di</strong>perkirakan sebagai Bond Clay <strong>di</strong> Desa Busui,Kecamatan Batusopang. Lokasiketerdapatannya <strong>di</strong> area penambangan batubara.Formasi pembawa lempung ini adalah FormasiWarukin. Lempung <strong>di</strong> sini merupakanoverburden dari penambangan batubaramembentuk dataran dengan panjang sebarankurang lebih 1,5 km, lebar 0,5 km denganketebalan rata-rata 3 meter, dan BD 2,1<strong>di</strong>perkirakan sumber daya terekanya 4.500.000tonLempung. Perhitungan perkiraansumber daya lempung terbagi menja<strong>di</strong> tujuhblok. Formasi pembawanya adalah FormasiPamaluan, Kuaro dan Aluvial dengan BJlempung 2,1. Di daerah Belengkong KM 10,Kecamatan Balengkong, sudah <strong>di</strong>produksisebagai <strong>bahan</strong> pembuatan batu bata olehpenduduk setempat (H. Rivai). Perkiraanperhitungan sumber daya terekanya denganpanjang sebaran 5 km, lebar sebaran 1,75 km,dan tebal endapan rata-rata 2 meter, maka<strong>di</strong>dapat 36.500.000 ton. Di daerah KecamatanTanjung Aru, perkiraan perhitungan sumberdaya terekanya dengan panjang sebaran sekitar2,5 km, lebar sebaran 1,5 dan tebal endapan 1,5meter <strong>di</strong>dapat 12.000.000 ton. Di Desa Janju,Kecamatan Tanah Grogot dengan panjangsebaran sekitar 2,5 km dan lebar 2,5 km dantebal endapan 2,5 meter, <strong>di</strong>perkirakan sumberdayanya 34.000.000 ton. Di Kampung Jone,Desa Pangrapat, Kecamatan Tanah Grogotdengan panjang sebaran sekitar 2,5 km, lebar 2,5km dan tebal endapan 1,5 meter <strong>di</strong>perkirakansumber dayanya 20.000.000 ton. Di daerahKecamatan Long Ikis dengan perkiraam panjangKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-7


sebaran 5,5 km, lebar sebaran 2 km dan tebalendapan 2 meter, sumber dayanya 48.000.000ton. Di daerah Kecamatan Kuaro denganperkiraan panjang sebaran 5 km, lebar 1,75 dantebal endapan 3 meter, sumber dayanya57.000.000 ton. Di daerah Kecamatan Long Kalipanjang sebaran 7,5 km, lebar sebaran 2,5 kmdan tebal endapan 1,5 meter, perkiraan sumberdayanya 60.000.000 ton.Pasir Kuarsa. Perhitungan sumberdaya pasir kuarsa terbagi menja<strong>di</strong> tiga blokdengan nilai BJ 2,65. Blok Batusopang denganperkiraan panjang sebaran 2,5 km, lebar 0,5 kmdan tebal 4 meter , sumber dayanya 7.500.000ton. Di Desa Pandampan Rapat, KecamatanPondong dengan perkiraan panjang sebaran 1,5km, lebar sebaran 1,0 dan tebal endapan 1 meter<strong>di</strong>perkirakan sumber dayanya 3.500.000 ton. DiDesa Sempulang, Kecamatan Tanah Grogotdengan perkiraan panjang sebaran 1,5 km, lebar0,5 km dan tebal endapan 1 meter sumberdayanya 2.000.000 ton.Serperntin/Harzburgit. Perkiraanperhitungan sumber daya serpentin/harzburgitdengan nilai BJ 2,8 <strong>di</strong> sepanjang jalan BatuSopang menuju Kuaro dengan perkiraan panjangsebaran 6,75, lebar sebaran 2,5 dan tebal 3meter, sumber dayanya 140.000.000 ton, barusebagian kecil atau belum terhitung seluruhsumber daya yang ada.Sirtu. Perkiraan sumber daya tereka <strong>di</strong>S. Kerang, Desa Kerang Dayu, Kec. Kerangdengan nilai BJ 2,8; panjang sebaran 5 km; lebarsungai rata-rata 3 meter; dan tinggi endapansungai rata-rata 0,5 meter adalah 21.000 ton.<strong>Sumber</strong> daya tereka <strong>di</strong> Desa Kerang Dayo, Kec.Kerang dengan panjang sebaran sekitar 5 km,lebar sungai 4 meter, dan tinggi endapan ratarata0,5 meter adalah 56.000 ton. <strong>Sumber</strong> dayatereka sirtu <strong>di</strong> Desa Lombok, Kec. Kuarodengan panjang sebaran sekitar 6,75 km, lebarsungai sekitar 6 meter, dan tinggi endapan ratarata0,5 meter adalah 56.700 ton, <strong>di</strong>bulatkanmendekati 57.000 ton.3.5. Prospek dan Kendala PemanfaatanBatugamping dan lempung, merupakandua komo<strong>di</strong>tas <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yangterdapat dalam jumlah besar <strong>di</strong> daerahKabupaten Pasir. Keduanya memiliki kualitasyang cukup baik untuk <strong>di</strong>gunakan bagikeperluan berbagai macam industri.Selama ini, batugamping <strong>di</strong>usahakandalam skala kecil oleh masyarakat untukmemenuhi kebutuhan terhadap agregatbangunan dan sebahagian kecil lainnya<strong>di</strong>gunakan sebagai <strong>bahan</strong> untuk pembuatankapur tohor. Selain <strong>di</strong>gunakan untuk memenuhikebutuhan <strong>bahan</strong> bangunan <strong>di</strong> daerah KabupatenPasir sen<strong>di</strong>ri, juga <strong>di</strong>angkut ke Balikpapan.Daerah Kalimantan Timur padaumumnya serta kota Balikpapan dan Samarindapada khususnya serta beberapa pusat-pusatpertumbuhan lainnya, memerlukan <strong>bahan</strong>bangunan dalam jumlah yang tidak se<strong>di</strong>kit,sedangkan <strong>di</strong> daerah ini tidak memiliki sumber<strong>bahan</strong> bangunan yang memadai. Oleh karena ituuntuk memenuhi kebutuhan <strong>bahan</strong> bangunanselama ini <strong>di</strong>datangkan dari KabupatenDonggala, Provinsi Sulawesi Tengah, namunsecara kuantitas dan kualitas belum mampumemenuhi permintaan kebutuhan daerah ini dansekitarnya. Dengan demikian batugampingmasih tetap menja<strong>di</strong> salah satu alternatif utamauntuk <strong>di</strong>gunakan memenuhi kebutuhan tersebutdan hal ini terlihat dari banyaknya tumpukanbatugamping berbagai ukuran <strong>di</strong> tepi jalan yangsedang <strong>di</strong>bangun atau <strong>di</strong>tingkatkan/<strong>di</strong>perbaiki.Satu hal yang menimbulkan pertanyaandari berbagai pihak selama ini, yaitu: Mengapabelum ada pabrik semen <strong>di</strong> daerah ini, <strong>di</strong>satupihak sedangkan <strong>di</strong> pihak lain pesatnyapembangunan sejalan dengan keberadaanbeberapa pusat-pusat pertumbuhan (growthcenters) berkaitan dengan perkembanganindustri minyak dan gas bumi, perkayuan,pertambangan batubara dan industri minyaksawit.Dari kegiatan penyeli<strong>di</strong>kan <strong>bahan</strong><strong>galian</strong> <strong>non</strong> <strong>logam</strong> <strong>di</strong> daerah ini se<strong>di</strong>kit banyak,mungkin dapat menja<strong>di</strong> sebagian jawaban ataspertanyaan tersebut <strong>di</strong> atas. Selain modal yangcukup besar, sebuah industri semen memerlukanbeberapa hal pokok, seperti: <strong>bahan</strong> baku, <strong>bahan</strong>bakar dan energi, sumber air, jalan raya,pelabuhan dan plan site.Memperhatikan beberapa hal pokokseperti yang telah <strong>di</strong>sebutkan <strong>di</strong>atas dalamkaitannya dengan kemungkinan membangunindustri semen <strong>di</strong> daerah ini, dapat <strong>di</strong>katakantidak seluruhnya memenuhi kebutuhan idealseperti yang <strong>di</strong>perlukan sehingga menja<strong>di</strong>kannyasebagai adanya kendala, walaupun beberapa hallain cukup prospek.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-8


4. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanDaerah penyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>dominasi olehbatuan se<strong>di</strong>men tersier. Morfologi <strong>di</strong> daerah inipada umumnya merupakan morfologiperbukitan bergelombang rendah dengankemiringan lereng rata-rata landai sampai agakterjal dengan puncak tertinggi G. Melihat (953m dpl), kecuali morfologi batuan ultrabasa,kemiringan rata-rata relatif terjal.Bahan <strong>galian</strong> <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yang <strong>di</strong>jumpai<strong>di</strong> daerah ini adalah batugamping, lempung,bond clay, basal, pasir kuarsa,serpentinit/harzburgit dan sirtu. Batugampingdan lempung dua <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> yang secarakuantitas dan kualitas cukup menarik untuk<strong>di</strong>kembangkan. Langkanya <strong>bahan</strong> bangunan danbatuan beku menyebabkan batugampingmenja<strong>di</strong> alternatif pilihan yang <strong>di</strong>gunakansebagai <strong>bahan</strong> bangunan. Sedangkan batuanbeku ultrabasa serpentinit/harzburgit mutunyarelatif kurang baik untuk <strong>di</strong>gunakan sebagai<strong>bahan</strong> bangunan terutama karena banyaknyabidang-bidang belahnya sebagai akibat dariintensifnya pengaruh tektonik yang terja<strong>di</strong>secara berulang terhadap batuan ini sehinggamudah terbelah/pecah dan umumnya telahmengalami pelapukan sehingga sulit terja<strong>di</strong>proses pembentukan asbes yang biasanya terja<strong>di</strong>pada batuan serpentin.Perkiraan sumber daya tereka <strong>bahan</strong><strong>galian</strong> mineral <strong>non</strong> <strong>logam</strong> yang terdapat <strong>di</strong>daerah Kabupaten Pasir adalah : batugamping :840.000.000 ton, Basal : 600.000 ton, bond clay: 4.500.000 ton, Lempung : 250.000.000 ton,pasir kuasa : 200.000.000 ton,serpentin/harzburgit : 140.000.000 ton, dan sirtu134.000 ton.Estimasi sumber daya <strong>bahan</strong> <strong>galian</strong> inimasih sangat kasar dan belum seluruhnya<strong>di</strong>hitung, terutama batugamping dan serpentin.Sedangkan untuk jenis lempung dan pasir kuarsasumber dayanya <strong>di</strong>perkirakan berdasarkan luassebaran formasi batuan pembawanya.SaranUntuk mendukung kemungkinanmembangun industri semen <strong>di</strong> daerahBatusopang atau Muara Komam, <strong>di</strong>sarankanmenjajaki kemungkinan penggunaan jalan milikperusahaan tambang batubara Kideco. Sekiranyaada kesepakatan penggunaan jalan tersebutmaka transportasi sebagai salah satu masalahutama dapat terpecahkan.Dalam rangka mangantisipasikemungkinan tersebut <strong>di</strong> atas, <strong>di</strong>sarankan untukmelakukan eksplorasi umum guna memperolehsumber daya terunjuk (in<strong>di</strong>cated mineralresources) terhadap endapan batugamping <strong>di</strong>sekitar daerah Songka, Kecamatan Batusopangke arah selatan. Alternatif lainnya adalahbatugamping yang terdapat <strong>di</strong> sebelah selatanjalan raya sekitar Muara Komam.Untuk hal yang sama juga <strong>di</strong>sarakanterhadap endapan pasir kuarsa Formasi warukin<strong>di</strong> sekitar Busui ke arah utara serta endapanlempung <strong>di</strong> sekitar Batusopang atau sekitarMuara Komam.DAFTAR PUSTAKAAhmad Kusnar<strong>di</strong>, Di<strong>di</strong>ng Sunar<strong>di</strong>, 1979,“Endapan Batugamping Daerah LongKali, Kalimantan Timur”, SDM,Bandung.Nazli Bahar, Kusdarto, dkk., 1998,“Eksplorasi Mineral Industri <strong>di</strong>Daerah Kabupaten Pasir dansekitarnya, Kalimantan Timur, Skala1 : 100.000”, SDM, Bandung.S. Hidayat dan I. Umar, 1994, ”Peta <strong>Geologi</strong>Lembar Balikpapan, skala 1 :250.000”, PPPG, Bandung.R. Heryanto, S. Supriatna, E. Rustan<strong>di</strong> danBaharud<strong>di</strong>n, 1994, “Peta <strong>Geologi</strong>Lembar Sampa<strong>bahan</strong>, KalimantanTimur, Skala 1 : 250.000”, PPPG,Bandung.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-9


Gambar 1. Peta Lokasi Bahan Galian Non Logam <strong>di</strong> daerah Kabupaten Pasir,Provinsi Kalimantan Timur.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral – DIM, TA. 200331-10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!