12.07.2015 Views

Percik - Digilib

Percik - Digilib

Percik - Digilib

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan LingkunganDiterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta KaryaDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMPenanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,BAPPENASDirektur Penyehatan Air dan Sanitasi,DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan PenyehatanLingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan UmumDirektur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRIDirektur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRIPemimpin Redaksi:Oswar MungkasaDewan Redaksi:Supriyanto, Johan Susmono,Indar Parawansa, Bambang PurwantoRedaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rewang Budiyana,Rheidda Pramudhy, Joko Wartono,Essy Asiah, MujiyantoDesain/Ilustrasi:Rudi KosasihProduksi:MachrudinSirkulasi/Distribusi:Agus SyuhadaAlamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.ide-mail: redaksipercik@yahoo.comredaksi@ampl.or.idoswar@bappenas.go.idRedaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitandengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.Dari Redaksi 1Suara Anda 2Laporan UtamaData AMPL Mungkinkah Terintegrasi? 3Beda Definisi, Beda Hasil 5Menuju Integrasi Data AMPL 6Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS:Masyarakat Belum Sadar Data 7Kasubdit Data dan Informasi, Ditjen Cipta Karya:Perlu Konsensus Bersama 8TeropongBantul Amburadul 9Sanitasi dalam Kondisi Darurat 13PeraturanPP No. 2 Tahun 2006 14WawancaraDirektur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan, Ir. Sri Bebassari, MSc:Master Plan Persampahan Mutlak 15ReportaseKampung Agrowisata di Sudut Jakarta 20KisahPengelolaan Sampah Gaya Komunitas Rungkut Lor 22StudiKajian Ekonomi Dampak Investasi Air Minum TerhadapPerekonomian di Indonesia 24ProgramSekilas tentang ISSDP 27InovasiInsinerator Ramah Lingkungan 29WawasanAir Mengalir dari Negara ke Swasta 31Misteri Lorong Waktu Peradaban Teknologi Keairan 33Tantangan Penyediaan Air Baku dalam PemenuhanKebutuhan Air Minum 37Pengelolaan DAS (Hulu) Terpadu untuk Kesejahteraan Rakyat 41Seputar AMPL 45Seputar WASPOLA 47Info CD 48Info Buku 49Info Situs 50Agenda 51Pustaka AMPL 52• Majalah <strong>Percik</strong> dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id •


SUARA ANDARubrik TeknologiTerima kasih atas kiriman <strong>Percik</strong>yang terbaru, April 2006. Media jurnalini bagus dan informatif.Kalau boleh, perlu juga reportasemengenai pengalamanpengalamandi negara-negaralain dalam hal air minum danpenyehatan lingkungan ini, baikskala komunitas lingkunganmaupun skala kota. Juga perluada rubrik mengenai penerapan-penerapanappropriatetechnology mulai dari yangsudah ada turun temurun darinenek moyang kita, misalnyakincir air di sumatera barat,sampai dengan yang mutakhirdan mengupas bagaimana teknologiitu diterapkan dan apakekurangannya, bagaimana sebenarnyakekurangan-kekurangan itu bisa diatasidengan teknologi atau pengetahuanmasa kini.Salam dan selamat berjuang memajukanbangsa.Max PohanStaf Ahli Menteri PPNBidang Pemantauan PembangunanBeberapa kali kami telah menyajikanrubrik teknologi. Kami sangat berterimakasih atas masukan tersebut. (Redaksi)Menuju Bebas BABSembaranganKecamatan Lembak terletak di kabupatenMuara Enim Propinsi SumateraSelatan yang terdiri atas 18 desa, berpenduduk+ 29.306 jiwa, 7.531 Kepala Keluarga(KK). Masyarakat banyak mengandalkanhasil pertanian karet. Kondisisanitasinya belum baik. Penduduk yangmemiliki dan memanfaatkan jamban keluargahanya 2.818 KK, atau sekitar 37,41persen dari total KK dengan jumlah jamban2.308 unit, untuk seluruh kecamatanLembak.Kondisi ini mendorong PuskesmasLembak membuat sebuah gebrakanmenuju Free Open Defecation denganmenerapkan metode CLTS. Pada 4-7 JuliFOTO:AGUSTINE SIAHAAN2005, diadakan pelatihan CLTS di kabupatenMuara Enim, dan tiga orang petugasPuskesmas Lembak yakni dua sanitariandan saya sendiri. Selanjutnya kami mengadakanpelatihan CLTS pada 8-11 Pebruarikepada seluruh staf Puskesmas Lembak.Setelah pelatihan terbentuklah tim CLTSdi Puskesmas Lembak yang terdiri darisepuluh orang, dan kami menamakandiri 'Tim Pemicu Penggerak Perubahan',kemudian tim ini menyusun rencanakerja dalam menindak lanjuti pelatihantersebut. Sebelumnya kami juga mengadakansosialisasi CLTS dalam beberapakesempatan seperti rapat koordinasikecamatan yang dihadiri oleh camat, stafkecamatan, kepala kepala instansi, seluruhkepala desa di wilayah kecamatanLembak, kemudian pada pertemuanPKK, dan bidan desa.Kemudian kami mengadakan pemicuandi seluruh desa di wilayah PuskesmasLembak setiap hari sejak tanggal 22Pebruari 2006-31 Maret 2006. Danpada setiap hari Sabtu, desa yang telahdipicu pada minggu tersebut kami ajakmenghadiri pertemuan di PuskesmasLembak untuk membuat kesepakatandesa masing masing, menyaksikan tayanganperkembangan CLTS di India,Bangladesh, dan Desa Babat-desa diLembak yang telah bebas BAB sembarangan-untukmenambah wawasan danmemotivasi langkah mereka. Merekaterpicu. Mereka mempunyai strategimasing-masing dalam hal menindaklanjutitekad mereka didesa dengan membentuk kelompok-kelompokkecil.Setiap desa berlomba-lombauntuk segera menyatakandesa mereka bebas dari BAB,bahkan kelompok-kelompokkecil yang dibentuk di desajuga berlomba menyelesaikanpembuatan jamban yang menjaditanggung jawab kelompoknya.Bahkan Desa TanjungTiga rela menunda ngetam(panen padi) demi membuatWC yang memang hasilnya terwujuddalam dua minggu. Bahkan adadesa yang tak kebagian kloset di tokokarena stok habis.Sejak metode CLTS diterapkan selama5 minggu, sudah 1097 unit jambanyang bertambah dengan KK penggunajamban 1956 KK. Beberapa desa yangbaru beberapa hari dipicupun sudahmengalami penambahan jamban. Hasilpemantauan sampai dengan 4 April2006 yang kami lakukan, penggunajamban yang tadinya hanya 37,41persen menjadi 62,95 persen.Pemicuan biasanya kami lakukan diluar jam kerja siang-sore hari. Selain ituselalu kami lakukan kunjungan ulanguntuk melihat perkembangan sekaligusmengabadikan hasil kerja mereka.Kiranya tulisan ini dapat bermanfaatbagi pembaca dan memotivasi kitakhususnya petugas kesehatan untuklebih peduli pada masyarakat di wilayahkerja masing-masing. Pengalaman kamimemfasilitasi tidaklah sulit, yang pentingada tekad yang kuat dan kemauan.Drg. P. Agustine SiahaanKepala PuskesmasKec. Lembak Kab. Muara Enim,Sumatera Selatan2<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


LAPORAN UTAMAILLUSTRASI: www.rudikoz.comData Air Minumdan Penyehatan LingkunganMungkinkah Terintegrasi?Penyelenggaraan pembangunannegara yang baik ditandai denganadanya keterbukaan, akuntabilitasdan melibatkan partisipasi masyarakat.Proses perencanaan pembangunanberjalan berdasarkan atas datadasar, kecenderungan perkembangan,proyeksi kebutuhan, dan alokasi sumber-sumberdaya.Pasal 31 Undang-undang No. 25tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanNasional menyebutkan bahwaperencanaan pembangunan harus didasarkanpada data-data dan informasiyang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Konsekuensinya, kebutuhandata yang dapat diandalkan menjadikeniscayaan. Penggunaan data yangakurat dan up to date akan mendorongefisiensi pembangunan, tepat guna, dantepat sasaran.Secara umum data memiliki tigafungsi utama yakni bahan informasi,alat ukur, alat pembanding. Sebagaibahan informasi, data bisa menunjukkancapaian pembangunan, apa yangsudah dilaksanakan, mana yang belum,termasuk bagian mana yang belumtersentuh pembangunan. Dengan datadapat diukur sejauh mana pembangunanitu telah mencapai target yang ditetapkan.Sedangkan sebagai pembanding,data dapat berfungsi untuk menunjukkanefektifitas suatu kegiatan.Selain mempunyai fungsi, data jugamemiliki peran. Data berperan dalamperencanaan sampai dengan pengukuranpencapaian pembangunan, sebagaibahan pengambilan kebijakan/keputusan(Decission Supporting System), alatkontrol untuk mencegah pengulangankesalahan dan pengulangan program-/kegiatan, dan mendukung penyelenggaraanpemerintahan yang transparan,akuntabel dan partisipatif.<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •3


LAPORAN UTAMAMelihat peran data pembangunantersebut, ketersediaan data menjadikunci pembangunan. Bisa dibayangkanbagaimana kebijakan akan diambilsementara data-data pendukung yangdijadikan pijakan bagi keputusan itutidak memenuhi syarat. Dapat diduga,hasilnya bisa jadi melenceng dari harapanatau bahkan tak sesuai sama sekalidengan prediksi.Di negara-negara maju, databasepembangunan mendapat perhatianpenting. Sistem informasi data yang diterapkanmemungkinkan semua databisa tersedia sesuai dengan kebutuhan.Kondisi ini memungkinkan pelaksanaanpembangunan menjadi efisien danefektif serta terukur.Data AMPL IndonesiaIndonesia yang merdeka sejak 1945seharusnya telah memiliki databasepembangunan secara rinci. Namunfakta menunjukkan lain. Sistem pendataanpembangunan belum berjalansesuai dengan harapan. Banyak datapembangunan yang masih sulit didapatkanhingga kini. Kalau pun ada seringtidak lengkap. Tak heran bila data tersebuttidak memungkinkan untuk dianalisadan dijadikan dasar pengambilankebijakan.Kenyataan itu mencakup pula datasektor air minum dan penyehatan lingkungan(AMPL). Padahal pembangunansektor ini telah mulai berlangsungsecara menyeluruh dan sistematis sejakPELITA I. Hanya saja pembangunansarana fisik itu tidak diikuti denganpendataan secara terpadu. Berbagaiinstitusi terkait mengeluarkan dataAMPL. Misalnya Departemen Kesehatan,Departemen Pekerjaan Umum, atauDepartemen Dalam Negeri memiliki datamasing-masing. Bisa diduga munculangka yang berbeda untuk kategoriyang sama dan kelompok sasaran yangsama.Hal ini bisa dimaklumi mengingatsetiap institusi akan lebih fokus terhadapangka pencapaian pembangunanyang dilaksanakan oleh institusi yangbersangkutan. Perbedaan data tersebutjuga disebabkan oleh adanya perbedaanpada penggunaan definisi, kategorisasivariabel yang digunakan, metode pengambilandata, dan kehandalan sumberdaya manusia yang mengolah danmengelolanya.Berbagai jenis data itu tentu tak bisadisatukan begitu saja. Di sisi lain datapembangunan harus tersedia. Jalan keluarnyayakni menggunakan data yangdikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik(BPS) sebagai lembaga pemerintah yangberwenang mengeluarkan data. DataAMPL ini diambil berdasarkan hasilSurvey Sosial Ekonomi Nasional (SU-SENAS). Data hasil SUSENAS tersebutdigunakan sebagai acuan khususnyadalam mengevaluasi pencapaian targetMDGs.Ketersediaan data AMPL di dataBPS sangat terbatas. Mengapa? Karenadata AMPL belum dipandang sebagaivariabel yang perlu diperlakukan secarakhusus dibanding sektor lain, misalnyasurvei pertanian atau survei volumepenjualan beras. Dalam SUSENAS,kavling pertanyaan untuk sektor ini punsangat terbatas. Misalnya, tidak adadata dari BPS berapa sumur gali yangmemenuhi syarat jarak minimal 10meter dari tempat pembuangan tinja.Survei ini hanya mempertanyakan halhalglobal.Ketiadaan data rinci inilah yangmendorong instansi terkait di luar BPSmengadakan survei yang lebih khusus.Instansi tersebut membutuhkan datasesuai kebutuhannya. Dengan demikiansetiap instansi menggunakan pendekatanyang dianggap sesuai dengan datayang dibutuhkannya.Sayangnya selama proses pendataanberlangsung, koordinasi antar-instansidan intansi dengan BPS sebagai surveyorresmi negara belum terjalin denganbaik. Di sana-sini ditemukan tumpangtindih data. Perbedaan definisi ditingkat institusi dan masyarakat terusterjadi. Seringkali fasilitas AMPL tidakterdata secara akurat di tingkat masyarakatkarena didefinisikan secara berbeda.Persepsi masyarakat dengan pengumpuldata (surveyor) yang berbedamengakibatkan fasilitas yang samaditempatkan pada kelompok data berbeda.Perbedaan data juga bisa terjadikarena perbedaan kriteria teknis terhadapprasarana dan sarana.Tantangan ke DepanKetiadaan data baku yang bisamenggambarkan kondisi riil sektorAMPL sekaligus bisa dipergunakanacuan oleh semua stakeholder, jelas tidakmenguntungkan dari sisi pembangunandan penilaian pihak luar. Inibisa menunjukkan belum adanya kepemerintahanyang baik (good governance).Oleh karena itu, perlu ada sinergiantarstakeholder dan antarstakeholderdengan BPS.Banyak hal yang bisa dikerjakanbersama di antaranya melakukan analisiskomparasi bagaimana data sektorAMPL saat ini didefinisikan, dikumpulkandan diagregasikan. Penting pula,pihak-pihak tersebut mengidentifikasikembali kategori data AMPL yang dibutuhkanbaik di tingkat nasional maupundaerah dalam rangka sinkronisasi denganSUSENAS yang dilakukan olehBPS, serta mengidentifikasi peran dantanggung jawab stakeholder dalampengelolaan data AMPL.Yang tak kalah pentingnya yaitumembangun konsensus bersama antarstakeholderAMPL dalam pengklasifikasian,metoda pengumpulan sertapengelolaan data AMPL terutama untukdata dasar (base line) dan pemantauanMDGs. Di sini, stakeholder harusduduk bersama untuk membahasdan membicarakan hal itu. Pemerintahdaerah alangkah baiknya ikutpula dalam pembahasan ini karenamerekalah ujung tombak pengumpulandata di daerah. Pemda pula yangmengenali data AMPL di daerahnyadan yang bisa memverifikasi data yangdikeluarkan BPS. • MJ4<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


LAPORAN UTAMABeda Definisi, Beda HasilDefinisi memegang perananpenting dalam pendataan. Perbedaanpendefinisian akanmengakibatkan hasil yang berbeda samasekali. Karena itu, persamaan pendefinisianmenjadi hal pertama danutama sebelum proses pendataan berlangsung.Jika tidak, hasilnya pasti akanlain-lain. Ini seperti yang terjadi dalampenyajian data air minum dan penyehatanlingkungan (AMPL) Indonesia selamaini.Tabel 1 memberikan contoh definisiyang berbeda pada sektor air minumuntuk membedakan sumber air yangberkategori baik dan tidak baik antaralaporan Pemantauan MDGs di Indonesiadan BPS (Susenas 2002).Tabel 1Kategori Sumber Air BersihMenurut BeberapaLaporan StatistikSUMBER AIR BERSIH TERLINDUNGILaporan MDGsIndonesia1. sambungan pipa2. hidran umum3. sumur bor4. sumur terlindungi5. mata airterlindungi6. air hujanBPS1. sambungan pipa2. sumur bor3. sumur terlindungi4. mata air terlindungi5. air hujanTabel tersebut menunjukkan dalamhal sumber air bersih terlindungi,MDGs menjadikan hidran umum masukkategori sumber air bersih terlindungi,sedangkan BPS tidak memasukkannya.Bisa jadi BPS menganggap hidransebagai bagian dari sistem sambunganperpipaan karena sumber airnyaberasal dari jaringan pipa. SebaliknyaPenerbitDataUNICEFWHOPekerjaanUmumDirektoriPERPAMSIBPS(non pipa)Tabel 2Cakupan Pelayanan Air Minum dari Berbagai InstitusiWilayah 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002PerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaan43,087,357,467,752,630,838,563,689,161,571,454,434,341,590,865,775,072,845,255,4SUMBER AIR BERSIH TAK TERLINDUNGILaporan MDGsIndonesia1. gerobak dorong2. air kemasan3. air dari truk tangki4. sumurtak terlindungi5. mata airtak terlindungiBPS1. air kemasan(termasuk isi ulang)2. sumurtak terlindungi3. mata airtak terlindungi4. sungai5. lain-lain(danau, waduk, dll)MDGs menjadikan hidran umum berdirisendiri karena sistem distribusinya sangatberbeda kendati sumbernya sama.Yang lebih nyata perbedaannya dalammemandang sumber air tak terlindungi.Dalam kategori ini BPS memasukkansungai dan lain-lain. SedangkanMDGs tidak mengkategorikannya sebagaisumber air tak terlindungi, dan memasukkangerobak dorong (penjaja airkeliling) ke dalamnya.Definisi yang digunakan oleh mediasumber tersebut juga belum sesuai dengan90,867,376,455,235,943,136,836,862,291,767,777,155,535,643,490,168,778,251,751,790,667,077,291,468,578,761,440,850,0SumberSUSENASPenghitunganSUSENASuntuk MDG'sDGURD, PUPERPAMSIBPSdefinisi sumber air dan sarana sanitasiyang layak (improved) dan tidak layak (unimproved)yang saat ini digunakan untukmemantau pencapaian MDG's sektor Permukimandan Perumahan di tingkat global.Selain perbedaan antar-institusi, adaperbedaan di masyarakat. Perbedaan itumenyangkut persepsi antara masyarakatdan pengumpul data. Ini memungkinkanfasilitas yang sama ditempatkan pada kelompokdata yang berbeda-beda.Di samping masalah definisi, ada bedapendekatan yang digunakan oleh masingmasinginstitusi sesuai kebutuhan dan kepentingannya(service provider point ofview). Tabel 2 menggambarkan salah satucontoh ketidaksinkronan data dari berbagaiinstitusi yang ada.Data dalam tabel 2 menunjukkanUNICEF dan WHO keduanya mengambildata dari SUSENAS tapi perbedaanangkanya sangat jauh. Mana yang benar?Tentu semua data itu benar karenamasing-masing memiliki argumentasitersendiri. Persoalannya sekarang,apakah perbedaan itu akan terusdilestarikan? Dalam hal data, perlu adaintegrasi. • (MJ/GUS)<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •5


LAPORAN UTAMADirektur Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS, Ahrizal ManafMasyarakat Belum Sadar DataBagaimana konsep pengelolaandata Sistem Statistik Nasional?Konsepnya adalah dengan membentuksuatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsuryang secara teratur salingberkaitan sehingga membentuk totalitasdalam penyelenggaraan statistik. Sepertidiketahui bahwa penyelenggarakegiatan statistik terdiri dari Badan PusatStatistik (BPS) yang menghasilkanstatistik dasar; instansi pemerintah(sektoral) yang menghasilkan statistiksektoral, dan masyarakat umum yangmenghasilkan statistik khusus. Agar terjaditotalitas dalam penyelenggaraanstatistik, maka diperlukan adanya kerjasama antara ketiga penyelenggara diatas dalam hal perencanaan, pengumpulan,pengolahan dan atau analisis statistik.Bila hal ini terwujud maka akantercipta kesamaan dalam hal konsep,definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukurannyasehingga akan tersedia data statistikyang lengkap, akurat, dan mutakhirserta terhindarinya duplikasi data.Bisa Anda jelaskan peran BPSdalam pengelolaan data statistiksecara nasional?Peran BPS adalah sebagai pusat rujukanstatistik. Artinya setiap kegiatanstatistik yang dilakukan oleh instansipemerintah maupun masyarakat wajibdiberitahukan rancangan kegiatannyadengan mengikuti rekomendasi yang diberikanBPS serta menyerahkan hasilnyakepada BPS. Dalam hal ini, instansipemerintah maupun masyarakat diperbolehkanmenyelenggarakan kegiatanstatistik sendiri. Namun bila kegiatantersebut dilakukan dengan cara sensusdan dengan jangkauan populasi berskalanasional, maka harus melibatkan BPSdalam kegiatannya.FOTO: ISTIMEWABagaimana efektifitas BPS dalammenjalankan peran tersebutdan apa kendalanya?Hal yang paling utama yang dilakukanBPS adalah menyosialisaikan UUNomor 16 tahun 1997 tentang statistik,serta Peraturan Pemerintah Nomor 51tahun 1999 tentang penyelenggaraanstatistik kepada semua pihak yang terkaitdengan statistik, termasuk di dalamnyamasyarakat sebagai sumber dataatau responden. Kendala yang dihadapiadalah kurangnya kesadaran darimasyarakat tentang pentingnya datayang memenuhi unsur kelengkapan,akurat, dan mutakhir sehingga mempengaruhikualitas data yang dihasilkandari suatu kegiatan statistik.Sering ada "kesimpangsiuran"angka dalam penyajiannya, baikyang dikeluarkan departemen teknis(sektoral) maupun BPS. Apayang telah dilakukan BPS dalammengatasi hal itu?Untuk internal BPS, Insya Allah "kesimpangsiuran"angka tidak akan terjadikarena BPS menerapkan satu pintuuntuk permintaan data, yaitu melaluiDirektorat Diseminasi Statistik bekerjasama dengan satuan organisasi BPSyang terkait. Sementara untuk eksternalBPS, memang masih banyak hal yangharus dilakukan untuk mengatasi "kesimpangsiuran"tersebut. Untuk mengatasihal itu, selama ini yang dilakukanBPS adalah mengundang instansi terkaituntuk melakukan kerja sama sebelummelakukan kegiatan statistik. Sebagaicontoh, mengundang beberapa instansiterkait dalam suatu rapat interdepdalam rangka persiapan Survei SosialEkonomi Nasional (Susenas) serta menyosialisasikanhasilnya melalui kegiatanseminar dan sebagainya. Selain itu,BPS juga mengirim Formulir PemberitahuanSurvei Statistik Sektoral (FS3)kepada instansi terkait untuk diisi sesuaidengan pertanyaan yang ada mengenaikegiatan statistik yang dilakukanoleh instansi terkait. Kemudian BPSmelakukan meneliti dan mengevaluasirancangan survei yang diajukan, untukkemudian diberikan rekomendasi kepadainstansi terkait. Bila rekomendasi tidakdiberikan, instansi terkait tidak diperkenankanmelakukan kegiatan statistik.Sejauh mana respon departemensektoral dalam menanggapiupaya-upaya dari BPS ini?Sejauh ini, respon dari instansiterkait cukup baik untuk menghadirikegiatan-kegiatan yang dilakukan BPS.Namun, untuk Formulir PemberitahuanSurvei Statistik Sektoral (FS3) masih sangatkurang. Instansi yang rutin meresponnyaadalah Bank Indonesia. Dengansendirinya, rekomendasi yang seringBPS keluarkan adalah untuk Bank Indonesia.• (GUS/MJ)<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •7


LAPORAN UTAMAKasubdit Data dan Informasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dep. PU, Dwityo A. SoerantoBagaimana konsep pengelolaandata dan informasi di CiptaKarya?Sebelum terbentuknya kembaliDitjen Cipta Karya, terdapat beberapaaplikasi pengolahan data. Struktur organisasi-saatitu Ditjen TPTP-dibagiberdasarkan wilayah, dan wilayah dibagimenjadi sektor. Masing-masing direktoratberorientasi pada data yang dibutuhkansesuai dengan lingkup tugasnyadengan metode pengumpulan datayang belum sama, tergantung dana danwaktu pengumpulan yang tersedia. Belumada upaya integrasi yang optimal.Sejak terbentuknya Ditjen Cipta Karyakembali 2005, ada Subdit Data dan Informasi,di bawah Dit Bina Programyang bertugas melakukan pengumpulandan pengolahan data serta pelaporankemajuan pelaksanaan pembangunanbidang Cipta Karya. Kami bersyukurbahwa dalam Renstra Dep PU 2005-2009, Pengelolaan Data dan PenyebarluasanInformasi merupakan prioritasyang harus dikembangkan.Perlu Konsensus BersamaFOTO: ISTIMEWAApa saja kendala pengelolaandata?Bila melihat ke belakang, terutamapengalaman 1 tahun terakhir ini kendalanyasangat banyak. Paling tidak adaempat yaitu pertama data. Pemeliharaandata yang sudah ada kurang danjarang di-back-up. Sering ada bypassprosedur dalam pencarian data sehinggamembuat file menjadi besar. Kedua,masalah aplikasi. Selama ini banyakaplikasi yang disusun pihak ketiga tidakmenyerahkan source programnya dansource kodenya kepada pengelola data.Beberapa aplikasi tidak dapat digunakanmelalui jaringan karena platformberbeda. Yang ketiga kendala hardware.Pengadaan hardware tidak terkoordinasi.Proses peremajaan hardwareyang kurang mengantisipasi kebutuhanbeban, kecepatan, dan kemampuanpenyimpanan. Yang terakhir,kendala SDM. SDM belum siap denganperubahan teknologi informasi. IT mindedbelum membudaya.Bagaimana langkah mengatasikendala tersebut?Kami sedang menyiapkan konsepRencana Induk Sistem Informasi Manajemen(RI SIM). Mudah-mudahanselesai akhir tahun ini. Bila konsep RISIM jadi, nanti akan langsung disosialisasikanke semua stakeholders tentangrencana pengembangannya ke depan.Sering ada data sektor yang dikeluarkanoleh instansi/departemenlain berbeda, tanggapan Anda?Ya harus dilihat latar belakangnya.Mirip seperti di unit kerja di lingkungankami. Masing-masing instansi mengambildata sesuai dengan kebutuhan dankepentingannya. Dalam hal ini kamiakan melihat data mana yang terbaru,dan apakah instansi yang mempublikasikandata tersebut memiliki kompetensidalam mengeluarkannya.Apa kira-kira penyebab perbedaanini?Seperti yg disampaikan sebelumnya,karena kepentingan masing-masing instansiyang berbeda, dan tujuan pengumpulandata itu untuk apa? Kadang-kadangada instansi yang mempublikasikan datatanpa melihat fungsi instansi tertentu yangseharusnya mempublikasikannya.Upaya apa saja yang telah dilakukanuntuk menjembatani perbedaanini?Perlu ada konsensus di antara instansiyang terlibat, siapa yang bertanggungjawab terhadap data apa. Dengan BAPPE-NAS dan BPS kita sudah melakukan hal iniuntuk data AM dan PLP. Kita duduk bersamamenyamakan persepsi, definisi, indikator,variabel, dan tata cara pengumpulandatanya sesuai dengan standar BPS,jadi keabsahannya dapat terjamin. BPSmerupakan instansi yang bertanggungjawab dalam penyajian data nasional. Kitadan BAPPENAS serta BPS akan uji cobatahun ini, dan akan melakukan SUSENAS2007 nanti.Sejauh mana hubungan Dep.PU dengan BPS dalam kerangkaSistem Statistik Nasional ini?Hingga tahun 2005, untuk pengumpulandata dan informasi bidang permukimankami telah bekerja sama denganBPS. Saat itu masih ada Ditjen Perumahandan Permukiman. Mulai2006, fungsi tersebut diambil alih olehDitjen Cipta Karya. Saat ini sedang dilakukanpenataan kembali beberapa pertanyaanuntuk SUSENAS 2007 menyangkutbidang AM dan PLP kerja samadengan BAPPENAS dan BPS. Diharapkanke depan hal ini bisa berlanjutmengingat data yang dikumpulkan harustime-series, dan kami menyadaribahwa potensi BPS sangatlah kompetendalam melakukan survei dan pengolahandata, yang akhirnya menjadi dasarkami dalam mengimplementasikan kebijakanyang ditetapkan. • (MJ/GUS)8<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


TEROPONGAir Lumayan, BAB SembaranganAir Lumayan, BAB SembaranganTAK ADA YANG MENDUGA. SEMUANYA BERJALAN BEGITU CEPAT. DALAM SEKE-JAP, HUNIAN LULUH LANTAK. SEKITAR 6.000 JIWA MEREGANG NYAWA. RA-TUSAN RIBU ORANG KEHILANGAN RUMAH. KABUPATEN BANTUL MENJADI DAERAHYANG PALING PARAH KONDISINYA. YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA BERDUKA.Saat itu waktu menunjukkan pukul05.53 WIB. Banyak wargaYogya dan sekitarnya masihasyik di rumah. Mereka menikmatisarapan pagi sebelum beranjak bekerja.Tiba-tiba bumi berguncang dahsyat.Gempa bumi terjadi. Data BadanMeteorologi dan Geofisika menunjukkanangka 5,9 pada skala Richter.Orang-orang tunggang langgang menyelamatkandiri keluar rumah. Sebagianlagi kalah cepat dengan runtuhnyarumah mereka. Mereka tertimpa reruntuhan.Ada yang hanya terluka, tapi adayang meninggal dunia.Suasana panik menyelimuti daerahbencana sesaat setelah gempa. Ini garagaraberhembus isu tsunami. Orangberlarian menuju ke arah utara. Jalanjalanke arah kota Yogyakarta dari arahBantul (di selatan) padat dipenuhi kendaraandan orang-orang yang berlarian.Dalam keramaian itu pun kecelakaantak terelakkan. Beberapa orang terluka.Hingga akhirnya isu tsunami tak terbukti.Warga pun kembali. Sebagianmasih bisa bersyukur karena rumahnyahanya rusak ringan. Banyak yang lainharus meneteskan air mata karenakehilangan sebagian anggota keluargadan tempat tinggalnya.Di hari kelima pasca bencana, puingpuingrumah masih teronggok di tempatnya.Mereka belum berpikir untukmembersihkan puing-puing itu. Sebagianbesar masih berpikir untuk mendapatkanbantuan makanan yang pembagiannyamasih belum merata hinggaseminggu bencana. Daerah-daerah yangjauh dari akses jalan raya kondisinyamenyedihkan karena kurang pasokanbahan pangan dan obat-obatan.Beberapa eskavator yang datang dariberbagai daerah untuk membantumembersihkan puing rumah terpaksahanya diparkir di kantor Dinas CiptaKarya. Masyarakat belum mau puingrumahnya dibersihkan karena merekamendengar pernyataan Wapres YusufKalla bahwa korban gempa akan didatauntuk mendapatkan bantuan Rp. 10juta-Rp. 30 juta setiap rumah tergantungkerusakannya. Mereka baru maumembongkar puing-puing itu setelahpendataan berakhir.Dalam kondisi darurat, mereka memilihbertahan di tenda-tenda darurat.Tidak seperti di Aceh, di mana pengungsiterkonsentrasi di barak-barakpengungsian, warga Yogyakarta dansekitarnya lebih suka berada di sekitarreruntuhan rumah mereka. Merekamembangun tempat tinggal sementaradari tenda maupun seng-seng bekas. Beberapadi antara mereka malah hanyaberatap langit. Mereka beralasan inginmenjaga barang-barang mereka.Apalagi beredar berita banyak terjadipencurian. Tak heran mereka mencurigaisetiap yang datang ke daerah merekatanpa identitas atau sekadar inginmelihat-lihat kehancuran yang terjadi.<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •9


TEROPONGSebuah tulisan besar misalnya berbunyi,''Kami bukan tontonan'', atau ''Ini bukandaerah wisata gempa''.Kondisi AMPLSecara umum kondisi air bersih bagimasyarakat masih tersedia. Sumur-sumurwarga yang umumnya berupa sumurgali masih bisa dipakai kendati harusada upaya untuk membersihkan daripuing-puing reruntuhan. Sementarawarga yang menggunakan sumur pompa,kini beralih ke sumur timba.Ketua RT 8/13 Dusun Kanubayan,Desa Trirenggo, Kec. Bantul, Kab.Bantul, Karyadi mengungkapkan air takmenjadi masalah. Hanya saja karena listrikpadam, mereka terpaksa harus menimbadi sumur, sementara biasanyamereka tinggal pencet tombol pompa,air langsung mengalir.Lain lagi di RT 02 Dusun Sawungan,Desa Sumbermulyo, Kec. Bambanglipuro,Bantul, air sumur memang masihbisa dipakai tapi agak bau dan keruh.''Tapi masih lumayan, kita bisa pakai,''kata Sukindro, warga setempat sambilmenunjukkan adanya puing-puing tembokyang masuk ke lubang sumur.Di RW 39 Derman, Desa Sumbermulyo,kecamatan yang sama rumahyang rusak mencapai 90 persen. Sumurmereka yang 90 persen menggunakanpompa ikut tak berfungsi. ''Makanya disini air agak kekurangan,'' kata KetuaRW Suwandi, DS.Air memang cukup untuk memenuhikebutuhan air minum dan masaktapi tidak cukup untuk mandi setiaphari dua kali seperti biasanya. ''Sekarangkita paling mandi sekali, itu punmenunggu kalau sudah malam karenatempatnya terbuka,'' kata Sukindro.Masalah air ini pun telah mendapatperhatian. Satu unit mobil pengolah airbersih hasil kerja sama Ditjen CiptaKarya-LAPI ITB-Kodam III Siliwangidiperbantukan untuk memproduksi airbersih. Penyaluran dilakukan oleh relawandari instansi daerah lain yangTabel Jumlah Korban dan Kerusakan Akibat GempaKab. Bantul Bantul223.117 779.287 4.143 8.673 3.353 71.763 71.372 73.669 236 401 268Kab. Sleman Sleman95.865 364.258 243 689 2.539 19.113 27.687 49.065 2 159 281Kota Yogyakarta Yogyakarta48.808 205.625 204 245 73 7.186 14.561 21.230 22 144 104Kab. Kln. Progo Kulon Progo 19.090 74.976 23 282 1.897 4.527 5.178 8.501 1 20 110 11 177 123 39 57Kab. Gng. Gunung Kidul Kidul 43.042 179.631 84 1.086 0 12.581 5.950 18.178 307 11 135 280 120Daerah Istimewa YogyakartaDaerah Istimewa YogyakartaLokasi Korban Kerusakan (Rumah Penduduk) Fasilitas UmumLokasiKK Jiwa Meninggal Lk Berat Lk Ringan Roboh Berat Ringan Tempat Ibadah Sekolah Bang PemerintahRoboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat RinganTotal 429.922 1.603.777 4.697 18.837 7.862 115.170 124.748 170.643 1 20 653 282 1.016 1.056 120 39 57Lokasi Korban Kerusakan (Rumah Penduduk) Fasilitas UmumLokasiKK Jiwa Meninggal Lk Berat Lk Ringan Roboh Berat Ringan Tempat Ibadah Sekolah Bang PemerintahSumber: Media Center Pemda Propinsi DIY, 17 Juni 2006Secara umum kondisi air bersihbagi masyarakat masih tersedia.Sumur-sumur warga yangumumnya berupa sumur galimasih bisa dipakai kendati harusada upaya untuk membersihkandari puing-puing reruntuhan.Sementara warga yangmenggunakan sumur pompa,kini beralih ke sumur timba.Jawa TengahRoboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat RinganKab. Klaten 1.045 18.127 29.988 62.979 98.552 46 230 22 76 430 439Kab. Magelang 1.318 5.108 10 386 386 546 1 20 54 56 36 60Kab. Boyolali 4 300 307 696 708 2 1Kab. Sukoharjo 3 67 51 1.808 2.475 27 45 6 14 7Kab. Wonogiri 0 4 17 12 74 25Kab. Purworejo 1 4 10 214 780 26 87Total 1.318 5.108 1.063 18.502 30.759 66.095 103.136 47 303 208 163 482 507Total DIY&Jateng 431.240 1,608.885 1.608.885 5.760 37.339 145.929 190.843 273.779 653 329 1.319 1.264 283 521 564datang membantu beserta peralatannya.Hidran umum juga ditempatkan di25 titik rawan air. UNICEF saat itu akanmembantu 50 hidran umum dan ratusanjerigen air bersih. Air cukup kendatimasih belum mencukupi standar.Yang menjadi masalah justru persoalansanitasi. Bersamaan dengan runtuhnyarumah-rumah warga, WC punikut hancur. Di daerah Bantul khususnya,kamar mandi dan WC dibangunmenempel dengan rumah. Kondisi initelah mengubah perilaku warga dalambuang air besar (BAB). Mereka kembaliBAB sembarangan.Sungai menjadi pilihan utama.''Kebetulan kita dekat dengan SungaiWinongo dan Kalisoro. Lagipula airnyamengalir. Ya ini kan darurat. Mauapalagi karena MCK ikut tertimbun,''kata Suwandi. Menurutnya, pihaknyasangat paham bahwa persoalan sanitasiini penting tapi warga saat ini perlu rescue(penyelamatan) terlebih dahulu.''Saya baru memikirkan sanitasi setelahhari kedelapan. Tapi itu baru mikir lho,entah dilaksanakan atau tidak,'' katamantan anggota DPRD ini.''Ya sekarang jadi tren pagi. Sebelumsubuh orang-orang pada ke sungai,'' kataSukindro. Warga tak mau buang airdi sekitar reruntuhan. ''Warga di sinimalu kalau buang air sembarangan didekat rumah. Paling hanya anak-anakyang buang hajat di dekat reruntuhanrumah,'' katanya sambil menunjuk10<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


TEROPONGsebuah sungai yang jaraknya sekitar200 meter dari kampung.Selain faktor keterpaksaan, ada pulafaktor trauma. Ini seperti yang dialamioleh warga Kampung Pajimatan, DesaGirirejo, Kec. Imogiri Bantul. ''Wargajustru saya anjurkan buang hajat di sungai,lha wong mereka masih takut.Jangan-jangan ada gempa lagi. Kalausaya sendiri, ke sungai lebih tenang,''kata Abdul Gani, penasihat LPMD kampungtersebut. Di daerah ini, warga jugamemanfaatkan MCK umum yang ada diterminal Imogiri, namun jumlahnyatidak mencukupi.Perilaku seperti ini telah memunculkanpersoalan. Sampai 1 Juni 2006(hari kelima pasca bencana) semua rumahsakit dan posko kesehatan melaporkantelah menangani pasien penderitadiare baik dewasa maupun anakanak.Serangan diare ini sudah didugasebelumnya. Perkembangan penyakititu sangat memungkinkan karena kondisisanitasi lingkungan yang buruk danbertumpuknya sampah di mana-manayang mengundang datangnya lalat.Fasilitas MCK yang ada tak mencukupi.Selain diare, penyakit lainnya yangdiprediksi yaitu ISPA (infeksi saluranpernafasan atas), dan cacar di kalangananak balita.Bantuan WC darurat memang belummasuk. Inisiatif sudah ada. MisalnyaPemda DKI mengirimkan beberapaunit toilet umum yang diletakkan di lapanganDesa Trirenggo, Bantul, tepat didepan rumah dinas bupati yang menjadiPosko Satkorlak daerah. Jumlah inisangat tidak memadai dibandingkan luasnyadaerah bencana.Di bidang persampahan, dalam kondisidarurat, belum ada perhatian. Dapatdipastikan sampah puing (debris)akan sangat melimpah. Puing-puing itupraktis belum dibersihkan sama sekalikarena butuh tenaga yang banyak. Beberapakeluarga korban dari luar daerahberinisiatif datang khusus untuk membersihkanpuing-puing tersebut.Jumlah rumah yang berhasil dibersihkansangat sedikit. Beberapa warga memanfaatkankembali sisa-sisa bangunanyang masih bisa dipakai untuk membangunkembali rumah mereka.Sementara itu, Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL) Yogyakarta yang terletakdi Sewon, Bantul terlihat masihaman. Hanya jalan di sekeliling IPAL ituretak-retak. Diduga retakan ini pun terjadidi bagian dasar IPAL. Namun ituperlu pembuktian dan agak sulit dilakukankarena IPAL tak bisa di-stop pengoperasiannya.Sejauh ini warga sekitarYUDI INDARTO,Direktur Administrasi PDAM Kabupaten BantulFOTO:MUJIYANTOBisa dijelaskan kondisiPDAM Bantul karena gempabumi Sabtu lalu?PDAM Bantul mengelola 12 sistempenyediaan air bersih yang terletak dibeberapa kecamatan. Dari jumlah tersebut,pada hari kelima (Rabu/7/6)ini sebanyak delapan sistem IPA telahbisa beroperasi, sedangkan empatyang lain belum bisa beroperasi. Masihada trouble. Yang belum beroperasiyaitu di Dlingo, Trimulyo, Srandakan,dan Plandak. Penyebabnyaaliran listrik mati.Apakah dari yang berfungsibelum mengeluh ada bocoran limbah kesumur-sumur mereka.Ke depan, pada masa recovery, rekonstruksi,dan rehabilitasi, perlu adatenaga-tenaga handal di bidang penyehatanlingkungan, surveillance, dan gizi.Masyarakat tinggal diarahkan. Merekamudah untuk diajak partisipasi. Merekajuga punya kesadaran yang tinggi untuksegera bangkit kembali. Bahkan adayang bertekad untuk tidak mengandalkanbantuan pemerintah. •(Mujiyanto, berdasarkanpantauan hari ke-4--6 pasca bencana)itu sudah normal?Belum maksimal, tapi paling tidaksudah bisa berproduksi lagi. Itu tadikarena listriknya dan yang keduakarena jaringan distribusi juga terganggu.Sejauh ini jaringan distribusiyang rusak sekitar 10 persen. Takheran maka di beberapa lokasi airyang kita hasilkan masih terlihatkeruh karena mungkin ada kebocoran.Kami akan terus perbaiki.Berapa jumlah pelangganyang terganggung salurannya?Sekitar 2.000 pelanggan dari11.500 pelanggan PDAM Bantul yangada. Karena perlu diketahui kebanyakanrakyat Bantul tinggal di desa-desadan memenuhi kebutuhan airbersihnya dari sumur gali dan sumurpompa. Air di sini sangat bagus dandangkal.Apa upaya PDAM menghadapikondisi bencana ini, terutamabagi pelanggan?Kami menyediakan hidran umum.Sampai sekarang kami telah menyedi-<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •11


TEROPONGakan 50 unit hidran umum ke poskoposkopengungsian. Kapasitasnya satuHU sekitar 3.000 liter. Ini tidak hanyauntuk pelanggan kami tapi juga untukmasyarakat. Hidran-hidran itu kamisuplai air dari IPA-IPA yang ada menggunakantruk tangki yang jumlahnya 18unit.Apakah HU yang ada cukup?Kalau bicara cukup, belum cukup.Idealnya minimal ada 150 unit hidranumum. Tapi memang banyak keterbatasanyang kami miliki.Maksudnya?Dana untuk alokasi itu tidak ada.Kami masih mengajukan. Belum tahukapan akan cair. Di sisi lain kamisendiri mengalami musibah. Hampir80 persen SDM kami mengalami musibah.Satu di antaranya meninggaldunia atas nama Sarjono. Praktisoperasional terganggu. Perlu diketahui,operasionalisasi saat ini justrudilakukan oleh pihak luar yang membantuseperti SDM dari PDAM lainyang terjun langsung baik sebagaisopir, operator IPA dan sebagainya.Kami sendiri belum normal. Tapi kamiharus tetap buka dari pagi hinggapukul 21.00.Mengenai soal listrik, apakahPDAM Bantul tak memiliki cadanganpembangkit sendiri?Kami cuma satu unit jenset keliling.Jadi gak mungkin itu digunakan, karenasemuanya butuh listrik. Makanyakami menunggu listrik dari PLN.Apa yang mendesak diperlukanoleh PDAM Bantul?Dalam kondisi darurat sepertisekarang kami butuh SDM. Selain itukami butuh truk tangki untuk mendistribusikanair. Selama ini kami hanyapunya dua unit. • (MJ)dr. SITI NOOR ZAENAB, MKes,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten BantulFOTO:MUJIYANTOBisa Anda jelaskan kondisilayanan kesehatan di KabupatenBantul?Saat ini semua layanan kesehatanPuskesmas kolaps. Ini terjadi karenahampir 65 persen Puskesmas yangada hancur atau rusak sehingga takbisa digunakan untuk melayanimasyarakat.Bagaimana layanan terhadapkorban gempa?Saat ini kami telah memperolehbantuan dokter sebanyak 500 dokterumum dan 50 dokter spesialis, ditambahsekitar 1.000 perawat, lengkapdengan obat-obatannya. Kamijuga menerima bantuan rumah sakitlapangan. Alhamdulillah RSUDmasih bisa berfungsi. Ada tiga rumahsakit lapangan dengan kapasitasmasing-masing 100 tempat tidur.Rumah sakit itu ada di lapanganDwiwindu, RS PKU Muhammadiyah,dan RS Panembahan Senopati. Jadikalau ada masyarakat yang sakit,mereka langsung kami arahkan kerumah sakit lapangan tersebut.Semua layanan gratis, termasuk yangada di rumah sakit swasta. Pemerintahakan menanggung semuabiayanya.Berapa lama kondisi daruratini akan berlangsung?Kurang lebih selama 10 hari.Setelah itu apa rencana berikutnya?Kami sudah mengantisipasi bahwasetelah bencana ini akan munculpenyakit-penyakit karena kondisilingkungan yang jelek. Ini bisa terjadikarena banyak sarana sanitasiyang rusak sehingga masyarakatbuang air besar sembarangan. Inikan berbahaya. Makanya saat ini punkami sudah mulai melakukan penyemprotanuntuk membasmi lalat.Kami juga terus mengimbau masyarakatagar hati-hati dalam buangair besar. Kami juga terus berkoordinasidengan instansi terkait untukmenyediakan air bersih guna memenuhikebutuhan masyarakat.Penyakit apa saja yang sudahmulai terdeteksi?Infeksi saluran pernafasan atas(ISPA), kulit berupa gatal-gatal,diare, mata, dan THT.Langkah apa saja yang Andaambil setelah kondisi darurat?Kami ingin Puskesmas segeraberfungsi kembali. Kami ingin agargedung Puskesmas yang hancursegera bisa dibangun kembali denganlebih cepat. Ini sangat penting.Selain itu, kami bekerja samadengan dinas PU akan segera membangunMCK bagi warga yang tertimpabencana.Apakah masih ada bantuanyang diperlukan?Dari sisi medis sudah cukupdalam masa tanggap darurat ini.Namun setelahnya kami butuh tenagakesehatan lingkungan, surveillance,dan ahli gizi. • (MJ)12<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


TEROPONGSanitasidalam Kondisi DaruratSetelah peristiwa gempa bumipada hari Sabtu tanggal 27 Mei2006 pada pukul 05.53 WIB,yang menghancurkan 200.000 rumahdan menewaskan lebih dari 6.200 orangdi Yogyakarta dan Jawa Tengah, pertolongandarurat telah datang danmenghilangkan penderitaan sebagianbesar dari korban gempa tersebut.Pada tahap selanjutnya, sarana airbersih dan sanitasi darurat harus secaratepat direncanakan dan dibangunsecepatnya untuk mengurangi risikomenyebarnya penyakit di dalam penampungan.Penampungan-penampunganmenyediakan ruang untuk 150-500orang/penampungan dan dibangun didekat rumah-rumah korban gempayang rusak. Pos Koordinasi (Posko)menghubungkan bantuan darurat kepadamasyarakat yang berada di tempatpenampungan di sekitarnya. Kasus pertamadari munculnya penyakit diaretelah terjadi saat ini.Pengalaman berharga dari peristiwadi Aceh yang dapat diambil adalah perlunyauntuk mengurangi volume airlimbah domestik di tempat penampungankarena tangki septik yang ada tidakdirancang untuk menyerap airlimbah domestik dalam volumeyang besar. Kapasitas dari truktinja untuk mengumpulkanlimbah tersebut juga sangatterbatas, begitu pula dengankapasitas pengolahan air limbahdan lumpur tinja domestik.Instalasi pengolahan air limbahdi Sewon, Kabupaten Bantulmengalami retak-retak padastrukturnya akibat gempa.Pengoperasian secara terusmenerusakan mengakibatkanterjadinya polusi air tanah diOleh: Frank W. Fladerer *sekitar wilayah tersebut.Konsep penerapan sanitasi dalamkondisi darurat yakni:1. Pengurangan air limbah denganmembatasi jumlah air bersih yang digunakandan memisahkan greywater (air yang telah digunakan untukmencuci, mandi) dengan blackwater (air hasil pembilasan kotorandi toilet)2. Pengolahan blackwater menggunakanprinsip DEWATS yang dimodifikasi,dimana tangki air telah dimodifikasidan diatur untuk mencapaireactor anaerobic 8 tingkat.3. Sedimentasi dan infiltrasi dari greywaterdan blackwater yang telah diolah4. Pemisahan dari sub-unit (tangki) dandihubungkan dengan penghubungyang fleksibel dari silikon untukmembuat stabil dari goncangan yangmasih terjadi setelah peristiwa gempabumi.Unit akan mencakup sebuah tangkiuntuk air bersih. Tidak akan ada pipaair yang diinstalasikan ke ruang toilet.Pengguna harus membawa wadah air 8liter ke dalam toilet. Ini untuk memastikanpenggunaan air yang minimal danefektif. Sistem perpipaan dalam ruangtoilet akan meningkatkan volume airlimbah yang dihasilkan lebih dari 8liter, seperti yang terjadi di Aceh.Seorang operator akan dipekerjakandan digaji sebesar Rp 600.000,- (setaradengan 50 euro) per bulannya. Ini untukmemastikan kebersihan dari saranayang digunakan.Pengolahan air limbah yang diterapkandengan prinsip DEWATS akanmengurangi BOD dan COD, yang merupakanindikator untuk polusi organikdalam blackwater lebih dari 90 persen.Untuk mempercepat pengoperasian/pemanasan,lumpur anaerobik dari instalasiDEWATS yang telah ada di Yogyakarta(ada lebih dari 10 unit DEWATSyang beroperasi) akan diinjeksi kedalam reaktor selama permulaan pengoperasianunit tersebut.Biaya untuk sebuah sarana tersebutbagi 200 orang adalah Rp 32.000.000,-(setara dengan 3.000 euro), waktu maksimalsetelah identifikasi lokasi yangdibutuhkan sampai dengan permulaanpengoperasian adalah 5 hari.Pe-fabrikasi (pra-pembuatan) unitunittersebut sudah mulai diajukanoleh BORDA-Yogyakarta bekerjasama dengan LSM lokal LPTP.Lokasi tepatnya sedang dalam prosesidentifikasi. Upaya ini didukungoleh Water & Sanitation CoordinationGroup yang diketuai olehUNICEF. Sumber pendanaan untukpelaksanaan sanitasi dalam kondisidarurat ini berasal dari donasi pribadi.•* BORDA Representative Indonesia<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •13


PERATURANPeraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atauPenerimaan Hibah serta PenerusanPinjaman dan/atau Hibah Luar NegeriAkhir Januari lalu pemerintahmengeluarkan Peraturan Pemerintahbaru yang berkaitan dengantata cara pengadaan pinjamandan/atau penerimaan hibah serta penerusanpinjaman dan/atau hibah luarnegeri. Peraturan ini secara garis besarmengatur kewenangan meminjam;sumber, jenis dan persyaratan pinjaman;perencanaan dan pengadaan pinjaman;pelaksanaan dan penatausahaanpinjaman; tata cara penerusan pinjaman;pelaporan, monitoring, evaluasi,dan pengawasan; pembayaran pinjaman;dan transparansi dan akuntabilitas.Berdasarkan PP ini, yang berhakmeminjam kepada pihak asing yaitupemerintah melalui menteri. Sedangkankementerian Negara/lembaga/pemerintahdaerah dilarang melakukanperikatan dalam bentuk apapun yangdapat menimbulkan kewajiban untukmelakukan pinjaman luar negeri.Pemerintah dapat meminjamdan/atau menerima hibah dari luar negeriyang bersumber dari negara asing,lembaga multilateral, lembaga keuangandan non keuangan asing, serta lembagakeuangan non asing. Bentuk pinjamanini bisa pinjaman lunak, kreditekspor, pinjaman komersial, dan pinjamancampuran.Rencana kebutuhan pinjaman disusunlima tahunan berdasarkan prioritas.Kementerian Negara/lembaga mengajukanusulan kegiatan prioritas yangdibiayai oleh pinjaman luar negeridan/atau hibah kepada Menteri Perencanaan.Usulan itu termasuk kegiatanyang pembiayaannya akan diterushibahkankepada pemerintah daerah atausebagai penyertaan modal negara kepadaBUMN. Sedangkan pemerintahdaerah bisa mengajukan usulan kegiataninvestasi untuk mendapatkan penerusanpinjaman luar negeri dari pemerintahkepada Menteri Perencanaan.Hal yang sama bisa dilakukan BUMN.Usulan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga,pemerintah daerah, danBUMN harus dilampiri kerangka acuankerja dan dokumen studi kelayakan.Khusus usulan pemerintah daerahharus ditambah surat persetujuan dariDPRD. Semua usulan akan dinilai olehMenteri Perencanaan sesuai prioritasbidang pembangunan yang dapat dibiayaipinjaman luar negeri.Alokasi pinjaman itu didasarkanatas pertimbangan kebutuhan riil pembiayaanluar negeri, kemampuan membayarkembali, batas maksimum kumulatifpinjaman, kemampuan penyerapanpinjaman, serta risiko pinjaman. Bilausulan kegiatan disetujui, selanjutnyaakan ada negosiasi dengan pemberi pinjamansetelah kriteria kesiapan kegiatandipenuhi.Mengenai penatausahaan pinjaman,kegiatannya mencakup administrasidan akuntansi pengelolaan pinjamandan/atau hibah luar negeri. Jumlahyang tercatat dalam naskah perjanjianpinjaman luar negeri (NPPLN) dituangkandalam dokumen satuan anggaranuntuk selanjutkan dituangkan dalamdokumen pelaksanaan anggaran. Penarikanpinjaman dan/atau hibah luar negeriharus tercatat dalam realisasiAPBN. Kementerian Negara/Lembagawajib memprioritaskan penyediaandana/porsi rupiah lainnya yang dipersyaratkandalam NPPLN/NPHLN.Dana yang belum selesai digunakan ditampungdalam dokumen anggaran tahunberikutnya.Tentang peneruspinjaman pinjaman/hibahkepada pemerintah daerah/BUMN,penetapannya dilaksanakansebelum ada negosiasi dengan pemberipinjaman. Pertimbangan yang dipakaiadalah kemampuan membayarkembali dan kapasitas fiskal daerah sertapertimbangan Menteri Dalam Negeri.Pelaporan kegiatan dilakukan triwulanan.Laporan itu meliputi prosespengadaan barang/jasa, realisasi penyerapanpinjaman, dan kemajuan fisikkegiatan. Monitoring dilaksanakan olehMenteri, Menteri Perencanaan, danMenteri pada Kementerian Negara/Lembaga.Mereka bisa menyelesaikanpelaksanaan kegiatan yang lambatatau penyerapan pinjaman yang rendah,termasuk melakukan pembatalanpinjaman.Dalam rangka transparansi danakuntabilitas, Menteri menyelenggarakanpublikasi informasi mengenaipinjaman dan/atau hibah luar negeriyang meliputi kebijakan, jumlah danposisi, sumber, dan jenis pinjamandan/hibah luar negeri. • (MJ)14<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWANCARADirektur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan, Ir. Sri Bebassari, MScMaster Plan Persampahan MutlakSampahmenjadibom waktu yang bisa meledaksetiap saat danmenelan korban. Ledakanitu sudah dimulai.Tempat PembuanganAkhir (TPA) Leuwigajahdi Bandung, sebagai contoh,telah merenggut puluhannyawa. Hal yangserupa bukan tidakmungkin terjadi di kota-kota lain mengingatkondisi TPA-TPA yang ada tak jauh berbeda.Di sisi lain, saat ini belum ada kebijakanyang jelas tentang persampahan di Indonesia.Masing-masing instansi atau pemerintahdaerah berkreasi sendiri-sendiri,malah dengan egonya sendiri, mengatasiFOTO:MUJIYANTOpersoalan sendiri. Bukannyapenyelesaian yang didapatkan,justru permasalahan baru.Persampahan seolah menjadibenang kusut yang sulitterurai.Bisakah persoalan di depanmata ini dipecahkan?<strong>Percik</strong> mewawancarai Ir. SriBebassari, MSc, DirekturEksekutif Dana Mitra Lingkunganyang telah berkecimpung lebih dari26 tahun di bidang ini. Ia sempat mendapatsebutan 'Ratu Sampah' karena dedikasi dankepakarannya mengurusi barang kotor tersebut.Sebelum menjadi direktur eksekutif, iaadalah peneliti di Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT).Bisa dijelaskan permasalahansampah ini dari aspek hukum?Undang-undang sampah baru RUUyang setingkat lebih tinggi dari draftakademis. Sekarang Menteri LH danMenteri hukum sedang menyiapkan.Namun ada kabar baik yaitu DPRmenunggu. Dulu kan katanya DPRmenghambat dan sebagainya, sekarangmalah ada permintaan dari DPR komisi7. Mungkin dalam hal ini DPR lebihmaju. Kita tunggu saja. Nanti kalau adaundang-undangnya akan diikuti denganperaturan-peraturan pemerintah danperaturan di bawahnya sebagai payungkita untuk bertindak.Kalau kita bandingkan dengannegara lain seperti Jepang--jangan hanyamelihat teknologinya-negara tersebuttelah memiliki UU Persampahanyang melibatkan 16 menteri pada saatpenyusunannya dan langsung dipimpinoleh perdana menteri. Di situ terlihatbagaimana pemerintah melihat prioritasdi bidang persampahan. Jadi kitajangan melihat sepotong-sepotong, Jepangkok bisa begini, bisa begitu. Undang-undangnyasaja sudah dibuat 20tahun yang lalu. Dan undang-undangpersampahan itu telah diikuti olehenam undang-undang lainnya yang lebihspesifik. Ada UU tentang recycle,extended producer responsibility. Kitasekarang baru mulai karena tiga tahunyang lalu saya ketemu dengan komisiVIII DPR yang lama yang memintamenteri LH untuk menyusun UU tentangpersampahan. Sampai sekarangmasih dalam bentuk draft RUU.Bagaimana Anda melihat permasalahansampah di Indonesiasaat ini?Masalah persampahan belum menjadiprioritas dibandingkan denganpembangunan di bidang lain. Padahalini masalah kebersihan. Kebersihanadalah investasi, sama dengan keamanan.Harusnya keduanya sejajar. Kalaunegara kita aman dan bersih, investorkan akan datang. Bolehlah keamananitu nomor satu, tapi kebersihanjangan nomor 100. Mungkin nomor lima,sembilan, atau sepuluh besarlah.Faktanya kebersihan sekarang nomor100, sedangkan keamanan nomor 1. Iniberbuntut pada pendanaan dan sebagainya.Biar runtut, saya selalu melihatnyasecara sistematis. Minimal permasalahanini kita tinjau dari lima aspekpendekatan yakni aspek hukum, kelembagaan/institusi,pendanaan, sosial budaya,dan aspek teknologi. Sekarang inikebanyakan orang hanya melihat dariaspek teknologi saja. Akhirnya tidaktuntas karena hanya satu aspek.Kalau menunggu lahirnyaundang-undang kan lama, bagaimanadengan sekarang?Kita harus mengefektifkan peraturan-peraturanyang sudah ada, baik peraturandi tingkat RT sampai di tingkatnasional. Sebelum ada UU kita pakaiyang ada dulu. Tapi itu belum bisasecara menyeluruh. Banyak perda yangumurnya sudah agak lama dan isinyamasih parsial misalnya tentang iuran,retribusi, sanksi, dan denda. Di tingkatRT pun harus diatur bahkan sampaitingkat rumah tangga pun harus adaperaturan. Misalnya si ibu mengerjakanapa, bapak apa, anak apa. Anak harusmembuang sampah pada tempatnyadan sebagainya.Persampahan dilihat dari aspekkelembagaan seperti apa?Kalau di tingkat nasional, seperti diJepang, sampai 16 menteri, kita lihatberapa instansi yang terlibat di tingkat<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •15


WAWANCARApropinsi, kabupaten/kota, kecamatan,desa/kelurahan, hingga ke RT. Ini melibatkanmultidisiplin, multisektoral.Jadi tidak hanya masalah teknologi.Nah sekarang kalau di Indonesia, palingtinggi hanya sampai tingkat dinas.Dinas kebersihan misalnya. Jadi segalagalanyaditanggung oleh dinas kebersihan.Padahal dia sebenarnya hanyapelaksana saja. Yang mendisain sebenarnyayang lebih tinggi apakahBappeda, wakil walikota, atau kalau ditingkat propinsi wakil gubernur dansebagainya. Mereka inilah yang memungkinkanuntuk mengakomodasidinas-dinas terkait tadi. Kalau hanyadinas kebersihan, dia tidak akan bisamengait dinas yang setingkat. Ketikasaya terlibat dalam penilaian Adipura,biasanya kota-kota yang memperolehAdipura itu walikota atau wakilnya yangmengordinasikan kegiatan kebersihanini. Nanti di tingkat RT pun seperti itu.Lembaga institusi apa yang harusdibentuk dan siapa yang bertanggungjawab. Ini pembangunan institusi.Dalam rangka emergency mungkin kitaperlu adanya lembaga yang sifatnyasementara. Kalau kita boleh belajar dariprogram KB yang cukup berhasil, itukan juga ada badan khusus yang disebutBKKBN. Itupun konon baru tahun ke-9,BKKBN berhasil membuat KB Mandiri.Untuk sampah pun kita harus membuatbadan khusus seperti itu yang bersifatsementara dan bisa dibubarkan sewaktu-waktukalau keadaan telah lebihbaik. Apalagi kalau kita lihat TPA diseluruh Indonesia, semuanya sudahmasuk stadium 5. Ini bom waktu karenaTPA di Indonesia di bawah standar.secara fungsional terus berjalan. Sayapikir banyak orang yang memiliki kapasitasitu. Sekarang ini kan belum adamekanisme yang bisa menampungteman-teman seperti ini.Bagaimana dengan pendanaan?Kita harus menggunakan filosofibahwa kebersihan adalah investasiseperti halnya keamanan. Jadi sebenarnyamasih cost center. Ini adalahindustri jasa. Bukan profit center, yangbicara soal benefit. Makanya hati-hatidengan pendekatan waste to product,yang akhir-akhir ini sering sayaluruskan karena saya dulu jugaberangkat dari teknologi. Waste toproduct harus hati-hati karena dalampengelolaan kebersihan, produk-produkyang dihasilkan dari pengolahanseperti daur ulang kertas, kompos dansebagainya adalah produk sampingan.Produk utamanya adalah kebersihan.Industrinya adalah industri jasa. Contoh,cleaning service suatu gedung itudibayar karena jasanya membersihkan.Artinya memindahkan sampah dari titikA ke titik B. Apalagi kalau ada industriyang bisa mengurangi dan mengolah,maka dia harus juga dibayar darijasanya. Perkara dia memiliki produksampingan seperti kompos, itu adalahbonus mereka. Dan mereka akan bisakuat di bisnis itu karena bisa bersaing.Kalau kita anggap produk sampingansebagai produk utama maka kita akanterjebak menjadi pabrik dan perhitunganbiaya produksi. Akhirnya kompospun tak bisa bersaing denganpupuk-pupuk lain.Perusahaan yang mengurangi,mengolah, sampah harus mendapatkaninsentif karena dia bisa mengurangibiaya TPA, biaya transportasi. Jadi adatiga income bagi perusahaan yakni jasakebersihan, insentif, dan produk sampingan.Ini yang tidak disadari olehteman-teman yang bertindak sebagaidecision maker maupun yang berbisnisdi bidang ini. Banyak sekali MoU denganswasta yang akhirnya tidak tuntaskarena pandangan bisnisnya selalumembuat pabrik. Meskipun saya jugatidak menutup mata bahwa ada sekelompokorang yang tanpa dibayarinsentifnya mereka bisa tetap hidupdari berjualan barang bekas. Tapi berjualanbarang bekas itu berbeda dengankebersihan. Ada atau tidak ada kebersihan,memang mereka jual barangbekas. Mereka sebenarnya bisa lebihmaju jika digandengkan dengan jasacleaning service dia. Inilah satupengembangan konsep extended producerresponsibility, bahwa produsenFOTO:MUJIYANTOIdealnya seperti apa badankhusus itu?Kurang lebih seperti BKKBN. Disana berkumpul orang-orang profesionalyang punya ilmu dan komitmen.Tidak memikirkan jabatan. Dan badanini akan menyelamatkan karena siapapunyang jadi presiden, badan ini16<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWANCARAyang menghasilkan limbah-limbah rumahtangga harus terlibat dalam mengelolalimbah-limbah mereka yangmenjadi limbah domestik. Misalnyalimbah makanan kecil, batere dan sebagainya,maka produsen harus bekerjasama dengan mereka yang mengolahatau mengumpulkan. Sekarang ikatanitu tidak ada. Seolah-olah produsen takterlibat lagi ketika ada limbahnya. Makaharus ada kerja sama win-win solution.Karena sumber utama sampah itubukan konsumen tapi produsen, termasukindustri pertanian.Tentang anggaran pemerintah?Kita juga harus bijaksana dalammenyusun anggaran, berapa APBN,APBD, sampai anggaran rumah untukkebersihan. Perencanaan kota-kota diIndonesia kebanyakan masih memprioritaskanpada hal-hal yang sifatnya terlihatlangsung oleh mata. Kalau dimisalkanrumah, dana kita itu lebih banyakuntuk ruang tamu atau teras dibandingkanuntuk WC atau tempat sampah.Ini harus dievaluasi. Mungkin anggaranuntuk WC bisa lebih mahal dari ruangtamu. Karena itu anggaran untuk TPAsampah kota bisa lebih mahal darianggaran airport. Saat ini airport, mall,dan sebagainya sudah internasional tapiTPA yang ada masih primitif. Ini perjuanganbagaimana agar seimbang. Jadifaktor pendanaan ini tidak sesederhanayang dibicarakan orang. Ini dimulai dariperhitungan anggaran belanja negara.Kalau kita bandingkan dari pengalamanbeberapa negara, biaya operasionalnyasaja berkisar antara Rp. 300-500 ribuper ton, itu dari mulai pengumpulan,pengangkutan, pengolahan, sampaipembuangan. Sedangkan untuk investasi,dananya berkisar Rp 100 juta-Rp. 1milyar/ton/hari. Dari sini bisa dihitungberapa rupiah per bulan per rumah.Dengan TPA yang standar sanitarylandfill, tanpa dikurangi, maka perrumah kena Rp. 50-Rp. 100 ribu. Kitajangan berpikir mahal murah dulu, tapiberapa warga yang bisa bayar, dan berapapersen yang harus disubsidi. Subsidiitu makin lama makin berkurang sepertisubsidi BBM. Dengan kesadaran yangsemakin meningkat, pelayanan makinbaik, orang akan bersedia membayar.Faktanya mereka yang high income telahmembayar Rp. 50-Rp. 60 ribu/rumahtangga. Namun sebagian besarrakyat kita hanya membayar Rp. 5 ribu.Jadi tidak hanya ini harus teknologibegini, tapi juga berapa harganya, berapakita harus bayar dan berapa tahun.Misalnya sistem pengumpulan, transportasi,dan sebagainya. Semua dihargai.Sebenarnya hitungan itu sudah ada,tapi orang yang mengerti hitungan inibelum didengar. Dan biasanya kalaubelum stadium 5, resep belum dibeli,dokter juga belum didengar. Kalau kotakita bersih dan aman, investasi akandatang, kesejahteraan akan meningkat,dan ekonomi akan meningkat. Kalauada yang bilang komoditi sampah ituadalah emas, oke saja tapi itu hanyasebagian dari keseluruhan. Yang sayaagak risau, ada pihak-pihak yangmengetahui sebagian kecil dari permasalahansampah seolah-olah sudahtahu semua sehingga keluar pernyataanbahwa satu-satunya cara dengan teknologiatau solusi ini. Jadi jangan sampaiada pernyataan yang masih parsial.Yang tahu teknologi bilangnya harusteknologi. Yang tahu pemberdayaanbilangnya harus partisipasi masyarakat.Padahal semua penting dan harus dimulaidari kebijakan pemerintah.Bagaimana dengan aspek sosialbudaya?Ini juga penting. Masyarakat harusdisadarkan bahwa kita semua adalahprodusen sampah. Tidak ada orang didunia yang tidak buang sampah. Rataratasetengah kilogram per orang perhari. Kita bisa hitung. Makanya DKIbisa 6.000 ton per hari. Masyarakatharus dilibatkan sejak awal perencanaan.Untuk merencanakan, sosialisasi,penyuluhan, pendidikan, tentangpersampahan itu harus didisain, direncanakanoleh ahlinya. Ahli komunikasi,ahli sosiologi, pendidikan, psikologi,ulama dan sebagainya. Mereka harusdilibatkan semua, bukan hanya disainmesinnya. Kalau kita belajar dari kejadianTPST Bojong dan pembangunanTPA lain diprotes, ini karena disainuntuk partisipasi masyarakat masihbelum profesional karena tidak didisainoleh ahlinya. Yang ada hanya disainteknologi, ada investasi. Harusnya kalauuntuk membangun TPA itu 100 juta,berapa persen untuk membangunmanusianya. Seharusnya untuk manusianyaini 10-30 persen. Ini jauh lebihsulit dan jauh lebih lama dibandingkandengan membangun mesin. Beda kotajuga beda perlakuan dan waktu. Variabeldisainnya lebih banyak dan kompleks.Kalau bicara mesin kita bicara kuantitatifdan itu lebih mudah. Makanyasaya wanti-wanti sekali setiap perencanaanjangan lupa itu [faktor manusia].Minimal 10 persen. Kalau ini tidakdidisain dari awal dengan benar, dibelakangnya biaya sosial bisa lebih dari30 persen.Disain sosial ini harus pula mengkombinasikanantara bottom up dansocial engineering yang didisain dariatas. Partisipasi masyarakat itu bisadirekayasa oleh sistem yang baik.Misalnya kita lihat Singapura yangmemiliki sistem hukum yang kuat, kitatidak akan berani buang sampah sembarangan.Kita akan nurut. Kita direkayasaoleh sistem sampah Singapura.Di Indonesia saya juga melihat adabeberapa tempat seperti itu. Misalnya ditempat rekreasi Ancol, sistem kebersihannyasudah cukup ketat. Tempat sampahbersih, pengawas sampah juga ada.Jumlah dan jarak tempat sampah jugahampir memenuhi standar. Kita tidakberani sembarangan buang sampah.Makanya kita juga disiplin. Sistemmempengaruhi kita. Pertanyaannyamahal nggak kita ke sana? Mahal. Tapikan tetap laku. Sebetulnya orang maubayar. Sebenarnya Indonesia juga bisa.Kita juga ingin masyarakat memilah<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •17


WAWANCARAsampah kering dan basah. Itu bisa berjalanbila sistemnya sudah disediakan.Misalnya gerobak, dan truknya sudahterpilah. Sistem pengumpulannya jugasudah terpilah. Tanpa itu nggak bisa.Jadi partisipasi masyarakat bisadirekayasa oleh sistem.Aspek teknologi?Kita harus sepakat bahwa semuateknologi punya kelebihan dan kekuranganmasing-masing sehingga haruskombinasi, harus integrasi. Tidak adasatu teknologi pun yang bisa menyelesaikanmasalah sampah dengan tuntas.Teknologi harus didisain sesuai dengankebutuhan setempat. Antara kota metropolitandan kota kecil berbeda. Kitaharus hati-hati dengan teknologi yangdatang dari 'investor'. Kadang-kadangmereka sebagai pedagang hanya menganggapproduk mereka paling bagus.Untuk itu kita harus mendisain masterplan sendiri karena kita yang punyarumah. Ibarat membangun rumah, kitaharus menggambar dulu rumah kita,mungkin dengan bantuan arsitek. Setelahitu baru ketahuan berapa luas rumahkita dan apa saja kebutuhannyaserta berapa harganya. Baru setelah itukita cari investor. Jangan terbalik, justrukonsep datang dari investor ataupedagang. Jadi semua kota di IndonesiaFOTO:MUJIYANTOharus punya master plan pengelolaansampah sendiri. Jangan ragu-ragu mengeluarkandana untuk membuat masterplan ini. Kalau itu kita runut secarakepala dingin, semua itu bisa kitalakukan.Yang penting lagi dalam perencanaanteknologi, kita harus tahu kapanjangka pendek, jangka menengah, jangkapanjang, dan kapan emergency.Kalau emergency, ibarat orang sakit,sudah harus masuk ICU. Kita harus beliteknologi semahal apapun. Kita tidakbicara mahal murah, tapi bagaimanamasalah itu selesai dulu. Setelah itu kitabaru merencanakan yang reguler.Misalnya bagaimana mengurangi sampahdi TPS, atau lebih bagus mengurangisampah di rumah, dan lebih baguslagi mengurangi sampah di produsen.Ini perlu waktu. Jangan ada lagi yangmengatakan yang penting mengurangisampah di rumah, olah dulu yang diTPA. Semua penting. Tapi kalau berbicaraemergency, kita harus beli teknologisemahal apapun. Untuk DKI misalnya,kita harus beli teknologi dengankapasitas besar yang harganya bisa trilyun.Mungkin setelah 5 tahun kita takbeli lagi obat ini, cukup dengan obatreguler. Jangka menengah, kita bisamengurangi sampah di TPS, itu bisamengurangi sampah 50 persen. Jangkapanjangnya kita mengurangi sampah dirumah. Jangka panjang sekali mengurangisampah di produsen. Nanti petanipisang tak lagi kirim pisang ke Jakartadengan kulitnya, tapi sudah jadi kripikmisalnya. Ini menyangkut sistem.Dengan kondisi persampahanyang runyam seperti sekarang,adakah prioritas misalnya di tingkatnasional, atau di daerah manadulu?Kita harus sepakat dulu bahwa kondisikita sudah emergency sampah.Makanya sikap yang kita ambil haruslahmenunjukkan kondisi tersebut. Kitaharus membuat yang agak mahal. Limaaspek itu dibikin bersama-sama. Kalauperlu bikin badan khusus sekarang,badan emergency. Seperti ketika adamasalah bank, pemerintah bikin BPPN.Kalau perlu ada SK Presiden. Dari aspekhukum, kita bikin peraturan tingkatlokal karena tingkat nasional kan lama.Kita beli teknologi yang handal. Tapisecepatnya teknologi, butuh 3 tahun.Misalnya insinerator. OK berapa trilyun?TPA harus betul-betul sanitarylandfill, yang harga operasionalnya 100ribu per ton. Akhirnya keluar daruratsampah sekian trilyun. Tapi transparan.Masyarakat juga bisa apa, mengurangidi rumah. Kalau nggak, bayar 100 ribu.Ini karena dalam keadaan darurat.Mengapa pemerintah belummelihat ini sebagai masalah prioritas?Karena ilmu ini masih jarang.Bagaimana membuat pemerintahpeduli?Kita bersyukur DPR sebagai institusipolitik telah peduli. Tinggal pemerintahmau cepat atau lambat. Bahkan DPRtelah mengancam bila sampai 2005RUU ini belum beres, mereka akanmenjadikannya hak inisiatif. Ini berartidi tingkat nasional kita sudah bisasounding bahwa ini penting. Sekarangkalau sudah kejadian seperti ini, guber-18<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWANCARAnur dan walikota sudah mulai perhatian.Cuma masih berpikir mahal murah.Maunya murah. Padahal di manapunWC itu lebih mahal dari ruang tamukarena butuh teknologi. Orang masihsulit menerima, seolah airport haruslebih mahal dari TPA. Mengubah caraberpikir ini tidak gampang. Singapurasaja butuh 30 tahun baru law enforcement,belum budaya. Jadi tidak semudahmembalik tangan karena mengubahcara berpikir.Mengapa TPA di Indonesia tidakmemenuhi standar?Pada saat mendisain TPA 10-20tahun lalu, ini adalah proyek pemerintahdi bawah departemen PU. Rencanasemula sanitary landfill. Sayangnya initidak dikawal oleh pengetahuan tentangharga sanitary landfill itu sendiri.Mungkin saat mendisain tidak lengkap.Karena sanitary landfill harganya sekiantrilyun dengan biaya operasi 100 ribuper ton. Kalau tidak jangan bilang sanitarylandfill. Ini syarat. Setelah sekianpuluh tahun terjadi dan berdampak,orang terperangah.Bagaimana dampak otonomidaerah dalam persampahan?Otonomi daerah ini sangat berpengaruh.Idealnya setiap kota punya TPAsendiri. Tapi pada suatu saat akan lebihmurah kalau punya TPA bersama.Seperti yang sekarang kajiannya sedangdilakukan oleh pemerintah pusat bahwauntuk Jabotabek untuk waste managementcorporation, itu mungkin kitaperlu satu perusahaan besar untukmengelola TPA bersama. Pada kenyataannyaada kota yang sulit mencarilahan, sementara ada lahan milik pemerintahdaerah yang lain. Di sini harusada kerja sama dan koordinasi. Jugaada semangat bersama, misalnya Jakartabuang sampah ke Bekasi, kanorang Bekasi yang bekerja di Jakartapun membuang sampah di Jakarta.Idealnya setiap kota punyaTPA sendiri. Tapi pada suatu saatakan lebih murah kalau punya TPAbersama. Seperti yang sekarangkajiannya sedang dilakukan olehpemerintah pusat bahwa untukJabotabek untuk waste managementcorporation, itu mungkin kita perlusatu perusahaan besar untukmengelola TPA bersama.Tadi Anda menyebut harus adakepedulian produsen untuk mengurangisampah. Bisa dijelaskan?Secara internasional beberapaperusahaan besar telah ikut dalam programextended producer responsibility,bahwa mereka harus bertanggung jawabterhadap sampah yang merekakeluarkan baik sampah di pabrik yangdikenal sebagai good house keeping danjuga sampah yang di luar pabrik. Sekarangmemang belum ada peraturannya.Tapi beberapa perusahaan sudahmulai melaksanakan.Apa yang bisa dilakukan masyarakatmenghadapi kondisiemergency sampah ini?Masyarakat mau tidak mau harusmengurangi sampah, hingga mengolahdi rumah. Ada teknologi sederhana yangbisa disosialisasikan. Misalnya pengomposan.Masyarakat juga harus rela kalausuatu saat harus bayar terhadap teknologiyang diambil oleh pemerintah.Biar bagaimanapun akan lebih mahaldibanding mengolah sendiri.Bagaimana pendidikan kepedulianterhadap masyarakat, kirakiraseperti apa?Pendidikan harus dengan segalamacam arah dan ujicoba. Harus adacontoh. Saya punya contoh di RawasariJakarta Pusat bahwa TPS itu bisa bersih,tidak bau. Ini sama dengan orangdulu tidak pernah membayangkan adaWC di kamar. Begitu ada contoh, oranglangsung percaya. Jadi pendidikan tidakhanya dengan pidato. Harus ada rekayasa.Bikin TPA yang benar satu, TPSyang benar satu, bikin truk yang benarsatu. Jadi kalau suatu saat kita akan bangunTPA orang bisa menerima. Tentuini butuh waktu karena perlu ada perubahanbudaya.Bagaimana mengubah pola pikiryang selalu melihat sesuatuyang fisik sebagai tujuan?Itu kesalahan bersama. Kita selalumelihat fisik dan instan. Sementarakebersihan, kesehatan, dan pendidikanitu kan sulit diraba dan kontinyu. Itumasalah antropologi sampai sosialbudaya. Kita selalu melihat sesuatusebagai materi. Contoh orang melihatorang dari rumahnya yang bagus, bukanimannya yang bagus. Kalau ada kepaladaerah yang agak maju, bikinlah badanfungsional. Siapapun kepala daerahnya,badan ini akan menyinambungkan sistem.Kita kawinkan karena biasanya pejabatitu kan politik, ada masa jabatan,sementara badan ini kan tidak. Ini akanbisa dirasakan hasilnya.Adakah negara yang mengalamimasalah yang mirip denganIndonesia yang berhasil mengatasipermasalahan ini?Kalau dekat Filipina. Dua atau tigatahun lalu juga menghadapi masalahsampah. Ratusan orang meninggal tertimbun.Tapi sekarang mereka punyaundang-undang dan banyak gerakangerakansecara massal dalam persampahan.Malaysia, di mana pemerintahtidak lagi mendesentralisasi masalahpersampahan ini. TPA di sana dibangunoleh pemerintah puast. Pemerintahdaerah hanya dibebani sebagian darioperasional dan itu lebih kecil. Laksanaorang tua dan anak, suatu saat masalahharus diselesaikan oleh orang tua. Cina,sangat cepat antisipasinya terhadapmasalah ini. • mujiyanto<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •19


REPORTASERW 03, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta SelatanKampung Agrowisatadi Sudut JakartaPot-pot bunga berjajar di pinggirjalan. Ada yang diletakkan ditanah, ada yang di atas pagartembok, ada yang digantung. Beberapapohon besar tumbuh di halaman wargayang sempit. Sudut-sudut gang ditumbuhitanaman.Di tengah perumahan ada arealseluas lapangan bola. Tepat di tengahnyaada lapangan bola basket. Sekelilingnyaberdiri tanaman mangga,kelapa sawit, kelapa, akasia, belimbingdan tanaman keras lainnya. Di bawahrerindangan sebuah gubuk berdiri. Disisi yang lain ada areal tanaman obatkeluarga dan kantor RW serta arenabermain anak-anak.Di siang yang panas itu anak-anakbermain di tempat tersebut. Ada yangduduk-duduk sambil ngobrol. Ada yangbermain perosotan. Ada yang mainbola. Terik matahari tak begitu terasa.Angin berhembus semilir. Serasa bukandi Jakarta.Pantas bila daerah ini menjadi kampungkebanggaan DKI Jakarta karenakeberhasilannya dalam pengelolaanlingkungan. RW 03 Kelurahan Rawajati,Kecamatan Pancoran, JakartaSelatan, kini menjadi contoh dan tujuan'wisata' orang dari berbagai daerah diIndonesia dan mancanegara. Merekaingin belajar bagaimana mengelolalingkungan yang baik dengan melibatkanseluruh warga. ''Bahkan adaorang Bangladesh yang tidak percayakalau semua yang kita lakukan ini swadayamurni,'' kata Supardi, Ketua KelompokPenangkar Swadaya (KPS) 'BenihJati' RW 03 yang sehari-haribertanggung jawab terhadap pengelolaantanaman dan persampahan di RWyang berpenduduk 3317 jiwa (686 KK).Tahun lalu RW ini meraih juara IKalpataru tingkat DKI, dan juara IItingkat Nasional. Sebelumnya, daerahyang 2/3 kepala keluarganya adalahpensiunan tentara ini pernah menyabetberbagai gelar juara seperti juara Irumah sehat tingkat DKI (2004), juaraII lomba lingkungan hidup (2004).Tahun lalu, PKK setempat meraih juaraI tingkat DKI dengan kriteria A-plusspesial.''Disebut spesial, karena anggotaPKK-nya tidak hanya ibu-ibu, tapijuga bapak-bapak,'' kata Supardi.Menurut pensiunan kapten ini, apayang dicapai RW-nya berawal ketikaterjadi pergantian RW tahun 2001. Saatitu Ketua RW terpilih H.A. Syamhudi,memiliki angan-angan untuk menjadikandaerah tersebut hijau. ''Saat itudia membawa foto kawasan Jl. Sudirmanyang hijau dan bersih dan bilang,'Apakah kita tidak bisa sepertiini','' kenang Supardi. Niat 'penguasa'RW itu akhirnya didukung oleh paraKetua RT dan tokoh-tokoh masyarakat.Hanya saja saat itu mereka terganjaloleh pemikiran darimana dana untukmewujudkannya. ''Kayaknya kok sulit''.Seminggu kemudian para Ketua RTdari 10 RT yang ada dan lima tokoh daritiap RT dikumpulkan kembali. Hasilnyasemua sepakat untuk mencobanya.Sebagai tindak lanjut, Syamhudi menyediakandua bus untuk mengajakwarga berkunjung ke Banjarsari di Cilandak,Jakarta Selatan, yang terlebihdulu sukses menghijaukan kawasannya.FOTO:MUJIYANTO20<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


REPORTASEKegiatan yang sama dilakukan ke KotaBunga, Cibubur, Kampung Daun diBandung, dan terakhir kembali lagi keBanjarsari.Rupanya acara jalan-jalan ini mampumemicu warga untuk segera mewujudkanimpiannya. Dalam rapat evaluasimereka berembug untuk menentukanlangkah berikutnya. Mereka jugamenentukan visi bersama. Akhirnya visidisepakati yakni: membentuk lingkunganRW 03 yang bersih dan sehat untukkesejahteraan warga. Dan langkah awalyang diambil yaitu pelatihan dan sosialisasitentang lingkungan bersih. SetiapRT mendapat giliran. Kegiatan inididukung penuh oleh PKK yang diketuaiHj. Ninik Nuryanto, mantan Ketua RWdi Surabaya yang pernah sukses menatalingkungan.Sebagai langkah awal, tahun 2002setiap rumah diminta menanam tujuhjenis tanaman yang berbeda. PKK danRW memberi stimulan berupa tujuh buahpolybag. Program itu sukses. Berikutnya,kewajiban menanam itu ditambahlagi dengan 10 tanaman per rumah.Pada akhir tahun diadakan lomba antar-RTyang jurinya dari dinas terkait.Hasilnya di luar dugaan, warga tak hanyamenanam dengan 10 tanaman tapilebih dari itu dengan memanfaatkan kalengbekas dan sejenisnya. Setelah itu,warga kembali dipacu untuk menanam30 tanaman dengan kekhasan tanamantertentu tiap RT.Mulai warga mengeluh. Mereka kewalahanmencari tanah untuk media tanam.Kondisi ini dimanfaatkan betuloleh tim RW dan PKK untuk menyosialisasikanpemilahan limbah dapur. Bersamaitu warga dibagikan tiga buahkantong plastik dengan fungsi menampunglimbah organik, anorganik, dankaca. Setiap RT didorong untuk membuatkompos sendiri dari limbah tersebut.Sebagai sarana, PKK membagikandrum untuk media pembuatan kompos.Warga juga dilatih cara membuatnya.Komposisasi perlu waktu satu minggu.Hasilnya bisa menutupi kekuranganmedia tanam.Setahun kemudian, tahun 2003,lingkungan RW 03 berubah total. Hijaudan segar. ''Kami tak menduga, dalamwaktu dua tahun visi kami terwujud,''kata Supardi. Tapi warga belum puas.Pengurus PKK bertekad menjadi PKKpercontohan di DKI. Dan yang unik,anggota PKK di RW ini tidak hanya ibuibutapi juga bapak-bapak meskipunpara lelaki ini tidak duduk di strukturkepengurusan.Sebagai langkah awal,tahun 2002 setiap rumahdiminta menanam tujuh jenistanaman yang berbeda.PKK dan RW memberistimulan berupa tujuh buahpolybag. Program itu sukses.Benar saja, impian PKK itu terwujud.RW 03 terus berkembang. Tepat 18Juni 2005, RW tersebut dijadikanKampung Agrowisata DKI oleh GubernurSutiyoso dan berhak mewakiliDKI dalam berbagai lomba tingkat nasional.Predikat itu membawa berkahtersendiri. Gubernur memerintahkan 17Suku Dinas untuk membantu RW tersebut.Jalan pun langsung diaspal, adabantuan tanaman, dan berbagai kemudahanlainnya.Di luar perhatian pemerintah, RWtersebut menjadi ajang wisata baik lokalmaupun mancanegara. Lagi-lagi wargadapat berkah untuk menyediakan makanankecil dan besar. ''Kami membuataturan agar tamu tidak membawa makanandari luar, agar tidak membawasampah sekaligus untuk pemberdayaanmasyarakat,'' kata Supardi. Masing-masingRT telah memiliki makanan khasyang bisa dipesan sesuai kebutuhan.Selain itu, warga mulai menjadi produsenjamu racikan. Ini karena tanamanobat keluarga ada di sana dan sangatmudah didapatkan. Bahkan, Supardimampu meracik jamu anti kanker denganbahan utama buah MahkotaDewa. Produk tersebut sudah sampai keluar kota.Tiap tahun, sejak 2005 lalu, RW inimenjadi arena Pesta Budaya Jakarta.Pada 22 Juli nanti ada acara besar berupapagelaran adat Betawi tempo dulu.Acara ini akan dihadiri oleh Wakil GubernurDKI Jakarta Fauzi Bowo. Wargaakan unjuk kebolehannya.KendalaSupardi mengakui perjalanan untukmenjadikan lingkungannya bersihmenghadapi beberapa kendala yaknialam dan manusia. Secara alam, kondisitanah di RW 03 sebenarnya sangatjelek. ''Dulu di sini tanahnya kering danberdebu. Ada lapangan bola yang kalaukemarau kering, kalau musim hujanbecek sekali,'' kenangnya.Dengan kesungguhan mereka berupayamengubah kondisi tersebut. ''Kamiberprinsip, tidak ada alasan untuk tidakmenghijaukan lingkungan,'' katanya.Maka lapangan bola itu dikavlingkavlingsesuai jumlah RT untuk ditanami.Bahkan ada warga yang sudahtelanjur menyemen halamannya, relamengebornya untuk dijadikan lubangtanam. Upaya itu berhasil.Namun ada warga yang tidak mauikut. Jumlahnya bisa dihitung denganjari. Untuk menghadapi hal itu RW mengembangkansemboyan: 'Senyum, salam,sapa, bersih, senang belajar, tepatwaktu, menghargai, dan menghormati'.Semboyan ini terbukti cukup ampuhuntuk menggandeng mereka yang semulatak peduli.Pembinaan sumber daya manusiajuga dilakukan terhadap pemulung danpara remaja. Ada 13 pemulung yang dibina.Mereka diberikan seragam danidentitas. Sementara para remaja dibinauntuk bisa mendaur ulang kertas. Prosespemberdayaan itu masih berlangsunghingga saat ini. Siapa mau mengikuti?• mujiyanto<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •21


KISAHPengelolaan SampahGaya Komunitas Rungkut Lor''Seandainya semua anak diajarkanbagaimana memperlakukansampah, persoalan sampahbisa teratasi,'' kata Sumarno, tokohmasyarakat RW 14 Rungkut Lor, KelurahanKalirungkut, Kota Surabaya.Pernyataan itu dilontarkan setelah kampungnyaberhasil mengelola sampah rumahtangga secara mandiri.Memang proses penyadaran danpemberdayaan masyarakat tidak mudah.Butuh waktu panjang. RW 14 yangterdiri atas empat RT ini selama lima tahun,sejak 2001, baru berhasil menjadikandua RT sadar sampah. Dua RT lainnyasedang proses awal.Muhdi, wakil ketua RW 14, menceritakanpengelolaan sampah ini awalnyatidak dilakukan sendiri. Lembaga swadayamasyarakat Pusdakota (PusatPemberdayaan Komunitas Perkotaan)yang memfasilitasi. LSM inilah yangmendidik beberapa kader termasuk dirinyauntuk peduli sampah dan mengajarkanbagaimana mengelola sampahitu agar memiliki nilai ekonomi sekaligusmenjaga lingkungan. ''Kita kemudianbergerak,'' kenangnya.Para kader yang terdiri atas tokohmasyarakat, ibu-ibu PKK, dan remajayang tergabung dalam Karang Tarunabergerak dari pintu ke pintu. Tak ketinggalanpula anak-anak. Generasi penerusini menularkan ilmu yang didapatkannyadi Pusdakota soal sampahkepada orang tua mereka. Mereka initelah tahu bagaimana memilah sampahantara yang organik dan anorganik, sertabagaimana menjadikan sampah organikmenjadi kompos dengan cara yangmudah.Agar usaha itu sukses, kader inimembongkar bak sampah di kawasanSalah satu warga sedang membuat kompos dalam wadah.FOTO:MUJIYANTOpadat penduduk tersebut. ''Supaya wargamau memilah. Kadang-kadang kalaumembuang ke bak sampah suka sembarangan.Makanya kita bongkar semua,''kata Muhdi. Bersamaan dengan itu remajaKarang Taruna telah siap dengangerobak sampah keliling untuk menjemputsampah di rumah-rumah. Duahari sekali gerobak yang terdiri atas duabilik yakni untuk sampah organik dananorganik mengambil sampah. ''Kalaulebih dari dua hari, sampah sudah bau,''kata Muhdi.Setiap hari warga menyimpan sampahyang dipilah ini di kantong plastikatau tempat sampah ala kadarnya. Tempatsampah itu ada yang diletakkan didepan rumah, ada yang dibiarkan di dapur.Sore, sekitar pukul 16.00 gerobaksampah lewat dan menghampiri dari rumahke rumah. Warga, terutama ibuibu,saling berteriak bahwa tukang sampahlewat.Tidak semua sampah diangkut. Hanyayang anorganik yang diambil. Wargakini telah mampu membuat kompos.Pusdakota memfasilitasi mereka dengankeranjang 'Takakura'. Keranjangini terbuat dari plastik dengan lubang diseluruh lubang kecil di seluruh dindingnya.Volumenya sekitar 20 kg kompos.Keranjang seharga Rp. 75 ribu ini diberikankepada warga dengan sistem tukarkompos. Keranjang tersebut telahdilengkapi dengan starter ketika diterimawarga. Mereka tinggal mengisinyadengan sampah organik dan membolakbalikkannya setiap hari. Dalam tujuhhari, kompos tersebut telah setengahmatang dan siap disetorkan ke Pusdakotauntuk dijadikan kompos matang.''Setiap kilogram sampah kita dihargaiseribu rupiah,'' kata Ny. Tutik.Seluruh kompos warga dikumpul-22<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


KISAHkan di rumah kompos milik Pusdakota.Kompos ini kemudian dimatangkan dannantinya dikembalikan kepada wargadalam bentuk starter untuk pembuatankompos berikutnya. Pusdakota mengambil10 persen dari hasil kompos untukpengembangan. Selain itu, di rumahkompos ini sampah warga yang tidaksempat dikomposkan diolah untuk dijadikankompos secara massal. Sampahsampahtersebut diperamkan selamadua hari dan kemudian dicacah denganmesin. Cacahan sampah ini kemudiandicampur dengan starter dan diperamlagi selama delapan hari sehingga menjadikompos matang. Setiap dua hari dibolak-balikdan dipindahkan tempatnya.Produksi kompos ini ternyata mampumendorong warga untuk memanfaatkanbagi kepentingan mereka. Dikampung yang berada di kawasan industriitu warga tergerak untuk bercocoktanam tanaman obat keluarga dantanaman hias. ''Wah, ibu-ibu di sini sekarangtahu obat dari berbagai jenis penyakit.Kalau ada yang sakit tinggal bilangsaja. Mereka pasti nyerocos,'' kataMuhdi bangga.Ini memang tidak lepas pula dari fasilitasiPusdakota. LSM yang markasnyamemang di situ menyediakan lahan bagiwarga untuk belajar. ''Kita kasih tanggungjawab setiap kelompok ibu-ibu untukmengelola lahan dan tanaman merekadi lahan yang kita sediakan,'' kataBroto Suwarso, manajer operasionalPusdakota.Kini warga telah memiliki kesadaranyang tergolong lumayan. Semuanya ataskontrol warga sendiri. Mereka juga relamembayar retribusi sampah. Besarnyaberkisar antara Rp. 1.000-Rp.1.500yang digabungkan dalam iuran bulananwarga sebesar Rp. Rp. 4.000 per KK.Uang itu untuk biaya pengelolaan termasukmembayar tukang gerobak danyang terkait proses itu.Apa yang dilakukan warga RungkutLor bukannya sudah selesai. Pekerjaanrumah masih menghadang mereka. Ternyatawarga RT-RT di sekitarnya masihbelum bisa seperti mereka. Tak heran disepanjang gang menuju ke RT 4 yangsukses mengelola sampah, masih dijumpaisampah yang berceceran. Tantanganlainnya datang dari warga pendatangyang silih berganti datang danpergi ke kampung itu. Mereka masih sulitdiajak berdaya. Padahal jumlah merekasekitar setengah total jumlahpenduduk.Namun tekad warga untuk menjadikankampungnya lebih maju patutmendapat apresiasi. Kini RW yang dihunioleh 1.197 KK telah memiliki rencanastrategis (Renstra). Ini merupakanhasil fasilitasi Pusdakota. Mereka inginmempertahankan prestasi yang selamaini diraih sebagai 'Kampung RamahLingkungan' dan mewujudkan KampungRW 14 yang sehat, tertib, nyaman,peduli, ramah lingkungan, adil danmakmur. Visi ini terdiri atas empat aspekyakni pengelolaan lingkungan hidup,keamanan dan ketertiban masyarakat,sarana dan prasarana kampung,dan pemberdayaan warga. Wah…• MJSalah satu aktivitas Pusdakota yakni pembinaan anak-anak.Sekilas PusdakotaFOTO:ISTIMEWAPusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan(Pusdakota) bernaung di bawahUniversitas Surabaya (Ubaya). Namunpengelolaannya bersifat independen.LSM yang beralamat di Jl. RungkutLor III-87 Surabaya ini memiliki kantoryang sangat representatif dengan pendopopertemuan yang cukup bagus danhalaman yang luas.LSM ini berdiri 1 Nopember 2000.Pusdakota memiliki keinginan untuktransfer gerakan nilai lewat komunitaskampung. Alasannya, mereka ingin memulaidengan apa yang mereka milikidan dari apa yang ada. Harapannya,LSM ini bisa menumbuhkan agen-agenmumpuni. Program-progam yang dimilikiyaitu (a) pengembangan karakterwarga; (b) kewirausahaan sosial berbasiskomunitas; (c) pengelolaan lingkunganterpadu; (d) perpustakaan komunitas;(e) pelatihan, pengembangan,dan konsultasi.Sebagai bagian dari Ubaya, Pusdakotamelaksanakan dua fungsi pokokyakni fungsi praktis dan fungsi keilmuan.Fungsi praktis LSM ini merupakanaktualisasi darma pengabdian padamasyarakat dan laboratorium sosialuntuk memecahkan persoalan masyarakat.Fungsi keilmuannya meliputipenyusunan dan pengembangan model-modelpemberdayaan masyarakatperkotaan. • MJ<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •23


STUDIKajian EkonomiDampak Investasi Air MinumTerhadap Perekonomian di IndonesiaSelama ini kita menghadapi kenyataanbahwa investasi di sektorair minum masih rendah. Halini membuktikan bahwa perhatian dankesadaran akan pentingnya pembangunanair minum masih rendah.Kondisi ini ditengarai dipengaruhi olehpandangan bahwa pembangunan airminum hanya akan membuang uang.Pada kenyataannya dalam beberapastudi di luar negeri, investasi di sektorair minum berdampak pada pertumbuhanekonomi.Kenyataan ini kemudian mendorongdilaksanakannya studi tentang dampakinvestasi air minum terhadap perekonomiandi Indonesia. Diharapkan hasildari studi ini dapat memberi gambarandan pemahaman yang lebih baik tentangdampak pembangunan air minumterhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Studi ini menggunakan pendekatanEkonometrika dan Sistem Neraca SosialEkonomi. Indikator yang menjadi fokusdari studi ini adalah pertumbuhanekonomi dan distribusi pendapatankelompok rumah tangga. Selain itu, jugaakan dilihat distribusi faktorial dan distribusisektoral akibat adanya investasiair minum.Secara khusus, hasil studi ini diharapkanmampu memberikan manfaat berupa(i) terbentuknya sebuah modelekonomi tentang dampak investasi airminum terhadap perekonomian khususnyapertumbuhan ekonomi dan distribusipendapatan antar berbagai kelompokrumah tangga; (ii) tersediasuatu persamaan simulasi yang dapatdigunakan untuk memprediksi dampakdari perubahan investasi air minum terhadapperekonomian; (iii) menjadi salahsatu masukan bagi pengambilan keputusanterkait dengan pembangunanair minum di Indonesia.MetodologiMetodologi yang dipilih untuk digunakandalam studi ini adalah: (1) ModelEkonometrika; dan (2) Sistem NeracaSosial Ekonomi yang difokuskan padaAnalisis Matriks Pengganda. Kedua alatanalisis tersebut digunakan karena satusama lain saling melengkapi untukmenjawab kedua permasalahan yangada dalam studi ini.Model ekonometrika digunakan untukmelihat arah dan besaran pengaruhadanya investasi air minum terhadappertumbuhan ekonomi. Dalam modelini pertumbuhan ekonomi bertindak sebagaivariabel tak bebas dan investasiair minum bertindak sebagai variabelbebas, bersama dengan variabel-variabellain yang berdasarkan literaturmempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi dalam model inidirepresentasikan dengan nilai ProdukDomestik Bruto (PDB) dalam bentuk logaritmanatural. Adapun model yang digunakandalam penelitian ini adalah :log(PDB) = α 0+ α 1log(PDB(-1)) + α 2IAM+ α 3TOT+ α 4log(POP) + α 5NE + α 6NTM +α 6NTM + α 6D krisis+ ε 1Dimana :PDB : Produk Domestik Bruto (PDB)IndonesiaIAM : Rasio investasi air minum terhadaptotal investasiTOT : rasio total investasi terhadapPDB.POP : populasiNE : rasio net ekspor terhadap PDB.NTM: rasio nilai tambah migasterhadap PDBDkrisis : dummy krisisEstimasi model ini dilakukan denganmenggunakan metode OrdinaryLeast Square (OLS) dengan asumsi bahwasemua data dari variabel yang digunakanadalah stasioner. Adapun yangdimaksud dengan stasioner adalah bahwadata time series tidak mengandungunsur tren. Apabila data yang digunakantidak stasioner maka dampaknyaadalah hasil regresi yang didapatkanbersifat spurious regresion (regresi lancung).Setelah dilakukan proses estimasiparameter-parameter yang ada dalammodel di atas, maka perlu dilakukanevaluasi dan validasi model. Padaumumnya ada tiga kriteria evaluasiyang digunakan yaitu: 1) Kriteria ekonomi(tanda dan besaran); 2) Kriteria statistik(uji t, F dan R2); dan 3) Kriteriaekonometrika (multikolinieritas, autokorelasidan heteroskedastisitas).Untuk melihat distribusi pendapatanmaka digunakan Sistem Neraca SosialEkonomi (SNSE). Metodologi yangakan digunakan dalam alat analisis inihanya meliputi Analisis Matriks Penggandayang dimaksudkan untuk memberikangambaran keterkaitan antarberbagai pelaku ekonomi di dalam perekonomiandan melakukan analisis ekonomimengenai dampak investasi airminum terhadap perekonomian, khu-24<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


STUDIsusnya terhadap pendapatan antar berbagaikelompok rumah tangga.Simulasi KebijakanBeberapa simulasi kebijakan dilakukanmelalui studi ini yaitu (i) Simulasiawal berupa peningkatan investasiair minum baru sebesar 10 (sepuluh)trilyun rupiah. Hal ini dimaksudkanuntuk melihat dampak murni akibat peningkataninvestasi air minum. Selanjutnyadana tersebut disimulasikan denganskenario sebagian dana digunakanuntuk kegiatan yang bersifat penciptaanlapangan kerja/padat karya ('job creation'),dan/atau sebagian dana digunakanuntuk sektor bukan air minumyaitu sektor kesehatan, pendidikan dankonstruksi, atau gabungan. Untuk itusimulasi berikutnya adalah (ii) SimulasiI berupa investasi di sektor air minum,dimana 25 persen digunakan untuk jobcreationdan 75 persen lainnya digunakanuntuk investasi air minum; (iii)Simulasi II berupa investasi seluruhnyadi sektor air minum; (iii) Simulasi IIIberupa investasi di sektor lainnya (sektorbukan air minum), dimana 50persen digunakan untuk sektor pendidikandan kesehatan dan 50 persenlainnya digunakan untuk sektor konstruksi;(iv) Simulasi IV berupa investasidi sektor air minum yang disertaidengan job-creation sebesar 50 persendan investasi di sektor lainnya (sektorpendidikan dan kesehatan, sektor konstruksi)sebesar 50 persen; (v) SimulasiV berupa investasi di sektor air minumyang disertai dengan job-creation sebesar75 persen dan investasi di sektor lainnya(sektor pendidikan dan kesehatan)sebesar 25 persen.Beberapa Temuan PentingHasil estimasi menunjukkan bahwapopulasi (POP) merupakan variabelyang paling besar pengaruhnya terhadapPDB Indonesia dibandingkandengan variabel-variabel lainnya. Haltersebut dapat dimengerti mengingatTabel 1Simulasi Kenaikan Investasi Air Minum sebesar 10 Trilyun RupiahSkenario dasarKenaikan IAM 10 TTOT28,0229,52NE_PDB8,688,50pertambahan populasi akan mendorongkenaikan tingkat konsumsi masyarakat,dimana konsumsi merupakan variabelyang memiliki kontribusi terbesar dalampembentukan PDB Indonesia.Selain variabel populasi, hanya variabelinitial income yang memiliki pengaruhcukup besar. Sementara itu,variabel lainnya seperti rasio investasiair minum terhadap total investasi,rasio total investasi terhadap PDB, netekspor terhadap PDB dan rasio nilaitambah migas terhadap PDB pengaruhnyarelatif kecil.Hasil studi inimemberikan gambaranyang jelas bahwainvestasi di sektorair minum memberidampak positifpada pertumbuhanekonomi.Rasio investasi air minum terhadaptotal investasi memiliki tanda positif,yang menunjukkan bahwa peningkataninvestasi air minum akan meningkatkanPDB walaupun dengan peningkatanyang tidak terlalu besar. Nilai koefisienIAM mengartikan bahwa peningkatanrasio investasi air minum terhadap totalinvestasi sebesar 10 persen hanya akanmeningkatkan PDB sebesar 0,0428persen.NTM_PDB37,1636,39POP0,220,22IAM13,7019,79PDBF463.738,90467.552,50Aliran investasi baru akan meningkatkanrasio air minum terhadap totalinvestasi (IAM) dan rasio total investasiterhadap PDB (TOT). Variabel TOT ikutmeningkat dikarenakan total investasididefinisikan sebagai penjumlahan dariinvestasi air minum dan investasi lainnya.Variabel NE dan NTM akan mengalamipenurunan dikarenakan faktorpembaginya, yakni PDB mengalamipeningkatan.Sementara itu, variabel POP diasumsikankonstan. Sebagai pembandingdigunakan nilai PDB pada tahun 2004yang kemudian disebut dengan skenariodasar.Tabel 1 menunjukkan bahwa aliraninvestasi baru pada air minum sebesar10 (sepuluh) trilyun rupiah akan meningkatkanrasio air minum terhadaptotal investasi menjadi 19,79 persen(meningkat sebesar 6,09 persen dibandingkanskenario dasar) dan rasio totalinvestasi terhadap PDB menjadi 29,52persen (meningkat sebesar 1,51 persendibandingkan skenario dasar). Hasilakhir dari skenario ini menunjukkanbahwa nilai PDB lebih besar 0,82 persenatau 3,81 trilyun dibandingkan denganskenario dasar.Hasil simulasi gabungan menunjukkanbahwa skenario V menyebabkankenaikan total perekonomian terbesardibandingkan dengan keempat skenariolainnya. Secara lebih spesifik, nilai tambahfaktor produksi dan pendapatanrumah tangga akan mengalami peningkatanoutput terbesar apabila pemerintahmenerapkan skenario kelima.Sementara itu, pendapatan neraca sektorproduksi akan mengalami pe-<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •25


STUDIningkatan terbesar apabila skenarioyang diterapkan adalah skenario III.Peningkatanyang dialami olehNilai tambah faktorproduksiPendapatan rumahtangga dan perusahaanPendapatan neracasektor produksiTOTALSumber : hasil estimasi modelSkenario 1Nilai danPersentase15.669,99(1,14)15.387,54(1,08)29.112,52(0,99)60.170,05(1,05)Kombinasi antara investasi airminum yang disertai dengan job creationdan investasi di sektor pendidikandan kesehatan (skenario 5) memberikankenaikan nilai tambah faktor produksiterbesar dibandingkan dengan keempatskenario lainnya. Sebaliknya, kenaikannilai tambah faktor produksi terkecilakan terjadi jika investasi seluruhnyadilakukan pada sektor air minum yangtanpa disertai dengan job creation (skenarioII).Berdasarkan skenario gabunganyang dilakukan, kombinasi antara investasiair minum yang disertai denganjob creation dan investasi di sektor pendidikandan kesehatan (skenario 5)akan memberikan kenaikan pendapatanrumah tangga dan perusahaan terbesar.Sementara itu, skenario kedua berdampakpada peningkatan terendah dibandingskenario lainnya terhadap pendapatanrumah tangga dan perusahaan.Investasi di sektor Pendidikan danKesehatan dan sektor Konstruksi akanmengakibatkan kenaikan pendapatanneraca sektor produksi terbesar dibandingkandengan keempat skenariolainnya. Sementara itu, investasi disektor air minum yang diikuti denganjob creation memberikan kenaikanTabel 2Skenario I-VSkenario 2Nilai danPersentase13.335,81(0,97)12.869,07(0,90)29.706,45(1,01)55.911,33(0,97)pendapatan terendah pada sektor-sektorproduksi.Skenario 3Nilai danPersentase14.922,44(1,08)14.625,14(1,02)31.770,77(1,08)61.318,35(1,07)Skenario 4Nilai danPersentase15.296,06(1,11)15.006,41(1,05)30.435,68(1,04)60.538,15(1,05)Skenario 5Nilai danPersentase15.992,02(1,16)15.742,2(1,10)30.266,53(1,03)62.000,75(1,08)Investasidi sektor air minumyang disertai kegiatanyang bersifat padat karya('job creation')menyebabkan dampakyang signifikan terhadappeningkatan pendapatanrumah tangga miskin.Keterbatasan StudiKeterbatasan studi ini dapat dikelompokkanmenjadi 2 (dua) bagian,yaitu: Pertama, penggunaan metodeekonometrika untuk analisis ekonomidalam penelitian ini memiliki keterbatasan,yaitu: (i) model yang digunakantidak mampu menangkap fenomenaswap investasi, yakni peralihaninvestasi dari sektor non air minum kesektor air minum; (ii) variabel IAMyang digunakan mencakup semua investasiyang dilakukan oleh perusahaandan non-perusahaan, sehingga tidakdapat diukur investasi air minum yangmana yang secara signifikan mempengaruhiPDB Indonesia; dan (iii) ketikadilakukan perhitungan rasio variabelvariabelyang digunakan terhadap PDBpada simulasi, diasumsikan PDB Indonesiahanya dipengaruhi oleh variabelvariabelyang tertangkap dalam model,sedangkan variabel-variabel lain di luarmodel dianggap konstan.Kedua, penggunaan metode SNSEuntuk analisis ekonomi dalam penelitianini memiliki keterbatasan, yaitu: (i)metode yang digunakan relatif sederhanadan diasumsikan tidak terjadiperubahan harga; (ii) model keseimbanganumum SNSE dalam tulisan inibersifat statik, sehingga memiliki keterbatasanuntuk peramalan jangka panjang;(iii) model keseimbangan umumSNSE memiliki asumsi adanya fixed Leontieftechnology, yang berarti dalamkurun waktu saat model dibentuk sampaidengan jangka waktu tertentu(umumnya lima tahun) teknologi dianggaptetap. Jumlah permintaan dan penawaransecara total selalu seimbang,pengaruh harga terhadap input tidakada dan semua komoditi dalam modeladalah demand driven, yang berartitidak ada kendala dalam pemenuhanpenawaran; dan (iv) model ini tidakmemperhitungkan dampak lanjutandari adanya investasi air minum.PenutupHasil studi ini memberi gambaranyang jelas bahwa investasi di sektor airminum memberi dampak positif padapertumbuhan ekonomi. Investasi disektor air minum yang disertai kegiatanyang bersifat padat karya ('job creation')menyebabkan dampak yang signifikanterhadap peningkatan pendapatanrumah tangga miskin.Langkah pengambilan kebijakanmelalui studi seperti ini akan memperkayadasar-dasar pengambilan keputusan.Diharapkan keputusan yang dihasilkandapat mempunyai landasan yangjelas, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.•(disarikan dari hasilStudi Ditjen Cipta KaryaDepartemen Pekerjaan Umum).26<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


STUDIStudi Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Pemerintahterhadap Sanitasi yang Memihak Penduduk MiskinSebagai bagian dari persiapanIndonesia SanitationSector DevelopmentProgram(ISSDP),Study on Government'sKnowledge, Attitudes andMotivation on Pro-Poor Sanitationdilaksanakan awaltahun ini. Studi itu dimaksudkanuntuk mengevaluasipersepsi para pengambilkeputusan di tingkat nasionalmaupun daerah terhadappenyediaan layanan sanitasiterutama bagi masyarakatmiskin. Studi dilaksanakandi enam kota, yaitu: Solok,Blitar, Surakarta, Denpasar, Pekalongan,dan Gorontalo.Menurut studi ini, meskipun kebanyakanpemerintah daerah sasaran studimenganggap sektor kesehatan merupakansektor yang sangat penting (prioritaspembangunan kedua setelah sektorpendidikan), air dan sanitasi tidakmendapat perhatian yang cukup. Parapengambil keputusan di tingkat daerahlebih memfokuskan perhatian merekapada penanganan kesehatan yang bersifatkuratif.Oleh karena itu perlu upaya untukmeningkatkan pengetahuan konseptualdan teknis mengenai program sanitasibagi pejabat pemerintah daerah dananggota legislatif, khususnya terkait denganmetode pengelolaan air limbahyang sesuai dengan kondisi daerah masing-masingdan teknologi-teknologi sanitasiyang murah.Sebagai dampak dari kurangnyapengetahuan tentang bagaimana menanganiair limbah, pemerintah daerahberanggapan bahwa air limbah bukanmerupakan tanggung jawab pemerintahnamun lebih merupakan tanggung jawabmasyarakat secara individu. Merekaberanggapan bahwa air limbah rumahtangga cukup ditangani pada fasilitassanitasi on-site dan tidak diperlukanpengolahan lebih lanjut. Denganpemahaman seperti ini, pemerintahdaerah menganggap bahwa kesadaranmasyarakat terhadap pentingnya sanitasiyang masih rendah merupakan faktorutama munculnya masalah-masalahkesehatan terkait sanitasi yang buruk.Akibatnya, upaya pemerintah daerahhanya terbatas pada program-programuntuk mendorong masyarakat melakukanpengolahan air limbah pada tingkatrumah tangga dengan fasilitas sanitasion-site.Peran pemerintah pusat masih sangatpenting dalam penyediaan informasidan referensi bagi pemerintah daerah.Karena itu, perlu kampanye publikdi tingkat daerah untuk meningkatkankesadaran masyarakat terhadap pentingnyasanitasi. Upaya ini diharapkandapat mendorong pemerintah daerahdan dewan legislatif untuk memberikanprioritas yang lebih besar kepada sektorsanitasi.FOTO:MUJIYANTOAnggota legislatifmemiliki peran yang palingpenting dalam penentuankeputusan ditingkat pemerintah daerah,termasuk yang terkaitdengan program sanitasi.Pemerintah pusatjuga merupakan faktoryang penting dan dapatmemotivasi pemerintahdaerah untuk lebih terlibatdalam program-programsanitasi. Berbagaiprogram eksternal terutamadari pemerintahpusat dapat mendorongpemerintah daerah untuk melakukaninvestasi lebih besar dalam sektor sanitasi.Terdapat perbedaan persepsi yangsubstansial terhadap penyediaan sanitasiuntuk masyarakat miskin antara pemerintahpusat dan pemerintah daerah.Pemerintah pusat menganggap bahwamasyarakat miskin harus membayaruntuk layanan sanitasi sedangkan pemerintahdaerah berpendapat bahwa layanansanitasi untuk masyarakat miskinharus gratis. Perbedaan ini harus segeradijembatani sebelum program sanitasiyang melibatkan kerjasama pemerintahdaerah dengan pemerintah pusat dilaksanakan."Subsidi silang" dapat menjadi solusiyang optimal untuk mengatasi perdebatanantara pendekatan sosial atau ekonomisdalam menangani program bagimasyarakat miskin. Media massa merupakansumber informasi utama bagipemerintah daerah. Oleh karena itu mediaperlu dilibatkan untuk meningkatkankesadaran pemerintah daerah dan masyarakatnyaterhadap pentingnya kualitassanitasi yang lebih baik. • AK<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •a


STUDISANIMAS Outcome Monitoring StudyUji coba SANIMAS (Sanitasioleh Masyarakat) dimulai padaSeptember tahun 2001 danberlangsung selama dua tahun sampaitahun 2003. Proyek ini merupakan salahsatu kegiatan dari WASPOLA yaituproyek kerjasama Pemerintah Indonesiadan Pemerintah Australia melaluiAusAID yang dikelola oleh WSP BankDunia.Proyek ini bertujuan membantumasyarakat, pemerintah daerah, danfasilitator setempat dalam merancang,merencanakan, dan melaksanakankegiatan sanitasi berbasis masyarakat(SBM) yang sepenuhnya dikelola olehmasyarakat. Secara jangka panjang diharapkanada pelembagaan SANIMASsebagai pilihan SBM di Indonesia.Uji coba proyek ini berlangsung ditujuh lokasi yakni Kabupaten Sidoarjo,Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan,Kabupaten Pasuruan, Kota Blitar,Kota Kediri, dan Kota Denpasar.Sebagai rangkaian uji coba ini makadilaksanakan sebuah studi untuk mengetahuidan mengukur hasil/keluaranintervensi SANIMAS dengan menggunakanindikator kondisi lingkungan,perubahan perilaku, peran serta danrasa memiliki masyarakat. Studi ini jugadimaksudkan untuk menganalisa peluangdan hambatan untuk mereplikasikanpendekatan SANIMAS dalam skalalebih luas di Indonesia.Studi dilaksanakan pada tahun 2005selama 4 bulan oleh konsultan independen.Temuana. Keadaan SANIMAS (teknologidan sarana)Pilihan teknologi SANIMAS (Komunal,MCK Plus) mampu memberikanlayanan kebutuhan sarana sanitasi yangaman dan sehat. Masyarakat merasanyaman terutama bagi perempuan, manula,dan anak-anak dalam buang airbesar (BAB) di siang/malam hari. Selainitu SANIMAS mampu mengubah polaBAB, meningkatkan kebersihan lingkungan.Sistem pengelolaan limbah dantinja cukup baik dan murah dari sisipemeliharaan jangka pendek. Namundari sisi teknologi, teknologi SANIMAStergolong mahal, apalagi biogas yangdirancang belum bisa dimanfaatkan.b. Sosial EkonomiSANIMAS belum mampu meningkatkanpendapatan secara signifikankendati di beberapa lokasi bisa menumbuhkansumber dana kampung, mengurangiwaktu BAB, dan memberi lapangankerja. Hanya saja secara sosial, proyekini mampu meningkatkan perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS), menjalinhubungan antarwarga, menambahforum silaturahmi masyarakat, dan tidakmalu ketika ada tamu ingin BAB.c. KelembagaanKelembagaan proyek ini rata-ratadidominasi oleh tokoh dan elit setempat.Keberadaan lembaga ini cukup dikenaldan legalitasnya diakui oleh wargadan pemerintah setempat. Pengelolaanmasih jalan dan pengguna masih taataturan. Namun arah KSM/BPS kurangjelas karena hanya aktif di masa konstruksisaja. Sedangkan peran fasilitatorsangat besar, sayang komposisi kurangmemadai karena lebih banyak laki-lakidengan latar belakang teknis yang menonjolsehingga wanita dan kesehatankurang diperhatikan. Selain itu, capacitybuilding kebanyakan berlangsungpada awal proyek dan dukungan pemangkukepentingan kurang optimal.d. Lingkungan FisikKeberadaan SANIMAS mampumendukung perbaikan kondisi lingkungansecara fisik. Sumur dan sungaiaman dari pencemaran limbah dantinja. Pembangunan sarana MCK (plustaman) bisa menjadi arena bermainsekaligus menambah keindahan kota.SANIMAS telah mengubah citra 'jorok'sarana sanitasi.e. Metodologi PendekatanKendati internalisasi pendekatan proyekini hanya dilakukan di awal proyek,konsistensi penerapannya cukup efektif.Pendekatan tersebut memang rumit tapimampu diterapkan untuk masyarakatkota dan diakui mampu menumbuhkanrasa tanggung jawab dan rasa memilikimasyarakat terhadap sarana.f. FinansialSatuan harga SANIMAS tergolongmahal apalagi jika jumlah pengguna terbatas.Iuran pengguna tidak memadaiuntuk perawatan jangka panjang karenaiuran tidak ditentukan atas biaya pemakaiansesungguhnya (biaya OM), melainkanatas kesepakatan dan kemampuanwarga. Selain itu mekanisme pendanaanketika pemerintah pusat tidakboleh memberikan bantuan tunai kepadaKSM sesuai Keppres 80, berpeluangmengurangi nilai bantuan.g. Pelembagaan SBMInternalisasi pendekatan SBM ditingkat pemerintah belum optimal tapiopini tentang replikasi SANIMAS cukuptinggi. Tim koordinasi yang dirintis padatahap awal semakin redup dan intensitaskegiatan sangat tergantung padafigur/tokoh kunci yang keberadaannya dipemerintahan tidak bisa dipastikan. Padahalpelembagaan SBM sangat pentingdalam mengatasi permasalahan lingkunganterutama di kawasan miskin.h. ReplikasiKetergantungan teknis kepadaBORDA cukup tinggi, padahal keberadaanLSM seperti ini sangat terbatas.Replikasi akan jalan bila muncul banyakLSM sejenis. • MJb<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


STUDIStudi Evaluasi Kualitas Air Minum PDAMMenteri Kesehatan pada tahun2002 mengeluarkan keputusanNo. 907/Menkes/SK/-VII/2002 tentang Syarat-syarat danPengawasan Kualitas Air Minum. Hanyasaja peraturan itu belum bisa dicapaioleh semua Perusahaan Daerah AirMinum (PDAM) yang ada. Hampir semuaperusahaan itu baru mampu memproduksiair bersih, belum air minum.Hingga saat ini, hanya tiga PDAMyang mampu menghasilkan air siap minum-artinyatanpa perlu diperlakukanterlebih dahulu air bisa langsung diminumdengan aman-yaitu PDAM TirtanadiKota Medan, PDAM KabupatenBuleleng, dan PDAM KotaMalang. Studi ini dimaksudkanuntuk mengetahui kondisikualitas air minum yangdihasilkan apakah memenuhisyarat kesehatan sesuai KepmenkesNo. 907 tahun 2002.Studi dilaksanakan padaDesember 2005. Pelaksanakegiatan yakni petugas dariPT Sucofindo, Jakarta dengandifasilitasi oleh petugas dariDepkes, Dinkes Propinsi danKabupaten/Kota. Sampel diambildari tiga titik yakni airbaku, air di pengolahan, danair di titik distribusi. Selainitu dikumpulkan pula data sekunderdari Dinkes setempat. Pemeriksaaanlaboratorium dilakukan di Jakarta meliputikualitas bakteriologis, fisik, kimia,dan radioaktif air.Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis,air baku di PDAM Tirtanadidan Kota Malang total coliformnya masing-masing800 dan 300. Data inimengindikasikan bahwa di kedua kotaitu air baku tidak memenuhi syarat kesehatankarena tercemar limbah organik.Namun demikian di ketiga PDAMtidak ditemukan adanya Escherichiacoli pada air baku yang mengindikasikanair tidak tercemar oleh tinjamanusia. Di pengolahan dan distribusi,air bebas dari E. coli.Secara kimiawi, semua parametermemenuhi syarat kecuali untuk besipada air baku dan boron di outlet padaPDAM Tirtanadi. Namun pada jaringanberikutnya air yang sama sudah memenuhipersyaratan. Sedangkan parameterAntimoni, Benzo(a)pyrene, Aldrin,Dieldrin, chlordane, heptachlortidak memberikan hasil yang absolut,namun hanya menunjukkan hasil


STUDIStudi Evaluasi Kebutuhan Air Bersihsebagai Dampak Kenaikan Harga BBMSejak 2001, pemerintah mengambilkebijakan untuk mengurangisubsidi bahan bakar minyak(BBM). Kebijakan ini berdampak padakenaikan biaya pengeluaran masyarakatakibat kenaikan harga barang dan jasa.Khusus bagi masyarakat miskin, pemerintahberusaha mengurangi bebanbiaya pengeluaran dengan mengembalikansecara langsung dana subsidi BBMmelalui Program Kompensasi PenguranganSubsidi (PKPS) BBM. Programini dilaksanakan di tujuh sektor yakniOPK beras, kesehatan, pendidikan, angkutanbus kota, air bersih, penguatanpermodalam LKM, dan pemberdayaanmasyarakat pesisir.Khusus di sektor air bersih, alokasidana PKPS BBM disalurkan melaluiProgram Penanggulangan Dampak PenguranganSubsidi BBM untuk PenyediaanAir Bersih (Program SB-AB).Progam ini bertujuan mengurangi bebanmasyarakat miskin atau masyarakatyang kesulitan memenuhi kebutuhanair bersih sehingga mereka dapat memperolehair bersih dengan biaya yanglebih murah dan/atau lebih mudahmendapatkannya dibanding sebelumnya.Sasarannya masyarakat miskin didaerah kumuh perkotaan dan perdesaan,termasuk desa nelayan, yangbelum terlayani PDAM, rawan airbersih, membeli air dengan harga mahal,lokasi air jauh, kekeringan di musimkemarau. Sasaran ini meliputi1.000 kelurahan/desa di 347 kabupaten/kotadi 30 propinsi.Program tersebut telah berlangsungselama empat tahun. Sebuah studidilakukan untuk mengevaluasi keberhasilanpencapaian sasaran, identifikasikendala, hambatan, serta permasalahanyang dihadapi dalam pencapaian sasaran.Studi dilakukan dengan caraFOTO:KR DEWIinventarisasi laporan kegiatan di tiappropinsi, survei lapangan, dan wawancaratim koordinasi propinsi dan pimproP2SP serta PDAM.Hasil StudiDari segi aksesibilitas, program SB-AB telah memungkinkan masyarakatyang menjadi kelompok sasaran dapatmemperoleh air dengan mudah. Hal inidapat dilihat dari jumlah tangga penggunaprasarana yang cukup besar,khususnya untuk prasarana sambunganrumah. Rata-rata pengguna sambunganrumah 246 KK, sedangkan untuk hidranumum (HU) dan tangki air (TA) sebesar29,80 KK.Ada penurunan jumlah rumah tanggapengguna HU dan TA dari tahun ketahun karena mereka telah mampu menyediakansendiri prasarana air bersihnya.Bahkan banyak hidran umum yangtak berfungsi lagi.Program SB-AB memudahkan masyarakatmenjangkau air bersih. Jarakyang ditempuh ke HU/TA rata-ratahanya 51-74 meter. Sedangkan waktuyang dibutuhkan rata-rata 10,16 menit.Dengan adanya sarana ini memungkinkansebagian besar masyarakat penerimadapat memenuhi kebutuhan vitalmereka seperti minum, masak,mandi, dan cuci. Hanya saja, masyarakatbelum merasa puas dengan saranayang ada karena beberapa hal antaralain kualitas air kurang baik (berbaudan berasa).Di sisi ekonomi, masyarakat bisamemperoleh air dengan harga lebih murah.Persentase pengeluaran untuk konsumsiair bersih tidak sampai mencapailima persen dari total penghasilan atauhanya lima persen dari total pengeluaranrumah tangga. Khusus penggunasambungan rumah (SR) bahkan pengeluarannyatidak lebih dari 0,5 persendari penghasilan dan pengeluaran rumahtangga.Dari sisi pemberdayaan masyarakat,sebagian besar kelompok sasaran memilikiorganisasi pengelola sarana airbersih. Di sebagian lokasi malah partisipasimasyarakat telah ada sejak awalperencanaan. Masyarakat terbukti telahmengenali dan kemudian memanfaatkansumber daya yang mereka miliki.Sedangkan dari sisi manajemen proyek,program ini telah memenuhi kriteria'tepat waktu' dengan dasar tidak adapelaksanaan pembangunan yang terlambatdan 'tepat mutu' karena sebagianbesar sarana yang dibangun dalamkondisi baik. Hanya saja muncul pertanyaansehubungan dengan kriteria 'tepatsasaran', mengingat kelompok masyarakatyang menjadi pemanfaat programini adalah kelompok masyarakatyang tidak dapat digolongkan sebagaimasyarakat miskin.Berdasarkan kondisi tersebut rekomendasiyang disampaikan antara lainpembangunan HU bisa dilanjutkan asalmerupakan stimulan dan perlu ketepatandalam pemilihan lokasi proyek terutamamenyangkut faktor ekonomi yaknimenyangkut tingkat kesejahteraannya.• MJd<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


PROGRAMSekilas Indonesia Sanitation SectorDevelopment Program (ISSDP)Sektor sanitasi merupakan salahsatu pelayanan publik yangmempunyai kaitan erat denganpengurangan kemiskinan di Indonesia.Kondisi sanitasi baik di perkotaan danperdesaaan belum baik sehingga berdampakburuk terhadap kesehatan danlingkungan. Hal itu berlangsung sampaisekarang.Sebanyak 47 persen populasi diIndonesia tidak memiliki akses terhadapfasilitas sanitasi dasar dan hanyasedikit sekali kota yang memiliki sistemsewerage dengan total cakupan pelayanan14 persen populasi kota. Datalain dari Bappenas menunjukkan hanya35 persen populasi di Indonesia yangmemiliki akses yang baik terhadap sanitasiseperti toilet dan tangki septik.Akibatnya, diare menjadi penyebabkedua terbesar kematian balita (46 per1.000 kelahiran hidup) dan penyebabketiga terbesar pada kematian bayi (32per 1.000 kelahiran).Investasi publik pada sektor sanitasisangat rendah. Total investasi pada sanitasikota (pengumpulan dan pengolahan)hanya mencapai US$ 200 juta selama20 tahun terakhir dari proyeksikebutuhan (untuk infrastruktur air dansanitasi) sebesar US$ 1 trilyun pertahun sampai 2015.Menyikapi hal ini, PemerintahIndonesia merancang sebuah program,Indonesia Sanitation Sector DevelopmentProgram (ISSDP). Program iniberlangsung dalam kurun waktu 3-4tahun (2006-2009), yang merupakanbagian dari Indonesia Water TrustFund yang dikelola oleh Bank Dunia(WSP-EAP). Dana yang disediakan olehnegara donor (Pemerintah Belanda)dalam program ini sebesar ± US$ 8 juta.Secara resmi, ISSDP mulai dilaksanakanpada bulan April 2006.Secara umum program ini bertujuanuntuk meningkatkan kondisi kesehatan,lingkungan dan ekonomi masyarakatIndonesia, khususnya masyarakat miskin,melalui peningkatan pelayanansanitasi serta meningkatkan profil sanitasidi Indonesia melalui (i) peningkatankesadaran (pemerintah, masyarakat,NGOs, swasta) mengenai pentingnyakualitas sanitasi yang baik; (ii)pemantapan strategi pembangunan sektorsanitasi; (iii) penggalian dan mobilisasidana pemerintah, swasta, NGOs,dan masyarakat.Total investasi padasanitasi kota (pengumpulandan pengolahan) hanyamencapai US$ 200 jutaselama 20 tahun terakhir.2.3.4.5.6.Sedangkan sasaran program yaitumemantapkan kerangka kerja yang berkelanjutanbagi pelayanan sanitasi yangberpihak pada masyarakat miskin melaluipengembangan penyusunan kebijakandan perencanaan strategi yangterpadu dan efektif, pengembangankapasitas kelembagaan, dan pembangunankesadaran hidup bersih. ISSDPdilaksanakan di 6 kota yaitu Surakarta,Blitar, Denpasar, Banjarmasin, Jambi,dan Payakumbuh.ISSDP mempunyai enam komponenkegiatan antara lain:1. Pengembangan kerangka kerja sektorsanitasi yang efektif. Komponenini bertujuan untuk meningkatkan kesadarandan kapasitas para pembuatkebijakan di tingkat nasional, propinsidan kota, menyempurnakan kerangkakebijakan dan peraturan,strategi, serta rencana aksi dan panduanyang diperlukan untuk operasionalisasikebijakan; dan melakukanklarifikasi terhadap kerangka kelembagaansanitasi pada tingkat nasionaldan daerah.Pengembangan kerangka kerja investasiyang terkoordinasi. Komponenini untuk mengembangkan konsensusantar-stakeholder yang mencakuplembaga-lembaga pemerintah,donor, sektor swasta dan LSM mengenaitujuan dan prinsip-prinsipkerangka investasi sektor sanitasiyang terkoordinasi.Pengembangan kampanye kesadaransanitasi dan promosi hygiene.Komponen ini merupakan upayaadvokasi dan pemasaran untuk menstimulasidan meningkatkan kebutuhanterhadap layanan sanitasi yangbaik melalui kegiatan-kegiatan kampanyekesadaran sanitasi dan promosihygiene skala nasional.Pengembangan kapasitas lembagadan strategi tingkat kota. Melaluikomponen ini, tim ISSDP bersamadengan pemerintah kota melakukanpemetaan sanitasi (sanitation mapping)dan penilaian terhadap kondisisanitasi (situation assessment), melakukanpengembangan kapasitas danmengembangkan strategi dan rencanaaksi sanitasi tingkat kota.Dukungan terhadap pilot project sanitasitingkat masyarakat/komunitas.Komponen ini menyediakan danadampingan untuk membangun sistemsanitasi berbasis masyarakatyang merupakan prioritas yang telahditetapkan dalam strategi dan rencanaaksi tingkat kota.Dukungan terhadap implementasi<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •27


PROGRAMPeningkatan Peningkatankebutuhan kebutuhan layananlayanan sanitasi sanitasiKOmp. 3Komp. 3Kerangka kerjaKerangka kerjasanitasi sanitasiKomp. 1 dan 1 dan 2 2 Kegiatan fast trackKegiatan fast track ini merupakankegiatan persiapan untuk pelaksanaanISSDP. Fast track ini mengumpulkanberbagai informasi dasar mengenaipembangunan sektor sanitasi serta penyusunanmateri advokasi yang akan dikembangkanlebih lanjut dalam ISSDP.Kegiatan fast track dilaksanakan padabulan November 2005 - Maret 2006,Peningkatan kapasitasPeningkatan untuk menyediakan kapasitasuntuk layanan menyediakan sanitasilayanan Komp. sanitasi 4Komp. 4 Pilot projectKomp. Pilot 5 Project dan 6Komp. 5 dan 6menyusun strategi advokasi sektor sanitasiuntuk pemerintah daerah danmerupakan input awal bagi tim ISSDPuntuk menyusun strategi kampanyesanitasi yang lebih komprehensif.Kegiatan ini terbagi menjadi 3 bagian: Contract A: Study on Government'sKnowledge, Attitude and Motivationstowards pro poor sanitation.Studi ini ditujukan untuk melakukanpenilaian terhadap tingkat pengetahuan,sikap dan motivasi pemerintahpusat dan daerah terhadap upaya-upayapenyediaan layanan sanitasibagi masyarakat miskin. Contract B: The State of Sanitationin IndonesiaStudi ini merupakan upaya untukmengumpulkan fakta-fakta terkaitdengan kondisi secara umum sektorsanitasi di Indonesia dandampak-dampak buruk yang terjadiapabila tidak dilakukan upayaupayaperbaikan. Contract C: Communication andadvocacy strategyKegiatan ini merupakan penyusunandokumen strategi komunikasidan advokasi sektor sanitasiberdasarkan masukan-masukandari dua kegiatan studi sebelumnya(contract A dan contract B).rencana aksi pemerintah kota. Komponenini menyediakan dana dampinganuntuk melakukan desain danimplementasi solusi-solusi fisik, kelembagaandan finansial yang diperlukanuntuk mendorong masyarakatmiskin mengintegrasikan fasilitassanitasi berbasis komunal dengan sistemsewer kota, sebagaimana yangdiidentifikasi dalam rencana aksi sanitasitingkat kota.Dari keenam komponen tersebut diatas, komponen 1-4 dilaksanakan pada2 tahun pertama pelaksanaan ISSDP(2006 -2008), dan komponen 5-6 akandilaksanakan setelah masing-masingkota menyusun strategi dan rencanaaksi sanitasi. Hubungan antara keenamkomponen ISSDP dapat diilustrasikanpada gambar di atas.Pelaksanaan Kegiatan ISSDP hinggaBulan Juni 2006:dan terbagi menjadi dua bagian utamayaitu:• Study of sanitation in poor urbancommunitiesStudi ini bertujuan untuk memotretkondisi sanitasi pada masyarakat miskinperkotaan di Indonesia, dilaksanakandi 8 kota (Bandung, Surabaya,Banjarmasin, Denpasar, Jambi, Surakarta,Blitar, Payakumbuh).• The state of sanitation in Indonesia:Kegiatan ini merupakan upaya untuk• Sanitation MappingSanitation Mapping ini merupakanbagian dari komponen 4 (Pengembangankapasitas lembaga dan strategitingkat kota). Tujuan kegiatan ini yaitumemetakan kondisi saat ini dari layanansanitasi di kota-kota sasaran ISSDPserta mengidentifikasi pihak-pihak yangterlibat dalam pembangunan sektor sanitasidi tingkat kota berikut pembagianperan dan tanggung jawab. Kegiatan inisudah dimulai di Surakarta, Blitar,Banjarmasin dan Denpasar. • AK28<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


INOVASIX Flow Rotary Carbonizer'Insinerator'Ramah LingkunganPersoalan sampah menjadi halyang menyita perhatian di kotakotabesar. Sampah bertambahbanyak tapi lahan bertambah sempit.Pengelolaan yang seadanya justru menimbulkanmasalah baru. Berbagai upayadilakukan untuk mengurangi timbunansampah. Satu di antaranya yakni denganinsinerator. Sampah dibakar begitu saja.Secara kasat mata volume reduksi yangdihasilkannya sangat menjanjikan.Namun ada hal yang tidak kasat mata dandapat dibuktikan secara kimiawidihasilkan pada proses pembakaran sampah.Banyak senyawa kimia sangatberacun terbentuk pada proses pembakaransampah yang tidak terkontrol,apalagi jika sampah yang dibakar adalahsampah yang heterogen. Hasil emisi yangpaling berbahaya yakni terbentuknyasenyawa dioksin dan furan yang sangatberbahaya bagi kesehatan manusia. Selainitu, insinerator merupakan sumber utamapencemar logam berat misalnya, mercury(Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd), arsen(As), cromium (Cr) dan gas pembentukhujan asam yaitu oksida nitrogen (NOx)dan oksida sulfur (SOx). Walhasil penggunaaninsinerator tak lagi direkomendasikan.Kini ada inovasi alat baru yang miripinsinerator tapi prosesnya berbeda samasekali. Alat ini hasil pengembanganPT Hepasin Medika Pratama bekerjasama dengan Fakultas MIPA UI melaluiserangkaian uji coba. Namanya 'X FlowRotary Carbonizer'. Temuan ini bahkantelah dipatenkan dan diujicobakan dibeberapa perusahaan seperti PT CaltexIndonesia. Alat ini mampu mengolahFOTO:ISTIMEWAPembakaran sampah menghasilkan dioksin yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.25-500 kg sampah per jam.Alat ini menggunakan teknologiLow Temperature Thermal Desorption(LTTD). Prosesnya mirip dengan insinerasitapi dengan suhu lebih rendah.Dengan sistem thermal desorption ini,material diuraikan pada suhu rendah(< 300 oC) dengan pemanasan tidaklangsung serta kondisi tekanan udarayang rendah (vakum). Proses ini memungkinkanmaterial akan lebih mudahdiuapkan dibandingkan dalam tekanantinggi. Dan yang terjadi dalam sistemitu yakni proses fisika tidak ada reaksikimia seperti misalnya reaksi oksidasi.Cara ini sangat efektif untuk memisahkanbahan-bahan organik yang mudahmenguap misalnya, (volatile organiccompounds/VOCs), semi-volatile organiccompounds (SVOCs), (poly aromatichydrocarbon/PAHs), (poly chlorinatedbiphenyl/PCBs), minyak, pestisidadan beberapa logam kadmium, mercury,timbal serta non logam misal arsen,sulfur, chlor dan lain-lain. Materialyang telah terpisah dalam bentuk uapnyaakan lebih mudah untuk dikumpulkankembali dengan cara dikondensasikan,diabsorbsi menggunakanfilter, larutan atau media lain sehinggatidak tersebar kemana-mana. Dengansistem thermal desorption materialyang berbahaya dipisahkan agar lebihmudah untuk ditangani entah akan dibuangatau dimanfaatkan kembali, sedangkanbahan-bahan organik yang sukarmenguap akan terkarbonisasi menjadiarang (Gambar di sebelah).<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •29


INOVASIGambarPrinsip Low TemperatureThermal Desorption (LTTD)Sistem ini mengandung pula wetscrubber dan filter karbon untuk menangkappartikulat dan gas-gas beracunyang mungkin terbentuk padaproses desorbsi. Keunggulan sistem iniialah prosesnya cepat dan biaya investasiperalatan dan operasionalnyamurah, unitnya dapat dibuat kecilsehingga dapat dibuat sistem yangbergerak. • MJFOTO:PT HEPASINPERBANDINGANINSINERATOR DAN CARBONIZERCarboniserNon DioxinBiaya operasional rendah- listrik- konsumsi bahan bakarTidak pakai batu apiTemperatur rendah (250-350oC)Thermolisis tidak langsungPenguapan tekanan rendahProses dekontaminasi pendek (10-65menit *maksimal)InsineratorDioxin pada waktu penurunan dankenaikan suhuBiaya operasional tinggi :- listrik- konsumsi bahan bakarBatu api sering retak karena operasionaltidak kontinu (panas/dingin),Batu api mahal sekali0Temperatur tinggi (600-1200oc) C)Pembakaran langsungTekanan tinggi untuk pembakaranProses pembakaran panjang memerlukanpemanasan pendahuluan dan penurunansuhu ; 4-6 jam30<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANAir Mengalirdari Negara ke SwastaPada tanggal 19 Juli 2005 MahkamahKonstitusi (MK) telahmemberikan putusan terhadapjudicial review UU No. 7 tahun 2004tentang Sumber Daya Air (UU SDA). Didalam putusannya, MK menolak permohonanuji materil UU SDA. Putusanyang diambil MK memang sangat mengejutkanmengingat di dalam putusanterhadap UU Ketenagalistrikan, MKmenerima permohonan uji materil. Padahalsektor air dan ketenagalistrikansama-sama menguasai hajat hiduporang banyak seperti yang tertera didalam pasal 33 UUD 1945.Selain itu sebagai hak asasi, pengelolaanair tidak bisa dipindahtangankanke swasta. Implikasi dari dominannyaperan swasta adalah dalamhal menetapkan biaya penyediaan airakan menyulitkan rakyat dalam mengkonsumsiair. Dari pengalaman selamaini, perusahaan swasta selalu menetapkanprinsip pemulihan biaya penuh (fullcost recovery) untuk memaksimalkanprofit dan mempercepat pengembalianmodal. Prinsip tersebut pada praktiknyabertentangan dengan hak rakyat atasair, terlebih pada kelompok masyarakatmiskin.Yang menjadi pertanyaan selanjutnyaadalah jika memang air dipandangsebagai hak asasi yang paling asasi,apakah diperbolehkan hak atas airdiberikan hak produksi? Pendek kata,apakah pengelolaan air boleh diprivatisasi?Untuk memahami lebih jauh tentangapakah swasta diperbolehkanuntuk mengelola air, ada baiknya terlebihdahulu kita memahami hakekonomi yang notebene sub sistem dariOleh: Muhamad Zainal Arifin*hak asasi manusia. Di dalam bukunyaMaking Sense on Human Right, JamesW. Nickel (1996) membagi hak ekonomimenjadi dua yakni hak produksi danhak konsumsi. Bila kita membicarakanhak ekonomi di Amerika Serikat, makakalangan liberal akan membayangkanhak-hak kesejahteraan, sedangkan kalangankonservatif akan membayangkanhak-hak para pengusaha (James W.Nickel, 1996:213).Jika kita melihat carut marutpengelolaan air di Indonesia,apakah kita tetap bersikukuhbahwa tanggung jawabpemenuhan hak atas air tetapdiserahkan kepada pemerintah?Tidak bolehkah swasta diberikanperanan untuk mengelolanya?Hak-hak yang menyangkut produksiberkaitan langsung dengan akses orangpada produksi atau dengan peranan,keselamatan dan perlakuan yang adilbagi mereka dalam aktivitas-aktivitasproduksi. Jika diimplementasikan, hakhakproduksi tidak hanya menyediakanjaminan-jaminan sosial bagi adanyakebebasan dan tunjangan, melainkanjuga suatu struktur yang mantap dimana transaksi ekonomi dan dengandemikian pasar dapat muncul. Pemikiranhak-hak produksi yang memberikankesempatan kepada setiaporang untuk berpartisipasi dalampenguasaan hajat hidup orang banyak,sebenarnya terinspirasi pemikiran JhonLocke.Risalah Jhon Locke tentang hakmilik secara efektif telah melegitimasipencurian barang-barang milik bersamadi Eropa semasa gerakan pemagaranpada abad ke 17. Jika kita mengubahkeadaan di mana alam terberi dandibiarkan begitu saja, kemudian kitamencampurkan tenaganya ke dalamnya,dan menggabungkan sesuatu daridirinya, maka barang tersebut akanmenjadi miliknya.Tetapi perlu diingat bahwa dalampenggunaan hak produksi setidaknyaada pembatasan seperti yang diaturdalam International Covenant Economy,Social and Culture Right (ICESCR)tahun 1966 yang sudah diratifikasi Indonesia30 September 2005 silam. Didalam pasal 1 ayat 2 Kovenan tersebutberbunyi "Semua orang boleh, demitujuan-tujuan mereka sendiri, secarabebas mengelola kekayaan dan sumberalam mereka tanpa mengurangi kewajiban-kewajibanyang timbul dari kerjasama ekonomi internasional, yang didasariprinsip keuntungan bersama danhukum internasional. Sama sekali tidakdiperbolehkan merampas sarana penghidupanseseorang ". Dengan demikianhak ekonomi yang menyangkut produksitidak bisa dilaksanakan secaramutlak.Sedangkan hak konsumsi mencakuphak-hak kesejahteraan yakni berhubungandengan hak atas ketersediaanbarang-barang yang dibutuhkan untukkelangsungan hidup serta kehidupanyang layak. Di dalam ICESCR 1966 memangtidak menyinggung konsumen,<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •31


WAWASANnamun merumuskan sejumlah normauntuk melindungi hak konsumsimasyarakat. Pertama, kovenan inibenar-benar mengutuk diskriminasi dibidang ekonomi dan bidang-bidanglain. Kedua, kovenan ini menanggapidaya beli yang tidak memadai denganmerumuskan hak setiap orang atasstandar kehidupan yang memadai,maupun hak atas jaminan sosial,pelayanan medis dan pendidikan.Dengan demikian, jika kitamengunakan konsep James W.Nickel tentang hak ekonomi,maka hak atas air hanya merupakanhak ekonomi yang menyangkutkonsumsi. Ini berartiorang perseorangan maupunswasta tidak mempunyai hakekonomi menyangkut produksi.Hal senada pun juga pernahdiutarakan Vandhana Shiva.Dalam bukunya Water WarsPrivatisasi Polusi dan Profit,Vandhana Shiva berargumenbahwa sebagai hak asasi, hakatas air merupakan hak guna(usufructuary rights) yang artinya airboleh dimanfaatkan tapi tidak bisa dimiliki.Namun, jika kita melihat carutmarut pengelolaan air di Indonesia,apakah kita tetap bersikukuh bahwatanggung jawab pemenuhan hak atas airtetap diserahkan kepada pemerintah?Tidak bolehkah swasta diberikan perananmengelola mengingat fakta menunjukkanbahwa penduduk perkotaanyang terlayani air perpipaan sebesar 40persen (sekitar 33 juta penduduk),perdesaan sebesar 8 persen (sekitar 10juta penduduk), dan tingkat kebocoranrata-rata nasional mencapai 40 persen.Dari sekitar 306 PDAM, 90 persendalam kondisi yang tidak layak operasi(Majalah <strong>Percik</strong> Edisi Mei 2005, halaman45).Kalau kita berbicara tentang carutmarut pengelolaan air di Indonesia,sebenarnya ada tiga penyebab utama.Pertama, peraturan yang mengatur tentangPerusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yakni UU No. 5 tahun 1962sudah ketinggalan zaman alias sudahtidak up to date lagi. Banyak pasal yangada sudah tidak sesuai lagi denganperkembangan zaman dan sebaiknyaharus ada revisi. Selain itu juga perluditambahkan ketentuan yang meliputitransparansi, akuntabilitas, profesionalismedan kemandirian PerusahaanDaerah dalam mengelola keuangan.Penyebab kedua yakni korupsi ditubuh PDAM. Adanya otonomi daerahmenyebabkan korupsi di PDAM makinmenggila. Berbagai dana bantuan darinegara donor dan Bank Dunia yangseharusnya digunakan untuk memperbaikiinfrastruktur pengelolaan air disunatoleh oknum PDAM dan pejabat didaerah. Akibatnya total utang PDAMmencapai Rp 5,2 trilyun dan kualitaspelayanan air tidak membaik bahkanjustru makin parah.Penyebab ketiga, kurangnya kemandiriankeuangan yang disebabkanoleh makin kuatnya intervensi pemimpindi daerah. Tidak mengherankankalau di beberapa daerah, PDAMdijadikan mesin uang dalam membiayaikehidupan partai politik di tingkat lokal.Dengan adanya kesemrawutanpengelolaan air yang dilakukan pemerintahseharusnya kita tidak perlukhawatir terhadap privatisasi air.Privatisasi akan dapat memberikanharapan baru untuk terciptanyapelayanan air yang lebih baik. Ada duaalasan mengapa kita tidak bolehantipati terhadap privatisasi air.Pertama, privatisasi air diIndonesia tidak akan menyebabkanperpindahan monopoliyang dulunya hanya dikuasaipemerintah menjadi swasta. Halini disebabkan ketentuan pasal 27dan 28 UU No. 5 tahun 1999 tentangLarangan Praktek Monopolidan Persaingan Usaha TidakSehat, telah memberikan larangankepada pelaku usahauntuk melakukan penggabungan,peleburan ataupun pengambilalihansaham perusahaan lainyang dapat mengakibatkan terjadinyapraktek monopoli.Karena itu dengan adanya UUNo. 5 tahun 1999, kekhawatiranorang tentang fenomena monopoli air olehswasta sungguh tidak beralasan.Kedua, dengan adanya privatisasi,maka ada persaingan usaha di antarapesaing. Para pelaku usaha harus melakukanefisiensi dan memberikan pelayananyang memuaskan kepada masyarakat jikaingin mempunyai banyak pelanggan.Ujung-ujungnya kalau terjadi persainganusaha, maka cakupan pelayanan air akansemakin meluas dan harga air makin terjangkauoleh rakyat.Dengan privatisasi air, maka diharapkanpada masa yang akan datangtingkat korupsi perusahaan air di berbagaidaerah berangsur-angsur semakinberkurang dan pelayanan air kepadarakyat semakin membaik. Karena itubiarkanlah hak atas air mengalir darinegara ke swasta. •* Mahasiswa Fakultas HukumUniversitas Airlangga. Koordinator UmumForum Studi Politik Hukum (FSPH) FH UNAIRFOTO:MUJIYANTO32<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANMisteri Lorong WaktuPeradaban Teknologi KeairanDari berbagai studi tentang arkeologi,saat ini sejarah peradabanmanusia dapat ditelusurisampai sejauh 7000-an tahun yanglalu. Khusus di bidang peradabanteknologi keairan beberapa temuanarkeologi di kawasan Timur Tengahmengungkapkan bahwa manusia sudahmenerapkannya sejak 5000-an tahunyang lalu sejalan dengan pengembangan"tulisan paku" (cuneiform). Peradabanmanusia di kawasan Teluk Persia,misalnya, sudah menerapkan budayacocok tanam, penyediaan air bersih danpenyehatan lingkungan sejak 5000-antahun yang silam. Bahkan Bangsa Iraq(purba), telah mengembangkan sistempengelolaan sumber daya air (SDA) terpadudi lembah Sungai Tigris dan Euphratepada tahun 2500-an sebelum tarikhMasehi (SM).Tulisan ini mencoba menelusurimisteri lorong panjang perjalanan peradabanmanusia di bidang teknologi keairandan lingkungan sepanjang buktibuktiarkeologi yang dapat ditemukandi berbagai belahan bumi, antara lainseperti peradaban Bangsa Mesir (kuno),Persia, Yaman, dan berbagai budayapurba di Timur Tengah, Turki, Yunani,Asia, budaya Maya di Amerika Tengah,dan peradaban pengairan di NusantaraIndonesia sendiri berikut pembelajaranyang dapat dipetik, serta perspektifpenyelenggaraan ke depan.BUKTI PENINGGALAN PERA-DABAN KEAIRANBudaya Air di Lembah Sungai NilBerkaitan dengan peradaban manusiadi bidang teknologi keairan, HerodotusHalikamassos yang sangat pupulersebagai Bapak Sejarah Purba, seorangpengembara dan penulis bangsaOleh: A. Hafied A. Gany*(Bagian Pertama)Yunani, yang hidup antara tahun 484dan 425 SM, telah menyatakan ribuantahun yang lalu bahwa Sungai Nil merupakansuatu hadiah tak ternilai bagiBangsa Mesir. Betapa tidak, dengankenyataan bahwa tinggi curah hujantahunan di Kairo dan sekitarnya hanyaberkisar 20-an mm, ternyata bahwabudaya pertanian di lembah Sungai Nilsudah berlangsung sekitar 5100-antahun SM sampai sekitar 3000 tahunSM dengan melibatkan intervensiteknologi irigasi yang spektakuler padamasa itu.Peninggalan Peradaban YunaniBudaya teknologi bangsa Yunani(Kuno) sejak lama sampai era kepahlawananMycenacan, Bangsa Yunani sudahbanyak berkecimpung dalambidang teknik hidraulik sejak sekitarTahun 1500 SM. Misalnya, pembangunanbendungan pembagi air Tiryns berlokasisekitar empat km sebelah timurkota Tiryns dibangun dengan tujuanutama untuk pengendalian banjir disamping tujuan penting lainnya untukpenyediaan air. Bendungan tersebut -dari pasangan batu dari campuran kapurdan tanah liat - sampai saat ini masihdalam bentuk sebagaimana sepertisaat dibangunnya pada tahun 1260 SM.Peninggalan Peradaban Bangsa Iran(Persia)Di antara 57 warisan dunia bagi budayamanusia yang terdaftar olehUNESCO, di Iran tercatat empat buahsitus purbakala, salah satunya adalahsuatu pusat politik dan budaya dankeagamaan masa purba yang dikenaldengan nama Kompleks Chogha Zambil,dan selanjutnya, adalah bendung dikota Shushtar yang dibangun dalam kurunwaktu yang sama, mengombinasikanantara irigasi, air bersih dan sanitasiperkotaan serta tenaga kincir air.Kompleks Chogha Zambil dibangunpada tahun 1250 SM oleh Raja Elamite.Bangunan tersebut dimanfaatkan sebagaipusat kegiatan politik kebudayaandan agama, dibangun dengan ketinggian50 m menggunakan bahan bangunanbatu bata ukuran besar, dilengkapijaringan suplai air modern pada waktuitu, yang mana sumber airnya diambilkandari kota Dur-Untash sejarak 50km.Dari sumber pengambilan di sungai,air terlebih dahulu dialirkan ke waduktampungan sementara yang dibuat secarakhusus melalui pembendunganlembah dengan bendungan yang mampumenampung sementara volume airsebesar 350 m3. Air diendapkan padawaduk tersebut sebelum dialirkan keKompleks Chogha Zambil.Gambar 1.Skema tanpa skala bangunan penjernih airuntuk Kompleks Choga Zambil (Peninggalantahun 1250 SM).<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •33


WAWASANTeknologi pengaliran air pada saatitu sudah lama menerapkan hukum"bejana berhubungan", untuk mengalirkanair dengan saluran air tertutup,mengikuti lekuk-lekuk permukaanbumi sampai ke tempat tujuan konsumensejauh 45 km, dengan panjangpipa keseluruhan 50 km. Airnyasebelum dikonsumsi, terlebih dahuludiproses melalui bangunan penjernihandi ujung akhir pipa. (Lihat Gambar 1.)Dari denah tanpa skala dari bangunanpenjernih air, tergambar mekanismedari sistem penjernihan air denganmenggunakan prinsip pengendapansedimen pada kolam penenang, dan disalurkanmelalui lubang berfilter pasirdan kerikil sampai airnya cukup bersihuntuk dipakai.Gambar 2.Peninggalan artifak pintu pemasukan (inlet)bangunan penjernihan air di Kompleks ChoghaZambil (Peninggalan tahun 1250 SM).Pada Gambar 2. disajikan detaililustrasi pintu dan inlet pemasokan airdari saluran air bersih kuno (yangdibangun pada sekitar 3256 tahun yanglalu), menggunakan prinsip bejanaberhubungan.Patut dicatat bahwa fasilitas publikyang disediakan pada kompleks SitusChogha Zambil ini, bukan hanyamenekankan perlunya jaringan distribusiair bersih, namun juga sudahdilengkapi dengan sistem drainaseperkotaan berupa jaringan pembuanganair limbah.Gambar 3.Temuan arkeologi terbaru, yakni salah satu bagiandari saluran drainase perkotaan KompleksChogha Zambil (Peninggalan tahun 1250 SM).Hal yang menarik bagi penulisadalah, bahwa sebuah temuan terbaruberupa artifak saluran air limbah kuno(yang dibuat pada 3256 tahun yang lalu)di lokasi kompleks Chogha Zambil, ditemukantim arkheologi Iran hanya empathari (21-02- 2006) sebelum penulisberkunjung ke tempat tersebut (LihatGambar 3.).Hal ini memperkuat dugaan betapamasih banyaknya hal yang belum diketahuioleh manusia modern terhadapmisteri kehidupan nenek moyangnya disepanjang lorong waktu peradabanmanusia yang masih sangat sedikitterungkap hingga masa kini. Tidaklahmustahil bahwa Bumi NusantaraIndonesia juga banyak menyimpan misteri,khususnya dalam bidang teknologikeairan purbakala, yang kini masihmenunggu gilirannya untuk diungkapkanoleh pakar-pakar kepurbakalaankita di bidang ini.Jaringan Irigasi dan SDA TerpaduDi Provinsi Khozestan, Iran baratdaya, jaringan sungai-sungai Dez,Karkheh, Mazun, Bahman-Shir danKrung, telah dimanfaatakan secara terintegrasiuntuk jaringan irigasi Monoo(Mian-Ab) yang sistem inter-koneksinyacukup kompleks. Dari artifak yangada, dapat disimpulkan saat ini bagaimanakompleksnya jaringan yang dimanfaatkansecara terpadu untukberbagai kepentingan kehidupan danpenghidupan pada ribuan tahunsebelum Tarikh Masehi di kawasantersebut.Peninggalan Peradaban BangsaTurkiDi sekitar abad ke 17 SM KaumHittites mendirikan negara Indo-Eropayang pertama di tengah-tengah wilayahTurki, dengan ibu kota Hattusa (Sekarangbernama Kota Boazkale), sekitar150 km sebelah timur kota Angkara.Pada saat itu sebuah waduk dengankonstruksi primitif dibangun padalokasi sekitar 30 km sebelah barat lautibu kota tersebut di lokasi Golpunar.Juga, sebuah waduk yang berlokasi didekat Karakuya, sekitar 370 km sebelahtimur Angkara, dibangun pada abad ke13 SM. Pada masa itu, di Turki banyakdibangun bendungan tipe "hafirs"dibangun pada era Meroitik Muda, dimana debit air yang dialirkan melaluipintu sluis dimanfaatkan untuk mengairidaerah padang gembala di sekitarnya.Pada sebuah kaki bukit di hulusumber air, di permukiman masyarakatEflatun Pinar yang berlokasi sekitar 260km sebelah barat daya kota Angkara,terdapat sebuah waduk genangan airdengan bendung kecil melintang lembahuntuk memenuhi kebutuhan airyang cukup efektif bagi kawasan sekitarnya.Peninggalan Peradaban BangsaIraqBerbeda dengan kondisi SDA yangberpotensi besar di lembah sungai Nil,ada dua sungai yang secara periodikmembawa banjir tahunan di Iraq, yaknisungai Tigris dan Euphrates. Untukmengatasi masalah terkait, pengembangankedua sungai ini memerlukankombinasi antara pengendalian banjirdan pengaturan pemberian air bagitanaman pertanian, serta kebutuhan airdan pelestarian lingkungan. SungaiTigris pada saat tersebut dimanfaatkan34<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANsepenuhnya untuk pemberian air irigasidengan membangun bendungan Mardukdan Nimrud di dekat Samarra padaperiode sekitar 2500 SM (sekitar 4500tahun yang lalu). Bendungan tersebutberlokasi sekitar 100 km sebelah baratlaut kota Baghdad, dan tetap menjadisebuah legenda bagi pembangunanprasarana keairan bagi umat manusiasampai masa kini. Malahan diketahuibelakangan jaringan irigasi Kisrawi,Tamara, Nahrawan sudah menerapkansistem terintegrasi (Integrated WaterResources Management) pada saat itu.Bendungan Suplai Air Nineveh:Sebuah bukti fisik lain mengagumkandari upaya Bangsa Iraq membanguninfrastruktur penyediaan air di bawahRaja Assyria, Sennacherib (704-681SM) untuk suplai air ibu kota negara,Nineveh - pada saat itu, sekitar 355 kmsebelah utara Baghdad. Seorang putramahkota kerajaan Assyria yang bernamaUrartu, juga seorang ahli dalampekerjaan bangunan air melaksanakanpekerjaan pembuatan bendungan untuksuplai air bagi penduduk melalui penerapanpenggunaan air sungai secaraintegral dan terpadu.Peninggalan Peradaban di KawasanPadang Pasir Barat Daya AsiaSepanjang bukti dokumentasi sejarahsampai saat ini, bendungan tertua didunia diketahui berlokasi sekitar 100km sebelah barat daya Amman, Ibu kotaKerajaan Jordania. Bendungan tersebutmerupakan bagian yang menyeluruhdari sistem distribusi air dari Kota Jawa(dengan jumlah penduduk sekitar 2000jiwa pada saat itu) yang sudah mencapaitingkat kejayaannya pada tahun 3000SM. (Lihat Skema sistem suplai airuntuk Kota Jawa pada Gambar 4.).Diketahui belakangan bahwa KotaJawa tersebut dibangun bersamaan denganpembangunan Sistem Distribusiair No. 1 pada awal musim penghujan,agar kebutuhan air bagi para pelaksanadan koloni ternaknya dapat bertahanmenghadapi musim kemarau berikutnya.Gambar 4. Peta skematis sistem suplai air kota Jawa (kuno) 100 km barat daya Kota Amman(saat ini) - peninggalan tahun 3000 Sebelum Tarikh Masehi.Dari bukti yang ada, Kota Jawatidaklah dibangun oleh penduduk asliyang bermukim berpindah-pindah disekitar daerah tersebut. Besar kemungkinanbahwa pembangunan sistem distribusiair perkotaan tersebut dibangunsecara cermat dan terorganisir olehkomunitas pendatang yang mengungsidari kawasan permukiman perkotaanyang lebih tinggi peradabannya.Bendungan untuk Irigasi di YamanSuatu kejadian spektakuler yang tercatatdalam hikayat Nabi Sulaiman(Solomon) dalam Kitab Injil adalahperistiwa kunjungan Ratu Bilqis dariSaba di Yaman yang berjarak sekitar2000 km arah selatan dari kotaJarusalem. Tersebut bahwa ibu kotaSaba pada waktu itu adalah Kota Magribsekitar 120 km dari kota Sana. Negeriyang mencapai tingkat kemakmuranyang tinggi tersebut adalah berkatpengembangan dan pengelolaan irigasiselama lebih dari seribu tahun. Tercatatbahwa sejak tahun 1500 SM orangorangSaba telah mampu membendungsungai utama di daerah tersebut yakniSungai Danah.Bendungan Kaum NabateanPada sekitar abad kedua SebelumMasehi, Kaum Nabatean mendirikankerajaan dengan ibu kota Petra, sekitar185 km sebelah selatan Amman.Mengingat lokasi kota tersebut terletakpada lembah anak sungai di padangpasir, maka dalam tahap selanjutnya,kota tersebut hanya dapat bertahanberkat keandalan bangunan air yangdibangun. Salah satu bangunan yangsangat penting pada waktu itu adalahuntuk mengendalikan banjir bandangyang berulang kali terjadi pada lembahpadang pasir tersebut. Konstruksi bendungantersebut dilengkapi denganterowongan yang panjangnya sekitar400 m menyeberang ke lembah sekunderdi sebelahnya untuk pengaliran airdi waktu banjir.Menyusul beberapa lokasi yangserupa lainnya, orang-orang Nabatenmembangun check dam yang dimaksudkanjuga untuk menahan laju erosi, di<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •35


WAWASANmana endapan yang terkumpul dijadikanlahan untuk bercocok tanam.Langkah-langkah tersebut merupakanawal-awal "teknologi konservasi lahan,air dan lingkungan" yang banyak dikenaldi era modern sekarang ini.Untuk penyimpanan air, orangNabatean lebih menyenangi sistempenyimpanan tertutup (bawah tanah),yang diperkirakan untuk pendinginandan mengurangi kehilangan air akibatpenguapan, dibangun dengan menggunakankonstruksi pasangan batu denganmortar yang terbuat dari campurankapur dan sejenis tanah lempungyang ternyata mampu bertahan sampaisaat ini.Peninggalan Peradaban BangsaChinaDalam konteks iklim basah di kawasandaerah subtropis, prioritas pembangunanprasarana SDA di China termasukrendah, lebih banyak mengkonsentrasikandiri pada penanggulantepi sungai dan pengendalian sungainyasendiri, yang terbukti dari penerapanteknik transportasi air yang telah lamaberkembang untuk menghubungkanpusat-pusat peradaban tersebar diChina.Namun demikian Bangsa China tetapmencatat sebuah bendungan yangtersohor pada zamannya yakni bendunganAnfengtang atau Shao yang dibangunantara tahun 402-221 SM. Bendungantersebut tercatat sebagai bendunganyang tertua untuk menunjangpertanian sekaligus untuk navigasi sungaidi China.Waduk-waduk penyimpanan air:Sepanjang catatan yang ada sejak awalperiode Tiongkok Purba, diketahui adanyapembangunan tujuh buah wadukpenyimpanan air, yang berlokasi di tengah-tengahpusat negara tersebut, disebelah barat dan di sekitar Shanghai.Bendungan tertua sebagaimana tersebutterdahulu adalah Waduk Afengtangyang dibangun dari tahun 589 s/d 581SM di bawah pengawasan Sun Shauo,seorang menteri yang tersohor dari RajaTing (606-586 SM). Bendungan tersebutsampai hari ini masih beroperasidengan baik dengan daya tampung sekitar100 juta m3 air. Waduk serupa yangdipakai untuk penampungan air irigasiadalah Waduk Hongxi yang dibangunpada sekitar tahun 100 SM di sekitarSungai Huai.Dengan adanya laju peningkatanjumlah penduduk, kemudian disadaribetapa semakin sulitnya membangunwaduk di kawasan pedataran Hongxi,sehingga malahan sebaliknya justru dikeringkanuntuk penampungan permukiman.Pada tahapan pembangunanselanjutnya, pembangunan waduk berpindahke kawasan pegunungan yangumumnya memerlukan bendunganyang tipenya lebih pendek. WadukDongquian misalnya, yang masih adasampai saat ini sebenarnya terbangunpada periode abad ketiga Masehi danmampu menampung 40 juta m3 danmerupakan sumber air utama bagikawasan di sekitarnya.Era Peninggalan Peradaban Meso-Amerika Pra-ColumbiaKeadaan iklim kawasan Meso-Amerika tidak termasuk AmerikaSerikat, umumnya kering di tengah-tengahdataran tinggi namun lembab dandengan kondisi tropis sepanjang pantai.Dengan curah hujan dan aliran air permukaanyang tidak merata sepanjangtahun, komunitas petani tradisionalmasa lalu (yang sudah ada sebelumbudaya Zapotecs, Toltecs, Maya,Anazasi dan Aztec) telah mampu membangunbendungan untuk menyimpanair selama musim hujan untuk dimanfaatkandalam musim kemarau.Bendungan tertua semacam tersebutyang masih bisa diketemukan sampaisaat ini adalah Bendungan tipe urugantanah Purron dekat San Jose' Tilapadi ujung paling selatan Lembah Tehchuacan,sekitar 260 km sebelah selatanKota Mexico.Bendung Xoxocotlan dan Suplai AirMonte Alban: Sebuah bendung yang lebihkecil peninggalan abad ke tujuh SMditemukan dekat Xoxocotlan, sebelahbarat daya Oaxaca, sekitar 370 km sebelahbarat daya Kota Mexico. Bangunantersebut dibuat dari susunan batu besaryang direkat dengan mortar dari bahankapur.Patut dicatat bahwa lahan irigasiyang mendapatkan air dari BendunganXoxocotlan, tidaklah memberikan kontribusiproduksi pangan yang signifikanterhadap pusat budaya di sekitarnya,namun lebih terhadap pemenuhankebutuhan air bersih, yakniuntuk kawasan permukiman MonteAlban. Juga dikenal sebagai pusat budayamaju dalam penampungan danpenyimpanan air hujan untuk memenuhikebutuhan air minum. Pada masajayanya, sekitar 250-650 Masehi (M),Monte Alban berpenduduk sekitar 25ribu jiwa, sudah menggunakan salurantertutup dari pasangan batu, dengantangki air berganda.Bangsa Maya di Yukatan, pada mulanyamembangun waduk-waduk hanyauntuk memberikan suplai air pendudukdomestik ketimbang untuk pemberianair untuk kepentingan irigasi bagi lahanpertanian, yang justru dibutuhkan dikawasan tropis. Waduk semacam tersebutdikembangkan di Kawasan Tikal,Guatemala, yang mencapai puncak kejayaannyadi sekitar tahun 600 sampai900 M. Sementara beberapa wadukdibangun, beberapa kawasan justru tergenangoleh bendungan-bendunganberdaya tampung kecil misalnya denganvolume sekitar 50.000 m3 untuk waduk-wadukyang berlokasi di sekitar istana.• (bersambung)*Widya Iswara Utama Departemen PekerjaanUmum bidang "Teknologi dan Manajemen Keairan";Board of Director, International Networks onParticipatory Irrigation Management; dan AnggotaWorking Group on Irrigation and Drainage History ofthe World, ICID, mewakili Indonesia.36<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANTantangan Penyediaan Air Bakudalam Pemenuhan Kebutuhan Air MinumAir sehat bagi seluruh rakyat,seyogyanya didefinisikan sebagaiair minum. Ketentuan tentangair minum, sebagaimana tertuangdalam PP No. 16/2005 tentang PengembanganSistem Penyediaan AirMinum, adalah air minum rumah tanggayang melalui proses pengolahan atautanpa proses pengolahan yang memenuhisyarat kesehatan dan dapat langsungdiminum. Persyaratan kesehatanair minum ini sesuai dengan KeputusanMenteri Kesehatan RI No. 907/MEN-KES/SK/VII/2002 tentang Syarat Syaratdan Pengawasan Air Minum.Pemenuhan kebutuhan air minumtidak saja diorientasikan pada kualitassebagaimana persyaratan kesehatan airminum, tetapi sekaligus menyangkutkuantitas dan kontinyuitasnya. Pemerintahdan pemerintahan di daerahberkewajiban menyelesaikan persoalanpenyediaan air minum yang memenuhiketentuan kualitas, kuantitas, dan kontinuitasuntuk seluruh rakyat, khususnyaterhadap masyarakat yang masihbelum memiliki akses terhadap airminum. Di sisi lain, pemerintah mempertimbangkanpemenuhan akses masyarakatterhadap air minum berlandaskantantangan nasional dan global.Tantangan Nasional, pemerintahsesuai PP 16/2005 dalam menjalankankewajiban untuk memenuhi akses masyarakatterhadap air minum berorientasipada: Terwujudnya pengelolaan dan pelayananair minum yang berkualitasdengan harga yang terjangkau Tercapainya kepentingan yang seimbangantara konsumen dan penyediajasa pelayanan; dan Tercapainya peningkatan efisiensidan cakupan pelayanan air minumOleh: Poedjastanto Soemardono*Tantangan Global dalam pemenuhanair minum, didasarkan pada deklarasi"Millennium DevelopmentGoals" (MDGs) pada KTT Bumi (WorldSummit for Sustainable Development)di Johannesburg, pada tahun 2002.Pencapaian sasaran Agenda MDGs tersebutdisepakati pada tahun 2015. Salahsatu Agenda MDGs, yakni Agenda No. 7"Ensure Environmental Sustainability".adalah "reduce by halve the proportionof people without sustainable access tosafe drinking water". Konsekuensi terhadapratifikasi Deklarasi MDGs tersebut,untuk upaya pengembangan sistempenyediaan air minum di Indonesia,bahwa pada tahun 2015 harus dapatmeningkatkan pelayanan untuk mengurangiseparuh proporsi penduduk yangsaat ini belum memiliki akses kepadaair minum yang berkelanjutan.Pemenuhan kebutuhan air minum tidaksaja diorientasikan pada kualitassebagaimana persyaratan kesehatan airminum, tetapi sekaligus menyangkutkuantitas dan kontinuitasnya.Bertolak darl kondisi cakupan pelayananair minum saat ini, dimana barusekitar 39 persen penduduk perkotaan dan8 persen penduduk perdesaan yang telahmemiliki akses air minum berkelanjutan,maka sesuai Deklarasi MDGs, pada tahun2015 cakupan pelayanan air minum di perkotaanharus menjadi 69,5 persen dan diperdesaan 54 persen. Sasaran pencapaianini, seyogyanya diartikan bahwa pengembangansistem penyediaan air minum diIndonesia pada kurun waktu 15 tahun kedepan (basis tahun 2000), harus ditingkatkanmasing masing sebesar 30,5 persenpenduduk perkotaan dan 46 persen pendudukperdesaan, terhadap cakupan pelayanansaat ini.Kebutuhan Air Minum dan AirBakuA. Kebutuhan NasionalBerorientasi pada isu global MDGs,pada tahun 2015, jumlah pendudukIndonesia diperkirakan akan mencapaisekitar 250 juta jiwa. Sekitar 53 persennyaakan menghuni perkotaan atau sekitar150 juta jiwa dan 47 persennyaatau sekitar 100 juta jiwa akan tinggal diperdesaan. Implikasi perkembanganjumlah penduduk pada 2015, penyediaanair minum sesuai dengan sasaranMDGs, maka diperkirakan kebutuhanair minum secara total sebesar 285.200l/det, yang meliputi:• Perkotaan 235.500 l/det• Perdesaan 49.700 l/detDasar asumsi yang digunakan untukperhitungan ini yaitu konsumsi airminum di wilayah perkotaan sebesar200 liter/orang/hari untuk kota metropolitan;175 liter/orang/hari untuk kotabesar, 150 liter/orang/hari untuk kotasedang; dan 125 liter/orang/hari untukkota kecil; sedangkan di wilayah perdesaan60 liter/orang/hari.Tabel 1 menyajikan proyeksi kebutuhanair minum nasional pada tahun2015, berdasarkan wilayah propinsi.Untuk memenuhi kebutuhan air minumsecara nasional dibutuhkan air bakusecara nasional (dengan faktor 1,2 kalikebutuhan kapasitas produksi) sebesar341.900 l/det atau kurang lebih 340m3/det, mencakup:• Perkotaan 282.400 l/det• Perdesaan 59.500 l/det<strong>Percik</strong> • Juni 2008 •37


WAWASANTabel 1Proyeksi Kebutuhan Air Minum Nasional Tahun 2015(per Propinsi)KEBUTUHAN PRODUKSIKEBUTUHAN AIR BAKUNo. Propinsi Kota Desa Kota Desa(l/d) (l/d) (l/d) (l/d)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.300 1.000 5.200 1.2002 Sumatera Utara 14,200 2.600 17.000 3.1003 Surnatera Barat 4.800 900 5.800 1.1004 Riau 8.500 1.500 10.200 1.8005 Jambi 3.100 600 3.700 7006 Sumatera Selatan 9.100 1.900 10.900 2.3007 Bengkulu 2.100 500 2.500 6008 Lampung 7.300 1.700 8.800 2.0009 Kepulauan Bangka Belitung 1.200 300 1.400 40010 DKI Jakarta 11.500 0 13.800 011 Banten 9.500 1.900 11.400 2.30012 Jawa Barat 41.100 8.600 49.300 10.30013 Jawa Tengah 31.200 8,100 37.400 9.70014 DI Yogyakarta 3.500 800 4.200 1.00015 Jawa Timur 34.200 8.100 41.000 9.70016 Kalimantan Barat 5.000 1.200 6.000 1.40017 Kalimantan Tengah 2.200 600 2.600 70018 Kalimantan Selatan 3.500 700 4.200 80019 Kalimantan Timur 5.500 800 6.600 1.00020 Sulawesi Utara 2.400 400 2.900 50021 Sulawesi Tengah 2.600 600 3,100 70022 Sulawesi Selatan 8.700 2.000 10.400 2.40023 Sulawesi Tenggara 2.400 500 2.900 60024 Gorontalo 900 200 1.100 20025 Maluku 1.200 300 1.400 40026 Maluku Utara 800 200 1.000 20027 Bali 3.200 800 3.800 1.00028 Nusa Tenggara Barat 4.400 1.100 5.300 1.30029 Nusa Tenggara Timur 4.100 1.100 4.900 1.30030 Papua 3.000 700 3.600 800Indonesia 235.500 49.700 282.400 59.500KETERANGAN:Dasar Asumsi: Faktor kebutuhan air baku: 1,2 kapasitas produksiB. Kebutuhan Kota Metropolitandan BesarSementara itu untuk kota kota metropolitandan besar, seiring dengan pertumbuhanekonomi nasional yangberkecenderungan mengalami kenaikandari 5,11 persen pada akhir tahun 2001menjadi 5,76 persen pada akhir tahun2005, akan mendorong peningkatankebutuhan air minum. Persoalan pokokdalarn penyediaan air minum di perkotaan,khususnya kota kota metropolitandan besar, yaitu ketersediaan air bakuyang sernakin kritis. Kebutuhan airminum pada tahun 2015 untuk kotakota metropolitan dan besar diperkirakansebesar 51.700 l/det, mencakup:• Kota Metropolitan : 35.400 l/det• Kota Besar : 16.300 l/detKota kota metropolitan dan besardimaksud, sebagaimana yang disajikanpada Tabel 2.Tantangan PenyediaanA. Perspektif KuantitasPada tahun 2000 dengan cakupanlayanan 39 persen di wilayah perkotaandan 8 persen di wilayah perdesaan,kemajuan kapasitas sistem penyediaanair minum yang telah dicapai di wilayahperkotaan sebesar 112 m3/detik dan diwilayah perdesaan sebesar 12 m3/detiksehingga total 124 m3/detik. Dariproyeksi kebutuhan sampai dengantahun 2015 yang membutuhkan airbaku sebesar 340 m3/detik, makamasih dibutuhkan tambahan air bakusebesar 216 m3/detik. Target ini sangatlahberat. Oleh karena itu perlu ada pendekatanpenyediaan air baku yang lebihtepat sehingga pencapaian sasarandapat dipenuhi. Penyediaan air bakuseyogyanya didasarkan pada volumeyang dibutuhkan serta jarak antarasumber air baku dan daerah pelayanan.Pilihan penyediaan yang ada yaknisecara regional atau secara lokal. Perludicari formula yang tepat untuk itu.Dengan pertimbangan tersebut makaakan diperoleh beberapa keuntungan,yaitu tercapai efisiensi penyediaan, pengendalianterhadap kuantitas dankualitas air lebih mudah, serta penjagaankawasan agar tetap berfungsi lebihmemungkinkan (manageable).Salah satu kendala dalam merumuskankebijakan penyediaan airminum secara nasional yakni ketersediaansistem informasi GIS (GeographycInformation System) tentang sebaranketersediaan air baku secara nasionalyang terbarukan. Keutamaan manfaatsistem informasi air baku dimaksudadalah sebagai pedoman di dalam menetapkankebijakan pengelolaan sumberdaya air sekaligus sebagai landasandalam menetapkan kebijakan pendayagunaanserta konservasinya. Oleh karenaitu, penyediaan air baku seyogyanyadituangkan ke dalam peta yang sangatpenting artinya bagi optimalisasi sumbersumber air baku yang ada.B. Perspektif KualitasAir minum harus memenuhi kualitasdalam Keputusan Menteri KesehatanR1 No. 907/MENKES/SK/VII-/2002. Ketentuan yang mengatur tentangklasifikasi air, selama ini berpedomanpada PP No. 82/2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengen-38<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANdalian Pencemaran Air, meskipun di dalamUU No. 7/2004 tentang SumberdayaAir pada Pasal 23 Ayat 4 telah diaturbahwa "Ketentuan mengenai pengelolaankualitas air dan pengendalianpencemaran air sebagaimana dimaksudpada ayat 1 diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah", sementara padaAyat 1 Pasal 23 menuangkan bahwa"Pengelolaan kualitas air dan pengendalianpencemaran air ditujukan untukmempertahankan dan memulihkankualitas air yang masuk dan yang adapada sumber sumber air".Ketentuan klasifikasi kualitas airberdasarkan PP No. 82/2001, sesuai Pasal8 Ayat 1 bahwa Klasifikasi mutu airditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:a. Kelas satu, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk air baku airminum, dan atau peruntukan lainyang mensyaratkan mutu air yang samadengan kegunaan tersebut;b. Kelas dua, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk prasarana/saranarekreasi air, pembudidayaanikan air tawar, peternakan, airuntuk mengairi pertanaman, dan atauperuntukan lain yang mempersyaratkanmutu air yang sama dengankegunaan tersebut;c. Kelas tiga, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk pembudidayaanikan air tawar, peternakan, airuntuk mengairi pertanaman, dan atauperuntukan lain yang mempersyaratkanmutu air yang sama dengankegunaan tersebut;d. Kelas empat, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk mengairi pertanamandan atau peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebut.Di sisi lain untuk melakukan transformasidari air baku menjadi airminum sesuai ketentuan persyaratankualitas air minum diperlukan teknologiproses pengolahan. Semakin burukkualitas air baku akan semakin kompleksteknologi proses pengolahan airminumnya, yang pada gilirannya akanmenentukan kebutuhan investasi airminum.C. Perspektif KontinuitasKetersediaan air sebagai air baku airminum yang mengacu pada kriteriakualitas air sesuai PP No. 82/2001 secarageografis sangat dipengaruhi olehkondisi tataguna lahan sumber sumberairnya, khususnya air permukaan.Sebuah studi menunjukkan potret tentangpermasalahan umum tentang airbaku yang dimanfaatkan oleh PDAMyang terjadi pada beberapa propinsi.Permasalahan yang paling umum terjadiadalah debit yang berkurang, kualitasair menurun, serta masalah DAS (lihatTabel 3). Permasalahan tersebut merupakanpermasalahan yang terjadi padaair permukaan. Daerah tangkapan(catchment area) mengalami penurunanfungsi akibat pengendalian yanglemah. Daerah ini yang seharusnyadikonservasi pada kenyataannya telahdirambah dan dialihfungsikan.Dari tabel tersebut juga dapat dilihatmasalah air tanah yang digunakan olehPDAM juga mengalami penurunan.Penurunan air tanah ini ditengarai yangpaling parah terjadi akibat pemakaianuntuk kepentingan individual yangtidak terkendali. Kota Jakarta, contohnyadalam kurun waktu 10 tahunterakhir telah mengalami penurunanTabel 2Proyeksi Kebutuhan Air Minum Tahun 2015 Berdasarkan Kategori KotaData Penduduk Kebutuhan Kebutuhan AirNo. Kota Eksisting Produksi Baku2003 (l/d) (l/d)(jiwa)I KOTA METROPOLITAN 20.508.539 36.385 42.4621 Kota Bandung 1.943.018 3.695 4.4342 Kota Bekasi 1.483.054 2.820 3.3843 Kota DKI Jakarta 7.374.898 11.498 13.798Kota Jakarta Barat 1.567.945 2.446 2.935Kota Jakarta Pusat 902.151 1.408 1.690Kota Jakarta Selatan 1.672.808 2.610 3.132Kota Jakarta Timur 2.063,820 3.220 3.864Kota Jakarta Utara 1.149.732 1.794 2.153Kabupaten Kepulauan Seribu 18.442 20 244 Kota Makasar 1.130.343 2.037 2.4445 Kota Medan 2.177.729 3.857 4.6286 Kota Palembang 1.302.208 2.562 3.0747 Kota Semarang 1.330.753 2.264 2.7178 Kota Surabaya 2.557.646 4.239 5.0879 Kota Tangerang 1.268.890 2.413 2.896II. KOTA BESAR 8.644.436 16.347 19.6161 Kota Bandar Lampung 732.986 1.278 1.5342 Kota Banjarmasin 554.806 996 1.1953 Kota Batam 538.634 1.253 1.5044 Kota Bogor 748.353 1.423 1.7085 Kota Bontang 606.270 1.240 1.4886 Kota Depok 953.121 1.812 2.1747 Kota Yogyakarta 544.489 904 1.0858 Kota Malang 757.085 1.255 1.5069 Kota Padang 774.062 1.273 1.52810 Kota Pekan Baru 702.553 1.635 1.96211 Kota Samarinda 660.000 1.349 1.61912 Kota Surakarta 549.580 935 1.12213 Kota Tasikmalaya 522.497 994 1.193TOTAL 29.212.975 51.732 62.078Dasar Asumsi: Faktor kebutuhan air baku: 1,2 kapasitas produksiDasar Pengklasifikasian:1. Kota Raya/Metropolitan : Jumlah Penduduk 1-5 juta jiwa2. Kota Besar : Jumlah Penduduk 500.000-1 juta jiwa<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •39


WAWASANtanah sebesar 10 cm dan intrusi air lauttelah masuk sejauh 10 km (sampai keHotel Indonesia) akibat kosongnya kantong-kantongair tanah.PERMASALAHANKetersediaan air baku secara kuantitas,kontinuitas, dan kualitas menuntutmekanisme pengelolaan sehinggakeberadaan daya dukung, daya tampung,dan fungsi sumber daya air tetapterjaga. Kebijakan konservasi sumberdayaair haruslah menjadi masukanatau pertimbangan dalam perencanaantata ruang sehingga terjalin hubungantimbal balik yang saling mendukung.Kegiatan eksploitasi sumber daya alamandalan, sebagai suatu upaya peningkatanPAD (pendapatan asli daerah) di satu sisi,merupakan suatu langkah dalam mempertahankandan membangun perekonomiandaerah. Namun bila kegiatan itu tidakdidahului dengan kegiatan eksplorasi yangterintegrasi dengan memperhatikanperuntukan ruang dan lahan maka akanmerusak dan menurunkan keberlanjutanketersediaan air baku, yang pada akhirnyaakan mempengaruhi keberlanjutan penyediaanair minum.Upaya penanggulangan masalahkelangkaan air baku ini, menuntut strategisecara bijak. Tidak saja upaya penanggulanganjangka pendek dalam bentuk pemberianbantuan langsung kepada masyarakat,akan tetapi memerlukan penangananjangka panjang, dalam bentukupaya konservasi sumber daya air, sebagaimana,diamanatkan dalam UU No. 7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,yang diselaraskan terhadap UU No. 24 Tahun1992 tentang Penataan Ruang (yangdirevisi) serta Rencana Strategis DepartemenPekerjaan Umum (Renstra PU) Tahun2005-2009.Mempersiapkan formula penyediaanair baku yang tepat baik untuk kebutuhanregional maupun lokal harusdibarengi dengan jaminan pemanfaatanair baku dalam jangka panjang. Komitmenantar daerah perlu dibangunagar jaminan ini diperoleh. OrientasiNo1234567891011121314151617181920212223PropinsiNADSumatera UtaraBangka BelitungJambiSumatera SelatanLampungJakartaJawa BaratBantenJawa TengahJawa TimurKalbarKalselKaltimSultengSulselSultenggGorontaloMalukuMaluku UtaraNTBNTTBaliTabel 3Permasalahan Umum Tentang Air BakuPada PDAM di 23 PropinsiDebitKurangvvvvvvvvvvvvvKapasitasSumur BorTurunvvIntrusivKeruh,KualitasTurunvvvvvvvvvvvvvvvvKuota,IrigasivvvKonflikPemakaianterhadap permasalahan teknis teknologisproses pengolahan, difokuskan padakeamanan kualitas air minum sesuaibaku mutu kualitas air minum, baikkualitas fisik, kimia, maupun bakteriologis.Untuk sistem penyediaan airminum dengan jaringan perpipaan,penguasaan, pemilihan dan penetapanteknologi proses pengolahan, akan ditentukanoleh kelas air baku yang akandigunakan. Pengendalian agar kelas airbaku memenuhi standar untuk airminum akan memperpanjang kemampuanpenyediaan, sebaliknva penurunankelas akan dapat mengakibatkanterhentinya pelayanan yang padaakhirnya harus mencari sumber airbaku baru.Akses terhadap air minum yangberkelanjutan, seyogyanya diartikanbahwa masyarakat dapat dengan mudahmemperoleh air minum setiap saatdibutuhkan, atau dengan kata lain aksesair minum 24 jam dalam sehari. Untukmemenuhi itu, dituntut air baku yangdapat menjamin kuantitas, kualitas dankontinuitasnya. •vMasalahDASvvvvvvvvvvv* Direktur Pengembangan Air Minum,Direktorat Jenderal Cipta Karya,Departemen Pekerjaan Umum40<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANPengelolaan DAS (Hulu) TerpaduUntuk Kesejahteraan RakyatKasus Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar, Kabupaten PacitanPada tahun 1999, masyarakatOleh: Imam Anshori *Pacitan mendapat informasidari Departemen Kehutananbahwa daerah aliran sungai Grinduludalam kondisi kritis. Kategori kekritisannyamasuk peringkat pertama. Artinyalahan gundulnya sangat luas, erosinyatinggi, dan jumlah penduduk banyak,masyarakat desa, sehingga programbisa berkelanjutan. Dukungan tersebutdiberikan dalam bentuk bantuankeuangan secara terbatas untuk pengadaanbahan (bahan bangunan dansertamenjadi salah Tujuan : Membangun partisipasi melalui teknologi tanah dan usaha konservasi 3.Tujuan: Membangun partisipasi melalui teknologi peningkatan stabilitas tanah dan usaha konservasisatu penyebab4.sedimentasiSungai Grinduludi kabupaten/kotaPaci-Mengendalikan erosiMengendalikan erosi dandan aliran aliran permukaanMeningkatkan pendapatan masyarakattan. Melaluiprogram GoodGovernance inTeknologi Teknologi Biofisik, dan dan bangunan sipil teknis yang cocok cocok dengan dengan kondisi kondisiWater ResourcesManage-Gambar 1Konsep Konservasi DAS yang berkelanjutanment (GGW-RM), disadari bahwa untuk melakukanpengelolaan DAS yang berhasil diperlukan:bibit tanaman) yang tidak mampu disediakansendiri oleh masyarakat,penyusunan RKTD, yakni:1.1. Arahan Rehabilitasi Lahan dan KonservasiTanah (RLKT) yang merupakanacuan bagi pelaksanaan konservasitanah pada seluruh DASserta bantuan tenaga pendamping(community organizer) yang direkrutdari LSM terdekat.Secara skematis pengertian tersebut2.2. Rencana Konservasi Tanah Desa dapat digambarkan pada Gambar 1.3.4.(RKTD) 5 tahunan merupakan penjabarandari Arahan RLKT, yang diharapkanbisa menjadi pedoman pengelolaanlahan di setiap desa yang bermanfaatsecara berkelanjutan bagi semuapenduduk desa yang bersangkutanPeran serta seluruh masyarakatnyadalam seluruh kegiatan semenjak perencanaansampai pelaksanaan danpemanfaatan hasil program,Dukungan pemerintah untuk memberdayakankemampuan dan peranDalam pengertian dan kesadarantersebut, Pemerintah Kabupaten Pacitanmengambil langkah strategis sebagaiberikut:1. Meningkatkan pengetahuan masyarakatdalam melakukan konservasilahan dan pengelolaannya, melaluipendekatan ekologis.2. Melaksanakan hal tersebut melaluipenyelenggaraan sekolah lapangan konservasiterpadu, yang menampungberbagai aspek berikut ini: a. budaya:3.4.5.6.7.8.belajar meningkatkan motivasi danmembangun kesadaran; b. sosial: membangungerakan sosial melalui organisasi;c. keahlian: mengintegrasikankebiasaan lokal dengan inovasi IPTEK;d. kemauan: menggerakkan pemangkukepentingan untuk mengelola lahannyadengan cara yang sejalan dengan tujuankonservasiMenyusun RKTDPelaksanaan Program terpadu:a. Pembibitan; b. Pengenalanteknologi tungkuhemat energi; c. Penyediaanair minum (bangunan penampungair hujan, dan jaringanpengumpul aliran permukaanatau water capturing)Penyusunan RKTDAda delapan langkahMemperkenalkan konsep mengenaiRKTD di tingkat RW dan dusunMelakukan inventarisasi permasalahanyang biasa dialami dalam melakukanbudidaya pertanian, erosi tanah,ekonomi rumah tangga, masalah-masalahsosial dan masalah keikutsertaanpemangku kepentinganMelakukan pengecekan lapangan bersamaMelakukan analisis masalah dan alternatifpenyelesaian/pemecahannyaMenyusun RKT tingkat dusunMenyusun Draft RKTDProses memfinalkan RKTD yang dikukuhkandalam Keputusan Kepala DesaMenggandakan dan mendistribusikanRKTD kepada seluruh pemangku kepentingan<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •41


WAWASANInventarisasi PermasalahanPersiapan langkah pertama yaitumenghimpun data dan peta mengenaikondisi dan lokasi tanah kritis sertakondisi sosial ekonomi budaya pendudukuntuk mengetahui tingkat kesejahteraannya.Hasil disusun sebagaimana Tabel I dan Tabel 2.PemangkuKepentinganPetanimiskinPetanimenengahPetani kayaBukan petaniPendudukLaki-lakiPerempuanKetinggian(m.dpl)Luas Desa(ha)Luas lahankritis (ha)KemiringanCurah hujan(mm)TipetanahDengan mengenali masalah yangdihadapi, maka masyarakat diajakdialog untuk menyelesaikan permasalahansecara bersama, berikutpengecekan lapangan dan formulasiRKTD diharapkan bisa berjalan lebihTabel 2Kondisi Fisik Umum Desalancar.Perumusan Masalah UtamaMelalui dialog peserta mengutarakanberbagai permasalahan yang merekahadapi. Kemudian masalah masalahtersebut diinventarisasi, yakni:1. Kekurangan air di musim kemarau2. Penurunan kesuburan tanah karenaTabel 1Sebaran Tingkat Kesejahteraan PendudukKecamatan Nawangan dan Kecamatan BandarMujing (%)28,550,818,32,4Mujing7.1353.5223.613350-8001518357.435->852300-3000Kecamatan NawanganSempu (%)46,940,69,23,9Kecamatan NawanganSempu5.7242.9332.756600-8001275.7310.325->852300-3000latosollithosolmediteran3.4.5.Jetis Lor(%)34,142,619,72Jetis Lor3.8811.9481.933680-11001275.7562.3425->85>2700KecamatanBandarPetungSinarang (%)47Kecamatan BandarPetungSinarang5.9072.8703.0376001827442.3825->852300-3000erosi yang berkesinambunganPenyakit dan hama tanamanTimbunan massa tanah penyebabkerusakan dan tipisnya solumKeterbatasan pakan ternak di musimkemarau421136. Penurunan daya beli petani untukkebutuhan pokok hidup sehari-hari7. Terbatasnya fasilitas umum, seperti:a. fasilitas transportasi jalan danjembatan)b. tandon airc. fasilitas kesehatan masyarakatd. fasilitas pendidikan (bangku sekolah;fasilitas ketrampilan)8. Potensi konflik sosial yang terkaitdengan pengelolaan sumber dayaalam, misalnya: konflik kebutuhan airuntuk rumah tangga, dan untukpakan ternak, peralihan kepemilikantanahMencari Jalan KeluarUntuk mendapatkan jalan keluaryang terbaik, para petani dan pemangkukepentingan perlu maumengemukakan berbagai cara yangmenurut pengalaman atau pengetahuanmereka bisa menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi baikyang secara tradisional, maupun darihasil bacaan atau pengalaman yangdianggap telah berhasil di tempat laintermasuk pengetahuan yang telahdiperkenalkan oleh para ahli.Sesuai dengan keterbatasan kondisisumber daya yang mereka miliki, merekakemudian diminta untuk menganalisateknologi konservasi yang palingcocok dengan keinginan mereka dansesuai kondisi lapangan. Dari sini makaditetapkan pilihan teknik konservasiyang paling cocok untuk masing masinglahan mereka.Secara umum teknik dasar konservasiyang diterapkan mencakup: Menutup lahan dengan tanaman ataubiomas (dedaunan, dan ranting kering)agar tidak hanyut dan larut dibawaair hujan sekaligus menjaga kelembabantanah. Meningkatkan ketahanan massa tanahakibat terlepasnya ikatan butirantanah Mengendalikan larian aliran permukaandan meningkatkan dayaresap tanah42<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


WAWASANFOTO:IMAM ANSHORIKomponen biofisik dan sipil teknisdari upaya ini terdiri atas:a. tanaman semusim (tanaman pangan)b. tanaman tahunanc. rerumputan untuk pakan ternak danuntuk memperkuat teras guludd. sistem pengendalian larian permukaandengan membangun: paritan,saluran air dan drop structurese. bangunan penampung air hujan(PAH), dan jaringan pengumpul aliranpermukaan.Rangkuman beberapa altematifteknik konservasi tanah dan berbagaipertimbangannya disajikan pada diTabel 3.terlebih dahulu, yang mencakup:1. Rapat persiapan2. Pelatihan di kelas3. Kegiatan lapangan untuk melakukan:(i) persemaian bibit;(ii) pembuatan drop structures;(iii) pembuatan dan atau perbaikansaluran hujan;(iv) perbaikan teras.Ada dua tahapan kegiatan persiapan.Yang pertama di tingkat kelompoktani. Persiapan pada tingkat ini yaitupertemuan untuk membangun kesepakatanyang dikukuhkan dengan penandatanganankerja sama antara pemerintahdaerah dan kelompok tani dalamTabel 3Alternatif Konservasi LahanBangunan penampung air hujan.MetodeTanaman PagarTanaman PenutupTanaman PohonBerdasarkan analisis manfaat dankerugian semacam Tabel 3 tersebut,maka disusun suatu draft RKTW (tingkatRW) dan kemudian secara antarRW/Dusun, bersama-sama diselenggarakanLokakarya Penyusunan RKTD(tingkat desa). Melalui dialog silang dansaling membantu, maka didapatkanRencana Konservasi Tingkat Desa.Pelaksanaan Program RKTDPelaksanaan program konservasi inidimulai dengan proses pembelajaranManfaatVegetatifUntuk rabuk hijauUntuk pelengkap nutrisiUntuk pakan temakUntuk kayu bakarMenjaga kesuburan tanahMenjaga kelembabantanahUntuk pakan ternakUntuk rabuk hijauMeningkatkan pendapatanRanting yg kering untukkayu bakarKerugianButuh banyak tenagaPerlu banyak bibitButuh banyak tenagaButuh banyak bibitButuh banyak danauntuk membeli bibitkegiatan konservasi. Tujuannya adalahagar pelaksanaan konservasi dapatberlangsung secara sistematis dansesuai dengan RKTD.Tahapan kegiatan persiapan yangkedua yakni pelatihan di ruang terbuka(lapangan). Pelatihan ini mencakuppelatihan mengenai: 1) teknik konservasi;2) teknik pembibitan; 3) pengelolaanusaha konservasi dengan fokuspada kegiatan pengaturan masing-masingdan antar kelompok; monitoringdan evaluasi pelaksanaan kegiatan.Pengembangan Tungku HematEnergi dan Penyediaan Air MinumTanaman untuk konservasi akanpercuma kalau pada akhirnya hanyaditebangi guna memenuhi kebutuhanpokok kayu bakar. Guna mengurangikonsumsi kayu bakar, kepada masyarakatdiperkenalkan teknologi tungkuhemat energi untuk menghemat pemakaiankayu bakar untuk menggoreng,menanak nasi dan memasak air. Tungkuhemat kayu bakar ini pada prinsipnyamerupakan penyempurnaan bentukdan struktur tungku tanah liat yangbiasa mereka buat. Dengan bentuk danstruktur tungku yang disempurnakanini, konsumsi bahan bakar kayu dapatdihemat 50 persennya.Sistem penyediaan air minum danteknologi yang diperkenalkan adalahsistem Penampungan Air Hujan (PAH)berikut bak penampungnya, serta watercapturing yang berfungsi menangkapaliran permukaan yang keluar dari celah-celahbebatuan atau dari mulut gua.PAH sangat memungkinkan bagi daerahini karena curah hujan dalam satutahun dapat turun lebih dari 8 bulan<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •43


WAWASANWater Capturing berfungsi menangkap aliran permukaan.RKTD dapat dipakaisebagai acuan dalammenyusun kebijakanrencana pembangunandesa dan meningkatkankepedulian masyarakatdalam pengelolaansumber dayaalam.(meskipun ketika musim kemaraucurah hujannya sangat kecil). Air hujanyang tertangkap dari atap bangunan(rumah, sekolah dll) dialirkan melaluitalang bangunan dan dikumpulkandalam bak penampung untuk beberaparumah yang berdekatan. Bak penampungnyapun mereka buat sendiridengan bahan dan teknologi sederhana.Water capturing merupakan caramengumpulkan air dari aliran permukaanyang sangat kecil, menetes ataumerembes dari celah bebatuan di lereng-lerengbukit atau mulut gua yangletaknya tersebar dari beberapa arah.Aliran rembesan ini dikumpulkan dengancara mengadakan pembendungan(seperti pagar). Air yang terkumpulkemudian diangkut melalui jaringanpipa paralon menuju ke tandon air yangletaknya berdekatan dengan permukiman.Tandon ini dibangun sendiri secarabergotong royong dari bahan pasanganbata dan beton. Kebutuhan semen danbesi beton dibantu dengan dana daripemerintah dan bahan lainnya termasuktenaga kerja sepenuhnya darimasyarakat. Dari tandon inilah, airdimanfaatkan oleh beberapa rumah.Rata-rata satu tandon dapat melayanikebutuhan 40 kepala keluarga. Pemanfaatandari sistem ini selanjutnya dikeloladan dibiayai sendiri oleh masyarakatdengan sistem iuran (Rp 2.500 perbulan per KK).Agar teknologi yang diperkenalkanini bisa bermanfaat secara berkelanjutan,ada beberapa langkah pengelolaanyang harus dilakukan, yakni:a. Melakukan rapat reguler untuk memantaudan meningkatkan kualitaspenyediaanb. Menunjuk petani atau teknisi yangbertugas melakukan pengecekan secaraintensif dan reguler keadaankonstruksi bangunanc. Pengumpulan iuran kelompok untuk 1.menutup biaya: (i) reparasi bila terjadikerusakan bangunan; (ii) insentifuntuk jasa teknisi; (iii) pengembangankas kelompok yang bisa digunakanuntuk menstimulasi peningkatan kesejahteraanpetani.KESIMPULAN dan SARANBerdasarkan pengamatan terhadappelaksanaan kegiatan ini di Grinduludapat disimpulkan:Kegiatan ini mempunyai dampakyang positif pada anggota kelompoktani konservasi. Yakni bagi merekayang telah memperoleh pelajaran dan2.3.4.5.6.7.FOTO:IMAM ANSHORIinformasi mengenai cara menerapkankonservasi ini dapat menjadi narasumber bagi petani lainKegiatan ini membangun motivasipetani dalam memecahkan masalahsehari-hari yang terkait dengan airdan keterbatasan hidupInput atau pasokan dari luar yangberupa perpustakaan, ahli penyediaanair, ahli pengelolaan bibit dan ahliteknik konservasi (teknik sipil) relatifsangat sedikit.RKTD dapat dipakai sebagai acuandalam menyusun kebijakan rencanapembangunan desa.Kepala Desa dapat menetapkan RKTDsebagai produk legal tingkat desa.RKTD dapat dipakai sebagai perangkatuntuk meningkatkan kepedulianmasyarakat dalam pengelolaansumber daya alam.Metodologi dan lampiran yang digunakandalam penyusunan RKTD inidapat didesiminasikan ke DAS kritislain dalam rangka pelaksanaanGNKPA (Gerakan Nasional Kemitraanuntuk Penyelamatan Air) danGNRHL (Gerakan Nasional RehabilitasiHutan dan Lahan). •* Staf ESDM44<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


SEPUTAR AMPLForum Air IndonesiaPerlu Pengelolaan Air Secara EfektifMantan Menteri Pekerjaan UmumIr. Suyono Sosrodarsono menyatakanIndonesia harus melakukan pengelolaanair secara efektif, termasukperencanaan yang cermat terhadap air,sumber air dan daya air yang terkandungdi dalamnya. ''Bahkan perlu adarambu-rambu pengamanan disertaisanksi terhadap mereka yang membahayakankepentingan umum,'' tegas Suyonoketika memberikan pengarahandalam Forum Air Indonesia di JakartaRabu (3/5) lalu.Di hadapan peserta yang berjumlahsekitar 200 orang tersebut, Suyono menekankanpula pentingnya inventarisasidata mengenai hal ihwal air. Data ituperlu disusun secara sistematis dan disiapkansebagai sistem informasi hidrologi.''Tanpa tersedianya data hidrologiyang akurat dan terkini, tidak mungkinkita menyusun perencanaan pemanfaatanair secara cermat, efisien, sertapemberian air secara proporsional kepadaberbagai sektor yang memerlukanair dan melakukan operasi sumber airsecara efektif,'' katanya.Menurutnya, tersedianya data hidrologiharus menjadi prioritas. Selainitu, perlu pula ada data mengenai curahhujan di daerah aliran sungai (DAS).Data ini akan berguna untuk menghitungjumlah air yang mengalir ke hilirmelalui sungai dan anak sungai gunaperencanaan yang lebih cermat.Sebelumnya Menteri PekerjaanUmum Djoko Kirmanto mengharapkanforum ini menghasilkan suatu rumusanyang jelas dan dapat diimplementasikandalam kerangka kebijakan dan strategipengelolaan sumber daya air yang diperlukan.Ia juga menegaskan pentingnyaada kesepakatan mengenai keterpaduansejak penyusunan program danperencanaan serta sinkronisasi pelaksanaandi lapangan antarsektor pembangunanyang terkait. Tak lupa ia mendukungimplementasi nyata GerakanNasional Kemitraan Penyelamatan Air(GN-KPA) yang telah dicanangkanPresiden SBY pada 28 April lalu.Forum Air Indonesia ini diisi dengandialog kelompok. Ada tiga kelompokdialog yang membahas permasalahanyang berbeda yakni mengenai (i) PengelolaanBencana Alam; (ii) Air untukPangan; dan (iii) Ketersediaan Air Baku.Masing-masing dialog itu menampilkan3-5 pembicara.Dialog ini berlangsung selama 1,5jam. Setiap pembicara memaparkanmakalahnya dan dilanjutkan tanyajawab. Setelah itu kesimpulan kelompok.Dengan waktu yang terbatas, yangterjadi justru ceramah satu arah daripenyaji. Dialog tidak muncul. • MJPencanangan Gerakan Sanitasi Total Berbasis MasyarakatMenteri Kesehatan Dr. dr.Siti Fadilah SP. JP. padatanggal 13 Juni 2006melakukan Pencanangan GerakanNasional Sanitasi Total BerbasisMasyarakat dan Cuci Tangan denganSabun bertempat di Desa SeiLundang Kabupaten Pesisir SelatanPropinsi Sumatera Barat. Acaradihadiri juga oleh Gubernur SumateraBarat, dan beberapa bupati diPropinsi Sumatera Barat.Pencanangan gerakan ini diharapkandapat mempercepat prosespeningkatan derajat kesehatanmasyarakat melalui keterlibatan langsungmasyarakat. Pada kesempatan tersebut,Proyek WSLIC 2 yang berada diPropinsi Sumatera Barat menyelenggarakanPameran Pencapaian WSLIC 2.FOTO: OSWAR MUNGKASASementara itu berkenaan denganPekan Kesehatan Nasional, DepartemenKesehatan melaksanakan PertemuanProgram Lingkungan Sehat yang dihadirioleh seluruh jajaran dinas kesehatanse-Indonesia di Padang. Salahsatu bentuk kegiatannya yaitumendengarkan penjelasan tentangGerakan Sanitasi oleh Masyarakat(Total Led CommunitySanitation-CLTS) oleh DirekturPermukiman dan PerumahanBappenas Basah Hernowo,dan penjelasan Proyek SANI-MAS (Sanitasi oleh Masyarakat)dan Pamsimas (PenyediaanAir Minum dan SanitasiBerbasis Masyarakat) oleh DirekturPenyehatan LingkunganPermukiman Departemen PekerjaanUmum Susmono. Ketiga kegiatantersebut diharapkan akanmenjadi salah satu kegiatan yang dapatmendorong tercapainya target airminum dan sanitasi dasar MDGspada tahun 2015. • OM<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •45


SEPUTAR AMPLPameran Pekan Lingkungan Hidup Indonesia 2006Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL) dan WASPO-LA kembali ikut serta pameran. Kaliini pameran itu dalam rangka memperingatiHari Lingkungan Hidupyang jatuh pada tanggal 5 Juni. Pameranberlangsung 15-18 Juni 2005di Balai Sidang Senayan Jakarta.Acara Pekan Lingkungan Indonesia2006 ini dibuka oleh Wakil PresidenJusuf Kalla didampingi MenteriNegara Lingkungan Hidup RachmatWitoelar dan Wagub DKI Fauzi Bowo,beserta para aktivis lingkungan sepertiErna Witoelar dan Ully Sigar Rusady.Hadir juga dalam acara pembukaanPekan Lingkungan 2006, para dutabesar negara sahabat, pimpinan perusahaanBUMN dan swasta serta pejabatPemerintah Pusat maupun Daerah.Setelah membuka acara Pekan LingkunganIndonesia 2006, Wapres JusufKalla mengunjungi stand pameran.Materi yang dipamerkan di standPokja AMPL-WASPOLA berasal dariFOTO: DORMARINGAN HSPokja AMPL (Sekretariat, DepartemenPU, Departeman Kesehatan,Pokja Banten, Pokja Sumatera Barat),WASPOLA dan Plan International. Darisekretariat antara lain CD kliping, CDmajalah <strong>Percik</strong>, CD data, CD Regulasi,Majalah <strong>Percik</strong>, dan beberapa leafletserta poster. WASPOLA menampilkanposter dan leaflet kebijakan. Sedangkandari yang lain antara lain buku-buku,poster, renstra, serta leaflet.Selama pameran, tercatat sebanyak571 orang mengunjungi standPokja AMPL-WASPOLA. Merekaberasal dari instansi pemerintah(102 orang), swasta (83 orang), LSM(36 orang), pelajar dan mahasiswa(101 orang), dan lain-lain (249orang). Selain itu, tercatat 88 orangyang ingin menjadi pelanggan baruMajalah <strong>Percik</strong>.Pameran yang berlangsung dalamrangkaian kegiatan Pekan LingkunganIndonesia 2006 ini terdiriatas 70 stand yang diikuti oleh Pemda,BUMN, Perusahaan Swasta Nasionaldan Multi Nasional, Asosiasi Bisnisdan Profesi, Lembaga Nasional danInternasional, LSM, serta perguruantinggi. Peserta dari pameran tersebut diantaranya adalah Pertamina, BP Migas,ANTAM, INCO, Bakrie Brothers, Unilever,PLN, WALHI, WWF, Tunas Hijau,Yayasan Lestari, Garuda Indonesia, DepartemenSosial, Departemen PerhubunganKLH, ASTRA, Pemda KalimantanTimur, Pemda Papua, Pemda JawaBarat, Pemda DKI Jakarta. • RIE/MJEmpat Kota Raih Predikat Kota TerkotorEmpat kota memperoleh gelarkota terkotor di Indonesia. Keempatkota itu yaitu Bandung danBekasi untuk kategori kota metropolitan,serta Banjarmasin dan Tangerang untukkategori kota besar. Predikat itu diberikanoleh Kementerian Lingkungan Hidupdalam peringatan Hari LingkunganHidup.Bersamaan dengan itu pemerintahjuga mengumumkan kota terbersih.Penghargaan untuk taman terbersihdiberikan kepada Jakarta Pusat danPadang. Pasar terbersih untuk Medandan Pekanbaru. Jalan terbersih untukJakarta Pusat dan Denpasar. Terminalterbersih untuk Jakarta Selatan danYogyakarta. Sekolah terbersih untukJakarta Pusat dan Surakarta.Selain itu, pemerintah mengumumkan12 kota yang berhak mendapat PiagamAdipura. Kota tersebut yaitu Tarakan,Tulungagung, Bangil, Singaparna,Garut, Pemekasan, Bangkalan,Indramayu, Purwakarta, Kotabumi, Boyolali,dan Kalianda.Dalam Malam Anugerah LingkunganAdipura yang berlangsung Senin(12/6) Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakanupaya perbaikan lingkunganharus dihargai. Sebaliknya, upaya yangtidak maksimal harus didorong menjadilebih baik, sekaligus ditertawai. "Bayangkanbetapa warga suatu kota yangtidak bersih mengalami ketidaknyamanan.Begitu besar biaya kesehatandan berbagai hambatan terjadi akibatsampah yang bertebaran," katanya.Menurut Menteri Lingkungan HidupRachmat Witoelar, pengumumankota terbersih dan terkotor merupakanbentuk reward and punishment kepadapenyelenggara kota dan masyarakatnyadalam menjaga dan mengelola lingkungannya.Seperti biasa, tahun ini pemerintahjuga menyematkan penghargaan kepadamereka yang berjasa di bidanglingkungan. Mereka memperoleh Kalpataru.Mereka terdiri atas tiga orangperintis lingkungan, dua orang pengabdilingkungan, tiga kelompok penyelamatlingkungan, dan tiga orang pembinalingkungan. • MJ46<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


SEPUTAR WASPOLALokakarya Diseminasi Kebijakan NasionalPembangunan AMPL Berbasis MasyarakatSelama tiga hari, 25-27 April2006, Pokja AMPL Pusat danWASPOLA menyelenggarakanlokakarya diseminasi kebijakan nasionalpembangunan AMPL berbasis masyarakatdi Surabaya. Acara ini diikutisekitar 60 peserta dari propinsi/kabupatenpelaksana implementasi kebijakannasional AMPL-BM dan penerimaproyek CWSH.Lokakarya dibuka oleh Gary Swisherdari WASPOLA. Nahkoda baru WAS-POLA itu berharap lokakarya ini bisamenjadi pelajaran berharga bagi dirinyadan para peserta. Tampil sebagai pengarahDirektur Perumahan dan PermukimanBappenas, Basah Hernowo.Kepada para peserta yang sebagianbesar baru pertama kali ikut kegiatanini, Basah menjelaskan bahwa diseminasiini merupakan kegiatan yang terbataspada pemberian bantuan teknis, bukanproyek fisik. Ia berharap selanjutnyakelompok kerja (Pokja) propinsiberperan sebagai pelaku utama dalamproses diseminasi. Pada kesempatanitu, ia juga menekankan pentingnya komitmenBappeda untuk mengoordinasikanseluruh pelaksanaan kegiatan didaerah. Selain itu, ia mengharapkanprinsip-prinsip dasar kebijakan AMPLbisa diterapkan dalam perencanaan danoperasionalisasi pembangunan AMPLdi daerah.Basah mengungkapkan Indonesiamembutuhkan dana yang sangat besar dalammembangun AMPL. Ia menyebut angka4-5 trilyun rupiah per tahun. Padahaldana yang ada hanya sekitar 2 trilyun rupiah.Sebagai alternatif, ia memberikansolusi untuk memberdayakan masyarakatdalam pembangunan AMPL.Diseminasi ini juga diisi dengan ceramahmengenai kebijakan nasionalpembangunan AMPL oleh BambangPurwanto dari Departemen PekerjaanUmum. Peserta diajak membahas persoalanAMPL di daerahnya masing-masingdengan metode partisipatif sekaligusmembuat rencana kerja tahun2006. WASPOLA menawarkan berbagaiprogram yang bisa diambil oleh daerah.Di akhir lokakarya, peserta diajak kelapangan untuk melihat keberhasilanpembangunan AMPL di Pasuruan (SA-NIMAS), Malang (WSLIC), dan Surabaya(Sampah). • MJLokakarya Sanimas Outcome Monitoring StudyGuna mengetahui dan mengukurmutu/keluaran intervensi SA-NIMAS, sebuah studi dilaksanakandi tujuh kabupaten/kota. Hasilstudi tersebut, Rabu (17/5) lalu dilokakaryakandi Jakarta.Lokakarya dibuka oleh Nugroho TriUtomo mewakili Direktur Perumahandan Permukiman. Ia mengungkapkansanitasi yang buruk dapat merugikanekonomi secara signifikan. Berdasarkanhitungan, kerugian itu senilai Rp. 42,3trilyun rupiah per tahun atau setara 2persen GDP. Sedangkan setiap tambahankonsentrasi pencemaran BOD sebanyak1 mg/liter pada sungai meningkatkanbiaya produksi air minum sekitarRp 9.17/meter kubik. ''Ini menyebabkankenaikan biaya produksi PDAMsekitar 25.22% dari rata-rata tarif airnasional,'' jelasnya.Ia juga menyoroti kondisi sanitasi diIndonesia. Selama ini, menurutnya,masyarakat pinggiran (peri urban) keraptidak mendapat perhatian, terutamakarena masalah legalitas, peningkatancakupan pelayanan sangat lambat, kebutuhaninvestasi meningkat secara tajam,peran masyarakat menunjukkankecenderungan meningkat, sebelumnya:lebih pada inisiatif pemerintah.Ia berharap temuan studi dan lokakaryaini mampu memberikan masukanterhadap temuan studi untuk sintesakebelanjutan, memahami kerangkapikir Pemda dalam mendorong keberlanjutanSANIMAS dan pengembangansanitasi perkotaan, strategi LSM danpengembangan model partisipasi, suaradan pilihan masyarakat terhadap SANI-MAS, serta tindak lanjut dan rekomendasidalam kerangka replikasi SANI-MAS.Sementara itu, berdasarkan hasilstudi SANIMAS, temuan di lapanganmenunjukkan SANIMAS merupakansolusi dari masalah pembuangan airlimbah kaum miskin perkotaan dankota kecil. SANIMAS dapat direplikasidi tempat lain. Hanya saja ada munculkeraguan bahwa program ini bisa diterapkanuntuk skala yang lebih luas dengankemampuan sumber daya manusiayang terbatas.Sanitasi Berbasis Masyarakat (SBM)seperti SANIMAS merupakan pilihanuntuk daerah perkotaan dan kota kecildi Indonesia, mengingat keterlibatanparapihak secara proporsional dalamproyek SBM sangat positif.Dari studi ini juga didapatkan pentingnyaada lembaga yang memberikan dukungansosial kelembagaan dan teknis yangefektif kepada masyarakat. Tidak mudahmendapatkan organisasi LSM dengan danasendiri yang mendukung. • MJ<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •47


INFO CDPanduan Informasi Berbasis Kinerja bagi PDAMBerorientasi StakeholderSebagai salah satu pengelola airminum di daerah, PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM) dituntutmemiliki kinerja pelayanan yang baikkepada masyarakat. Kinerja ini akan baikjika didukung oleh stakeholder. Makaperlu ada jalinan komunikasi yang efektifuntuk mencapai harapan tersebut.Selama ini PDAM dinilai masih menerapkanstrategi komunikasi yang belumberorientasi kepada stakeholder artinyabelum memperhatikan kebutuhan stakeholder.Model komunikasi masih berupabentuk alternatif organisasi. Akibatnyasering terjadi salah paham atau komunikasiyang salah antara stakeholder danPDAM sehingga menimbulkan dampakyang kurang menguntungkan bagi perusahaandaerah tersebut.Sebenarnya itu tak perlu terjadi kalauPDAM memiliki strategi komunikasiberbasis kinerja yang berorientasi padastakeholder. CD ini mewujudkan tujuanitu. Di dalamnya ada panduan informasikinerja PDAM yang ditujukan bagi stakeholderyakni Pemda sebagai pemilikPDAM, DPRD, dan masyarakat. Panduanini merupakan hasil lokakarya yang dilaksanakantahun lalu.Sebagai contoh, panduan informasiuntuk pelanggan harus mencakup empataspek yakni keuangan berupa informasikondisi eksisting yang berkaitan langsungdengan tarif air, gambaran umum pembiayaanoperasional dan penggunaannya;aspek pelanggan yakni informasi umumkondisi eksisting dan perkembangan pelayananpelanggan; aspek operasionalyaitu informasi tentang kondisi eksistingdan perkembangan proses kegiatan teknisoperasional PDAM dalam menjalankantugas pokoknya untuk melayani air minumyang baik; aspek personel yaitu dukunganSDM.Panduan ini telah disusun dalam bentukmatriks. PDAM tinggal mengisi sesuaikondisi masing-masing. Informasi itunantinya bisa dipublikasikan misalnyamelalui surat kabar, internet, ditempel,atau disiarkan melalui media elektronikyang ada di daerah dengan frekuensi tertentu.• MJHimpunan Peraturan Perundangan AMPLIndonesia memiliki peraturan perundang-undanganyang banyak sekali,termasuk sektor air minum dan penyehatanlingkungan. Peraturan perundanganitu terserak di berbagai instansidan daerah. Kenyataan ini kurang menguntungkanbagi perkembangan sektor inimengingat keberadaan peraturan sangatdiperlukan sebagai dasar pijakan bagi pelaksanaankegiatan di lapangan. Atas dasaritu Kelompok Kerja Air Minum danPenyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)Pusat berinisiatif mengumpulkan peraturantersebut dalam sebuah CD. Diharapkandengan adanya kompilasi ini akan memudahkanstakeholder AMPL memahamiperaturan yang sudah ada sekaligus mengembangkanperaturan yang belum ditetapkandalam jangka panjang.CD ini memuat 11 bentuk perundanganyaitu undang-undang (UU), PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang(PERPU), Peraturan Pemerintah (PP),Peraturan Presiden (Perpres), KeputusanPresiden (Keppres), Instruksi Presiden(Inpres), Peraturan Menteri (Permen),Keputusan Menteri (Kepmen), InstruksiMenteri (Inmen), Peraturan Daerah (Perda),dan keputusan lainnya. Isinya tidakhanya masalah menyangkut AMPL sajatapi juga sektor terkait. Semua naskahperundangan di dalamnya ditampilkandalam format PDF file sehingga bisa dicetak.CD ini merupakan produk SekretariatPokja AMPL Pusat yang terbaru. Sebelumnya,Pokja juga meluncurkan CD DataAir Minum, CD Kliping Berita, CD <strong>Percik</strong>,CD Katalog. Sebagai resource center, sekretariatPokja AMPL Pusat akan memproduksiproduk lain untuk memenuhi kebutuhanstakeholder AMPL. • MJ48<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


INFO BUKUManajemen Sumber Daya Air TerpaduKTT Bumi pada Juni 1992 di Riode Janeiro mencetuskan DeklarasiRio yang menyatakan bahwapembangunan nasional suatu negaradalam bentuk apapun harus memasukkandimensi lingkungan secara terpadudan menyeluruh. Indonesia termasukpenandatangan deklarasi yang dikenalsebagai Agenda 21 itu.Di sisi fakta, kondisi sumber daya airdi Indonesia sangat memprihatinkan.Berdasarkan siklus hidrologi secara global,jumlah air yang bisa dimanfaatkanoleh manusia tetap. Namun kebutuhanmeningkat terus akibat perkembanganpopulasi dan pertumbuhan ekonomi.Kenyataan ini akan melahirkan kompetisidan bukan tidak mungkin memunculkankonflik. Oleh karena itu, perludan harus ada pengelolaan sumber dayaJUDUL :PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR TERPADUPENULIS :ROBERT J KODOATIE, PH.D DANROESTAM SJARIEF, PH.DPENERBIT : PENERBIT ANDITAHUN TERBIT : 2005TEBAL : XIII + 357 HALAMANair secara terpadu dan menyeluruh.Manajemen sumber daya air terpadumerupakan penanganan integral yangmengarahkan kita dari pengelolaan airsub-sektor ke sektor silang atau suatu prosesyang mempromosikan koordinasipengembangan dan pengelolaan air,tanah, dan sumber daya terkait dalamrangka mengoptimalkan resultan ekonomidan kesejahteraan sosial dalam sikap yangcocok/tepat tanpa mengganggu kestabilandari ekosistem-ekosistem penting. Pengelolaanini melibatkan berbagai pihak(stakeholders) dan berbagai disiplin ilmu,lintas batas antarsumber daya, antarlokasi,dan antarkondisi secara holistik danberwawasan lingkungan.Model pendekatan ini sebenarnyasering diperkenalkan tapi banyak yangbelum tahu bagaimana implementasinyadi lapangan. Buku ini menjelaskanhal itu mulai dari siklus hidrologi baikair permukaan dan air tanah hinggapermasalahan pengelolaan sumber dayaair. Selain itu buku ini menguraikan pulatentang sistem infrastruktur keairandan konsep pengelolaan sumber dayaair terpadu. • MJMewujudkan PartisipasiPartisipasi gampang diucapkantapi sulit diwujudkan. Konsepini sudah digunakan secara luasdalam 20 tahun terakhir dalam wacanapembangunan. Berbagai kegiatan mengacupada konsep tersebut, namunpartisipasi ideal yang diharapkan dalamsetiap program masih jauh dari harapan.Kini konsep partisipasi semakin banyakdihubungkan dengan hak-hak kewarganegaraandan pemerintahan yangdemokratis. Ini terkait pula dengankonsep desentralisasi pemerintahanyang sedang menjadi tren di beberapanegara. Hanya saja muncul pertanyaanbagaimana sebenarnya konsep partisipasidan strategi apa untuk mencapainya.Buku ini mengajak pembacanya untukmembahas perbedaan konsep partisipasidan kesesuaiannya, hambatanJUDUL :MEWUJUDKANPARTISIPASI.21 TEKNIK PARTISIPASIMASYARAKAT UNTUKABAD 21PENULIS : YAHYA ALEXANDER DKKPENERBIT : THE BRITISH COUNCILTAHUN TERBIT : 2001TEBAL : IX + 92 HALAMANpartisipasi dalam pemerintahan daerah,dan menggali berbagai inisiatif danstrategi baru untuk mengatasi berbagaihambatan tersebut.Yang pasti buku ini memberikan pelajaranmenarik tentang 21 teknik mewujudkanpartisipasi masyarakat. Teknikitu berasal dari berbagai kelompokmasyarakat-utamanya di Inggris. Teknikpartisipasi ini telah dicoba oleh lebihdari setengah juta orang.Buku ini sangat mudah dan enak dibaca.Panduan-panduan yang ada di dalamnyasangat sederhana dan gampanguntuk dilaksanakan. Teknik partisipasiyang berjumlah 21 tersebut di antaranyamengenai: merencanakan tindakan,metode memilih, dewan juri warga, indikatormasyarakat, pencarian masadepan, model daya dukung setempat,peta lingkungan, perencanaan strategispartisipatif, lokakarya meja bundar,audit sosial, dan integritas tim.Setiap teknik dilengkapi dengan perangkatnyaseperti sumber daya yangdibutuhkan dan tahap-tahap pelaksanaanserta studi kasus. Selain itu, panduanini dilengkapi pula dengan kontak lembagayang kompeten dan pelatihan yangbisa diikuti. • MJ<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •49


INFO SITUSPenyediaan Air danSanitasi Perkotaanhttp://www.worldbank.org/html/fpd/water/urban.htmlMeskipun ada investasi yang besardi bidang air minum dan sanitasipada era 80-90-an, jumlah orang yangbelum memiliki akses ke layanan airminum dan sanitasi dasar di perkotaandan perdesaan terus meningkat. Di sisilain perbaikan sarana air minum daninvestasi swasta juga sulit. Ada persoalantarif, keterbatasan tingkat persaingan,tingkat pengembalian asetdalam jangka waktu panjang yang lambat,mata uang yang tidak stabil, sehinggainvestor asing enggan menanamkanmodalnya di sektor ini.Situs ini memberikan gambaranberbagai langkah yang bisa ditempuholeh calon investor dan para pengambilkebijakan dalam menghadapi berbagaipersoalan itu. Di dalamnya ditampilkanberbagai pembelajaran yang pernah terjadidi beberapa negara. Situs milikBank Dunia ini memuat antara lain soalair dan sanitasi dari sudut pandang ekonomi,pembiayaan dan tarif, partisipasisektor swasta, layanan terhadap pendudukmiskin perkotaan, fungsi keuangan,serta fungsi operasional danpemeliharaan. • MJAir Perkotaan:Tools and Resourceshttp://www.urbanwater.info/Kondisi ekosistem terus mengalamipenurunan dalam 100 tahun terakhir.Maka itu diperlukan cara untukmenangani persoalan tersebut khususmenyangkut air di perkotaan di manapenurunan kualitas lingkungannya cukupkentara. Situs ini menyebut polapenanganan itu menggunakan sebuahdisain. Pola ini diambil berdasarkan pengalamandi lapangan. Berbagai dokumententang manajemen air ada disini.Situs ini cukup lengkap membahastentang pendanaan dan keuangan, organisasi.Beberapa piranti khusus untukmendukung keputusan juga ada, misalnyauntuk menganalisa stakeholder, disainmanajemen, dan sebagainya. Yangmenarik, situs ini menyediakan toolkitsuntuk disain dan pemeliharaan perkotaan,monitoring, manajemen lingkungan,organisasi, dan komunitas.Hal-hal praktis di bidang pemberdayaanmasyarakat juga ada. Misalnya dalammenu organisasi ada capacitybuilding, community development, termasukbagaimana bernegosiasi denganbadan-badan penyedia dana, dan analisislingkungan dan sosial ekonomi. • MJJurnal Air Perkotaanwww.urbanwater.netUrban Water Journal (Jurnal AirPerkotaan) menyediakan sebuahforum bagi para peneliti dan komunitasprofesional guna membahas sistempenyediaan air di lingkungan perkotaandalam diskusi yang berkelanjutan.Pembahasannya ditekankan pada analisisketerkaitan dan interaksi antara sistempenyediaan air individual, tata gunaair, dan lingkungan. Jurnal ini menggunakanpendekatan yang terintegrasidalam memecahkan sejumlah permasalahanmenyangkut manajemen penyediaanair perkotaan yang berkelanjutan.Isi jurnal ini antara lain hubunganair dan sarana di perkotaan, penyediaandan distribusi air minum, sewerage,dan drainase. Topik-topik khusus jugaada seperti jejaring manajemen, operasionaldan rehabilitasi, manajemenpermintaan dan tingkat pelayanan,daur ulang air dan pengendalian sumberair dalam berbagai skala, pengelolaanair minum dan air limbah. Tulisandalam jurnal ini merupakan hasilkarya para pakar dan praktisi dari berbagainegara. • MJ50<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


AGENDATANGGAL BULAN KEGIATAN11 Mei Rapat Koordinasi Pokja AMPL 200612 Mei Wrap-Up Meeting Proyek WSLIC 217 Mei Lokakarya Studi SANIMAS23 Mei Workshop Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan SNI24 Mei Rapat Koordinasi Pokja AMPL Terkait Program CLTS30-31 Mei Lokakarya Operasionalisasi Kebijakan Nasional Bagi Pokja AMPL Daerah, Wilayah Barat di Anyer danWilayah Timur di Surabaya31 Mei Serial Meeting Pengelolaan Data Pembangunan Air minum & Penyehatan Lingkungan Indonesia6 Juni Kick Off Hand Washing Initiative, ISSDP8 Juni Rapat Koordinasi Kegiatan Pokja AMPL9 Juni Rapat Pembahasan Pengelolaan Data AMPL (Studi Uji Coba Instrumen Kuisioner Susenas 2007)13-14 Juni Kunjungan lapangan Menteri Kesehatan ke Proyek WSLIC-2 Kabupaten Pesisir Selatan,Sumatera Barat15-18 Juni Pameran Lingkungan Hidup Indonesia15 Juni Rapat Pembahasan Kerangka Kerja Sama Indonesia-UNICEF16 Juni Rapat Persiapan Pelatihan CLTS20 Juni Presentasi dan Diskusi tentang Sanitation Sector Assesment21 Juni Rapat Koordinasi Pokja AMPL26-27 Juni Lokakarya Orientasi Komunikasi AMPL di Prop. Banten27 Juni Road Show Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di SerangRapat Penyempurnaan Draft Modul Pelatihan CLTS27-29 Juni Lokakarya Nasional Peningkatan Kerangka Kerja Sanitasi27-30 Juni Lokakarya Pendalaman Kebijakan dan Pelatihan Penyusunan Renstra AMPL Berbasis Masyarakatbagi Tim CWSHP Daerah di Bandung28 Juni Road Show Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di TangerangPresentasi Hasil Kunjungan Lapangan Uji Coba CLTSLokakarya Implementasi Kebijakan di Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara (Kendari)29 Juni Lokakarya 'Finding & Recommendations on Donor Harmonization in the Community BasedWater and Environmental Sanitation'29-30 Juni Lokakarya Orientasi Komunikasi AMPL di Propinsi Sulawesi Tenggara30 Juni Rapat Tim Kecil DataRapat Pembahasan Draft Final Modul Ketrampilan Dasar Fasilitasi<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •51


PUSTAKA AMPLP ROSIDINGKUMPULAN MAKALAH TEMA AIR DANBUDAYA DALAM SEMINAR NASIONALHARI AIR SEDUNIA KE 14, TH. 2006Jakarta, 25 April 2006 Gedung SaptaTaruna DPU.PLANS APPROACH TO WATER ANDENVIRONMENTAL SANITATION,Penerbit: Plan, 2004MATERI DISEMINASI TATA CARA PERHITUNGANTARIF AIR MINUM, Jakarta 7 - 8 Desember 2005Penerbit: DPU, Ditjen Cipta KaryaPROSIDING KEGIATAN OPERASIONALISASI KEBIJAKANNASIONAL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGANBERBASIS MASYARAKAT DI PROPINSI KEPULAUAN BANGKABELITUNG. 2005Penerbit: Pokja AMPL Bangka BelitungS TATISTIKLAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2004Penerbit : BPSGORONTALO DALAM ANGKA 2005Penerbit: BPS dan Bappeda GorontaloP EDOMAN/PETUNJUKGUIDELINES FOR DEVELOPERS SEWEGE TREATMENTPLANT. (VOL. 4)Penerbit: Malaysia Water Association, Ministry Housing andLocal Government, Agustus 1998GUIDELINES FOR DEVELOPERS SEWEGE POLICYFOR NEW DEVELOPMENTS. (VOL.1)Penerbit: Malaysia Water Association, Ministry Housing andLocal Government, Agustus 1999GUIDELINES FOR DEVELOPERS SEPTIC TANKS.(VOL.5)Penerbit: Malaysia Water Association, MinistryHousing and Local Government, Agustus 2000MALAYSIA: WATER INDUSTRY GUIDE 2005Penerbit: The Malaysia Water Accociation andMinistry of Energy, Water and CommunicationsMalaysiaTATA LAUT, TERTIB DARAT : PANDUAN MENGURANGILIMBAH DARAT UNTUK MELINDUNGI LAUT(Care for sea starts from the land, manual to reduceland based waste to protect the sea)Penerbit: UNESCO 2002PENYUSUNAN DATABASE AIR BERSIHDAN PENYEHATAN LINGKUNGAN(ABPL) ORIENTASI PEMBERDAYAANMASYARAKAT DENGAN METODEPHAST/MPA BAGI TIM TEKNISKABUPATEN DAN PROPINSI.Penerbit: Ditjen PMD, DepdagriU MUMRENCANA STRATEGIS DAN PROGRAMJANGKA MENENGAH PU-CIPTA KARYA(DILENGKAPI INFORMASI HASIL PEMBA-NGUNAN 2005 DAN SASARAN KINERJA PEMBANGUNAN2006.Penerbit: DPU Ditjen Cipta Karya.KIMIA LINGKUNGAN( DR. RUKAESIH ACHMAD, M.SI),Penerbit: Andi Yogyakarta, 2004SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIKABUPATEN PACITAN, PEMBANGUNANSPAM DI KECAMATAN PRINGKUKU.Penerbit: Dit. PAM. Ditjen Cipta Karya, DPU 2006THE PARTNERSHIP PAPERCHASE STRUCTURING PARTNERSHIPAGREEMENTS IN WATER AND SANITATION IN LOW - INCOMECOMMUNITIES.(Barbara Evans, Joe McMahon and Ken Caplan, 2004)M AJALAH/JURNALDAMPAK,Jurnal Teknik Lingkungan Universitas AndalasVolume 2, Nomor 2, Juli 2005MAJALAH AIR MINUM,Edisi 127 April 2006Perpamsi52<strong>Percik</strong> • Juni 2006 •


GLOSSARYOligotropich lakesDanau atau genangan air jernih yang tidak mengandung nutrient seperti genangan air (dingin) pegunungan, mata air, genanganair dengan tetumbuhan yang perkembangannya terbatas atau genangan yang dihidupi ikan yang tidak berkembangbiak dengan baik di dalamnya.One pipe systemSistem plambing untuk air bekas (sullage), air kotor (sewage) dan air kotoran (soil-waste) yang dialirkan menjadi satumelalui pipa air limbah yang langsung menuju sistem pengolahan setempat atau jaringan air limbah kotaOn-site Sanitation SystemSistem sanitasi setempat-Sistem penanganan kotoran manusia yang penampungan dan pengolahannya, baik sebagianatau keseluruhan dilakukan di dalam rumah/persil. Contohnya cubluk, tangki septik.On-site waste water management systemSistem pengolahan air limbah setempat-Sistem pengolahan air limbah yang dilakukan di lokasi sumber/timbulan air limbahtersebut berada.Open channel (Saluran terbuka)Saluran dengan aliran yang hanya mengandalkan beda potensi elevasi antara hulu dan hilir saluran (mengandalkan gayagravitasi). Dipilih karena relatif lebih murah dan tidak memerlukan sumber tekanan buatan (pompa).Open dumpingMetode pembuangan akhir sampah yang paling sederhana yakni dengan menumpuk sampah tersebut di areal terbukaOpen wellSumur-sumur air yang dibangun dengan cara penggalian terbuka yang bisa mencapai kedalaman hingga 30 meter, jikamenggunakan selubung penahan dinding (casing), atau maksimal 5 meter (tergantung jenis tanah) jika tanpa selubung.Orifice plate (Pelat berlobang)Peralatan sederhana dalam instalasi pengolahan air bersih/air limbah yang dapat digunakan sebagai pengatur, pendistribusi/penyebardan perata aliran air yang masuk (influent).Orthotolidin testSalah satu metode/cara pengujian keberadaan unsur khlor (Cl) di dalam sampel air olahan. Satu (1) ml larutan Orthotolidinditambahkan pada 100 ml sampel air. Keberadaan sisa khlor dapat diamati/diidentifikasi melalui perubahan warnapada sampel air tersebut setelah selang waktu 10 menit kemudian.OsmosisProses perpindahan cairan encer (berkonsentrasi rendah) menuju cairan pekat (berkonsentrasi tinggi) melalui selaput(membran) hingga tercapai keseimbangan/kesamaan konsentrasi antara kedua cairan tersebut.OutfallMuara/outlet (pintu keluar) dari suatu sistem jaringan saluran drainase atau air limbah menuju lokasi pembuangan akhir.OutflowAliran yang keluar dari suatu bangunanOverflow (Pelimpah)Lobang, dengan atau tanpa pipa penyalur, yang diadakan pada dinding bangunan air, pada posisi batas bawah ambang bebas(free board). Berfungsi untuk menyalurkan/mengeluarkan kelebihan air yang melewati batas ambang bebas tersebut.• Dikutip dari Kamus Istilah dan Singkatan Asing Teknik Penyehatan dan Lingkungan• Penerbit: Universitas Trisakti

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!