11.07.2015 Views

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten ...

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten ...

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!

Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.

Kegiatan lapangan ter<strong>di</strong>ri atas : Pemetaangeologi endapan batubara, pemboran inti danpengukuran dan pengikatan lintasan. Pekerjaankantor ter<strong>di</strong>ri atas analisis laboratorium,pengolahan data dan penyusunan laporanakhir.a. Pemetaan Geologi Endapan batubaraPemetaan geologi endapan batubarater<strong>di</strong>ri atas pencarian dan pengamatan terhadapsingkapan batubara maupun litologi lainnyaserta merekam semua informasi geologi yang<strong>di</strong>perlukan dalam penafsiran aspek-aspekgeologi dari endapan batubara. Peralatan yang<strong>di</strong>gunakan antara lain adalah GPS (GlobalPositioning System), Peta rupa bumi skala 1 :50.000, kompas dan palu geologi, kacapembesar, kamera, pita ukur, ra<strong>di</strong>o HT sertaperalatan penunjang lainnya.b. Pemboran IntiPemboran inti bertujuan untukmengetahui urutan litologi termasuk lapisanbatubara secara vertikal, mendukungpenafsiran sebaran batubara ke arah lateral danpengambilan conto batubara. Penempatantitik-titk bor <strong>di</strong>rancang sedemikian rupa agarcukup representatif untuk merekonstruksilapisan-lapisan batubara yang ada.Peralatan yang <strong>di</strong>gunakan antara lain : 1unit mesin bor merk Koken SD-3C, pompapengantar, pompa pembilas, generator, pipadan stang bor, casing, penginti ukuran NQserta peralatan pendukung lainnya. Kedalamanpemboran adalah sekitar 30 –70 m.c. Pengukuran dan Pengikatan LintasanKegiatan ini ter<strong>di</strong>ri atas penentuan titikpoligon awal, pengukuran dan pengikatanlintasan batubara serta pengikatan titik-titikbor. Alat yang <strong>di</strong>gunakan antara lain adalahT0, rambu ukur, kaki tiga, GPS, mesin hitung,peralatan tulis dan gambar serta alatpenunjang lainnya. Hasil pekerjaan lapangan<strong>di</strong>sajikan dalam bentuk peta lintasan dan petalokasi bor yang <strong>di</strong>lengkapi dengan informasiteknis dan infra struktur.d. Pekerjaan KantorPekerjaan kantor ter<strong>di</strong>ri atas analisislaboratorium, pengolahan data danpenyusunan laporan akhir. Analisislaboratorium <strong>di</strong>lakukan untuk menguji kualitasbatubara <strong>di</strong> daerah penyeli<strong>di</strong>kan. Pengujianmeliputi analisis proksimat, fisika, ultimat,analisis abu dan petrografi batubara. Pengujian<strong>di</strong>lakukan pada Laboratorium Penguji Fisikadan Kimia Mineral dan <strong>Batubara</strong>, Direktorat<strong>Inventarisasi</strong> Sumberdaya Mineral Bandung.1.7. Penyeli<strong>di</strong>k TerdahuluBeberapa penyeli<strong>di</strong>k terdahulu telahmelakukan penyeli<strong>di</strong>kan geologi danmelaporkan keberadaan endapan batubarayang terkandung pada batuan se<strong>di</strong>men <strong>di</strong>daerah ini. Mereka antara lain adalah vanTuijn (1934), Pertamina, Shell (1978) danMangga, S.A., dkk (1993).Van Tuijn (1934) seorang penyeli<strong>di</strong>kberkebangsaan Belanda telah melaporkankeberadaan endapan batubara <strong>di</strong> sekitar daerahWiralaga, <strong>di</strong> sebelah Selatan daerah<strong>Pagardewa</strong>.Pertamina dari hasil penyeli<strong>di</strong>kan bawahpermukaan dalam rangka prospeksihidrokarbon telah melaporkan terdapatnyabeberapa lapisan batubara tipis pada runtunanFormasi Muaraenim <strong>di</strong> sekitar daerahTalangrimba dan Tulungakar yang terletak <strong>di</strong>sebelah Timur daerah penyeli<strong>di</strong>kan.Shell (1978) dari hasil pemboran <strong>di</strong>daerah ini telah melaporkan keberadaanlapisan batubara pada Formasi Muaraenimdengan ketebalan bervariasi mulai


tengah sampai Oligosen akibat pensesaranbongkah dan perluasan batuan dasar Pra-Tersier melalui sesar-sesar berarah Timurlaut– Baratdaya dan Baratlaut – Tenggara akibatadanya tekanan yang berarah Utara – Selatan(de Coster, 1974; Simanjuntakdkk, 1991;dalam Mangga, 1993).2.1.2. Stratigrafi RegionalAwal se<strong>di</strong>mentasi dari cekunganSumatera Selatan <strong>di</strong>dominasi oleh fasetransgresi yang mencapai puncaknya padaMiosen Tengah. Selanjutnya <strong>di</strong>ikuti oleh faseregresi pada akhir Neogen.Stratigrafi regional daerahpenyeli<strong>di</strong>kan mengacu pada stratigrafi lembarTulungselapan (Mangga, 1993) yangmembaginya atas dua runtunan yaitu Tersierdan Kuarter yang terendapkan <strong>di</strong> atas batuandasar Pra-Tersier. Runtunan Tersier meliputiFormasi Air Benakat, Formasi Muaraenim danFormasi Kasai. Runtunan Kuarter tersusunoleh se<strong>di</strong>men Holosen yang belumterkonsolidasi.Formasi Air Benakat ter<strong>di</strong>ri atasperselingan serpih, batulempung gampingandan batulanau, <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong> lingkungan lautdangkal. Umurnya <strong>di</strong>perkirakan MiosenTengah – Miosen Akhir. Formasi ini terletaktak selaras <strong>di</strong> atas batuan dasar Pra tersier.Formasi Muaraenim menin<strong>di</strong>h selarasFormasi Air Benakat. Formasi ini tersusunoleh perselingan batulempung tufaan danbatupasir bersisipan batulanau karbonan danbatubara. Formasi Muaraenim <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>lingkungan laut dangkal sampai transisi padaMiosen Akhir – Pliosen selama fase regresi.Formasi Kasai berumur Plio-Plistosenter<strong>di</strong>ri atas batupasir tufaan klastikamengandung batuapung dan batulempung.Formasi ini menin<strong>di</strong>h tak selaras FormasiMuaraenim sebagai akibat pengangkatansetempat <strong>di</strong> sepanjang pinggir cekungan padaPliosen Akhir (Gafoer, 1986, lihat Mangga,1993). Formasi Kasai <strong>di</strong>cirikan komponentufaan yang mencerminkan adanya aktivitasgunungapi pada saat pengendapannya.Formasi ini <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong> lingkungan darat –intramontan basin.Runtunan Kuarter merupakanendapan paling muda yang menutupi daerahini, ter<strong>di</strong>ri atas se<strong>di</strong>men Holosen yangumumnya <strong>di</strong>dominasi oleh endapan rawa.2.1.3. Struktur Geologi RegionalStruktur geologi regional daerah inirelatif sederhana, unsur-unsur strukturutamanya adalah lipatan dan sesar. Penafsiranstruktur <strong>di</strong>bantu dengan hasil analisis citraSAR <strong>di</strong>samping data <strong>di</strong> lapangan.Dari penafsiran tersebut <strong>di</strong>perkirakanbahwa batuan Tersier dan Kuarter <strong>di</strong> daerah inihanya mengalami se<strong>di</strong>kit deformasi. Perlipatanumumnya mengikuti arah sumbu Baratlaut –Tenggara, <strong>di</strong>sertai struktur orde kedua berarahUtara – Selatan yang berkembang setempat.Lipatan pada batuan Tersier umumnya lebihrapat <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan pada batuan Kuarter dandeformasinya lebih nyata.Tidak terdapat unsur sesar utama <strong>di</strong>daerah ini. Dua buah arah sesar yang<strong>di</strong>tafsirkan dari citra SAR menunjukkan arahTimurlaut – Baratdaya dan Baratlaut –Tenggara. Diperkirakan sesar-sesar tersebutsebagian merupakan peremajan dari sesar yangberkembang pada batuan dasar Pra-Tersierpada saat pembentukan cekungan.2.2. Geologi <strong>Daerah</strong> Penyeli<strong>di</strong>kan2.2.1. Morfologi<strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong> merupakan bagiandari dataran Sumatera bagian Timur. <strong>Daerah</strong>ini mempunyai ketinggian beberapa meterhingga sekitar 30 m <strong>di</strong> atas muka laut dan<strong>di</strong>cirikan oleh daerah dataran rendah dandaerah bergelombang rendah.<strong>Daerah</strong> bergelombang rendahmenempati sekitar 55 % daerah penyeli<strong>di</strong>kan,mempunyai ketinggian dari beberapa meterhingga 30 m <strong>di</strong> atas muka laut dan umumnya<strong>di</strong>tempati oleh batuan se<strong>di</strong>men FormasiMuaraenim dan Formasi Kasai. Dataranrendah menempati sekitar 45 % arealpenyeli<strong>di</strong>kan, mempunyai elevasi beberapameter <strong>di</strong> atas muka laut dan umumnya<strong>di</strong>tempati oleh Endapan Rawa.Sungai-sungai yang mengalir <strong>di</strong>daerah ini mempunyai gra<strong>di</strong>ent yang sangatkecil, <strong>di</strong>cirikan oleh aliran yang lambat,hampir tidak ada pengikisan dan seringmenyatu dengan daerah berawa-rawa. Polaaliran sungai dendritik, mencerminkankemiringan lapisan yang relatif horizontal2.2.2. StratigrafiStratigrafi daerah penyeli<strong>di</strong>kantersusun atas endapan Tersier dan Kuarter.Endapan Tersier ter<strong>di</strong>ri atas FormasiKolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 4


lapisan batubara tertentu. Mengacu kepadamodel Shell tersebut keempat anggotatersingkap lengkap <strong>di</strong> daerah ini. Daripenyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>simpulkan bahwa yangmengandung lapisan batubara cukup prospekadalah Anggota M3, M2 dan M1.Di daerah <strong>Pagardewa</strong> Anggota M3tersingkap cukup luas yaitu <strong>di</strong> bagian tengahdari daerah penyeli<strong>di</strong>kan. Anggota M2 dan M1tersingkap <strong>di</strong> bagian Baratdaya, Anggota M4tersingkap <strong>di</strong> bagian Utara. Keempat anggotatersebut membentuk suatu struktur homoklindengan arah jurus Tenggara – Baratlautdengan kemiringan sangat landai sekitar 5 o –8 o ke arah Timurlaut.3.2. Endapan <strong>Batubara</strong>Salah satu kendala yang cukup berartipada penyeli<strong>di</strong>kan ini adalah sangat sukarnyamencari singkapan batubara maupunsingkapan batuan lainnya. Hal ini <strong>di</strong>sebabkandaerah penyeli<strong>di</strong>kan merupakan daerahdataran dengan perbedaan relief yang sangatkecil, sungai-sungai umumnya memilikigra<strong>di</strong>en yang kecil dan aliran arus yang sangatlambat sehinga tidak terja<strong>di</strong> pengikisan. Dasardan tebing sungai tertutup lumpur atau tanahhasil pelapukan yang cukup tebal.Informasi keberadaan lapisanbatubara umumnya <strong>di</strong>peroleh dari sumursumurpenduduk, bekas galian parit atau kanalpada perkebunan sawit dan lapukan batubarapada tebing jalan. Informasi ini walaupundengan segala keterbatasannya cukupmembantu <strong>di</strong>dalam penentuan titik-titik bormaupun perkiraan penyebaran lapisanbatubara. Pada penyeli<strong>di</strong>kan ini telah <strong>di</strong>perolehsekitar 45 lokasi informasi keberadaan lapisanbatubara baik dari sumur penduduk maupunlapukan batubara pada tebing jalan.Kendala lain pada kegiatan lapanganadalah suasana musim kemarau panjang.Kon<strong>di</strong>si ini menyebabkan langkanya sumberair sehingga sangat mengganggu aktivitas <strong>di</strong>lapangan khususnya terhadap kegiatanpemboran.Kegiatan pemboran batubara<strong>di</strong>lakukan pada 15 lokasi. Kedalaman masingmasingtitik bor berkisar dari sekitar 30 m – 70m. Dari hasil pemboran tersebut telah<strong>di</strong>tembus beberapa lapisan batubara pada M1,M2 dan M3 dengan ketebalan bervariasi daribeberapa centimeter hingga sekitar 2 meter.Sedangkan pada M4 telah <strong>di</strong>tembus beberapalapisan batubara tipis dengan ketebalan sekitar0,15 m yang <strong>di</strong>tafsirkan sebagai lapisanbatubara gantung.Anggota M1 mengandung 1 (satu)lapisan batubara yaitu Lapisan Merapi denganketebalan 1,75 m. Anggota M2 mengandung 2(dua) lapisan batubara yaitu Lapisan Subandengan ketebalan 2,15 m dan Lapisan Mangusdengan ketebalan 1,35 m. Anggota M3mengandung 2 (dua) lapisan batubara yaituLapisan Burung dengan ketebalan rata-rata1,70 m dan Lapisan Benuang dengan ketebalnrata-rata 1,69 m, <strong>di</strong> antara Lapisan Benuangdan Burung terdapat dua lapisan batubaratidak menerus dengan ketebalan < 1 m yang<strong>di</strong>tafsirkan sebagai lapisan batubara gantung.3.3. Kualitas <strong>Batubara</strong>3.3.1. MegaskopisPengamatanmegaskopismenunjukkan batubara <strong>di</strong> daerah ini secaraumum memiliki karakteristik sebagai berikut :<strong>Batubara</strong> berwarna hitam kecoklatan sampaicoklat kehitaman, kusam, lunak - getas,kadang menyerpih, struktur kayu kadangmasih tampak, mengotori tangan, seringmengandung pengotor lempung atau lempungbatubaraan. Dari pengamatan megaskopisbatubara <strong>di</strong>perkirakan mempunyai tingkatpembatubaraan yang rendah.3.3.2. Hasil Analisis LaboratoriumPengujian kualitas conto batubara<strong>di</strong>lakukan secara kimia, fisika dan petrografi.Dari hasil pengujian kimia dan fisika tidaktercermin suatu perbedaan kualitas yang cukupsignifikan lapisan-lapisan batubara. Haltersebut kemungkinan <strong>di</strong>sebabkan conto yang<strong>di</strong>analisis tidak cukup banyak <strong>di</strong>sampingfaktor resin content dari conto yang dapatmempengaruhi hasil pengukuran khususnyaterhadap Nilai Kalori (CV). Namun dari hasilanalisis dapat <strong>di</strong>amati adanya kecenderunganpeningkatan nilai khususnya terhadap rankbatubara dan nilai Reflektansi Vitrinit (VR)pada lapisan batubara yang lebih tua.Kualitas batubara <strong>di</strong> daerah ini dapat<strong>di</strong>lihat dari beberapa parameter berikut :Kandungan Air (IM) berkisar 7,7 % -10,7 % atau rata-rata 9,6 %, Kandungan Abu7,8 % - 27,1 % atau rata-rata 18,9 %,Kandungan belerang 0,5 % - 2,77 % atau rata-Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 6


ata 0,9 % dan Nilai Kalori (CVadb) 3920kal/gr – 5240 kal/gr atau rata-rata 4500 kal/gr.Hasil analisis petrografi menunjukkanbeberapa fakta berikut :• Jenis mikrolitotipe utama adalah vitritdengan maseral vitrinit > 80 %.• Pengukuran Reflektansi Vitrinit (VR)berkisar 0,21 % - 0,45 %,menunjukkan batubara dapat<strong>di</strong>kelompokkan kedalam lignit. Hasilpengukuran VR menunjukkan adanyakecenderungan peningkatan nilai VRpada lapisan yang lebih tua.• <strong>Batubara</strong> memperlihatkan teksturyang immature terlihat dari maseralvitrinit yang umumnya belumtergelifikasi dengan sempurna <strong>di</strong>sertaidengan keterdapatan struktur selmaterial organik pada hampir semuacontoDari kedua hasil analisis <strong>di</strong> atasberdasarkan klasifikasi tahapan coalificationdari ASTM (USA) dan DIN (Jerman)<strong>di</strong>simpulkan bahwa batubara <strong>di</strong> daerahpenyeli<strong>di</strong>kan dapat <strong>di</strong>masukkan dalamkategori lignit.Secara umum terutama bila <strong>di</strong>amati darinilai rank dan kandungan abu, kualitasbatubara <strong>di</strong> daerah <strong>Pagardewa</strong> lebih rendah<strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan dengan kualitas batubara <strong>di</strong>daerah lain pada Cekungan Sumatera Selatan,khususnya dengan batubara yang terletak lebihdekat ke pusat cekungan. Hal ini <strong>di</strong>perkirakanantara lain karena pada bagian pinggircekungan proses penurunan tidak sebesarbagian tengah. Akibatnya <strong>di</strong>samping endapanbatubara relatif lebih tipis, endapan se<strong>di</strong>menyang menutupi juga kurang tebal, sehinggaproses konsolidasi akibat pembebanan relatiflebih se<strong>di</strong>kit. Kandungan abu dan sisipanlempung yang relatif banyak <strong>di</strong>perkirakanakibat kuatnya pengaruh influx material klastikpada saat pengendapan batubara pada bagianpinggir cekungan.3.4. Sumberdaya <strong>Batubara</strong>Untuk menghitung jumlahsumberdaya batubara <strong>di</strong>pakai batasan sebagaiberikut : Ketebalan lapisan batubara minimal 1m, kedalaman hingga 100 m dan searah juruslapisan <strong>di</strong>hitung 1000 m dari data terluar.Sumberdaya batubara <strong>di</strong>peroleh dari perkalianantara luas daerah pengaruh, ketebalan rataratabatubara dan Berat Jenis batubara.Perhitungan sumberdaya batubara<strong>di</strong>tabulasikan pada tabel terlampir.Dari penghitungan <strong>di</strong>peroleh jumlahsumberdaya batubara <strong>di</strong> daerah ini adalah63.581.544 ton. Berdasarkan Standar NasionalIndonesia (SNI) dapat <strong>di</strong>klasifikasikan sebagaiSumberdaya Tereka3.5. Prospek dan Kendala PemanfaatanBila <strong>di</strong>tinjau dari segi kuantitas,kemiringan yang landai, penyebaran dan akseskesampaian daerah batubara <strong>di</strong> daerah initampaknya memiliki potensi yang cukupprospek untuk <strong>di</strong>kembangkan, namun darisegi kualitas khususnya nilai kalori,kandungan abu dan moisture, endapanbatubara <strong>di</strong> daerah <strong>Pagardewa</strong> untuk saat inibelum layak untuk <strong>di</strong>kembangkan lebih lanjut,mengingat kebutuhan dan pasar batubaradewasa ini masih dapat <strong>di</strong>penuhi oleh batubaradengan kualitas yang lebih baik. Sehinggauntuk sementara <strong>di</strong>simpulkan bahwa endapanbatubara <strong>di</strong> daerah ini dapat <strong>di</strong>golongkan kedalam sumberdaya batubara Indonesia masadepan.5. KESIMPULANKesimpulan yang dapat <strong>di</strong>ambil darikegiatan ini adalah sebagai berikut :1. <strong>Daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan secara geologitermasuk tepi Timur dari CekunganSumatera Selatan dan secarafisiografi terletak pada daerahdataran rendah Sumatera bagianTimur dengan elevasi beberapameter hingga sekitar 30 m <strong>di</strong> atasmuka laut.2. Formasi pembawa batubara adalahFormasi Muaraenim berumur Mio-Pliosen dan <strong>di</strong>endapkan padalingkungan rawa – delta.Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 7


3. Anggota M1, M2, M3 dan M4 dariFormasi Muaraenim tersingkaplengkap <strong>di</strong> daerah ini namun yangcukup prospek mengandung lapisanbatubara adalah M3, M2 dan M1.4. Anggota M3 mengandung dualapisan batubara yaitu LapisanBurung dan Lapisan Benuangdengan ketebalan masing-masingsekitar 1,70 m dan 1,69 m. AnggotaM2 mengandung dua lapisanbatubara yaitu Lapisan Suban danLapisan Mangus dengan ketebalanmasing-masing sekitar 2,15 m dan1,35 m. Anggota M1 mengandungsatu lapisan batubara yaitu LapisanMerapi dengan ketebalan 1,75 m.Anggota M4 mengandung lapisanlapisanbatubara tipis setebal sekitar0,15 m yang <strong>di</strong>tafsirkan sebagailapisan batubara gantung.5. Karakteristik batubara <strong>di</strong> daerah inisecara umum mencirikan batubaralignitik : berwarna hitam kecoklatan– coklat kehitaman, kusam, lunak,struktur kayu kadang masih tampakjelas, mengotori tangan, seringmengandung lapisan pengotorlempung atau lempung batubaraan.DAFTAR PUSTAKADe Coster, G.L., 1974, The Geology ofCentral Sumatra and South Sumatrabasins, Procee<strong>di</strong>ng IndonesianPetroleum Association, 4 th AnnualConvention.Koesoema<strong>di</strong>nata, R.P., and Hardjono, 1977,Kerangka Se<strong>di</strong>menter Endapan<strong>Batubara</strong> Tersier Indonesia, P.I.TIAGI ke VI.Mangga, S.A., dkk., 1993, Geologi LembarTulungselapan, Sumatera, PuslitbangGeologi Bandung.Shell Mijnbouw, 1978, Geological Map ofSouth Sumatra Coal Province, scale 1: 250.000.Tuijn, J., van, 1934, Geologische kaart vanSumatra, schaal 1 : 200.000, dalamMangga, S.A., 1993.6. Kualitas batubara <strong>di</strong>cerminkan olehkandungan abu 7,8 % - 27,1 % ataurata-rata 18,9 %, kadar belerang 0,5% - 2,77 % atau rata-rata 0,9 % dannilai kalori 3920 kal/gr – 5240 kal/gratau rata-rata 4500 kal/gr. Daripengujian kualitas <strong>di</strong>simpulkanbatubara tergolong dalam low rankcoal dan berdasarkan klasifikasiASTM <strong>di</strong>kelompokkan sebagailignit.7. <strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong> memiliki sumberdaya tereka sebesar 63.581.544 ton.Endapan batubara <strong>di</strong> daerah ini untuksementara <strong>di</strong>masukkan sebagaisumberdaya batubara Indonesia <strong>di</strong>masa depan.Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 8


103°00' BT104°00' BT105°00' BTPROPINSI JAMBI2°00' LSBayunglincirP. BANGKAMuntokSungsang3°00' LSSarulangunMuararupitBingintelukMuaralakitanSEKAYUBabatBetungPALEMBANGTerawasLUBUKLINGGAUTalangubiGelumbangKAYUAGUNGPRABUMULIHTulungselapan4°00' LSTebingtinggiLAHATPadangtepungMUARAENIMTanjungenimTanjunglubukPeninjauanCempaka<strong>Pagardewa</strong>B E N G K U L UPAGARALAMPengandonanBATURAJAL A M P U N GMartapuraGambar 1. Lokasi <strong>Daerah</strong> Penyeli<strong>di</strong>kan<strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong>Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 9


AM - 05010PD - 090,20 mPD - 060,35 m0,30 mPD - 011,0 m( BOR SHELL)0,35 m1,0 m201.0 m0,70 m0,40 m30Lapisan-lapisan Gantung400,40 m5060708090100 mPD - 12PD - 100,50 m0,40 m1,30 mLap. Burung1,70 m0,35 m2,30 m0,40 mPD - 13Lap. Mangus1,35 mLap. Suban2,15 mGambar 2.KORELASI LAPISAN BATUBARA DIDAERAH PAGARDEWAKolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 10


40'C.Sdekai natbiP.SisanSaS.r eip anj2k.t iagar..akubi.hS . GaopIj a hbe r e n a n gli10 3°0 0' BT104°00' BT105°00' BT2° 00' LS3° 00' LSPROVINSI JAMBI500.0009.613.136510.000 520.000 527.8459.613.140QsKAS . T g . Da l amS .Paya kemangS . B amu r u hS . Pa y ak e lu a ngKABayunglincirSungsangTalang TapusTanjung BunginTalang PerabungaMuaralakitanSEKAYUBabatBetungPALEMBANG9.61 0. 000QsS .S ib um bu ngS .CJ amb a np a n ja ngTalang JambanpanjangKAngS . P a wan d a hM4Talang MenyanT ul .S .P aK a y uy ab at uSM-39b un gaT ul .S ek oSSenQsas9.610.000PROVINSI SUMATERA SELATANTalangubiGelumbangLUBUKLINGGAUKAYUAGUNGPRABUMU LIHMUARAENIMPETA INDEKPD-14SM-11 SM-10PD-15M4Talang Pu lauUQsM3M3SM-37SM-38SM-35SM-34S. Kayus aS . B a b at a nS . R a w a n gr e n da hUmp. AsemjawaSNapuhd an gb es arSKALA 1 : 50.0002 3 0 1 4 5 Km0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 CmS . M ed an gKETERANGAN :Pulau Ger onggangS .B ab at anS.S. Ger ogKe lS .P ay ad ak eS . M e9.60 0. 000S .n gl uuwa nS . L ima sS.Tg . Kemil i ngBSM-40S. L e bu n a bu sukQsS .Tal ang bat i nSi ngj ungg ad.TanS . D at uko9.600.000QsQTkEndapan RawaFormasi KASAIL e b un gS . R a h m a nbus u kS . Ri m bS . P a y a c e p e re mPulau PelimbangPondok Muara PadangQsTmpmM4M3M2Formasi MUARA ENIMo r u n g kPD-09PD-08VS . K a n u n gm an gu p. GQsTalang KeramatM1Lapisan <strong>Batubara</strong>SM-23M3y aP ak eSM-15M3a no yPondok Muara DabukPD-15Lokasi Titik BorS . R i m bS .PD-07S . P e m a t ang B i n ja iS . T g. S a lPondok Muara PelimbanganAM-05Titik Bor SHELLS . Pay a p a komanS . Pa y a r imbo nl a ngS . T ao m e n g er a w a nS . Pa y ar i m b o ni r u1SDSM-05Lokasi Informasi <strong>Batubara</strong> / SumurBatas FormasiLap. BENUANGLap. BURUNGi r uS. To n gkan gS . PS .LubukpenyaSungaia d aj a ue m pPD-12PD-06PD-05b uB al oann gJala n9.59 0. 000M2S .S iS . Pema t ang k e ngangIVM3PD-03S .J eM3r a mbahS .Talang Rungguk9.590.000IIIKampungSumberdaya Lap. MerapiSumberdaya Lap. SubanLap. MANGUSLap. SUBANSM-41IIIPD-13IIK A Y U A G U N GSM-05PD-01PD-02BabukPD-04hta ma ngEmbacangBelianS .P a sSa ra mSaudQsIIIIVVSumberdaya Lap. MangusSumberdaya Lap. BurungSumberdaya Lap. BenuangLap. MERAPIAM1I PD-11SM-25M2SM-22SM-21PD-109.585.523 9.585.502S-04QsM3500.000 510.000 520.000 527.845PENAMPANG GEOLOGI A-B-CASKALA V 1 : 10.000BCH 1 : 50.0001000M3-100M2Fm. AIR BENAKAT (?)M1-200S. SijauS. PematangLap. MERAPIS. CempedakLap. MANGUSLap. SUBANS. KanungS. LebungbusukS. PayakedangFm. KASAILap. BENUANGM4 Lap. GANTUNGLap. BURUNGM3DEPARTEMEN E NERGI DAN SUMBER DA YA MINERALDIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERALDAFTAR ISIA N KEGIATAN SUPLEMEN ( DIK- S ) 2002PETA SEBARAN BATUBARADAERAH PAGARDEWA DAN SEKITARNYAPROVINSI SUMATERA SELATANGambar : 3Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 11


Tabel 1. STRATIGRAFI DAERAH PENYELIDIKANSATUAN/FORMASI –ANGGOTAALUVIUMUMURLITOLOGIKerikil, pasir dan lumpurLINGKUNGANPENGENDAPANDARATEND. RAWAHOLOSENPasir, lanau, lempungdan gambutRAWAMUARAENIMKASAIM4M3M2M1PLISTOSEN AKHIRMIOSEN AKHIR –PLIOSENTufa dan batupasirtufaan bersisipan batulanaukarbonan danbatupasir kelabuBatulempung tufaan,kelabu terang; batupasir,kelabu kehijauan-hijau;batupasir lempungan,kelabu, lapisan-lapisantipis batubara 0,15 m(lapisan gantung)Batulempung,kelabukecoklatan-kebiruan;Batupasir,kelabu kehijauan;setempatterdapatkantong-kantong gas;Batulanau,kelabu kehijauan.Mengandung 2lapisan batubara Burungdan Benuang, 2 lapisangantung <strong>di</strong>antara keduanya.Batulempung,coklatkelabu,kompak;Batupasirlempungan, hijau kecoklatan.Mengandung 2lapisan batubara Subandan Mangus. PadaMangus terdapat pencirisisipan lempung tufaanBatupasir,hijau,dominankuarsa;Batulanau,kelabu-kehijauan; Batulempung,hijau.Mengandung1 lap. batubara MerapiDARATRAWA-DELTAKolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 12


Tabel 2. Nilai Kisaran dan Rata-Rata KualitasConto <strong>Batubara</strong> <strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong>PARAMETER RATA-RATA KISARAN SATUANFM 56,2 49,7 – 67,7 %TM 60,3 54,4 – 70,5 %M 9,6 7,7 – 10,7 %VM 41,6 38,0 – 46,6 %FC 30,0 25,7 – 36,1 %ASH 18,9 7,8 – 27,1 %St 0,9 0,5 – 2,77 %SG 1,51 1,43 – 1,59 gr/cm 3CV 4500 3920 – 5240 kal/grHGI 55 46 - 64 -Tabel 3. Perban<strong>di</strong>ngan Kualitas Lapisan <strong>Batubara</strong> <strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong>KUALITAS RATA-RATAANGGOTA LAPISAN M%VM%FC%Ash%St%CVadbkal/grCVdafkal/grM3Benuang 9,9 45,1 34,4 10,6 0,98 5030 6320Burung 10,0 38,0 26,1 25,9 0,63 3920 5515M2Mangus 10,4 40,6 30,5 18.5 1,22 4310 6060Suban 10,2 40,1 26,5 23,2 1,54 4220 6370M1 Merapi 9,3 38,2 25,7 26,8 0,59 4105 6425KESELURUHAN 9,6 41,6 30,0 18,9 0,9 4500 6140Tabel 5. Penghitungan Sumberdaya <strong>Batubara</strong> <strong>Daerah</strong> <strong>Pagardewa</strong>ANGGOTALAPISAN PANJANG LEBAR TEBAL B.J SUMBERDAYAm m m ton/m3 tonM3Benuang 15.500 951 1.69 1,47 36.619.824Burung 5000 951 1,70 1,59 12.852.765M2Mangus 2000 951 1,35 1,54 3.954.258Suban 2000 951 2,15 1,54 6.297.522M1 Merapi 2000 711 1,75 1,55 3.857.175JUMLAH SUMBERDAYA TEREKA 63.581.544Kolokium Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya Mineral,, TA 2002 27 - 13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!