12.07.2015 Views

jurnal rekayasa sipil - zona rekayasa struktur - Universitas Brawijaya

jurnal rekayasa sipil - zona rekayasa struktur - Universitas Brawijaya

jurnal rekayasa sipil - zona rekayasa struktur - Universitas Brawijaya

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perpindahan (mm)GRAFIK UJI MONOTONIK DAN CYCLIC MODEL BRACING BAMBURENOVASI2520151050-10 -8 -6 -4 -2 0-52 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26-10-15Beban (KN)CYCLICMONOTONIKGambar 10. Grafik Hubungan Beban – Perpindahan uji geser cyclic modelbracing bambu renovasiBerdasarkan Tabel 2 s.d Tabel 5dan Gambar 5 s.d 10, menunjukkanbahwa bracing memberikan tambahankekakuan dan kekuatan dinding. Padamodel bracing baja, kekuatan dindingmeningkat 13,33 % dan perpindahanakibat pemasangan bracing pada modelbaja 93,34% lebih kecil daripada modelbaja tanpa bracing. Keberadaan bracingpada model bambu menambah kekuatandinding 29,73 % dan perpindahan modelbambu yang menggunakan bracingsebesar 32,23 % lebih kecil daripadamodel bambu tanpa bracing.Level tahanan beban gempa darimodel baja model bracing baja adalahtahap 4 (80% beban maksimum / 14,69KN) siklus ke-2 dan deformasi 10,163mm. Sedangkan pada model modelbracing baja renovasi adalah tahap 4(80% beban maksimum / 14,69 KN)siklus ke-1 dan deformasi 4,591 mm.Untuk model bambu, tahanan bebanmodel bracing bambu mencapai tahap 4(80% beban maksimum / 16 KN) sikluske-3 dan deformasi 8,999 mm. Padamodel bracing bambu renovasi hanyasebesar tahap 3 (60% beban maksimum /12 KN) siklus ke-5 dengan deformasi6,547 mm. Hal ini berarti model denganbracing yang dipasang pada fase praretak memberikan kapasitas tahananbeban gempa dan kapasitas deformasimempunyai level tahanan beban tahap 4(80% beban maksimum/16 KN) siklus ke-3 dan deformasi 8,999 mm. Hal inimenunjukkan bahwa pada fase pra retak,model bambu mempunyai tahanan bebanterhadap respon gempa yang lebih tinggidaripada model baja.Pada model dengan bracing yangdipasang dari awal pembuatan dinding,model yang memakai bracing bajamencapai level tahanan beban tahap 4(80% beban maksimum / 14,69 KN) sikluske-2 dan deformasi 10,163 mm sedangkandinding dengan bracing bambumempunyai level tahanan beban gempatahap 4 (80% beban maksimum / 16 KN)siklus ke-3 dan deformasi 8,999 mm. Halini menunjukkan bahwa pada fase praretak, model bambu mempunyai kapasitastahanan beban terhadap respon gempayang lebih tinggi daripada model baja.Pada model dengan bracing sebagairenovasi, dinding yang memakai bracingbaja mencapai level tahanan beban tahap 4(80% beban maksimum / 14,69 KN) sikluske-3 dan deformasi 8,999 mm sedangkandinding dengan bracing bambumempunyai level tahanan beban tahap 3(60% beban maksimum / 12 KN) sikluske-5 dengan deformasi 6,547 mm. Hal inimenunjukkan bahwa pada fase paskagempa, model bambu mempunyaikapasitas tahanan beban terhadap responJURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 – 2011 ISSN 1978 – 5658 8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!