11.07.2015 Views

Skrining fitokimia in Gunung - Biology East Borneo

Skrining fitokimia in Gunung - Biology East Borneo

Skrining fitokimia in Gunung - Biology East Borneo

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LAPORAN PENELITIANPENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPADSKRINING FITOKIMIA TUMBUHANDI KAWASAN GUNUNG BUKIT TUNGGULKABUPATEN BANDUNGOleh:Rustaman, M.SiDrs. H. Maman AbdurahmanAce Tatang Hidayat, M.SiDibiayai oleh Dana DIPA Universitas PadjadjaranTahun Anggaran 2007Berdasarkan SPK No. 258/J06.14/LP/PL/2007Tanggal 3 April 2007LEMBAGA PENELITIANUNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PADJADJARANNOVEMBER 2007


3ABSTRACTPhytochemical analysis on 25 sample plants from <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggulpreservation area <strong>in</strong> Bandung has been conducted to compile data of secondarymetabolit contents <strong>in</strong>clud<strong>in</strong>g groups of alkaloid, triterpene, steroid and sapon<strong>in</strong>e.Methods used <strong>in</strong> this <strong>in</strong>vestigation <strong>in</strong>clude collect<strong>in</strong>g sample plants andmak<strong>in</strong>g herbaria, phytochemical screen<strong>in</strong>g and identification of plants accord<strong>in</strong>g tothe type and family.The precentage of plants from 25 sample plants which consist of secondarymetabolites is alkaloid 0 %, triterpene 24 %, steroid 84 %, and sapon<strong>in</strong>e 28 %,respectively.


4KATA PENGANTARSegala puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas Rahmat danHidayah-Nya serta shalawat dan salam kami limpahkan kepada Rasulullah SAWakhirnya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian “<strong>Skr<strong>in</strong><strong>in</strong>g</strong> FitokimiaTumbuhan Di Kawasan <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul Kabupaten Bandung”. Semogadapat memberikan manfaat terutama bagi mereka yang tertarik di bidang kimiabahan alam hayati.Pada kesempatan <strong>in</strong>i perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada:1. Universitas Padjadjaran, atas bantuan biaya penelitian melalui dana DIPA Unpadtahun anggaran 2007.2. Pimp<strong>in</strong>an Fakultas MIPA Unpad, Pimp<strong>in</strong>an Jurusan Kimia, serta Pimp<strong>in</strong>anLaboratorium Kimia Organik, yang telah memberikan berbagai fasilitas.3. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan <strong>in</strong>i.Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan <strong>in</strong>i masih jauh darisempurna, untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak untuksempurnanya laporan <strong>in</strong>i.Bandung, November 2007Tim Peneliti


8BAB IPENDAHULUANUsaha penemuan senyawa-senyawa baru adalah tiang ilmu kimia gunamengisi perannya dalam memajukan umat manusia. Hal <strong>in</strong>i berarti bahwa penelitiandasar merupakan <strong>in</strong>ovasi yang dapat dipertanggung jawabkan karena berfungsisebagai pondasi bagi penelitan terapan dan <strong>in</strong>ovasi.Sumber daya alam organik adalah gudang senyawa kimia yang sangatpotensial sebagai sumber-sumber senyawa baru yang unik dan tidak mungk<strong>in</strong>ditemukan di laboratorium. Senyawa-senyawa <strong>in</strong>i mungk<strong>in</strong> sangat berguna dalampengobatan, pertanian dan <strong>in</strong>dustri (Achmad, 1986).Indonesia sangat kaya akan sumber daya organik baik berupa hewan,tumbuhan, mikroorganisma, maupun organisma laut. Sebagian besar sumber daya <strong>in</strong>ibelum dikaji dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia khususnya danumat manusia pada umumnya.Diperlukan suatu penelitian yang sistematik untuk menjar<strong>in</strong>g senyawakelompok metabolit sekunder terhadap kekayaan flora Indonesia. Hal <strong>in</strong>i diupayakanuntuk mencari manfaatnya sebagai senyawa bioaktif terhadap berbagai sistem hayatiseh<strong>in</strong>gga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia.Suatu fenomena budaya tradisional dalam bidang pengobatan dan pertanianternyata dapat menjar<strong>in</strong>g tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat karena memilikikeaktifan biologis tertentu. Tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh masyarakatsebagai obat maupun pestisida tradisional, setelah diteliti ternyata memiliki keaktifanyang sangat bermanfaat bagi berbagai sistem hayati.Pendekatan secara <strong>fitokimia</strong> untuk memperoleh senyawa aktif sangatlahpent<strong>in</strong>g oleh karena prospek aktif tidaknya suatu tumbuhan ditunjang olehkeberartiannya secara <strong>fitokimia</strong>.Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka masalah yang dikemukakan dalampenelitian <strong>in</strong>i adalah metabolit sekunder apakah yang terkandung dalam dua puluhlima jenis tumbuhan di kawasan <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul Kabupaten Bandung, JawaBarat.


9BAB IITINJAUAN PUSTAKAKimia bahan alam merupakan hasil perkembangan ilmu kimia organik yangmempelajari senyawa-senyawa kimia yang tergolong metabolit sekunder. Senyawasenyawatersebut banyak ditemukan pada sumber alam, baik berupa tumbuhan,hewan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Senyawa-senyawa bahan alam<strong>in</strong>i digolongkan berdasarkan empat kriteria yang berbeda yaitu: struktur kimia,keaktifan faal/fisiologis, taksonomi dan biogenesis (Harborne, 1987).Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkanbiogenesisnya, art<strong>in</strong>ya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur bios<strong>in</strong>tesisnya.Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer(polisakarida, prote<strong>in</strong>, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama makhlukhidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat pent<strong>in</strong>g bagi eksistensisuatu makhluk hidup tetapi ser<strong>in</strong>g berperan menghadapi spesies-spesies la<strong>in</strong>.Misalnya zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, feromon (Manitto, 1981).Fitokimia merupakan suatu disipl<strong>in</strong> ilmu yang bidang perhatiannya adalahaneka ragam senyawa organik yang dibentuk oleh tumbuhan meliputi strukturkimianya, bios<strong>in</strong>tesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebaran secara ilmiahdan fungsi biologisnya. Setiap tahap pengerjaan <strong>fitokimia</strong> merupakan bagian<strong>in</strong>tergral dari seluruh rangkaian pengerjaan dan merupakan aspek yang berhubungan.Hasil setiap tahap berkaitan satu sama la<strong>in</strong>, oleh karenanya harus dilakukan dengancara yang tepat dan teknik yang benar.Penapisan <strong>fitokimia</strong> dimulai dengan pengumpulan sampel sebanyak mungk<strong>in</strong>.Oleh karena kegiatan <strong>in</strong>i memakan waktu cukup lama maka penapisan <strong>fitokimia</strong>memegang peranan terbesar dari kegiatan kimia bahan alam. Sekalipun kegiatan <strong>in</strong>ibertitik tolak pada daya tarik kimiawi, hal <strong>in</strong>i tidaklah mengurangi manfaat hasilpenelitian. Spesies-spesies yang telah dianalisis secara <strong>fitokimia</strong> akan di<strong>in</strong>ventarisasiuntuk ditelaah lebih lanjut mengenai struktur kimia senyawa-senyawa aktifnya(Farnswort, 1966 dan Lajis, 1985).Senyawa-senyawa Metabolit Sekunder yang diteliti pada 25 contoh tanamandari kawasan <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul <strong>in</strong>i meliputi:


10AlkaloidAlkaloid adalah senyawa organik siklik yang mengadung nitrogen dengan bilanganoksidasi negatif, yang penyebarannya terbatas pada makhluk hidup. Alkaloid jugamerupakan golongan zat metabolit sekunder yang terbesar, yang pada saat <strong>in</strong>i telahdiketahui sekitar 5500 buah. Alkaloid pada umumnya mempunyai keaktifan fisiologiyang menonjol, seh<strong>in</strong>gga oleh manusia alkaloid ser<strong>in</strong>g dimanfaatkan untukpengobatan.Struktur dari alkaloid beranekaragam, dari mulai alkaloid berstruktursederhana sampai yang rumit. Salah satu alkaloid yang mempunyai strukturtersederhana adalah nikot<strong>in</strong>a, tetapi nikot<strong>in</strong>a <strong>in</strong>i dampak fisiolog<strong>in</strong>ya cukup besar.Dalam dosis t<strong>in</strong>ggi, nikot<strong>in</strong>a bersifat racun (toksik) dan pernah jugadigunakan sebagai <strong>in</strong>sektisida, sedangkan dalam dosis rendah nikot<strong>in</strong>a berfungsisebagai stimulan terhadap sistem syaraf otonom. Jika dosis <strong>in</strong>i dilanjutkan makanikot<strong>in</strong>a dapat menekan sistem syaraf seh<strong>in</strong>gga aktifitasnya dibawah normal.Isolasi pertama suatu alkaloid adalah morf<strong>in</strong>a yaitu pada tahun 1805 yangberasal dari getah dan biji candu, Papaver somniferum.Banyak alkaloid bersifat terpenoid dan beberapa sebaiknya dit<strong>in</strong>jau dari segibios<strong>in</strong>tesis sebagai terpenoid termidifikasi, misalnya solan<strong>in</strong>, alkaloid-alkaloidkentang, Solanum tuberosum. Banyak sekali alkaloid yang khas pada suatutumbuhan atau beberapa tumbuhan sekerabat, seh<strong>in</strong>gga nama alkaloid ser<strong>in</strong>gditurunkan dari sumber tumbuhan penghasilnya. Misalnya alkaloid Atropa ataualkaloid tropana, dan sebaga<strong>in</strong>ya.Triterpen dan SteroidTriterpen adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuanisoprena dan secara bios<strong>in</strong>tersis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaituskualen. Senyawa <strong>in</strong>i berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alkohol,aldehida atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tak berwarna, berbentukkristal, ser<strong>in</strong>gkali bertitik leleh t<strong>in</strong>ggi dan optis aktif, yang umurnya sukar dicirikankarena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak digunakan adalah Lieberman-Buchard yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau biru.


11Triterpen sekurang-kurangnya dapat dibagi menjadi empat golongansenyawa: triterpena sebenarnya, steroid, sapon<strong>in</strong>, dan glikosida jantung. Keduagolongan yang terakhir sebenarnya triterpen atau steroid yang terutama terdapat padaglokosida.Triterpen tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya. Contohnyalimon<strong>in</strong>, suatu senyawa pahit yang larut dalam lemak dan terdapat dalam buah jeruk,Citrus nobilis.Sterol adalah triterpen yang kerangka dasarnya sistem c<strong>in</strong>c<strong>in</strong> siklopentanaperhidrofenantrena. Dahulu sterol dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormonkelam<strong>in</strong>, asam empedu, dan la<strong>in</strong>-la<strong>in</strong>), tetapi pada tahun-tahun terakhir <strong>in</strong>i mak<strong>in</strong>banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jar<strong>in</strong>gan tumbuhan. Sterol tertentuhanya terdapat dalam tumbuhan rendah, contohnya ergosterol yang terdapat padakamir dan sejumlah jamur. Sterol la<strong>in</strong>nya terutama terdapat juga dalam tumbuhanrendah, tetapi kadang-kadang terdapat juga dalam berbagai tumbuhan t<strong>in</strong>ggi,misalnya fukosterol, yaitu steroid utama pada alga coklat dan juga terdeteksi padakelapa.Sapon<strong>in</strong> dan Sapogen<strong>in</strong>Sapon<strong>in</strong> adalah glikosida triterpen dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari90 suku tumbuhan. Sapon<strong>in</strong> merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat sepertisabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa danmenghemolisis sel darah. Pencarian sapon<strong>in</strong> dalam tumbuhan telah dirangsang olehkebutuhan akan sumber sapogen<strong>in</strong> yang mudah diperoleh dan dapat diubah dilaboratorium menjadi sterol hewan yang kerkhasiat pent<strong>in</strong>g (misalnya kortison,estrogen, kontraseptik dan la<strong>in</strong>-la<strong>in</strong>)Dari segi ekonomi sapogen<strong>in</strong> pent<strong>in</strong>g juga karena kadang-kadangmenimbulkan keracunan pada ternak (misalnya Sap<strong>in</strong>i alfalfa, Medicago sativa) ataukarena rasanya yang manis (misalnya gliriz<strong>in</strong> dari akar manis, glycyrhiza glabra).Pola glikosida sapon<strong>in</strong> yang mempunyai satuan gula sampai lima dan komponenyang umum ialah asam glukuronat.


12Tan<strong>in</strong>Tan<strong>in</strong> tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapatkhusus dalam jar<strong>in</strong>gan kayu. Dalam <strong>in</strong>dustri, tan<strong>in</strong> adalah senyawa yang berasal daritumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siappakai karena kemampuannya menyambung silang prote<strong>in</strong>.Di dalam tumbuhan, letak tan<strong>in</strong> terpisah dari prote<strong>in</strong> dan enzim sitoplasma,tetapi bila jar<strong>in</strong>gan rusak, misalnya bila hewan memakannya, maka reaksipenyamakan dapat terjadi. Reaksi <strong>in</strong>i menyebabkan prote<strong>in</strong> lebih sukar dicapai olehcairan pecernaan hewan. Sebagian besar tumbuhan yang banyak bertan<strong>in</strong> dih<strong>in</strong>darioleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat.


13BAB IIITUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN3.1 Tujuan PenelitianPenelitian <strong>in</strong>i bertujuan untuk memperoleh data mengenai kandungan kimiametabolit sekunder golongan alkaloid, triterpena, steroid dan sapon<strong>in</strong> dari dua puluhlima tumbuhan di kawasan <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul Kabupaten Bandung, Jawa Barat.3.2 Manfaat PenelitianHasil Penelitian <strong>in</strong>i diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berartidan memperkaya data mengenai kandungan senyawa metabolit sekunder padatumbuhan yang terdapat di kawasan tersebut di atas, yang pada gilirannya dapatdimanfaatkan sebagai sumber <strong>in</strong>formasi bagi para peneliti yang bergerak di bidangkimia organik bahan alam hayati, yang selanjutnya dapat membuka peluang dalampenggunaan dan pemanfaatannya di bidang ilmu kimia dan ilmu-ilmu la<strong>in</strong> terkaitseperti pertanian, farmasi, kedokteran dan la<strong>in</strong> sebag<strong>in</strong>ya.


14BAB IVMETODOLOGI PENELITIANMetode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kimia yangmeliputi pengerjaan-pengerjaan berikut:1. Tahap persiapan, dilakukan persiapan-persiapan di lapangan dan di laboratoriummeliputi penyediaan alat-alat lapangan, survey tempat dan pengadaan pereaksi.2. Tahap pengumpulan bahan tanaman yang akan diteliti, meliputi daun, bunga,buah dan batang, pembuatan herbaria dan identifikasi tumbuhan.3. Penapisan <strong>fitokimia</strong> pada bagian-bagian tumbuhan untuk mengetahui kandunganmetabolit sekunder golongan alkaloid, triterpen, steroid dan sapon<strong>in</strong>.Prosedur pengerjaan yang lebih lengkap beserta diagramnya adalah sebagai berikut:a. Survei lapangan dan periz<strong>in</strong>anSurvei lapangan dilaksanakan pada tanggal 2-3 Juni 2007 ke kawasan hutanl<strong>in</strong>dung <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul yang merupakan daerah perbatasan antaraKabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang Jawa Barat dan telahmendapatkan iz<strong>in</strong> untuk pengambilan 25 macam sampel tanaman untukPenelitian Penafisan Fitokimia.b. Pembuatan reagen:Bahan-bahan kimia untuk penafisan <strong>fitokimia</strong> sebagai berikut: Kloroformamoniakal, HCl 2N, H 2 SO 4 2N, Pereaksi Meyer, Pereaksi Wagner, Asam Tanat,dan Pereaksi Dragendorff.c. Persiapan alatPeralatan untuk pengambilan sampel tanaman, antara la<strong>in</strong>: gunt<strong>in</strong>g tanaman,tripleks, plastik, tali plastik, spidol, kertas koran, karton manila, peralatan kimiadan peralatan la<strong>in</strong> yang diperlukan.d. Pengerjaan lapanganPengambilan 25 sampel tanaman untuk penelitian dilakukan di lokasi konservasihutan kawasan <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul Kabupaten Bandung Jawa Barat. Bahantumbuhan yang akan diambil diusahakan meliputi bagian-bagiannya yanglengkap, termasuk rant<strong>in</strong>g, bunga dan juga buah, untuk keperluan penafisan


15<strong>fitokimia</strong>, pembuatan dokumentasi dan determ<strong>in</strong>asi botani. Bagian-bagiantumbuhan yang utuh dan tidak rusak akibat apapun, dikoleksi untuk mewakili 25spesimen herbaria. Keseluruhan hasil dokumentasi koleksi, diberi tanda sejelasjelasnyadan dijaga agar tidak rusak. Di laboratorium, preservasi hasildokumentasi herbaria dilakukan melalui pengawetan herbaria menggunakanlarutan sublimat, penger<strong>in</strong>gan di udara terbuka di atas lapisan kertas penyerap airdan disimpan diantara kertas koran yang diapit dengan karton dan tripleks, yangakhirnya diikat kuat, dan selanjutnya sampel herbaria dikirimkan untuktaksonomi ke lembaga yang berwenang.e. Pengerjaan laboratoriumEvaluasi <strong>fitokimia</strong> untuk penentuan ada tidaknya senyawa kelompok alkaloid,tritriterpenoid, steroid, dan sapon<strong>in</strong> pada tumbuhan yang terkoleksi untukditelaah.Pada penapisan alkaloid, contoh tumbuhan sebanyak 4 gram, ditumbuk halusdengan bantuan pasir dan digerus, selanjutnya diekstraksi dengan kloroformberamonia 0,05N. Ke dalam ekstrak yang dimaksud ditambahkan asam sulfat 2N,kemudian dikocok. Setelah pengocokan, didiamkan h<strong>in</strong>gga terjadi pemisahanyang jelas. Fasa air diuji dengan setidak-tidaknya lima pereaksi alkaloid,misalnya: Mayer; Dragendorff, asam tanat; Wagner dan asam pikrat, ataupereaksi la<strong>in</strong>nya, yang dapat menghasilkan endapan kompleks yang stabil.Terjad<strong>in</strong>ya endapan stabil, pada penggunaan setidak-tidaknya lima pereaksipengendap alkaloid, berarti tumbuhan mengandung alkaloid.Penapisan untuk menentukan ada tidaknya steroid, triterpenoid dan sapon<strong>in</strong>dalam jumlah yang dapat dideteksi, juga merupakan bagian dari metodologi yangdigunakan. Dalam hal <strong>in</strong>i spesimen sebanyak 4 gram ditumbuk halus dan digerusdengan bantuan pasir, selanjutnya diekstraksi dengan etanol panas, disar<strong>in</strong>g dankemudian diker<strong>in</strong>gkan. Ekstrak etanol yang telah cukup ker<strong>in</strong>g diekstraksidengan eter dan selanjutnya diker<strong>in</strong>gkan kembali, hasil diuji dengan pereaksiLieberman–Burchard. Terjad<strong>in</strong>ya warna merah h<strong>in</strong>gga ungu pada pengujian <strong>in</strong>imenyimpulkan adanya triterpenoid, dan terjad<strong>in</strong>ya warna hijau h<strong>in</strong>gga birumenunjukkan adanya steroid.


16Pengerjaan juga dilakukan untuk menentukan adanya sapon<strong>in</strong>. Dalam hal <strong>in</strong>i,terhadap sebagian kecil ekstrak pekat eter dilakukan uji busa dan terjad<strong>in</strong>ya busayang stabil, yang dapat bertahan selama15 menit pada uji <strong>in</strong>i disimpulkan sebagaiadanya sapon<strong>in</strong>. Bila diperoleh hasil yang positif pada uji busa, yaitu hasil yangdisimpulkan sebagai adanya sapon<strong>in</strong>, pengerjaan terhadap ekstrak eter dilakukanlebih lanjut. Pada tahapan selanjutnya, dilakukan hidrolisis dengan asam klorida2N, selanjutnya hasil hidrolisis diekstraksi dengan eter, diker<strong>in</strong>gkan dan diujiuntuk menentukan apakah sapon<strong>in</strong> yang terdeteksi adalah sapon<strong>in</strong> dengan aglikontriterpenoid atau steroid. Pengujian pada tahap <strong>in</strong>i juga menggunakan pereaksiLieberman–Burchard. Kesimpulan hasil pengerjaan melalui tahapan hidrolisisdan tanpa hidrolisis, dikompilasi.


19BAB VHASIL DAN PEMBAHASANDari hasil pengujian laboratorium terhadap 25 jenis sampel tanaman yangdiambil dari kawasan hutan l<strong>in</strong>dung <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul diperoleh data sebagaiberikut:Tabel 5.1 Data hasil penafisan <strong>fitokimia</strong> terhadap 25 jenis sampel tanaman yangdiambil dari kawasan hutan l<strong>in</strong>dung <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul.Kandungan Metabolit SekunderNo.SampelAlkaloidSapon<strong>in</strong>Steroid Triterpen Hager Mayer Dragendroff Wagner Steroid TriterpenGBT01 − − − − + − − +GBT02 − − − − + − + −GBT03 − − − − + − − −GBT04 − − − − − + − +GBT05 − − − − − + + −GBT06 − − − − + − − −GBT07 − − − − + − − −GBT08 − − − − + − − +GBT09 − − − − + − − −GBT10 − − − − + − − −GBT11 − − − − + − − −GBT12 − − − − − + − −GBT13 − − − − + − − −GBT14 − − − − + − − −GBT15 − − − − − + − −GBT16 − − − − + − − −GBT17 − − − − + + − −GBT18 − − − − + + − +GBT19 − − − − + − − −GBT20 − − − − + − − −GBT21 − − − − + − − −GBT22 − − − − + − − −GBT23 − − − − + − − −GBT24 − − − − + − + −GBT25 − − − − + − − −Keterangan:- = tidak terdeteksi+ = terdeteksi


20Dari hasil pengujian laboratorium, maka bila diprosentasikan dapat diperolehangka untuk sampel tumbuhan yang mengandung alkaloid, triterpenoid, steroid dansapon<strong>in</strong> adalah sebagai berikut:Tabel 5. 2 Jumlah spesies dan prosentasi tanaman yang mengandung metabolittertentu dari 25 jenis sampel tanaman yang diuji.Jenis Metabolit sekunder Jumlah Spesies ProsentasiAlkaloid 0 0 %Triterpen 6 24 %Steroid 21 84 %Sapon<strong>in</strong> 7 28 %Identifikasi berdasarkan jenis tanaman dan famil<strong>in</strong>ya yang dilakukan olehJurusan Biologi Unpad diperoleh data sebagai berikut:Tabel 5.3 Data hasil identifikasi jenis tanaman dan famil<strong>in</strong>ya terhadap 25 jenissampel tanaman yang diambil dari kawasan hutan l<strong>in</strong>dung <strong>Gunung</strong>Bukit Tunggul.No Sampel Nama Jenis Famili1. GBT01 Ficus depressa Moraceae2. GBT02 Breyna sp Euphorbiaceae3. GBT03 Desmodium triquetrium Fabaceae4. GBT04 Dysoxsylum sp Meliaceae5. GBT05 Dysoxsylum sp Meliaceae6. GBT06 Dysoxsylum sp Meliaceae7. GBT07 Pilea tr<strong>in</strong>ervia Urticaceae8. GBT08 Dysoxsylum sp Meliaceae9. GBT09 Tidak teridentifikasi -10. GBT10 Dysoxsylum nutan Meliaceae11. GBT11 Litsea res<strong>in</strong>oa Lauraceae12. GBT12 Breyna cernua Euphorbiaceae13. GBT13 Swietenia mahagoni Meliaceae14. GBT14 Tidak teridentifikasi -15. GBT15 Dysoxsylum sp Meliaceae16. GBT16 Dysoxsylum sp Lauraceae17. GBT17 Philantus pulcherima Euphorbiaceae18. GBT18 Eupatorium odoratum Asteraceae19. GBT19 Eupatorium sp Asteraceae20. GBT20 Ficus glomerata Moraceae21. GBT21 Premna <strong>in</strong>tegrifolia Verbenaceae22. GBT22 Desmodium sp Fabaceae23. GBT23 Desmodium sp Fabaceae24. GBT24 Philantus sp Euphorbiaceae25. GBT25 Desmodium sp Fabaceae


21BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1 KesimpulanHasil pengujian kandungan metabolit sekunder golongan alkaloid, triterpen,steroid dan sapon<strong>in</strong> terhadap 25 jenis spesies sampel tanaman yang dambil darikawasan hutan l<strong>in</strong>dung <strong>Gunung</strong> Bukit Tunggul diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 6. 1 Jumlah spesies dan prosentasi tanaman yang mengandung metabolittertentu dari 25 jenis sampel tanaman yang diujiJenis Metabolit sekunder Jumlah Spesies ProsentasiAlkaloid 0 0 %Triterpen 6 24 %Steroid 21 84 %Sapon<strong>in</strong> 7 28 %6.2 SaranPenelitian yang dilakukan masih merupakan penelitian awal untukmendeteksi kandungan metabolit sekunder golongan alkaloid, triterpen, steroid dansapon<strong>in</strong>. Untuk itu disarankan untuk dilakukannya penelitian lanjutan terhadaptanaman-tanaman yang telah dianalisis <strong>in</strong>i, baik itu isolasi, pemurnian, maupun ujihayati terhadap senyawa aktifnya seh<strong>in</strong>gga nant<strong>in</strong>ya dapat diaplikasikan padabidang-bidang ilmu la<strong>in</strong> seperti kedokteran, pertanian, farmasi dan la<strong>in</strong>-la<strong>in</strong>.


22DAFTAR PUSTAKA1. Arif<strong>in</strong>, A.S., 1986, the Phytochemical Research Indonesia A Perspective, APaper Presented <strong>in</strong> the Workshop on Thytochemical Study <strong>in</strong>to Tropical Plants atPadjadjaran University, Bandung, 1-12.2. Culvenor, C. C. J., and Fitzgerald, J.S., 1963, A Field Method for AlkaloidScreen<strong>in</strong>g of Plants, J. Pharm. Sci., 52, 3, 303-304.3. Farnsworth, Norman R., 1966, Biological and Phytochemical Screen<strong>in</strong>g ofPlants, J. Pharm. Sci., 55:3, 225-157.4. Harborne, J.B., 1995, Metode Fitokimia (terjemahan oleh Dr. K. Padmaw<strong>in</strong>ata),ITB, Bandung, 123-157.5. Kasahara, S., dan Helmi, S., 1986, Medical Herbs Index <strong>in</strong> Indonesia, PT EISAIIndonesia, Jakarta.6. Lajis dkk., 1985, The Phytochemical Survey, Proceed<strong>in</strong>g of Workshop, Dept. ofChemistry Universiti Pertanian Malaysia, Serdang, 1-4.


23LAMPIRAN 1PERSONALIA PENELITI1. Ketua Penelitia. Nama Lengkap : Rustaman, M.Si.b. NIP : 132 169 934c. Pangkat / Golongan : Penata Muda / III - ad. Jabatan : Asisten Ahlie. Fakultas / Program Studi : MIPA / Kimiaf. Tempat Penelitian / Alamat : Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNPADJl. Raya Bandung Sumedang Km 21 ( 45363 )g. Waktu yang disediakan : 12 Jam / M<strong>in</strong>ggu2. Tenaga Peneliti Ia. Nama Lengkap : Drs. H. Maman Abdurahmanb. NIP : 131 929 818c. Pangkat / Golongan : Penata Muda / III - bd. Jabatan : Asisten Ahlie. Bidang Keahlian : Kimia Organikf. Tugas / Hubungan Kerja : Pengolah data / Pembantug. Waktu yang disediakan : 12 Jam / M<strong>in</strong>ggu3. Tenaga Peneliti IIa. Nama Lengkap : Ace Tatang Hidayat, M.Si.b. NIP : 132 169 938c. Pangkat / Golongan : Pemb<strong>in</strong>a / IVad. Jabatan : Lektor Kepalae. Bidang Keahlian : Kimia Organikf. Tugas / Hubungan Kerja : Pengolah data / Pembantug. Waktu yang disediakan : 12 Jam / M<strong>in</strong>ggu

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!