55. konservasi - Tilamuta, gorontalo.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
55. konservasi - Tilamuta, gorontalo.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
55. konservasi - Tilamuta, gorontalo.pdf - Pusat Sumber Daya Geologi
Transform your PDFs into Flipbooks and boost your revenue!
Leverage SEO-optimized Flipbooks, powerful backlinks, and multimedia content to professionally showcase your products and significantly increase your reach.
EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIANUNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECILDAERAH LEMBAR TILAMUTA, PROVINSI GORONTALOOleh:Ridwan Arief dan Rudy GunradiSUBDIT KONSERVASIABSTRACTTotopo prospect area, administratively is within Paguyaman District, Boalemo Sub-Province andBoliyohuto District, Gorontalo Sub-Province, Gorontalo Province. Geographically, located between122º 38’ 24”-122º 40’25” Longitude dan 00º 35’30”-00º 35’3” Lattitude, covered in 1: 50.000 scaleof <strong>Tilamuta</strong> and Molobulahe Topography Map.Conservation evaluation activities in those areas have shown that there are four prospectivelocations for gold. Like at Mataputi Mountain and its surroundings, there have been known for goldvein in volcanic dacite and quartz diorite. Both of them have experienced transformation and strongmineralization. In Biluanga Mountain, Lalunga River, and Oletangunga Mountain, goldmineralization was found in dacite and ryodacite with high silification. In those areas, erotion rate isvery low, mineralization type formed in higher degree compared to Mataputi area. As continuation ofgold mineralization from Mataputi Mountain to South-West direction, there have been foundgoldmineralization prospect in Juria Selatan area.Mataputi Mountain until Juria Selatan can be recommended as small scale gold mining area.Gold resources estimation have reached 12,48 ton, meanwhile the number that have been producedare 1,5 ton. So, remaining gold resources are 10,98 ton. Gold deposit in diorite is hard to predictbecause of correlation problem.S A R IDaerah prospek Totopo secara administatif termasuk ke dalam Kecamatan Paguyaman,Kabupaten Boalemo dan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Secarageografis terletak antara 122º 38’ 24”-122º 40’25” BT dan 00º 35’30”-00º 35’3” LU, termasuk didalam Lembar Peta Topografi <strong>Tilamuta</strong> dan Molobulahe dalam sekala peta 1 : 50.000.Kegiatan evaluasi <strong>konservasi</strong> di lapangan menunjukkan adanya empat lokasi prospek untukcebakan emas. Seperti lokasi di Gunung Mataputi dan sekitarnya, diketahui adanya cebakan emasberupa urat di dalam dasit vulkanik dan diorit kuarsa, keduanya telah mengalami ubahan danmineralisasi kuat. Selanjutnya di Gunung Biluanga, Sungai Lalunga dan Gunung Oletangunga,mineralisasi emas terdapat di dalam dasit dan riodasit terkersikkan kuat, dimana di kedua daerahtersebut tingkat erosinya rendah sekali, tipe mineralisasi terbentuk pada tingkat yang lebih tinggiapabila dibandingkan dengan yang terjadi di Gunung Mataputi. Sebagai kelanjutan mineralisasi emasdari Gunung Mataputi ke arah baratdaya, secara dini telah ditemukan adanya prospek mineralisasiemas di Juria Selatan.Gunung Mataputi hingga Juria Selatan merupakan daerah potensi emas yang dapat dikelolasecara penambangan sekala kecil, dapat direkomendasikan di wilayah, estimasi evaluasi sumberdayaemas disana mencapai 12,48 ton, sedangkan yang sudah dilakukan penambangan dan diproduksisecara massal sebanyak 1,5 ton, sehingga sisanya sekitar 10,98 ton lagi. Cebakan emas di dalam dioritsulit untuk diprediksi, karena posisi endapan yang mempunyai arti penting cukup susah untukdikorelasikan di lapangan tanpa adanya data pemboran yang lebih terinci.Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-1
1. PENDAHULUANIndonesia Timur secara geologi mempunyaikandungan bahan galian yang cukup signifikan,sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadapbeberapa lokasi yang dianggap mempunyaipotensi bahan galian, terutama yang dapatdikelola oleh para penambang sekala kecil.Beberapa temuan baru lokasi mineralisasilogam dan ikutannya oleh perusahaan asing yangditinggalkan, terutama bahan galian logam yangbernilai jual tinggi (emas, perak dan molibdenit)di wilayah Indonesia Timur, maka perlu adanyaperhatian khusus dari pemerintah daerah untukmenindak lanjuti dan mengupayakannya.Dengan kepedulian terhadap potensi bahangalian tersebut, berarti pemerintah daerah telahmelakukan optimalisasi pemanfaatan bahangalian untuk kepentingan masyarakat banyak.Direktorat Inventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong>Mineral melalui Proyek Konservasi <strong>Sumber</strong><strong>Daya</strong> Mineral dalam melakukan kegiatanevaluasi <strong>konservasi</strong> bahan galian, untukpertambangan sekala kecil di daerah Lembar<strong>Tilamuta</strong>, Provinsi Gorontalo, merupakan salahsatu kegiatan untuk membantu pemerintahdaerah, yang dilakukan pada periode TahunAnggaran 2004 yang dibiayai oleh APBN 2004.1.1. Latar BelakangKegiatan eksplorasi yang dilakukan olehperusahaan pemegang perjanjian Kontrak Karyadi Indonesia, telah menghasilkan beberapatemuan baru cebakan bahan galian dalam sekalabesar maupun kecil. Temuan bahan galian dalamsekala kecil umumnya tidak ditindak lanjuti olehperusahaan terkait, karena dipandang kurangekonomis untuk tingkat perusahaan bersekalabesar, oleh karena itu perlu adanya perhatianpenuh terhadap bahan galian yang telahditemukan tersebut.Dengan dilatarbelakangi oleh temuan barubahan galian logam, berupa data dan informasiberstatus sumberdaya dan cadangan, makatemuan tersebut perlu didata ulang dandirangkum untuk disajikan secara sistematis,sehingga dapat didaya gunakan secara lebihoptimal. Untuk melengkapi dan meningkatkanstatus data tersebut, perlu dilakukan pengkajianlapangan, sehingga data yang diperoleh menjadilebih terinci dan dapat menambah informasi,untuk kegiatan penambangan, pengolahan danpengusahan secara baik dan benar.Penentuan lokasi kegiatan, sangatlah perluyaitu dengan mempertimbangkan aspekadministratif dan aspek teknis. Aspekadministratif yaitu meliputi cakupan wilayahdalam lingkup regional dengan sekala peta 1 :250.000, serta bisa bersifat lintas provinsisebagai dasar pertimbangan agar laporan yangdihasilkan, dapat memberikan masukanlangsung kepada pemerintah daerah. Aspekteknis yaitu secara geologi daerah kegiatanmerupakan bagian dari lengan utara PulauSulawesi yang terletak di dalam satu tipemandala metalogenik, dan terletak pada jalurmagmatik busur kepulauan dengan dipengaruhioleh penunjaman Sangir Talaud di sebelahtimurnya. Kedua hipotesis tersebut telahmenunjukkan adanya potensi yang besar, bagipembentukan endapan bahan galian logammaupun non logam di wilayah Sulawesi Utara.1.2. Maksud dan TujuanPola pemikiran dan kajian pemanfaatansumberdaya dan cadangan untuk, pertambangansekala kecil di daerah Lembar <strong>Tilamuta</strong>,diharapkan dapat membantu memecahkanpermasalahan pertambangan di wilayah itu.Dengan demikian maksud diadakannya kegiatanini, yaitu untuk membantu pemerintah daerahdalam pengelolaan sumber daya dan cadanganbahan galian, yang diutamakan untukkepentingan pertambangan sekala kecil.Tujuannya untuk mengoptimalisasi danmemberikan kontribusi bagi peningkatanpendapatan negara/daerah, dengan sasaranterwujudnya pengelolaan sumber daya mineralsecara optimal pada semua tahap kegiatanpenambangan, supaya diperoleh manfaat yangmaksimal dan berkelanjutan.1.3. Lokasi dan Kesampaian DaerahTarget daerah prospek yang dievaluasi olehTim Evaluasi Konservasi Lembar <strong>Tilamuta</strong>adalah daerah prospek Totopo dan secaraadministratif termasuk ke dalam KecamatanPaguyaman, Kabupaten Boalemo danKecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.Secara geografis di batasi oleh dua buahgaris lintang dan garis bujur antara 122º 38’ 24”-122º 40’25” BT dan 00º 35’30”- 00º 35’03” LU,termasuk di dalam Lembar 2216-61/33Molobulahe pada sekala peta 1 : 50.000 yangdibuat oleh Badan Koordinasi Survey Nasionaltahun 1991.Daerah tersebut dapat dicapai dari Jakartamelalui Manado, dengan menggunakan pesawatterbang rutin, kemudian dilanjutkan keGorontalo dan ke Boalemo denganmenggunakan kendaraan roda empat. DariBoalemo ke Desa Bumela dan Kurnia Jayaditempuh dengan kendaraan roda empat sejauh40 km, dari Bumela dan Kurnia Jaya ke lokasiKolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-2
kegiatan ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 8km hingga 10 km2. METODOLOGI2.1. Pengumpulan Data SekunderMetode kegiatan evaluasi <strong>konservasi</strong> bahangalian untuk pertambangan sekala kecil,diantaranya melakukan kegiatan pengumpulandata sekunder dari beberapa literature diperpustakaan/di bagian dokumentasi DirektoratInventarisasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineral di Bandung,berupa data yang berkaitan erat denganinformasi seluruh kegiatan dari mulaipenyelidikan umum, penyelidikan lanjut, studikelayakan dan analisis dampak lingkungan.Apabila sudah dilakukan penambangan,pengolahan, produksi, secara legal maupunillegal, maka perlu dilakukan pengamatan secarateliti sehingga dapat diketahui adanya sumberdaya dan atau cadangan yang masih bisadimanfaatkan. Selain itu dilakukan jugapengumpulan data dari perpustakaan DinasPertambangan setempat dan di tempatperwakilan perusahaan yang pernah melakukankegiatan di wilayah ini.lokasi Sungai Totopo dan di Juria Selatan, danconto air dari sungai yang samaDi samping dilakukannya analisis kimiaterhadap conto batuan, tailing dan air, dilakukanjuga analisis fisika untuk beberapa conto batuanuntuk meyakinkan jenis batuan, ubahan danmineralisasi, sebagai bahan acuan selain hasilpengamatan secara megaskopis. Hasil pemeriansecara analisis fisika2.4. Pengolahan Data dan PelaporanPengolahan data dilakukan terhadap hasilkegiatan di lapangan, kemudian ditambahdengan hasil pelaporan berupa hasilpenyelidikan pendahuluan dan penyelidikanterinci.Pelaporan merupakan hasil kegiatan akhir,dari kegiatan evaluasi <strong>konservasi</strong> terhadapseluruh data terkumpul di perpustakaan/bagiandokumentasi perusahaan dan hasil kegiatan dilapangan. Terlebih dahulu perlu dilakukanpembahasan hasil kegiatan di atas, kajiankemudian dievaluasi, untuk mengetahuisejauhmana sumber daya dan cadangan tersisadapat dimanfaatkan masyarakat penambangdengan bimbingan dan aturan pemerintahsetempat.2.2. Pengumpulan Data PrimerPengumpulan data primer denganmelakukan pengamatan secara khusus, terhadapsingkapan batuan, keadaan litologi, struktur danbekas pembuatan parit uji maupun sumur uji,sehingga estimasi sumber daya yang masih adadapat dipertanggung jawabkan di dalampelaporan.2.3. Analisis LaboratoriumConto batuan berupa batuan dan urat kuarsatermineralisasi, yang diambil dari dalam lubangtambang tradisional, dan singkapan permukaanberupa channeling bekas kegiatan perusahaan.Satu conto batuan berupa float diambil sebagaiwakil dari beberapa float yang dianggapmempunyai potensi mineralisasi emas, dari tipeepitermal yang masih belum terganggu olehaktifitas erosi permukaan, diharapkan hasilnyadapat memperlihatkan adanya kandungan emasyang berarti.Sungai Totopo bagian atas kemungkinantelah tercemari oleh limbah tambang tradisional,sehingga pada aliran sungai tersebut diambilsebuah conto air untuk analisis kimia.Kegiatan pengolahan di lokasi tambangkemungkinannya hanya menghasilkan sebagianemas terambil, sisanya masih terkandung didalam tailing sehingga dicoba untuk dilakukanpengambilan conto tailing, yang dilakukan di3. BAHAN GALIAN3.1. <strong>Geologi</strong> Bahan GalianSebagian besar daerah ini ditempati olehsatuan batuan Gunung Api Tersier, padaumumnya tersebar dibagian tengah daerahkegiatan. Batuan tertua diwakili oleh FormasiTinombo berumur Eosen-Oligosen, kemudiansecara tidak selaras ditutupi oleh FormasiDolokapa dan Formasi Randangan, keduanyaberumur Miosen Tengah bagian Atas hinggaMiosen Ahir. Batuan Gunung Api Pani danBreksi Wobudu keduanya berumur sama yaituPliosen Awal, kemudian secara tidak selarasdiatasnya ditutupi oleh Formasi Lokidi, BatuanGunung Api Pinogu dan Batugamping Klastik,ketiganya berumur Pliosen Ahir-Plistosen Awal.Batuan terobosan yang terdapat di daerah iniyaitu, Diorit Bone berumur Miosen Ahir, DioritBoliyohuto berumur Miosen Tengah-MiosenAhir dan Granodiorit Bumbulan yang berumurlebih muda dari batuan sebelumnya. BatuanGunung Api Tersier yang diterobos DioritBoliyohuto, merupakan batuan yang telahmenghasilkan bahan galian logam berupa emasdi wilayah ini.Struktur geologi yang berkembang berupasesar mendatar dengan arah umum baratlauttenggara.Selain itu terdapat beberapa strukturKolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-3
lokal merupakan resultan dari struktur utamatadi.3.2. Potensi Bahan GalianPotensi bahan galian sangat berkaitan eratdengan susunan batuan secara setempat, yangtelah mengalami mineralisasi diantaranya dasit,riodasit dan andesit merupakan batuan vulkanikberumur Tersier. Sedangkan diorit/diorit kuarsadiperkirakan sebagai heat sourse dan diantaranyaditemukan mineralisasi emas tembaga di dalamtubuh diorit tersebut.Jenis batuan vulkanik yang sangat menonjoldiantaranya yaitu, andesit memperlihatkanwarna abu-abu muda hingga putih, massif,sebagian terbreksikan, termineralisasi dantersilisifikasi rendah hingga kuat, di sekitarnyaditemukan silica sinter. Batuan tersebutkemungkinannya diterobos oleh diorit dan dioritkuarsa dan di lapangan tidak ditemukan kontakdi antara keduanya. Menurut para penyelidikterdahulu, batuan ini dianggap sebagai batuanvulkaniklastik, dari hasil pemboran inti,diperkirakan andesit ini sebagai host rock untukmineralisasi emas epitermal di wilayah ini.Batuan ini tersebar di bagian utara daerahkegiatan. Penyebarannya dapat diketahui darihasil pemboran uji yang telah dilakukan olehperusahaan asing yang bekerja di wilayah ini.Batuan vulkanik lain yang ditemukanberupa dasit dan atau riodasit denganmemperlihatkan ciri-ciri dasitik (bird eyeskuarsa sebagai fenokris), berwarna abu-abuterang, massif, sebagian berlapis, tersilisifikasisedang hingga kuat, termineralisasi pirit, terlihatadanya kalsedon, adularia, stockwork kuarsa,comb structure, colloform banding dengandicirikan adanya sinter di beberapa lokasi.Hasil analisis petrografi terhadap contobatuan terambil memperlihatkan teksturholokristalin firitik, anhedral-subhedral, fenokrisplagioklas, muskovit, kuarsa dan mineral opakdalam masa dasar mikrogranular kuarsasekunder, zircon, ubahan plagioklas ke serisitdan lempung, nama batuan yaitu Dasit Terubah.Kemungkinannya kedudukan batuan ini terletakdi atas andesit, dan semua batuan vulkanik disinidimungkinkan merupakan hasil endapan gunungapi tipe stratovolcano di wilayah Gorontalo.Kenampakan di lapangan menunjukkan bahwadasit dan riodasit penyebarannya hampirmendominasi luas areal kegiatan, yaitu 60% dariseluruh luas daerah Totopo Prospek.Pengamatan di lapangan terhadap kedua jenisbatuan vulkanik ini, memperlihatkan adanyamineralisasi emas berupa urat dan terbentukdekat permukaan diperkirakan tipe mineralisasiepitermal sulfida rendah. Penyebaran yangcukup luas dan potensi emas masih banyak makajenis batuan ini merupakan tempat mineralisasiyang potensial untuk penambangan sekala kecil.Intrusi diorit/diorit kuarsa ditemukan disekitar aliran Sungai Totopo, memperlihatkanwarna abu-abu terang sebagian putih kecoklatan,tekstur porfiritik, sebagian terbreksikan,terpatahkan, termineralisasi denganditemukannya urat kuarsa mengandung pirit,stockwork kuarsa, urat-urat halus turmalinberwarna abu-abu tua, biotit, terkadangditemukan adularia bersama kuarsa. Hasilanalisis petrografi terhadap conto batuanterambil pada kedalaman 50 m (Holokristalin,kuarsa 60%, mineral opak 32%, serisit 8% namabatuan Diorit Kuarsa, sedangkan hasilmineragrafi diperoleh pirit 10%, kalkopirit 15%,kovelit/kalkosit trace, oksida besi dalam dioritkuarsa. Sedangkan pada conto (TR.3) diperolehhasil analisis mineragrafi yaitu pirit, kalkopirit,pirit retakan, kovelit/kalkosit, oksida besi dalamdiorit porfiri. Pada lobang tambang tradisionalditemukan diorit porfiri mengandunghornblende, biotit, kalkopirit, bornit, kalkosit,pirit, urat-urat kuarsa (Zona Potasik), sehinggamemberi kesan bahwa di wilayah ini terbentukadanya cebakan porphiri emas-tembaga. Hasilpemboran inti beberapa titik bor dari salah satuperusahaan yang bekerja disini, ditemukanadanya indikasi mineralisasi tipe porfiri, hinggasaat ini mereka menganggap sebagai roots daritipe porfiri berdimensi besar (menurut PT NNS).Potensi mineralisasi emas dan tembaga didalam batuan ini kurang menguntungkan apabiladilakukan penambangan sekala kecil, mengingatposisi, pengolahan dan penambangannya yangcukup sulit.Penambangan dan estimasi evaluasiterhadap sisa sumberdaya emasPatahan yangberarah 330º dianggap struktur utama, kemudiandipotong oleh struktur yang berlawanan arahyaitu 050º/060ºNW, sehingga membentukbeberapa zonasi ubahan dan mineralisasisebanyak 10 zona di wilayah ini dengan temuanseluas 3,5km x 2km dengan arah koridorbaratlaut (PT NNS). Struktur yang terbentuk diwilayah ini sangat berkaitan erat dengan polamineralisasi dan potensi bahan galian di wilayahini.4. ASPEK PERTAMBANGAN SEKALAKECIL.Sistem pertambangan sekala kecilmempunyai aspek penting untuk masyarakattambang disana, dan bagi penduduk setempatdapat menjual bahan makanan pokok untukKolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-4
diprioritaskan untuk endapan epitermal berupaurat kuarsa, maksimum hingga kedalaman > 4.5. EVALUASI SUMBERDAYA/CADANGAN BAHAN GALIANBeberapa lokasi yang mempunyai potensibahan galian logam untuk dievaluasi,diantaranya :5.1. Gunung Mataputi dan sekitarnyaKegiatan penambangan di wilayah inimasih terus berlanjut dengan jumlah tromolmencapai 10 set, jumlah penambang sekitar >100 orang terdiri dari penambang, penggangkut,pemroses dan pembantu pengolahan. Ketinggianpuncak gunung ini mencapai 564m, diapit olehSungai Motebo Kiri dan Motebo Kanan yangmerupakan cabang paling hulu dari SungaiTotopo bagian tengah-selatan. Pengambilanconto batuan pada dinding tepi barat (TR-2),berupa dasit tersilisifikasi mengandung pirit danlimonit, pada puncak gunung diambil tiga buahconto (TR-3) berupa urat kuarsa stockworkmengandung pirit, sedikit galena, tebalnya > 1m,(TR-4) berupa riodasit/dasit terubah kuat,kuarsa-lempung-illit-pirit sedikit galena, (TR-5)singkapan batuan berupa gossan setebal 10hingga 13m, ketiga conto tersebut diambil darilobang tambang dengan kedalaman 30m. Hasilpengamatan terhadap litologi di sekitar gunungtersebut memperlihatkan jenis batuan vulkanikdasitik terubah dan termineralisasi kuat. Hasilanalisis kimia batuan terhadap keempat contodiatas yaitu (TR-2) diperoleh kandungan Au 0,2gr/t, Cu 28 ppm, Pb 73 ppm, Zn 78 ppm, As 260ppm, Ag 8 ppm dan Sb 2 ppm, untuk (TR-3)diperoleh kandungan Au 10,25 gr/t, Cu 54 ppm,Pb 73 ppm, Zn 17 ppm, As 75 ppm, Ag 6 ppmdan Sb 2 ppm, untuk (TR-4) diperoleh Au 0,29gr/t, Cu 33 ppm, Pb 205 ppm, Zn 126 ppm, As165, Ag 3 ppm dan Sb 8 ppm, sedangkan untuk(TR-5) diperoleh Au 0,77 gr/t, Cu 24 ppm, Pb480 ppm, Zn 8 ppm, As 20 ppm, Ag 25 ppm danSb 16 ppm. Dari keempat hasil analisis kimiatersebut memberikan gambaran bahwa diwilayah Gunung Mataputi yang ditempati dasit,telah terbentuk mineralisasi emas dengan kadarbervariasi terutama yang berkadar tinggi yaitupada urat kuarsa.Beberapa lubang bor bekas perusahaan diwilayah ini berorientasi di wilayah antaraMotebo Kiri - Motebo Kanan dan di puncakGunung Mataputi, memperlihatkan penampanglubang bor dengan ketebalan dasit vulkanikantara 50m hingga 75m, kedudukannya terletakdiatas diorit kuarsa keduanya telah terubah dantermineralisasi. Dasit vulkanik termineralisasidan bagian atas diorit kuarsa termineralisasi,keduanya berpotensi untuk menghasilkancebakan emas yang dapat ditambang secarasekala kecil dengan menggunakan peralatantradisional.Sungai Motebo Kiri dan Motebo Kanandengan ketinggian ± 350m diatas permukaanlaut, merupakan aliran sungai yang mengapitGunung Mataputi dimana pada areal sungaitersebut, ditemukan beberapa singkapan dioritkuarsa sebagian terubah dan termineralisasi kuat.Pada aliran Sungai Motebo Kiri diambil conto(TR-12) berupa diorit kuarsa, berwarna abu-abumuda, porfiritik, kuarsa-lempung-adularia-biotithornblende-pirit,dengan kalkopirit-bornitcalkosit,diperkirakan batuan tersebutmemperlihatkan ciri-ciri tipe cebakan porfiriemas-tembaga (?), hasil analisis kimia terhadapconto tersebut diperoleh kandungan Au 0,2 gr/t,Cu 390 ppm, Pb 352 ppm, Zn 52 ppm, As 90ppm Ag 28 ppm dan Sb 15 ppm dan (TR-13)berupa urat kuarsa di dalam diorit mengandungpirit, sedikit galena dan sfalerit, hasil analisiskimia terhadap conto tersebut diperoleh Au 9,6gr/t, Cu 93 ppm, Pb 277 ppm, Zn 215 ppm, As125 ppm, Ag 221 ppm dan Sb 20 ppm, keduaconto ini diambil dari lubang tambang ditepiutara sungai ini dan masih aktif. Sedangkanconto diorit kuarsa dengan beberapa urat kuarsamembentuk stockwork (TR-1) diperoleh hasilanalisis kimia untuk Au 0,17 gr/t, Cu 93 ppm, Pb229 ppm, Zn 89 ppm, As 20 ppm, Ag 2 ppm danSb 2 ppm. Berdasarkan hasil analisis ketigaconto tersebut, diorit di wilayah kaki GunungMataputi bagian selatan memperlihatkan adanyamineralisasi emas dan tembaga terutama didalam urat kuarsanya.Conto lain (TR-19) berupa urat kuarsadalam diorit terbreksikan, stockwork, 4-30cm,N60º-100ºE/65-72ºSE-SW, pada areal ini dilaluioleh patahan yang berarah tenggara-baratlaut,(TR-20) diorit kuarsa terbreksikan, kuarsakalsedon-adularia-pirit,dengan spotted galenasfalerit.Pada aliran Sungai Motebo Kanandiambil conto dari lobang tambang aktif yaitu(TR-21) berupa urat kuarsa di dalam dioritkuarsa, stockwork, mengandung pirit-arsenopirit,tebal > 2 m, arah timurlaut-baratdaya, (TR-22)berupa diorit kuarsa, porfiritik, abu-abu muda,terbreksikan kuat, kuarsa-lempung-illit-biotitpiritmengandung kalkopirit-kalkosit,arsenopirit.Hasil analisis kimia pada conto (TR-19)diperoleh kadar Au 0,5 gr/t, Cu 206 ppm, Pb 290ppm, Zn 554 ppm, As 100 ppm, Ag 14 ppm danSb 8 ppm, (TR-20) diperoleh kadar Au 0,5 gr/t,Cu 282 ppm, Pb 417 ppm, Zn 13 ppm, As 148ppm, Ag 76 ppm dan Sb 15 ppm, dari (TR-21)Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-6
sebagai tambahan informasi di wilayah ini yaitudari hasil pemboran inti, memperlihatkan adanyapotensi kadar emas yang cukup signifikan.Pemboran inti dilakukan disini juga,dimana dari penampang bornya memperlihatkansangat tebalnya riodasit, tersilisifikasi kuat dancenderung memperlihatkan mineralisasi emas,tetapi kadarnya lebih rendah dari emas yangditambang di Gunung Mataputi (menurut hasilanalisis PT NNS). Sedangkan dari penampangbor tersebut diantaranya terlihat tufa lapilimendominasi jenis batuan disini denganmengandung kuarsa stockwork yang cukup tebaldengan kandungan emas rendah (menurut PTNNS). Di wilayah Gunung Oletangunga,kemungkinannya tipis sekali untuk dilakukanpenambangan sekala kecil, karena adanyakendala kekerasan batuan disini.5.4. Wilayah Desa Kurnia Jaya (JuriaSelatan dan Utara).Singkapan batuan di wilayah inikebanyakan berupa batuan dasit vulkanik yangmasih segar, sehingga para penambang padawaktu sebelumnya tidak ada yang melakukankegiatan penambangan disini. Pada ahir bulanJanuari 2000 salah seorang penambang mencobamembuat lobang tambang dan hasilnyadiperoleh emas yang menurut mereka cukupbaik. Peristiwa ini dibuat mereka secara diamdiamkarena takut diketahui umum, apabilatersebar berita ada hasil yang bagus maka parapenambang lain akan berdatangan kesana.Pengambilan conto batuan (TR-25) berupaurat kuarsa tebalnya ± 1,5m, ber arah timurlautbaratdaya,terbreksikan mengandung piritdiseminasi, limonitik, iron sulfat, di dalam dasitterkersikkan, sedangkan conto (TR-26) berupadasitik, berwarna abu-abu muda, tersilisifikasi,terbreksikan, kuarsa-lempung-illit, pirit, sedikitgalena, keduanya diambil dalam satu lobangtambang yang sama di Juria Selatan, DesaKurnia Jaya. Ke arah timur pada posisi yanglebih tinggi, diambil juga conto (TR-27) berupaurat kuarsa dan (TR-28) berupa dasitmengandung mineral dan ubahan yang samaseperti conto di atas.Hasil analisis kimia terhadap conto batuanterambil (TR-25) diperoleh kadar Au 9,72 gr/t,Cu 65 ppm, Pb 55 ppm, Zn 434 ppm, As 85ppm, Ag 86 ppm dan Sb 14 ppm, untuk (TR-26)kadar Au 7,73 gr/t, Cu 116 ppm, Pb 120 ppm,Zn 586 ppm, As 105 ppm, Ag 38 ppm dan Sb16 ppm, untuk (TR-27) kadar Au 3,36 gr/t, Cu53 ppm, Pb 38 ppm, Zn 178 ppm, As 100ppm, Ag 31 ppm dan Sb 2 ppm dan untuk (TR-28) kadar Au 2,39 gr/t, Cu 40 ppm, Pb 131 ppm,Zn 89 ppm, As 110 ppm, Ag 32 ppm dan Sb 8ppm. Dari hasil analisis ketiga conto tersebuttelah memberi gambaran bahwa dasit vulkanikdi Juria Selatan telah terubah dan termineralisasiterutama untuk emas yang cukup ekonomisuntuk ditambang oleh penambang sekala kecil.Daerah ini merupakan lokasi temuan barudari masyarakat setempat, sehingga apabiladitarik garis ke arah timurlaut maka akanmenyambung dengan lokasi mineralisasi emas diGunung Mataputi, kemungkinannya zonasimineralisasi terbentuk dari wilayah Juria Selatanhingga ke Gunung Mataputi, mengikuti strukturber arah timurlaut-baratdaya sepanjang 4km, didalam batuan vulkanik dasitik.5.1.Estimasi Evaluasi <strong>Sumber</strong>daya/Cadangan Bahan GalianPenambangan sekala kecil yang dilakukanoleh masyarakat, terbatas pada kedalaman ± 40mhingga 50m di bawah permukaan terkecualikalau membuat terowongan secara horizontal,sehingga mereka melakukan penambanganlobang tikus dan sering berpindah tempat sesuaidengan adanya perolehan emas yang masihdianggap menguntungkan baginya. Daerahprospek untuk dilakukan penambangansebetulnya ada empat lokasi yaitu di GunungMataputi dan sekitarnya, Gunung Biluanga dansekitarnya, Gunung Oletangunga dan sekitarnyadan wilayah Juria Selatan yang merupakankelurusan zonasi mineralisasi dari GunungMataputi ke arah baratdaya.Pada saat ini, daerah prospek yang mungkindapat ditambang secara sekala kecil adalahwilayah Gunung Mataputi hingga Juria Selatan,dimana pada kedua wilayah tersebut hingga saatini masih ada kegiatan penambangan. Sedangkandi Gunung Biluanga dan Gunung Oletangungatidak dapat dilakukan penambangan, karena adakendala kekerasan batuan termineralisasi, yangtidak dapat dipecahkan oleh peralatan sederhana.Sehingga kedua wilayah tersebut menjadi bahanpemikiran selanjutnya, yaitu bagaimana carapemecahannya, apabila dipaksakan untukditambang harus menggunakan alat berat,crusher, blasting dan bagaimana layaknyapenambangan sekala besar.Lokasi penambangan sekala kecil cukupdilakukan di wilayah Gunung Mataputi hinggaJuria Selatan dengan mengikuti arah strukturtimurlaut-baratdaya, sepanjang ± 4km denganlebar estimasi urat secara zonasi keseluruhan ±50m, kedalaman penambangan > dari 40m,sehingga secara estimasi sumberdaya yang adadapat dihitung yaitu sebanyak; 50m x 40m x4000m = 8 juta m3 x 2.6 (density) = 20,8 jutaton. Apabila perhitungan secara estimasi daribeberapa hasil tambang sekala kecil yang ada,Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-8
Gambar 1Lokasi Kegiatan Konsevasi <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> Mineraldi daerah <strong>Tilamuta</strong> Provinsi GorontaloGambar2Peta Lokasi Pengambilan Conto Batuan,Tailing, air di Totopo, Boliyohuto, GorontaloKolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-11
Gambar 3.Peta <strong>Geologi</strong> Lintasan daerah Sungai Delo dan Sungai MotoboTabel .1Hasil analisis kimia batuan dari Totopo Prospek, GorontaloNo. Nomor LitologiAnalisis Kimia (ppm)ContoAu(ppb)Cu(ppm)Pb(ppm)Zn(ppm)As(ppm)Ag(ppm)Sb(ppm)1. TR 1 Urat kuarsa 172 93 229 89 20 2 22. TR 2 Batuan 200 28 70 78 260 8 23. TR 3 Urat kuarsa 10253 54 73 17 75 6 24. TR 4 Batuan 299 33 205 126 165 3 85. TR 5 Gossan 775 24 480 8 20 25 166. TR 6 Urat kuarsa 9831 67 62 90 285 26 67. TR 7 Batuan 9772 216 225 177 570 109 158. TR 8 Urat kuarsa 112 22 130 13 30 5 79. TR 9 Batuan 107 25 227 10 70 2 310. TR 10 Batuan 20 213 62 20 1110 2 1011. TR 11 Batuan 175 20 41 24 15 2 1012. TR 12 Batuan 191 390 352 52 90 28 1513. TR 13 Urat kuarsa 9609 93 277 215 125 221 2014. TR 14 Urat kuarsa 1063 266 64 161 275 90 1815. TR 15 Urat kuarsa 2100 245 468 106 560 88 6416. TR 16 Batuan 123 208 261 159 220 4 5617. TR 17 Batuan 36 60 142 41 85 4 818. TR 18 Batuan 49 47 190 44 15 2 1419. TR 19 Urat kuarsa 506 206 290 554 100 14 820. TR 20 Batuan 534 282 417 13 148 76 1521. TR 21 Urat kuarsa 1398 182 44 78 30 6 222. TR 22 Batuan 290 994 492 24 165 28 12Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-12
No. Nomor LitologiAnalisis Kimia (ppm)ContoAu(ppb)Cu(ppm)Pb(ppm)Zn(ppm)As(ppm)Ag(ppm)Sb(ppm)23. TR 23 Batuan 21 8 9 0 520 4 224. TR 24 Batuan 32 13 17 15 120 2 1025. TR 25 Urat kuarsa 9716 65 55 434 85 86 1426. TR 26 Batuan 7729 116 120 586 105 38 1627. TR 27 Urat kuarsa 3360 53 38 178 100 31 228. TR 28 Batuan 2389 40 131 89 110 32 829. TF 1 Batuan 206 19 105 22 30 7 7Tabel2Hasil analisis kimia tailing dan air dari Totopo Prospek, Gorontalo.No. Kode JenisAnalisis Kimia (ppb)conto conto Au(ppb)Cu(ppm)Pb(ppm)Zn(ppm)As(ppm)Ag(ppm)Sb(ppm)Hg(ppb)1. TL 1 Tailing 6440 44 69 70 45 80 10 1926322. TL 2 Tailing 4612 73 73 85 40 55 9 731583. TL 3 Tailing 11008 88 109 397 45 444 14 125657904. TW 1 Air - - - - - - - -Tabel 3Hasil analisis fisika batuan dari Totopo Prospek, GorontaloNo. KodeContoPemerian1. TR 1 Pirit dan oksida besi, pirit 10% di dalamUrat Kuarsa yang terbentuk pada batuanvulkanik dasitik2. TR 3 Pirit, kalkopirit, pirit retakan,kovelit/kalkosit, oksida besi dalam batuanporfiri (dioritik)3. TR 4 Pirit, oksida besi dalam dasit terubah danterpatahkan di Gunung Mataputi4. TR 4 Holokristalin, porfiritik, anhedralsubhedral,fenokris plagioklas, muskovit,kuarsa dan mineral opak dalam masadasar mikrogranular kuarsa sekunder,zircon, ubahan plagioklas ke serisit danlempung, nama batuan Dasit terubah5. TR 12 Pirit 10%, Kalkopirit 15%,kovelit/kalkosit trace, oksida besi dalamurat kuarsa6. TR 12 Holokristalin, kuarsa 60%, mineral opak32%, serisit 8%, berupa Urat kuarsa7. TR 13 Pirit 1%, kalkopirit trace, kovelit/kalkosittrace, dalam diorit kuarsaKeteranganAnalisis Mineragrafi danfotomikrograf, sinar pantul 20xAnalisis Mineragrafi danfotomikrograf, sinar pantul 20xAnalisis Mineragrafi danfotomikrograf, sinar pantul 20xAnalisis Petrografi dengan nikolbersilang 32xAnalisis Mineragrafi danfotomikrograf, sinar pantul 20xAnalisis Petrografi dengan nikolbersilang 32xAnalisis Mineragrafi danfotomikrograf, sinar pantul 20xKolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 55-13