Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 ... - Badan Litbangkes
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 ... - Badan Litbangkes
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 ... - Badan Litbangkes
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAKATA PENGANTARMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIASesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 <strong>Tahun</strong> 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satupelaku pembangunan kesehatan, <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> telahmenyusun Rencana Strategis (<strong>Renstra</strong>) <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong><strong>2010</strong>-2014.<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> merupakan dokumen perencanaanyang bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunankesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong> untuk kurun waktu tahun <strong>2010</strong>-2014, dengan penekanan padapencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal(SPM), dan Millenium Development Goals (MDG’s).Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunankesehatan makin bertambah berat, kompleks, dan bahkan terkadangtidak terduga. Oleh sebab itu pembangunan kesehatan dilaksanakandengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangatkemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktifmasyarakat.Melalui kesempatan ini saya mengajak kepada semua unsur<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> untuk saling bahu-membahu dalammenyelenggarakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> “MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DANBERKEADILAN”.i
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIIII.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional...................... 29III.2. Arah Kebijakan dan Strategi <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong>................................................................ 32A. Program Generik:A.1. Program Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ............... 44A.1.1. Pemberdayaan Masyarakat danPromosi <strong>Kesehatan</strong>.............................. 45A.1.2. Penanggulangan Krisis <strong>Kesehatan</strong>..... 45A.1.3. Pembinaan, Pengembangan,Pembiayaan dan JaminanPemeliharaan <strong>Kesehatan</strong>..................... 46A.1.4. Perumusan Peraturan Perundangundangandan PembinaanOrganisasi Tatalaksana....................... 47A.1.5. Pengelolaan Data dan Informasi<strong>Kesehatan</strong>............................................ 47A.1.6. Peningkatan Kerjasama Luar Negeri... 48A.1.7. Pengelolaan Komunikasi Publik.......... 48A.1.8. Perencanaan dan PenganggaranProgram Pembangunan <strong>Kesehatan</strong>..... 49A.1.9. Pembinaan AdministrasiKepegawaian........................................ 50iv
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.1.10. Pembinaan Pengelolaan AdministrasiKeuangan dan Perlengkapan............. 50A.1.11. Pengelolaan Urusan Tata Usaha,Keprotokolan, Rumah Tangga,Keuangan, dan Gaji............................. 51A.1.12. Peningkatan Penyelenggaraan<strong>Kesehatan</strong> Jemaah Haji....................... 51A.1.13. Peningkatan Manajemen KonsilKedokteran Indonesia ......................... 51A.1.14. Kajian Desentralisasi dan DaerahBermasalah <strong>Kesehatan</strong>....................... 52A.1.15. Pembinaan, Pengawasan danPenyidikan <strong>Kesehatan</strong>......................... 53A.1.16. Pertimbangan <strong>Kesehatan</strong> Nasional...... 53A.1.17. Peningkatan dan PengawasanRumah Sakit Indonesia........................ 53A.2. Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>................ 54A.2.1 Pengelolaan Sarana Prasarana danPeralatan <strong>Kesehatan</strong> ............................. 54v
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.3. Program Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitas Aparatur <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong>.......................................................... 55A.3.1. Pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen BinaUpaya <strong>Kesehatan</strong> dan Setjen................ 55A.3.2. Pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen BinaGizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anakdan Itjen.................................................. 56A.3.3. Pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen PP danPL dan Balitbangkes.............................. 57A.3.4. Pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen BinaKefarmasian dan Alkes dan <strong>Badan</strong>PPSDMK................................................. 57A.3.5. Investigasi Hasil Pengawasan............... 58A.3.6. Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnyapada Program PeningkatanPengawasan dan AkuntabilitasAparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.......... 58vi
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.4. Program Penelitian dan Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>...... 59A.4.1. Riset Operasional <strong>Kesehatan</strong> dan IlmuPengetahuan dan Teknologi Kedokteran(IPTEKDOK)....................................................... 59A.4.2. Penelitian dan Pengembangan Humaniora<strong>Kesehatan</strong> dan Pemberdayaan Masyarakat....... 60A.4.3. Penelitian dan Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>Masyarakat Intervensif……………….......…….... 60A.4.4. Penelitian dan Pengembangan Klinik Terapandan Epidemiologi Klinik..................................... 61A.4.5. Penelitian dan Pengembangan Biomedis danTeknologi Dasar <strong>Kesehatan</strong>……………….....… 61A.4.6. Dukungan Manajemen dan DukunganPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya padaProgram Penelitian dan Pengembangan<strong>Kesehatan</strong>......................................................... 62B. Program TeknisB.1. Program Bina Gizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu danAnak....................................................................... 63B.1.1. Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Ibudan Reproduksi ........................................ 63B.1.2. Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong>Anak……………........................................ 64vii
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.1.3. Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong>Komunitas dan Gender............................. 65B.1.4. Pembinaan Gizi Masyarakat..................... 66B.1.5. Pembinaan Keperawatan danKebidanan.................................................. 67B.1.6. Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya pada ProgramBina Gizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak.... 69B.2. Program Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong>.............. 69B.2.1. Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> Dasar......... 70B.2.2. Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> Rujukan..... 70B.2.3. Pembinaan dan Pengawasan Upaya<strong>Kesehatan</strong> Tradisional, Komplementer,dan Alternatif.............................................. 73B.2.4. Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> Kerja,Olahraga, dan Matra.................................. 74B.2.5. Pembinaan Standarisasi, Akreditasi,dan Peningkatan Mutu Pelayanan<strong>Kesehatan</strong>.................................................. 75B.2.6. Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Rujukan bagiMasyarakat Miskin (Jamkesmas)...............76B.2.7. Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Dasar bagiMasyarakat Miskin (Jamkesmas).............. 76viii
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.2.8. Bantuan Operasional <strong>Kesehatan</strong>(BOK)......................................................... 77B.2.9. Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya pada ProgramPembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> .................. 77B.3. Program Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan........................................ 78B.3.1. Pembinaan Imunisasi dan Karantina<strong>Kesehatan</strong>.................................................. 79B.3.2. Pengendalian Penyakit MenularLangsung................................................... 80B.3.3. Pengendalian Penyakit BersumberBinatang..................................................... 81B.3.4. Penyehatan Lingkungan.......................... ..82B.3.5. Pengendalian Penyakit TidakMenular...................................................... 83B.3.6. Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya pada ProgramPengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan............................................... 84B.4. Program Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong>............ 85B.4.1. Peningkatan Ketersediaan Obat Publikdan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong> ..................... 85ix
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.4.2. Peningkatan Produksi dan DistribusiAlat <strong>Kesehatan</strong> dan PKRT (Peralatan<strong>Kesehatan</strong> Rumah Tangga)...................... 86B.4.3. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian........ 86B.4.4. Peningkatan Produksi dan DistribusiKefarmasian............................................... 87B.4.5. Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnyapada Program Kefarmasian dan Alat<strong>Kesehatan</strong>.................................................. 87B.5. Program Pengembangan dan PemberdayaanSumber Daya Manusia <strong>Kesehatan</strong>....................... 88B.5.1. Perencanaan dan PendayagunaanSDM <strong>Kesehatan</strong>........................................ 88B.5.2. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur........... 89B.5.3. Pelaksanaan Pendidikan danPelatihan Tenaga <strong>Kesehatan</strong>.................... 89B.5.4. Sertifikasi, Standarisasi danPeningkatan Mutu SDM <strong>Kesehatan</strong>........... 90B.5.5. Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnyapada Program Pengembangan danPemberdayaan Sumber Daya Manusia<strong>Kesehatan</strong>...................................................90x
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB IV PENUTUP........................................................... 93LAMPIRAN :I. Matrik Kinerja <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>II. Matrik Pendanaan Kementeriaan <strong>Kesehatan</strong>III. Daftar SingkatanIV. Kontributorxi
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR HK.03.01/160/I/<strong>2010</strong>TENTANGRENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATANTAHUN <strong>2010</strong>-2014MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuanpembangunan Nasional dibidang kesehatan,sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional, perlu disusunRencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>;b. bahwa perkembangan kebijakan dalamupaya <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> untuk lebihmendekatkan pelayanannya kepadamasyarakat, maka diperlukan penyesuaianvisi, misi dan nilai-nilai yang perludiakomodir dalam Rencana Strategis<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong>-2014;c. bahwa rencana strategis sebagaimanadimaksudkan pada huruf a dan b telahdisusun sebagai satu dokumen perencanaanindikatif yang memuat program-programpembangunan kesehatan yang akandilaksanakan oleh <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.xii
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAMengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 <strong>Tahun</strong> 2004tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (Lembaran Negara <strong>Tahun</strong> 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4421);2. Undang-Undang Nomor 32 <strong>Tahun</strong> 2004tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara <strong>Tahun</strong> 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4437);3. Undang-Undang Nomor 33 <strong>Tahun</strong> 2004tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah (LembaranNegara <strong>Tahun</strong> 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4438);4. Undang-Undang Nomor 17 <strong>Tahun</strong>2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional <strong>Tahun</strong> 2005-2025;5. Undang-Undang Nomor 36 <strong>Tahun</strong> 2009tentang <strong>Kesehatan</strong> (Lembaran Negara<strong>Tahun</strong> 2009 Nomor 144, TambahanLembaran Negara Nomor 5063);6. Undang-Undang Nomor 44 <strong>Tahun</strong> 2009tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara<strong>Tahun</strong> 2009 Nomor 153, TambahanLembaran Negara Nomor 5072);7. Peraturan Presiden Nomor 47 <strong>Tahun</strong> 2009tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SusunanOrganisasi, dan Tata Kerja <strong>Kementerian</strong>Negara Republik Indonesia;xiii
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA8. Peraturan Presiden Nomor 5 <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014;9. Peraturan Menteri <strong>Kesehatan</strong> Nomor1575/Menkes/Per/XI/2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Departemen<strong>Kesehatan</strong> sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Menteri<strong>Kesehatan</strong> Nomor 439/MENKES/PER/XI/2009;10. Keputusan Menteri <strong>Kesehatan</strong> Nomor374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem<strong>Kesehatan</strong> Nasional.M E M U T U S K A N :Menetapkan :Kesatu : Keputusan Menteri <strong>Kesehatan</strong> tentangRencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong><strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014.Kedua : Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong><strong>2010</strong>-2014 sebagaimana terlampir dalamKeputusan ini.Ketiga : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalamDiktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> dalam penyelenggaraanprogram pembangunan kesehatan.xiv
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAKeempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.Ditetapkan di JakartaPada tanggal 28 Januari <strong>2010</strong>Menteri <strong>Kesehatan</strong>Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PHxv
I.1. LATAR BELAKANGKEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB IPENDAHULUANLampiranKeputusan Menteri <strong>Kesehatan</strong>Nomor : HK.03.01/160/I/<strong>2010</strong>Tanggal : 28 Januari <strong>2010</strong>TanggalPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agarpeningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginyadapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan denganberdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatiankhusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia(lansia), dan keluarga miskin.Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upayakesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusiakesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5)Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat.Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamikakependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi danlingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sertaglobalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dankerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatanperilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiapkebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.Sesuai dengan UU Nomor 17 <strong>Tahun</strong> 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMNTahap II ialah perlunya memantapkan penataan kembali NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI), meningkatkan kualitas Sumber1 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIADaya Manusia (SDM), membangun kemampuan IPTEK sertamemperkuat daya saing perekonomian.Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang<strong>Kesehatan</strong> (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–2 (<strong>2010</strong>–2014),kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkankesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknyaberbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, sepertimeningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembangoptimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah danlaju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antarindividu, antar kelompok masyarakat, dan antar daerah.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) <strong>Tahun</strong><strong>2010</strong>–2014, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5 <strong>Tahun</strong><strong>2010</strong>. Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dariPembangunan Nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam BidangPembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 <strong>Tahun</strong> 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satupelaku pembangunan kesehatan, <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> telahmenyusun Rencana Strategis (<strong>Renstra</strong>) <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong><strong>2010</strong>-2014.<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> merupakan dokumen perencanaanyang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunankesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong> maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untukkurun waktu tahun <strong>2010</strong>-2014. Lima pendekatan perencanaan yangdipergunakan dalam penyusunan <strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>2 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAUntuk penyakit tidak menular, berdasarkan hasil Riset <strong>Kesehatan</strong> Dasar(Riskesdas) 2007 menunjukkan peningkatan kasus dan penyebabkematian, terutama pada kasus kardiovaskular (hipertensi), diabetesmellitus, dan obesitas.Beberapa hasil yang telah dicapai oleh program perbaikan gizi masyarakatantara lain pemberian kapsul vitamin A pada anak balita usia 6 - 59 bulansebesar 85% melampaui target 80%, dan pemberian tablet besi (Fe) pada ibuhamil sebesar 75% dari target 80%; namun pemberian ASI eksklusif pada bayiusia 0-6 bulan mengalami penurunan, dari 39,4% pada tahun 2003 menjadi 32%pada tahun 2007 dari target 80% (2009). Hasil Riskesdas menunjukkanterjadinya perbaikan status gizi anak balita, prevalensi kekurangan gizi padaanak balita sebesar 18,4% yang terdiri dari gizi kurang 13% dan gizi buruk 5,4%.Keadaan gizi pada ibu hamil, bayi dan anak balita perlu terus ditingkatkankarena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)sebesar 11,5%, dan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunting)akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama (kronis) yaitu 36,8% (Riskesdas2007). Disparitas status gizi juga cukup lebar antar wilayah dan antar tingkatsosial ekonomi. Kedepan perbaikan gizi perlu difokuskan pada kelompoksasaran ibu hamil dan anak sampai usia 2 tahun mengingat dampaknyaterhadap tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas generasiyang akan datang (Bank Dunia, 2006).Penelitian dan pengembangan kesehatan terus berkembang, ditandaidengan Riskesdas 2007 yang merupakan upaya baru dalam mengisikekosongan data dasar yang selama ini terjadi. Informasi berkaitandengan kinerja pembangunan kesehatan dalam Riskesdas menjadiacuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan lebih lanjut.Namun di sisi lain, belum banyak hasil penelitian yang dimanfaatkanuntuk penyusunan kebijakan atau menghasilkan teknologi yangmembangun kesehatan atau menghasilkan paten. Hasil penelitian yangbermanfaat tahun 2007 sebanyak 102 dokumen menurun menjadi 376 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAadalah: (1) pendekatan politik, (2) pendekatan teknokratik, (3)pendekatan partisipatif, (4) pendekatan atas-bawah (top-down), dan (5)pendekatan bawah-atas (bottom-up).<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014 ini didasarkan padaperubahan struktur organisasi <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> yangmemberikan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional,Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang <strong>Kesehatan</strong> di Kabupaten/Kota,dan Millenium Development Goals (MDG’s).I.2. KONDISI UMUMGambaran kondisi umum pembangunan kesehatan didapatkan dari hasilevaluasi <strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> 2005-2009.Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan menurun dari 307 per 100.000kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiranhidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Prevalensi gizi kurang pada balita,menurun dari 25,8% pada akhir tahun 2003 menjadi sebesar 18,4% padatahun 2007 (Riskesdas, 2007). Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 34 per 1.000kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan denganpenurunan Angka Kematian Bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkatdari 66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007.Upaya kesehatan masyarakat mengalami peningkatan capaian, seperticakupan rawat jalan sudah mencapai 15,26% pada tahun 2008. Cakupanpersalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari 77,23%pada tahun 2007 menjadi 80,36% pada tahun 2008. Begitu juga cakupanpelayanan antenatal (K4) meningkat dari 79,65% pada tahun 2007menjadi sebesar 86,04% pada tahun 2008, cakupan kunjungan neonatusmeningkat dari 78% menjadi 87% pada tahun 2008. Pelayanan3 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAkesehatan dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Puskesmasmencapai target, yaitu sebesar 100% dan jumlah Poskesdes melebihitarget (36.000 desa), yaitu mencapai 47.111 desa; namun perhatian perludiberikan pada cakupan kunjungan bayi yang mengalami penurunan,jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan PONED belum sesuai target4 Puskesmas tiap kabupaten/kota dan perlu peningkatan upayamobilisasi ibu hamil untuk bersalin, dan upaya peningkatan kualitasPosyandu menjadi Posyandu Mandiri perlu lebih digiatkan.Upaya kesehatan perorangan mengalami peningkatan dan beberapatelah mencapai target, bahkan melebihi target, seperti peningkatanjumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan gawat daruratmeningkat dan mencapai target (90%) dari 1137 rumah sakit (88%) padatahun 2007 menjadi 1163 rumah sakit (90%) pada tahun 2008. Jumlahrumah sakit yang melaksanakan PONEK meningkat dari 183 rumah sakit(42%) pada tahun 2007 menjadi 265 rumah sakit (60%) pada tahun 2008.Jumlah rumah sakit yang terakreditasi meningkat dari 702 rumah sakit(54,33%) menjadi 760 rumah sakit (58,8%) pada tahun 2008.Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di rumahsakit sebesar 100%. Penguatan utilisasi rumah sakit meningkat cepatdari 15,1% (1996) menjadi 33,7% (2006), begitu juga dengan contact rate(penduduk yang sakit yang berkunjung ke fasilitas kesehatan) meningkatdari 34,4% pada tahun 2005 menjadi 41,8% pada tahun 2007; namunmasih banyak penduduk yang mencari pengobatan sendiri (45%) dantidak berobat sama sekali (13,3%) serta perlu peningkatan jumlah rumahsakit secara rasional sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk.Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular jugamengalami peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menularmasih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjolterutama TB, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare. Cakupan nasionalprogram imunisasi berdasarkan laporan rutin dari daerah secara umum4 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAmenunjukkan peningkatan. Cakupan nasional tahun 2008 adalah BCG :93,4%, DPT-HB3 : 91,6%, HB (0 -
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAdokumen dari target 82 dokumen tahun 2008. Rekomendasi kebijakan(policy paper) pada tahun 2007 meningkat menjadi 11 dokumen daritarget 7 dokumen pada tahun 2008. Fakta ketersediaan SDM <strong>Litbangkes</strong>yang mengikuti diklat fungsional menurun jumlahnya, dari 54 orang padatahun 2007 menjadi 24 orang dari target 50 orang pada tahun 2008.Jumlah SDM yang melaksanakan dan mendukung penelitian danpengembangan kesehatan (litbangkes) melalui kegiatan pelatihan,seminar, dan mengikuti pertemuan ilmiah mengalami peningkatansebanyak 500 orang pada tahun 2007 menjadi sebanyak 850 orang padatahun 2008. Ketersediaan sarana dan prasarana Unit Pelaksana Teknis(UPT) <strong>Litbangkes</strong> yang terakreditasi pada tahun 2007 sebanyak 16 unityang sesuai dengan target pada tahun 2008. Jejaring Forum <strong>Litbangkes</strong>tidak berubah jumlahnya yaitu sebanyak 16 dokumen pada tahun 2007dan sebanyak 16 dokumen pada tahun 2008 dari target sebanyak 14dokumen tahun 2008.Pengganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan padaupaya promotif dan preventif dengan tetap memperhatikan besaransatuan anggaran kuratif yang relatif lebih besar. Dana bantuan untukdaerah sebaiknya juga mulai direncanakan secara proporsional sesuaidengan kemampuan fiskal daerah dan besaran masalah masing-masingdaerah. Berdasarkan indeks pembangunan kesehatan masyarakatterdapat daerah dengan masalah kesehatan sangat besar, memerlukandukungan sumber daya yang lebih besar dari daerah lainnya.Sistem informasi menjadi lemah setelah desentralisasi, data daninformasi untuk evidence planning tidak tersedia tepat waktu. SistemInformasi <strong>Kesehatan</strong> (Siknas) online yang berbasis fasilitas sudahterintegrasi, tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi sepertiketersediaan jaringan, input dari entry point di daerah dan fasilitaskesehatan serta pemanfaatan informasi. Dalam kaitannya denganpembiayaan kesehatan untuk daerah sejak 4 tahun terakhir, pembiayaanke daerah sudah mengalami peningkatan hingga lebih dari 80% (2007).7 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAUntuk Program Sumber Daya Manusia <strong>Kesehatan</strong>, rasio tenagakesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target. Sampaidengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan masih belum mencapaitarget per 100.000 penduduk sesuai tahun 2008, seperti untuk dokterspesialis 7,73 per 100.000 penduduk (target 9 per 100.000 penduduk),dokter umum sebesar 26,3 per 100.000 penduduk (target 30 per 100.000penduduk), dokter gigi sebesar 7,7 per 100.000 penduduk (target 11 per100.000 penduduk), perawat sebesar 157,75 per 100.000 penduduksudah mendekati target 158 per 100.000 penduduk, dan bidan sebesar43,75 per 100.000 penduduk jauh dari target 75 per 100.000 penduduk.Masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan, seperti dokter umum padatahun 2007-<strong>2010</strong> sebanyak 26.218 orang, dokter spesialis sebanyak8.860 orang, dokter gigi sebanyak 14.665 orang, perawat sebanyak63.912 orang, bidan sebanyak 97.802 orang, apoteker sebanyak 11.027orang, kesehatan masyarakat sebanyak 9.136 orang, sanitariansebanyak 13.455 orang, tenaga gizi sebanyak 27.127 orang, terapi fisiksebanyak 4.148 orang, dan teknis medis sebanyak 3.838 orang.Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil,tertinggal dan perbatasan tahun demi tahun diupayakan untukditingkatkan.Dalam pembangunan kesehatan, SDM <strong>Kesehatan</strong> merupakan salah satuisu utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait denganjumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan pembagiankewenangan dalam pengaturan SDM <strong>Kesehatan</strong> (PP No. 38 tahun 2000dan PP No. 41 tahun 2000). Oleh karena itu, diperlukan penangananlebih seksama yang didukung dengan regulasi yang memadai danpengaturan insentif, reward-punishment, dan sistim pengembangankarier. Kompetensi tenaga kesehatan belum terstandarisasi dengan baik.Hal ini disebabkan karena saat ini baru ada satu standar kompetensiuntuk dokter umum dan dokter gigi serta job deskripsi tenaga kesehatan8 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAlainnya belum jelas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenagakesehatan di Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi diIndonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan Undang-UndangSisdiknas No.20 tahun 2003 dan Undang-Undang Dosen No. 14 <strong>Tahun</strong>2005. Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah masih rendah karenaketerbatasan formasi dan dana.Untuk Program Obat dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong>, ketersediaan obatesensial generik di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 69,74%dari target 95%, anggaran untuk obat esensial generik di sektor publiksebesar 14,47% dengan target setara dengan $ 2 US perkapita.Peresepan Obat Generik Berlogo (OGB) di Puskesmas sudah sebesar90%, namun di RSU sebesar 66% dan di RS swasta dan apotek sebesar49%. Perhatian perlu diberikan pada ketersediaan bahan baku yangdidominasi dari impor yang mencapai 85% dari kebutuhan, selain itupengadaan obat sering terkendala DIPA dan sistem pengadaan yangberpotensi menimbulkan terputusnya ketersediaan obat dan vaksin.Walaupun ketersediaan OGB tinggi, harga murah tetapi aksesmasyarakat terhambat karena adanya asymmetric information danpraktek pemasaran yang kurang baik, dan sekitar 30% obat resep dijuallangsung oleh dokter, bidan atau perawat.Indonesia memiliki sumber hayati tanaman obat yang cukup beragamdan mempunyai efek pengobatan, diantaranya telah digunakan sebagaibahan baku industri. Obat-obatan tradisional secara luas digunakanterutama di daerah perdesaan dan mulai berkembang pada masyarakatdi perkotaan. Dalam beberapa dekade terakhir obat tradisional produksirumah tangga berkembang menjadi industri dengan lebih dari 900industri kecil dan 130 industri menengah, 69 diantaranya telah mendapatsertifikat Good Traditional Medicine Manufacturing Practice (GTMMP).Sementara itu, perkembangan di tingkat global, seperti AFTA <strong>2010</strong> &Asean Charter 2008 menciptakan pasar tunggal ASEAN, bebas dan9 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAtanpa tarif menimbulkan implikasi berupa harga obat turun danpersaingan makin kuat; untuk itu perlu dilakukan pengawasan danmemperkuat regulasi, standarisasi perlu segera disusun, selain itu perludilakukan pengukuran dampak terhadap kesehatan masyarakat danindustri farmasi.Jamu yang merupakan pengobatan tradisional, namunpengembangannya agak terlambat sehingga perlu dikembangkanpenggunaannya dan dijamin keamanannya karena sudah diterima olehmasyarakat dan telah digunakan luas di masyarakat.Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan lebihdifokuskan, utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensipenyelenggaraan pembangunan kesehatan melalui penguatan manajerialdan sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran.Capaian program yang menggembirakan diantaranya penduduk miskinyang menjadi peserta jaminan kesehatan dan terlayani sudah 100%,tertanggulanginya masalah kesehatan akibat bencana secara cepat,serta penyampaian pesan kesehatan dan citra positif <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong> sudah dilakukan secara efektif, utamanya melalui mediamassa, baik cetak maupun elektronik, namun perlu penguatan untukadvokasi.Kebijakan di bidang kesehatan telah banyak disusun, baik pada tingkatanstrategis, manajerial maupun teknis seperti Undang-undang Nomor 36<strong>Tahun</strong> 2009 tentang <strong>Kesehatan</strong> yang merupakan penyesuaian (revisi)dari Undang-Undang Nomor 23 <strong>Tahun</strong> 1992; Undang-Undang Nomor 29<strong>Tahun</strong> 2004 tentang Praktik Kedokteran; dan Undang-Undang Nomor 44<strong>Tahun</strong> 2009 tentang Rumah Sakit. Berbagai kebijakan dalam tingkatanmanajerial juga tersedia, seperti Sistem <strong>Kesehatan</strong> Nasional (SKN),Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang <strong>Kesehatan</strong> (RPJPK)<strong>Tahun</strong> 2005-2025, Rencana Strategis (<strong>Renstra</strong>) Departemen <strong>Kesehatan</strong>10 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA2005-2009, dan telah ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM)bidang kesehatan. Kebijakan teknis sebagian besar sudah tersedia.Namun dirasakan hubungan antar sekuen perencanaan belum berjalanbaik, antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) dengan <strong>Renstra</strong>, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) denganRencana Kerja (Renja) K/L dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)K/L, dan juga antara dokumen kebijakan dengan dokumenperencanaan dan anggaran yang masih harus disinkronkan. Pada masayang akan datang berbagai panduan ini perlu disempurnakan sepertisistem penganggaran yang berbasis kinerja untuk selanjutnyadilengkapi dengan panduan tentang Kewenangan Wajib sertaimplementasi SPM dalam rangka desentralisasi. Sementara itu hukumkesehatan perlu ditata secara sistematis, serta banyak peraturan yangmasih harus dilengkapi. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakatakan kualitas pelayanan kesehatan, maka masyarakat dan tenagakesehatan sebagai pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan perludilindungi.Pembangunan kesehatan perlu memberikan penekanan padapeningkatan kesetaraan gender (gender equity) dalam rangkamemberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh akses,partisipasi, manfaat, dan kontrol antara laki-laki dan perempuan dalammendapatkan pelayanan kesehatan dan perannya dalam pembangunankesehatan. Diharapkan pada akhir pembangunan 5 tahun ke depan(2014), terjadi peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG).Program Pendidikan Kedinasan sejalan dengan upaya percepatanpeningkatan pelayanan medik spesialistik secara nasional, maka padatahun 2008 telah diselenggarakan sebanyak 700 orang tugas belajarProgram Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PPDSBK)dan tahun 2009 menjadi 1.740 tugas belajar PPDSBK.11 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAProgram Pengelolaan SDM Aparatur untuk pemenuhan formasi CPNSsudah melampaui target sebesar 98% dan mengalami peningkatan, yaitusebesar 98,07% pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 menjadi sebesar99,96% dan realisasi pemenuhan kebutuhan Pegawai Tidak Tetap (PTT)pada tahun 2007 sebesar 68,94% meningkat menjadi sebesar 69,06%pada tahun 2008 yang hampir memenuhi target sebesar 70%. Namunmasih terdapat kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah yangkurang diminati sehingga memerlukan pengangkatan oleh Pemerintah.Cakupan data base PNS Pusat melalui Sistem Informasi ManajemenKepegawaian (SIMKA) belum memenuhi target sebesar 100% namunmengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 91,33% menjadisebesar 95,34% pada tahun 2008. Pemberian sanksi terhadap PNS<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> juga telah dilakukan, dalam 2 tahun terakhir(2006 dan 2007) telah diberhentikan dengan tidak hormat sebanyak 133orang, diberhentikan dengan hak pensiun sebanyak 4 orang, penurunanpangkat 2 orang dan pembebasan dari jabatan 1 orang.Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas serta ProgramPenyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan perluditingkatkan agar pengelolaan program <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> dapatterselenggara secara efektif, efisien, dan akuntabel. Meneruskan hasilpengawasan yang tidak ditindaklanjuti sesuai peraturan perundangundanganyang berlaku dan melakukan kerjasama dengan aparatpengawasan intern pemerintah lainnya untuk pelaksanaan tindak lanjuthasil pengawasan.Keberhasilan pengawasan penganggaran telah mencapai predikat WajarDengan Pengecualian (WDP), diharapkan ke depan akan meningkatkualitasnya menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).Keberhasilan melaksanakan pembangunan kesehatan juga dapatdigambarkan dengan capaian indikator program-program.12 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAProgram Promosi <strong>Kesehatan</strong> dan Pemberdayaan Masyarakat mengalamipeningkatan capaian, seperti rumah tangga dengan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) meningkat dari 27% pada tahun 2005 menjadi48,66% pada tahun 2008. Indikator lainnya seperti Desa Siaga sampaidengan tahun 2009 sudah lebih dari separuhnya tercapai (47.111 desadari 70.000 desa); namun kita perlu memberi perhatian pada perilakumerokok yang semakin memburuk dengan makin mudanya usia awalperokok, selain itu ada pemberian ASI eksklusif yang menurun, yangdisebabkan baik oleh perilaku maupun besarnya pengaruh dari luar,seperti pemberian susu formula gratis pada saat ibu melahirkan.Untuk Program Lingkungan Sehat, akses masyarakat terhadap air bersihdan sanitasi telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan padapersentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatandari 70,9% menjadi 73,23% belum mencapai target sebesar 75% padatahun 2009, persentase keluarga menggunakan air bersih meningkat dari58,3% menjadi 60,33% dari target 85% pada tahun 2009, danpeningkatan persentase Tempat Tempat Umum (TTU) sehat 78%menjadi 78,5% namun belum mencapai target 80% pada tahun 2009;selain itu kita juga perlu memberikan perhatian pada terjadinyapeningkatan rumah tangga yang tidak memiliki saluran pembuangan airlimbah, dan masih ada rumah tangga yang memelihara unggas atauternak dalam rumah.Keberhasilan pembangunan kesehatan sudah dapat ditunjukkan dengantercapainya indikator sasaran; namun saat ini merupakan kesempatanyang baik untuk lebih memberikan penajaman dan kesinambunganprogram-program yang dilaksanakan untuk periode berikutnya.Pembangunan kesehatan dengan fokus wilayah diharapkan memperolehperhatian, terdapat daerah-daerah dengan capaian derajat kesehatanyang sangat rendah, dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)13 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAsangat rendah atau terendah diantara daerah lainnya. Daerah seperti inimemerlukan pendekatan penanggulangan yang sesuai.I.3. POTENSI DAN PERMASALAHANAngka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan namun angkatersebut masih jauh dari target MDG’s tahun 2015 (102/100.000 KH),diperlukan upaya yang luar biasa untuk pencapaian target. Demikianhalnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB), masih jauh dari targetMDG’s (23/1.000 KH) kalau dilihat dari potensi untuk menurunkan AKBmaka masih on track walaupun diperlukan sumber daya manusia yangkompeten.Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudahmeningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah Puskesmas,dibentuknya Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes) di tiap desa, dandijaminnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin diPuskesmas dan rumah sakit oleh Pemerintah. Namun akses terhadappelayanan kesehatan belum merata di seluruh wilayah Indonesia, masihterbatasnya sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan diDaerah Tertinggal Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Bagimasyarakat di DTPK, keterbatasan akses juga disebabkan karenakondisi geografis yang sulit dan masih terbatasnya transportasi daninfrastruktur.Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakitmeningkat, salah satu faktor pendorongnya adalah adanya jaminanpembiayaan kesehatan di rumah sakit bagi masyarakat miskin. Untukmeningkatkan akses tersebut, pemerintah memiliki keterbatasan padajumlah Bed Occupation Rate (BOR) kelas III yang dikhususkan bagimasyarakat tak mampu. Selain itu sistem rujukan belum berjalan denganbaik sehingga pelayanan kesehatan tidak efisien. Kebijakan serta14 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIApembinaan dan pengawasan belum mencakup klinik dan rumah sakitswasta, serta dirasakan belum terkoordinasinya pelayanan kesehatansecara kewilayahan.Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularaninfeksi penyakit menular utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC, dan Malaria)masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol danperlu upaya keras untuk dapat mencapai target MDG’s. Selain itu,terdapat beberapa penyakit seperti penyakit Filariasis, Kusta, Frambusiacenderung meningkat kembali. Demikian pula penyakit Pes masihterdapat di berbagai daerah.Disamping itu, terjadi peningkatan penyakit tidak menular yangberkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian, utamanya padapenduduk perkotaan. Target cakupan imunisasi belum tercapai, perlupeningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratifdan rehabilitatif.Akibat dari cakupan Universal Child Imunization (UCI) yang belumtercapai akan berpotensi timbulnya kasus-kasus Penyakit yang DapatDicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di beberapa daerah risiko tinggi yangselanjutnya dapat mengakibatkan munculnya wabah. Untuk menekanangka kesakitan dan kematian akibat PD3I perlu upaya imunisasi dengancakupan yang tinggi dan merata.Untuk anggaran pembiayaan kesehatan, permasalahannya lebih padaalokasi yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnyaanggaran untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untukPuskesmas. Terhambatnya realisasi anggaran juga terjadi karena prosesanggaran yang terlambat.15 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAAkibat dari pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratifdibandingkan pada promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaranpembiayaan yang tidak efektif dan efisien, sehingga berpotensimenimbulkan permasalahan pada kecukupan dan optimalisasipemanfaatan pembiayaan kesehatan. Tingginya presentase masyarakatyang belum terlindungi oleh jaminan kesehatan mengakibatkanrendahnya akses masyarakat dan risiko pembiayaan kesehatan yangberakibat pada timbulnya kemiskinan.Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun kebutuhandan pemerataan distribusinya belum terpenuhi, utamanya di DTPK.Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah, pengembangan karierbelum berjalan, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimanamestinya.Masalah kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dandistribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya aksesmasyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di samping itujuga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasienuntuk kasus tertentu.Pemerintah telah berusaha untuk menurunkan harga obat namun masihbanyak kendala yang dihadapi, salah satunya dalam hal produksi obat.Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor yang menyebabkanharga obat masih sulit dijangkau masyarakat. Belum banyak penelitiandilakukan untuk mengeksplorasi kekayaan hayati Indonesia untuk diolahmenjadi bahan baku obat. Obat herbal juga belum banyakdikembangkan. Tingginya persentase bahan baku obat yang diimpormencapai 85% mengakibatkan tingginya harga obat sehingga akanmenurunkan akses masyarakat terhadap keterjangkauan obat yangdiperlukan.16 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIACara penyelenggaraan pembangunan kesehatan mengacu pada SKN,tetapi pelaksanaannya belum optimal, belum terintegrasi dengan sistemlainnya. Perencanaan pembangunan kesehatan antara pusat dan daerahbelum sinkron dan dirasakan masih perlu peningkatan koordinasi pusatdaerah di tingkat pimpinan.Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah diterapkan kebijakandesentralisasi. Keterbatasan data menjadi kendala dalam pemetaanmasalah dan penyusunan kebijakan. Pemanfaatan data belum optimaldan surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh danberkesinambungan. Proses desentralisasi yang belum optimal berpotensimenimbulkan masalah pada buruknya pelayanan kesehatan yangdiberikan bagi masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain munculpada pembagian peran pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kotatermasuk di dalamnya adalah masalah pembiayaan khususnya untukkegiatan dan biaya operasional, munculnya permasalahan padaharmonisasi kebijakan, masalah pada pelaksanaan kebijakan termasuksinkronisasi dinas kesehatan dan manajemen Rumah Sakit, sertakomitmen pemerintah daerah untuk biaya operasional dalampenyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar yang masih minim.Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunankesehatan, promosi kesehatan belum banyak merubah perilakumasyarakat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Pemanfaatan dan kualitas Upaya <strong>Kesehatan</strong> Bersumberdaya Masyarakat(UKBM), seperti Posyandu dan Poskesdes masih rendah. Upayakesehatan juga belum sepenuhnya mendorong peningkatan atauperubahan pada perilaku hidup bersih dan sehat, yang mengakibatkantingginya angka kesakitan yang diderita oleh masyarakat.17 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAI.4. LINGKUNGAN STRATEGISKeberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukanoleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pulaoleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunanlainnya. Untuk optimalisasi hasil kerja serta kontribusi positif tersebut,“wawasan kesehatan” perlu dijadikan sebagai asas pokok programpembangunan nasional, dalam pelaksanaannya seluruh unsur atausubsistem dari SKN berperan sebagai penggerak utama pembangunannasional berwawasan kesehatan yang diejawantahkan dalam bentukprogram-program dalam RPJMN dan <strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidakhanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan jugatanggung jawab dari berbagai sektor terkait lainnya; disamping tanggungjawab individu dan keluarga. Dalam penyelenggaraan pembangunannasional, SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistemnasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan Nasional, SistemPerekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional, SistemPertahanan dan Keamanan Nasional, Sistem Ketenaga-kerjaan danTransmigrasi, serta sistem-sistem Nasional lainnya.Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam pembangunankesehatan, diperlukan pemikiran tidak konvensional mengenai kebijakanprogram kesehatan masyarakat dan sektor kesehatan pada umumnyauntuk mencakup determinan kesehatan lainnya, terutama yang beradadiluar domain sektor kesehatan. Reformasi kesehatan masyarakat yangmeliputi reformasi kebijakan SDM kesehatan, reformasi kebijakanpembiayaan kesehatan, reformasi kebijakan pelayanan kesehatan, danreformasi untuk kebijakan yang terkait dengan terselenggaranya GoodGovernance sudah harus dilakukan.18 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIADibutuhkan pula perhatian pada akar masalah yang ada, diantaranyafaktor sosial ekonomi yang menentukan situasi dimana masyarakattumbuh, belajar, hidup, bekerja dan terpapar, serta rentan terhadappenyakit dan komplikasinya dalam rangka meningkatkan derajatkesehatan masyarakat dan mencapai target Nasional (RPJPN, RPJMN,dan RPJPK), target regional, dan target global (MDG’s 2015).Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan berlaku secarauniversal. Tingkat kematian dan tingkat kesakitan secara konsistendidapatkan lebih tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah.Perlu upaya sungguh-sungguh dalam rangka mengurangi disparitasmasyarakat terhadap akses pendidikan, pekerjaan, partisipasi sosial, danpelayanan publik.Pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat berdaya untukikut aktif memelihara kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktiftidak menunggu sampai jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telahkehilangan nilai produktif. Upaya promotif dan preventif perlu ditingkatkanuntuk mengendalikan angka kesakitan yang muncul dan mencegahhilangnya produktivitas serta menjadikan sehat sebagai fungsi produksiyang dapat memberi nilai tambah.Perlu juga diperhatikan adanya perkembangan lingkungan strategis(linstra), baik dalam lingkup internasional, nasional, dan lokal yang akanmempengaruhi penyelenggaraan pembangunan kesehatan.Isu Strategis Internasional antara lain globalisasi seperti implementasiWTO, APEC, dan AFTA dengan segala risiko deregulasi dan perijinanyang harus diantisipasi, pemanasan global, biosecurity, bioterrorism,penggunaan teknologi high cost, Global Epidemic Diseases, GlobalStrategy on Diet, Physical Activity and Health, Millenium DevelopmentGoals (MDG’s), krisis ekonomi global, krisis bahan bakar dan pangan,19 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAKomitmen ASEAN dan internasional lainnya, Komitmen Bilateral dengannegara perbatasan, terbukanya peluang lapangan kerja kesehatansecara global, serta masuknya investasi dan tenaga kerja/profesikesehatan dari negara lain. Harmonisasi regulasi dan implementasi AFTAdan kesepakatan global, termasuk tenaga kesehatan.Isu Strategis Nasional antara lain desentralisasi (penyerahankewenangan pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah),penyakit new emerging disease, reformasi dan demokratisasi, dinamikapolitik nasional, krisis ekonomi dan keterbatasan dana Pemerintah,pengurangan anggaran pusat, peningkatan anggaran daerah, deregulasidiberbagai perijinan dan bidang pembangunan, pengurangan peranPemerintah, privatisasi dan outsourcing, pemberdayaan masyarakat, IPMdan kualitas SDM rendah, kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup,serta kemiskinan dan pengangguran. Isu lokal diantaranya disparitasstatus kesehatan dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Beberapa<strong>Kementerian</strong> dan Lembaga memberikan perhatian khusus kepadadaerah tertentu yang tertinggal dibandingkan daerah lainnya, denganprogram dan strategi khusus agar daerah-daerah tersebut mampumengejar ketinggalannya dan sejajar dengan daerah lainnya;mensinergikan pembangunan kesehatan dalam upaya-upaya itu dinilailebih berhasil guna dan berdaya guna.Pembangunan kesehatan yang dicanangkan pada periode pemerintahanKabinet Indonesia Bersatu II telah memperhatikan berbagai masukan daripemangku kepentingan (stakeholders) sebagaimana telah didiskusikandalam National Summit pada tanggal 30 Oktober 2009.Dalam National Summit tersebut, telah dibahas 4 (empat) isu pokokpembangunan kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan kesehatan untukmemberikan jaminan kesehatan masyarakat; 2) Peningkatan kesehatanmasyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDG’s; 3) Pengendalian20 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIApenyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana; dan 4)Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas tenaga kesehatanterutama di DTPK. Disamping 4 isu pokok tersebut, <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>memandang perlu untuk menambahkan isu penting lainnya yaitu dukunganmanajemen dalam peningkatan pelayanan kesehatan, yang termasuk didalamnya adalah good governance, desentralisasi bidang kesehatan, danstruktur organisasi yang efektif dan efisien.Penjabaran isu pokok pembangunan kesehatan tersebut di atas, meliputi:a. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yangberkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: pendudukmiskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauanterdepan.b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masihterbatas.c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.d. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dantidak menular.e. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap bebanpembiayaan kesehatan.f. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaransumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungankerangka regulasi ketenagaan kesehatan.g. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauanobat esensial, penggunaan obat yang tidak rasional, danpenyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas.h. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan,meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan.i. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan,program, dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi danintegrasi Lintas Sektor.21 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAj. Disparitas antar wilayah, golongan pendapatan, dan urban-ruralmasih terjadi dan belum terjadi perbaikan secara signifikan. Perlupendekatan pembangunan sesuai kondisi wilayah.k. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belumdilakukan secara optimal.l. Belum tersedia biaya operasional yang memadai di Puskesmas.22 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB IIVISI, MISI, TUJUAN, NILAI-NILAI DAN SASARAN STRATEGISKEMENTERIAN KESEHATANII.1. VISI KEMENTERIAN KESEHATAN“MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN”II.2. MISI KEMENTERIAN KESEHATANUntuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilanditempuh melalui misi sebagai berikut:1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melaluipemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakatmadani.2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamintersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu,dan berkeadilan.3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdayakesehatan.4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.II.3. TUJUAN KEMENTERIAN KESEHATANTerselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-gunadan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya.23 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAII.4. NILAI-NILAI KEMENTERIAN KESEHATANGuna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunankesehatan, <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> menganut dan menjunjungtinggi nilai-nilai yaitu:1. Pro RakyatDalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> selalu mendahulukan kepentinganrakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagisetiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpamembedakan suku, golongan, agama, dan status sosialekonomi.2. InklusifSemua program pembangunan kesehatan harus melibatkansemua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkinhanya dilaksanakan oleh <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> saja. Dengandemikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasiaktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasimasyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakatakar rumput.3. ResponsifProgram kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dankeinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasipermasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosialbudaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasardalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda,sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.24 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA4. EfektifProgram kesehatan harus mencapai hasil yang signifikansesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.5. BersihPenyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas darikorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, danakuntabel.II.5. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATANSasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun <strong>2010</strong>-2014, yaitu:1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat,dengan :a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi72 tahun;b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup;c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per1.000 kelahiran hidup;d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15per 1.000 kelahiran hidup;e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting)dari 36,8 persen menjadi kurang dari 32 persen;f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih(cakupan PN) sebesar 90%;g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONEDsebesar 100%;h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEKsebesar 100%;25 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAi. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar90%.2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular,dengan:a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224per 100.000 penduduk;b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari0,2 menjadi dibawah 0,5%;d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia0-11 bulan dari 80% menjadi 90%;e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi100%;f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000penduduk.3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status giziantar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi sertagender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun2009.4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untukkesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibatgangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutamapenduduk miskin.5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70persen.6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis diDaerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan(DTPK).26 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalianpenyakit tidak menular.8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar PelayananMinimal (SPM).27 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA28 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB IIIARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIIII.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONALPembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunanbidang sosial budaya dan kehidupan beragama yang diarahkanuntuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumberdayamanusia yang ditandai dengan meningkatnya IPM dan IndeksPembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainyapenduduk tumbuh seimbang; serta makin kuatnya jati diri dankarakter bangsa. Pencapaian sasaran tersebut, ditentukan olehterkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH,meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka butaaksara, meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup anak danperempuan, serta meningkatnya jati diri bangsa.Sesuai visi misi Presiden, kebijakan pembangunan kesehatanperiode 5 tahun ke depan (<strong>2010</strong>-2014) diarahkan pada tersedianyaakses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama padakelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaianMDG’s pada tahun 2015; dengan sasaran pembangunankesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadappelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angkaharapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian ibumelahirkan.Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melaluipendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatankesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan29 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAperluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuhsehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapanhidup dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014,dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium DevelopmentGoals (MDG’s) tahun 2015.Tema Prioritas Pembangunan <strong>Kesehatan</strong> pada tahun <strong>2010</strong>-2014adalah “Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan”melalui :1. Program <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat:Pelaksanaan Program <strong>Kesehatan</strong> Preventif Terpadu yangmeliputi pemberian imunisasi dasar kepada 90% balita pada2014; Penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitasyang menjangkau 75% penduduk sebelum 2014; Penurunantingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000kelahiran pada 2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkatkematian bayi dari 34 per 1.000 kelahiran pada 2007 menjadi24 pada 2014.2. Program Keluarga Berencana (KB):Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500klinik pemerintah dan swasta selama <strong>2010</strong>-2014.3. Sarana <strong>Kesehatan</strong>:Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan Rumah Sakitberakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesiadengan target 3 kota pada 2012 dan 5 kota pada 2014.30 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA4. Obat:Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sebagaidasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasanharga OGB pada <strong>2010</strong>.5. Asuransi <strong>Kesehatan</strong> Nasional:Penerapan Asuransi <strong>Kesehatan</strong> Nasional untuk seluruh keluargamiskin dengan cakupan 100% pada 2011 dan diperluas secarabertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara 2012-2014.Prioritas Pembangunan <strong>Kesehatan</strong> pada tahun <strong>2010</strong>-2014difokuskan pada delapan fokus prioritas, yaitu :1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan KeluargaBerencana (KB);2. Perbaikan status gizi masyarakat;3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menulardiikuti penyehatan lingkungan;4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDMkesehatan;5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obatdan makanan;6. Pengembangan sistem Jaminan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat(Jamkesmas);7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dankrisis kesehatan;8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dantersier.31 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAIII.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIANKESEHATANArah kebijakan dan strategi <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> didasarkanpada arah kebijakan dan strategi nasonal sebagaimana tercantumdi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) <strong>2010</strong> – 2014 dengan memperhatikan permasalahankesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil reviewpelaksanaan pembangunan kesehatan sebelumnya. Dalampelaksanaan pembangunan kesehatan periode tahun <strong>2010</strong> – 2014,perencanaan program dan kegiatan secara keseluruhan telahdicantumkan di dalam Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Namun untuk menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatanyang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalampencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya yangbersifat reformatif dan akseleratif. Upaya tersebut meliputi :pengembangan Jaminan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat, peningkatanpelayanan kesehatan di DTPK, ketersediaan, keterjangkauan obatdi seluruh fasilitas kesehatan, saintifikasi jamu, pelaksanaanreformasi birokrasi, pemenuhan bantuan operasional kesehatan(BOK), penanganan daerah bermasalah kesehatan (PDBK),pengembangan pelayanan untuk Rumah Sakit Indonesia KelasDunia (World Class Hospital). Langkah-langkah pelaksanaan upayareformasi tersebut disusun di dalam dokumen tersendiri, danmenjadi dokumen yang tidak terpisahkan dengan dokumenRencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong> – 2014 ini.Upaya kesehatan tersebut juga ditujukan untuk peningkatan aksesdan kualitas pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untukmengurangi kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakatantar wilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi, melalui: (a)pemihakan kebijakan yang lebih membantu kelompok miskin dan32 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAdaerah yang tertinggal; (b) pengalokasian sumberdaya yang lebihmemihak kepada kelompok miskin dan daerah yang tertinggal; (c)pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah dan antar tingkat sosial ekonomi; dan (d) peningkatanadvokasi dan capacity building bagi daerah yang tertinggal.Selain itu, untuk dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanankesehatan, kedelapan fokus prioritas pembangunan nasionalbidang kesehatan didukung oleh peningkatan kualitasmanajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, danilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, melalui:(a) peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran danpengawasan pembangunan kesehatan;(b) pengembangan perencanaan pembangunan kesehatanberbasis wilayah;(c) penguatan peraturan perundangan pembangunan kesehatan;(d) penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatanuntuk menjamin ketersediaan data dan informasi kesehatanmelalui pengaturan sistem informasi yang komprehensif danpengembangan jejaring;(e) pengembangan penguasaan dan penerapan ilmupengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidangkedokteran, kesehatan masyarakat, rancang bangun alatkesehatan dan penyediaan bahan baku obat;(f) peningkatan penapisan teknologi kesehatan dari dalam danluar negeri yang cost effective;(g) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventifdan promotif;(h) peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangkapencapaian sasaran luaran dan sasaran hasil;(i) peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah untukmencapai indikator SPM;33 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA(j) penguatan advokasi untuk peningkatan pembiayaankesehatan;(k) pengembangan kemitraan dengan penyedia pelayananmasyarakat dan swasta; dan(l) peningkatan efisiensi penggunaan anggaran;(m) peningkatan biaya operasional Puskesmas dalam rangkapeningkatan kegiatan preventif dan promotif dengan BantuanOperasional <strong>Kesehatan</strong> (BOK).Untuk mewujudkan Visi dan Misi <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> padatahun 2014 serta memperhatikan pencapaian Prioritas NasionalBidang <strong>Kesehatan</strong>, maka dalam periode <strong>2010</strong>-2014 akandilaksanakan strategi dengan fokus pada Prioritas Nasional Bidang<strong>Kesehatan</strong> yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong>-2014.STRATEGI :1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta danmasyarakat madani dalam pembangunan kesehatanmelalui kerjasama nasional dan global.Mendorong kerjasama nasional dan global, antar masyarakat,antar kelompok, serta antar lembaga dalam rangkapembangunan berwawasan kesehatan; memantapkan peranmasyarakat termasuk swasta sebagai subjek ataupenyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan;meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakatdan mensinergikan sistem kesehatan modern dan asliIndonesia; menerapkan promosi kesehatan yang efektifmemanfaatkan agent of change setempat; memobilisasisektor untuk sektor kesehatan34 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAFokus :a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapaiperubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untukhidup sehat.b. Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam rangkapemberdayaan melalui advokasi, kemitraaan danpeningkatan sumber daya pendukung untukpengembangan sarana dan prasarana dalam mendukungUpaya <strong>Kesehatan</strong> Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).c. Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkanpembiayaan APBD untuk kesehatan menjadi 10%(pembiayaan dari APBD yang mencukupi untukpembangunan kesehatan di daerah).d. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam sistemperingatan dini, penanggulangan dampak kesehatanakibat bencana, serta terjadinya wabah/KLB.e. Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepadamasyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) terutama pada pemberian ASI eksklusif, perilakutidak merokok, dan sanitasi.f. Meningkatkan keterpaduan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan dengan kegiatan yang berdampak padaincome generating.g. Meningkatkan kerjasama lintas bidang dan lintasprogram, terutama pertanian, perdagangan, perindustrian,transportasi, pendidikan, agama, kependudukan,perlindungan anak, ekonomi, kesehatan, pengawasanpangan, dan budaya.35 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; denganpengutamaan pada upaya promotif – preventif.Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanankesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengankemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan; memfokuskanpada upaya percepatan pembangunan kesehatan di DaerahTertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) agar mendapatkankesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan danberkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah;mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkankualitas manusia yang sehat (fisik, mental, sosial) dan mengurangiangka kesakitan; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan IlmuPengetahuan dan Teknologi di bidang kesehatan melalui kajian,penelitian, pengembangan, dan penerapan; menyediakan biayaoperasional untuk Puskesmas sehingga mampu melaksanakanpelayanan preventif dan promotif di Puskesmas, menuju inovasiupaya pelayanan kesehatan berkelanjutan, melalui reformasi upayakesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yangberdayaguna dan berhasil guna serta berstandar Internasional.Fokus:a. Mempermudah pembangunan klinik dan/atau Rumah SakitIndonesia Kelas Dunia (World Class Hospital) baik melaluiprofesionalisasi pengelolaan Rumah Sakit pemerintah maupunmendorong tumbuhnya Rumah Sakit swasta.b. Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan rujukanyang memenuhi standar bertaraf internasional.36 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudahberjalan seperti posyandu yang memungkinkan imunisasi danvaksinasi massal seperti DPT dapat dilakukan secara efektifsehingga penurunan tingkat kematian bayi dan balita dalamMDGs dapat lebih cepat tercapai.d. Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahanpenyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC.e. Mengurangi tingkat prevalensi gizi buruk balita denganmemperkuat institusi yang ada seperti Puskesmas danposyandu, memberikan insentif tambahan berupa bantuan tunaibersyarat (sebagai bagian dari PKH) kepada rumah tanggamiskin jika memeriksakan kesehatan ibu dan balitanya diPuskesmas atau posyandu dan mencapai target kesehatan fisiktertentu.f. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, utamanya yang diarahkan untuk mengurangiketergantungan bahan baku impor dalam proses produksi obat.Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidangkesehatan juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuanbangsa dalam rancang bangun alat-alat kesehatan.g. Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yangsesuai dengan etika dan menjaga kepentingan danperlindungan masyarakat awam dari malpraktek dokter danRumah Sakit yang tidak bertanggung jawab.h. Tersedianya Bantuan Operasional <strong>Kesehatan</strong> (BOK) diPuskesmas sehingga mempercepat pencapaian MDGs.i. Meningkatkan pelayanan kesehatan haji, kesehatan kerja,matra dan pengobatan tradisional alternatif.j. Meningkatkan kesiapan untuk evakuasi, perawatan danpengobatan masyarakat di daerah korban bencana alam.k. Saintifikasi jamu untuk peningkatan kesehatan masyarakat.37 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAl. Meningkatkan kesehatan jiwa melalui penguatan kesehatanjiwa berbasis masyarakat, pelayanan kesehatan jiwa dasar,pelayanan kesehatan jiwa rujukan yang berdasarkan evidencebased.m. Peningkatan dan penguatan revitalisasi pelayanan kesehatandasar antara lain melalui Revitalisasi Puskesmas, RevitalisasiPosyandu, Dokter Keluarga, dan lain-lain.n. Meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dan Puskesmasdalam mengantisipasi pencapaian universal coverage,peningkatan mutu pelayanan kesehatan, rehabilitasi pascabencana dan peningkatan pelayanan kesehatan di DaerahTertinggal, Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) sertaPenanganan Daerah Bermasalah <strong>Kesehatan</strong> (PDBK).o. Meningkatkan pendukung atau penunjang pelayanankesehatan antara lain dengan membentuk jaringanlaboratorium referensi, jaringan penunjang medik dan lain-lain.p. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang dikaitkan denganstruktur pelayanan yang sesuai dengan kompetensinya,sehingga alur rujukan dari pelayanan primer, sekunder dantersier dapat terlaksana sesuai dengan proporsi dankompetensi sehingga dapat berdayaguna dan berhasil guna.q. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukanbaik fisik dan ketenagaan.r. Meningkatkan utilisasi fasilitas kesehatan, termasuk denganmenjalin kemitraan dengan masyarakat dan swasta.s. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagilansia dan penduduk di daerah rawan bencana.t. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan sesuai masalahmendesak setempat, misalnya kesehatan perkotaan dankesehatan kerja.38 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutamauntuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.Lebih memantapkan penataan sub sistem pembiayaan kesehatankearah kesiapan konsep, kelembagaan, dan dukungan terhadappenerapan jaminan kesehatan sosial menuju universal coverage;menyusun perencanaan pembiayaan dengan menjaminketersediaan data National Health Account (NHA) dan sinkronisasikebijakan dan alokasi anggaran; menghimpun sumber-sumberdana baik dari pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatanperan masyarakat, termasuk swasta untuk menjamin tersedianyapembiayaan kesehatan dalam jumlah yang cukup, utamanya dalammenjalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksananyaprogram-program unggulan/prioritas nasional; merancang danmenetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan bagi daerahtertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan serta daerahbermasalah kesehatan yang diatur khusus.Fokus:a. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan programJaminan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat baik dari segi kualitaspelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, danpenataan administrasi yang transparan dan bersih.Meningkatkan cakupan melalui Jaminan <strong>Kesehatan</strong> Sosial atauJaminan Sosial Nasional yang diperluas secara bertahap untukseluruh keluarga Indonesia (Universal coverage).b. Mendorong tercapainya kebijakan pembiayaan yangmencukupi, merata, tepat waktu, berdaya guna dan berhasilguna.c. Mendorong tercapainya pembiayaan minimal sebesar 5% (limapersen) dari APBN dan 10% (sepuluh persen) dari APBD, diluar gaji dan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik.39 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDMkesehatan yang merata dan bermutu.Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenisdan kualitasnya, serta terdistribusi secara efektif sesuai dengankepentingan masyarakat secara adil, utamanya di DTPK dandaerah bermasalah kesehatan; mengedepankan upayapengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yangberkualitas dan berdaya saing dengan lebih memantapkan Sistemmutu (upaya, pengawasan, audit), Standarisasi, dan sertifikasi;serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikandan pelatihan yang berkelanjutan; mengembangkan kode etikprofesi serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM<strong>Kesehatan</strong> yang diiringi dengan upaya mensejahterakan dalamrangka meningkatkan profesionalisme SDM <strong>Kesehatan</strong>.Fokus:a. Kesejahteraan dan sistem insentif bagi tenaga medis danparamedis khususnya yang bertugas di daerah terpencil tidakmemadai. Sistem insentif yang ada akan disempurnakandengan tanpa mengurangi makna dari desentralisasi atauotonomi daerah. Pengembangan karir bagi tenaga kesehatanperlu ditingkatkan sehingga penyebaran tenaga kesehatandapat merata.b. Penguatan peraturan perundangan dalam aspek standarisasi,akreditasi, sertifikasi kompetensi dan lisensi SDM kesehatan,serta penerapannya dalam praktek kedokteran dan profesikesehatan lainnya.c. Peningkatan kerjasama antara institusi pendidikan tenagakesehatan dengan penyedia pelayanan kesehatan danorganisasi profesi.40 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Meningkatkan perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaanserta pembinaan dan pengawasan sumber daya manusiakesehatan.5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauanobat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat,kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, danmakanan.Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obatmelalui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas sertapemberian dukungan untuk pengembangan industri farmasi didalam negeri sebagai upaya kemandirian di bidang kefarmasian;penggunaan obat yang rasional dengan pelayanan kefarmasianyang bermutu; menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET),utamanya pada Obat Esensial Generik untuk pengendalian hargaobat; meningkatkan pemanfaatan keanekaragaman hayati untukmengembangkan industri obat herbal Indonesia; memantapkankelembagaan dan meningkatkan koordinasi dalam pengawasanterhadap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan untukmenjamin keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangkaperlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah danpenyalahgunaan obat.Fokus:a. Mendorong upaya pembuatan obat dan produk farmasi lainyang terjangkau dengan tanpa mengabaikan masalah kualitasdan keamanan obat seperti yang telah dilakukan selama tigatahun terakhir.b. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan obat, terutamaobat esensial generik.c. Meningkatkan penggunaan obat rasional.41 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Meningkatkan keamanan, khasiat dan mutu obat dan makananyang beredar.e. Mengembangkan peraturan dalam upaya harmonisasi standartermasuk dalam mengantisipasi pasar bebas.f. Meningkatkan kualitas sarana produksi, distribusi dan saranapelayanan kefarmasian.g. Meningkatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu.h. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pemanfaatanobat tradisional Indonesia.i. Meningkatkan penelitian di bidang obat dan makanan,kemandirian di bidang produksi obat, bahan baku obat, obattradisional, kosmetika dan alat kesehatan;j. Penguatan sistem regulatori pengawasan obat dan makanan,sistem laboratorium obat dan makanan serta peningkatankemampuan pengujian mutu obat dan makanan.k. Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium pengujianserta penerapan standar internasional laboratorium.l. Penyusunan standar dan pedoman pengawasan obat danmakanan dan peningkatan pemeriksaan sarana produksi dandistribusi obat dan makanan.6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel,transparan, berdayaguna dan berhasilguna untukmemantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.Meningkatkan manajemen kesehatan dengan fokus padapembenahan perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukumkesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap,akurat dan mutakhir; penerapan kebijakan pembangunankesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat; memantapkanpenyelenggaraan SKN; melaksanakan desentralisasi yang efektif dibidang kesehatan, termasuk menata dan memberi dukungan bagi42 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIApengembangan organisasi yang efektif dan kepemimpinan di pusatdan daerah; mengurangi disparitas status kesehatan secaramenyeluruh; melaksanakan reformasi birokrasi dan goodgovernance termasuk akuntabilitas pembangunan danmengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien.Fokus:a. Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaraninformasi terjadinya wabah/KLB dan cara menghindariterjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih banyak.b. Meningkatkan pengawasan dan penyidikan kesehatan.c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemenkesehatan yang modern dan terjamin.d. Meningkatkan produk hukum yang akan mendukungpenyelenggaraan pembangunan kesehatan.e. Mengembangkan standar prosedur operasional yangmendukung implementasi Reformasi Birokrasi.f. Meningkatkan pemanfaatan electronic Health (e-Health) atauubiquteous Health (u-Health) dalam mendukung pelayanankesehatan yang bermutu.g. Mengembangkan sistem hotline dan respon cepat untukmengawasi operasionalisasi pelaksanaan pelayanankesehatan.Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, dan Sasaran Strategissebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlahprogram-program <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> untuk kurun waktu <strong>2010</strong>-2014. Program-program <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong>-2014 dibagi kedalam dua jenis, yaitu Program Generik (Dasar) dan Program Teknis.43 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA. Program Generik:1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya;2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>;3. Program Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasAparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>;4. Program Penelitian dan Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>.B. Program Teknis:1. Program Bina Gizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak;2. Program Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong>;3. Program Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan;4. Program Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong>;5. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber DayaManusia <strong>Kesehatan</strong>.A.1. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAANTUGAS TEKNIS LAINNYASasaran hasil program dukungan manajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaantugas serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:1. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggapdarurat dalam penanganan bencana sebanyak 300Kab/Kota;2. Persentase rumah tangga yang melaksanakan PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 70%.44 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAUntuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:A.1.1. Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan danpromosi kesehatan kepada masyarakat.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase rumah tangga yang melaksanakanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar70%;b. Persentase desa siaga aktif sebesar 35%;c. Persentase sekolah dasar yang mempromosikankesehatan sebesar 40%;d. Jumlah kebijakan teknis promosi kesehatan yangterintegrasi dalam upaya pencapaian tujuanpembangunan kesehatan sebanyak 25 buah;e. Jumlah kabupaten/kota yang menetapkan kebijakanyang berwawasan kesehatan sebanyak 125kabupaten/kota.A.1.2.Penanggulangan Krisis <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya penanggulangan krisis secaracepat.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuantanggap darurat dalam penanganan bencanasebanyak 300 Kab/Kota;b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki petugas terlatihpenanggulangan krisis kesehatan sebanyak 300Kab/Kota;45 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Jumlah Kab/Kota yang terpenuhi fasilitas sisteminformasi penanggulangan krisis kesehatan sebanyak300 Kab/Kota;d. Tersedianya produk informasi penanggulangan krisiskesehatan sebanyak 25 buah;e. Tersedianya produk kebijakan/pedoman untukpenanggulangan krisis kesehatan sebanyak 25 buah.A.1.3. Pembinaan, Pengembangan, Pembiayaan danJaminan Pemeliharaan <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Terumuskannya kebijakan pembiayaan danjaminan pemeliharaan kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase penduduk (termasuk seluruh pendudukmiskin) memiliki jaminan kesehatan sebesar 100%;b. Tersedianya data National Health Account (NHA)setiap tahun sebanyak 1 dokumen;c. Jumlah Kab/Kota mulai melaksanakan District HealthAccount (DHA) sebanyak 495 Kab/Kota;d. Jumlah provinsi mulai melaksanakan Province HealthAccount (PHA) sebanyak 33 provinsi;e. Jumlah kebijakan teknis pembiayaan dan jaminankesehatan masyarakat sebanyak 10 kebijakan;f. Jenis perhitungan kebutuhan biaya pelayanankesehatan prioritas yang dikembangkan sebanyak 18jenis;g. Jumlah ketersediaan data kebutuhan biaya pelayanankesehatan prioritas sebanyak 14 dokumen;h. Jumlah data PHA yang tersedia sebanyak 10 buah;i. Jumlah data DHA yang tersedia sebanyak 160 buah.46 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.1.4. Perumusan Peraturan Perundang-undangan danPembinaan Organisasi TatalaksanaLuaran: Meningkatnya produk-produk hukum yang akanmendukung penyelenggaraan pembangunan bidangkesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah produk hukum bidang kesehatan yangdiselesaikan:- Rancangan Undang-Undang (RUU) sebanyak 10buah;- Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)sebanyak 30 buah;- Rancangan Peraturan/Keputusan Presidensebanyak 10 buah;- Peraturan/Keputusan Menkes sebanyak 195buah;b. Jumlah kasus-kasus hukum bidang kesehatan yangtertangani sebanyak 227 buah;c. Jumlah organisasi dan tatalaksana yang tertata dilingkungan <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> termasuk UPTsebanyak 70 unit;d. Persentase pejabat Eselon I dan II telahmenandatangani dan melaksanakan pakta integritassebesar 100%;e. Persentase unit penyelenggara pelayanan publik yangsudah menerapkan standar pelayanan sebesar 100%.A.1.5.Pengelolaan Data dan Informasi <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya pengembangan sistem informasikesehatan.47 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAIndikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional,provinsi, dan Kab/Kota per tahun sebesar 100%;b. Persentase Provinsi dan Kab/Kota yang memilikibank data kesehatan sebesar 60%;c. Persentase Kab/Kota yang memiliki data kesehatanterpilah menurut jenis kelamin sebesar 90%.A.1.6.A.1.7.Peningkatan Kerjasama Luar NegeriLuaran: Meningkatnya dukungan kebijakan pembangunankesehatan dalam kerjasama luar negeri.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah dokumen kerjasama internasional (MoU/LoI/Agreement) sebanyak 25 dokumen;b. Jumlah dokumen kerjasama multilateral dan bilateralyang disepakati per tahun (loan/grant agreement)sebanyak 10 dokumen;c. Persentase MoU/LoI/Agreement yang ditindak-lanjutisebesar 80%;d. Jumlah pokok-pokok hasil kerjasama yang disepakatisebanyak 50 buah.Pengelolaan Komunikasi PublikLuaran: Meningkatnya penyelenggaraan komunikasi danpublikasi kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah berita/pesan/info kesehatan yangdisebarluaskan kepada publik sebanyak 4.870berita/pesan/info;48 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAb. Persentase opini publik tentang kesehatan yangpositif di media massa sebesar 90%;c. Persentase informasi/pengaduan masyarakat melaluijalur telekomunikasi yang ditindaklanjuti oleh unitteknis berwenang sebesar 80%;d. Persentase unit pelayanan publik yang sudahmenerapkan maklumat pelayanan sebesar 100%.A.1.8. Perencanaan dan Penganggaran ProgramPembangunan <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya kualitas perencanaan danpenganggaran program pembangunan kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah dokumen kebijakan strategis dalampembangunan kesehatan yang disusun sebanyak 7dokumen per tahun;b. Jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkansebanyak 3 dokumen per tahun;c. Jumlah dokumen anggaran yang dihasilkan tepatwaktu sebanyak 4 dokumen per tahun;d. Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi yangdihasilkan sebanyak 9 dokumen per tahun;e. Jumlah dokumen kesepakatan Rakerkesnas yangdihasilkan sebanyak 1 dokumen per tahun;f. Persentase penerapan SAKIP (Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah) : <strong>Renstra</strong>, PenilaianKinerja, Kontrak Kinerja, Pengendalian sebesar100%.49 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.1.9.A.1.10.Pembinaan Administrasi KepegawaianLuaran: Meningkatnya pelayanan administrasikepegawaianIndikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM aparatur(PNS dan PTT) sebesar 90%;b. Persentase penyelesaian administrasi kepegawaiantepat waktu sebesar 90%;c. Persentase produk administrasi kepegawaian yangdikelola melalui sistem layanan kepegawaian sebesar70%;d. Persentase pegawai yang menerima reward sebesar95%;e. Persentase pegawai yang menerima punishmentsebesar 0,2%;f. Tersedianya sistem rekruitmen yang transparansebesar 100%.Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan danPerlengkapanLuaran: Meningkatnya kualitas pengelolaan anggaran danBarang Milik Negara (BMN) <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Tersusunnya laporan keuangan <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong> setiap tahun anggaran sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku sehinggaterwujudnya pengelolaan keuangan Wajar TanpaPengecualian (WTP) sebanyak 2 dokumen;50 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAb. Persentase pengadaan menggunakan e-procurementsebesar 75%.A.1.11. Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan,Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji.Luaran: Meningkatnya kualitas pengelolaan/manajemenpembayaran gaji PNS dan PTT tepat jumlah, waktu dansasaran.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah: Persentase pengelolaan pembayaran gaji PNS danPTT tepat jumlah, waktu dan sasaran sebesar 95%.A.1.12.A.1.13.Peningkatan Penyelenggaraan <strong>Kesehatan</strong> Jemaah HajiLuaran: Meningkatnya pembinaan dan pelayanankesehatan sebelum, saat pelaksanaan dan pasca haji.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Angka kematian calon jemaah haji ≤ 2 per 1000 calonjemaah;b. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan pemeriksaandan pembinaan kesehatan haji sesuai standar sebesar100%.Peningkatan Manajemen Konsil Kedokteran IndonesiaLuaran: Terselenggaranya registrasi, pendidikan profesi,pembinaan serta penanganan pelanggaran dugaan kodeetik dokter dan dokter gigi.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah surat tanda registrasi (STR) baru dokter dandokter gigi yang teregistrasi sebanyak 149.000 STR;b. Jumlah produk/kebijakan KKI tentang :51 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA• Registrasi dokter/dokter gigi sebanyak 19 buah;• Pendidikan profesi dokter/dokter gigi sebanyak 19buah;• Pembinaan dokter/dokter gigi yang menjalankanpraktek kedokteran sebanyak 19 buah;c. Jumlah penanganan dugaan pelanggaran kode etikdokter dan dokter gigi sebanyak 157 kasus.A.1.14. Kajian Desentralisasi dan Daerah Bermasalah<strong>Kesehatan</strong>Luaran : Meningkatnya peran daerah dalam pembangunankesehatan dan meningkatnya pelayanan kesehatan yangbermutu di daerah.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah kajian kebijakan desentralisasi sebanyak 10kajian;b. Jumlah kajian kebijakan Daerah Bermasalah <strong>Kesehatan</strong>(DBK) sebanyak 10 kajian;c. Jumlah daerah bermasalah kesehatan yang meningkatindeks pembangunan kesehatan masyarakat sebanyak117 Kab/Kota;d. Jumlah kebijakan teknis penanggulangan daerahbermasalah sebanyak 5 kebijakan;e. Persentase Kab/Kota, Provinsi, <strong>Kementerian</strong>/Lembagayang memperoleh advokasi dan koordinasi sertasinkronisasi pelaksanaan desentralisasi danpenanggulangan daerah bermasalah sebesar 100%;f. Jumlah kebijakan teknis pengelolaan desentralisasikesehatan sebanyak 5 kebijakan;g. Jumlah pedoman pengelolaan desentralisasi yangdisosialisasikan sebanyak 5 pedoman;52 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAh. Persentase Kab/Kota dan Provinsi yang memilikiinfrastruktur yang baik bagi pelaksanaan desentralisasikesehatan sebesar 100%.A.1.15.A.1.16.A.1.17.Pembinaan, Pengawasan dan Penyidikan <strong>Kesehatan</strong>Luaran : Meningkatnya pengawasan dan penyidikankesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah kasus yang dilakukan penyidikan sebanyak 45kasus;b. Jumlah kasus penyidikan yang ditangani sebanyak 35kasus.Pertimbangan <strong>Kesehatan</strong> NasionalLuaran : Terselenggaranya pertimbangan kesehatannasional.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah: Jumlah kebijakan nasional yang direview sebanyak77 kebijakan.Peningkatan dan Pengawasan Rumah Sakit IndonesiaLuaran : Terselenggaranya pengawasan Rumah SakitIndonesia.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah: Persentase Rumah Sakit yang dilakukanpengawasan sebanyak 80%.53 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANAAPARATUR KEMENTERIAN KESEHATANSasaran hasil Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> adalah meningkatnya kualitassarana dan prasarana aparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:persentase pengelolaan sarana dan prasarana aparatur<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> yang sesuai standar sebesar 100%.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan adalah:A.2.1. Pengelolaan Sarana Prasarana dan Peralatan<strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya kualitas sarana, prasarana danperalatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS danPuskesmas) yang memenuhi sarana, prasarana, danperalatan kesehatan sesuai standar dan amansebanyak 1.852 unit;b. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS danPuskesmas) yang melakukan kalibrasi dan proteksiradiasi sebanyak 970 unit;c. Jumlah monitoring dan evaluasi sarana, prasarana danperalatan kesehatan sebanyak 500 kali;d. Jumlah kebijakan, standar, pedoman, kriteria danprosedur di bidang sarana, prasarana dan peralatankesehatan yang dihasilkan sebanyak 12 buah;e. Jumlah pelaksanaan bimbingan teknis sebanyak 311kali;54 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAf. Jumlah SDM manajemen dan teknis yang berkompetensebanyak 135 orang;g. Persentase pengelolaan gedung <strong>Kementerian</strong><strong>Kesehatan</strong> sebesar 100%;h. Penerapan e-government di bidang Sarana PrasaranaAparatur (SPA) sebesar 100%.A.3. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DANAKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN KESEHATANSasaran hasil program peningkatan pengawasan dan akuntabilitasaparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> adalah meningkatnyapengawasan dan akuntabilitas aparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalahpersentase unit kerja yang menerapkan administrasi yangakuntabel sebesar 100%.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:A.3.1. Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan KebijakanDitjen Bina Upaya <strong>Kesehatan</strong> dan SetjenLuaran: Meningkatnya pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Upaya <strong>Kesehatan</strong> danSetjen.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase laporan hasil audit Ditjen Bina Upaya<strong>Kesehatan</strong> dan Setjen tepat waktu sebesar 100%;b. Persentase NSPK/Standar Audit/Pengawasan yangtelah ditetapkan dan dilaksanakan sebesar 100%;55 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Persentase terlaksananya Program KerjaPengawasan <strong>Tahun</strong>an, Satker/Auditan di lingkungan<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> sebesar 100%;d. Persentase rekomendasi hasil pengawasandigunakan bagi pengambilan keputusan pimpinan unitkerja dan perbaikan program sebesar 100%;e. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yangditindaklanjuti sebesar 80%.A.3.2.Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan KebijakanDitjen Bina Gizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak dan ItjenLuaran: Meningkatnya pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Gizi dan <strong>Kesehatan</strong>Ibu dan Anak dan Itjen.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase laporan hasil audit Ditjen Bina Gizi dan<strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak dan Itjen tepat waktusebesar 100%;b. Persentase NSPK/Standar Audit/Pengawasan yangtelah ditetapkan dan dilaksanakan sebesar 100%;c. Persentase terlaksananya Program KerjaPengawasan <strong>Tahun</strong>an, Satker/Auditan di lingkungan<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> sebesar 100%;d. Persentase rekomendasi hasil pengawasandigunakan bagi pengambilan keputusan pimpinanunit kerja dan perbaikan program sebesar 100%;e. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yangditindaklanjuti sebesar 80%.56 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.3.3.A.3.4.Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan KebijakanDitjen PP dan PL dan BalitbangkesLuaran: Meningkatnya pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen PP & PL dan Balitbangkes.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase laporan hasil audit Ditjen PP & PL danBalitbangkes tepat waktu sebesar 100%;b. Persentase NSPK/Standar Audit/Pengawasan yangtelah ditetapkan dan dilaksanakan sebesar 100%;c. Persentase terlaksananya Program KerjaPengawasan <strong>Tahun</strong>an, Satker/Auditan di lingkungan<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> sebesar 100%;d. Persentase rekomendasi hasil pengawasandigunakan bagi pengambilan keputusan pimpinan unitkerja dan perbaikan program sebesar 100%;e. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yangditindaklanjuti sebesar 80%.Pengawasan dan Pembinaan Pelaksanaan KebijakanDitjen Bina Kefarmasian dan Alkes dan <strong>Badan</strong>PPSDMKLuaran: Meningkatnya pengawasan dan pembinaanpelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Kefarmasian & Alkesdan <strong>Badan</strong> PPSDM <strong>Kesehatan</strong>.Indikator pencapaian tersebut pada tahun 2014 adalah:a. Persentase laporan hasil audit Ditjen Binfar danAlkes dan <strong>Badan</strong> PPSDM <strong>Kesehatan</strong> tepat waktusebesar 100%;b. Persentase NSPK/Standar Audit/Pengawasan yangtelah ditetapkan dan dilaksanakan sebesar 100%;57 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Persentase terlaksananya Program KerjaPengawasan <strong>Tahun</strong>an, Satker/Auditan di lingkungan<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> sebesar 100%;d. Persentase rekomendasi hasil pengawasandigunakan bagi pengambilan keputusan pimpinan unitkerja dan perbaikan program sebesar 100%;e. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yangditindaklanjuti sebesar 80%.A.3.5.A.3.6.Investigasi Hasil PengawasanLuaran: Meningkatnya penyidikan, pengusutan daninvestigasikasus-kasus tindak pidana dan berindikasikan KKN.Indikator pencapaian tersebut pada tahun 2014 adalah :a. Persentase kasus pengaduan masyarakat tentangtindak pidana yang ditindaklanjuti denganpemeriksaan dan investigasi sebesar 70%;b. Jumlah NSPK tentang pemeriksaan investigasi yangditetapkan sebanyak 2 dokumen;c. Jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat PPNSsebanyak 10 orang;d. Persentase pejabat yang telah melaporkan LaporanHarta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)sebesar 100%.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya pada Program Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitas Aparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada ProgramPeningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.58 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAIndikator pencapaian tersebut pada tahun 2014 adalah :a. Persentase peningkatan dukungan sumber dayasebagai penunjang pengawasan sebesar 80%;b. Persentase unit kerja yang menerapkan SistemPengendalian Intern yang efektif sebesar 100%.A.4.PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKESEHATANSasaran hasil Program Penelitian dan Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>adalah Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan danpemanfaatan di bidang kesehatan.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalahjumlah area penelitian yang dilaksanakan sebanyak 10 buah.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:A.4.1. Riset Operasional <strong>Kesehatan</strong> dan Ilmu Pengetahuandan Teknologi KedokteranLuaran: Meningkatnya jumlah riset operasionalkesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiKedokteran (IPTEKDOK).Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah berupa hasil riset operasional, yang meliputi:a. Riset komunitas sebanyak 2 buah;b. Riset fasilitas sebanyak 1 buah;c. Survei khusus sebanyak 1 buah;d. Riset ancaman potensial (KLB) sebanyak 5 buah;e. Riset pembinaan:- IPTEKDOK sebanyak 200 buah;- Riset Pembinaan <strong>Kesehatan</strong> sebanyak 150buah59 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.4.2.A.4.3.Penelitian dan Pengembangan Humaniora<strong>Kesehatan</strong> dan Pemberdayaan MasyarakatLuaran: Meningkatnya penelitian dan pengembangan dibidang humaniora kesehatan dan pemberdayaanmasyarakat.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/kajian di bidang humaniora kesehatan danpemberdayaan masyarakat sebanyak 85 buah;b. Jumlah publikasi ilmiah di bidang humaniorakesehatan dan pemberdayaan masyarakat yangdimuat pada media cetak/elektronik file:- Nasional sebanyak 85 kali; atau- Internasional sebanyak 10 kali.Penelitian dan Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>Masyarakat IntervensifLuaran: Meningkatnya penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan masyarakat intervensif.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/kajian di bidang kesehatan masyarakatintervensif sebanyak 74 buah;b. Jumlah publikasi ilmiah di bidang kesehatanmasyarakat intervensif yang dimuat pada mediacetak dan elektronik:- Nasional sebanyak 85 kali;- Internasional sebanyak 10 kali.60 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAA.4.4.Penelitian dan Pengembangan Klinik Terapan danEpidemiologi KlinikLuaran: Meningkatnya penelitian dan pengembangan dibidang klinik terapan dan epidemiologi klinik.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di bidang klinik terapan danepidemiologi klinik sebanyak 65 buah;b. Jumlah publikasi ilmiah di bidang klinik terapan danepidemiologi klinik yang dimuat pada media cetakdan elektronik:- Nasional sebanyak 90 kali;- Internasional sebanyak 10 kali;c. Jumlah formula jamu yang telah distandarisasisebanyak 20 formula.A.4.5. Penelitian dan Pengembangan Biomedis danTeknologi Dasar <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya penelitian dan pengembangan dibidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula dibidang biomedis dan teknologi dasar kesehatansebanyak 26 buah;b. Jumlah publikasi ilmiah di bidang biomedis danteknologi dasar kesehatan yang dimuat pada mediacetak dan elektronik :- Nasional sebanyak 90 kali;- Internasional sebanyak 10 kali;61 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Jumlah tanaman obat yang telah distandarisasisebanyak 8 jenis.A.4.6.Dukungan Manajemen dan Dukungan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian danPengembangan <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnyapada program penelitian dan pengembangan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah terlaksananya hasil-hasil kegiatan antara lain:a. Regulasi <strong>Litbangkes</strong> sebanyak 70 jenis;b. Manajemen bidang ilmiah sebanyak 5 jenis;c. Manajemen kesehatan sebanyak 5 jenis;d. Manajemen etik sebanyak 5 jenis;e. Manajemen tahap-tahap dan komponen kontinumpenelitian dan pengembangan kesehatan sebanyak5 jenis;f. Manajemen kerjasama litbang internasionalsebanyak 5 jenis;g. Manajemen pembinaan keteknisan litbang daerahsebanyak 50 kali;h. Manajemen fungsi generik litbang (perencanaan, umumdan keuangan, hukum dan organisasi kepegawaian,Jaringan Informasi IPTEK dan Promosi Penelitian/JIIPP)sebanyak 20 jenis.62 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.1.PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAKSasaran hasil program: Meningkatnya ketersediaan danketerjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruhmasyarakat.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih(cakupan PN) sebesar 90%;2. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%;3. Persentase balita ditimbang berat badannya (jumlah balitaditimbang/balita seluruhnya (D/S)) sebesar 85%.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:B.1.1. Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Ibu danReproduksiLuaran: Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibudan reproduksi.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut pada tahun2014 adalah:a. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakesterlatih (cakupan PN) sebesar 90%;b. Persentase ibu hamil mendapat pelayanan AnteNatal Care (ANC) sebesar 100%;c. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayananantenatal (cakupan K4) sebesar 95%;d. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yangmemberikan pelayanan KB sesuai standar sebesar100%;e. Persentase ibu nifas yang mendapatkan pelayanan(Cak KF) sebesar 90%;63 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAf. Persentase ibu hamil, bersalin, dan nifas yangmendapatkan penanganan komplikasi kebidanan(cakupan PK) sebesar 75%;g. Persentase pasangan usia subur yang menjadipeserta KB aktif (CPR) sebesar 65%;h. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampuPONED sebesar 100%;i. Persentase Puskesmas mampu Pelayanan<strong>Kesehatan</strong> Reproduksi Esensial (PKRE) terpadusebesar 100%;j. Persentase Puskesmas mampu tatalaksanaPencegahan dan Penanggulangan Kekerasanterhadap Perempuan (PPKtP) termasuk korbanPemberantasan Tindak Pidana dan PerdaganganOrang (PTPPO) sebesar 100%;k. Persentase unit utama <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>yang membuat perencanaan dan melaksanakankegiatan yang responsif gender sebesar 100%;l. Persentase Kab/Kota yang melakukan pelayananterhadap ibu dengan kebutuhan penanganan jiwakhusus (seperti: depresi pasca persalinan) sebesar100%.B.1.2.Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> AnakLuaran: Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatananak.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut pada tahun2014 adalah:a. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar90%;b. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap)sebesar 88%;64 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAc. Cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 90%;d. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar85%;e. Cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar80%;f. Cakupan SD/MI melaksanakan penjaringan siswakelas I sebesar 95%;g. Persentase Kab/Kota yang memiliki minimal 4Puskesmas mampu laksana PKPR (Pelayanan<strong>Kesehatan</strong> Peduli Remaja) sebesar 90%;h. Persentase Kab/Kota yang memiliki minimal 2Puskesmas yang mampu tatalaksana kasuskekerasan terhadap anak (KTA) sebesar 90%;i. Persentase Kab/Kota yang melakukan pelayananterhadap anak dengan kebutuhan penanganan jiwakhusus (seperti: autis, GPPH, RM) sebesar 40%.B.1.3.Pembinaan Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Komunitas danGenderLuaran: Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatankepada komunitas dan gender.Indikator untuk pencapaian tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah Puskesmas yang menjadi PuskesmasPerawatan di daerah perbatasan dan pulau-pulaukecil terluar berpenduduk sebanyak 96 Puskesmas;b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di 101Puskesmas prioritas di perbatasan dan pulau-pulaukecil terluar berpenduduk;c. Jumlah Puskesmas dan jaringannya yangmelakukan pelayanan kesehatan dasar sebanyak9.000 unit;65 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah Puskesmas santun usia lanjut sebanyak 602Puskesmas;e. Jumlah Kab/Kota memiliki minimal 2 Puskesmasyang menyelenggarakan upaya kesehatanperkotaan sebanyak 120 Kab/Kota;f. Jumlah Kab/Kota memiliki minimal 2 Puskesmasyang menyelenggarakan program kesehatan inderasebanyak 125 Kab/Kota;g. Persentase Puskesmas berfungsi baik sebesar100%;h. Jumlah Kab/Kota minimal memiliki 3 Puskesmasyang menyelenggarakan upaya kesehatanolahraga sebanyak 155 Kab/Kota;i. Cakupan Kab/Kota yang memiliki minimal 2Puskesmas menyelenggarakan pelayanankesehatan tradisional sebesar 20%.j. Jumlah Kab/Kota yang memiliki organisasimasyarakat yang peduli kesehatan jiwa sebanyak100 Kab/Kota;k. Jumlah TPKJM di Kab/Kota yang aktif sebanyak100 Kab/Kota;l. Jumlah Kab/Kota yang telah menerapkan NSPKPasung sebanyak 200 Kab/Kota;m. Jumlah Kab/Kota yang memiliki tim penanganankesehatan jiwa pasca bencana sebanyak 40Kab/Kota.B.1.4.Pembinaan Gizi MasyarakatLuaran: Meningkatnya kualitas penanganan masalahgizi masyarakat.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut pada tahun2014 adalah:66 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAa. Persentase balita gizi buruk yang mendapatperawatan sebesar 100%;b. Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S)sebesar 85%;c. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASIeksklusif sebesar 80%;d. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garamberyodium sebesar 90%;e. Persentase usia 6-59 bulan dapat kapsul vitamin Asebesar 85%;f. Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tabletsebesar 85%;g. Persentase Kab/Kota yang melaksanakansurveilans gizi sebesar 100%;h. Persentase penyediaan bufferstock MP-ASIsebesar 100%.B.1.5.Pembinaan Keperawatan dan KebidananLuaran: Meningkatnya pembinaan keperawatan dankebidanan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah Puskesmas yang menerapkan pelayanankebidanan sesuai standar dan pedoman sebanyak350 Puskesmas;b. Jumlah Puskesmas yang menerapkan pelayanankeperawatan sesuai standar dan pedomansebanyak 210 Puskesmas;c. Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanankeperawatan kesehatan masyarakat pada penyakitpenyebab kematian tertentu sesuai standar danpedoman sebanyak 210 Puskesmas;67 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah RS yang menerapkan pelayanankeperawatan sesuai standar dan pedomansebanyak 160 RS;e. Jumlah RS yang menerapkan pelayanan kebidanansesuai standar dan pedoman sebanyak 20 RS;f. Jumlah Rumah Sakit yang memberikan pelayanankeperawatan kepada ODHA dan EID (EmergingInfectious Disease) sebanyak 160 RS;g. Jumlah RS yang melaksanakan Sistem PemberianPelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)sebanyak 160 RS;h. Jumlah RS yang menerapkan PengembanganManajemen Kinerja (PMK) Klinik bagi perawat danbidan sebanyak 160 RS;i. Jumlah RS yang melaksanakan pelayanankeperawatan gawat darurat sesuai standarsebanyak 170 RS;j. Jumlah RS yang memberikan pelayanan rawatgabung ibu dan bayi sesuai standar sebanyak 33RS;k. Jumlah RS yang menerapkan surveilans PPI olehIPCN (Infection Prevention Control Nurse) sebanyak150 RS;l. Jumlah NSPK pelayanan keperawatan dankebidanan yang disusun sebanyak 40 buah;m. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yangmelaksanakan pelayanan keperawatan keluargasebanyak 350 fasilitas kesehatan;n. Jumlah Puskesmas di DTPK (Daerah TerpencilPerbatasan dan Kepulauan) yang melaksanakanPelayanan Perkesmas/PHN sebanyak 111Puskesmas;68 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAo. Jumlah Puskesmas yang menyediakan PHNKit/home care kit sebanyak 350 Puskesmas;p. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelayanankeperawatan di kelompok khusus dan komunitassebanyak 210 Puskesmas;q. Jumlah Puskesmas/fasilitas kesehatan dasar lainyang melaksanakan pelayanan rawat gabung ibudan bayi sesuai standar sebanyak 480Puskesmas/fasilitas kesehatan dasar.B.1.6.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan<strong>Kesehatan</strong> Ibu dan AnakLuaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program BinaGizi dan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut pada tahun2014 adalah :a. Jumlah Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes) yangberoperasi sebanyak 78.000 Poskesdes;b. Persentase ketersediaan dukungan sarana danprasarana KIA dan Gizi di Puskesmas sebesar 6%.B.2.PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATANSasaran hasil Program Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> adalahmeningkatkan upaya kesehatan dasar, rujukan, tradisional,alternatif dan komplementer, kesehatan kerja, olah raga danmatra, serta standarisasi, akreditasi, dan peningkatan mutupelayanan kesehatan.69 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAIndikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia(world class) sebanyak 5 kota.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, kegiatan yangdilakukan meliputi:B.2.1. Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> DasarLuaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan dasarkepada masyarakat.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase Puskesmas yang menerapkanstandar pelayanan medik dasar sebesar 90%;b. Persentase fasilitas kesehatan dasar selainPuskesmas yang menerapkan standar pelayananmedik dasar sebesar 40%;c. Persentase fasilitas kesehatan dasar yangmelaksanakan pelayanan kedokteran keluargasebesar 70%;d. Persentase fasilitas kesehatan dasar yang telahmelaksanakan pelayanan kedokteran gigikeluarga sebesar 40%;e. Jumlah Puskesmas yang melayani kesehatan jiwadan NAPZA sebesar 278 Puskesmas.B.2.2.Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> RujukanLuaran: Meningkatnya pelayanan medik spesialistikkepada masyarakat.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah kota yang memiliki RS memenuhi standarkelas dunia (world class) sebanyak 5 kota;70 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAb. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakanPONEK sebesar 100%;c. Persentase RS Pemerintah menyelenggarakanpelayanan rujukan bagi ODHA (Orang denganHIV dan AIDS) sebesar 100%;d. Jumlah Kab/Kota yang dilayani oleh RS bergerakdi Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan(DTPK) sebanyak 18 RS;e. Persentase RS daerah dengan kesiapanpelayanan EID (Emerging Infectious Disease) TBsebesar 100%;f. Persentase RS Kab/Kota yang menerapkan SPMRS sebesar 100%;g. Jumlah RS Provinsi dan RS Kab/Kota dalammemberikan pelayanan kesehatan jiwa danNAPZA sebesar 156 RS;h. Persentase RS (Kelas A dan B) yangmengembangkan pelayanan Geriatri sebesar60%;i. Persentase RS pemerintah yang siapmelaksanakan pencegahan dan pengendalianinfeksi TB sebesar 80%;j. Persentase RS yang melaksanakan programKeselamatan Pasien sebesar 60%;k. Jumlah RS pendidikan yang melaksanakanpengendalian resistensi antimikroba sebanyak 60RS;l. Jumlah pelayanan jantung dan pembuluh darah diRS dan jejaringnya sesuai standar sebanyak 60RS;71 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAm. Jumlah RS Pendidikan yang menyelenggarakanpelayanan sesuai dengan standar RS Pendidikansebesar 75 RS;n. Jumlah RS yg melaksanakan perawatan KMC danIMD sebanyak 37 RS;o. Persentase RSU pemerintah siap melaksanakanPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)sebesar 75%;p. Jumlah RS Kab/Kota yang menyediakan 10 TTuntuk pelayanan kegawat daruratan psikiatriksebanyak 100 RS;q. Persentase RSJ yang menerapkan SPM RSJsebesar 100%;r. Persentase RSJ yang memberikan pelayananpsikiatri anak dan remaja sesuai pedomansebesar 100%;s. Persentase RSJ yang memberikan pelayananpsikogeriatrik sesuai pedoman sebesar 100%;t. Persentase RSJ yang memberikan pelayananpsikiatrik forensik sesuai pedoman sebesar 100%;u. Persentase RSJ yang memberikan pelayananpenanggulangan ketergantungan NAPZA sesuaipedoman sebesar 100%;v. Persentase RSJ yang menerapkan ModelPelayanan Keperawatan Profesional (MPKP)sebesar 100%;w. Persentase RSJ yang memberikan pelayananrehabilitasi psikososial sesuai pedoman sebesar100%;x. Persentase Kab/Kota yang telah melakukanpemeliharaan, peningkatan, dan penanggulanganintelegensia kesehatan sebesar 50%;72 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAy. Jumlah kebijakan yang dihasilkan tentangpemeliharaan, peningkatan kemampuan, danpenanggulangan masalah kesehatan intelegensiasebanyak 30 kebijakan;z. Jumlah pelaksanaan penilaian intelegensiapejabat pusat dan daerah sebanyak 600;aa. Jumlah Kab/Kota yang memiliki UTD sebanyak496 Kab/Kota;bb. Jumlah UTD yang melaksanakan pelayanandarah aman sebanyak 402 UTD;cc. Jumlah RS pemerintah yang memiliki BDRSsebanyak 432 RS;dd. Jumlah RS Rujukan Flu Burung yang memberikanpelayanan sesuai pedoman sebanyak 100 RS;ee. Persentase RS pemerintah yang melaksanakanpelayanan gawat darurat sesuai standar sebesar100%;ff. Persentase entrypoint, transito, dan RS rujukanTKIB melaksanakan pelayanan medik dan gawatdarurat bagi TKIB sebesar 100%;gg. Persentase RS rujukan haji yang melaksanakanpelayanan medik dan gawat darurat bagi jemaahhaji yang memerlukan sebesar 100%;B.2.3. Pembinaan dan Pengawasan Upaya <strong>Kesehatan</strong>Tradisional/ Komplementer AlternatifLuaran: Meningkatnya pembinaan dan pengawasanupaya kesehatan tradisional/komplementer alternatif.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:73 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAa. Jumlah RS yang menyediakan pelayanankesehatan tradisional/komplementer alternatifsebanyak 50 RS;b. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tradisionalyang melaksanakan pelayanan kesehatantradisional sesuai pedoman kesehatan sebanyak100 unit;c. Jumlah metode pelayanan kesehatankomplementer alternatif yang telah ditetapkanaman dan efektif untuk digunakan dalampelayanan kesehatan sebanyak 6 metode;d. Jumlah RS pendidikan melaksanakan sinergipelayanan komplementer alternatif sebanyak 24RS;B.2.4.Pembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong> Kerja, Olahraga, danMatraLuaran: Meningkatnya pembinaan upaya kesehatankerja, olahraga, dan matra.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase Kab/Kota yang minimal mempunyai 4Puskesmas yang telah melaksanakan upayakesehatan kerja sebesar 50%;b. Persentase Kab/Kota dengan sarana kesehatan(Rumah Sakit, Laboratorium, Gudang Farmasi,Dinas <strong>Kesehatan</strong>) Pemerintah telah menerapkankesehatan kerja sebesar 50%;c. Jumlah Kab/Kota yang melaksanakanpengendalian faktor risiko dan pelayanankesehatan penyelaman sebanyak 240 Kab/Kota;74 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah KKP yang melaksanakan kesehatanpenerbangan sebanyak 24 KKP;e. Jumlah lokasi situasi khusus dan pengungsi yangdikendalikan faktor risiko sebanyak 400 lokasi.B.2.5.Pembinaan Standarisasi, Akreditasi, danPeningkatan Mutu Pelayanan <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Terselengggaranya standarisasi, akreditasi,dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase RS yang terakreditasi sebesar 90%;b. Jumlah Labkes (BLK) yang terakreditasisebanyak 22 Labkes;c. Persentase RS yang melaksanakan pelayananketerapian fisik sesuai standar sebesar 65%.d. Jumlah labkes yang mengikuti programpemantapan mutu eksternal sebanyak 800labkes;e. Persentase RS pemerintah yang melaksanakanpelayanan radiologi diagnostik sesuai standarsebesar 65%;f. Jumlah RS pemerintah yang melaksanakanpelayanan radioterapi sesuai standar sebanyak 22RS;g. Jumlah RS pemerintah yang melaksanakanpelayanan kedokteran nuklir sesuai standarsebanyak 12 RS;h. Jumlah labkes rujukan kultur TB (BBLK, BLK, danRS A dan B) sebanyak 46 labkes;75 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAi. Jumlah laboratorium kesehatan rujukan kulturDST TB tersertifikasi (BBLK, BLK, RS dan Lab.Univ) sebanyak 17 labkes;j. Jumlah laboratorium rujukan Early InfantDiagnostic (EID) HIV sebanyak 3 labkes;k. Persentase laboratorium yang melaksanakanpelayanan NAPZA sesuai standar sebesar 100%;l. Persentase RS yang melaksanakan pelayananketeknisian medik sesuai standar sebesar 65%.B.2.6.B.2.7.Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Rujukan bagi MasyarakatMiskin (Jamkesmas)Luaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukanbagi penduduk miskin di RS.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase RS yang melayani pasien pendudukmiskin peserta program Jaminan <strong>Kesehatan</strong>Masyarakat sebesar 95%;b. Jumlah kunjungan penduduk miskin ke RSsebanyak 9 juta penduduk.Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Dasar bagi MasyarakatMiskin (Jamkesmas)Luaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan dasarbagi penduduk miskin di Puskesmas.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah jumlah Puskesmas yang memberikanpelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin diPuskesmas sebanyak 9.000 Puskesmas;76 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.2.8.B.2.9.Bantuan Operasional <strong>Kesehatan</strong> (BOK)Luaran: Tersedianya Bantuan Operasional <strong>Kesehatan</strong>(BOK) untuk Puskesmas.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah Puskesmas yang mendapatkan bantuanoperasional kesehatan dan menyelenggarakanlokakarya mini untuk menunjang pencapaian SPMsebanyak 9.000 Puskesmas;b. Jumlah pedoman sebanyak 5 buah;c. Jumlah instrument teknis sebanyak 5 buah;d. Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi BOKsebanyak 5 buah.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya pada Program Pembinaan Upaya<strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada ProgramPembinaan Upaya <strong>Kesehatan</strong>.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal yangditingkatkan sarana dan prasarananya sebanyak34 UPT;b. Peningkatan jumlah RS/BLK yang terpenuhifasilitas sarana dan prasarana sebanyak 444 RSdan 22 BLK;c. Pengembangan UPT Puskesmas sebanyak 8 unit;d. Jumlah NSPK di bidang pelayanan medik yangharus ditetapkan sebanyak 200 buah;77 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAe. Persentase RS yang melaksanakan SIRS baikonline maupun manual sebesar 100%;f. Jumlah provinsi yang mendukung pelaksanaanprogram Upaya Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> (Dekon)sebanyak 33 provinsi.B.3.PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATAN LINGKUNGANSasaran hasil program: Menurunnya angka kesakitan, kematiandan kecacatan akibat penyakit.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:.1. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatimunisasi dasar lengkap sebesar 90%;2. Angka penemuan kasus Malaria menjadi 1 per 1.000penduduk;3. Jumlah kasus TB menjadi 224 per 100.000 penduduk;4. Persentase Kasus baru TB Paru (BTA positif) yangditemukan sebesar 90%;5. Persentase Kasus baru TB Paru (BTA positif) yangdisembuhkan sebesar 88%;6. Angka kesakitan penderita DBD menjadi 51 per 100.000penduduk;7. Prevalensi kasus HIV menjadi
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA11. Persentase Provinsi dengan angka kasus baru TB ParuBTA positif/ CDR (Case Detection Rate) minimal 70%sebesar 50%;12. Persentase provinsi mencapai angka keberhasilanpengobatan kasus baru TB Paru BTA positif/SR (SuccessRate) minimal 85% sebesar 88%;13. Angka kematian diare (CFR) pada saat KLB
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAf. Persentase anak usia sekolah dasar yangmendapat imunisasi sebesar 98%;g. Persentase kasus potensial PHEIC yangterdeteksi di pelabuhan, bandara dan pos lintasbatas darat sebesar 100%;h. Persentase bebas vektor penular penyakit diperimeter area (House Index = 0) dan Buffer Area(House Index < 1) di lingkungan pelabuhan,bandara dan pos lintas batas darat sebesar 100%;i. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayahepisenter pandemi dilakukan kegiatan karantina
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAg. Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurutpengetahuan tentang HIV dan AIDS sebesar 95%;h. Jumlah provinsi yang menyelenggarakansurveilans HIV dan Sypilis sebanyak 33 provinsi;i. Persentase Provinsi dengan angka kasus baru TBParu BTA positif/ CDR (Case Detection Rate)minimal 70 % sebesar 50%;j. Persentase provinsi mencapai angka keberhasilanpengobatan kasus baru TB Paru BTA positif/SR(Success Rate) minimal 85% sebesar 88%;k. Angka kematian diare (CFR) pada saat KLBsebesar < 1.l. Persentase cakupan penemuan dan tatalaksanapenderita pneumonia balita sebesar 100%;m. Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta < 5per 100.000 penduduk;n. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebihyang menerima konseling dan testing HIVsebanyak 700.000 orang;o. Angka penemuan kasus baru frambusia per100.000 sebesar < 1000;p. Angka kecacatan tingkat 2 kusta per 100.000sebesar 0,6.B.3.3.Pengendalian Penyakit Bersumber BinatangLuaran: Meningkatnya pencegahan danpenanggulangan penyakit bersumber binatang.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut padatahun 2014 adalah :a. Angka kesakitan penderita DBD sebesar 51 per100.000 penduduk;81 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAb. Angka penemuan kasus malaria sebesar 1 per1.000 penduduk;c. Persentase kasus suspect flu burung yangditemukan, ditangani sesuai standar sebesar100%;d. Persentase kasus zoonosa lainnya (rabies,antraks, pes, leptospirosis) yang ditangani sesuaistandar sebesar 90%;e. Persentase cakupan pengobatan massalFilariasis terhadap jumlah penduduk endemissebesar 65%;f. Persentase Kab/Kota yang melakukan mappingvektor sebesar 70%;g. Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar>95%;h. Persentase KLB malaria yang dilaporkan danditanggulangi sebesar 100%.B.3.4.Penyehatan LingkunganLuaran: Meningkatnya penyehatan dan pengawasankualitas lingkungan.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut padatahun 2014 adalah :a. Persentase penduduk yang memiliki aksesterhadap air minum yang berkualitas sebesar67%;b. Persentase kualitas air minum yang memenuhisyarat sebesar 100%;c. Persentase penduduk yang menggunakanjamban sehat sebesar 75%;82 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Persentase Kab/Kota/Kawasan yang telahmelaksanakan Kab/Kota/Kawasan sehat sebesar100%;e. Persentase Penduduk Stop BABS (Buang AirBesar Sembarangan) sebesar 100%;f. Cakupan daerah potensial yang melaksanakanstrategi adaptasi dampak kesehatan akibatperubahan iklim sebesar 100%;g. Persentase cakupan tempat-tempat umum yangmemenuhi syarat kesehatan sebesar 85%;h. Persentase cakupan rumah yang memenuhisyarat kesehatan sebesar 85%;i. Seluruh provinsi yang memfasilitasipenyelenggaraan STBM (Sanitasi Total BerbasisMasyarakat) sebesar 100% Kab/Kota;j. Persentase cakupan tempat pengolahan makananyang memenuhi syarat kesehatan sebesar 75%;k. Seluruh provinsi memfasilitasi 50%penyelenggaraan kota sehat yang sesuai standar.B.3.5.Pengendalian Penyakit Tidak MenularLuaran:1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibatpenyakit tidak menular;2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulanganpenyakit tidak menular.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut padatahun 2014 adalah :a. Persentase provinsi yang memiliki Perda tentangKawasan Tanpa Rokok (KTR) sebesar 100%;b. Persentase provinsi yang melakukan pembinaanpencegahan dan penanggulangan penyakit tidak83 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAmenular (SE, deteksi dini, KIE dan tata laksana)sebesar 100%;c. Persentase Kab/Kota yang melaksanakanpencegahan dan penaggulangan penyakit tidakmenular (SE, deteksi dini, KIE dan tata laksana)sebesar 30%;d. Persentase Kab/Kota yang melaksanakanInspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan ClinicalBreast Examination (CBE) sebesar 25%;e. Persentase Kab/Kota yang mempunyai peraturanperundangan-undangan (Surat Edaran/Instruksi/SK/Peraturan Walikota/Bupati/Perda) tentangpencegahan dan penanggulangan dampakmerokok terhadap kesehatan sebesar 30%.B.3.6.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya pada Program PengendalianPenyakit dan Penyehatan LingkunganLuaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada ProgramPengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.Indikator untuk pencapaian luaran tersebut padatahun 2014 adalah :a. Jumlah UPT vertikal yang ditingkatkan sarana danprasarananya sebanyak 59 UPT;b. Peningkatan jumlah, jenis, kualitas, sarana danprasarana pada seluruh satker pusat sebanyak 6satker;c. Jumlah rencana koordinasi Ditjen PengendalianPenyakit dan Penyehatan Lingkungan yangdilakukan sebanyak 12 kali dalam 1 tahun;84 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah dokumen perencanaan dan anggaranyang dihasilkan sebanyak 3 dokumen;e. Jumlah dokumen data dan informasi yangdihasilkan sebanyak 5 dokumen;f. Persentase SDM yang dibina sebesar 90%.B.4. PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATANSasaran hasil Program Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong> adalahmeningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yangmemenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:Persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100%.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:B.4.1. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik danPerbekalan <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya ketersediaan Obat EssensialGenerik di Sarana Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Dasar.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar100%;b. Persentase obat yang memenuhi standar, cukupdan terjangkau sebesar 95%;c. Ketersediaan obat per kapita per tahun di saranapelayanan kesehatan dasar sebesar Rp. 18.000 perkapita;d. Persentase Instalasi Farmasi Kab/Kota sesuaistandar sebesar 80%.85 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.4.2.B.4.3.Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat <strong>Kesehatan</strong>dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong> Rumah Tangga (PKRT)Luaran: Meningkatnya mutu dan keamanan alatkesehatan dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong> Rumah Tangga(PKRT).Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase sarana produksi alat kesehatan danPKRT yang memenuhi persyaratan cara produksiyang baik sebesar 80%;b. Persentase sarana distribusi alat kesehatan yangmemenuhi persyaratan distribusi sebesar 70%;c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yangberedar memenuhi persyaratan keamanan, mutu,dan manfaat sebesar 95%.Peningkatan Pelayanan KefarmasianLuaran: Meningkatnya penggunaan obat rasionalmelalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas untuktercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase Instalasi Farmasi Rumah SakitPemerintah yang melaksanakan pelayanankefarmasiaan sesuai standar sebesar 50%;b. Persentase Puskesmas Perawatan yangmelaksanakan pelayanan kefarmasian sesuaistandar sebesar 30%;c. Persentase penggunanaan obat rasional di saranapelayanan kesehatan sebesar 70%.86 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAB.4.4.B.4.5.Peningkatan Produksi dan Distribusi KefarmasianLuaran:1. Meningkatnya produksi bahan baku dan obat lokalserta mutu produksi dan distribusi kefarmasian.2. Meningkatnya kualitas produksi dan distribusikefarmasian3. Meningkatnya produksi bahan baku obat dan obattradisional produksi di dalam negeri.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisionalproduksi di dalam negeri sebanyak 45 jenis;b. Jumlah standar produk kefarmasian yang disusundalam rangka pembinaan produksi dan distribusisebanyak 10 standar;c. Jumlah industri farmasi nasional memperolehprakualifikasi WHO untuk produk obat programsebanyak 3 industri.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat<strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada ProgramKefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong>.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan(sesuai usulan, pemenuhan kebutuhansumberdaya manusia dan prasarana,pertanggung jawaban keuangan yang sesuai SAI,dan peraturan per-UU) sebesar 100%;87 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAb. Persentase dukungan manajemen danpelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat<strong>Kesehatan</strong> di daerah dalam rangka dekonsentrasisebesar 100%.B.5. PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAANSUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANSasaran hasil program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM<strong>Kesehatan</strong> adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu sumberdaya manusia kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan.Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah:1. Persentase tenaga kesehatan yang professional danmemenuhi standar kompetensi sebesar 80%;2. Jumlah lembaga pendidikan tenaga kesehatan yangmemenuhi standar 39 Poltekkes;3. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDMkesehatan sesuai standar 80%.Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akandilakukan meliputi:B.5.1. Perencanaan dan Pendayagunaan SDM <strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaanSDM kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dandiberi insentif di DTPK sebanyak 7.020 orang;b. Jumlah residen senior yang didayagunakan dandiberikan insentif sebanyak 4.850 orang;c. Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanankesehatan sebanyak 20 buah;88 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan didalam dan di luar negeri sebanyak 10.500 orang;e. Jumlah Kab/Kota yang telah mampu melaksanakanperencanaan kebutuhan SDM <strong>Kesehatan</strong> sebanyak105 Kab/Kota.B.5.2.B.5.3.Pendidikan dan Pelatihan AparaturLuaran: Meningkatnya pendidikan dan pelatihanaparatur.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah pelatihan bagi aparatur yang terakreditasisebanyak 2.000 pelatihan;b. Jumlah lembaga unit pelatihan kesehatan yangterakreditasi sebanyak 107 lembaga;c. Jumlah aparatur yang telah mengikuti pelatihanpenjenjangan, fungsional, dan manajemenkesehatan sebanyak 193.250 orang.Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga<strong>Kesehatan</strong>Luaran: Meningkatnya pelaksanaan pendidikan danpelatihan tenaga kesehatan.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yangditingkatkan kemampuannya sebanyak 13.000orang;b. Jenis pendidikan tenaga kesehatan yangdikembangkan sebanyak 38 jenis;c. Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihanteknis fungsional sebanyak 33.030 orang;89 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAd. Jumlah kurikulum pendidikan yang dikembangkanyang mengacu pada standar nasional pendidikansebanyak 20 buah;e. Persentase institusi diknakes yang diakreditasi danmendapat strata A sebesar 60%;f. Jumlah tenaga pendidik yang bersertifikat (UU No.14/2005) sebanyak 4.500 orang.B.5.4.B.5.5.Sertifikasi, Standarisasi dan Peningkatan Mutu SDM<strong>Kesehatan</strong>Luaran: Terselenggaranya sertifikasi, standarisasi danpeningkatan mutu SDM <strong>Kesehatan</strong>.Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah SDM kesehatan di fasilitas kesehatan yangtelah ditingkatkan kemampuannya melaluipendidikan berkelanjutan sebanyak 9.500 orang;b. Persentase profesi tenaga kesehatan yang memilikistandar kompetensi sebesar 90%;c. Jumlah tenaga kesehatan selain dokter dan doktergigi yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)sebanyak 20.000 orang;d. Jumlah dokter peserta internship sebanyak 10.320orang.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya pada Program Pengembangan danPemberdayaan Sumber Daya Manusia <strong>Kesehatan</strong>.Luaran: Meningkatnya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya pada ProgramPengembangan dan Pemberdayaan Sumber DayaManusia <strong>Kesehatan</strong>.90 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAIndikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014adalah:a. Jumlah UPT yang ditingkatkan sarana danprasarananya sebanyak 60 unit;b. Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari lembagapendidikan pemerintah sebanyak 75.000 orang;c. Jumlah tenaga pendidik yang melaksanakan risetsebanyak 2.745 orang;d. Jumlah dokumen UU, PP, Permenkes, Kepmenkes,norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK)PPSDM <strong>Kesehatan</strong> sebanyak 166 buah;e. Jumlah institut kesehatan yang terbentuk sebanyak3 institut;f. Presentase Satuan Kerja (Satker) yang melaksanakanSIM PPSDM <strong>Kesehatan</strong> online sebesar 75%.91 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIABAB IV92 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIAPENUTUP<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> ini diharapkan dapat digunakansebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya<strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> dalam kurun waktu lima tahun (<strong>2010</strong>-2014)sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagaibahan penyusunan laporan kinerja tahunan <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong>.Semoga upaya <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> sampai dengan tahun 2014dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya dengan pengukurankinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya, <strong>Renstra</strong><strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong>-2014 ini akan dievaluasi padapertengahan (2012) dan akhir periode 5 tahun (2014) sesuai ketentuanyang berlaku.Penyusunan <strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>2010</strong>-2014 melibatkanstakeholder terkait baik pusat dan daerah. Kepada semua pihak yangterlibat dalam penyusunan <strong>Renstra</strong> ini diucapkan terima kasih. Tentunya<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> tahun <strong>2010</strong>-2014 ini dapatdilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasiyang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan dilingkungan <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> dan jajarannya baik di Pusatmaupun Daerah, serta masyarakat.Menteri <strong>Kesehatan</strong> RI,dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH93 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA94 Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong>-2014
LAMPIRAN
Lampiran III<strong>Renstra</strong> <strong>Kementerian</strong> <strong>Kesehatan</strong><strong>Tahun</strong> <strong>2010</strong> - 2014DAFTAR SINGKATAN AFTA : Asean Free Trade Area AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu Alkes : Alat <strong>Kesehatan</strong> APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APEC : Asia Pacific Economic Cooperation ART : Anti Retroviral Treatment ASEAN : Association of Southest Asian Nations ASI : Air Susu Ibu ATM : AIDS/HIV, TBC, Malaria BABS : Buang Air Besar Sembarangan BBLK : Balai Besar Laboratorium <strong>Kesehatan</strong> BBLR : Berat <strong>Badan</strong> Lahir Rendah BDRS : Bank Darah Rumah Sakit BLK : Balai Latihan Kerja BOK : Bantuan Operasional <strong>Kesehatan</strong> BOR : Bed Occupation Rate BTA : Basil Tahan Asam CBE : Clinical Breast Examination CDR : Case Detection Rate CFR : Case Fatality Rate CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil CPR : Contraception Prevalence Rate DBD : Demam Berdarah Dengue DOEN : Daftar Obat Esensial Nasional DHA : District Health Account DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Diknakes : Pendidikan Tenaga <strong>Kesehatan</strong> DST : Drug Sensitivity Test DTPK : Daerah Tertinggal Terpencil Perbatasan danKepulauan e-Government : Electronic GovernmentLampiran - 25
e-Health : Electronic Health EID : Emerging Infectious Disease e-Procurement: Electronic Procurement EWORS : Early Warning Outbreak Recognition System Gakin : Keluarga Miskin GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian danHiperaktivitas GTMMP : Good Traditional Medicine ManufacturingPractice HET : Harga Eceran Tertinggi HIV : Human Immunodeficiency Virus IMD : Inisiasi Menyusui Dini IPCN : Infection Prevention Control Nurse IPG : Indeks Pembangunan Gender IPM : Indeks Pembangungan Manusia IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEKDOK : Ilmu Pengetahuan dan TeknologiKedokteran IVA : Inspeksi Visual Asam Asetat Jamkesmas : Jaminan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat JIIPP : Jaringan Informasi IPTEK dan PromosiPenelitian KB : Keluarga Berencana KEK : Kekurangan Energi Kronis KIA : <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan Anak KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KKP : Kantor <strong>Kesehatan</strong> Pelabuhan KLB : Kejadian Luar Biasa KMC : Kangaroo Mother Care KTA : Kekerasan Terhadap Anak KTR : Kawasan Tanpa Rokok LHKPN : Laporan Harta Kekayaan PenyelenggaraNegara LoI : Letter of Intents Napza : Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif lainnya Nakes : Tenaga <strong>Kesehatan</strong> MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu MDG’s : Millenium Development GoalsLampiran - 26
MPKP : Model Pelayanan Keperawatan Profesional MoU : Memorandum of Understanding NCDR : Newly Case Detection Rate NHA : National Health Account NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia NSPK : Norma Standar Prosedur dan Kriteria OAT : Obat Anti Tuberkulosis ODHA : Orang Dengan HIV AIDS OGB : Obat Generik Berlogo PAK : Penyakit Akibat Kerja PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi PDBK : Penanganan Daerah Bermasalah <strong>Kesehatan</strong> PE : Penyelidikan Epidemiologi Perkesmas : Perawatan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat PHA : Province Health Account PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHEIC : Public Health Emergency and InternationalConcern PHN : Public Health Nurse PJB : Pemberantasan Jentik Nyamuk PKH : Program Keluarga Harapan PKPR : Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Peduli Remaja PKRE : Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Reproduksi Esensial PKRT : Perbekalan <strong>Kesehatan</strong> Rumah Tangga PMK : Pengembangan Manajemen Kinerja PMT : Pemberian Makanan Tambahan PNS : Pegawai Negeri Sipil PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal EmergencyDasar PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal EmergencyKomprehensif Poskesdes : Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa PP : Peraturan Pemerintah PPDSBK : Program Pendidikan Dokter SpesialisBerbasis Kompetensi PPNS : Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPI : Pencegahan dan Pengendalian InfeksiLampiran - 27
PPKtP : Pencegahan dan PenanggulanganKekerasan terhadap Perempuan PPSDM : Pengembangan dan Pemberdayaan SumberDaya Manusia PTPPO : Pemberantasan Tindak Pidana danPerdagangan Orang PTT : Pegawai Tidak Tetap Rakerkesnas : Rapat Kerja <strong>Kesehatan</strong> Nasional <strong>Renstra</strong> K/L : Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong>/Lembaga RenjaK/L : Rencana Kerja <strong>Kementerian</strong>/Lembaga Riskesdas : Riset <strong>Kesehatan</strong> Dasar RKA-K/L : Rencana Kerja dan Anggaran <strong>Kementerian</strong>/Lembaga RKP : Rencana Kerja Pemerintah RM : Retardasi Mental RPJPK : Rencana Pembangunan Jangka Panjang<strong>Kesehatan</strong> RPJPKN : Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional RPP : Rancangan Peraturan Pemerintah RSJ : Rumah Sakit Jiwa RSU : Rumah Sakit Umum RUU : Rancangan Undang Undang SAI : Sistim Akutansi Instansi SAKIP : Sistim Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah Satker : Satuan Kerja SDKI : Survei Dasar <strong>Kesehatan</strong> Indonesia SDM : Sumber Daya Manusia SE : Surveilans Epidemiologi SIKNAS : Sistim Informasi <strong>Kesehatan</strong> Nasional SIMKA : Sistim Informasi Manajemen Kepegawaian SIRS : Sistim Informasi Rumah Sakit SKD : Sistim Kewaspadaan Dini SKN : Sistim <strong>Kesehatan</strong> Nasional SP2KP : Sistim Pemberian Pelayanan KeperawatanProfesionalLampiran - 28
SPM : Standar Pelayanan Minimal SR : Success Rate STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STR : Surat Tanda Registrasi TB : Tuberkulosis TKIB : Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah TPKJM : Tim Pengarah <strong>Kesehatan</strong> Jiwa Manusia TRB : Teknologi Reproduksi Berbantu TTU : Tempat Tempat Umum UCI : Universal Child Immunization u-Health : Ubiquteous Health UHH : Umur Harapan Hidup UKBM : Upaya <strong>Kesehatan</strong> BersumberdayaMasyarakat UKK : Upaya <strong>Kesehatan</strong> Kerja UPT : Unit Pelaksana Teknis UTD : Unit Transfusi Darah UU : Undang Undang WDP : Wajar Dengan Pengecualian WHO : World Health Organization WTP : Wajar Tanpa Pengecualian WTO : World Trade Organization WUS : Wanita Usia SuburLampiran - 29